Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Sabtu, 03 September 2016

BERCERMIN KEPADA KETAATAN MAKHLUK CIPTAAN ALLAH SWT



Air mempunyai volume tetap dan bentuknya berubah-ubah menurut tempatnya. Terdiri dari molekul-molekul dan setiap molekulnya terdiri dari atom-atom dengan jumlah dan ukuran tertentu. Sehingga air dalam ilmu kimia ditulis dengan rumus H20. Artinya tiap satu molekul air terdiri dari dua atom hydrogen (H2) dan satu atom oksigen (O). Karena ketaatan dan kerelaannya terhadap azas dan sifat-sifatnya itu, maka atas ridha Tuhan air segar diminum untuk kehidupan. 

Demikian pula benda-benda lainnya, mempunyai volume dan bentuk tertentu. Juga terdiri dari molekul-molekul dan setiap molekulnya tersusun dari atom-atom dengan jumlah dan ukuran tertentu pula. Karena ketaatan dan kerelaannya pada azas dan sifat-sifatnya itu, maka atas ridha Tuhan benda-benda tersebut masing-masing membawa hikmah bagi kehidupan. Banda-benda tersebut senantiasa taat dan rela menerima aturan-aturan yang merupakan kepastian hukum Tuhan yang diberlakukan terhadap mereka.

Dan tidak sesuatu pun melainkan pada sisi kamilah perbendaharaannya dan Kami menurunkannya melainkan dengan kadar (ukuran tertentu)
(Al-Qur’an Surat Al Hijr ayat 21)


Bumi, Bulan, Matahari, Planet, Bintang dan segala benda angkasa yang jumlahnya tidak terhitung, terapung di alam semesta yang tidak terbatas. Benda-benda angkasa tersebut tersusun dalam satuan-satuan Tata Surya dan Tata Bintang (galaksi) yang jumlahnya pun tidak atau belum diketahui. Sebuah tata surya terdiri dari satu Matahari dan semua benda angkasa yang beredar mengelilinginya. Matahari adalah bintang yang menghasilkan cahayanya sendiri. Benda yang mengedari bintang dinamakan planet. Sebahagian besar planet memiliki satelit (bulan) yang berjalan mengelilinginya, Dalam Tata Surya kita, semuanya terdapat sembilan planet yang mengedari matahari,


 Matahari dalam Tata Surya hanyalah satu dari dua milyar bintang lebih yang membentuk suatu galaksi raksasa yang disebut dengan Bima Sakti. Dalam alam semesta terdapat banyak galaksi seperti bima sakti. Segala benda angkasa tersebut bergerak dan beredar teratur serasi dalam proses dan garis edarnya masing-masing dalam satuan-satuan ukuran yang serba menakjubkan. Karena ketaatan dan kerelaannya terhadap azas dan sifat-sifatnya, maka atas ridha Tuhan benda-benda angkasa tersebut masing-masing membawa hikmah bagi kehidupan, yaitu dapat menimbulkan keseimbangan, keamanan dan kenyamanan bagi mereka dan segala makhluk lainnya. Benda-benda tersebut senantiasa taat dan rela menerima aturan-aturan yang merupakan kepastian hukum Tuhan yang diberlakukan terhadap mereka.


Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan dengan ukuran-ukurannya yang tepat sekali.
(Al-Qur’an Surat Al Furqan ayat 2)


Anggur dan tanaman-tanaman lain sebangsanya, mempunyai sifat-sifat tertentu dan selamanya memakan garam-garaman atau unsur  hara yang tidak enak dari dalam tanah yang telah ditetapkan bagi mereka dengan jumlah dan ukuran tertentu. Karena ketaatan dan kerelaannya terhadap azas dan sifat-sifatnya itu, maka atas ridha Tuhan dapat menghasilkan buah yang enak dan manis rasanya. Demikian pula tanaman-tanaman lainnya, mempunyai sifat-sifat tertentu dan memakan bagian masing-masing. Mereka tidak serakah memakan atau menyimpang dari yang telah ditetapkan. Karena ketaatan dan kerelaannya terhadap azas dan sifat-sifatnya itu, maka atas ridha Tuhan tanaman-tanaman itu masing-masing membawa hikmah bagi kehidupan, Segala tanaman tersebut senanantiasa taat dan rela menerima aturan-aturan yang merupakan kepastian hukum yang diberlakukan terhadap mereka.

Sapi dan hewan-hewan lain sebangsanya selamanya memakan rerumputan dan dedaunan yang ditetapkan bagi mereka dengan jumlah dan ukuran yang tertentu pula. Karena ketaatan dan kerelaannya terhadap ketentuan-ketentuan itu pula, maka atas ridha Tuhan mereka dapat menghasilkan daging dan susu yang lezat dan menyehatkan. Demikian pula binatang-binatang lainnya, mempunyai sifat-sifat tertentu dan memakan bagian masing-masing. Mereka tidak serakah memakan atau menyimpang dari yang telah ditetapkan. Karena ketaatan dan kerelaannya terhadap azas dan sifat-sifatnya itu, maka atas ridha Tuhan hewan-hewan tersebut masing-masing membawa hikmah bagi kehidupan. Segala hewan tersebut senantiasa taat dan rela menerima aturan-aturan yang merupakan kepastian hukum Tuhan yang diberlakukan terhadap mereka.

Demikian pula orang-orang yang beriman yang bertaqwa kepada Allah SWT Pencipta Alam Semesta dan segala yang berada di dalamnya, niscaya mempunyai sifat-sifat dan kepribadian tertentu sesuai yang dikehendaki-Nya dan selalu berusaha, berkarya, beribadah untuk mendapatkan yang hak menghindari yang bathil. Mereka tidak serakah memiliki yang bukan haknya. Mereka taat dan rela menerima aturan-aturan Allah SWT yang merupakan kepastian hukum yang diperlakukan terhadap mereka. Karena ketaatan dan kerelaannya terhadap azas dan sifat-sifat kepribadian yang dikehendaki-Nya maka atas ridha ALLAH SWT niscaya mereka akan mendapatkan dan mendatangkan manfaat yang besar bagi kehidupan. Mereka akan senantiasa berusaha untuk taat dan rela menerima ajaran Agama dan Wahyu-Nya yang benar dan suci sebagai kepastian hukum ALLAH SWT yang diberlakukan kepada manusia. Mereka yakin, bahwa penolakan atau pembangkangan terhadap hukum ALLAH SWT yang berupa Agama dan Wahyu yang diridhai-Nya, pasti akan mewarisi kesedihan yang panjang dan penderitaan abadi di akhirat nanti. Merekapun yakin bahwa sesungguhnya segala makluk itu tidak bisa berpola akhlak lain, kecuali tunduk patuh kepada hukum ALLAH SWT atau sunnatullah baik secara terpaksa ataupun secara sukarela, karena manusia diberikan kebebasan-kemerdekaan untuk menentukan pilihan terhadap pola akhlak, sunnatullah Islam atau yang lainnya melalui perangkat hati nurani dan otak. Akibat yang dipetik dari kehidupan abadi di akhirat tergantung pada kebenaran dan kesalahan dalam menentukan pilihannya tersebut. Sedangkan makhluk lain, seperti benda mati, tumbuhan dan hewan hanya mematuhi sunnatullah secara terpaksa saja. Mereka tidak diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan terhadap pola akhlak lain, karena sifatnya sudah baku atau secara naluri. Sehingga mereka tidak akan dituntut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di akhirat kelak.


dan Sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu,
(surat Al Mu'minuun (23) ayat 21)

Sebagai makhluk yang  harus memenuhi kebutuhan gizi saat hidup di dunia, apakah yang berasal dari tumbuhan dan juga hewan. Sekarang mampukah manusia memenuhi kebutuhan gizi bagi dirinya sendiri jika di alam semesta ini tidak diciptakan tumbuhan dan binatang ternak?  Untuk itu persaksikanlah dengan Ilmu dan Kejujuran yang kita miliki tentang bermanfaatnya, tentang berkhasiatnya, tentang bergunanya binatang dan juga tumbuhan bagi kepentingan manusia di muka bumi ini. Selanjutnya, jika kita termasuk orang yang telah mampu dan mengenal diri sendiri, maka dengan adanya keberadaan tumbuhan dan hewan yang ada di muka bumi ini, sudah cukup bagi diri kita untuk selalu menyatakan bahwa Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu menciptakan tumbuhan dan hewan yang dapat memberikan kemaslahatan bagi umat manusia.


Sebagai KHALIFAH di muka bumi, tentu saat ini kita telah merasakan betapa bermanfaatnya serta betapa bergunanya tumbuhan dan juga hewan bagi kepentingan kesehatan tubuh kita, yang pada akhirnya dapat memudahkan diri kita menjalankan tugas sebagai KHALIFAH di muka bumi. Akan tetapi tahukah, mengertikah kita semua, apa yang telah dilakukan dan apa yang telah dikerjakan oleh tumbuhan dan hewan kepada ALLAH SWT?



semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(surat Al Hadiid (57) ayat 1)


Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. dan Barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.
(surat Al Hajj (22) ayat 18)


Berdasarkan surat Al Hadiid (57) ayat 1 dan surat Al Hajj (22) ayat 18 yang kami kemukakan di atas ini, diterangkan bahwa seluruh apa-apa yang ada di langit dan seluruh apa-apa yang ada di muka bumi, yang terdiri dari matahari, bulan, bintang, gunung, binatang, tumbuhan, tanpa terkecuali melakukan Sujud kepada ALLAH SWT atau Bertasbih kepada ALLAH SWT, dengan menyatakan dan mengakui akan kebesaran ALLAH SWT; menyatakan dan mengakui akan kekuasaan ALLAH SWT, menyatakan dan mengakui kemahaan ALLAH SWT. (hal yang tidak pernah kita ketahui adalah cara ciptaan ALLAH SWT di atas melaksanakan sujud dan tasbihnya) Selanjutnya bagaimana dengan Manusia atau dengan Diri Kita yang saat ini sama-sama berada di tengah-tengah langit dan bumi seperti halnya matahari, bulan, bintang, gunung, binatang, dan tumbuhan?


Jika DIRI KITA adalah sama-sama makhluk yang diciptakan oleh ALLAH SWT, apakah DIRI KITA juga telah melaksanakan seperti yang dilaksanakan oleh matahari, bulan, bintang, gunung, binatang, tumbuhan kepada ALLAH SWT? Selanjutnya jika DIRI KITA tidak mau melaksanakan seperti yang dilaksanakan oleh matahari, bulan, bintang, gunung, binatang, tumbuhan kepada  ALLAH SWT, lalu apa bedanya DIRI KITA yang telah dijadikan KHALIFAH di muka bumi dibandingkan dengan matahari, bulan, bintang, gunung, binatang, tumbuhan sedangkan KHALIFAH itu sendiri dapat diartikan sebagai Makhluk yang Terhormat dibandingkan dengan makhluk ALLAH SWT lainnya? Termasuk di dalam kelompok manakah Diri Kita ini, apakah kelompok yang sujud dan bertasbih kepada  ALLAH SWT atau apakah kelompok yang tidak mau sujud dan bertasbih kepada ALLAH SWT? Kami sangat berharap kita semua termasuk kelompok MANUSIA yang selalu Sujud dan Bertasbih hanya kepada ALLAH SWT. Sekarang bagaimana jika kita tidak mau sujud dan tidak mau bertasbih seperti sujud dan bertasbihnya matahari, bulan, bintang, gunung, binatang, tumbuhan kepada ALLAH SWT, apakah ada sanksinya dan konsekuensinya?

Jika kita tidak mau sujud dan tidak mau bertasbih dengan menyatakan dan mengakui akan kebesaran  ALLAH SWT, berarti  Manusia atau Diri kita termasuk orang-orang yang Tidak Tahu Diri atau Manusia yang kedudukannya lebih rendah dari apa-apa yang dikhalifahinya atau Manusia yang seharusnya menjadi Subyek telah berubah menjadi Obyek dikarenakan manusia sudah tidak sesuai lagi dengan kefitrahan yang dimilikinya yang pada akhirnya akan dapat menghantarkan diri kita berada di dalam kehendak SYAITAN yang siap dibawa ke Neraka Jahannam.


Selanjutnya ada satu hal yang akan kami kemukakan yaitu mengenai bertasbih dan sujudnya apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi, yang dihubungkan dengan keadaan yang terjadi di sekeliling kita, yaitu :


1.      Padi, Tikus dan Wereng bertasbih dan sujud kepada ALLAH SWT, sekarang relakah padi; sudikah padi, bersediakah padi, ikhlaskah padi, di makan oleh manusia yang tidak mau sujud dan yang tidak mau bertasbih kepada ALLAH SWT.

2.      Air dan Udara bertasbih dan sujud kepada ALLAH SWT, sekarang relakah air dan udara, sudikah air dan udara, bersediakan air dan udara, ikhlaskah air dan udara, jika dipergunakan oleh manusia yang membutuhkannya dimana manusia tersebut justru melakukan perbuatan dan tindakan yang berseberangan dengan perbuatan Air dan Udara kepada ALLAH SWT?


Dalam kehidupan sehari-hari, kita merasa jengkel dan rasanya sangat marah jika kita memberikan sesuatu kepada orang lain, katakanlah memberikan sejumlah uang, lalu uang tersebut dipergunakan untuk foya-foya atau untuk membiayai perbuatan maksiat atau untuk berjudi. Hal yang sama juga terjadi pada Padi, Air dan Udara yang juga merasa jengkel, marah, tidak suka, kepada manusia yang perilakunya sangat berseberangan dengan perilaku dirinya sedangkan manusia itu sendiri mempergunakan diri mereka untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Untuk itu jangan pernah salahkan Tikus ataupun juga wereng jika ia menjadi hama padi atau memakan padi secara sporadis sebab padi lebih suka, padi lebih ikhlas, padi lebih rela di makan oleh tikus dan juga wereng karena mereka semua sama-sama bertasbih dan sujud kepada ALLAH SWT seperti yang padi lakukan dibandingkan dengan manusia atau petani yang mengolah padi atau jangan pernah salahkan Air dan Juga Udara jika Air tiba-tiba menjelma menjadi banjir bandang atau malah menghilang atau jika Udara menjelma menjadi puting beliung atau bahkan menjadi badai yang menghancurkan dan meluluh lantakkan apa-apa yang ditemuinya.


Adanya kondisi yang kami kemukakan di atas, tidak ada jalan lain bagi diri kita untuk selalu menjaga perilaku diri kita agar jangan sampai perilaku diri kita lebih rendah dibandingkan dengan perilaku Hewan atau Binatang atau Tumbuhan dikarenakan mereka semua lebih tinggi tingkat ketaatannya kepada ALLAH SWT dibandingkan manusia atau jangan sampai Tikus dan Wereng, lebih disukai, lebih diinginkan, lebih dihargai oleh Padi dibandingkan dengan manusia selaku pengelola dan pengambil manfaat dari Padi. Untuk itu mari kita kembalikan kefitrahan diri kita sesuai dengan apa-apa yang dikehendaki ALLAH SWT saat pertama kali menciptakan Kekhalifahan di muka bumi.   
   
Berdasarkan hal-hal yang kami uraikan di atas, masih ada satu hal lain yang harus kita ketahui yaitu : maukah, relakah atau terpaksakah air, padi, hewan atau tumbuhan yang akan kita konsumsi begitu saja melepaskan zat-zat yang terkandung di dalamnya untuk kebutuhan manusia? Harus bagaimanakah kita bersikap kepada apa-apa yang akan kita konsumsi? ALLAH SWT selaku pencipta diri kita sudah memberikan ketentuan yang baku kepada diri kita tentang ketentuan dasar untuk mengkonsumsi segala sesuatu yang dibutuhkan oleh tubuh kita yang kesemuanya termaktub di dalam surat Abasa (80) ayat 24, di dalam surat Al Baqarah (2) ayat 168 dan juga melalui surat An Nahl (16) ayat 114 di bawah ini.


Maka hendaklah manusia memperhatikan makanannya.
(surat Abasa (80) ayat 24)

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
(surat Al Baqarah (2) ayat 168)

Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepadaNya saja menyembah.
(surat An Nahl (16) ayat 114)

Ibnu Abbas  r.a. berkata: Nabi SAW bersabda: Allah ta’ala berfirman: Berkata Iblis: Ya Tuhan; Semua makhluk-Mu telah engkau tentukan rezekinya, maka manakah rezekiku. Allah berfirman: Rezekimu adalah makanan yang tidak disebut nama-Ku padanya.
(hr Abussyekh; 272-259)

R            


Berdasarkan beberapa firman ALLAH SWT dan ketentuan hadits  yang kami kemukakan di atas, ALLAH SWT telah memberikan panduan kepada setiap manusia, termasuk kepada diri kita, jika akan mengkonsumsi Makanan ataupun Minuman, haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut:

a.      Setiap Makanan dan Minuman WAJIB memenuhi kriteria HALAL
b.      Setiap Makakan dan Minuman WAJIB memenuhi kriteria BAIK (Thayib).
c.       Setiap akan makan Makanan dan Minuman WAJIB membaca BASMALLAH.
d.      Setiap akan makan Makanan dan Minum WAJIB membaca DOA sebelum makan dan minum.

Adanya ketentuan di atas adalah bukti Kasih Sayang ALLAH SWT kepada diri kita, sehingga dengan begitu kita akan selalu berada di dalam Lindungan dan Ridha-Nya serta selalu mendapatkan hal-hal yang Berkualitas tinggi. Selain daripada itu ada hal lain yang harus kita perhatikan yaitu Halal dan Baik di dalam Makanan dan Minuman yang kita konsumsi merupakan sebuah kondisi yang kait mengkait serta keduanya tidak dapat berdiri sendiri. Kita tidak dapat hanya berpedoman kepada ketentuan Halal semata dengan mengabaikan ketentuan Baik, atau demikian pula sebaliknya. Halal dan Baik harus seiring sejalan. Halal  mengindikasikan Kualitas dan Mutu dari bahan sedangkan Baik adalah Ukuran, Takaran yang harus dikonsumsi atau Tingkat Kebutuhan Gizi yang harus dipenuhi. Jika ketentuan  Halal dan ketentuan Baik (Thayib) sudah kita buat dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan, apakah hal ini sudah sesuai dengan kehendak ALLAH SWT?


ALLAH SWT menunjukkan kasih sayang-Nya kepada setiap manusia bahwa Ketentuan Halal dan Ketentuan Baik belum cukup. Untuk itu ALLAH SWT memerintahkan kepada setiap manusia untuk selalu membaca Basmallah yang dilanjutkan Membaca Doa jika kita ingin Makan ataupun Minum. Untuk apa Basmallah dan Doa itu dan adakah hubungannya dengan Makanan dan Minuman yang kita konsumsi?


Ibnu Abbas  r.a. berkata: Nabi SAW bersabda: Allah ta’ala berfirman: Berkata Iblis: Ya Tuhan; Semua makhluk-Mu telah engkau tentukan rezekinya, maka manakah rezekiku. Allah berfirman: Rezekimu adalah makanan yang tidak disebut nama-Ku padanya.
(hr Abussyekh; 272-259)


Berdasarkan Hadits Qudsi di atas ini, jika kita Makan dan Minum,tetapi tidak dibacakan Basmallah maka yang diberi Makan dan Minum oleh diri kita bukanlah untuk diri kita sendiri, melainkan untuk Syaitan. Ini berarti kita yang Makan dan Minum tetapi yang diberi Rezeki adalah musuh utama dan terutama umat manusia.Adapun melalui Doa yang kita panjatkan sebelum Makan dan Minum, mudah-mudahan dapat memberikan atau dapat meningkatkan atau dapat menambah manfaat kepada kebutuhan Jasmani kita atau dapat mengurangi dampak negatif dari Makakan dan Minuman yang kita konsumsi. Hal ini dikarenakan belum tentu seluruh Makakan dan Minuman yang kita konsumsi 100% telah memenuhi Ketentuan Halal dan Ketentuan Baik  maka dengan Doa itulah kita berharap kepada ALLAH SWT untuk memberikan Lindungan dan Ridhanya terhadap Makanan dan Minuman yang kita konsumsi jika belum sepenuhnya memenuhi Ketentuan yang telah ALLAH SWT tetapkan. Sekarang apakah Makanan dan Minuman yang kita konsumsi sudah memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan  ALLAH SWT ataukah kita yang makan tetapi Syaitan yang Tumbuh Subur sehingga Syaitan mampu membangun rumah di dalam tubuh kita?


Ketentuan Halal dan Haram bukan hanya mengatur makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari saja. Akan tetapi ketentuan Halal dan Haram juga menyangkut bagaimana cara untuk mendapatkan makanan dan minuman yang akan kita konsumsi. Apa maksudnya? Sebagai contoh, makanan dan minuman yang akan kita konsumsi sudah memenuhi seluruh konsep yang ditetapkan oleh ALLAH SWT, akan tetapi jika cara memperolehnya tidak halal atau bertentangan dengan hukum yang berlaku seperti mencuri dan juga korupsi, maka ketentuan yang telah kita penuhi menjadi batal atau tidak berlaku lagi. Selanjutnya jika makanan dan minuman yang memenuhi konsep Halal lagi Baik saja dapat batal karena diperoleh dengan cara yang haram. Sekarang bagaimana dengan yang haram lagi syaiat, jika diperoleh dengan cara yang haram pula? Jawabannya dari pertanyaan ini adalah inilah kondisi yang paling dikehendaki oleh Syaitan sang laknatullah dikarenakan kesempatan Syaitan untuk memiliki Istana di dalam tubuh kita dapat terlaksana akibat ulah diri kita sendiri. 



Selain daripada itu dengan membacakan Basmallah sebelum makan atau minum sesuatu yang diciptakan oleh ALLAH SWT untuk kebutuhan jasmani diri kita berarti pada saat diri kita akan makan dan minum kita sudah mengucapkan atas nama ALLAH SWT engkau ku minum atau engkau ku makan wahai zat yang dibutuhkan tubuhku sehingga pada saat itu juga apa yang kita makan ataupun apa yang kita minum rela dan ikhlas menyerahkan apa-apa yang terkandung di dalam dirinya untuk kebutuhan dan kemaslahatan jasmani diri kita. Namun apabila kita langsung memakan ataupun meminum segala yang diciptakan oleh ALLAH SWT tanpa mengucapkan Basmallah yang terjadi adalah adanya keterpaksaan atau adanya ketidakridhaan dari zat-zat yang kita makan dan kita minum yang pada akhirnya hilanglah manfaat dan berkah dari makanan dan minuman yang kita konsumsi. Semoga hal ini tidak terjadi pada diri kita dan juga pada anak dan keturunan diri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar