dan mengapa mereka tidak memikirkan
tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa
yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan.dan
Sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan Pertemuan
dengan Tuhannya.
(surat Ar Ruum (30) ayat 8)
Untuk menciptakan sesuatu, seseorang harus memiliki KEHENDAK yang
di-iringi dengan KEMAMPUAN sebab jika hanya KEHENDAK saja yang dimiliki oleh
seorang pencipta berarti yang ada hanyalah angan-angan semata. Jika sekarang
ALLAH SWT berdasarkan surat Al Baqarah (2) ayat 30 adalah INISIATOR, PENCIPTA
yang sekaligus PEMILIK dari KEKHALIFAHAN yang ada di muka bumi berarti ALLAH SWT pasti memiliki KEHENDAK dan
KEMAMPUAN yang sama-sama baik kualitasnya.Adanya kondisi seperti ini berarti
keberadaan KEKHALIFAHAN di muka bumi tidak datang seketika dan/atau keberadaan
KEKHALIFAHAN di muka bumi termasuk keberadaan diri kita adalah berdasarkan
KEHENDAK dan KEMAMPUAN ALLAH SWT.
Lalu untuk apakah ALLAH SWT MERENCANAKAN adanya KEKHALIFAHAN di muka
bumi? PASTI ada sesuatu di balik rencana
ALLAH SWT dari KEKHALIFAHAN di muka bumi, apakah itu? Sebelum NABI ADAM
as, diciptakan oleh ALLAH SWT, seluruh
kehidupan dalam keadaan tenang
dan tentram di dalam surga, tidak ada
gejolak, semua MAKHLUK CIPTAAN ALLAH SWT yang pada waktu itu hanya MALAIKAT
baik yang diciptakan dari UNSUR NUUR (CAHAYA)
maupun dari UNSUR NAAR (API), mereka Semuanya TAAT dan PATUH
kepada ALLAH SWT dan mereka
selalu bertasbih untuk selalu memuji dan mensucikan ALLAH SWT. Ini berarti
bahwa kehidupan pada saat sebelum NABI ADAM as sebagai manusia pertama diciptakan adalah Monoton dan/atau se arah
saja.
Dilain sisi seperti kita ketahui bersama bahwa ALLAH SWT adalah DZAT YANG
MENAMAKAN DIRINYA adalah ALLAH, dimana DzatNya ALLAH SWT sangat hebat
kekuatannya, tidak ada satupun makhluk atau ciptaannya yang dapat melihat,
menjangkau apalagi menandinginya. DZATNYA ALLAH SWT juga mempunyai SIFAT
SALBIYAH (wujud, qidam, baqa, qiyamuhu binafsih, wahdaniah, muqalafah lil
hawadish) serta SIFAT MA’ANI (qudrat,
iradat, sama’, bashar, kalam, hayat, ilmu) serta AF’AL atau
Perbuatan-Perbuatan yang ALLAH SWT lakukan yang termaktub dalam 99 Nama Nama
ALLAH SWT yang Indah dimana itu semua
adalah Satu Kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara DZAT, SIFAT DAN AF’AL
yang dimiliki oleh ALLAH SWT
Jika kehidupan yang ada sebelum NABI ADAM as, diciptakan bersifat
MONOTON, dapat aktifkah DZAT, SIFAT dan AF’AL yang dimiliki oleh ALLAH SWT?
Sesuatu hal baru dapat dikatakan HEBAT atau MAMPU, jika ada yang mengatakan itu
HEBAT dan MAMPU. Sekarang jika tidak ada yang mengatakan bahwa itu HEBAT dan
MAMPU, apakah sesuatu itu dapat dikatakan hebat dan mampu? Seseorang baru akan
dikatakan dia kaya, jika ada orang yang miskin.
Seseorang baru dapat
dikatakan patuh dan taat,
jika ada orang
yang membandel dan
ingkar janji. Sekarang bagaimana dengan ALLAH SWT? Jika seluruh makhluk
yang diciptaan oleh ALLAH SWT
semuanya kaya bagaimanakah dengan AL
GHANI (MAHA KAYA) nya ALLAH SWT? Jika makhluk sudah tidak membutuhkan dan
memerlukan ALLAH SWT, dimana letak KEESAAN ALLAH SWT dan dimana letak bahwa
ALLAH SWT DIBUTUHKAN oleh makhluknya? Adanya KEKHALIFAHAN di muka bumi adalah
Cara dan Methode ALLAH SWT untuk Menunjukkan, untuk Memperlihatkan, kemampuan
dan kehebatan dari DZATNYA ALLAH SWT, SIFAT DZATNYA ALLAH SWT dan AF’AL ALLAH
SWT sehingga dengan demikian AKTIFLAH apa-apa yang dimiliki oleh ALLAH
SWT.
Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan
senda gurau. dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala
kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.
(surat
Muhammad (47) ayat 36)
Selanjutnya berdasarkan surat Muhammad (47) ayat 36 di atas ini, KEKHALIFAHAN di muka bumi adalah sebuah
permainan yang diciptakan ALLAH SWT, berarti ALLAH SWTlah yang mempunyai HAK
PENUH atas PERMAINAN yang diciptakan-Nya tersebut. Selanjutnya setiap permainan
harus memiliki apa yang dinamakan dengan prinsip-prinsip dasar sebuah permainan
sebab jika tanpa prinsip dasar ini sebuah permainan tidak bisa dilaksanakan.
Untuk itu di setiap permainan, akan terdapat hal-hal sebagai berikut:
1.
Harus ada
2(dua) kelompok peserta permainan, yaitu ada kawan dan ada lawan dan juga
pelatih.
2.
Harus ada
waktu permainan yaitu harus ada awalnya dan juga harus ada akhirnya.
3.
Harus ada
tempat untuk bermain dan/atau arena untuk melangsungkan pertandingan.
4.
Harus ada yang
kalah dan ada yang menang.
5.
Harus ada
patokan atau pedoman baku untuk mengatur permainan.
6.
Harus ada
wasit dan/atau ada penengah jika terjadi sesuatu hal yang tidak
diinginkan.
Jika ini adalah ketentuan dasar dari setiap permainan yang ada pada saat
ini, sekarang bagaimana dengan KEKHALIFAHAN di muka bumi, apakah
prinsip-prinsip dasar dari suatu permainan terdapat pula di dalam KEKHALIFAHAN
di muka bumi? KEKHALIFAHAN di muka bumi juga memiliki prinsip-prinsip dasar
suatu permainan, yaitu:
1. KEKHALIFAHAN
juga memiliki peserta dan/atau pihak yang mengikuti pertandingan yaitu MANUSIA, dalam hal ini
RUHANI yang dibantu oleh ALLAH SWT melawan JASMANI, dalam hal ini melawan AHWA
yang dibantu oleh SYAITAN.
2.
KEKHALIFAHAN
juga memiliki jangka waktu yaitu di mulai dari
diciptakannya NABI ADAM as, sebagai MANUSIA PERTAMA sampai dengan HARI
KIAMAT sebagai batas akhirnya. Sedangkan untuk
orang per orang secara pribadi di
mulai dari ditiupkannya RUH ke dalam jasad saat masih di dalam RAHIM seorang
IBU sampai dengan berpisahnya RUHANI dengan JASMANI.
3.
KEKHALIFAHAN
juga memiliki tempat atau arena pertandingan yaitu di muka bumi dan juga di
dalam diri sendiri.
4.
KEKHALIFAHAN
juga memiliki PEMENANG dan PECUNDANG, di mana PEMENANG akan menerima
penghargaan dari ALLAH SWT berupa KAMPUNG KEBAHAGIAAN dari ALLAH SWT sedangkan
bagi PECUNDANG yang kalah akan menerima KAMPUNG KEBINASAAN dan KESENGSARAAN
dari ALLAH SWT.
5.
KEKHALIFAHAN
juga memiliki ketentuan atau pedoman dasar permainan yaitu AD DIIN atau DIINUL
ISLAM
.
6.
Untuk
mendapatkan permainan KEKHALIFAHAN yang
memenuhi PRINSIP FAIRPLAY maka ALLAH SWT bertindak sebagai WASIT yang dibantu
oleh para MALAIKAT sebagai petugas pencatat.
Hal yang harus kita perhatikan dalam permainan KEKHALIFAHAN adalah pasti ada yang KALAH dan ada yang MENANG
sehingga akan ada JUARA bagi yang memenangkan pertandingan ataupun PECUNDANG
yang kalah dalam pertandingan. Sekarang apa jadinya jika suatu permainan
dan/atau suatu pertandingan tidak ada akhirnya?
Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di
bumi." Katakanlah: "Kepunyaan Allah." Dia telah menetapkan atas
Diri-Nya kasih sayang[462]. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat
yang tidak ada keraguan padanya. orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu
tidak beriman[463].
(surat Al An'am (6)
ayat 12)
[462]
Maksudnya: Allah telah berjanji sebagai kemurahan-Nya akan melimpahkan rahmat
kepada mahluk-Nya.
[463]
Maksudnya: orang-orang yang tidak menggunakan akal-fikirannya, tidak mau
beriman.
Kita tidak akan dapat menghitung berapa score/hasil pertandingan dan juga
kita tidak akan pernah dapat menentukan siapa yang kalah dan siapa yang menang.
Jika sekarang ALLAH SWT selaku pencipta dan pemilik dari permainan KEKHALIFAHAN
di muka bumi sudah menentukan dan menetapkan adanya hari kiamat atau hari
kiamat itu pasti terjadi, berarti :
1.
Kita akan
mengetahui hasil akhir dari permainan KEKHALIFAHAN yang kita laksanakan.
2.
Kita akan
dapat mengetahui tempat kembali bagi diri kita, apakah ke SYURGA atau apakah ke
NERAKA?
Jika keterangan yang telah kami kemukakan di atas ini merupakan asumsi
dasar adanya hari KIAMAT, selanjutnya sebagai KHALIFAH di muka bumi apakah kita
telah yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa hari KIAMAT itu pasti terjadi? Jika
telah menyakini bahwa setiap pertandingan pasti mempunyai waktu tertentu, maka
kitapun harus yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa hari KIAMAT sebagai batas
akhir dari KEKHALIFAHAN di muka bumi pasti akan terjadi. Selanjutnya perhatikanlah
apa yang dikemukakan oleh ALLAH SWT selaku INISIATOR, PENCIPTA yang juga
sekaligus PEMILIK dari langit dan bumi
yang terdapat di dalam surat Ar Ruum (30) ayat 8, yaitu:
1.
Langit dan
bumi diciptakan oleh ALLAH SWT dengan
tujuan yang benar serta
2.
Langit dan
bumi diciptakan dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
Adanya penegasan yang dikemukakan oleh ALLAH SWT selaku pencipta dan
pemilik dari langit dan bumi berarti keberadaan langit dan bumi, termasuk
segala isinya bersifat sementara atau kondisi
langit dan bumi bukanlah sesuatu yang bersifat kekal sehingga pada suatu waktu
yang telah ditentukan maka langit dan bumi akan menjadi sediakala (maksudnya
akan disatukan kembali oleh ALLAH SWT).
dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian)
diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara
keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. dan
Sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan Pertemuan
dengan Tuhannya.
(surat
Ar Ruum (30) ayat 8)
Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa akan tiba suatu waktu tertentu yang
telah ditentukan oleh ALLAH SWT bahwa keberadaan langit dan bumi akan disatukan
kembali melalui hari KIAMAT. Sekarang bagaimana jika kita tidak mempercayai
akan adanya hari KIAMAT? Apabila kita tidak percaya akan adanya hari
KIAMAT, berarti :
1.
Diri kita
telah gagal melaksanakan RUKUN IMAN yang ENAM dalam satu kesatuan yang tidak
terpisahkan, berarti kita telah keluar dari konsep DIINUL ISLAM sebagai AGAMA
yang HAQ di muka bumi ini.
2.
Diri kita
tidak berkeinginan untuk memperoleh KEMENANGAN dan/atau tidak mau menerima
KEKALAHAN dan/atau tidak mau menerima pahala ataupun dosa dari perbuatan yang
kita lakukan sebab SCORE permainan justru baru akan diberikan oleh ALLAH SWT
setelah permainan usia dilakukan atau setelah KIAMAT terjadi.
Selain daripada itu, masih terdapat satu hal lagi yang telah kita lakukan
yaitu diri kita telah melanggar IKRAR KETUHAHAN yang telah kita nyatakan kepada
ALLAH SWT. Untuk itu lihatlah surat Al
A'raaf (7) ayat 172 di bawah ini, dimana
setiap manusia tanpa terkecuali selain telah mengakui bahwa ALLAH SWT adalah
TUHAN juga kita juga telah tahu dan telah mengerti akan adanya hari KIAMAT. Sebagai
KHALIFAH yang sedang melaksanakan tugas di muka bumi, sadarkah dan tahukah
serta mengertikah bahwa kita semua secara pribadi-pribadi telah mengakui bahwa
KIAMAT itu pasti terjadi? Jika ini adalah kondisi setiap manusia kepada ALLAH
SWT, maka apabila kita tidak mau mempercayai adanya hari KIAMAT, maka batallah
IKRAR KETUHANAN yang telah kita lakukan atau kita telah melanggar janji setia
kepada ALLAH SWT sewaktu masih dalam rahim Ibu.
dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul
(Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam)
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
(surat Al A'raaf (7)
ayat 172)
Selanjutnya kapankah berakhirnya KEKHALIFAHAN di muka bumi itu? KEKHALIFAHAN di muka bumi tidak bisa
disamakan dengan pertandingan olah raga yang jelas waktunya, contohnya
pertandingan sepak bola yang hanya berdurasi 2 kali 45 menit, KEKHALIFAHAN di
muka bumi adalah suatu permainan yang diciptakan oleh ALLAH SWT yang hanya
diketahui saat awalnya saja, yaitu sejak NABI ADAM as, diciptakan dan/atau
setelah RUH ditiupkan ke dalam JASMANI manusia sewaktu dalam rahim seorang ibu,
namun kapan permainan itu akan berakhir hanya ALLAH SWT saja yang tahu.
Tidak diberitahukannya kapan saat tibanya KIAMAT oleh ALLAH SWT agar
manusia termasuk diri kita selalu di dalam kewaspadaan dan/atau agar selalu
konsentrasi di dalam menjalankan KEKHALIFAHAN di muka bumi dan/atau ALLAH SWT
berkehendak kepada manusia untuk selalu DINAMIS di dalam menjalankan
tugas.Sekarang apa jadinya jika manusia yang sedang melaksanakan tugas di muka
bumi sudah mengetahui dengan pasti saat akan tibanya hari KIAMAT? Adanya
kepastian waktu tentang KIAMAT akan membuat diri kita menjadi manusia yang
bersifat PASIF, manusia akan bersikap MONOTON, tidak dinamis, serta kerjanya
hanya menunggu dan menunggu sehingga tidak akan ada bedanya antara orang yang
taat dan yang tidak taat kepada ALLAH SWT. Adanya kondisi seperti ini, jelas
sangat tidak dikehendaki oleh ALLAH SWT dikarenakan akan timbul ketidakadilan
di antara sesama manusia.
Abuhurairah r.a. berkata:
Pada suatu hari ketika Nabi SAW duduk bersama sahabat, tiba-tiba datang seorang
bertanya: Apakah Iman? Jawab Nabi SAW: Iman ialah percaya pada ALLAH, dan
Malaikat-Nya, dan akan berhadapan kepada ALLAH, dan pada Nabi utusan-Nya dan
percaya pada hari bangkit dari kubur. Lalu ditanya; Apakah Islam? Jawab Nabi
SAW; Islam ialah menyembah kepada ALLAH dan tidak mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun, dan mendirikan sembahyang. Lalu bertanya: Apakah Ihsan? Jawab
Nabi SAW: Ihsan ialah menyembah pada ALLAH seakan-akan anda melihat-Nya, maka
jika tidak dapat melihat-Nya, ketahuilah bahwa ALLAH melihatmu. Lalu bertanya:
Bilakah hari qiyamat? Jawan Nabi SAW: Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui
daripada yang menanya, tetapi saya memberitakan padamu beberapa syarat
(tanda-tanda) akan tibanya hari qiyamat, yaitu jika budak sahaya telah
melahirkan majikannya, dan jika penggembala onta dan ternak lainnya telah
berlomba membangun gedung-gedung, termasuk dalam lima macam yang tidak dapat
mengetahuinya kecuali ALLAH, yang tersebut dalam ayat: "Sesungguhya hanya
ALLAH yang mengetahui, bilakah hari qiyamat, dan Dia pula yang menurunkan
hujan, dan mengetahui apa yang di dalam rahim
ibu, dan tiada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok
hari, dan tidak seorang pun yang mengetahui di manakah ia akan mati.
Sesungguhnya ALLAH maha mengetahui sedalam-dalamnya". Kemudian pergilah
orang itu. Lalu Nabi SAW menyuruh sahabat: Kembalikanlah orang itu! Tetapi
sahabat tidak melihat bekas orang itu. Maka Nabi SAW bersabda: Itu Malaikat
Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada manusia.
(HR Bukhari, Muslim, Al-Lu'lu Wal Marjan: No.5)
Selanjutnya walaupun hanya ALLAH SWT saja yang mengetahui secara pasti
kapan hari KIAMAT akan terjadi, namun ALLAH SWT melalui NABI MUHAMMAD SAW
memberikan tanda-tanda hari kiamat sebagaimana tertuang dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim di atas ini. Walaupun telah ada tanda-tanda
hari KIAMAT yang telah dikemukakan oleh NABI MUHAMMMAD SAW, tidak cukup bagi
kita untuk mengetahui secara pasti kapan terjadinya hari KIAMAT. Hal yang harus
kita jadikan pedoman adalah bahwa hari KIAMAT pasti terjadi seperti berakhirnya
sebuah pertandingan.
1. APAKAH dan UNTUK APAKAH HARI
KIAMAT
Suatu permainan dan/atau suatu pertandingan harus
memiliki batas waktu, jika tidak akan sangat sulit untuk menentukan siapakah
yang berhak menjadi pemenang dan yang berhak memperoleh hadiah. Adanya batas
waktu akan memudahkan bagi wasit atau juri untuk mengadakan penilaian dan/atau untuk
memutuskan siapa yang berhak menyandang gelar juara. Kekhalifahan yang ada di
muka bumi, juga memiliki batas waktu
yaitu sejak diciptakannya NABI ADAM as, sampai dengan hari KIAMAT. Selanjutnya
apakah itu hari KIAMAT, apakah hanya sebatas berakhirnya waktu kekhalifahan
ataukah lebih dari itu?
A. HARI/SAAT ALAM DISATUKAN KEMBALI
Seperti
telah kita ketahui bersama, bahwa langit dan bumi pada mulanya adalah satu
kepal, kemudian dipecah dua oleh ALLAH SWT, yang satu bagian menjadi langit
yang berjumlah tujuh lapis dan yang satu lagi menjadi bumi yang berjumlah tujuh
lapis pula. Setelah menjadikan langit dan bumi yang masing-masing berjumlah
tujuh lapis, lalu ALLAH SWT bersemayam di ARSY untuk mengatur segala urusan
yang menyangkut langit dan bumi beserta segala isinya. Inilah kondisi yang
tengah kita alami saat ini. Selanjutnya melalui hari KIAMAT, ALLAH SWT
mengembalikan kembali kondisi langit dan bumi menjadi seperti semula, yaitu
langit dan bumi dijadikan satu kembali seperti saat awalnya terjadi. Coba anda
bayangkan langit dan bumi yang masing-masing berjumlah 7 lapis dikembalikan
kembali menjadi satu hanya dalam waktu yang sangat pendek.
apabila bumi
digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
dan bumi
telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
dan manusia
bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
(surat Al Zalzalah (99) ayat 1-3)
Adanya kondisi
dapat dipastikan akan terjadi kepanikan, ketakutan, serta goncangan yang
sangat hebat dimuka bumi ini saat terjadinya KIAMAT. Kondisi ini ALLAH SWT kemukakan di dalam surat Al
Zalzalah (99) ayat 1-3 yang menceritakan
bagaimana proses disatukannya kembali langit dan bumi, yaitu dengan
digoncangkannya bumi dengan goncangan yang sangat dasyat sehingga segala isi
perut bumi keluar termasuk keluarnya manusia atau bangkitnya manusia dari dalam
kuburnya masing-masing.
B.
HARI/SAAT ALLAH SWT menjadi PENGUASA TERTINGGI
Adanya hari KIAMAT, maka pada hari itu atau pada
saat itu yang berlaku hanyalah ketentuan ALLAH SWT semata dan/atau tidak akan
bisa ketentuan-ketentuan lain diberlakukan pada hari KIAMAT selain ketentuan
ALLAH SWT, sehingga pada saat itu hanya ALLAH SWT sajalah yang menjadi penguasa
tunggal dan/atau pada saat itu hanya
ALLAH SWT saja yang menjadi penguasa tertinggi sehingga selain daripada ALLAH
SWT tidak akan mungkin mampu menunjukkan diri, apalagi mau mengalahkan ALLAH
SWT.
Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa
yang ada di langit dan di bumi." Katakanlah: "Kepunyaan Allah."
Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang[462]. Dia sungguh akan
menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. orang-orang
yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman[463].
(surat Al An'am (6) ayat 12)
[462] Maksudnya:
Allah telah berjanji sebagai kemurahan-Nya akan melimpahkan rahmat kepada
mahluk-Nya.
[463] Maksudnya:
orang-orang yang tidak menggunakan akal-fikirannya, tidak mau beriman.
dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan
pengagungan yang semestinya Padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada
hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya[1316]. Maha suci Tuhan
dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
(surat Az Zumar (39) ayat 67)
[1316] Ayat ini
menggambarkan kebesaran dan kekuasaan Allah dan hanya Dialah yang berkuasa pada
hari kiamat.
ALLAH SWT pada hari KIAMAT akan menunjukkan
kekuatan-Nya, kekuasaan-Nya, kemahaan yang dimiliki-Nya dengan menggenggam bumi
serta menggulung langit. Adanya kondisi ini yang diperlihatkan ALLAH SWT, siapa
yang sanggup mengalahkannya, siapa yang sanggup menandinginya, siapa yang
sanggup menunda apa yang dilakukan ALLAH SWT? Jika ini adalah kondisi ALLAH SWT pada hari KIAMAT, apakah kondisi
ini juga berlaku saat ini? Kondisi kekuatan, kekuasaan, kemahaan ALLAH SWT tidak ada hubungannya dengan hari
KIAMAT, akan tetapi kondisi dan keadaan ALLAH SWT kapanpun, dalam kondisi
apapun, akan tetap MAHA SEGALA-GALANYA.
Selanjutnya apa yang dapat manusia lakukan pada saat
hari KIAMAT? Semua manusia pada saat hari KIAMAT tidak akan mampu berbuat
apapun, yang ada hanyalah ketidakmampuan untuk mencegah terjadinya KIAMAT.
Seluruh manusia, termasuk diri kita,
pada saat hari KIAMAT sangat tergantung dengan apa-apa yang telah
diperbuat semasa hidup di dunia termasuk di dalamnya 3(tiga) perkara yang
ditinggalkan yaitu sadhaqah jariah, ilmu yang bermanfaat serta doa anak yang
shaleh. Sekarang sudahkah kita memiliki bekal untuk menghadapi hari
KIAMAT?
C. HARI/SAAT MANUSIA BANGKIT
dari KUBUR
Jika kita ingin mengetahui dengan pasti berapa jumlah manusia yang telah di utus oleh
ALLAH SWT sebagai KHALIFAH di muka bumi, saat hari KIAMATlah ada jawabannya.
Hal ini berdasarkan surat Al Mu'minuun (23) ayat 16 dan surat Al Ankabuut (29)
ayat 20 di bawah ini, hari KIAMAT merupakan hari atau saat seluruh manusia di
bangkitkan dari dalam kubur mereka masing-masing, dengan mempersatukan seluruh
RUH manusia yang ada di alam BARZAH dengan JASAD/JASMANI BARU (maksudnya ALLAH
SWT membuatkan kembali JASAD/JASMANI
manusia yang sudah hancur dengan yang baru kemudian disatukan kembali
dengan RUH-RUH setiap manusia). Sehingga pada saat hari KIAMAT seluruh manusia
yang telah pernah diciptakan oleh ALLAH SWT akan dikembalikan ke muka bumi
tanpa terkecuali, termasuk diri kita. Sebagai KHALIFAH yang sedang menjalankan
tugas di muka bumi saat ini, jangan pernah berharap diri kita tidak
dibangkitkan oleh ALLAH SWT pada hari KIAMAT. Diri kita pasti akan dibangkitkan
dari kubur dan dikumpulkan oleh ALLAH SWT di padang Mahsyar, untuk
mempertanggung jawabkan program KEKHALIFAHAN yang telah kita laksanakan sewaktu
hidup di muka bumi.
Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu)
di hari kiamat.
(surat Al Mu'minuun
(23) ayat 16)
Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah
bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah
menjadikannya sekali lagi[1147]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
(surat Al Ankabuut
(29) ayat 20)
[1147] Maksudnya: Allah membangkitkan manusia sesudah
mati kelak di akhirat
Jika ini adalah keadaan yang akan kita terima nanti
di hari KIAMAT, sudahkah kita mempersiapkan diri sejak saat ini sebagai bekal
nanti di hari akhirat? Jika kita sadar bahwa kampung halaman kita adalah
SYURGA, maka belilah SYURGA itu saat ini dengan IMAN dan AMAL SHALEH. Akan
tetapi jika kita memilih kampung halaman yang baru adalah NERAKA JAHANNAM tentu
syaratnya mudah yaitu jangan pernah beriman dan jangan pernah berbuat amal
shaleh secara konsisten.
Selanjutnya dengan berakhirnya suatu permainan akan
memudahkan para pihak yang berkepentingan dengan permainan, untuk mengetahui
score akhir pertandingan. Adanya score/hasil akhir maka akan diketahui siapa
memenangkan pertandingan dan siapa pula
yang kalah. Hal yang sama juga berlaku pada saat terjadinya hari KIAMAT, yaitu
saat berakhirnya program KEKHALIFAHAN di
muka bumi. Adanya hari KIAMAT maka akan ketahuanlah siapa-siapa saja yang
berhak menempati SYURGA dan siapa-siapa saja yang berhak menempati NERAKA.
Selain daripada itu, hari KIAMAT yang telah dipersiapkan oleh ALLAH SWT dengan
matang, merupakan sarana bagi manusia dan juga sarana bagi ALLAH SWT untuk:
1) Hari KIAMAT merupakan sarana bagi manusia untuk
bertemu, bertatap muka, bertemu langsung dengan ALLAH SWT tanpa hijab sama
sekali. Ini berarti hari KIAMAT juga berarti
saat ALLAH SWT untuk menunjukkan,
memperlihatkan, mempertontonkan kemahaan dan kebesaran ALLAH SWT secara
langsung kepada seluruh umat manusia.
Allah-lah yang meninggikan langit tanpa
tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy,
dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang
ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini Pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.
(surat Ar Ra'd (13) ayat 2)
Barangsiapa yang mengharap Pertemuan dengan
Allah, Maka Sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. dan
Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
(surat Al Ankabuut (29) ayat 5)
2)
Hari KIAMAT
merupakan saat ALLAH SWT memberikan balasan atas segala amal perbuatan sewaktu
menjalankan tugas di muka bumi. Ini berarti hari KIAMAT juga berarti saat bagi
manusia untuk menerima laporan unjuk kerja selama bertugas menjadi KHALIFAH di
muka bumi.
sesuatu yang bernyawa tidak akan mati
melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.
barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala
dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula)
kepadanya pahala akhirat itu. dan Kami akan memberi Balasan kepada
orang-orang yang bersyukur.
(surat Ali Imran (3) ayat 145)
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia
akan melihat (balasan)nya.
dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya
Dia akan melihat (balasan)nya pula.
(surat Al
Zalzalah (99) ayat 7-8)
Selanjutnya dengan adanya pemberian/dibalasnya segala pahala ataupun
pembebanan atas segala dosa kepada setiap manusia di waktu hari KIAMAT oleh
ALLAH SWT, kondisi akan mempertegas posisi dan kedudukan masing-masing manusia
baik yang akan pulang ke SYURGA maupun yang akan pulang ke NERAKA. Maksudnya
jika kita menempati SYURGA dilapisan SYURGA yang manakah kita akan ditempatkan
dan jika kita menempati NERAKA di lapisan NERAKA yang manakah kita akan
ditempatkan oleh ALLAH SWT. Hal ini dimungkinkan sebab baik SYURGA maupun
NERAKA memiliki 7(tujuh) tingkatan dengan 8 (delapan) buah nama yang kesemuanya
berbeda-beda fasilitasnya. Sebagai KHALIFAH yang sedang bertugas di muka bumi,
silahkan anda pilih apakah ingin pulang kampung ke SYURGA ataukah ke NERAKA?
Untuk pulang ke SYURGA jalannya bertolak belakang dengan jalan menuju ke
NERAKA, sehingga persiapkanlah mulai saat ini sebelum Ruh tiba dikerongkongan.
2. TANDA-TANDA KIAMAT BESAR
Kita wajib mengimani bahwa hari kiamat pasti terjadi dan tidak diragukan
lagi kedatangannya. Sedangkan kapan terjadinya, tidak ada yang tahu selain
Allah SWT. Allah SWT merahasiakannya kepada semua manusia, termasuk kepada Nabi
dan Rasulnya., Tidak ada seorangpun yang memiliki pengetahuan tentang kapan
datangnya hari kiamat kelak. Meskipun demikian, kita wajib mengimani
tanda-tandanya yang dijelaskan Rasulullah SAW. Berikut ini akan kami kemukakan
beberapa tanda-tanda dari kiamat besar, yaitu:
A. Terbitnya
Matahari dari Arah Barat
Tanda ini merupakan awal perubahan yang Allah SWT berlakukan pada sistem
alam semesta ini. Saat itu akan muncul tanda-tanda yang tidak biasa bagi bagi
manusia, sebagai tanda pemberitahuan bahwa kiamat sudah dekat. Awal dari itu
semua adalah terbitnya matahari dari sebelah barat yang sebelumnya terbit dari
sebelah timur.
Abdullah bin Amer
Bin Ash ra, telah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya
tanda (kiamat) yang pertama keluar adalah terbitnya matahari dari barat dan
keluarnya binatang kepada manusia di waktu pagi. (Tanda manapun) yang datang
lebih dulu (dari kedua tanda itu) maka yang belakangan itu datang tidak jauh
dari yang pertama.
(Alhadits Muslim dan
Abu Dawud)
Berdasarkan Surat Al An’am ayat 158 yang kami kemukakan di bawah ini jika
telah datang tanda-tanda ini dan manusia melihatnya, maka semua manusia
beriman. Namun saat itu juga iman sudah tidak berguna lagi jika sebelumnya
manusia itu tidak beriman. Iman orang kafir tidak akan berguna lagi baginya
setelah matahai terbit dari sebelah barat.
158. yang mereka
nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan Malaikat kepada mereka (untuk
mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa
ayat Tuhanmu[524]. pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat
lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau
Dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah:
"Tunggulah olehmu Sesungguhnya Kamipun menunggu (pula)".
(Surat Al An’am (6)
ayat 158)
[524] Maksudnya: tanda-tanda kiamat.
Demikian pula tidak akan berguna taubat orang-orang yang berbuat maksiat.
Dan barangsiapa yang tidak melakukan amal shaleh sebelumnya, meskipun dia
beriman maka amalnya tidak akan berguna jika matahari telah terbit di barat.
Manakala ajal telah tiba dan terbuktilah keputusan Allah SWT bagi orang-orang
yang masih hidup, maka setelah itu taubat mereka tidak diterima lagi. Allah SWT
akan membuat keputusan sesuai dengan keadaan mereka saat itu.
B. Munculnya
Binatang
Berdasarkan surat An Naml ayat 82 yang kami kemukakak di bawah ini salah
satu tanda hari kiamat adalah munculnya binatang melata dari dalam bumi.
82. dan apabila
Perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari
bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu
tidak yakin kepada ayat-ayat Kami[1108].
(Surat An
Naml ayat 82)
[1108] Yang dimaksud dengan Perkataan di sini ialah ketentuan datangnya
masa kehancuran alam. salah satu dari tanda-tanda kehancuran alam ialah
keluarnya sejenis binatang melata yang disebut dalam ayat ini.
Pada saat itu Allah SWT mengeluarkan binatang dari dalam bumi yang
berbicara kepada manusia, dan mengenal mana yang kafir dan mana yang beriman.
Allah SWT membuat binatang bisa berbicara. Kejadian luar biasa yang
memberitahukan tentang terjadinya atau telah dekatnya hari kiamat.
C. Munculnya
Dajjal
Dajjal adalah pendusta yang sangat menutupi kebenaran. Pendusta disebut
dajjal karena ia menutupi kebenaran dengan kebathilan. Dajjal inilah yang
Rasulullah SAW sebut sebagai salah satu tanda datangnya kiamat. Dajjal
mendakwahkan diri sebagai Tuhan. Ia berusaha memalingkan manusia dari agamanya
dengan kejadian-kejadian luar biasa dan ajaib yag ia demonstrasikan, dengan
seizin Allah SWT. Sebahagian orang tergoda, sedangkan yang beriman hatinya
diteguhkan oleh Allah SWT. Mereka tidak tertipu dengan kedustaan dan
kesesatannya. Kemudian Allah SWT berkenan untuk menghancurkan godaannya maka
turunlah Nabi Isa as, lalu membunuhnya.
“Abdullah bin Umar
ra, mengatakan: Rasulullah SAW berdiri di hadapan orang-orang, lalu memuji
Allah sebagaimana layaknya, kemudian ia menyebut-nyebut Dajjal seraya
mengatakan, ‘Sesungguhnya aku ingin mengingatkan kalian tentang Dajjal, dan
tidak ada seorang nabipun melainkan pasti ia mengingatkan kaumnya tentang itu.
Tapi aku akan mengatakan apa yang tidak dikatakan oleh nabi manapun kepada
kaumnya: bahwa Dajjal itu picak (bermata satu) dan bahwa Allah tidaklah picak.”
(Hadits Riwayat
Bukhari dan Muslim)
Hudzaifah bin Al
Yaman meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Saya lebih tahu apa yang ada
pada Dajjal daripada dia sendiri. Dia mempunyai dua sungai yang mengalir. Yang
satu dilihat mata sebagai air putih dan yang lainnya dilihat mata sebagai api
yang bergelora. Jika seorang diantara kamu melihatnya maka datangilah sungai
yang tampaknya api, lalu ia harus memejamkan mata dan menundukkan kepalanya.
Lalu minum darinya, sesungguhnya itu adalah air dingin. Sesungguhnya Dajjal itu
salah satu matanya tertutup dengan kulit tebal, di depannya tertulis kata
‘kafir’ yang dapat dibaca oleh setiap mukmin bai ia bisa menulis atau tidak.
(Hadits Riwayat
Muslim)
Godaan Dajjal menimbulkan pengaruh yang dahsyat terhadap akal manusia,
membuat bingung, dan segalanya berjalan begitu cepat. Akibatnya orang-orang
yang lemah tidak mampu memperhatikan keadaannya, kekurangannya, serta
bukti-bukti bahwa dia baru (huduts) sehingga dalam keadaan seperti ini
orang-orang yang percaya akan membenarkannya. Karenanya para nabi mewanti-wanti
tentang godaannya, mengingatkan kekurangannya, serta tanda-tanda kebatilannya.
Adapun orang-orang yang mendapatkan taufiq, mereka tidak akan terperdaya
olehnya sebab ada tanda-tanda yang mendustakannya di samping mereka juga
sebelumnya sudah tahu tentang keadaannya.
D. Turunnya
Nabi Isa as,
Sunnah telah menunjukkan dan umat telah sepakat bahwa Nabi Isa as. Akan
turun di akhir zaman, menjelang kiamat, selagi ada Dajjal. Beliau membunuhnya,
lalu memberlakukan dan menghidupkan hukum-hukum Islam yang ditinggalkan
manusia. Nabi Isa as, hidup di bumi dalam waktu yang Allah SWT kehendaki hingga
ia meninggal, dan kaum muslimin menshalatkan serta menguburkannya. Karenanya
setiap muslim wajib meyakini apa yang terdapat di dalam Al-Qur’an bahwa Isa bin
Maryam tidaklah dibunuh Yahudi, melainkan diangkat oleh Allah SWT ke sisi-Nya
dan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum terjadinya kiamat.
157. dan karena
Ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra
Maryam, Rasul Allah[378]", Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah Isa.
158. tetapi (yang
sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya[379]. dan adalah Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
159. tidak ada
seorangpun dari ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum
kematiannya[380]. dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap
mereka.
(Surat An Nisaa
(4) ayat 157-169)
[378] Mereka
menyebut Isa putera Maryam itu Rasul Allah ialah sebagai ejekan, karena mereka
sendiri tidak mempercayai kerasulan Isa itu.
[379] Ayat ini adalah
sebagai bantahan terhadap anggapan orang-orang Yahudi, bahwa mereka telah
membunuh Nabi Isa a.s.
[380] Tiap-tiap
orang Yahudi dan Nasrani akan beriman kepada Isa sebelum wafatnya, bahwa Dia
adalah Rasulullah, bukan anak Allah. sebagian mufassirin berpendapat bahwa
mereka mengimani hal itu sebelum wafat.
Turunnya Nabi Isa as, bukanlah untuk menggantikan posisi Nabi Muhammad
SAW sebagai Nabi terakhir yang diturunkan Allah SWT. Turunnya Nabi Isa as, ke
muka bumi lagi untuk memerangi Dajjal dan juga untuk mengkoreksi kesalahan
umatnya yang mempertuhankan dirinya padahal ia hanyalah Nabi semata. Turunnya
Nabi Isa as, bukan membawa syariat baru, akan tetapi untuk menegakkan syariat
dan menghidupkam urusan-urusan agama yang sudah banyak ditinggal umat.
96.
hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan
cepat dari seluruh tempat yang tinggi.
97.
dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), Maka
tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (mereka berkata):
"Aduhai, celakalah Kami, Sesungguhnya Kami adalah dalam kelalaian tentang
ini, bahkan Kami adalah orang-orang yang zalim".
(surat
Al Anbiya (21) ayat 96-97)
Selain dari
empat hal yang telah kami kemukakan di atas, tanda-tanda dari datangnya hari
kiamat adalah Munculnya Yakjuj dan Makjuj seperti yang dikemukakan dalam surat
Al Anbiya (21) ayat 96 -97 di atas ini.
3. MATI merupakan GERBANG MENUJU
HARI KIAMAT
ALLAH SWT melalui surat Ali Imran (3) ayat 185 yang kami kemukakan di
bawah ini, dengan tegas menyatakan bahwa tiap-tiap jiwa pasti akan merasakan
MATI. Adanya penegasan ini yang dikemukakan oleh ALLAH SWT berarti MATI
merupakan suatu ketetapan ALLAH SWT yang berlaku untuk seluruh umat manusia
tanpa terkecuali tanpa bisa ditunda ataupun dihindari. Selanjutnya jika
ketetapan ALLAH SWT tentang MATI ini kita hubungkan dengan KEKHALIFAHAN yang
sedang kita laksanakan di muka bumi, MATI
dapat dikatakan sebagai saat berakhirnya tugas KEKHALIFAHAN yang sedang
kita laksanakan. Adanya kondisi ini berarti masa aktif manusia di muka bumi
dan/atau saat manusia hidup di dunia, di mulai dari ditiupkannya RUH sampai
dengan tibanya kematian atau tibanya RUHANI berpisah dengan JASMANI.
tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia
itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
(surat Ali Imran
(3) ayat 185)
Adanya kondisi yang kami kemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa masa
aktif manusia di muka bumi, di mulai dari saat ditiupkannya RUH ke dalam
JASMANI saat masih di dalam Rahim seorang Ibu sampai dengan berpisahnya RUHANI
dengan JASMANI. Untuk mempertegas dan untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang
MATI, mari kita lanjutkan pelajaran ini.
A. APAKAH itu MATI
Di dalam kehidupan sehari-hari, apabila kita
mendengar kata MATI seringkali membuat diri kita merasa takut, ngeri, tidak
siap untuk menghadapi MATI. Selanjutnya
apakah itu MATI, sehingga banyak orang takut, ngeri, tidak siap untuk menghadapi MATI? Untuk menjawab
pertanyaan ini kita harus terlebih dahulu mengetahui apakah itu HIDUP? HIDUP adalah
saat masih bersatunya antara RUHANI dengan JASMANI sedangkan MATI adalah
saat berpisahnya RUHANI dengan JASMANI.
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang)
yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah
Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang
ditetapkan[1313]. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda
kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.
(surat Az Zumar
(39) ayat 42)
[1313]
Maksudnya: orang-orang yang mati itu rohnya ditahan Allah sehingga tidak dapat
kembali kepada tubuhnya; dan orang-orang yang tidak mati hanya tidur saja,
rohnya dilepaskan sehingga dapat kembali kepadanya lagi.
Adanya HIDUP dan adanya MATI maka akan timbul apa
yang dinamakan dengan USIA. USIA
tidaklah sama dengan UMUR. USIA adalah jarak atau waktu antara saat disatukannya RUHANI dengan
JASMANI dengan saat berpisahnya RUHANI dengan JASMANI. Adanya pengertian USIA
seperti yang kami kemukakan di atas ini, maka USIA dapat dikatakan sebagai MASA
AKTIF manusia menjalankan program KEKHALIFAHAN di muka bumi. Sekarang bagaimana
dengan UMUR? UMUR adalah segala perbuatan baik yang pernah kita lakukan baik
melalui apa-apa yang telah kita infaqkan, atau melalui amal dan perbuatan yang
pernah kita lakukan, atau melalui ilmu yang bermanfaat yang telah pernah kita
ajarkan, atau melalui tali silaturahmi yang telah kita panjangkan. Sebagai
contoh Buya HAMKA dari sisi USIA sudah habis, namun dari sisi UMUR belum habis.
Umur Buya HAMKA akan terus ada sepanjang masih ada orang yang mengenangnya melalui karya tulis yang pernah
beliau hasilkan. Demikian pula dengan BUKHARI, MUSLIM yang USIA telah habis
ratusan tahun yang lalu, namun UMUR beliau akan terus ada sampai dengan hari
KIAMAT sepanjang HADITS-HADITS yang beliau kumpulkan masih dipakai oleh umat ISLAM.
Selanjutnya sebagai KHALIFAH di muka bumi, sudahkah
kita memanfaatkan sisa usia dengan IMAN dan AMAL SHALEH sehingga umur kita
menjadi panjang? USIA bagi diri kita merupakan ketentuan yang tidak bisa di
tawar-tawar lagi, akan tetapi panjang dan pendeknya umur diri kita sendirilah
yang menentukannya. Hal yang harus kita cermati lagi adalah bahwa panjang
pendeknya UMUR tidak melulu berhubungan dengan perbuatan baik yang kita
lakukan. Akan tetapi panjang pendeknya UMUR juga dipengaruhi oleh perbuatan
buruk yang kita lakukan. Semakin panjang dan semakin lama perbuatan buruk yang
kita lakukan maka semakin panjang pula UMUR keburukan yang kita miliki,
demikian pula sebaliknya. Sekarang apakah artinya dengan telah berakhirnya USIA
atau dengan tibanya KEMATIAN pada diri kita? Berakhirnya USIA atau dengan
tibanya KEMATIAN, maka berakhirlah pula program KEKHALIFAHAN yang kita
laksanakan di muka bumi. Kemudian RUHANI akan kembali ke asalnya yaitu ALLAH
SWT dan oleh ALLAH SWT akan ditempatkan di ALAM BARZAH sedangkan JASMANI akan
kembali ke asalnya yaitu TANAH. JASMANI akan hancur di makan tanah, sedangkan
RUHANI yang tetap utuh dan yang juga merupakan diri kita sebenarnya akan
menunggu sampai hari KIAMAT tiba untuk mempertanggungjawabkan program
KEKHALIFAHAN yang telah dilaksanakannya kepada
ALLAH SWT.
Untuk itu ALLAH SWT akan membangkitkan kembali
manusia dari kuburnya masing-masing dengan memberikan JASMANI baru kepada setiap
RUHANI manusia yang ada di alam BARZAH. Hal yang harus kita ketahui adalah pada
saat manusia dihidupkan kembali oleh ALLAH SWT, kondisinya tidaklah sama dengan
kondisi manusia sewaktu masih hidup di dunia. Jika sewaktu hidup di dunia mulut
bisa berbicara, maka setelah dihidupkan kembali mulut tidak bisa berbicara
lagi. Hal ini dilakukan oleh ALLAH SWT agar laporan pertanggungjawaban manusia
kepada ALLAH SWT berjalan dengan adil. Untuk itu yang memberikan laporan
pertanggungjawaban bukanlah MULUT lagi akan tetapi kaki, tangan, dan kulit manusia. Selain
daripada itu manusia juga akan dimintakan pertanggung jawabannya atas
RUHANI, AMANAH 7, HUBBUL, dan HATI RUHANI yang pernah di berikan oleh ALLAH
SWT dalam kerangka mensukseskan manusia sebagai KHALIFAH di muka bumi.
Katakanlah: "Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan
kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan
padanya; akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
(surat Al
Jaatsiyah (45) ayat 26)
dan orang-orang yang beriman berkata: "Mengapa tiada diturunkan
suatu surat?" Maka apabila diturunkan suatu surat[1392] yang jelas
Maksudnya dan disebutkan di dalamnya (perintah) perang, kamu Lihat orang-orang
yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang
yang pingsan karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka.
(surat Muhammad
(47) ayat 20)
[1392] Yang dimaksud dengan
surat di sini ialah surat yang berisi perintah untuk memerangi orang-orang
kafir.
Sebagai KHALIFAH di muka bumi, takutkah kita
menghadapi KEMATIAN yang merupakan gerbang untuk menuju hari KIAMAT? Jika kita
mengacu kepada surat Muhammad (47) ayat 20 di atas ini jika kita takut akan
kematian berarti kita digolongkan oleh ALLAH SWT sebagai makhluk yang tidak
beriman. Apabila kita tidak mau dikatakan sebagai makhluk yang tidak beriman,
jangan pernah TAKUT akan KEMATIAN sebab MATI pasti akan terjadi.
B. MANUSIA dengan MATI
Sebagai KHALIFAH di muka bumi yang telah ditempatkan
oleh ALLAH SWT sebagai makhluk yang terhormat, dapatkah kita menolak KEMATIAN?
Walaupun diri kita telah ditempatkan sebagai makhluk yang terhormat, tidak akan
mungkin dapat menghindar dari kematian. Kematian akan datang dan menghampiri
setiap manusia tanpa terkecuali.
Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali
tidak akan dapat dikalahkan,
(surat Al
Waaqi'ah (56) ayat 60)
Manusia bagaimana mungkin dapat menolak dan
menghindar dari KEMATIAN yang pasti akan datang, sedangkan untuk menolak,
menghilangkan atau meniadakan KANTUK saja tidak mampu. Adanya contoh kematian
dan kantuk yang tidak dapat dihindari oleh manusia, berarti manusia dapat dikatakan sebagai
makhluk yang lemah yang tidak memiliki kemampuan apapun untuk membela keadaan
dirinya sendiri. Jika sudah begini keadaannya, masih mau bersikap sombongkah
kita kepada ALLAH SWT? Sekarang carilah alat bantu dengan mempergunakan
teknologi yang canggih yang dapat menghindarkan diri kita dari KEMATIAN?
Rasanya tidak akan ada TEKNOLOGI yang
mampu menjadikan manusia hidup selamanya dan juga tidak akan mungkin ada
TEKNOLOGI yang dapat menghindarkan manusia dari Kantuk, Menahan Buang Air baik
besar maupun kecil, apalagi untuk menghidar dari KEMATIAN.
1) MATI itu adalah suatu KETETAPAN
ALLAH SWT
Setiap manusia tanpa terkecuali pasti akan mengalami
kematian, yaitu saat berpisahnya RUHANI dengan JASMANI. Hal ini terjadi
dikarenakan MATI merupakan sebuah
ketentuan ALLAH SWT yang tidak dapat dibantah lagi dan wajib berlaku tanpa
pandang bulu. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh ALLAH SWT dalam surat Al
Munaafiquun (63) ayat 11 di bawah ini, yaitu ALLAH SWT sekali-kali tidak akan
menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang waktu untuk kematian.
dan Allah
sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang
waktu kematiannya. dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.
(surat Al
Munaafiquun (63) ayat 11)
Sekarang mari kita hubungkan antara surat Al
Munaafiquun (63) ayat 11 dengan tugas Malaikat Izrail, yaitu apakah mungkin
Malaikat Izrail yang tunduk dan patuh
kepada ALLAH SWT mau melawan perintah ALLAH SWT dengan tidak mau mencabut nyawa
seseorang? Rasanya tidak akan mungkin Malaikat Izrail mau melawan perintah
ALLAH SWT dengan melalaikan tugas untuk mencabut Nyawa seseorang. Adanya
kepatuhan dan ketaatan dari Malaikat Izrail, maka kematian seseorang tidak akan
mungkin di tunda oleh Malaikat Izrail.
Sebagai bahan
renungan berikut ini akan kemukakan sebuah dongeng kuno yang kami ambil dari buku
"Hikmah dalam Humor, Kisah dan Pepatah karangan A Azis Salim
Basyarahil" yaitu:
Seseorang yang sakit di datangi Izrail, Malaikat Pencabut Nyawa. Orang itu lalu
bertanya, "Apakah kedatanganmu sebagai kunjungan biasa atau untuk mencabut
nyawaku?" Izrail menjawab, "Kunjungan biasa." Orang itu berkata
lagi, "Demi persahabatan kita. Jika dekat ajalku nanti, kirimlah utusan
untuk memberitahu aku." Izrail menyetujui permintaan itu.Pada suatu hari
Izrail datang untuk mencabut nyawanya. Orang itu berkata, "Bukankah belum
pernah ada utusanmu yang datang kepadaku untuk memberitahukan perkara
ini?" Izrail menjawab, "sudah….sudah pernah datang, bahkan beberapa kali.
Bukankah tulang punggungmu bungkuk padahal sebelumnya lurus? Rambutmu memutih
yang sebelumnya hitam. Suaramu bergetar sesudah dahulunya lantang, Bahkan
akhir-akhir ini kamu lemah sesudah dahulunya kamu sehat perkasa. Penglihatanmu
kabur sesudah dahulunya terang, kamu dahulu penuh harapan tetapi akhir-akhir
ini ini sering putus asa. Aku telah mengirim banyak utusan kepadamu padahal
kamu hanya meminta satu utusan. Oleh karena itu, janganlah kamu menyalahkan
aku" Sebagai KHALIFAH yang sedang
melaksanakan tugas di muka bumi tidak ada salahnya jika dongeng kuno yang kami
ceritakan di atas dijadikan bahan renungan agar diri kita sukses menjadi
KHALIFAH yang dikehendaki ALLAH SWT.
2) MATI pasti DATANG dan tidak
bisa dielakkan
ALLAH SWT melalui surat An Nisaa' (4) ayat 78 dan
Surat Al Ahzab (33) ayat 16 dengan tegas menyatakan bahwa KEMATIAN bagi setiap
manusia pasti akan datang dan/atau setiap manusia pasti akan MATI dan/atau manusia tidak bisa menghindar dari
tugas Malaikat Izrail mencabut nyawa manusia.
Katakanlah:
"Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri
dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu
tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja".
(surat Al Ahzab (33) ayat 16)
di mana saja kamu
berada, kematian akan mendapatkan kamu, Kendatipun kamu di dalam benteng yang
Tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan[319], mereka mengatakan:
"Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu
bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu
(Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah".
Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) Hampir-hampir tidak memahami
pembicaraan[320] sedikitpun?
(surat An Nisaa' (4) ayat 78)
[319]
Kemenangan dalam peperangan atau rezki.
[320]
Pelajaran dan nasehat-nasehat yang diberikan.
Jika ini adalah keadaan yang berlaku untuk setiap manusia, tidak ada guna
dan manfaatnya manusia membuat benteng yang tinggi dan kokoh, ataupun lari
untuk menghindar dari KEMATIAN, sebab Malaikat Izrail pasti dapat melaksanakan
tugasnya untuk mencabut Nyawa manusia.
Anas ra, berkata:
Nabi SAW bersabda: ALLAH ta'ala berfirman: Barangsiapa tidak rela dengan
hukum-Ku dan takdir-Ku maka hendaklah ia mencari Tuhan selain Aku.
(HQR
Al Baihaqi dari Ibnu Umar serta Aththabarani dan Ibnu Hibban dari Abi Hind, Al
Albaihaqi dan Ibnu Najjar; 272:153)
Sebagai bahan pertimbangan bagi kita di dalam menyikapi ketetapan ALLAH
SWT tentang Kematian, tolong perhatikan dengan seksama hadits qudsi yang kami
kemukakan di atas ini, agar diri kita tidak salah jalan dalam menyikapi
ketentuan atau Taqdir ALLAH SWT tentang Kematian yang pasti akan datang
menjumpai diri kita. Jadi hadapilah Kematian dengan sewajarnya sebab kita akan
MATI dan jika kita ingin MATI dalam Khusnul Khatimah tidak ada jalan lain
kecuali kita selalu berada di dalam kehendak ALLAH SWT. Selanjutnya dengan
telah adanya Ketetapan dari ALLAH SWT bahwa setiap manusia pasti mengalami MATI
atau berpisahnya JASMANI dengan RUHANI, berikut ini akan kami kemukakan
bentuk-bentuk Kematian yang dikehendaki oleh ALLAH SWT, yaitu:
1) MATI SYAHID
Sesungguhnya kamu
mengharapkan mati (syahid) sebelum kamu menghadapinya; (sekarang) sungguh kamu
telah melihatnya dan kamu menyaksikannya[233].
(surat
Ali Imran (3) ayat 143)
[233]
Maksudnya: sebelum perang Uhud banyak Para sahabat terutama yang tidak turut
perang Badar menganjurkan agar Nabi Muhammad s.a.w. keluar dari kota Madinah
memerangi orang-orang kafir.
2) MATI dalam rangka HIJRAH menuju jalan ALLAH SWT
maupun menuju kepada ALLAH SWT
Barangsiapa
berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat
hijrah yang Luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan
maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya
(sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap pahalanya di
sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(surat An Nisaa' (4)
ayat 100)
3) ORANG yang MATI pada jalan ALLAH SWT, di dalam kaca mata ALLAH SWT
orang tersebut tidak MATI
dan janganlah kamu
mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu )
mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup[100], tetapi kamu tidak
menyadarinya.
(surat
Al Baqarah (2) ayat 154)
[100]
Yaitu hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka
mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang
mengetahui bagaimana Keadaan hidup itu.
Hal lainnya yang juga harus kita ketahui adalah
setelah manusia menempati SYURGA dan juga menempati NERAKA maka tidak akan ada
lagi KEMATIAN dan/atau tidak ada kehidupan baru lagi atau adanya kelahiran bayi
lagi sebab yang ada hanyalah KEHIDUPAN ABADI.
mereka tidak akan
merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. dan Allah memelihara mereka
dari azab neraka,
(surat Ad Dukhaan
(44) ayat 56)
Inilah gambaran dari KEMATIAN yang akan kita hadapi
kelak di kemudian hari, untuk itu persiapkanlah kematian mulai saat ini sebab
kematian yang tidak dipersiapkan dengan baik akan merugikan diri kita sendiri
di hari KIAMAT kelak. Selanjutnya untuk dapat mempersiapkan kematian yang baik,
ada 2(dua) buah persiapan yang harus kita lakukan yaitu persiapan yang khusus
untuk diri kita sendiri dan persiapan yang khusus untuk yang akan kita
tinggalkan, dalam hal ini adalah keluarga, anak dan keturunan. Berikut ini akan
kami kemukakan 2(dua) buah kewajiban yang harus dilakukan oleh MANUSIA sebelum
ia mati yang khusus berlaku untuk diri sendiri, yaitu:
1)
Lakukanlah
Taubatan Nasuha Sebelum Kedatangan Mati atau lakukan Taubatan Nasuha sebelum
Nyawa tiba dikerongkongan atau minimal membaca DUA KALIMAH SAHADAH menjelang
kematian.
Sesungguhnya Allah
tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
(surat An Nisaa' (4) ayat 48)
2)
Lakukan
Infaq/Shadaqah Jariah sebelum Kedatangan Mati dalam rangka memberikan REZEKI
kepada RUHANI dan/atau dalam rangka membeli kebutuhan pada hari akhirat.
dan belanjakanlah
sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian
kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa
Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?"
(surat
Al Munaafiquun (63) ayat 10)
Adapun kewajiban manusia sebelum mati yang
berhubungan dengan yang orang-orang yang akan ditinggalkan, dalam hal ini
keluarga, anak dan keturunan, yaitu:
1) Wasiatkan Tauhid kepada anak dan keturunan dan/atau ingatkan serta
ajarkan DIINUL ISLAM kepada keluarga, anak dan keturunan, mulai saat ini agar
diri kita dan anak keturunan kita berada dalam satu naungan DIINUL ISLAM.
Adakah kamu hadir
ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada
anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" mereka menjawab:
"Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan
Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh
kepada-Nya".
(surat Al Baqarah (2) ayat 133)
Adanya
kesamaan ketauhidan antara yang meninggal dengan yang ditinggalkan, dalam hal
ini keluarga, anak dan keturunan yang sama-sama di dalam bendera DIINUL ISLAM,
maka kemudahan dan/atau fasilitas untuk memperoleh tambahan bonus pahala yang
akan diberikan oleh ALLAH SWT yang tertuang di dalam hadits di bawah ini dapat
kita peroleh.
Rasulullah
SAW bersabda: “Bila seseorang telah meninggal, terputus untuknya pahala segala
amal kecuali tiga hal yang tetap kekal: Shadaqah Jariah, Ilmu yang bermanfaat,
dan anak shaleh yang senantiasa mendoakannya”.
(Hadits Riwayat Bukhari-Muslim)
Sebagai
KHALIFAH yang tahu diri, tentu saja kita tidak akan menyianyiakan kemudahan
yang telah diberikan oleh ALLAH SWT.
2) Wasiatkan Harta yang Ditinggalkan dan Cari Saksi Waktu Berwasiat
sehingga dengan adanya hal ini keluarga, anak dan keturunan yang ditinggalkan
tidak terpecah belah atau saling berebut akibat memperebutkan harta warisan.
Hai orang-orang yang
beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedang Dia akan
berwasiat, Maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di
antara kamu, atau dua orang yang berlainan agama dengan kamu[454], jika kamu
dalam perjalanan dimuka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian. kamu tahan
kedua saksi itu sesudah sembahyang (untuk bersumpah), lalu mereka keduanya
bersumpah dengan nama Allah, jika kamu ragu-ragu: "(Demi Allah) Kami tidak
akan membeli dengan sumpah ini harga yang sedikit (untuk kepentingan seseorang),
walaupun Dia karib kerabat, dan tidak (pula) Kami Menyembunyikan persaksian
Allah; Sesungguhnya Kami kalau demikian tentulah Termasuk orang-orang yang
berdosa".
(surat Al Maaidah (5) ayat 106)
[454] Ialah: mengambil orang lain yang tidak
seagama dengan kamu sebagai saksi dibolehkan, bila tidak ada orang Islam yang
akan dijadikan saksi.
Kami berharap
kepada pembaca buku ini, agar selalu mempersiapkan kematian yang pasti terjadi
dengan persiapan-persiapan yang dikehendaki oleh ALLAH SWT sehingga kita dapat pulang kampung
secara TERHORMAT sesuai dengan KEHORMATAN yang telah kita miliki tentunya ke
tempat yang TERHORMAT pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar