Sebelum
memulai pembahasan iman kepada kitab, perkenankan kami untuk mengemukakan ilustrasi
sebagai berikut: Setelah membeli mobil baru melalui ATPM maka kita akan
diberikan oleh ATPM sebuah Buku Manual
yang dikeluarkan oleh Pabrikan yang
akan kita pergunakan sebagai PEDOMAN dan PETUNJUK di dalam mempergunakan dan
merawat mobil serta diberikannya GARANSI dalam kurun waktu tertentu.
Selanjutnya apakah sebenarnya yang diatur di dalam Buku Manual yang dikeluarkan Pabrikan? Buku Manual adalah sebuah buku yang dikeluarkan oleh
pencipta mobil yang harus dipergunakan
oleh konsumen jika ia ingin merawat, jika ingin menggunakan mobil dengan baik
dan benar sesuai dengan standard pencipta. Ini berarti jika kita ingin
mempelajari, meneliti, mengetahui, tentang keberadaan mobil yang kita beli maka
kita harus berpedoman kepada Buku Manual yang dikeluarkan oleh Pabrikan.
Sekarang bagaimana dengan ALLAH SWT yang telah menciptakan langit dan bumi dan
juga telah menciptakan KEKHALIFAHAN serta menurunkan DIINUL ISLAM bagi kepentingan khalifahnya di
muka bumi, apakah ALLAH SWT juga membuat Buku Manualnya?
Sesungguhnya Kami
telah menurunkan Al Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.
(surat Al Insaan (76) ayat 23)
Dia menurunkan Al kitab (Al Quran) kepadamu dengan
sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan
Taurat dan Injil,
(surat
Ali Imran (3) ayat 3)
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu
sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang
kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il,
Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami
berikan Zabur kepada Daud.
(surat
An Nisaa' (4) ayat 163)
Berdasarkan
surat Al Insaan (76) ayat 23;
berdasarkan surat Ali Imran (3) ayat 3 ; serta berdasarkan surat An
Nisaa' (4) ayat 163 yang kami kemukakan di atas ini, menerangkan bahwa ALLAH SWT juga menurunkan
4(empat) buah Buku Manual bagi kepentingan KEKHALIFAHAN di muka bumi,
yang terdiri dari : Kitab ZABUR yang diturunkan kepada NABI DAUD as.; Kitab
TAURAT yang diturunkan kepada NABI MUSA as.; Kitab INJIL yang diturunkan kepada
NABI ISA as.; Kitab AL-QUR'AN yang diturunkan kepada NABI MUHAMMAD SAW.
Timbul
pertanyaan KITAB yang manakah yang saat ini berlaku bagi KEKHALIFAHAN di muka
bumi sampai dengan hari kiamat? Jika kita mengacu kepada urut-urutan dari mata
rantai NABI dan RASUL yang di utus ALLAH SWT ke muka bumi serta KITAB yang di
turunkan oleh ALLAH SWT, maka posisi NABI MUHAMMAD SAW selain PENERUS dari
NABI-NABI dan juga sebagai PENUTUP dari rangkaian NABI-NABI yang di utus ALLAH
SWT ke muka bumi maka ajaran maupun
kitab yang diterima oleh NABI MUHAMMAD SAW
adalah ajaran ataupun kitab yang terakhir diturunkan ALLAH SWT ke muka
bumi. Adanya kondisi ini dapat dikatakan bahwa:
1.
Kitab AL-QUR'AN termasuk di
dalamnya Ajaran-Ajaran yang terdapat di dalam AL-QUR'AN yang diturunkan ALLAH SWT ke muka bumi kepada
NABI MUHAMMAD SAW merupakan bagian dari mata rantai Kitab dan Ajaran yang telah
diturunkan ALLAH SWT ke muka bumi (ingat Al-Qur'an adalah penyempurna
bagi Kitab ALLAH SWT sebelumnya).
2.
Kitab AL-QUR'AN termasuk di dalamnya
Ajaran-Ajaran yang terdapat di dalam
AL-QUR'AN merupakan Kitab dan Ajaran
PENUTUP dari rangkaian Kitab dan
Ajaran yang telah diturunkan oleh ALLAH SWT ke muka bumi.
tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain
Allah; akan tetapi (Al Quran itu)
membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah
ditetapkannya[691], tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan
semesta alam.
(surat
Yunus (10) ayat 37)
[691]
Maksudnya Al Quran itu menjelaskan secara terperinci hukum-hukum yang telah
disebutkan dalam Al Quran itu
Adanya
2(dua) buah kondisi yang kami kemukakan di atas ini, maka kita harus
menempatkan KITAB-KITAB ALLAH SWT dan juga AJARAN ALLAH SWT sebagai berikut:
1. Kita harus dan wajib mengimani kedudukan AL-QUR'AN
sebagai PENERUS atau bagian dari mata rantai
KITAB-KITAB yang telah
diturunkan oleh ALLAH SWT ke muka bumi termasuk di dalamnya tentang AJARAN
ALLAH SWT yang terdapat di dalam AL-QUR'AN.
2.
Kita harus dan
wajib menjadikan AL-QUR'AN sebagai KITAB TERAKHIR yang diturunkan ALLAH SWT ke
muka bumi untuk menggantikan atau untuk menyempurnakan KITAB ZABUR, KITAB
TAURAT dan KITAB INJIL. Ini berarti hanya KITAB AL-QUR'AN dan AJARAN-AJARAN yang terdapat di dalam
AL-QUR'AN lah yang berlaku saat ini sampai dengan HARI KIAMAT kelak.
Dijadikannya
AL-QUR'AN sebagai satu-satunya KITAB yang berlaku saat ini sampai dengan Hari
KIAMAT dalam rangka untuk memberikan KEMUDAHAN dan/atau untuk tidak menimbulkan kebingungan bagi
KEKHALIFAHAN di muka bumi dan/atau adanya kesamaan BUKU MANUAL akan memudahkan
KEKHALIFAHAN di muka bumi menjalankan tugas yang sesuai dengan KEHENDAK ALLAH
SWT. Selain daripada itu hanya KITAB AL-QUR'AN lah satu-satunya KITAB yang
DIJAMIN oleh ALLAH SWT baik isi, makna, keaslian maupun kandungan yang terdapat
di dalamnya semuanya SUCI dan MURNI hanya dari ALLAH SWT sampai kapanpun tidak
akan terkontaminasi oleh sebab apapun juga. Hal ini ALLAH SWT kemukakan di
dalam surat Al Hijr (15) ayat 9 yang kami kemukakan di bawah ini.
Sesungguhnya Kamilah yang telah
menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar memeliharanya.
(surat Al Hijr (15) ayat 9)
Timbul
pertanyaan, benarkah AL-QUR'AN itu WAHYU atau KALAM ALLAH SWT? JAWABAN dari pertanyaan ini adalah
tidak akan ada yang berani mengatakan
SALAH, semuanya akan menyatakan BENAR adanya. Akan tetapi BENAR kata siapa?
BENAR haruslah berasal dari diri kita sendiri. Selanjutnya atas dasar apakah
kita mengatakan itu BENAR? Sebagai KHALIFAH yang sedang menjalankan tugas di
muka bumi kita WAJIB mengatakan, mengakui dan mengimani bahwa AL-QUR'AN itu
adalah WAHYU atau KALAM ALLAH SWT berdasarkan pengetahuan yang telah kita
miliki dan/atau setelah melihat dengan
mata kepala sendiri tentang kemahaan dan kebesaran ALLAH SWT yang ada di dalam
isi dan kandungan AL-QUR'AN.
1. Apakah itu AL-QUR'AN dan Apakah
Isinya?
Pabrikan membuat Buku Manual tentu bukan untuk menyusahkan apalagi untuk
merugikan konsumen. Buku Manual yang dibuat dan yang dikeluarkan oleh Pabrikan
merupakan sarana dan alat bantu bagi Pabrikan untuk menunjukkan eksistensi dan
kemampuan serta kehebatan Pabrikan di dalam memproduksi sesuatu barang serta
untuk menunjukkan dan memperlihatkan kepada konsumen bagaimana cara untuk
merawat dan mempergunakan produk yang dihasilkannya agar tahan lama yang sesuai
dengan kehendak Pabrikan.Sekarang bagaimana dengan ALLAH SWT yang telah
menciptakan alam semesta ini berikut isinya? Untuk menjawab pertanyaan ini mari
kita perhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Untuk
menciptakan sesuatu hal maka harus dimulai dari adanya sebuah KEHENDAK yang disertai dengan
KEMAMPUAN, sebab jika KEHENDAK saja yang dimiliki tanpa di iringi dengan
KEMAMPUAN secara bersamaan berarti yang ada hanyalah ANGAN-ANGAN semata.
2.
Jika sekarang
LANGIT dan BUMI beserta segala isinya termasuk di dalamnya diri kita sebagai
bagian dari KEKHALIFAHAN di muka bum,
berarti ALLAH SWT selaku Pencipta dan Pemilik dapat DIPASTIKAN MEMILIKI
KEHENDAK dan KEMAMPUAN yang SANGAT HEBAT sebab jika hal tersebut tidak dimiliki
ALLAH SWT maka LANGIT dan BUMI beserta isinya tidak akan pernah ada.
Jika ini adalah kondisi dasar ALLAH SWT yang menciptakan langit dan bumi
beserta isinya termasuk diri kita sebagai bagian dari KEKHALIFAHAN di muka
bumi, selanjutnya apa untuk apakah ALLAH SWT membuat dan menurunkan AL-QUR'AN
sebagai Buku Manual bagi KEKHALIFAHAN di muka bumi? Melalui Buku Manual yang
diturunkan oleh ALLAH SWT menunjukkan bahwa berkehendak untuk menunjukkan dan
memperlihatkan Kemampuan dan Kebesaran yang dimiliki-Nya sewaktu menciptakan
alam semesta ini. Hal ini dimungkinkan karena Buku Manual atau Al-Kitab
merupakan sarana dan alat bantu ALLAH SWT untuk memperkenalkan keberadaan ALLAH
SWT. Adanya kondisi ini ditambah dengan AL-QUR'AN yang tidak lain adalah KALAM
ALLAH SWT maka dapat dikatakan bahwa AL-QUR'AN harus dapat mencerminkan, harus
dapat memperlihatkan serta harus dapat menunjukkan keberadaan dari pemilik
KALAM itu sendiri, sebab jika itu tidak terjadi maka KEMAHAAN yang dimiliki
ALLAH SWT menjadi tidak MAHA lagi. Berikut ini akan kami kemukakan 2(dua) buah
BUKTI KEBESARAN dan KEHEBATAN dari
AL-QUR'AN yang berasal dari KALAM ALLAH SWT, yaitu:
1) AL-QUR'AN
jika dibaca dengan TARTIL dan TAJWID yang BAIK dan BENAR maka:
- Bacaan
AL-QUR'AN dapat menghilangkan dialek, logat, cengkok dari pembacanya.
- Bacaan
AL-QUR'AN akan sama bacaannya dikarenakan AL-QUR'AN dapat menjangkau
seluruh lidah umat manusia yang ada di muka bumi.
2) AL-QUR'AN
semakin di baca akan semakin menimbulkan KETENANGAN di dalam hati.
3) Membaca
AL-QUR'AN tidak akan pernah menimbulkan RASA BOSAN dan/atau KEBOSANAN tidak
pernah timbul pada saat membaca AL-QUR'AN.
Adanya 3(tiga) buah keadaan yang kami kemukakan di atas, dikarenakan
BAHASA yang dipergunakan AL-QUR'AN adalah BAHASA ALLAH SWT atau Bahasa
Al-Qur'an yaitu suatu BAHASA yang Sangat Berbeda dengan Bahasa buatan manusia.
Sebagai perbandingannya, bacalah sebuah BUKU yang mempergunakan BAHASA buatan
MANUSIA, apa yang terjadi? Akan timbul perasaan BOSAN setelah kita membacanya
sekali dan kita tidak akan pernah mampu membaca buku tersebut secara
berulang-ulang tanpa menimbulkan rasa bosan serta dapat menimbulkan ketenangan.
Adanya perbedaan BAHASA yang dipergunakan akan menimbulkan dampak yang berbeda
pula kepada pembacanya. Sebagai KHALIFAH di muka bumi, apakah kita akan
menyianyiakan KEBESARAN AL-QUR'AN yang berasal dari KALAM ALLAH SWT?
KEBESARAN AL-QUR'AN yang tidak lain adalah cerminan dari KEBESARAN dan
KEMAHAAN ALLAH SWT tidak akan dapat kita nikmati jika kita tidak mau
mempelajariAL-QUR'AN atau dengan kata lain KEBESARAN dan KEMAHAAN ALLAH SWT
yang terdapat di dalam AL-QUR'AN akan tetap tersimpan dengan RAPI atau terkubur
di dalam AL-QUR'AN sepanjang kita tidak mau mengungkapnya dan
mempelajarinya.
Lalu apakah AL-QUR'AN itu hanya sebatas CERMINAN dari KEHENDAK dan
KEMAMPUAN serta KEBESARAN ALLAH SWT semata yang telah kami kemukakan di atas?
AL-QUR'AN yang tidak lain adalah KALAM ALLAH SWT maka AL-QUR'AN harus dapat
memperlihatkan, harus dapat menunjukkan, harus dapat menempatkan ALLAH SWT
selaku PEMILIK dari KALAM itu sendiri. Jika AL-QUR'AN tidak mampu menunjukkan,
memperlihatkan dan menempatkan ALLAH SWT selaku PEMILIK KALAM maka AL-QUR'AN
bukanlah KALAM atau WAHYU ALLAH SWT. Sebagai contoh jika ALLAH SWT mengatakan
mempunyai SIFAT SALBIYAH yang ENAM, maka AL-QUR'AN harus dapat pula menunjukkan
dan memperlihatkan SIFAT SALBIYAH yang dimiliki-Nya di dalam isi dan kandungan
AL-QUR'AN. Demikian pula jika ALLAH SWT mempunyai SIFAT MA'ANI yang TUJUH serta
ASMA yang berjumlah SEMBILAN PULUH SEMBILAN maka AL-QUR'AN harus dapat
menunjukkan dan memperlihatkan ke duanya secara jelas dan nyata pula.
Selanjutnya berdasarkan apa-apa yang telah kami kemukakan di atas ini, dapat
dikatakan bahwa AL-QUR'AN adalah juga:
A.
Ilmu ALLAH SWT
Di dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat melihat seseorang memiliki
Kehendak dan Kemampuan maka orang tersebut harus menunjukkan Kehendak dan
Kemampuan yang dimilikinya agar orang lain tahu. Adanya bukti nyata yang
ditunjukkan maka barulah dapat dikatakan seseorang memiliki Kehendak dan
Kemampuan. Sekarang bagaimana dengan ALLAH SWT yang dikatakan memiliki Kehendak
dan Kehendak yang bersifat MUKHALAFAH LIL HAWADISH? Untuk itulah maka ALLAH SWT
menunjukkan Kehendak dan Kemampuan yang dimilikinya dengan menciptakan LANGIT
dan BUMI beserta isinya termasuk di dalamnya diri kita sebagai KHALIFAH di muka
bumi.
Adanya LANGIT dan BUMI merupakan salah satu sarana bagi ALLAH SWT untuk
menunjukkan, memperlihatkan Eksistensi ALLAH SWT di alam semesta ini. Ini
berarti ALLAH SWT sebagai pencipta langit dan bumi PASTI memiliki KEHEBATAN,
pasti memiliki KEMAHAAN yang tidak terhingga atas KEHENDAK dan KEMAMPUAN yang
dimiliki-Nya. Timbul pertanyaan KEMAMPUAN apa sajakah yang WAJIB di miliki
ALLAH SWT untuk merealisasikan itu semua?
KEMAMPUAN ALLAH SWT tidak terbatas hanya kepada KEMAMPUAN atas IRADAT itu
sendiri, akan tetapi juga termasuk
KEMAMPUAN dari QUDRAT, KEMAMPUAN dari ILMU, KEMAMPUAN dari KALAM,
KEMAMPUAN dari HAYAT, KEMAMPUAN dari PENDENGARAN dan KEMAMPUAN dari
PENGLIHATAN. Adanya KESEMPURNAAN dari KEHENDAK dan KEMAMPUAN yang dimiliki oleh
ALLAH SWT maka ALLAH SWT sanggup mengadakan itu semua tanpa bantuan siapapun
juga. Selanjutnya jika itu semua adalah kondisi dasar ALLAH SWT di dalam
menciptakan LANGIT dan BUMI, berarti ALLAH SWT sajalah yang paling TAHU, yang
paling AHLI, yang paling MENGERTI tentang apa-apa yang diciptakan-Nya.
Sekarang setelah ALLAH SWT menciptakan dan memiliki langit dan bumi, maka
hal ini harus diperlihatkan dan ditunjukkan kepada makhluk-Nya, agar
makhluk-Nya mengerti dan tahu siapa itu ALLAH SWT. Timbul persoalan, bagaimana
makhluk-Nya akan TAHU dan MENGERTI tentang ALLAH SWT jika tidak ada media atau
alat bantu tertentu untuk memberitahukan kepada makhluk-Nya? Untuk itu ALLAH
SWT lalu membuat dan menurunkan AL-QUR'AN sebagai Buku Manual bagi kekhalifahan
di muka bumi. Lalu apakah itu AL-QUR'AN, apakah hanya
sebatas alat bantu semata ataukah melebihi dari itu semua? Salah satu tujuan
dari AL-QUR'AN diturunkan oleh ALLAH SWT adalah sebagai sarana dan alat bantu
bagi ALLAH SWT untuk menerangkan dan menunjukkan tentang keberadaan ALLAH SWT.
Akan tetapi jika kita hanya beranggapan dan/atau hanya menilai sebatas
itu saja arti dari AL-QUR'AN
maka kita sendirilah yang membatasi diri kepada AL-QUR'AN dan jika ini yang kita lakukan maka itulah
yang akan kita dapatkan. ALLAH SWT yang memiliki segala-galanya, pasti di dalam
setiap apa-apa yang diturunkan-Nya atau apa-apa yang dibuat-Nya, maka WAJIB
bagi ALLAH SWT menunjukkan dan memperlihatkan KEMAHAAN dan KEHEBATAN ALLAH SWT
melalui apa-apa yang diciptakannya. Hal yang sama juga berlaku juga pada saat
AL-QUR'AN diturunkan ke muka bumi. Untuk itu WAJIB bagi ALLAH SWT untuk
menunjukkan dan memperlihatkan KEMAHAAN dan KEHEBATAN yang dimiliki-Nya melalui
AL-QUR'AN yang diturunkannya ke muka bumi. Timbul pertanyaan, apa buktinya?
ALLAH SWT melalui surat Huud (11) ayat 14 di bawah ini, menunjukkan dan
memperlihatkan kepada kita semua bahwa AL-QUR'AN itu tidak lain adalah ILMU
ALLAH SWT. Jika anda tidak percaya
lihatlah, pelajarilah Isi dan Kandungan AL-QUR'AN yang telah diturunkan
untuk diri kita.
jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima
seruanmu (ajakanmu) itu Maka ketahuilah, Sesungguhnya Al Quran itu diturunkan
dengan ilmu[713] Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, Maka maukah
kamu berserah diri (kepada Allah)?
(surat Huud (11) ayat 14)
[713] Yakni: Allah saja yang
dapat membuat Al Quran itu.
ALLAH SWT selaku PEMILIK SIFAT ILMU dan PEMILIK ASMA AL ALIEM, tentu
Wajib bagi ALLAH SWT untuk menunjukkan dan memperlihatkan atau menzahirkan hal
itu kepada makhluk-Nya. Adanya pen-zhahiran SIFAT ILMU dan ASMA AL ALIEM yang
dimiliki ALLAH SWT maka hal itu akan dapat terlihat dan diperlihatkan oleh
ALLAH SWT di dalam AL-QUR'AN melalui apa-apa yang diciptakannya. Sehingga di
dalam setiap yang diciptakan oleh ALLAH SWT akan terdapat tanda-tanda KEBESARAN
ALLAH SWT yang menyertai ciptaan tersebut.
Salah satu bentuk penzhahiran dari SIFAT ILMU dan ASMA AL ALIEM yang
dimiliki ALLAH SWT yaitu dengan menciptakan AIR, UDARA dan RUH manusia.
Sekarang adakah yang mampu membuat, membikin, atau mengadakan atau menciptakan
AIR, UDARA dan RUH manusia selain dari ALLAH SWT? Sampai dengan saat ini HANYA
ALLAH SWT sajalah yang mampu mengadakan dan yang menciptakan AIR, UDARA dan RUH
manusia.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(surat
Ali Imran (3) ayat 190)
Al Quran ini
tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam.
dan Sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi[1305].
(surat Shaad (38)
ayat 87-88)
[1305]
Kebenaran berita-berita Al Quran itu ada yang terlaksana di dunia dan ada pula
yang terlaksana di akhirat; yang terlaksana di dunia seperti kebenaran janji
Allah kepada orang-orang mukmin bahwa mereka akan menang dalam peperangan
dengan kaum musyrikin, dan yang terlaksana di akhirat seperti kebenaran janji
Allah tentang Balasan atau perhitungan yang akan dilakukan terhadap manusia.
Selanjutnya, di dalam AL-QUR'AN banyak terdapat ILMU dan juga pengetahuan
yang dikemukakan ALLAH SWT, antara lain
tentang GRAVITASI, ILMU FALAQ, ILMU KEDOKTERAN, ILMU HUKUM, ILMU
MUAMALAH, PELAYARAN dan lain sebagainya. Timbul pertanyaan, untuk siapakah ILMU
dan PENGETAHUAN yang ALLAH SWT kemukakan di dalam AL-QUR'AN? Berdasarkan surat
Shaad (38) ayat 87-88 yang kami kemukakan di atas ini, Isi dan Kandungan
AL-QUR'AN bukan untuk ALLAH SWT dan NABI MUHAMMAD SAW semata akan tetapi untuk
seluruh semesta alam dan/atau untuk siapa saja tanpa terkecuali sepanjang yang
bersangkutan mau menjadikan AL-QUR'AN sebagai Narasumber dari ILMU dan PENGETAHUAN.
Ini berarti Isi dan Kandungan AL-QUR'AN
bisa bersifat umum dan juga bisa bersifat khusus. Isi dan Kandungan yang
bersifat umum ditujukan untuk seluruh KHALIFAH yang ada di muka bumi, namun Isi
dan Kandungan yang bersifat khusus tidak akan diberikan kepada setiap KHALIFAH
yang ada di muka bumi. Akan tetapi KHUSUS hanya berlaku kepada KHALIFAH yang
memiliki DERAJAT KHUSUS pula yaitu seperti kepada orang MUKMIN yaitu orang yang BERIMAN dan BERAMALA SHALEH
dan/atau kepada WALI atau AULIA yaitu
orang yang BERIMAN dan BERTAQWA kepada ALLAH SWT.
Setiap Manusia tanpa terkecuali telah diberikan oleh ALLAH SWT apa yang
dinamakan dengan SIFAT ILMU dan SIBGHAH ASMA AL ALIEM serta telah pula
diberikan HUBBUL ISTITLAQ oleh ALLAH SWT, timbul pertanyaan, butuhkah kita
dengan ILMU ALLAH SWT yang dituangkan oleh ALLAH SWT di dalam AL-QUR'AN? Sebagai KHALIFAH di muka bumi
dapat dipastikan kita sangat membutuhkan, sangat memerlukan dan mungkin sangat
berketergantungan dengan ILMU ALLAH SWT yang sudah di-ilmukan ke alam dan/atau
melalui Al-Qur'an maupun ILMU ALLAH SWT yang masih di sisi ALLAH SWT.
Yang menjadi persoalan adalah ILMU ALLAH SWT yang manakah yang kita
butuhkan, apakah ILMU ALLAH SWT yang telah di-ilmukan ke alam dan/atau melalui Al-Qur'an ataukah ILMU
ALLAH SWT yang masih ada di sisi ALLAH SWT? Adanya 2(dua) buah kategori ILMU
ALLAH SWT akan memberikan 2(dua) implikasi yang berbeda pula, yaitu untuk ILMU
ALLAH SWT yang yang telah di-ilmukan ke alam dan/atau melalui Al-Qur'an berlaku
untuk seluruh umat manusia tanpa terkecuali dan/atau merupakan ketentuan yang
berlaku umum untuk seluruh KHALIFAH yang ada di muka bumi. Akan tetapi jika
kita ingin memperoleh ILMU ALLAH SWT yang masih di sisi ALLAH SWT maka yang
berlaku adalah ketentuan KHUSUS yaitu kita harus menjadi KHALIFAH yang juga
MAKHLUK PILIHAN dan/atau KHALIFAH yang BERIMAN dan BERAMAL SHALEH dan/atau
KHALIFAH yang BERIMAN dan BERTAQWA.
Adanya kondisi seperti ini berarti selain kita bisa memanfaatkan ILMU
yang telah ada di alam, kita juga diberikan TAMBAHAN ILMU yang berasal dari
kebesaran ILMU ALLAH SWT. Timbul pertanyaan, ILMU yang manakah yang akan dapat
menghantarkan kesuksesan hidup di dunia dan di akhirat? Jika kita ingin sukses
hidup di dunia semata maka dengan ILMU yang sudah di-ilmukan oleh ALLAH SWT
ke alam kita akan dapat sukses hidup di
dunia semata. Akan tetapi jika kita ingin sukses dunia dan akhirat secara
berbarengan maka kita harus dapat memperoleh ke dua ILMU baik yang sudah
di-ilmukan ke alam maupun yang masih di sisi ALLAH SWT.
B. AL LAH
SWT MEMPERKENALKAN NAMANYA kepada MANUSIA.
AL-QUR'AN selain berfungsi sebagai cerminan dari KEHENDAK dan KEMAMPUAN
ALLAH SWT serta cerminan dari ILMU ALLAH SWT. AL-QUR'AN juga merupakan salah
satu media bagi ALLAH SWT untuk memperkenalkan NAMANYA dan/atau untuk
menunjukkan keberadaan ALLAH SWT kepada umat manusia selain melalui ciptaan-Nya
yang lain. AL-QUR'AN dikatakan demikian dikarenakan isi dan kandungan AL-QUR'AN
itu tidak lain adalah penjabaran, pemaparan, pengungkapan dari kemahaan serta
kebesaran ALLAH SWT itu sendiri termasuk di dalamnya menunjukkan dan
memperlihatkan kemahaan DZAT ALLAH SWT, kemahaan SIFAT ALLAH SWT dan kemahaan
ASMA ALLAH SWT. Sekarang lihatlah isi dan kandungan AL-QUR'AN, di dalam
AL-QUR'AN kita akan menemukan dan akan mendapatkan serta akan mengetahui,
hal-hal sebagai berikut tentang ALLAH
SWT, yaitu:
1)
Apa itu ALLAH
SWT? Jawaban dari pertanyaan ini ada pada
surat Thaahaa (20) ayat 14 di bawah ini. ALLAH SWT menerangkan diri-Nya
sendiri dengan mengatakan bahwa AKU adalah
ALLAH SWT, tidak ada tuhan yang hak selain AKU.
Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan
(yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat
aku.
(surat
Thaahaa (20) ayat 14)
2)
Siapa itu
ALLAH SWT? Sebahagian jawaban siapa itu ALLAH SWT ada pada surat Ibrahim (14)
ayat 2; surat As Sajdah (32) ayat 4-5; dan surat Al Hasyr (59) ayat 22-23-24 di
bawah ini.
Allah-lah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. dan
kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih,
(surat Ibrahim (14)
ayat 2)
Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa
yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas
'Arsy[1188]. tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan
tidak (pula) seorang pemberi syafa'at[1189]. Maka Apakah kamu tidak
memperhatikan?
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian
(urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu[1190]
(surat
As Sajdah (32) ayat 4-5)
[1188]
Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai
dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[1189]
Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain
atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima
di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.
[1190]
Maksud urusan itu naik kepadanya ialah beritanya yang dibawa oleh malaikat.
ayat ini suatu tamsil bagi kebesaran Allah dan keagunganNya.
Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang
mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja,
yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha
Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan,
Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan,
yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang
di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(surat
Al Hasyr (59) ayat 22-23-24)
3)
Seperti apakah
ALLAH SWT atau Bagaimana itu ALLAH SWT? Sebahagian dari jawaban dari pertanyaan
di atas seperti apakah ALLAH SWT ada pada surat Faathir (35) ayat 38; surat Al
Qashash (28) ayat 88 di bawah ini.
Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi.
Sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala isi hati.
(surat Faathir (35)
ayat 38)
janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apapun yang
lain. tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. tiap-tiap sesuatu
pasti binasa, kecuali Allah. bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya
kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
(surat Al Qashash
(28) ayat 88)
4)
Dimana itu
ALLAH SWT? Jawaban dari dimana ALLAH SWT berada ada pada surat Yunus (10) ayat
3 dan surat Qaaf (50) ayat 16 di bawah ini.
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala
urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada
izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia.
Maka Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?
(surat Yunus (10)
ayat 3)
dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,
(surat Qaaf (50) ayat
16)
5)
Berapa jumlah
ALLAH SWT? jawabannya ada pada surat Al Anbiyaa (21) ayat 108 di bawah ini.
Katakanlah: "Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah:
"Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa. Maka hendaklah kamu berserah
diri (kepada-Nya)".
(surat Al Anbiyaa
(21) ayat 108)
Adanya 5 (lima) buah informasi yang tegas di dalam AL-QUR'AN tentang
ALLAH SWT, maka tidaklah berlebihan jika AL-QUR'AN yang diturunkan oleh ALLAH
SWT kepada diri kita selaku umat NABI MUHAMMAD SAW merupakan media bagi ALLAH
SWT untuk memperkenalkan ALLAH SWT kepada umat manusia dan/atau CERMINAN
langsung dari ALLAH SWT yang dituangkan ke dalam sebuah buku manual, dalam hal
ini adalah AL-QUR'AN.
C. AL-QUR'AN adalah UNDANG-UNDANG, ATURAN,
KETENTUAN ALLAH SWT.
ALLAH SWT adalah Inisiator, Pencipta yang sekaligus Pemilik dari langit
dan bumi beserta isinya termasuk di dalamnya kekhalifahan di muka bumi. Jika
langit dan bumi adalah ciptaan yang dimiliki oleh ALLAH SWT, timbul pertanyaan
undang-undang, ketentuan-ketentuan, peratuaran-peraturan, siapakah yang wajib
dan harus berlaku di langit dan di bumi ini? Berdasarkan akal sehat sudah
sepantasnya, sudah sepatutnya, sudah seharusnya, sudah memang harus demikian
adanya, bahwa undang-undang, ketentuan, dan peraturan yang wajib berlaku dan
yang wajib diterapkan adalah undang-undang, ketentuan, dan peraturan serta
hukum yang berasal dari ALLAH SWT.
Selanjutnya dalam rangka ALLAH SWT menunjukkan, memperlihatkan Eksistensi
yang memang sudah seharusnya dilaksanakan-Nya sebagai Inisiator, Pencipta yang
sekaligus Pemilik dari langit dan bumi, maka ALLAH SWT menurunkan ALKITAB.
Adanya ALKITAB, dalam hal ini adalah ZABUR, TAURAT, INJIL, dan AL-QUR'AN, maka
kebesaran, kemahaan, kedigjayaan ALLAH SWT diperlihatkan kepada makhluk-Nya.
Untuk itu mari kita perhatikanlah apa yang dikemukakan oleh Abdullah Ibnu
Abbas di dalam kitab tafsirnya yang mengatakan bahwa di dalam ayat-ayat Al
Qur’an yang terdiri dari 30 (tiga puluh) Juz, 114 (seratus empat belas) surat
serta 6.666 (enam ribu enam ratus enam puluh enam) ayat, jika diperinci akan
terdapat sejumlah ayat-ayat yang berisi perintah, larangan, ancaman, janji,
proses kejadian masa lampau dan masa datang, perumpamaan, halal dan haram,
nasikhmansukh, zikir, doa, tasbih, tahmid, dan istigfar, dengan perincian
sebagai berikut:
1. 1.000 ayat menunjukkan perintah, perintah
artinya wajib untuk dituruti, dilaksanakan, dikerjakan dan tidak boleh
dilanggar. Jika itu adalah perintah dari ALLAH SWT maka perintah itu
dimaksudkan untuk kebaikan, bukan untuk menjerumuskan umat manusia. Adanya
perintah dari ALLAH SWT berarti pula ALLAH SWT sayang kepada umat manusia
sebagai refleksi dari Af’al ALLAH SWT yaitu Ar Rahman dan Ar Rahhim sehingga
umat menjadi selamat di dunia dan di akhirat yang pada akhirnya masuk Surga.
2. 1.000 ayat menunjukkan larangan, larangan
artinya perintah untuk tidak boleh mengerjakan dan/atau melakukan sesuatu,
larangan juga berarti perintah untuk tidak melanggar ketentuan yang telah
ditetapkan oleh ALLAH SWT. Apakah maksud dan tujuan ALLAH SWT membuat larangan,
pasti ALLAH SWT tidak ingin menjerumuskan umatnya ke dalam jurang kesusahan,
jurangkesengsaraan ataupun mengakibatkan manusia masuk ke Neraka. Adanya
larangan berarti ALLAH SWT sayang kepada umatnya.
3. 1.000 ayat menunjukkan ancaman, ancaman
berarti jika kita melakukan sesuatu yang
sudah ditentukan dalam perintah dan larangan maka ALLAH SWT akan memberikan
sanksi kepada umatnya. Dalam ancaman yang ditetapkan oleh ALLAH SWT, biasanya
ALLAH SWT tidak serta merta langsung memutuskan suatu ancaman, ALLAH SWT tetap
memberikan kesempatan kepada umatnya untuk melakukan perbaikan, melakukan
taubat, sesuai dengan Af’al ALLAH SWT
yaitu Yang Maha Bijaksana dan Yang Maha Pengampun.
4. 1.000 ayat menunjukkan janji, janji adalah
sebuah timbal balik yang akan diberikan oleh ALLAH SWT bagi umatnya baik laki-laki atau perempuan
jika ia dapat melaksanakan perintah serta tidak melanggar larangan, maka ALLAH
SWT akan memenuhi janjinya kepada umatNya. Ingat janji ALLAH SWT tidak hanya kepada yang patuh kepada apa yang
diperintahkan, juga berlaku kepada yang melanggar perintah dan larangan. Sebab
janji ALLAH SWT itu adalah Benar, lihatlah siksa yang diberikan kepada umat
Nabi Nuh, umat Nabi Musa, umat Nabi Luth dll.
5. 1.000 ayat menjelaskan tentang proses
kejadian pada masa lampau dan masa akan datang. Ayat ini dimaksudkan oleh ALLAH SWT untuk umatnya betapa tinggi Ilmu
ALLAH SWT dan juga dapat dijadikan pelajaran Al Hikmah dan Filsafat bagi
umatnya yang mau dengan sadar memperhatikan tanda-tanda kebesaran ALLAH
SWT.
6. 1.000 ayat berisi tentang contoh-contoh atau
perumpamaan, perumpamaan dalam bentuk pengandaian yang dilakukan oleh ALLAH SWT
untuk memudahkan umatnya di dalam mempelajari
Al Qur’an maupun Ilmu ALLAH SWT. Dibalik perumpamaan dan/atau
pengandaian terdapat banyak Ilmu dan pelajaran baik yang langsung, yang
tersirat maupun yang tersembunyi. ALLAH SWT menginginkan makhluknya untuk terus
belajar-belajar dan belajar sehingga akan terlihat oleh umatnya betapa besar kekuatan,
kekuasan Ilmu ALLAH SWT.
7. 500 ayat menerangkan tentang halal dan haram.
Ayat ini dimaksudkan oleh ALLAH SWT sebagai sarana penunjang bagi umatnya jika
ingin selamat sampai ke tujuan. Halal dan Haram yang dimaksudkan oleh ALLAH
SWT, bukan semata-mata apa yang boleh dan apa yang tidak boleh di makan atau di
minum, akan tetapi jauh lebih dari itu. Halal dan Haram termasuk juga didalam
melaksanakan hubungan vertikal (hubungan dengan ALLAH SWT) maupun hubungan
horizontal (hubungan antar masyarakat, hubungan bisnis dan hubungan
kekeluargaan).
8. 100 ayat nasikhmansukh, nasikhmansukh artinya
satu ayat menggantikan, ayat yang lainnya. Ayat-ayat Al Qur’an diturunkan ALLAH
SWT di dua kota yaitu kota Makkah dan kota Madinah. Suatu ketika turun ayat Al
Qur’an di kota Madinah, maka berlakulah ayat tersebut. Kemudian turun ayat Al
Qur’an di kota Makkah yang isinya membatalkan ayat yang turun di kota Madinah,
maka ayat yang baru berlaku untuk menguatkan ayat yang turun di kota Madinah.
Ayat lama yang turun di kota Madinah disebut nasikh, sedangkan ayat yang baru
disebut mansukh.
9. 66 ayat zikir, doa, tasbih, tahmid, dan
istighfar. Zikir, doa, tasbih, tahmid dan istigfar adalah suatu media yang
diajarkan oleh ALLAH SWT kepada umatnya dalam rangka mengingat ALLAH SWT, memohon kepada ALLAH SWT,
memuji kebesaran ALLAH SWT dan juga meminta ampunan kepada ALLAH SWT. Lengkap
sudah ALLAH SWT memberikan kepada umatnya yaitu Al Qur’an sebagai sarana dan
media jika menghadapi hidup dan kehidupan baik susah maupun senang.
Adanya ayat-ayat yang berisi perintah, larangan, ancaman, janji, proses
kejadian masa lampau dan masa datang, perumpamaan, halal dan haram,
nasikhmansukh, zikir, doa, tasbih, tahmid, dan istigfar, yang terdapat di dalam
AL-QUR'AN mempertegas bahwa AL-QUR'AN adalah undang-undang, ketentuan,
peraturan yang harus berlaku di muka bumi. Sekarang sebagai KHALIFAH yang telah
TAHU DIRI masih maukah kita mengabaikan, masih maukah kita berbuat di luar
ketentuan yang telah ALLAH SWT tetapkan? Jika kita telah memilih dengan
kesadaran diri untuk pulang kampung ke NERAKA JAHANNAM sehingga diri kita
menjadi tetangga yang baik bagi JIN/IBLIS/SYAITAN maka lakukanlah hal-hal
sebagai berikut:
1.
Jangan pernah
akui adanya undang-undang, ketentuan dan peraturan ALLAH SWT yang telah
dituangkan di dalam AL-QUR'AN.
2.
Ubahlah,
tambahlah, kurangilah, gantilah, pilah-pilahlah AL-QUR'AN yang telah diturunkan
ALLAH SWT kepada umat manusia untuk
kepentingan diri atau kelompok tertentu.
Akan tetapi jika kita ingin pulang kampung ke SYURGA
yang di bawahnya mengalir sungai-sungai maka
jadikan, perlakukan, tempatkan, laksanakan isi dan kandungan AL-QUR'AN
sesuai dengan KEHENDAK ALLAH SWT.
Selanjutnya berdasarkan apa-apa yang telah kami kemukakan di atas tentang
apa itu AL-QUR'AN maka kita dapat mengatakan bahwa AL-QUR'AN itu adalah
KEHENDAK dan KEMAMPUAN ALLAH SWT, ILMU ALLAH SWT, sarana ALLAH SWT
memperkenalkan NAMANYA atau DZATNYA kepada umat manusia, Undang-undang,
ketentuan dan peraturan ALLAH SWT dan juga
AL-QUR'AN itu adalah KALAM ALLAH SWT yang telah di kalamkan melalui
perantaraan MALAIKAT JIBRIL as kepada NABI MUHAMMAD SAW. Adanya kondisi dasar
AL-QUR'AN yang seperti ini berarti AL-QUR'AN dapat dipastikan sesuai dan
sejalan dengan KEMAHAAN dan KEBESARAN ALLAH SWT. Untuk itu perhatikanlah
hal-hal sebagai berikut:
1)
ALLAH SWT
adalah AL-QUDDUS yaitu DZAT yang sangat suci dan sangat murni, hal ini
dibuktikan dengan kondisi AL-QUR'AN yang juga bersifat suci dan murni, yaitu
hanya berasal dari ALLAH SWT.
Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat
mulia,
pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),
tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang
disucikan.
diturunkan dari Rabbil 'alamiin.
(surat
Al Waaqiah (56) ayat 77-78-79-80)
2)
ALLAH SWT
adalah AL ALIEM, yaitu DZAT yang MAHA MENGETAHUI, hal ini dibuktikan dengan
kondisi AL-QUR'AN yang juga merupakan ILMU ALLAH SWT serta ILMU itu akan di
ajarkan serta akan dimudahkan jika ingin dipelajari oleh manusia.
jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu
Maka ketahuilah, Sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu[713] Allah,
dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, Maka maukah kamu berserah diri
(kepada Allah)?
(surat Huud (11) ayat
14)
[713] Yakni: Allah saja yang dapat membuat Al
Quran itu.
3)
ALLAH SWT
adalah AL MU'IZZ yaitu DZAT yang MAHA PEMBERI KEMULIAAN maka AL-QUR'AN
dijadikan ALLAH SWT sebagai suatu
kemuliaan bagi umat manusia yang ingin selamat dan yang ingin ditolong ALLAH
SWT.
Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan
kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus.
dan Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar
bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab.
(surat Az Zukhruf
(43) ayat 43-44)
4)
ALLAH SWT
adalah AL GAFFAR yaitu DZAT yang MAHA PENGAMPUN maka AL-QUR'AN dijadikan ALLAH SWT sebagai penghapus dosa atau
kesalahan-kesalahan manusia.
dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang
diturunkan kepada Muhammad dan Itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah
menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki Keadaan mereka.
(surat Muhammad (47)
ayat 2)
5)
ALLAH SWT
adalah AN NUUR yaitu DZAT yang MAHA BERCAHAYA maka AL-QUR'AN dijadikan ALLAH SWT
sebagai cahaya untuk menerangi kehidupan manusia.
Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di
dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu
diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada
Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan
mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi
terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah
kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit.
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka
mereka itu adalah orang-orang yang kafir.
(surat
Al Maiidah (5) ayat 44)
6)
ALLAH SWT
adalah AL HAQQ yaitu DZAT yang MAHA BENAR maka AL-QUR'AN dijadikan ALLAH SWT
sebagai pembawa kebenaran.
yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al kitab dengan
membawa kebenaran; dan Sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang
(kebenaran) Al kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari
kebenaran).
(surat Al Baqarah (2)
ayat 176)
Demikian seterusnya sesuai dengan ASMA ALLAH SWT
atau sesuai dengan ASMAUL HUSNA yang berjumlah 99 perbuatan. Selanjutnya
setelah ALLAH SWT menurunkan AL-QUR'AN untuk seluruh umat manusia, termasuk di
dalamnya untuk diri kita, lalu adakah peranan ALLAH SWT kepada AL-QUR'AN yang
telah diturunkan-Nya itu? ALLAH SWT selaku pemilik KALAM tentu akan
bertanggungjawab dengan apa-apa yang telah dikalamkan-Nya melalui perantaraan
Malaikat Jibril as. Untuk itu ALLAH SWT melalui surat Al Hijr (15) ayat 9 di
bawah ini, menyatakan bahwa:
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya[793].
(surat
Al Hijr (15) ayat 9)
[793]
Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran
selama-lamanya.
ALLAH SWT sendirilah yang akan menjaga dan/atau akan memelihara AL-QUR'AN
dari waktu ke waktu. Untuk apakah ALLAH SWT melakukan hal tersebut:
1.
Untuk
mempertahankan suatu pernyataan yang telah dinyatakan oleh ALLAH SWT secara
tertulis. Contohnya ALLAH SWT memiliki SIFAT SALBIYAH dan SIFAT MA'ANI,
sekarang bagaimana jadinya jika pernyataan ALLAH SWT tersebut berjalan sesuai
dengan KEHENDAK ALLAH SWT jika pernyataan yang telah dinyatakan di dalam
AL-QUR"AN di ubah atau berubah-ubah? Agar pernyataan ini tetap berlaku
utuh dari waktu ke waktu maka ALLAH SWT memberikan jaminan-Nya untuk memelihara
dan menjaga AL-QUR'AN secara langsung. Jika sampai pernyataan ALLAH SWT yang
telah tertulis di dalam AL-QUR'AN berubah atau dapat di ubah maka pernyataan
yang telah dinyatakan oleh ALLAH SWT menjadi batal dan tidak berlaku lagi.
2.
Untuk
memberikan JAMINAN kepada sesuatu yang akan berlaku tetap dari waktu ke waktu secara tertulis.
Contohnya ALLAH SWT akan memberikan SYURGA kepada umatnya yang TAAT dan PATUH
dan memberikan NERAKA kepada umatnya yang KAFIR, sekarang apa jadinya jika
JAMINAN yang telah dinyatakan tertulis dalam AL-QUR'AN di ubah atau
berubah-ubah dari waktu ke waktu? Agar JAMINAN ini memberikan kepastian hukum
dan/atau tidak membingungkan maka ALLAH SWT akan menjaga pernyataan JAMINAN
yang telah dinyatakan-Nya dalam
AL-QUR'AN itu tetap dari waktu ke waktu.
Selanjutnya melalui cara apakah ALLAH SWT menjaga dan memelihara
AL-QUR'AN dari waktu ke waktu? Adanya BAHASA
ALLAH SWT yang sangat berbeda dengan bahasa manusia yang terdapat di
dalam AL-QUR'AN, hal ini akan memudahkan AL-QUR'AN tertancap di dalam hati ruhani
manusia dan juga akan memudahkan AL-QUR'AN untuk dihafal oleh para HAFIZS.
Untuk itu perhatikanlah sewaktu kita membaca AL-QUR'AN, jika kita sampai salah
mengucapkan salah satu ayat yang ada di dalam AL-QUR'AN maka orang lain yang di dalam hati ruhaninya
telah tertanam AL-QUR'AN maka orang tersebut akan langsung tersontak untuk
mengatakan apa yang kita baca ada yang salah. Demikian pula dengan adanya
HAFIZS-HAFIZS AL-QUR'AN yang selalu tumbuh dari waktu ke waktu maka melalui
HAFIZS-HAFIZS inilah ALLAH SWT menitipkan AL-QUR'AN agar dipelihara dan di jaga
dari waktu ke waktu. Hal yang harus di ingat adalah untuk menjadi HAFIZS yang
dikehendaki oleh ALLAH SWT tidaklah mudah sebab ia harus dapat mempersiapkan
terlebih dahulu kebersihan HATI RUHANI tempat di tancapkannya AL-QUR'AN, tanpa
hal ini akan sulit menjadi HAFIZS yang dikehendaki ALLAH SWT.
Sebagai KHALIFAH di muka bumi, jika kita ingin memperoleh apa-apa yang
terdapat di dalam AL-QUR'AN yang sesuai dengan KEHENDAK ALLAH SWT, maka kita
harus meletakkan dan menempatkan AL-QUR'AN sesuai dengan KEBESARAN dan KEMAHAAN
yang mencerminkan KEBESARAN dan KEMAHAAN ALLAH SWT. Jika kita mengatakan
AL-QUR'AN hanya sebatas apa yang tertulis saja maka hal itulah yang akan kita
dapatkan. Dan jika kita mengatakan bahwa AL-QUR'AN merupakan cerminan dari
kemahaan dan kebesaran ALLAH SWT maka hal itulah yang akan kita peroleh dari
AL-QUR'AN. Semoga kita semua bukanlah seperti KATAK yang ada di dalam TEMPURUNG
di dalam menyikapi KEBESARAN AL-QUR'AN yang telah diturunkan oleh ALLAH SWT
kepada umat manusia. Selanjutnya apakah saja isi dan kandungan AL-QUR'AN itu,
apakah hanya sebatas yang telah kami sebutkan di atas? Berikut ini akan kami
kemukakan beberapa pokok-pokok isi dan kandungan AL-QUR'AN yang terdapat di dalam
AL-QUR'AN itu sendiri, yaitu:
1)
DIINUL ISLAM
adalah satu-satunya AGAMA yang HAQ di muka bumi ini, selain itu ditolak.
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah
hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189]
kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada)
di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka
Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang
kebenaran Islam), Maka Katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah
dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". dan Katakanlah kepada
orang-orang yang telah diberi Al kitab
dan kepada orang-orang yang ummi[190]: "Apakah kamu (mau) masuk
Islam". jika mereka masuk Islam, Sesungguhnya mereka telah mendapat
petunjuk, dan jika mereka berpaling, Maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan
(ayat-ayat Allah). dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.
(surat
Ali Imran (3) ayat 19-20)
[189] Maksudnya ialah Kitab-Kitab yang diturunkan
sebelum Al Quran.
[190] Ummi artinya ialah orang yang tidak
tahu tulis baca. menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan Ummi ialah
orang musyrik Arab yang tidak tahu tulis baca. menurut sebagian yang lain ialah
orang-orang yang tidak diberi Al Kitab.
2)
Menyuruh
mengabdi hanya kepada ALLAH SWT semata, selama hayat masih di kandung badan.
dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada
orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan
kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil
Ibrahim menjadi kesayanganNya.
(surat
An Nisaa' (4) ayat 125)
sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu kitab (Al
Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya.
(surat
Az Zumar (39) ayat 2)
3)
Hukum-Hukum
Bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, termasuk di dalamnya Tata Cara
Bermuamalah dengan sesama umat manusia.
dan janganlah kamu berdebat denganAhli Kitab,
melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di
antara mereka[1154], dan Katakanlah: "Kami telah beriman kepada
(kitab-kitab) yang diturunkan kepada Kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan
Kami dan Tuhanmu adalah satu; dan Kami hanya kepada-Nya berserah diri".
(surat
Al Ankabuut (29) ayat 46)
[1154]
Yang dimaksud dengan orang-orang yang zalim Ialah: orang-orang yang setelah
diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dengan cara
yang paling baik, mereka tetap membantah dan membangkang dan tetap menyatakan permusuhan.
dan mereka minta fatwa kepadamu tentang Para
wanita. Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa
yang dibacakan kepadamu dalam Al Quran[354] (juga memfatwakan) tentang Para
wanita yatim yang kamu tidak memberikan kepada mereka apa[355] yang ditetapkan
untuk mereka, sedang kamu ingin mengawini mereka[356] dan tentang anak-anak
yang masih dipandang lemah. dan (Allah menyuruh kamu) supaya kamu mengurus
anak-anak yatim secara adil. dan kebajikan apa saja yang kamu kerjakan, Maka
Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahuinya.
(surat
An Nisaa' (4) ayat 127)
[354]
Lihat surat An Nisaa' ayat 2 dan 3
[355]
Maksudnya Ialah: pusaka dan maskawin.
[356]
Menurut adat Arab Jahiliyah seorang Wali berkuasa atas wanita yatim yang dalam
asuhannya dan berkuasa akan hartanya. jika wanita yatim itu cantik dikawini dan
diambil hartanya. jika wanita itu buruk rupanya, dihalanginya kawin dengan
laki-laki yang lain supaya Dia tetap dapat menguasai hartanya. kebiasaan di
atas dilarang melakukannya oleh ayat ini.
dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz[357]
atau sikap tidak acuh dari suaminya, Maka tidak mengapa bagi keduanya
Mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya[358], dan perdamaian itu lebih baik
(bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir[359]. dan jika kamu
bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan
sikap tak acuh), Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
dan kamu sekali-kali tidak akan dapat Berlaku adil
di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian,
karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga
kamu biarkan yang lain terkatung-katung. dan jika kamu Mengadakan perbaikan dan
memelihara diri (dari kecurangan), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
(surat
An Nisaa' (4) ayat 128-129)
[357]
Nusyuz: Yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. nusyuz dari pihak isteri
seperti meninggalkan rumah tanpa izin suaminya. nusyuz dari pihak suami ialah
bersikap keras terhadap isterinya; tidak mau menggaulinya dan tidak mau
memberikan haknya.
[358]
Seperti isteri bersedia beberapa haknya dikurangi Asal suaminya mau baik
kembali.
[359]
Maksudnya: tabi'at manusia itu tidak mau melepaskan sebahagian haknya kepada
orang lain dengan seikhlas hatinya, Kendatipun demikian jika isteri melepaskan
sebahagian hak-haknya, Maka boleh suami menerimanya.
4)
Perintah
mendirikan SHALAT bagi umat manusia tanpa terkecuali
bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu
Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah
dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(surat
Al Ankabuut (29) ayat 45)
5)
Ingatkan bahwa
HIDUP tidak selamanya, MANUSIA pasti akan MATI sebab MATI adalah GERBANG untuk
menuju kehidupan Akhirat.
orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di
akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang
Muslim.
biarkanlah mereka (di dunia ini) Makan dan
bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), Maka kelak mereka
akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).
dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun,
melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan.
tidak ada suatu umatpun yang dapat mendahului
ajalnya, dan tidak (pula) dapat mengundurkan (Nya).
(surat
Al Hijr (15) ayat 2-3-4-5)
6)
Menjadi AHLI
NERAKA jika mengingkari AL-QUR'AN dan/atau dimasukkan ke NERAKA jika tidak
mengimani AL-QUR'AN.
Allah berfirman: "Masuklah kamu sekalian ke
dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum
kamu. Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), Dia mengutuk kawannya
(menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya berkatalah orang-orang
yang masuk kemudian[538] di antara mereka kepada orang-orang yang masuk
terdahulu[539]: "Ya Tuhan Kami, mereka telah menyesatkan Kami, sebab itu
datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka". Allah
berfirman: "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, akan
tetapi kamu tidak Mengetahui".
(surat
Al A'raaf (7) ayat 38)
[538]
Maksudnya: Pengikut-pengikut
[539]
Maksudnya: pemimpin-pemimpin
Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Apakah kamu
memandang Kami salah, hanya lantaran Kami beriman kepada Allah, kepada apa yang
diturunkan kepada Kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang
kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang Fasik ?
Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan
kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang
fasik) itu disisi Allah, Yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di
antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi[424] dan (orang yang)
menyembah thaghut?". mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat
dari jalan yang lurus.
(surat
Al Maa-idah (5) ayat 59-60)
[424]
Yang dimaksud disini Ialah: orang-orang Yahudi yang melanggar kehormatan hari
Sabtu (Lihat surat Al Baqarah ayat 65).
7)
Adanya Ayat-Ayat
MUHKAMAT dan Ayat-Ayat MUTASYABIHAT di dalam kitab suci Al-Qur’an
Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada
kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat[183], Itulah pokok-pokok
isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat[184]. Adapun orang-orang
yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian
ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk
mencari-cari ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan
Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada
ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan
tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang
berakal.
(surat
Ali Imran (3) ayat 7)
[183]
Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya, dapat
dipahami dengan mudah.
[184]
Termasuk dalam pengertian ayat-ayat mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung
beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali
sesudah diselidiki secara mendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya
Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang
ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari kiamat, surga, neraka dan
lain-lain.
8)
SETIAP AMAL
pasti DIBALAS oleh ALLAH SWT secara Adil dan bermartabat baik pria ataupun
wanita.
(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut
angan-anganmu yang kosong[353] dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli Kitab.
Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan
kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya
selain dari Allah.
Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik
laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke
dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.
(surat
An Nisaa' (4) ayat 123-124)
[353] Mu di sini ada yang mengartikan dengan
kaum muslimin dan ada pula yang mengartikan kaum musyrikin. Maksudnya ialah
pahala di akhirat bukanlah menuruti angan-angan dan cita-cita mereka, tetapi sesuai
dengan ketentuan-ketentuan agama.
9)
AL FAATIHAH
adalah Induknya AL-QUR'AN
AL FAATIHAH disebut juga UMMUL QUR'AN atau disebut
juga dengan UMMUL KITAAB, karena surat Al Faatihah merupakan induk bagi semua
isi dan kandungan AL-QUR'AN serta menjadi intisari dari kandungan AL-QUR'AN.
Surat Al Faatihah juga dinamakan juga As Sab'ul Matsaany atau tujuh yang
berulang-ulang karena ayatnya ada tujuh dan di baca berulang-ulang di dalam
shalat minimal 17 (tujuh belas) kali sehari.
dan Sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh
ayat yang dibaca berulang-ulang[814] dan Al Quran yang agung.
(surat
Al Hijr (15) ayat 87)
[814]
Yang dimaksud tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang ialah surat Al-Faatihah yang terdiri dari tujuh
ayat. sebagian ahli tafsir mengatakan tujuh surat-surat yang panjang Yaitu
Al-Baqarah, Ali Imran, Al-Maaidah, An-Nissa', Al 'Araaf, Al An'aam dan
Al-Anfaal atau At-Taubah.
Ubay
bin Ka’b r.a berkata: Nabi SAW bersabda:
Allah ta’al berfirman: Hai anak Adam, Aku telah menurunkan tujuh ayat; tiga
diantaranya untukKu, dan tiga untukmu dan satu antara Aku dengan engkau. Adapun
untukKu yaitu: Alhamdu lillahi rabbil alamien, Arrahmanirrahiem,
Malikiyaumiddin (segala puja dan puji bagi Allah Tuhan yang memelihara alam
semesta;Maha Pemurah lagi Pengasih; yang memiliki hari pembalasan). Adapun yang
diantaraKu denganmu, yaitu: Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (hanya
kepadaMulah aku menyembah, dan hanya kepadaMu aku minta tolong). Dari padamu
manusia ibadat dan Aku yang menolong. Adapun yang melulu untukmu, yaitu:
Ihdinasshiratalmustaqiem, Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil
magh-dhubialaihim waladh-dhaaliin. (pimpinlah kami ke jalan yang lurus, jalan
orang-orang yang Engkau anugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang
dimurka, dan bukan
jalan
mereka yang sesat)
(HQR Attabarani didalam mu’jam
al-aushath, 272:01)
Sehari semalam kita diwajibkan untuk membaca surat Al
Faatihah minimal 17(tujuh belas) kali, sebenarnya ada makna apakah di balik
surat Al Faatihah, sehingga kita diwajibkan untuk membacanya minimal 17
(tujuh belas) kali dalam satu hari oleh ALLAH SWT? Untuk itu mari kita lihat
makna yang terkandung dari ayat-ayat surat
Al Faatihah :
1.
Bismillah berarti saya memulai membaca Al Faatihah ini
dengan menyebut nama ALLAH SWT. Tiap-tiap pekerjaan yang baik itu
hendaknya dimulai dengan
menyebut nama ALLAH
SWT. ALLAH SWT ialah nama Dzat
yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya ; yang tidak
membutuhkan makhlukNya, tetapi makhluk membutuhkanNya. Ar Rahmaan (Yang Maha
Pemurah) berarti bahwa ALLAH SWT melimpahkan karuniaNya kepada makhluknya,
sedang Ar Rahiim (Yang Maha Penyayang) berarti bahwa ALLAH SWT senantiasa bersifat rahmat yang menyebabkan
ALLAH SWT selalu melimpahkan rahmatnya kepada mahluknya.
2.
Alhamdu (segala puji) bagi ALLAH SWT, berarti
menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik.
3.
Rabb (Tuhan) berarti Tuhan yang ditaati yang memiliki,
mendidik, memelihara. Aalamiin (semesta alam) berarti semua yang diciptakan
Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis seperti manusia, hewan, tumbuhan,
benda-benda mati dan sebagainya. ALLAH SWT adalah pencipta dari semua itu.
4.
Maalik (yang
menguasai) dengan memanjangkan “miim” ia berarti pemilik (yang empunya)
dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan ‘mim”) berarti
raja.
5.
Yaumiddin
(hari pembalasan) berarti hari yang diwaktu itu
masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang
buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab,
yaumuljazaa dan sebagainya.
6.
Na’budu diambil dari kata Ibaadat berarti kepatuhan
dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan tentang kebesaran ALLAH SWT,
sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa ALLAH SWT mempunyai
kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
7.
Nasta’iin (minta pertolongan) diambil dari kata isti’aanah,
berarti mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang
tidak sanggup diselesaikan dengan tenaga sendiri.
8.
Ihdina (tunjukilah kami) diambil dari kata hidaayat,
berarti memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar, termasuk juga memberi
taufik. Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat
ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Agama Islam.
Itulah makna yang terkandung dalam surat Al
Faatihah sehingga surat Al Faatihah disebut juga induknya Al
Qur’an (Ummul Qur’an). Begitu hebat makna yang terkandung di dalam surat Al Faatihah sehingga kitapun akan selalu
diganggu oleh Syaitan setiap membaca Al
Faatihah pada setiap kali kita melakukan shalat wajib maupun shalat sunat.
Pernahkah anda merasakan adanya gangguan Syaitan sehingga konsentrasi pada
waktu membaca Al Faatihah menjadi
buyar dan melantur?
dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan
merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu
pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai.
(surat
Al A'raaf (7) ayat 205)
Abu Hurairah ra, berkata: Nabi SAW bersabda: ALLAH ta'ala
berfirman:" Aku telah membagi shalat menjadi dua bagian di antara Aku dan
hamba-Ku dan Aku beri hamba-Ku apa yang ia minta. Bila ia mengucapkan
"Alhamdulillahi Rabbil Alamin", berfirman ALLAH: Hamba-Ku telah
menysukuri-Ku dan bila mengucapkan "Arrahmani Rahiem" berfirman ALLAH:
Hamba-Ku yang telah memuji-Ku. Dan bila ia mengucapkan "Maliki yau
Middin" berfirman ALLAH: Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Bila ia
mengucapkan "Iyyaka na'budu dan Iyyakanasta'ien" berfirmanlah ALLAH:
Inilah persoalan antara Aku dan Hamba-Ku dan Aku beri hamba-Ku apa yang ia
minta. Dan ia mengucapkan "Ihdinash shiratal mustaqiem dan
seterusnya" berfirman ALLAH: Inilah melulu untuk hamba-Ku dan Aku beri
hamba-Ku apa yang ia minta.
(HQR Ahmad, Abu Dawud, Attirmidzi,
Annasa'ie, Ibnu Hibban dan
Ibnu Majjah; 272:115)
Di dalam kacamata Syaitan jika manusia dapat
melaksanakan dan/atau memperoleh makna yang terkandung di dalam surat Al Faatihah maka buyarlah dan/atau
gagallah Syaitan mempengaruhi manusia dan/atau Syaitan tidak suka jika manusia
mendapatkan dan/atau menempuh jalan yang lurus dan/atau memperoleh apa-apa yang
akan diberikan oleh ALLAH SWT melalui L FAATIHAH. Hal inilah yang
tidak di inginkan oleh Syaitan sehingga Syaitan akan sekuat tenaga untuk
menggagalkan setiap upaya manusia untuk mendapatkan makna yang terkandung dari
surat Al Faatihah. Sekarang apa yang
harus dilakukan oleh manusia jika ingin mendapatkan makna yang terkandung di
dalam surat Al Faatihah? Untuk itu
setiap kali kita mendirikan Shalat maka kita wajib melaksanakan shalat tersebut
dengan KHUSSYU’ dan penuh KONSENTRASI dengan kesadaran yang
tinggi bahwa kita sedang
berkomunikasi dengan ALLAH SWT serta pada saat membaca surat Al Faatihah harus dengan TARTIL dan TAJWID
yang baik benar. Mudah-mudahan dengan cara ini gangguan dari Syaitan
pada waktu kita
melaksanakan Shalat dapat
dihindari dan kitapun mendapatkan
makna yang terkandung
di dalam surat Al Faatihah dari ALLAH SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar