Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Jumat, 02 September 2016

IMAN KEPADA KITAB - part 1 of 2




Sebelum memulai pembahasan iman kepada kitab, perkenankan kami untuk mengemukakan ilustrasi sebagai berikut: Setelah membeli mobil baru melalui ATPM maka kita akan diberikan oleh ATPM sebuah Buku Manual  yang dikeluarkan oleh Pabrikan  yang akan kita pergunakan sebagai PEDOMAN dan PETUNJUK di dalam mempergunakan dan merawat mobil serta diberikannya GARANSI dalam kurun waktu tertentu. Selanjutnya apakah sebenarnya yang diatur di dalam Buku Manual  yang dikeluarkan Pabrikan? Buku Manual  adalah sebuah buku yang dikeluarkan oleh pencipta mobil  yang harus dipergunakan oleh konsumen jika ia ingin merawat, jika ingin menggunakan mobil dengan baik dan benar sesuai dengan standard pencipta. Ini berarti jika kita ingin mempelajari, meneliti, mengetahui, tentang keberadaan mobil yang kita beli maka kita harus berpedoman kepada Buku Manual yang dikeluarkan oleh Pabrikan. Sekarang bagaimana dengan ALLAH SWT yang telah menciptakan langit dan bumi dan juga  telah menciptakan KEKHALIFAHAN  serta menurunkan  DIINUL ISLAM bagi kepentingan khalifahnya di muka bumi, apakah ALLAH SWT juga membuat Buku Manualnya?


Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.
(surat Al Insaan (76) ayat 23)


Dia menurunkan Al kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,
(surat Ali Imran (3) ayat 3)


Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada Daud.
(surat An Nisaa' (4) ayat 163)


Berdasarkan surat Al Insaan (76) ayat 23;  berdasarkan surat Ali Imran (3) ayat 3 ; serta berdasarkan surat An Nisaa' (4) ayat 163 yang kami kemukakan di atas ini,  menerangkan bahwa ALLAH SWT juga menurunkan 4(empat) buah  Buku Manual  bagi kepentingan KEKHALIFAHAN di muka bumi, yang terdiri dari : Kitab ZABUR yang diturunkan kepada NABI DAUD as.; Kitab TAURAT yang diturunkan kepada NABI MUSA as.; Kitab INJIL yang diturunkan kepada NABI ISA as.; Kitab AL-QUR'AN yang diturunkan kepada NABI MUHAMMAD SAW.

Timbul pertanyaan KITAB yang manakah yang saat ini berlaku bagi KEKHALIFAHAN di muka bumi sampai dengan hari kiamat? Jika kita mengacu kepada urut-urutan dari mata rantai NABI dan RASUL yang di utus ALLAH SWT ke muka bumi serta KITAB yang di turunkan oleh ALLAH SWT, maka posisi NABI MUHAMMAD SAW selain PENERUS dari NABI-NABI dan juga sebagai PENUTUP dari rangkaian NABI-NABI yang di utus ALLAH SWT ke muka bumi maka  ajaran maupun kitab yang diterima oleh NABI MUHAMMAD SAW  adalah ajaran ataupun kitab yang terakhir diturunkan ALLAH SWT ke muka bumi. Adanya kondisi ini dapat dikatakan bahwa:

1.      Kitab AL-QUR'AN termasuk di dalamnya  Ajaran-Ajaran  yang terdapat di dalam AL-QUR'AN  yang diturunkan ALLAH SWT ke muka bumi kepada NABI MUHAMMAD SAW merupakan bagian dari mata rantai Kitab dan Ajaran yang telah diturunkan ALLAH SWT ke  muka bumi (ingat Al-Qur'an adalah penyempurna bagi Kitab ALLAH SWT sebelumnya).

2.      Kitab AL-QUR'AN termasuk di dalamnya Ajaran-Ajaran  yang terdapat di dalam AL-QUR'AN merupakan Kitab dan Ajaran  PENUTUP dari  rangkaian Kitab dan Ajaran yang telah diturunkan oleh ALLAH SWT ke muka bumi.
 
tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi  (Al Quran itu) membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya[691], tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.
(surat Yunus (10) ayat 37)

[691] Maksudnya Al Quran itu menjelaskan secara terperinci hukum-hukum yang telah disebutkan dalam Al Quran itu


Adanya 2(dua) buah kondisi yang kami kemukakan di atas ini, maka kita harus menempatkan KITAB-KITAB ALLAH SWT dan juga AJARAN ALLAH SWT sebagai berikut:

1.      Kita harus dan wajib mengimani kedudukan AL-QUR'AN sebagai PENERUS atau bagian dari mata rantai  KITAB-KITAB   yang telah diturunkan oleh ALLAH SWT ke muka bumi termasuk di dalamnya tentang AJARAN ALLAH SWT yang terdapat di dalam AL-QUR'AN.

2.      Kita harus dan wajib menjadikan AL-QUR'AN sebagai KITAB TERAKHIR yang diturunkan ALLAH SWT ke muka bumi untuk menggantikan atau untuk menyempurnakan KITAB ZABUR, KITAB TAURAT dan KITAB INJIL. Ini berarti hanya KITAB AL-QUR'AN  dan AJARAN-AJARAN yang terdapat di dalam AL-QUR'AN lah yang berlaku saat ini sampai dengan HARI KIAMAT kelak.


Dijadikannya AL-QUR'AN sebagai satu-satunya KITAB yang berlaku saat ini sampai dengan Hari KIAMAT dalam rangka untuk memberikan KEMUDAHAN dan/atau untuk  tidak menimbulkan kebingungan bagi KEKHALIFAHAN di muka bumi dan/atau adanya kesamaan BUKU MANUAL akan memudahkan KEKHALIFAHAN di muka bumi menjalankan tugas yang sesuai dengan KEHENDAK ALLAH SWT. Selain daripada itu hanya KITAB AL-QUR'AN lah satu-satunya KITAB yang DIJAMIN oleh ALLAH SWT baik isi, makna, keaslian maupun kandungan yang terdapat di dalamnya semuanya SUCI dan MURNI hanya dari ALLAH SWT sampai kapanpun tidak akan terkontaminasi oleh sebab apapun juga. Hal ini ALLAH SWT kemukakan di dalam surat Al Hijr (15) ayat 9 yang kami kemukakan di bawah ini. 



Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar  memeliharanya.
(surat Al Hijr (15) ayat 9)



Timbul pertanyaan, benarkah AL-QUR'AN itu WAHYU atau KALAM  ALLAH SWT? JAWABAN dari pertanyaan ini adalah tidak akan  ada yang berani mengatakan SALAH, semuanya akan menyatakan BENAR adanya. Akan tetapi BENAR kata siapa? BENAR haruslah berasal dari diri kita sendiri. Selanjutnya atas dasar apakah kita mengatakan itu BENAR? Sebagai KHALIFAH yang sedang menjalankan tugas di muka bumi kita WAJIB mengatakan, mengakui dan mengimani bahwa AL-QUR'AN itu adalah WAHYU atau KALAM ALLAH SWT berdasarkan pengetahuan yang telah kita miliki  dan/atau setelah melihat dengan mata kepala sendiri tentang kemahaan dan kebesaran ALLAH SWT yang ada di dalam isi dan kandungan AL-QUR'AN.


1.  Apakah itu AL-QUR'AN dan Apakah Isinya?   


Pabrikan membuat Buku Manual tentu bukan untuk menyusahkan apalagi untuk merugikan konsumen. Buku Manual yang dibuat dan yang dikeluarkan oleh Pabrikan merupakan sarana dan alat bantu bagi Pabrikan untuk menunjukkan eksistensi dan kemampuan serta kehebatan Pabrikan di dalam memproduksi sesuatu barang serta untuk menunjukkan dan memperlihatkan kepada konsumen bagaimana cara untuk merawat dan mempergunakan produk yang dihasilkannya agar tahan lama yang sesuai dengan kehendak Pabrikan.Sekarang bagaimana dengan ALLAH SWT yang telah menciptakan alam semesta ini berikut isinya? Untuk menjawab pertanyaan ini mari kita perhatikan hal-hal sebagai berikut:

1.      Untuk menciptakan sesuatu hal maka harus dimulai dari adanya  sebuah KEHENDAK yang disertai dengan KEMAMPUAN, sebab jika KEHENDAK saja yang dimiliki tanpa di iringi dengan KEMAMPUAN secara bersamaan berarti yang ada hanyalah ANGAN-ANGAN semata.

2.      Jika sekarang LANGIT dan BUMI beserta segala isinya termasuk di dalamnya diri kita sebagai bagian dari  KEKHALIFAHAN di muka bum, berarti ALLAH SWT selaku Pencipta dan Pemilik dapat DIPASTIKAN MEMILIKI KEHENDAK dan KEMAMPUAN yang SANGAT HEBAT sebab jika hal tersebut tidak dimiliki ALLAH SWT maka LANGIT dan BUMI beserta isinya tidak akan pernah ada.


Jika ini adalah kondisi dasar ALLAH SWT yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya termasuk diri kita sebagai bagian dari KEKHALIFAHAN di muka bumi, selanjutnya apa untuk apakah ALLAH SWT membuat dan menurunkan AL-QUR'AN sebagai Buku Manual bagi KEKHALIFAHAN di muka bumi? Melalui Buku Manual yang diturunkan oleh ALLAH SWT menunjukkan bahwa berkehendak untuk menunjukkan dan memperlihatkan Kemampuan dan Kebesaran yang dimiliki-Nya sewaktu menciptakan alam semesta ini. Hal ini dimungkinkan karena Buku Manual atau Al-Kitab merupakan sarana dan alat bantu ALLAH SWT untuk memperkenalkan keberadaan ALLAH SWT. Adanya kondisi ini ditambah dengan AL-QUR'AN yang tidak lain adalah KALAM ALLAH SWT maka dapat dikatakan bahwa AL-QUR'AN harus dapat mencerminkan, harus dapat memperlihatkan serta harus dapat menunjukkan keberadaan dari pemilik KALAM itu sendiri, sebab jika itu tidak terjadi maka KEMAHAAN yang dimiliki ALLAH SWT menjadi tidak MAHA lagi. Berikut ini akan kami kemukakan 2(dua) buah BUKTI KEBESARAN dan KEHEBATAN dari   AL-QUR'AN yang berasal dari KALAM ALLAH SWT, yaitu:

1)      AL-QUR'AN jika dibaca dengan TARTIL dan TAJWID yang BAIK dan BENAR maka:

  1. Bacaan AL-QUR'AN dapat menghilangkan dialek, logat, cengkok dari pembacanya.
  2. Bacaan AL-QUR'AN akan sama bacaannya dikarenakan AL-QUR'AN dapat menjangkau seluruh lidah umat manusia yang ada di muka bumi.

2)      AL-QUR'AN semakin di baca akan semakin menimbulkan KETENANGAN di dalam hati.
3)      Membaca AL-QUR'AN tidak akan pernah menimbulkan RASA BOSAN dan/atau KEBOSANAN tidak pernah timbul pada saat membaca AL-QUR'AN.


Adanya 3(tiga) buah keadaan yang kami kemukakan di atas, dikarenakan BAHASA yang dipergunakan AL-QUR'AN adalah BAHASA ALLAH SWT atau Bahasa Al-Qur'an yaitu suatu BAHASA yang Sangat Berbeda dengan Bahasa buatan manusia. Sebagai perbandingannya, bacalah sebuah BUKU yang mempergunakan BAHASA buatan MANUSIA, apa yang terjadi? Akan timbul perasaan BOSAN setelah kita membacanya sekali dan kita tidak akan pernah mampu membaca buku tersebut secara berulang-ulang tanpa menimbulkan rasa bosan serta dapat menimbulkan ketenangan. Adanya perbedaan BAHASA yang dipergunakan akan menimbulkan dampak yang berbeda pula kepada pembacanya. Sebagai KHALIFAH di muka bumi, apakah kita akan menyianyiakan KEBESARAN AL-QUR'AN yang berasal dari KALAM ALLAH SWT?


KEBESARAN AL-QUR'AN yang tidak lain adalah cerminan dari KEBESARAN dan KEMAHAAN ALLAH SWT tidak akan dapat kita nikmati jika kita tidak mau mempelajariAL-QUR'AN atau dengan kata lain KEBESARAN dan KEMAHAAN ALLAH SWT yang terdapat di dalam AL-QUR'AN akan tetap tersimpan dengan RAPI atau terkubur di dalam AL-QUR'AN sepanjang kita tidak mau mengungkapnya dan mempelajarinya. 

Lalu apakah AL-QUR'AN itu hanya sebatas CERMINAN dari KEHENDAK dan KEMAMPUAN serta KEBESARAN ALLAH SWT semata yang telah kami kemukakan di atas? AL-QUR'AN yang tidak lain adalah KALAM ALLAH SWT maka AL-QUR'AN harus dapat memperlihatkan, harus dapat menunjukkan, harus dapat menempatkan ALLAH SWT selaku PEMILIK dari KALAM itu sendiri. Jika AL-QUR'AN tidak mampu menunjukkan, memperlihatkan dan menempatkan ALLAH SWT selaku PEMILIK KALAM maka AL-QUR'AN bukanlah KALAM atau WAHYU ALLAH SWT. Sebagai contoh jika ALLAH SWT mengatakan mempunyai SIFAT SALBIYAH yang ENAM, maka AL-QUR'AN harus dapat pula menunjukkan dan memperlihatkan SIFAT SALBIYAH yang dimiliki-Nya di dalam isi dan kandungan AL-QUR'AN. Demikian pula jika ALLAH SWT mempunyai SIFAT MA'ANI yang TUJUH serta ASMA yang berjumlah SEMBILAN PULUH SEMBILAN maka AL-QUR'AN harus dapat menunjukkan dan memperlihatkan ke duanya secara jelas dan nyata pula. Selanjutnya berdasarkan apa-apa yang telah kami kemukakan di atas ini, dapat dikatakan bahwa AL-QUR'AN adalah juga:


A.    Ilmu ALLAH SWT

Di dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat melihat seseorang memiliki Kehendak dan Kemampuan maka orang tersebut harus menunjukkan Kehendak dan Kemampuan yang dimilikinya agar orang lain tahu. Adanya bukti nyata yang ditunjukkan maka barulah dapat dikatakan seseorang memiliki Kehendak dan Kemampuan. Sekarang bagaimana dengan ALLAH SWT yang dikatakan memiliki Kehendak dan Kehendak yang bersifat MUKHALAFAH LIL HAWADISH? Untuk itulah maka ALLAH SWT menunjukkan Kehendak dan Kemampuan yang dimilikinya dengan menciptakan LANGIT dan BUMI beserta isinya termasuk di dalamnya diri kita sebagai KHALIFAH di muka bumi.

Adanya LANGIT dan BUMI merupakan salah satu sarana bagi ALLAH SWT untuk menunjukkan, memperlihatkan Eksistensi ALLAH SWT di alam semesta ini. Ini berarti ALLAH SWT sebagai pencipta langit dan bumi PASTI memiliki KEHEBATAN, pasti memiliki KEMAHAAN yang tidak terhingga atas KEHENDAK dan KEMAMPUAN yang dimiliki-Nya. Timbul pertanyaan KEMAMPUAN apa sajakah yang WAJIB di miliki ALLAH SWT untuk merealisasikan itu semua?

KEMAMPUAN ALLAH SWT tidak terbatas hanya kepada KEMAMPUAN atas IRADAT itu sendiri, akan tetapi juga termasuk  KEMAMPUAN dari QUDRAT, KEMAMPUAN dari ILMU, KEMAMPUAN dari KALAM, KEMAMPUAN dari HAYAT, KEMAMPUAN dari PENDENGARAN dan KEMAMPUAN dari PENGLIHATAN. Adanya KESEMPURNAAN dari KEHENDAK dan KEMAMPUAN yang dimiliki oleh ALLAH SWT maka ALLAH SWT sanggup mengadakan itu semua tanpa bantuan siapapun juga. Selanjutnya jika itu semua adalah kondisi dasar ALLAH SWT di dalam menciptakan LANGIT dan BUMI, berarti ALLAH SWT sajalah yang paling TAHU, yang paling AHLI, yang paling MENGERTI tentang apa-apa yang diciptakan-Nya. 

Sekarang setelah ALLAH SWT menciptakan dan memiliki langit dan bumi, maka hal ini harus diperlihatkan dan ditunjukkan kepada makhluk-Nya, agar makhluk-Nya mengerti dan tahu siapa itu ALLAH SWT. Timbul persoalan, bagaimana makhluk-Nya akan TAHU dan MENGERTI tentang ALLAH SWT jika tidak ada media atau alat bantu tertentu untuk memberitahukan kepada makhluk-Nya? Untuk itu ALLAH SWT lalu membuat dan menurunkan AL-QUR'AN sebagai Buku Manual bagi kekhalifahan di muka bumi. Lalu apakah itu                       AL-QUR'AN, apakah hanya sebatas alat bantu semata ataukah melebihi dari itu semua? Salah satu tujuan dari AL-QUR'AN diturunkan oleh ALLAH SWT adalah sebagai sarana dan alat bantu bagi ALLAH SWT untuk menerangkan dan menunjukkan tentang keberadaan ALLAH SWT.

Akan tetapi jika kita hanya beranggapan dan/atau hanya menilai sebatas itu saja arti dari              AL-QUR'AN maka kita sendirilah yang membatasi diri kepada AL-QUR'AN  dan jika ini yang kita lakukan maka itulah yang akan kita dapatkan. ALLAH SWT yang memiliki segala-galanya, pasti di dalam setiap apa-apa yang diturunkan-Nya atau apa-apa yang dibuat-Nya, maka WAJIB bagi ALLAH SWT menunjukkan dan memperlihatkan KEMAHAAN dan KEHEBATAN ALLAH SWT melalui apa-apa yang diciptakannya. Hal yang sama juga berlaku juga pada saat AL-QUR'AN diturunkan ke muka bumi. Untuk itu WAJIB bagi ALLAH SWT untuk menunjukkan dan memperlihatkan KEMAHAAN dan KEHEBATAN yang dimiliki-Nya melalui AL-QUR'AN yang diturunkannya ke muka bumi. Timbul pertanyaan, apa buktinya? ALLAH SWT melalui surat Huud (11) ayat 14 di bawah ini, menunjukkan dan memperlihatkan kepada kita semua bahwa AL-QUR'AN itu tidak lain adalah ILMU ALLAH SWT. Jika anda tidak percaya  lihatlah, pelajarilah Isi dan Kandungan AL-QUR'AN yang telah diturunkan untuk diri kita. 

jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu Maka ketahuilah, Sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu[713] Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, Maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?
(surat Huud (11) ayat 14)

[713] Yakni: Allah saja yang dapat membuat Al Quran itu.

ALLAH SWT selaku PEMILIK SIFAT ILMU dan PEMILIK ASMA AL ALIEM, tentu Wajib bagi ALLAH SWT untuk menunjukkan dan memperlihatkan atau menzahirkan hal itu kepada makhluk-Nya. Adanya pen-zhahiran SIFAT ILMU dan ASMA AL ALIEM yang dimiliki ALLAH SWT maka hal itu akan dapat terlihat dan diperlihatkan oleh ALLAH SWT di dalam AL-QUR'AN melalui apa-apa yang diciptakannya. Sehingga di dalam setiap yang diciptakan oleh ALLAH SWT akan terdapat tanda-tanda KEBESARAN ALLAH SWT yang menyertai ciptaan tersebut.

Salah satu bentuk penzhahiran dari SIFAT ILMU dan ASMA AL ALIEM yang dimiliki ALLAH SWT yaitu dengan menciptakan AIR, UDARA dan RUH manusia. Sekarang adakah yang mampu membuat, membikin, atau mengadakan atau menciptakan AIR, UDARA dan RUH manusia selain dari ALLAH SWT? Sampai dengan saat ini HANYA ALLAH SWT sajalah yang mampu mengadakan dan yang menciptakan AIR, UDARA dan RUH manusia. 


Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(surat Ali Imran (3) ayat 190)


Al Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam.
dan Sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita  Al Quran setelah beberapa waktu lagi[1305].
(surat Shaad (38) ayat 87-88)


[1305] Kebenaran berita-berita Al Quran itu ada yang terlaksana di dunia dan ada pula yang terlaksana di akhirat; yang terlaksana di dunia seperti kebenaran janji Allah kepada orang-orang mukmin bahwa mereka akan menang dalam peperangan dengan kaum musyrikin, dan yang terlaksana di akhirat seperti kebenaran janji Allah tentang Balasan atau perhitungan yang akan dilakukan terhadap manusia.

Selanjutnya, di dalam AL-QUR'AN banyak terdapat ILMU dan juga pengetahuan yang dikemukakan ALLAH SWT, antara lain  tentang GRAVITASI, ILMU FALAQ, ILMU KEDOKTERAN, ILMU HUKUM, ILMU MUAMALAH, PELAYARAN dan lain sebagainya. Timbul pertanyaan, untuk siapakah ILMU dan PENGETAHUAN yang ALLAH SWT kemukakan di dalam AL-QUR'AN? Berdasarkan surat Shaad (38) ayat 87-88 yang kami kemukakan di atas ini, Isi dan Kandungan AL-QUR'AN bukan untuk ALLAH SWT dan NABI MUHAMMAD SAW semata akan tetapi untuk seluruh semesta alam dan/atau untuk siapa saja tanpa terkecuali sepanjang yang bersangkutan mau menjadikan AL-QUR'AN sebagai Narasumber dari ILMU dan PENGETAHUAN. Ini berarti Isi dan Kandungan   AL-QUR'AN bisa bersifat umum dan juga bisa bersifat khusus. Isi dan Kandungan yang bersifat umum ditujukan untuk seluruh KHALIFAH yang ada di muka bumi, namun Isi dan Kandungan yang bersifat khusus tidak akan diberikan kepada setiap KHALIFAH yang ada di muka bumi. Akan tetapi KHUSUS hanya berlaku kepada KHALIFAH yang memiliki DERAJAT KHUSUS pula yaitu seperti kepada orang MUKMIN  yaitu orang yang BERIMAN dan BERAMALA SHALEH dan/atau  kepada WALI atau AULIA yaitu orang yang BERIMAN dan BERTAQWA kepada ALLAH SWT.

Setiap Manusia tanpa terkecuali telah diberikan oleh ALLAH SWT apa yang dinamakan dengan SIFAT ILMU dan SIBGHAH ASMA AL ALIEM serta telah pula diberikan HUBBUL ISTITLAQ oleh ALLAH SWT, timbul pertanyaan, butuhkah kita dengan ILMU ALLAH SWT yang dituangkan oleh ALLAH SWT di dalam  AL-QUR'AN? Sebagai KHALIFAH di muka bumi dapat dipastikan kita sangat membutuhkan, sangat memerlukan dan mungkin sangat berketergantungan dengan ILMU ALLAH SWT yang sudah di-ilmukan ke alam dan/atau melalui Al-Qur'an maupun ILMU ALLAH SWT yang masih di sisi  ALLAH SWT.


Yang menjadi persoalan adalah ILMU ALLAH SWT yang manakah yang kita butuhkan, apakah ILMU ALLAH SWT yang telah di-ilmukan ke  alam dan/atau melalui Al-Qur'an ataukah ILMU ALLAH SWT yang masih ada di sisi ALLAH SWT? Adanya 2(dua) buah kategori ILMU ALLAH SWT akan memberikan 2(dua) implikasi yang berbeda pula, yaitu untuk ILMU ALLAH SWT yang yang telah di-ilmukan ke alam dan/atau melalui Al-Qur'an berlaku untuk seluruh umat manusia tanpa terkecuali dan/atau merupakan ketentuan yang berlaku umum untuk seluruh KHALIFAH yang ada di muka bumi. Akan tetapi jika kita ingin memperoleh ILMU ALLAH SWT yang masih di sisi ALLAH SWT maka yang berlaku adalah ketentuan KHUSUS yaitu kita harus menjadi KHALIFAH yang juga MAKHLUK PILIHAN dan/atau KHALIFAH yang BERIMAN dan BERAMAL SHALEH dan/atau KHALIFAH yang BERIMAN dan BERTAQWA.


Adanya kondisi seperti ini berarti selain kita bisa memanfaatkan ILMU yang telah ada di alam, kita juga diberikan TAMBAHAN ILMU yang berasal dari kebesaran ILMU ALLAH SWT. Timbul pertanyaan, ILMU yang manakah yang akan dapat menghantarkan kesuksesan hidup di dunia dan di akhirat? Jika kita ingin sukses hidup di dunia semata maka dengan ILMU yang sudah di-ilmukan oleh ALLAH SWT ke  alam kita akan dapat sukses hidup di dunia semata. Akan tetapi jika kita ingin sukses dunia dan akhirat secara berbarengan maka kita harus dapat memperoleh ke dua ILMU baik yang sudah di-ilmukan ke alam maupun yang masih di sisi ALLAH SWT.

 B. ALLAH SWT MEMPERKENALKAN NAMANYA kepada MANUSIA.

AL-QUR'AN selain berfungsi sebagai cerminan dari KEHENDAK dan KEMAMPUAN ALLAH SWT serta cerminan dari ILMU ALLAH SWT. AL-QUR'AN juga merupakan salah satu media bagi ALLAH SWT untuk memperkenalkan NAMANYA dan/atau untuk menunjukkan keberadaan ALLAH SWT kepada umat manusia selain melalui ciptaan-Nya yang lain. AL-QUR'AN dikatakan demikian dikarenakan isi dan kandungan AL-QUR'AN itu tidak lain adalah penjabaran, pemaparan, pengungkapan dari kemahaan serta kebesaran ALLAH SWT itu sendiri termasuk di dalamnya menunjukkan dan memperlihatkan kemahaan DZAT ALLAH SWT, kemahaan SIFAT ALLAH SWT dan kemahaan ASMA ALLAH SWT. Sekarang lihatlah isi dan kandungan AL-QUR'AN, di dalam AL-QUR'AN kita akan menemukan dan akan mendapatkan serta akan mengetahui, hal-hal sebagai berikut tentang  ALLAH SWT, yaitu:

1)      Apa itu ALLAH SWT? Jawaban dari pertanyaan ini ada pada  surat Thaahaa (20) ayat 14 di bawah ini. ALLAH SWT menerangkan diri-Nya sendiri dengan mengatakan bahwa AKU adalah   ALLAH SWT, tidak ada tuhan yang hak selain AKU. 

Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.
(surat Thaahaa (20) ayat 14)

2)      Siapa itu ALLAH SWT? Sebahagian jawaban siapa itu ALLAH SWT ada pada surat Ibrahim (14) ayat 2; surat As Sajdah (32) ayat 4-5; dan surat Al Hasyr (59) ayat 22-23-24 di bawah ini.

Allah-lah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih,
(surat Ibrahim (14) ayat 2)

Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy[1188]. tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at[1189]. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu[1190]
(surat As Sajdah (32) ayat 4-5)

[1188] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[1189] Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.
[1190] Maksud urusan itu naik kepadanya ialah beritanya yang dibawa oleh malaikat. ayat ini suatu tamsil bagi kebesaran Allah dan keagunganNya.

Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(surat Al Hasyr (59) ayat 22-23-24)

3)      Seperti apakah ALLAH SWT atau Bagaimana itu ALLAH SWT? Sebahagian dari jawaban dari pertanyaan di atas seperti apakah ALLAH SWT ada pada surat Faathir (35) ayat 38; surat Al Qashash (28) ayat 88 di bawah ini.

Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala isi hati.
(surat Faathir (35) ayat 38)

janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apapun yang lain. tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
(surat Al Qashash (28) ayat 88)


4)      Dimana itu ALLAH SWT? Jawaban dari dimana ALLAH SWT berada ada pada surat Yunus (10) ayat 3 dan surat Qaaf (50) ayat 16 di bawah ini.


Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?
(surat Yunus (10) ayat 3)

dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,
(surat Qaaf (50) ayat 16)

5)      Berapa jumlah ALLAH SWT? jawabannya ada pada surat Al Anbiyaa (21) ayat 108 di bawah ini.

Katakanlah: "Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: "Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa. Maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)".
(surat Al Anbiyaa (21) ayat 108)

Adanya 5 (lima) buah informasi yang tegas di dalam AL-QUR'AN tentang ALLAH SWT, maka tidaklah berlebihan jika AL-QUR'AN yang diturunkan oleh ALLAH SWT kepada diri kita selaku umat NABI MUHAMMAD SAW merupakan media bagi ALLAH SWT untuk memperkenalkan ALLAH SWT kepada umat manusia dan/atau CERMINAN langsung dari ALLAH SWT yang dituangkan ke dalam sebuah buku manual, dalam hal ini adalah AL-QUR'AN.


C. AL-QUR'AN adalah UNDANG-UNDANG, ATURAN, KETENTUAN ALLAH SWT.

ALLAH SWT adalah Inisiator, Pencipta yang sekaligus Pemilik dari langit dan bumi beserta isinya termasuk di dalamnya kekhalifahan di muka bumi. Jika langit dan bumi adalah ciptaan yang dimiliki oleh ALLAH SWT, timbul pertanyaan undang-undang, ketentuan-ketentuan, peratuaran-peraturan, siapakah yang wajib dan harus berlaku di langit dan di bumi ini? Berdasarkan akal sehat sudah sepantasnya, sudah sepatutnya, sudah seharusnya, sudah memang harus demikian adanya, bahwa undang-undang, ketentuan, dan peraturan yang wajib berlaku dan yang wajib diterapkan adalah undang-undang, ketentuan, dan peraturan serta hukum yang berasal dari ALLAH SWT.


Selanjutnya dalam rangka ALLAH SWT menunjukkan, memperlihatkan Eksistensi yang memang sudah seharusnya dilaksanakan-Nya sebagai Inisiator, Pencipta yang sekaligus Pemilik dari langit dan bumi, maka ALLAH SWT menurunkan ALKITAB. Adanya ALKITAB, dalam hal ini adalah ZABUR, TAURAT, INJIL, dan AL-QUR'AN, maka kebesaran, kemahaan, kedigjayaan ALLAH SWT diperlihatkan kepada makhluk-Nya.

Untuk itu mari kita perhatikanlah apa yang dikemukakan oleh Abdullah Ibnu Abbas di dalam kitab tafsirnya yang mengatakan bahwa di dalam ayat-ayat Al Qur’an yang terdiri dari 30 (tiga puluh) Juz, 114 (seratus empat belas) surat serta 6.666 (enam ribu enam ratus enam puluh enam) ayat, jika diperinci akan terdapat sejumlah ayat-ayat yang berisi perintah, larangan, ancaman, janji, proses kejadian masa lampau dan masa datang, perumpamaan, halal dan haram, nasikhmansukh, zikir, doa, tasbih, tahmid, dan istigfar, dengan perincian sebagai berikut: 

1.      1.000 ayat menunjukkan perintah, perintah artinya wajib untuk dituruti, dilaksanakan, dikerjakan dan tidak boleh dilanggar. Jika itu adalah perintah dari ALLAH SWT maka perintah itu dimaksudkan untuk kebaikan, bukan untuk menjerumuskan umat manusia. Adanya perintah dari ALLAH SWT berarti pula ALLAH SWT sayang kepada umat manusia sebagai refleksi dari Af’al ALLAH SWT yaitu Ar Rahman dan Ar Rahhim sehingga umat menjadi selamat di dunia dan di akhirat yang pada akhirnya  masuk Surga.

2.      1.000 ayat menunjukkan larangan, larangan artinya perintah untuk tidak boleh mengerjakan dan/atau melakukan sesuatu, larangan juga berarti perintah untuk tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan oleh ALLAH SWT. Apakah maksud dan tujuan ALLAH SWT membuat larangan, pasti ALLAH SWT tidak ingin menjerumuskan umatnya ke dalam jurang kesusahan, jurangkesengsaraan ataupun mengakibatkan manusia masuk ke Neraka. Adanya larangan berarti ALLAH SWT sayang kepada umatnya.

3.      1.000 ayat menunjukkan ancaman, ancaman berarti jika kita  melakukan sesuatu yang sudah ditentukan dalam perintah dan larangan maka ALLAH SWT akan memberikan sanksi kepada umatnya. Dalam ancaman yang ditetapkan oleh ALLAH SWT, biasanya ALLAH SWT tidak serta merta langsung memutuskan suatu ancaman, ALLAH SWT tetap memberikan kesempatan kepada umatnya untuk melakukan perbaikan, melakukan taubat, sesuai dengan Af’al  ALLAH SWT yaitu Yang Maha Bijaksana dan Yang Maha Pengampun.

4.      1.000 ayat menunjukkan janji, janji adalah sebuah timbal balik yang akan diberikan oleh ALLAH SWT  bagi umatnya baik laki-laki atau perempuan jika ia dapat melaksanakan perintah serta tidak melanggar larangan, maka ALLAH SWT akan memenuhi janjinya kepada umatNya. Ingat janji ALLAH SWT  tidak hanya kepada yang patuh kepada apa yang diperintahkan, juga berlaku kepada yang melanggar perintah dan larangan. Sebab janji ALLAH SWT itu adalah Benar, lihatlah siksa yang diberikan kepada umat Nabi Nuh, umat Nabi Musa, umat Nabi Luth dll.

5.      1.000 ayat menjelaskan tentang proses kejadian pada masa lampau dan masa akan datang. Ayat ini dimaksudkan oleh  ALLAH SWT untuk umatnya betapa tinggi Ilmu ALLAH SWT dan juga dapat dijadikan pelajaran Al Hikmah dan Filsafat bagi umatnya yang mau dengan sadar memperhatikan tanda-tanda kebesaran ALLAH SWT. 

6.      1.000 ayat berisi tentang contoh-contoh atau perumpamaan, perumpamaan dalam bentuk pengandaian yang dilakukan oleh ALLAH SWT untuk memudahkan umatnya di dalam mempelajari  Al Qur’an maupun Ilmu ALLAH SWT. Dibalik perumpamaan dan/atau pengandaian terdapat banyak Ilmu dan pelajaran baik yang langsung, yang tersirat maupun yang tersembunyi. ALLAH SWT menginginkan makhluknya untuk terus belajar-belajar dan belajar sehingga akan terlihat oleh umatnya betapa besar kekuatan, kekuasan Ilmu ALLAH SWT. 

7.      500 ayat menerangkan tentang halal dan haram. Ayat ini dimaksudkan oleh ALLAH SWT sebagai sarana penunjang bagi umatnya jika ingin selamat sampai ke tujuan. Halal dan Haram yang dimaksudkan oleh ALLAH SWT, bukan semata-mata apa yang boleh dan apa yang tidak boleh di makan atau di minum, akan tetapi jauh lebih dari itu. Halal dan Haram termasuk juga didalam melaksanakan hubungan vertikal (hubungan dengan ALLAH SWT) maupun hubungan horizontal (hubungan antar masyarakat, hubungan bisnis dan hubungan kekeluargaan). 

8.      100 ayat nasikhmansukh, nasikhmansukh artinya satu ayat menggantikan, ayat yang lainnya. Ayat-ayat Al Qur’an diturunkan ALLAH SWT di dua kota yaitu kota Makkah dan kota Madinah. Suatu ketika turun ayat Al Qur’an di kota Madinah, maka berlakulah ayat tersebut. Kemudian turun ayat Al Qur’an di kota Makkah yang isinya membatalkan ayat yang turun di kota Madinah, maka ayat yang baru berlaku untuk menguatkan ayat yang turun di kota Madinah. Ayat lama yang turun di kota Madinah disebut nasikh, sedangkan ayat yang baru disebut mansukh.

9.      66 ayat zikir, doa, tasbih, tahmid, dan istighfar. Zikir, doa, tasbih, tahmid dan istigfar adalah suatu media yang diajarkan oleh ALLAH SWT kepada umatnya dalam rangka mengingat           ALLAH SWT, memohon kepada ALLAH SWT, memuji kebesaran ALLAH SWT dan juga meminta ampunan kepada ALLAH SWT. Lengkap sudah ALLAH SWT memberikan kepada umatnya yaitu Al Qur’an sebagai sarana dan media jika menghadapi hidup dan kehidupan baik susah maupun senang.

Adanya ayat-ayat yang berisi perintah, larangan, ancaman, janji, proses kejadian masa lampau dan masa datang, perumpamaan, halal dan haram, nasikhmansukh, zikir, doa, tasbih, tahmid, dan istigfar, yang terdapat di dalam AL-QUR'AN mempertegas bahwa AL-QUR'AN adalah undang-undang, ketentuan, peraturan yang harus berlaku di muka bumi. Sekarang sebagai KHALIFAH yang telah TAHU DIRI masih maukah kita mengabaikan, masih maukah kita berbuat di luar ketentuan yang telah ALLAH SWT tetapkan? Jika kita telah memilih dengan kesadaran diri untuk pulang kampung ke NERAKA JAHANNAM sehingga diri kita menjadi tetangga yang baik bagi JIN/IBLIS/SYAITAN maka lakukanlah hal-hal sebagai berikut:

1.      Jangan pernah akui adanya undang-undang, ketentuan dan peraturan ALLAH SWT yang telah dituangkan di dalam  AL-QUR'AN.
2.      Ubahlah, tambahlah, kurangilah, gantilah, pilah-pilahlah AL-QUR'AN yang telah diturunkan ALLAH SWT kepada umat manusia  untuk kepentingan diri atau kelompok tertentu.

Akan tetapi jika kita ingin pulang kampung ke SYURGA yang di bawahnya mengalir sungai-sungai maka  jadikan, perlakukan, tempatkan, laksanakan isi dan kandungan AL-QUR'AN sesuai dengan KEHENDAK ALLAH SWT.

Selanjutnya berdasarkan apa-apa yang telah kami kemukakan di atas tentang apa itu AL-QUR'AN maka kita dapat mengatakan bahwa AL-QUR'AN itu adalah KEHENDAK dan KEMAMPUAN ALLAH SWT, ILMU ALLAH SWT, sarana ALLAH SWT memperkenalkan NAMANYA atau DZATNYA kepada umat manusia, Undang-undang, ketentuan dan peraturan ALLAH SWT dan juga  AL-QUR'AN itu adalah KALAM ALLAH SWT yang telah di kalamkan melalui perantaraan MALAIKAT JIBRIL as kepada NABI MUHAMMAD SAW. Adanya kondisi dasar AL-QUR'AN yang seperti ini berarti AL-QUR'AN dapat dipastikan sesuai dan sejalan dengan KEMAHAAN dan KEBESARAN ALLAH SWT. Untuk itu perhatikanlah hal-hal sebagai berikut:

1)      ALLAH SWT adalah AL-QUDDUS yaitu DZAT yang sangat suci dan sangat murni, hal ini dibuktikan dengan kondisi AL-QUR'AN yang juga bersifat suci dan murni, yaitu hanya berasal dari ALLAH SWT.

Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia,
pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),
tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.
diturunkan dari Rabbil 'alamiin.
(surat Al Waaqiah (56) ayat 77-78-79-80)

2)      ALLAH SWT adalah AL ALIEM, yaitu DZAT yang MAHA MENGETAHUI, hal ini dibuktikan dengan kondisi AL-QUR'AN yang juga merupakan ILMU ALLAH SWT serta ILMU itu akan di ajarkan serta akan dimudahkan jika ingin dipelajari oleh manusia.


jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu Maka ketahuilah, Sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu[713] Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, Maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?
(surat Huud (11) ayat 14)

 [713] Yakni: Allah saja yang dapat membuat Al Quran itu.

3)      ALLAH SWT adalah AL MU'IZZ yaitu DZAT yang MAHA PEMBERI KEMULIAAN maka AL-QUR'AN dijadikan  ALLAH SWT sebagai suatu kemuliaan bagi umat manusia yang ingin selamat dan yang ingin ditolong ALLAH SWT.

Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus.
dan Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab.
(surat Az Zukhruf (43) ayat 43-44)

     
4)      ALLAH SWT adalah AL GAFFAR yaitu DZAT yang MAHA PENGAMPUN maka                  AL-QUR'AN dijadikan  ALLAH SWT sebagai penghapus dosa atau kesalahan-kesalahan manusia.

dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan Itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki Keadaan mereka.
(surat Muhammad (47) ayat 2)


5)      ALLAH SWT adalah AN NUUR yaitu DZAT yang MAHA BERCAHAYA maka                AL-QUR'AN dijadikan ALLAH SWT sebagai cahaya untuk menerangi kehidupan manusia.

Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.
(surat Al Maiidah (5) ayat 44)


6)      ALLAH SWT adalah AL HAQQ yaitu DZAT yang MAHA BENAR maka AL-QUR'AN dijadikan ALLAH SWT sebagai pembawa kebenaran.

yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al kitab dengan membawa kebenaran; dan Sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran).
(surat Al Baqarah (2) ayat 176)


Demikian seterusnya sesuai dengan ASMA ALLAH SWT atau sesuai dengan ASMAUL HUSNA yang berjumlah 99 perbuatan. Selanjutnya setelah ALLAH SWT menurunkan AL-QUR'AN untuk seluruh umat manusia, termasuk di dalamnya untuk diri kita, lalu adakah peranan ALLAH SWT kepada AL-QUR'AN yang telah diturunkan-Nya itu? ALLAH SWT selaku pemilik KALAM tentu akan bertanggungjawab dengan apa-apa yang telah dikalamkan-Nya melalui perantaraan Malaikat Jibril as. Untuk itu ALLAH SWT melalui surat Al Hijr (15) ayat 9 di bawah ini, menyatakan bahwa:

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan  Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya[793].
(surat Al Hijr (15) ayat 9)

[793] Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya.

ALLAH SWT sendirilah yang akan menjaga dan/atau akan memelihara AL-QUR'AN dari waktu ke waktu. Untuk apakah ALLAH SWT melakukan hal tersebut:

1.      Untuk mempertahankan suatu pernyataan yang telah dinyatakan oleh ALLAH SWT secara tertulis. Contohnya ALLAH SWT memiliki SIFAT SALBIYAH dan SIFAT MA'ANI, sekarang bagaimana jadinya jika pernyataan ALLAH SWT tersebut berjalan sesuai dengan KEHENDAK ALLAH SWT jika pernyataan yang telah dinyatakan di dalam AL-QUR"AN di ubah atau berubah-ubah? Agar pernyataan ini tetap berlaku utuh dari waktu ke waktu maka ALLAH SWT memberikan jaminan-Nya untuk memelihara dan menjaga AL-QUR'AN secara langsung. Jika sampai pernyataan ALLAH SWT yang telah tertulis di dalam AL-QUR'AN berubah atau dapat di ubah maka pernyataan yang telah dinyatakan oleh ALLAH SWT menjadi batal dan tidak berlaku lagi.

2.      Untuk memberikan JAMINAN kepada sesuatu yang akan berlaku  tetap dari waktu ke waktu secara tertulis. Contohnya ALLAH SWT akan memberikan SYURGA kepada umatnya yang TAAT dan PATUH dan memberikan NERAKA kepada umatnya yang KAFIR, sekarang apa jadinya jika JAMINAN yang telah dinyatakan tertulis dalam AL-QUR'AN di ubah atau berubah-ubah dari waktu ke waktu? Agar JAMINAN ini memberikan kepastian hukum dan/atau tidak membingungkan maka ALLAH SWT akan menjaga pernyataan JAMINAN yang telah dinyatakan-Nya dalam  AL-QUR'AN itu tetap dari waktu ke waktu.
                                     

Selanjutnya melalui cara apakah ALLAH SWT menjaga dan memelihara AL-QUR'AN dari waktu ke waktu? Adanya BAHASA  ALLAH SWT yang sangat berbeda dengan bahasa manusia yang terdapat di dalam AL-QUR'AN, hal ini akan memudahkan AL-QUR'AN tertancap di dalam hati ruhani manusia dan juga akan memudahkan AL-QUR'AN untuk dihafal oleh para HAFIZS. Untuk itu perhatikanlah sewaktu kita membaca AL-QUR'AN, jika kita sampai salah mengucapkan salah satu ayat yang ada di dalam AL-QUR'AN  maka orang lain yang di dalam hati ruhaninya telah tertanam AL-QUR'AN maka orang tersebut akan langsung tersontak untuk mengatakan apa yang kita baca ada yang salah. Demikian pula dengan adanya HAFIZS-HAFIZS AL-QUR'AN yang selalu tumbuh dari waktu ke waktu maka melalui HAFIZS-HAFIZS inilah ALLAH SWT menitipkan AL-QUR'AN agar dipelihara dan di jaga dari waktu ke waktu. Hal yang harus di ingat adalah untuk menjadi HAFIZS yang dikehendaki oleh ALLAH SWT tidaklah mudah sebab ia harus dapat mempersiapkan terlebih dahulu kebersihan HATI RUHANI tempat di tancapkannya AL-QUR'AN, tanpa hal ini akan sulit menjadi HAFIZS yang dikehendaki ALLAH SWT.      

Sebagai KHALIFAH di muka bumi, jika kita ingin memperoleh apa-apa yang terdapat di dalam AL-QUR'AN yang sesuai dengan KEHENDAK ALLAH SWT, maka kita harus meletakkan dan menempatkan AL-QUR'AN sesuai dengan KEBESARAN dan KEMAHAAN yang mencerminkan KEBESARAN dan KEMAHAAN ALLAH SWT. Jika kita mengatakan AL-QUR'AN hanya sebatas apa yang tertulis saja maka hal itulah yang akan kita dapatkan. Dan jika kita mengatakan bahwa AL-QUR'AN merupakan cerminan dari kemahaan dan kebesaran ALLAH SWT maka hal itulah yang akan kita peroleh dari AL-QUR'AN. Semoga kita semua bukanlah seperti KATAK yang ada di dalam TEMPURUNG di dalam menyikapi KEBESARAN AL-QUR'AN yang telah diturunkan oleh ALLAH SWT kepada umat manusia. Selanjutnya apakah saja isi dan kandungan AL-QUR'AN itu, apakah hanya sebatas yang telah kami sebutkan di atas? Berikut ini akan kami kemukakan beberapa pokok-pokok isi dan kandungan AL-QUR'AN yang terdapat di dalam AL-QUR'AN itu sendiri, yaitu:

1)      DIINUL ISLAM adalah satu-satunya AGAMA yang HAQ di muka bumi ini, selain itu ditolak.

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), Maka Katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". dan Katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi   Al kitab dan kepada orang-orang yang ummi[190]: "Apakah kamu (mau) masuk Islam". jika mereka masuk Islam, Sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, Maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.
(surat Ali Imran (3) ayat 19-20)

[189] Maksudnya ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Quran.
[190] Ummi artinya ialah orang yang tidak tahu tulis baca. menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan Ummi ialah orang musyrik Arab yang tidak tahu tulis baca. menurut sebagian yang lain ialah orang-orang yang tidak diberi Al Kitab.

2)      Menyuruh mengabdi hanya kepada ALLAH SWT semata, selama hayat masih di kandung badan.

dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.
(surat An Nisaa' (4) ayat 125)


sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.
(surat Az Zumar (39) ayat 2)


3)      Hukum-Hukum Bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, termasuk di dalamnya Tata Cara Bermuamalah dengan sesama umat manusia.

dan janganlah kamu berdebat denganAhli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka[1154], dan Katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan Kami dan Tuhanmu adalah satu; dan Kami hanya kepada-Nya berserah diri".
(surat Al Ankabuut (29) ayat 46)

[1154] Yang dimaksud dengan orang-orang yang zalim Ialah: orang-orang yang setelah diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dengan cara yang paling baik, mereka tetap membantah dan membangkang dan tetap menyatakan permusuhan.

dan mereka minta fatwa kepadamu tentang Para wanita. Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al Quran[354] (juga memfatwakan) tentang Para wanita yatim yang kamu tidak memberikan kepada mereka apa[355] yang ditetapkan untuk mereka, sedang kamu ingin mengawini mereka[356] dan tentang anak-anak yang masih dipandang lemah. dan (Allah menyuruh kamu) supaya kamu mengurus anak-anak yatim secara adil. dan kebajikan apa saja yang kamu kerjakan, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahuinya.
(surat An Nisaa' (4) ayat 127)

[354] Lihat surat An Nisaa' ayat 2 dan 3
[355] Maksudnya Ialah: pusaka dan maskawin.
[356] Menurut adat Arab Jahiliyah seorang Wali berkuasa atas wanita yatim yang dalam asuhannya dan berkuasa akan hartanya. jika wanita yatim itu cantik dikawini dan diambil hartanya. jika wanita itu buruk rupanya, dihalanginya kawin dengan laki-laki yang lain supaya Dia tetap dapat menguasai hartanya. kebiasaan di atas dilarang melakukannya oleh ayat ini.

dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz[357] atau sikap tidak acuh dari suaminya, Maka tidak mengapa bagi keduanya Mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya[358], dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir[359]. dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
dan kamu sekali-kali tidak akan dapat Berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. dan jika kamu Mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(surat An Nisaa' (4) ayat 128-129)

[357] Nusyuz: Yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. nusyuz dari pihak isteri seperti meninggalkan rumah tanpa izin suaminya. nusyuz dari pihak suami ialah bersikap keras terhadap isterinya; tidak mau menggaulinya dan tidak mau memberikan haknya.
[358] Seperti isteri bersedia beberapa haknya dikurangi Asal suaminya mau baik kembali.
[359] Maksudnya: tabi'at manusia itu tidak mau melepaskan sebahagian haknya kepada orang lain dengan seikhlas hatinya, Kendatipun demikian jika isteri melepaskan sebahagian hak-haknya, Maka boleh suami menerimanya.

4)      Perintah mendirikan SHALAT bagi umat manusia tanpa terkecuali


bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(surat Al Ankabuut (29) ayat 45)


5)      Ingatkan bahwa HIDUP tidak selamanya, MANUSIA pasti akan MATI sebab MATI adalah GERBANG untuk menuju kehidupan Akhirat.

orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang Muslim.
biarkanlah mereka (di dunia ini) Makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), Maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).
dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan.
tidak ada suatu umatpun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat mengundurkan (Nya).
(surat Al Hijr (15) ayat 2-3-4-5)

6)      Menjadi AHLI NERAKA jika mengingkari AL-QUR'AN dan/atau dimasukkan ke NERAKA jika tidak mengimani AL-QUR'AN.

Allah berfirman: "Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu. Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), Dia mengutuk kawannya (menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya berkatalah orang-orang yang masuk kemudian[538] di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu[539]: "Ya Tuhan Kami, mereka telah menyesatkan Kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka". Allah berfirman: "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, akan tetapi kamu tidak Mengetahui".
(surat Al A'raaf (7) ayat 38)


[538] Maksudnya: Pengikut-pengikut
[539] Maksudnya: pemimpin-pemimpin

Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Apakah kamu memandang Kami salah, hanya lantaran Kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada Kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang Fasik ?
Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, Yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi[424] dan (orang yang) menyembah thaghut?". mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.
(surat Al Maa-idah (5) ayat 59-60)

[424] Yang dimaksud disini Ialah: orang-orang Yahudi yang melanggar kehormatan hari Sabtu (Lihat surat Al Baqarah ayat 65).


7)      Adanya Ayat-Ayat MUHKAMAT dan Ayat-Ayat MUTASYABIHAT di dalam kitab suci Al-Qur’an

Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat[183], Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat[184]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
(surat Ali Imran (3) ayat 7)

[183] Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya, dapat dipahami dengan mudah.
[184] Termasuk dalam pengertian ayat-ayat mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara mendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari kiamat, surga, neraka dan lain-lain.

8)      SETIAP AMAL pasti DIBALAS oleh ALLAH SWT secara Adil dan bermartabat baik pria ataupun wanita.

(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong[353] dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.
Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.
(surat An Nisaa' (4) ayat 123-124)

[353] Mu di sini ada yang mengartikan dengan kaum muslimin dan ada pula yang mengartikan kaum musyrikin. Maksudnya ialah pahala di akhirat bukanlah menuruti angan-angan dan cita-cita mereka, tetapi sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama.

9)      AL FAATIHAH adalah Induknya AL-QUR'AN

AL FAATIHAH disebut juga UMMUL QUR'AN atau disebut juga dengan UMMUL KITAAB, karena surat Al Faatihah merupakan induk bagi semua isi dan kandungan AL-QUR'AN serta menjadi intisari dari kandungan AL-QUR'AN. Surat Al Faatihah juga dinamakan juga As Sab'ul Matsaany atau tujuh yang berulang-ulang karena ayatnya ada tujuh dan di baca berulang-ulang di dalam shalat minimal 17 (tujuh belas) kali sehari.

dan Sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang[814] dan Al Quran yang agung.
(surat Al Hijr (15) ayat 87)


[814] Yang dimaksud tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang ialah surat Al-Faatihah yang terdiri dari tujuh ayat. sebagian ahli tafsir mengatakan tujuh surat-surat yang panjang Yaitu Al-Baqarah, Ali Imran, Al-Maaidah, An-Nissa', Al 'Araaf, Al An'aam dan Al-Anfaal atau At-Taubah.

Ubay bin Ka’b  r.a berkata: Nabi SAW bersabda: Allah ta’al berfirman: Hai anak Adam, Aku telah menurunkan tujuh ayat; tiga diantaranya untukKu, dan tiga untukmu dan satu antara Aku dengan engkau. Adapun untukKu yaitu: Alhamdu lillahi rabbil alamien, Arrahmanirrahiem, Malikiyaumiddin (segala puja dan puji bagi Allah Tuhan yang memelihara alam semesta;Maha Pemurah lagi Pengasih; yang memiliki hari pembalasan). Adapun yang diantaraKu denganmu, yaitu: Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (hanya kepadaMulah aku menyembah, dan hanya kepadaMu aku minta tolong). Dari padamu manusia ibadat dan Aku yang menolong. Adapun yang melulu untukmu, yaitu: Ihdinasshiratalmustaqiem, Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil magh-dhubialaihim waladh-dhaaliin. (pimpinlah kami ke jalan yang lurus, jalan orang-orang yang Engkau anugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurka, dan bukan
jalan mereka yang sesat)
(HQR Attabarani didalam mu’jam al-aushath, 272:01)


Sehari semalam kita diwajibkan untuk membaca surat Al Faatihah minimal 17(tujuh belas) kali, sebenarnya ada makna apakah di balik surat Al Faatihah, sehingga kita diwajibkan untuk membacanya minimal 17 (tujuh belas) kali dalam satu hari oleh ALLAH SWT? Untuk itu mari kita lihat makna yang terkandung dari ayat-ayat surat  Al Faatihah :

1.      Bismillah berarti saya memulai membaca Al Faatihah ini dengan menyebut nama ALLAH SWT. Tiap-tiap pekerjaan yang baik itu hendaknya   dimulai  dengan  menyebut  nama  ALLAH  SWT.  ALLAH SWT ialah nama Dzat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya ; yang tidak membutuhkan makhlukNya, tetapi makhluk membutuhkanNya. Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah) berarti bahwa ALLAH SWT melimpahkan karuniaNya kepada makhluknya, sedang Ar Rahiim (Yang Maha Penyayang) berarti bahwa ALLAH SWT  senantiasa bersifat rahmat yang menyebabkan ALLAH SWT selalu melimpahkan rahmatnya kepada mahluknya.

2.      Alhamdu (segala puji) bagi ALLAH SWT, berarti menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik.

3.      Rabb (Tuhan) berarti Tuhan yang ditaati yang memiliki, mendidik, memelihara. Aalamiin (semesta alam) berarti semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis seperti manusia, hewan, tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. ALLAH SWT adalah pencipta dari semua itu.

4.      Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan “miim” ia berarti pemilik (yang empunya) dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan ‘mim”) berarti raja.
5.      Yaumiddin (hari pembalasan) berarti hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa dan sebagainya.

6.      Na’budu diambil dari kata Ibaadat berarti kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan tentang kebesaran ALLAH SWT, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa ALLAH SWT mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.

7.      Nasta’iin (minta pertolongan) diambil dari kata isti’aanah, berarti mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup diselesaikan dengan tenaga sendiri.

8.      Ihdina (tunjukilah kami) diambil dari kata hidaayat, berarti memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar, termasuk juga memberi taufik. Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Agama Islam. 


Itulah makna yang terkandung dalam surat Al Faatihah sehingga surat Al Faatihah disebut juga induknya Al Qur’an (Ummul Qur’an). Begitu hebat makna yang terkandung di dalam surat Al Faatihah sehingga kitapun akan selalu diganggu oleh Syaitan setiap membaca Al Faatihah pada setiap kali kita melakukan shalat wajib maupun shalat sunat. Pernahkah anda merasakan adanya gangguan Syaitan sehingga konsentrasi pada waktu membaca Al Faatihah menjadi buyar dan melantur?

  
dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai.
(surat Al A'raaf (7) ayat 205)


Abu Hurairah ra, berkata: Nabi SAW bersabda: ALLAH ta'ala berfirman:" Aku telah membagi shalat menjadi dua bagian di antara Aku dan hamba-Ku dan Aku beri hamba-Ku apa yang ia minta. Bila ia mengucapkan "Alhamdulillahi Rabbil Alamin", berfirman ALLAH: Hamba-Ku telah menysukuri-Ku dan bila mengucapkan "Arrahmani Rahiem" berfirman ALLAH: Hamba-Ku yang telah memuji-Ku. Dan bila ia mengucapkan "Maliki yau Middin" berfirman ALLAH: Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Bila ia mengucapkan "Iyyaka na'budu dan Iyyakanasta'ien" berfirmanlah ALLAH: Inilah persoalan antara Aku dan Hamba-Ku dan Aku beri hamba-Ku apa yang ia minta. Dan ia mengucapkan "Ihdinash shiratal mustaqiem dan seterusnya" berfirman ALLAH: Inilah melulu untuk hamba-Ku dan Aku beri hamba-Ku apa yang ia minta.
(HQR Ahmad, Abu Dawud, Attirmidzi, Annasa'ie, Ibnu Hibban dan
Ibnu Majjah; 272:115)




Di dalam kacamata Syaitan jika manusia dapat melaksanakan dan/atau memperoleh makna yang terkandung di dalam surat Al Faatihah maka buyarlah dan/atau gagallah Syaitan mempengaruhi manusia dan/atau Syaitan tidak suka jika manusia mendapatkan dan/atau menempuh jalan yang lurus dan/atau memperoleh apa-apa yang akan diberikan oleh ALLAH SWT melalui L FAATIHAH. Hal inilah yang tidak di inginkan oleh Syaitan sehingga Syaitan akan sekuat tenaga untuk menggagalkan setiap upaya manusia untuk mendapatkan makna yang terkandung dari surat Al Faatihah. Sekarang apa yang harus dilakukan oleh manusia jika ingin mendapatkan makna yang terkandung di dalam surat  Al Faatihah? Untuk itu setiap kali kita mendirikan Shalat maka kita wajib melaksanakan shalat tersebut dengan KHUSSYU’ dan penuh KONSENTRASI dengan kesadaran  yang  tinggi bahwa kita  sedang berkomunikasi dengan ALLAH SWT serta pada saat membaca surat   Al Faatihah harus dengan TARTIL dan TAJWID yang baik benar. Mudah-mudahan dengan cara ini gangguan dari  Syaitan  pada  waktu  kita  melaksanakan  Shalat dapat dihindari dan  kitapun  mendapatkan  makna  yang  terkandung  di dalam surat Al Faatihah dari ALLAH SWT.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar