Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Sabtu, 01 Oktober 2016

IMAN KEPADA HARI AKHIRAT - part 1 of 2


  
dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan.dan Sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan Pertemuan dengan Tuhannya.
(surat Ar Ruum (30) ayat 8)



Untuk menciptakan sesuatu, seseorang harus memiliki KEHENDAK yang di-iringi dengan KEMAMPUAN sebab jika hanya KEHENDAK saja yang dimiliki oleh seorang pencipta berarti yang ada hanyalah angan-angan semata. Jika sekarang ALLAH SWT berdasarkan surat Al Baqarah (2) ayat 30 adalah INISIATOR, PENCIPTA yang sekaligus PEMILIK dari KEKHALIFAHAN yang ada di muka bumi berarti  ALLAH SWT pasti memiliki KEHENDAK dan KEMAMPUAN yang sama-sama baik kualitasnya.Adanya kondisi seperti ini berarti keberadaan KEKHALIFAHAN di muka bumi tidak datang seketika dan/atau keberadaan KEKHALIFAHAN di muka bumi termasuk keberadaan diri kita adalah berdasarkan KEHENDAK dan KEMAMPUAN ALLAH SWT.


Lalu untuk apakah ALLAH SWT MERENCANAKAN adanya KEKHALIFAHAN di muka bumi? PASTI ada sesuatu di balik rencana  ALLAH SWT dari KEKHALIFAHAN di muka bumi, apakah itu? Sebelum NABI ADAM as, diciptakan oleh ALLAH SWT, seluruh  kehidupan  dalam keadaan tenang dan tentram di dalam surga, tidak  ada gejolak, semua MAKHLUK CIPTAAN ALLAH SWT yang pada waktu itu hanya MALAIKAT baik yang diciptakan dari UNSUR NUUR (CAHAYA)  maupun dari UNSUR NAAR (API), mereka Semuanya TAAT dan  PATUH  kepada  ALLAH SWT dan mereka selalu bertasbih untuk selalu memuji dan mensucikan ALLAH SWT. Ini berarti bahwa kehidupan pada saat sebelum NABI ADAM as sebagai manusia pertama  diciptakan adalah Monoton dan/atau se arah saja.


Dilain sisi seperti kita ketahui bersama bahwa ALLAH SWT adalah DZAT YANG MENAMAKAN DIRINYA adalah ALLAH, dimana DzatNya ALLAH SWT sangat hebat kekuatannya, tidak ada satupun makhluk atau ciptaannya yang dapat melihat, menjangkau apalagi menandinginya. DZATNYA ALLAH SWT juga mempunyai SIFAT SALBIYAH (wujud, qidam, baqa, qiyamuhu binafsih, wahdaniah, muqalafah lil hawadish)  serta SIFAT MA’ANI (qudrat, iradat, sama’, bashar, kalam, hayat, ilmu) serta AF’AL atau Perbuatan-Perbuatan yang ALLAH SWT lakukan yang termaktub dalam 99 Nama Nama ALLAH SWT yang Indah  dimana itu semua adalah Satu Kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara DZAT, SIFAT DAN AF’AL yang dimiliki oleh ALLAH SWT


Jika kehidupan yang ada sebelum NABI ADAM as, diciptakan bersifat MONOTON, dapat aktifkah DZAT, SIFAT dan AF’AL yang dimiliki oleh ALLAH SWT? Sesuatu hal baru dapat dikatakan HEBAT atau MAMPU, jika ada yang mengatakan itu HEBAT dan MAMPU. Sekarang jika tidak ada yang mengatakan bahwa itu HEBAT dan MAMPU, apakah sesuatu itu dapat dikatakan hebat dan mampu? Seseorang baru akan dikatakan dia kaya, jika ada orang yang miskin.  Seseorang  baru  dapat  dikatakan patuh  dan  taat,  jika  ada  orang  yang  membandel  dan  ingkar janji. Sekarang bagaimana dengan ALLAH SWT? Jika seluruh   makhluk  yang diciptaan oleh ALLAH  SWT semuanya  kaya bagaimanakah dengan AL GHANI (MAHA KAYA) nya ALLAH SWT? Jika makhluk sudah tidak membutuhkan dan memerlukan ALLAH SWT, dimana letak KEESAAN ALLAH SWT dan dimana letak bahwa ALLAH SWT DIBUTUHKAN oleh makhluknya? Adanya KEKHALIFAHAN di muka bumi adalah Cara dan Methode ALLAH SWT untuk Menunjukkan, untuk Memperlihatkan, kemampuan dan kehebatan dari DZATNYA ALLAH SWT, SIFAT DZATNYA ALLAH SWT dan AF’AL ALLAH SWT sehingga dengan demikian AKTIFLAH apa-apa yang dimiliki oleh ALLAH SWT.    


Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.
(surat Muhammad  (47) ayat 36)


Selanjutnya berdasarkan surat Muhammad (47) ayat 36 di atas ini,  KEKHALIFAHAN di muka bumi adalah sebuah permainan yang diciptakan ALLAH SWT, berarti ALLAH SWTlah yang mempunyai HAK PENUH atas PERMAINAN yang diciptakan-Nya tersebut. Selanjutnya setiap permainan harus memiliki apa yang dinamakan dengan prinsip-prinsip dasar sebuah permainan sebab jika tanpa prinsip dasar ini sebuah permainan tidak bisa dilaksanakan. Untuk itu di setiap permainan, akan terdapat hal-hal sebagai berikut:

1.      Harus ada 2(dua) kelompok peserta permainan, yaitu ada kawan dan ada lawan dan juga pelatih.
2.      Harus ada waktu permainan yaitu harus ada awalnya dan juga harus ada akhirnya.
3.      Harus ada tempat untuk bermain dan/atau arena untuk melangsungkan pertandingan.
4.      Harus ada yang kalah dan ada yang menang.
5.      Harus ada patokan atau pedoman baku untuk mengatur permainan.
6.      Harus ada wasit dan/atau ada penengah jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.  


Jika ini adalah ketentuan dasar dari setiap permainan yang ada pada saat ini, sekarang bagaimana dengan KEKHALIFAHAN di muka bumi, apakah prinsip-prinsip dasar dari suatu permainan terdapat pula di dalam KEKHALIFAHAN di muka bumi? KEKHALIFAHAN di muka bumi juga memiliki prinsip-prinsip dasar suatu permainan, yaitu:

1.   KEKHALIFAHAN juga memiliki peserta dan/atau pihak yang mengikuti  pertandingan yaitu MANUSIA, dalam hal ini RUHANI yang dibantu oleh ALLAH SWT melawan JASMANI, dalam hal ini melawan AHWA yang dibantu oleh SYAITAN.

2.      KEKHALIFAHAN juga memiliki jangka waktu yaitu di mulai dari  diciptakannya NABI ADAM as, sebagai MANUSIA PERTAMA sampai dengan HARI KIAMAT sebagai batas akhirnya. Sedangkan untuk  orang per orang secara pribadi  di mulai dari ditiupkannya RUH ke dalam jasad saat masih di dalam RAHIM seorang IBU sampai dengan berpisahnya RUHANI dengan JASMANI.

3.      KEKHALIFAHAN juga memiliki tempat atau arena pertandingan yaitu di muka bumi dan juga di dalam diri sendiri. 

4.      KEKHALIFAHAN juga memiliki PEMENANG dan PECUNDANG, di mana PEMENANG akan menerima penghargaan dari ALLAH SWT berupa KAMPUNG KEBAHAGIAAN dari ALLAH SWT sedangkan bagi PECUNDANG yang kalah akan menerima KAMPUNG KEBINASAAN dan KESENGSARAAN dari ALLAH SWT.

5.      KEKHALIFAHAN juga memiliki ketentuan atau pedoman dasar permainan yaitu AD DIIN atau DIINUL ISLAM
.
6.      Untuk mendapatkan permainan KEKHALIFAHAN  yang memenuhi PRINSIP FAIRPLAY maka ALLAH SWT bertindak sebagai WASIT yang dibantu oleh para MALAIKAT sebagai petugas pencatat.


Hal yang harus kita perhatikan dalam permainan KEKHALIFAHAN adalah  pasti ada yang KALAH dan ada yang MENANG sehingga akan ada JUARA bagi yang memenangkan pertandingan ataupun PECUNDANG yang kalah dalam pertandingan. Sekarang apa jadinya jika suatu permainan dan/atau suatu pertandingan tidak ada akhirnya?

  
Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi." Katakanlah: "Kepunyaan Allah." Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang[462]. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman[463].
(surat Al An'am (6) ayat 12)


[462] Maksudnya: Allah telah berjanji sebagai kemurahan-Nya akan melimpahkan rahmat kepada mahluk-Nya.
[463] Maksudnya: orang-orang yang tidak menggunakan akal-fikirannya, tidak mau beriman.


Kita tidak akan dapat menghitung berapa score/hasil pertandingan dan juga kita tidak akan pernah dapat menentukan siapa yang kalah dan siapa yang menang. Jika sekarang ALLAH SWT selaku pencipta dan pemilik dari permainan KEKHALIFAHAN di muka bumi sudah menentukan dan menetapkan adanya hari kiamat atau hari kiamat itu pasti terjadi, berarti :

1.      Kita akan mengetahui hasil akhir dari permainan KEKHALIFAHAN yang kita laksanakan. 
2.      Kita akan dapat mengetahui tempat kembali bagi diri kita, apakah ke SYURGA atau apakah ke NERAKA?


Jika keterangan yang telah kami kemukakan di atas ini merupakan asumsi dasar adanya hari KIAMAT, selanjutnya sebagai KHALIFAH di muka bumi apakah kita telah yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa hari KIAMAT itu pasti terjadi? Jika telah menyakini bahwa setiap pertandingan pasti mempunyai waktu tertentu, maka kitapun harus yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa hari KIAMAT sebagai batas akhir dari KEKHALIFAHAN di muka bumi pasti akan terjadi. Selanjutnya perhatikanlah apa yang dikemukakan oleh ALLAH SWT selaku INISIATOR, PENCIPTA yang juga sekaligus PEMILIK dari langit dan bumi  yang terdapat di dalam surat Ar Ruum (30) ayat 8, yaitu: 

1.      Langit dan bumi diciptakan oleh  ALLAH SWT dengan tujuan yang benar serta
2.      Langit dan bumi diciptakan dengan jangka waktu yang telah ditentukan.


Adanya penegasan yang dikemukakan oleh ALLAH SWT selaku pencipta dan pemilik dari langit dan bumi berarti keberadaan langit dan bumi, termasuk segala isinya  bersifat sementara atau kondisi langit dan bumi bukanlah sesuatu yang bersifat kekal sehingga pada suatu waktu yang telah ditentukan maka langit dan bumi akan menjadi sediakala (maksudnya akan disatukan kembali oleh ALLAH SWT).


dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. dan Sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan Pertemuan dengan Tuhannya.
(surat Ar Ruum (30) ayat 8)


Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa akan tiba suatu waktu tertentu yang telah ditentukan oleh ALLAH SWT bahwa keberadaan langit dan bumi akan disatukan kembali melalui hari KIAMAT. Sekarang bagaimana jika kita tidak mempercayai akan adanya hari KIAMAT? Apabila kita tidak percaya akan adanya hari KIAMAT,  berarti :


1.      Diri kita telah gagal melaksanakan RUKUN IMAN yang ENAM dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan, berarti kita telah keluar dari konsep DIINUL ISLAM sebagai AGAMA yang HAQ di muka bumi ini.

2.      Diri kita tidak berkeinginan untuk memperoleh KEMENANGAN dan/atau tidak mau menerima KEKALAHAN dan/atau tidak mau menerima pahala ataupun dosa dari perbuatan yang kita lakukan sebab SCORE permainan justru baru akan diberikan oleh ALLAH SWT setelah permainan usia dilakukan atau setelah KIAMAT terjadi.


Selain daripada itu, masih terdapat satu hal lagi yang telah kita lakukan yaitu diri kita telah melanggar IKRAR KETUHAHAN yang telah kita nyatakan kepada ALLAH SWT.  Untuk itu lihatlah surat Al A'raaf (7) ayat 172 di bawah ini,  dimana setiap manusia tanpa terkecuali selain telah mengakui bahwa ALLAH SWT adalah TUHAN juga kita juga telah tahu dan telah mengerti akan adanya hari KIAMAT. Sebagai KHALIFAH yang sedang melaksanakan tugas di muka bumi, sadarkah dan tahukah serta mengertikah bahwa kita semua secara pribadi-pribadi telah mengakui bahwa KIAMAT itu pasti terjadi? Jika ini adalah kondisi setiap manusia kepada ALLAH SWT, maka apabila kita tidak mau mempercayai adanya hari KIAMAT, maka batallah IKRAR KETUHANAN yang telah kita lakukan atau kita telah melanggar janji setia kepada ALLAH SWT sewaktu masih dalam rahim Ibu.


dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
(surat Al A'raaf (7) ayat 172)


Selanjutnya kapankah berakhirnya KEKHALIFAHAN di muka bumi itu?  KEKHALIFAHAN di muka bumi tidak bisa disamakan dengan pertandingan olah raga yang jelas waktunya, contohnya pertandingan sepak bola yang hanya berdurasi 2 kali 45 menit, KEKHALIFAHAN di muka bumi adalah suatu permainan yang diciptakan oleh ALLAH SWT yang hanya diketahui saat awalnya saja, yaitu sejak NABI ADAM as, diciptakan dan/atau setelah RUH ditiupkan ke dalam JASMANI manusia sewaktu dalam rahim seorang ibu, namun kapan permainan itu akan berakhir hanya ALLAH SWT saja yang tahu.


Tidak diberitahukannya kapan saat tibanya KIAMAT oleh ALLAH SWT agar manusia termasuk diri kita selalu di dalam kewaspadaan dan/atau agar selalu konsentrasi di dalam menjalankan KEKHALIFAHAN di muka bumi dan/atau ALLAH SWT berkehendak kepada manusia untuk selalu DINAMIS di dalam menjalankan tugas.Sekarang apa jadinya jika manusia yang sedang melaksanakan tugas di muka bumi sudah mengetahui dengan pasti saat akan tibanya hari KIAMAT? Adanya kepastian waktu tentang KIAMAT akan membuat diri kita menjadi manusia yang bersifat PASIF, manusia akan bersikap MONOTON, tidak dinamis, serta kerjanya hanya menunggu dan menunggu sehingga tidak akan ada bedanya antara orang yang taat dan yang tidak taat kepada ALLAH SWT. Adanya kondisi seperti ini, jelas sangat tidak dikehendaki oleh ALLAH SWT dikarenakan akan timbul ketidakadilan di antara sesama manusia.


Abuhurairah r.a. berkata: Pada suatu hari ketika Nabi SAW duduk bersama sahabat, tiba-tiba datang seorang bertanya: Apakah Iman? Jawab Nabi SAW: Iman ialah percaya pada ALLAH, dan Malaikat-Nya, dan akan berhadapan kepada ALLAH, dan pada Nabi utusan-Nya dan percaya pada hari bangkit dari kubur. Lalu ditanya; Apakah Islam? Jawab Nabi SAW; Islam ialah menyembah kepada ALLAH dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan mendirikan sembahyang. Lalu bertanya: Apakah Ihsan? Jawab Nabi SAW: Ihsan ialah menyembah pada ALLAH seakan-akan anda melihat-Nya, maka jika tidak dapat melihat-Nya, ketahuilah bahwa ALLAH melihatmu. Lalu bertanya: Bilakah hari qiyamat? Jawan Nabi SAW: Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada yang menanya, tetapi saya memberitakan padamu beberapa syarat (tanda-tanda) akan tibanya hari qiyamat, yaitu jika budak sahaya telah melahirkan majikannya, dan jika penggembala onta dan ternak lainnya telah berlomba membangun gedung-gedung, termasuk dalam lima macam yang tidak dapat mengetahuinya kecuali ALLAH, yang tersebut dalam ayat: "Sesungguhya hanya ALLAH yang mengetahui, bilakah hari qiyamat, dan Dia pula yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang di dalam rahim  ibu, dan tiada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari, dan tidak seorang pun yang mengetahui di manakah ia akan mati. Sesungguhnya ALLAH maha mengetahui sedalam-dalamnya". Kemudian pergilah orang itu. Lalu Nabi SAW menyuruh sahabat: Kembalikanlah orang itu! Tetapi sahabat tidak melihat bekas orang itu. Maka Nabi SAW bersabda: Itu Malaikat Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada manusia.
(HR Bukhari, Muslim, Al-Lu'lu Wal Marjan: No.5)


Selanjutnya walaupun hanya ALLAH SWT saja yang mengetahui secara pasti kapan hari KIAMAT akan terjadi, namun ALLAH SWT melalui NABI MUHAMMAD SAW memberikan tanda-tanda hari kiamat sebagaimana tertuang dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim di atas ini. Walaupun telah ada tanda-tanda hari KIAMAT yang telah dikemukakan oleh NABI MUHAMMMAD SAW, tidak cukup bagi kita untuk mengetahui secara pasti kapan terjadinya hari KIAMAT. Hal yang harus kita jadikan pedoman adalah bahwa hari KIAMAT pasti terjadi seperti berakhirnya sebuah pertandingan.  

 
1.  APAKAH dan UNTUK APAKAH HARI KIAMAT


Suatu permainan dan/atau suatu pertandingan harus memiliki batas waktu, jika tidak akan sangat sulit untuk menentukan siapakah yang berhak menjadi pemenang dan yang berhak memperoleh hadiah. Adanya batas waktu akan memudahkan bagi wasit atau juri untuk mengadakan penilaian dan/atau untuk memutuskan siapa yang berhak menyandang gelar juara. Kekhalifahan yang ada di muka bumi,  juga memiliki batas waktu yaitu sejak diciptakannya NABI ADAM as, sampai dengan hari KIAMAT. Selanjutnya apakah itu hari KIAMAT, apakah hanya sebatas berakhirnya waktu kekhalifahan ataukah lebih dari itu?



A.  HARI/SAAT ALAM DISATUKAN KEMBALI


Seperti telah kita ketahui bersama, bahwa langit dan bumi pada mulanya adalah satu kepal, kemudian dipecah dua oleh ALLAH SWT, yang satu bagian menjadi langit yang berjumlah tujuh lapis dan yang satu lagi menjadi bumi yang berjumlah tujuh lapis pula. Setelah menjadikan langit dan bumi yang masing-masing berjumlah tujuh lapis, lalu ALLAH SWT bersemayam di ARSY untuk mengatur segala urusan yang menyangkut langit dan bumi beserta segala isinya. Inilah kondisi yang tengah kita alami saat ini. Selanjutnya melalui hari KIAMAT, ALLAH SWT mengembalikan kembali kondisi langit dan bumi menjadi seperti semula, yaitu langit dan bumi dijadikan satu kembali seperti saat awalnya terjadi. Coba anda bayangkan langit dan bumi yang masing-masing berjumlah 7 lapis dikembalikan kembali menjadi satu hanya dalam waktu yang sangat pendek.


apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
(surat Al Zalzalah (99) ayat 1-3)


Adanya kondisi  dapat dipastikan akan terjadi kepanikan, ketakutan, serta goncangan yang sangat hebat dimuka bumi ini saat terjadinya KIAMAT. Kondisi ini  ALLAH SWT kemukakan di dalam surat Al Zalzalah (99) ayat 1-3  yang menceritakan bagaimana proses disatukannya kembali langit dan bumi, yaitu dengan digoncangkannya bumi dengan goncangan yang sangat dasyat sehingga segala isi perut bumi keluar termasuk keluarnya manusia atau bangkitnya manusia dari dalam kuburnya masing-masing.    


B. HARI/SAAT ALLAH SWT menjadi PENGUASA TERTINGGI


Adanya hari KIAMAT, maka pada hari itu atau pada saat itu yang berlaku hanyalah ketentuan ALLAH SWT semata dan/atau tidak akan bisa ketentuan-ketentuan lain diberlakukan pada hari KIAMAT selain ketentuan ALLAH SWT, sehingga pada saat itu hanya ALLAH SWT sajalah yang menjadi penguasa tunggal  dan/atau pada saat itu hanya ALLAH SWT saja yang menjadi penguasa tertinggi sehingga selain daripada ALLAH SWT tidak akan mungkin mampu menunjukkan diri, apalagi mau mengalahkan ALLAH SWT.


Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi." Katakanlah: "Kepunyaan Allah." Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang[462]. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman[463].
(surat Al An'am (6) ayat 12)

[462] Maksudnya: Allah telah berjanji sebagai kemurahan-Nya akan melimpahkan rahmat kepada mahluk-Nya.
[463] Maksudnya: orang-orang yang tidak menggunakan akal-fikirannya, tidak mau beriman.

dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya Padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya[1316]. Maha suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
(surat Az Zumar (39) ayat 67)

[1316] Ayat ini menggambarkan kebesaran dan kekuasaan Allah dan hanya Dialah yang berkuasa pada hari kiamat.


ALLAH SWT pada hari KIAMAT akan menunjukkan kekuatan-Nya, kekuasaan-Nya, kemahaan yang dimiliki-Nya dengan menggenggam bumi serta menggulung langit. Adanya kondisi ini yang diperlihatkan ALLAH SWT, siapa yang sanggup mengalahkannya, siapa yang sanggup menandinginya, siapa yang sanggup menunda apa yang dilakukan ALLAH SWT? Jika ini adalah kondisi  ALLAH SWT pada hari KIAMAT, apakah kondisi ini juga berlaku saat ini? Kondisi kekuatan, kekuasaan, kemahaan  ALLAH SWT tidak ada hubungannya dengan hari KIAMAT, akan tetapi kondisi dan keadaan ALLAH SWT kapanpun, dalam kondisi apapun,  akan tetap MAHA SEGALA-GALANYA.


Selanjutnya apa yang dapat manusia lakukan pada saat hari KIAMAT? Semua manusia pada saat hari KIAMAT tidak akan mampu berbuat apapun, yang ada hanyalah ketidakmampuan untuk mencegah terjadinya KIAMAT. Seluruh manusia, termasuk diri kita,  pada saat hari KIAMAT sangat tergantung dengan apa-apa yang telah diperbuat semasa hidup di dunia termasuk di dalamnya 3(tiga) perkara yang ditinggalkan yaitu sadhaqah jariah, ilmu yang bermanfaat serta doa anak yang shaleh. Sekarang sudahkah kita memiliki bekal untuk menghadapi hari KIAMAT?      


C. HARI/SAAT MANUSIA BANGKIT dari KUBUR


Jika kita ingin mengetahui dengan pasti  berapa jumlah manusia yang telah di utus oleh ALLAH SWT sebagai KHALIFAH di muka bumi, saat hari KIAMATlah ada jawabannya. Hal ini berdasarkan surat Al Mu'minuun (23) ayat 16 dan surat Al Ankabuut (29) ayat 20 di bawah ini, hari KIAMAT merupakan hari atau saat seluruh manusia di bangkitkan dari dalam kubur mereka masing-masing, dengan mempersatukan seluruh RUH manusia yang ada di alam BARZAH dengan JASAD/JASMANI BARU (maksudnya ALLAH SWT membuatkan kembali JASAD/JASMANI  manusia yang sudah hancur dengan yang baru kemudian disatukan kembali dengan RUH-RUH setiap manusia). Sehingga pada saat hari KIAMAT seluruh manusia yang telah pernah diciptakan oleh ALLAH SWT akan dikembalikan ke muka bumi tanpa terkecuali, termasuk diri kita. Sebagai KHALIFAH yang sedang menjalankan tugas di muka bumi saat ini, jangan pernah berharap diri kita tidak dibangkitkan oleh ALLAH SWT pada hari KIAMAT. Diri kita pasti akan dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan oleh ALLAH SWT di padang Mahsyar, untuk mempertanggung jawabkan program KEKHALIFAHAN yang telah kita laksanakan sewaktu hidup di muka bumi.


Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.
(surat Al Mu'minuun (23) ayat 16)

  
Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi[1147]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(surat Al Ankabuut (29) ayat 20)


[1147] Maksudnya: Allah membangkitkan manusia sesudah mati kelak di akhirat


Jika ini adalah keadaan yang akan kita terima nanti di hari KIAMAT, sudahkah kita mempersiapkan diri sejak saat ini sebagai bekal nanti di hari akhirat? Jika kita sadar bahwa kampung halaman kita adalah SYURGA, maka belilah SYURGA itu saat ini dengan IMAN dan AMAL SHALEH. Akan tetapi jika kita memilih kampung halaman yang baru adalah NERAKA JAHANNAM tentu syaratnya mudah yaitu jangan pernah beriman dan jangan pernah berbuat amal shaleh secara konsisten.

Selanjutnya dengan berakhirnya suatu permainan akan memudahkan para pihak yang berkepentingan dengan permainan, untuk mengetahui score akhir pertandingan. Adanya score/hasil akhir maka akan diketahui siapa memenangkan  pertandingan dan siapa pula yang kalah. Hal yang sama juga berlaku pada saat terjadinya hari KIAMAT, yaitu saat berakhirnya program KEKHALIFAHAN  di muka bumi. Adanya hari KIAMAT maka akan ketahuanlah siapa-siapa saja yang berhak menempati SYURGA dan siapa-siapa saja yang berhak menempati NERAKA. Selain daripada itu, hari KIAMAT yang telah dipersiapkan oleh ALLAH SWT dengan matang, merupakan sarana bagi manusia dan juga sarana bagi ALLAH SWT untuk:

1)      Hari KIAMAT merupakan sarana bagi manusia untuk bertemu, bertatap muka, bertemu langsung dengan ALLAH SWT tanpa hijab sama sekali. Ini berarti hari KIAMAT juga berarti  saat  ALLAH SWT untuk menunjukkan, memperlihatkan, mempertontonkan kemahaan dan kebesaran ALLAH SWT secara langsung kepada seluruh umat manusia.


Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini Pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.
(surat Ar Ra'd (13) ayat 2)


Barangsiapa yang mengharap Pertemuan dengan Allah, Maka Sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. dan Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
(surat Al Ankabuut (29) ayat 5)


2)      Hari KIAMAT merupakan saat ALLAH SWT memberikan balasan atas segala amal perbuatan sewaktu menjalankan tugas di muka bumi. Ini berarti hari KIAMAT juga berarti saat bagi manusia untuk menerima laporan unjuk kerja selama bertugas menjadi KHALIFAH di muka bumi.


sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. dan Kami akan memberi Balasan kepada orang-orang  yang bersyukur.
(surat Ali Imran (3) ayat 145)


Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.
dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.
(surat Al Zalzalah (99) ayat 7-8)


Selanjutnya dengan adanya pemberian/dibalasnya segala pahala ataupun pembebanan atas segala dosa kepada setiap manusia di waktu hari KIAMAT oleh ALLAH SWT, kondisi akan mempertegas posisi dan kedudukan masing-masing manusia baik yang akan pulang ke SYURGA maupun yang akan pulang ke NERAKA. Maksudnya jika kita menempati SYURGA dilapisan SYURGA yang manakah kita akan ditempatkan dan jika kita menempati NERAKA di lapisan NERAKA yang manakah kita akan ditempatkan oleh ALLAH SWT. Hal ini dimungkinkan sebab baik SYURGA maupun NERAKA memiliki 7(tujuh) tingkatan dengan 8 (delapan) buah nama yang kesemuanya berbeda-beda fasilitasnya. Sebagai KHALIFAH yang sedang bertugas di muka bumi, silahkan anda pilih apakah ingin pulang kampung ke SYURGA ataukah ke NERAKA? Untuk pulang ke SYURGA jalannya bertolak belakang dengan jalan menuju ke NERAKA, sehingga persiapkanlah mulai saat ini sebelum Ruh tiba dikerongkongan.



2.  TANDA-TANDA KIAMAT BESAR


Kita wajib mengimani bahwa hari kiamat pasti terjadi dan tidak diragukan lagi kedatangannya. Sedangkan kapan terjadinya, tidak ada yang tahu selain Allah SWT. Allah SWT merahasiakannya kepada semua manusia, termasuk kepada Nabi dan Rasulnya., Tidak ada seorangpun yang memiliki pengetahuan tentang kapan datangnya hari kiamat kelak. Meskipun demikian, kita wajib mengimani tanda-tandanya yang dijelaskan Rasulullah SAW. Berikut ini akan kami kemukakan beberapa tanda-tanda dari kiamat besar, yaitu:

A.    Terbitnya Matahari dari Arah Barat

Tanda ini merupakan awal perubahan yang Allah SWT berlakukan pada sistem alam semesta ini. Saat itu akan muncul tanda-tanda yang tidak biasa bagi bagi manusia, sebagai tanda pemberitahuan bahwa kiamat sudah dekat. Awal dari itu semua adalah terbitnya matahari dari sebelah barat yang sebelumnya terbit dari sebelah timur.

Abdullah bin Amer Bin Ash ra, telah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya tanda (kiamat) yang pertama keluar adalah terbitnya matahari dari barat dan keluarnya binatang kepada manusia di waktu pagi. (Tanda manapun) yang datang lebih dulu (dari kedua tanda itu) maka yang belakangan itu datang tidak jauh dari yang pertama.
(Alhadits Muslim dan Abu Dawud)

Berdasarkan Surat Al An’am ayat 158 yang kami kemukakan di bawah ini jika telah datang tanda-tanda ini dan manusia melihatnya, maka semua manusia beriman. Namun saat itu juga iman sudah tidak berguna lagi jika sebelumnya manusia itu tidak beriman. Iman orang kafir tidak akan berguna lagi baginya setelah matahai terbit dari sebelah barat.


158. yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan Malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu[524]. pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau Dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu Sesungguhnya Kamipun menunggu (pula)".
(Surat Al An’am (6) ayat 158)

[524] Maksudnya: tanda-tanda kiamat.

Demikian pula tidak akan berguna taubat orang-orang yang berbuat maksiat. Dan barangsiapa yang tidak melakukan amal shaleh sebelumnya, meskipun dia beriman maka amalnya tidak akan berguna jika matahari telah terbit di barat. Manakala ajal telah tiba dan terbuktilah keputusan Allah SWT bagi orang-orang yang masih hidup, maka setelah itu taubat mereka tidak diterima lagi. Allah SWT akan membuat keputusan sesuai dengan keadaan mereka saat itu.

B.     Munculnya Binatang

Berdasarkan surat An Naml ayat 82 yang kami kemukakak di bawah ini salah satu tanda hari kiamat adalah munculnya binatang melata dari dalam bumi.

82. dan apabila Perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami[1108].
(Surat An Naml  ayat 82)

[1108] Yang dimaksud dengan Perkataan di sini ialah ketentuan datangnya masa kehancuran alam. salah satu dari tanda-tanda kehancuran alam ialah keluarnya sejenis binatang melata yang disebut dalam ayat ini.

Pada saat itu Allah SWT mengeluarkan binatang dari dalam bumi yang berbicara kepada manusia, dan mengenal mana yang kafir dan mana yang beriman. Allah SWT membuat binatang bisa berbicara. Kejadian luar biasa yang memberitahukan tentang terjadinya atau telah dekatnya hari kiamat.

C.    Munculnya Dajjal

Dajjal adalah pendusta yang sangat menutupi kebenaran. Pendusta disebut dajjal karena ia menutupi kebenaran dengan kebathilan. Dajjal inilah yang Rasulullah SAW sebut sebagai salah satu tanda datangnya kiamat. Dajjal mendakwahkan diri sebagai Tuhan. Ia berusaha memalingkan manusia dari agamanya dengan kejadian-kejadian luar biasa dan ajaib yag ia demonstrasikan, dengan seizin Allah SWT. Sebahagian orang tergoda, sedangkan yang beriman hatinya diteguhkan oleh Allah SWT. Mereka tidak tertipu dengan kedustaan dan kesesatannya. Kemudian Allah SWT berkenan untuk menghancurkan godaannya maka turunlah Nabi Isa as, lalu membunuhnya.

“Abdullah bin Umar ra, mengatakan: Rasulullah SAW berdiri di hadapan orang-orang, lalu memuji Allah sebagaimana layaknya, kemudian ia menyebut-nyebut Dajjal seraya mengatakan, ‘Sesungguhnya aku ingin mengingatkan kalian tentang Dajjal, dan tidak ada seorang nabipun melainkan pasti ia mengingatkan kaumnya tentang itu. Tapi aku akan mengatakan apa yang tidak dikatakan oleh nabi manapun kepada kaumnya: bahwa Dajjal itu picak (bermata satu) dan bahwa Allah tidaklah picak.”
(Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

Hudzaifah bin Al Yaman meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Saya lebih tahu apa yang ada pada Dajjal daripada dia sendiri. Dia mempunyai dua sungai yang mengalir. Yang satu dilihat mata sebagai air putih dan yang lainnya dilihat mata sebagai api yang bergelora. Jika seorang diantara kamu melihatnya maka datangilah sungai yang tampaknya api, lalu ia harus memejamkan mata dan menundukkan kepalanya. Lalu minum darinya, sesungguhnya itu adalah air dingin. Sesungguhnya Dajjal itu salah satu matanya tertutup dengan kulit tebal, di depannya tertulis kata ‘kafir’ yang dapat dibaca oleh setiap mukmin bai ia bisa menulis atau tidak.
(Hadits Riwayat Muslim)

Godaan Dajjal menimbulkan pengaruh yang dahsyat terhadap akal manusia, membuat bingung, dan segalanya berjalan begitu cepat. Akibatnya orang-orang yang lemah tidak mampu memperhatikan keadaannya, kekurangannya, serta bukti-bukti bahwa dia baru (huduts) sehingga dalam keadaan seperti ini orang-orang yang percaya akan membenarkannya. Karenanya para nabi mewanti-wanti tentang godaannya, mengingatkan kekurangannya, serta tanda-tanda kebatilannya. Adapun orang-orang yang mendapatkan taufiq, mereka tidak akan terperdaya olehnya sebab ada tanda-tanda yang mendustakannya di samping mereka juga sebelumnya sudah tahu tentang keadaannya.


D.    Turunnya Nabi Isa as,

Sunnah telah menunjukkan dan umat telah sepakat bahwa Nabi Isa as. Akan turun di akhir zaman, menjelang kiamat, selagi ada Dajjal. Beliau membunuhnya, lalu memberlakukan dan menghidupkan hukum-hukum Islam yang ditinggalkan manusia. Nabi Isa as, hidup di bumi dalam waktu yang Allah SWT kehendaki hingga ia meninggal, dan kaum muslimin menshalatkan serta menguburkannya. Karenanya setiap muslim wajib meyakini apa yang terdapat di dalam Al-Qur’an bahwa Isa bin Maryam tidaklah dibunuh Yahudi, melainkan diangkat oleh Allah SWT ke sisi-Nya dan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum terjadinya kiamat.

157. dan karena Ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah[378]", Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
158. tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya[379]. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
159. tidak ada seorangpun dari ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya[380]. dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.
(Surat An Nisaa (4) ayat 157-169)

[378] Mereka menyebut Isa putera Maryam itu Rasul Allah ialah sebagai ejekan, karena mereka sendiri tidak mempercayai kerasulan Isa itu.
[379] Ayat ini adalah sebagai bantahan terhadap anggapan orang-orang Yahudi, bahwa mereka telah membunuh Nabi Isa a.s.
[380] Tiap-tiap orang Yahudi dan Nasrani akan beriman kepada Isa sebelum wafatnya, bahwa Dia adalah Rasulullah, bukan anak Allah. sebagian mufassirin berpendapat bahwa mereka mengimani hal itu sebelum wafat.

Turunnya Nabi Isa as, bukanlah untuk menggantikan posisi Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir yang diturunkan Allah SWT. Turunnya Nabi Isa as, ke muka bumi lagi untuk memerangi Dajjal dan juga untuk mengkoreksi kesalahan umatnya yang mempertuhankan dirinya padahal ia hanyalah Nabi semata. Turunnya Nabi Isa as, bukan membawa syariat baru, akan tetapi untuk menegakkan syariat dan menghidupkam urusan-urusan agama yang sudah banyak ditinggal umat.  


96. hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.
97. dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), Maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (mereka berkata): "Aduhai, celakalah Kami, Sesungguhnya Kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan Kami adalah orang-orang yang zalim".
(surat Al Anbiya (21) ayat 96-97)

Selain dari empat hal yang telah kami kemukakan di atas, tanda-tanda dari datangnya hari kiamat adalah Munculnya Yakjuj dan Makjuj seperti yang dikemukakan dalam surat Al Anbiya (21) ayat 96 -97 di atas ini.



3.  MATI merupakan GERBANG MENUJU HARI KIAMAT


ALLAH SWT melalui surat Ali Imran (3) ayat 185 yang kami kemukakan di bawah ini, dengan tegas menyatakan bahwa tiap-tiap jiwa pasti akan merasakan MATI. Adanya penegasan ini yang dikemukakan oleh ALLAH SWT berarti MATI merupakan suatu ketetapan ALLAH SWT yang berlaku untuk seluruh umat manusia tanpa terkecuali tanpa bisa ditunda ataupun dihindari. Selanjutnya jika ketetapan ALLAH SWT tentang MATI ini kita hubungkan dengan KEKHALIFAHAN yang sedang kita laksanakan di muka bumi, MATI  dapat dikatakan sebagai saat berakhirnya tugas KEKHALIFAHAN yang sedang kita laksanakan. Adanya kondisi ini berarti masa aktif manusia di muka bumi dan/atau saat manusia hidup di dunia, di mulai dari ditiupkannya RUH sampai dengan tibanya kematian atau tibanya RUHANI berpisah dengan JASMANI.


tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
(surat Ali Imran (3) ayat 185)


Adanya kondisi yang kami kemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa masa aktif manusia di muka bumi, di mulai dari saat ditiupkannya RUH ke dalam JASMANI saat masih di dalam Rahim seorang Ibu sampai dengan berpisahnya RUHANI dengan JASMANI. Untuk mempertegas dan untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang MATI, mari kita lanjutkan pelajaran ini. 


A.  APAKAH itu MATI


Di dalam kehidupan sehari-hari, apabila kita mendengar kata MATI seringkali membuat diri kita merasa takut, ngeri, tidak siap untuk menghadapi MATI.  Selanjutnya apakah itu MATI, sehingga banyak orang takut, ngeri, tidak  siap untuk menghadapi MATI? Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus terlebih dahulu mengetahui apakah itu HIDUP?  HIDUP adalah  saat masih bersatunya antara RUHANI dengan JASMANI sedangkan MATI adalah saat berpisahnya  RUHANI dengan JASMANI. 


Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan[1313]. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.
(surat Az Zumar (39) ayat 42)

[1313] Maksudnya: orang-orang yang mati itu rohnya ditahan Allah sehingga tidak dapat kembali kepada tubuhnya; dan orang-orang yang tidak mati hanya tidur saja, rohnya dilepaskan sehingga dapat kembali kepadanya lagi.


Adanya HIDUP dan adanya MATI maka akan timbul apa yang dinamakan dengan USIA. USIA  tidaklah sama dengan UMUR. USIA adalah jarak atau waktu  antara saat disatukannya RUHANI dengan JASMANI dengan saat berpisahnya RUHANI dengan JASMANI. Adanya pengertian USIA seperti yang kami kemukakan di atas ini, maka USIA dapat dikatakan sebagai MASA AKTIF manusia menjalankan program KEKHALIFAHAN di muka bumi. Sekarang bagaimana dengan UMUR? UMUR adalah segala perbuatan baik yang pernah kita lakukan baik melalui apa-apa yang telah kita infaqkan, atau melalui amal dan perbuatan yang pernah kita lakukan, atau melalui ilmu yang bermanfaat yang telah pernah kita ajarkan, atau melalui tali silaturahmi yang telah kita panjangkan. Sebagai contoh Buya HAMKA dari sisi USIA sudah habis, namun dari sisi UMUR belum habis. Umur Buya HAMKA akan terus ada sepanjang masih ada orang yang  mengenangnya melalui karya tulis yang pernah beliau hasilkan. Demikian pula dengan BUKHARI, MUSLIM yang USIA telah habis ratusan tahun yang lalu, namun UMUR beliau akan terus ada sampai dengan hari KIAMAT sepanjang HADITS-HADITS yang beliau kumpulkan masih dipakai oleh  umat ISLAM.


Selanjutnya sebagai KHALIFAH di muka bumi, sudahkah kita memanfaatkan sisa usia dengan IMAN dan AMAL SHALEH sehingga umur kita menjadi panjang? USIA bagi diri kita merupakan ketentuan yang tidak bisa di tawar-tawar lagi, akan tetapi panjang dan pendeknya umur diri kita sendirilah yang menentukannya. Hal yang harus kita cermati lagi adalah bahwa panjang pendeknya UMUR tidak melulu berhubungan dengan perbuatan baik yang kita lakukan. Akan tetapi panjang pendeknya UMUR juga dipengaruhi oleh perbuatan buruk yang kita lakukan. Semakin panjang dan semakin lama perbuatan buruk yang kita lakukan maka semakin panjang pula UMUR keburukan yang kita miliki, demikian pula sebaliknya. Sekarang apakah artinya dengan telah berakhirnya USIA atau dengan tibanya KEMATIAN pada diri kita? Berakhirnya USIA atau dengan tibanya KEMATIAN, maka berakhirlah pula program KEKHALIFAHAN yang kita laksanakan di muka bumi. Kemudian RUHANI akan kembali ke asalnya yaitu ALLAH SWT dan oleh ALLAH SWT akan ditempatkan di ALAM BARZAH sedangkan JASMANI akan kembali ke asalnya yaitu TANAH. JASMANI akan hancur di makan tanah, sedangkan RUHANI yang tetap utuh dan yang juga merupakan diri kita sebenarnya akan menunggu sampai hari KIAMAT tiba untuk mempertanggungjawabkan program KEKHALIFAHAN yang telah dilaksanakannya kepada  ALLAH SWT.


Untuk itu ALLAH SWT akan membangkitkan kembali manusia dari kuburnya masing-masing dengan memberikan JASMANI baru kepada setiap RUHANI manusia yang ada di alam BARZAH. Hal yang harus kita ketahui adalah pada saat manusia dihidupkan kembali oleh ALLAH SWT, kondisinya tidaklah sama dengan kondisi manusia sewaktu masih hidup di dunia. Jika sewaktu hidup di dunia mulut bisa berbicara, maka setelah dihidupkan kembali mulut tidak bisa berbicara lagi. Hal ini dilakukan oleh ALLAH SWT agar laporan pertanggungjawaban manusia kepada ALLAH SWT berjalan dengan adil. Untuk itu yang memberikan laporan pertanggungjawaban bukanlah MULUT lagi akan tetapi  kaki, tangan, dan kulit manusia. Selain daripada itu manusia juga akan dimintakan pertanggung jawabannya atas RUHANI,  AMANAH 7, HUBBUL, dan  HATI RUHANI yang pernah di berikan oleh ALLAH SWT dalam kerangka mensukseskan manusia sebagai KHALIFAH di muka bumi. 

Katakanlah: "Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya; akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
(surat Al Jaatsiyah (45) ayat 26)

 
dan orang-orang yang beriman berkata: "Mengapa tiada diturunkan suatu surat?" Maka apabila diturunkan suatu surat[1392] yang jelas Maksudnya dan disebutkan di dalamnya (perintah) perang, kamu Lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka.
(surat Muhammad (47) ayat 20)

[1392] Yang dimaksud dengan surat di sini ialah surat yang berisi perintah untuk memerangi orang-orang kafir.

Sebagai KHALIFAH di muka bumi, takutkah kita menghadapi KEMATIAN yang merupakan gerbang untuk menuju hari KIAMAT? Jika kita mengacu kepada surat Muhammad (47) ayat 20 di atas ini jika kita takut akan kematian berarti kita digolongkan oleh ALLAH SWT sebagai makhluk yang tidak beriman. Apabila kita tidak mau dikatakan sebagai makhluk yang tidak beriman, jangan pernah TAKUT akan KEMATIAN sebab MATI pasti akan terjadi.


B.  MANUSIA dengan MATI


Sebagai KHALIFAH di muka bumi yang telah ditempatkan oleh ALLAH SWT sebagai makhluk yang terhormat, dapatkah kita menolak KEMATIAN? Walaupun diri kita telah ditempatkan sebagai makhluk yang terhormat, tidak akan mungkin dapat menghindar dari kematian. Kematian akan datang dan menghampiri setiap manusia tanpa terkecuali.


Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan,
(surat Al Waaqi'ah (56) ayat 60)


Manusia bagaimana mungkin dapat menolak dan menghindar dari KEMATIAN yang pasti akan datang, sedangkan untuk menolak, menghilangkan atau meniadakan KANTUK saja tidak mampu. Adanya contoh kematian dan kantuk yang tidak dapat dihindari oleh manusia,  berarti manusia dapat dikatakan sebagai makhluk yang lemah yang tidak memiliki kemampuan apapun untuk membela keadaan dirinya sendiri. Jika sudah begini keadaannya, masih mau bersikap sombongkah kita kepada ALLAH SWT? Sekarang carilah alat bantu dengan mempergunakan teknologi yang canggih yang dapat menghindarkan diri kita dari KEMATIAN? Rasanya tidak akan ada  TEKNOLOGI yang mampu menjadikan manusia hidup selamanya dan juga tidak akan mungkin ada TEKNOLOGI yang dapat menghindarkan manusia dari Kantuk, Menahan Buang Air baik besar maupun kecil, apalagi untuk menghidar dari KEMATIAN. 


1)  MATI itu adalah suatu KETETAPAN ALLAH SWT


Setiap manusia tanpa terkecuali pasti akan mengalami kematian, yaitu saat berpisahnya RUHANI dengan JASMANI. Hal ini terjadi dikarenakan MATI  merupakan sebuah ketentuan ALLAH SWT yang tidak dapat dibantah lagi dan wajib berlaku tanpa pandang bulu. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh ALLAH SWT dalam surat Al Munaafiquun (63) ayat 11 di bawah ini, yaitu ALLAH SWT sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang waktu untuk kematian.


dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.
(surat Al Munaafiquun (63) ayat 11)


Sekarang mari kita hubungkan antara surat Al Munaafiquun (63) ayat 11 dengan tugas Malaikat Izrail, yaitu apakah mungkin Malaikat Izrail  yang tunduk dan patuh kepada ALLAH SWT mau melawan perintah ALLAH SWT dengan tidak mau mencabut nyawa seseorang? Rasanya tidak akan mungkin Malaikat Izrail mau melawan perintah ALLAH SWT dengan melalaikan tugas untuk mencabut Nyawa seseorang. Adanya kepatuhan dan ketaatan dari Malaikat Izrail, maka kematian seseorang tidak akan mungkin di tunda oleh Malaikat Izrail.


Sebagai bahan renungan berikut ini akan kemukakan sebuah dongeng kuno  yang kami ambil dari buku "Hikmah dalam Humor, Kisah dan Pepatah karangan A Azis Salim Basyarahil" yaitu: Seseorang yang sakit di datangi Izrail, Malaikat Pencabut Nyawa. Orang itu lalu bertanya, "Apakah kedatanganmu sebagai kunjungan biasa atau untuk mencabut nyawaku?" Izrail menjawab, "Kunjungan biasa." Orang itu berkata lagi, "Demi persahabatan kita. Jika dekat ajalku nanti, kirimlah utusan untuk memberitahu aku." Izrail menyetujui permintaan itu.Pada suatu hari Izrail datang untuk mencabut nyawanya. Orang itu berkata, "Bukankah belum pernah ada utusanmu yang datang kepadaku untuk memberitahukan perkara ini?" Izrail menjawab, "sudah….sudah pernah datang, bahkan beberapa kali. Bukankah tulang punggungmu bungkuk padahal sebelumnya lurus? Rambutmu memutih yang sebelumnya hitam. Suaramu bergetar sesudah dahulunya lantang, Bahkan akhir-akhir ini kamu lemah sesudah dahulunya kamu sehat perkasa. Penglihatanmu kabur sesudah dahulunya terang, kamu dahulu penuh harapan tetapi akhir-akhir ini ini sering putus asa. Aku telah mengirim banyak utusan kepadamu padahal kamu hanya meminta satu utusan. Oleh karena itu, janganlah kamu menyalahkan aku" Sebagai KHALIFAH yang sedang melaksanakan tugas di muka bumi tidak ada salahnya jika dongeng kuno yang kami ceritakan di atas dijadikan bahan renungan agar diri kita sukses menjadi KHALIFAH yang dikehendaki ALLAH SWT.



2)  MATI pasti DATANG dan tidak bisa dielakkan


ALLAH SWT melalui surat An Nisaa' (4) ayat 78 dan Surat Al Ahzab (33) ayat 16 dengan tegas menyatakan bahwa KEMATIAN bagi setiap manusia pasti akan datang dan/atau setiap manusia pasti akan MATI  dan/atau manusia tidak bisa menghindar dari tugas Malaikat Izrail mencabut nyawa manusia.


Katakanlah: "Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja".
(surat Al Ahzab (33) ayat 16)


di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, Kendatipun kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan[319], mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) Hampir-hampir tidak memahami pembicaraan[320] sedikitpun?
(surat An Nisaa' (4) ayat 78)

[319] Kemenangan dalam peperangan atau rezki.
[320] Pelajaran dan nasehat-nasehat yang diberikan.


Jika ini adalah keadaan yang berlaku untuk setiap manusia, tidak ada guna dan manfaatnya manusia membuat benteng yang tinggi dan kokoh, ataupun lari untuk menghindar dari KEMATIAN, sebab Malaikat Izrail pasti dapat melaksanakan tugasnya untuk mencabut Nyawa manusia. 


Anas ra, berkata: Nabi SAW bersabda: ALLAH ta'ala berfirman: Barangsiapa tidak rela dengan hukum-Ku dan takdir-Ku maka hendaklah ia mencari Tuhan selain Aku.
(HQR Al Baihaqi dari Ibnu Umar serta Aththabarani dan Ibnu Hibban dari Abi Hind, Al Albaihaqi dan Ibnu Najjar; 272:153)

Sebagai bahan pertimbangan bagi kita di dalam menyikapi ketetapan ALLAH SWT tentang Kematian, tolong perhatikan dengan seksama hadits qudsi yang kami kemukakan di atas ini, agar diri kita tidak salah jalan dalam menyikapi ketentuan atau Taqdir ALLAH SWT tentang Kematian yang pasti akan datang menjumpai diri kita. Jadi hadapilah Kematian dengan sewajarnya sebab kita akan MATI dan jika kita ingin MATI dalam Khusnul Khatimah tidak ada jalan lain kecuali kita selalu berada di dalam kehendak ALLAH SWT. Selanjutnya dengan telah adanya Ketetapan dari ALLAH SWT bahwa setiap manusia pasti mengalami MATI atau berpisahnya JASMANI dengan RUHANI, berikut ini akan kami kemukakan bentuk-bentuk Kematian yang dikehendaki oleh ALLAH SWT, yaitu: 


1) MATI SYAHID


Sesungguhnya kamu mengharapkan mati (syahid) sebelum kamu menghadapinya; (sekarang) sungguh kamu telah melihatnya dan kamu menyaksikannya[233].
(surat Ali Imran (3) ayat 143)


[233] Maksudnya: sebelum perang Uhud banyak Para sahabat terutama yang tidak turut perang Badar menganjurkan agar Nabi Muhammad s.a.w. keluar dari kota Madinah memerangi orang-orang kafir.


2) MATI  dalam rangka HIJRAH menuju jalan ALLAH SWT maupun menuju kepada ALLAH SWT


Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(surat An Nisaa' (4) ayat 100)


3) ORANG yang MATI pada jalan ALLAH SWT, di dalam kaca mata ALLAH SWT orang tersebut tidak MATI


dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup[100], tetapi kamu tidak menyadarinya.
(surat Al Baqarah (2) ayat 154)

[100] Yaitu hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana Keadaan hidup itu.


Hal lainnya yang juga harus kita ketahui adalah setelah manusia menempati SYURGA dan juga menempati NERAKA maka tidak akan ada lagi KEMATIAN dan/atau tidak ada kehidupan baru lagi atau adanya kelahiran bayi lagi sebab yang ada hanyalah KEHIDUPAN ABADI.


mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. dan Allah memelihara mereka dari azab neraka,
(surat Ad Dukhaan (44) ayat 56)


Inilah gambaran dari KEMATIAN yang akan kita hadapi kelak di kemudian hari, untuk itu persiapkanlah kematian mulai saat ini sebab kematian yang tidak dipersiapkan dengan baik akan merugikan diri kita sendiri di hari KIAMAT kelak. Selanjutnya untuk dapat mempersiapkan kematian yang baik, ada 2(dua) buah persiapan yang harus kita lakukan yaitu persiapan yang khusus untuk diri kita sendiri dan persiapan yang khusus untuk yang akan kita tinggalkan, dalam hal ini adalah keluarga, anak dan keturunan. Berikut ini akan kami kemukakan 2(dua) buah kewajiban yang harus dilakukan oleh MANUSIA sebelum ia mati yang khusus berlaku untuk diri sendiri, yaitu:


1)     Lakukanlah Taubatan Nasuha Sebelum Kedatangan Mati atau lakukan Taubatan Nasuha sebelum Nyawa tiba dikerongkongan atau minimal membaca DUA KALIMAH SAHADAH menjelang kematian.


Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
(surat An Nisaa' (4) ayat 48)



2)     Lakukan Infaq/Shadaqah Jariah sebelum Kedatangan Mati dalam rangka memberikan REZEKI kepada RUHANI dan/atau dalam rangka membeli kebutuhan pada hari akhirat.


dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?"
(surat Al Munaafiquun (63) ayat 10)


Adapun kewajiban manusia sebelum mati yang berhubungan dengan yang orang-orang yang akan ditinggalkan, dalam hal ini keluarga, anak dan keturunan, yaitu:


1) Wasiatkan Tauhid kepada anak dan keturunan dan/atau ingatkan serta ajarkan DIINUL ISLAM kepada keluarga, anak dan keturunan, mulai saat ini agar diri kita dan anak keturunan kita berada dalam satu naungan DIINUL ISLAM.


Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
(surat Al Baqarah (2) ayat 133)


Adanya kesamaan ketauhidan antara yang meninggal dengan yang ditinggalkan, dalam hal ini keluarga, anak dan keturunan yang sama-sama di dalam bendera DIINUL ISLAM, maka kemudahan dan/atau fasilitas untuk memperoleh tambahan bonus pahala yang akan diberikan oleh ALLAH SWT yang tertuang di dalam hadits di bawah ini dapat kita peroleh.


Rasulullah SAW bersabda: “Bila seseorang telah meninggal, terputus untuknya pahala segala amal kecuali tiga hal yang tetap kekal: Shadaqah Jariah, Ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang senantiasa mendoakannya”.                          
(Hadits Riwayat Bukhari-Muslim)

Sebagai KHALIFAH yang tahu diri, tentu saja kita tidak akan menyianyiakan kemudahan yang telah diberikan oleh ALLAH SWT.


2) Wasiatkan Harta yang Ditinggalkan dan Cari Saksi Waktu Berwasiat sehingga dengan adanya hal ini keluarga, anak dan keturunan yang ditinggalkan tidak terpecah belah atau saling berebut akibat memperebutkan harta warisan.



Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedang Dia akan berwasiat, Maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di antara kamu, atau dua orang yang berlainan agama dengan kamu[454], jika kamu dalam perjalanan dimuka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian. kamu tahan kedua saksi itu sesudah sembahyang (untuk bersumpah), lalu mereka keduanya bersumpah dengan nama Allah, jika kamu ragu-ragu: "(Demi Allah) Kami tidak akan membeli dengan sumpah ini harga yang sedikit (untuk kepentingan seseorang), walaupun Dia karib kerabat, dan tidak (pula) Kami Menyembunyikan persaksian Allah; Sesungguhnya Kami kalau demikian tentulah Termasuk orang-orang yang berdosa".
(surat Al Maaidah (5) ayat 106)

[454] Ialah: mengambil orang lain yang tidak seagama dengan kamu sebagai saksi dibolehkan, bila tidak ada orang Islam yang akan dijadikan saksi.



Kami berharap kepada pembaca buku ini, agar selalu mempersiapkan kematian yang pasti terjadi dengan persiapan-persiapan yang dikehendaki oleh  ALLAH SWT sehingga kita dapat pulang kampung secara TERHORMAT sesuai dengan KEHORMATAN yang telah kita miliki tentunya ke tempat yang TERHORMAT pula. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar