Kakek, "Pada hakekatnya hari-hari yang dialami oleh manusia ada lima."
Cucu, "Yang pertama hari apa kek?"
Kakek, "Pertama, hari kemarin. "Yaitu hari yang sudah lewat dan tidak akan kembali lagi, Karena itu perbuatan yang telah kita lakukan dan kejadian yang kita alami hari kemarin hendaklah kita jadikan peringatan dan pelajaran. Sehingga jika pada hari kemarin kita mempunyai kesalahan, ketahuilah bahwa kesalahan yang kita perbuat di hari kemarin bukanlah hasil akhir dari perjalanan hidup kita sepanjang kita mau memperbaiki diri dari kesalahan yang pernah kita perbuat.
Cucu, "Lalu yang kedua hari apa?"
Kakek, "Kedua, hari ini atau hari sekarang. Yaitu hari satu-satunya yang dapat kita jadikan modal dan merupakan kesempatan yang terbuka untuk melakukan perbuatan. Manusia diberi kebebasan untuk berbuat baik atau berbuat jahat pada hari ini dengan akibat yang akan ditanggung sendiri. Maka rebutlah hari ini, hari yang jelas kita berada di dalamnya bersama Allah Yang Maha Kuasa dan yang telah memberi peringatan.
Cucu, "Kemudian yang ketiga hari apa?"
Kakek, "Ketiga, hari esok, yaitu hari harapan, karena kita tidak tahu dengan pasti apa yang akan terjadi atau yang akan kita alami pada hari esok. Manusia hanya bisa menyusun rencana untuk hari esok. Rencana tersebut dapat dilakukan atau tidak, berhasil atau gagal, manusia tidak dapat mengetahui dengan pasti. Maka hari esok kita namakan pula sebagai hari harapan. Kita hendaklah selalu mengharapkan yang baik-baik.
Cucu. "Yang keempat hari apa kek?'
Kakek, " Keempat, hari kematian, Yaitu hari yang sudah pasti akan terjadi pada setiap diri manusia. Meskipun misalnya manusia itu takut mati, mati tetap akan terjadi. Semua makhluk yang bernyawa pasti akan mengalami kematian.
Surat Ali Imran (3) ayat 185 telah menegaskan bahwa "Tiap-Tiap yang bernyawa akan merasakan kematian". Kita manusia tidak bisa terhindar dari kematian karena kematian adalah kepastian Allah SWT.
Cucu, "Yang terakhir hari apa kek?"
Kakek, "Yang terakhir, kelima adalah berhisab sebelum menuju hari yang kekal. Yaitu hari yang akan dialami setiap manusia setelah hari kematiannya terjadi. Kesanalah seluruh manusia akan kembali untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di dunia kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa. Apa yang diterima dan dinikmati manusia di hari berhisab sebagai balasan perbuatannya di dunia bergantung pada persiapan dan bekal yang dibawa dalam rangka menghadapi hari yang sudah pasti tersebut, yaitu hari kematian dan hari berhisab sebelum menuju hari yang kekal.
Sayangnya kebanyakan manusia sangat sibuk mempersiapkan diri untuk menghadapi hari-hari yang tidak pasti, yaitu direpotkan selalu oleh urusan merenung kejadian kemarin, mengurus kebutuhan hari ini dan esok hari, dan tidak bersungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk menghadapi dua hari yang sudah pasti tersebut sesuai dengan ketentuan Allah SWT.
Kalau demikian, maka kalian telah dilenakan oleh memperbanyak kesenangan hingga tibalah kalian di liang kuburan. Demikian peringatan Allah SWT dalam surat At Takaatsur (102) ayat 1-2.
Cucu, "Doakan aku kakek, semoga cucunda dapat mempersiapkannya untuk menghadapi hari-hari yang sudah pasti tadi yang dikehendaki Allah SWT melalui ajaran agama yang diridhai-Nya yaitu Islam, tanpa melupakan menyusun perencanaan yang cermat untuk hari esok sebagai sarananya.
Kakek, 'Aamiin, semoga Allah SWT mengabulkan.
Nasehat sesorang kakek terhadap seorang cucunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar