1. Aku
selalu menghitung hitung waktu tidurku, sebagaimana aku menghitung hitung waktu
sadarku.
2. Perumpamaan
seorang mukmin di dunia ini adalah seperti seorang pasien di tangan perawatan
dokternya.
3. Ilmu
itu banyak, sementara usia kita pendek, maka ambillah ilmu yang engkau per-lukan
dalam urusan agamamu dan tinggalkan selainnya, jangan disibukkan dengannya.
4. Tiga
hal yang membuatku sedih hingga menangis; (1) pertama, perpisahan dengan Nabi Muhammad
SAW dan para sahabat beliau; (2) kedua, kedahsyatan jari kiamat; (3) ketiga,
saat berada di hadapan Allah, aku tidak tahu dimana tempat kembaliku, syurga
atau neraka?
5. Ingatlah
Allah ketika engkau berniat melakukan sesuatu, ketika engkau memutuskan
perkara, dan ketika engkau membagi bagikan harta.
6. Jika
Allah menginginkan keburukan bagi seorang hamba, akan dicabut rasa malu dari
dirinya. Jika rasa malu itu telah tercabut, tidaklah ia menjumpai Allah kecuali
dalam keadaan benci kepadanya.
7. Apabila
seorang hamba bersikap zuhud terhadap dunia, niscaya akan bersinarlah hatinya
dengan hikmah, anggota badannya akan saling menolong untuk taat kepada
Tuhannya.
8. Tiga
kelompok manusia yang membuatku heran hingga tertawa: (1) pertama, orang yang senantiasa
mengangan angankan dunia, padahal kematian selalu mengejarnya; (2) kedua, orang
yang lalai, padahal semua perbuatannya tidak akan dilalaikan; (3) orang yang
tertawa, padahal ia tidak tahu, Allah Yang Maha Memelihara alam semesta, murka
atau ridha kepadanya.
9. Perumpamaan
seorang Mukmin dalam kehidupan dunia ini seperti orang sakit yang ditemani
seorang dokter yang sangat memahami penyakit serta obatnya. Jika ia ingin
menikmati sesuatu yang dapat membahayakannya, dokter itu melarangnya. Dokter itu
masih saja melarangnya sampai ia benar benar sembuh dari sakitnya. Demikianlah
seorang mukmin menginginkan banyak hal yang telah diberikan kepada orang lain
berupa nikmat hidup. Namun Allah melarangnya dan menjauhkan hal itu darinya,
sampai Allah mewafatkannya dan memasukkan ia ke syurga.
10. Inilah isi dari surat
sahabat Ali bin Abi Thalib ra, yang ditujukan kepada sahabat Salman Al Farisi
ra, yaitu:
a. Akhirat
berjalan maju, dunia berjalan mundur. Jadilah generasi akhirat, bukan budak
budak dunia. Sebab hari ini adalah masanya beramal bukan perhitungan, besok
masanya perhitungan bukan beramal.
b. Sabar ada dua, yaitu
sabar terhadap apa yang engkau benci, dan sabar terhadap apa yang engkau sukai.
c. Cinta
itu api, apapun yang dilewatinya akan terbakar; Cinta itu cahaya, apapun yang
dikenainya akan bersinar; Cinta itu langit, apapun yang dibawahnya akan
ditutupinya; Cinta itu angin, apapun yang ditiupnya akan digerakkan; Cinta itu
seperti air, dengannya hidup segalanya, seperti bumi, Cinta bisa menumbuhkan
segalanya.
d. Janganlah engkau
mengecam iblis secara terang terangan, sementara engkau adalah temannya dalam
kesunyian.
e.
Kurang
ajar adalah penyebab segala keburukan.
f. Lebih
baik engkau memilih kalah (mengalah) sedang engkau sebagai orang yang adil,
daripada engkau memilih menang dalam keadaan engkau sebagai orang yang dzalim.
g. Janganlah engkau mengucapkan sesuatu yang engkau sendiri tidak suka jika orang lain
mengucapkannya kepadamu.
h. Kawan sejati adalah
belahan ruh, saudara adalah belahan badan.
i. Seorang
teman tidak dapat disebut sebagai teman, sehingga dia menjaga teman-nya dalam
tiga hal: dalam musibahnya, ketidakhadirannya, dan kematiannya.
j. Selemah-lemahnya
manusia adalah orang yang tidak boleh mencari sahabat, dan orang yang lemah
dari itu adalah orang yang mensiasiakan sahabat yang telah dicari.
k. Orang orang yang suka
berkata jujur mendapatkan tiga hal, yaitu kepercayaan, citra dan rasa hormat.
l. Nilai
seseorang sesuai dengan kadar tekadnya, ketulusannya sesuai dengan kadar
kemanusiannya, keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap
perbuatan jahat, dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya
terhadap kehormatan dirinya.
m. Orang yang tidak
menguasai matanya, hatinya tidak ada harganya.
n. Ketahuilah bahwa
sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari
suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk.
Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.
o. Janganlah engkau
mencela seorangpun, dan janganlah pula engkau menolak seorang pun yang meminta.
Sebab, ada kalanya dia orang dermawan, maka engkau memenuhi kebutuhannya; atau
seorang kikir, maka engkau membeli kehormatan darinya.
p. Janganlah engkau
menangguhkan pemberian kepada orang yang membutuhkan sampai keesokan harinya. Sebab
engkau tidak tahu apa yang akan terjadi pada keesokan hari.
q. Amma ba’du,
sesungguhnya perumpamaan dunia adalah seperti ular: lembek bila disentuh,
tetapi racunnya sangat membunuh. Anak kecil yang tidak mengerti suka sekali
menyentuhnya, sedangkan orang yang cerdik lagi pandai berhati hati terhadapnya.
Oleh karena itu, berpalinglah dari apa yang menakjubkanmu di dunia ini hanya
sedikit darinya yang bersahabat denganmu.
11. Wasiat
Salman Al Farisi ra, kepada Sa’ad bin Abi Waqqash ra, : suatu ketika sa’ad bin
Abi Waqqash datang menjenguk Salman yang sedan sakit. Pada waktu itu Sa’ad
menyaksikan Salman sedang menangis, maka ia bertanya, “Apa yang membuatmu
menangis? Bukankah saat Rasulullah SAW wafat, beliau telah ridha kepadamu dan
kamu telah menghadiahkan kepada beliau anyaman daun kurma?” “Aku menangis bukan
karena takut mati; juga bukan karena tamak terhadap dunia, aku menangis karena
Rasulullah SAW pernah mengamanahkan kepada kita agar, ‘Hendaklah kehidupan
sederhana kalian seperti perbekalan si pengembara.’ Sementara itu, di
sekelilingku banyak terdapat harta benda, sedangkan di sisi beliau hanya ada
bejana tempat mencuci pakaian, mangkuk besar dan tempat untuk beliau bersuci.”
Wasiatkanlah sesuatu kepadaku! Kata Sa’ad. Salman menjawab, “Apabila kamu
merasa susah, ingatlah Tuhanmu di saat susah. Apabila kamu sedang mengadili,
ingatlah Tuhanmu pada waktu memutuskan hukuman. Apabila kamu bersumpah,
ingatlah Tuhanmu di saat tanganmu bergerak.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar