Setelah diri kita mengetahui beberapa tanda-tanda
datangnya hari kiamat. Lalu
seperti apakah awal terjadinya kiamat itu? Untuk bisa mengetahui proses awal terjadi
kiamat jawabannya ada pada surat Al Haqqah (69) ayat 13, 14, 15, 16 berikut
ini: “Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan
gunung gunung lalu dibenturkan keduanya sekali benturan. Maka pada hari itu
terjadilah hari Kiamat. Dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit
menjadi rapuh.(surat Al Haqqah (69) ayat 13, 14, 15, 16)”.
Datangnya hari kiamat
dimulai saat sangkakala ditiup sekali tiup oleh malaikat Israfil, yang diikuti
dengan diangkatnya bumi dan gunung lalu dibenturkan keduanya dalam sekali
bentur. Lalu kapankah sangkakala itu ditiup? Hanya Allah SWT saja yang tahu kapan sangkakala itu akan ditiup oleh malaikat
Israfil. Allah SWT adalah pemegang rahasia kapan datangnya hari kiamat dan malaikat Israfil hanyalah pelaksana tugas peniupan sangkakala sebagai
tanda kiamat telah tiba.
Tiupan sangkakala
yang pertama yang dilakukan oleh Malaikat Israfil dimaksudkan untuk faza’ (kejutan) sehingga pada waktu itu
seluruh makhluk penduduk penghuni jagad raya ini, baik di langit dan di bumi,
terkejut dan takut. Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: “Dan
ingatlah pada hari (ketika) sangkakala ditiup, maka terkejutlah apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi, kecuali yang dikehendaki Allah. Dan semua
mereka datang menghadapNya dengan merendahkan diri. (surat An Naml (27) ayat
87)”.
Tiupan sangkakala
pertama yang dilakukan oleh Malaikat Israfil ini sebagai pertanda datangnya
hari kiamat, yakni berakhirnya kehidupan di dunia yang fana ini. Peristiwa pada
hari itu sangatlah mengerikan dan menakutkan serta sangat sukar dibayangkan
seperti gunung gunung dihancur luluhkan menjadi debu yang beterbangan, matahari
digulung, bintang bintang berjatuhan, lautan meluap dan langit lenyap.
Umat manusia pada
hari itu (maksudnya hanya umat manusia yang masih hidup saat kiamat terjadi sajalah
yang mengalami kengerian, ketakutan atas dahsyatnya hari kiamat) akhirnya
mereka semua kebingungan sebagaimana dikemukakan dalam AlQur’an dalam surat Al
Hajj (22) ayat 2 berikut ini: (Ingatlah) pada hari ketika kamu melihat
guncangan itu, semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak
yang disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya,
dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak
mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras. (surat Al Hajj (22) ayat 2)”.
Lalu ditiuplah
sangkakala kedua kali oleh malaikat Israfil untuk Sha’iq (kematian), lalu seluruh makhluk yang bernyawa meninggal
dunia oleh tiupan tersebut, kecuali malaikat Jibril, mikail dan malaikat Israfil,
penanggung Arsy dan malaikat Izrail. Dunia ketika itu masih ada, namun sudah
hancur luluh berantakan dan tidak ada lagi penghuninya.
C.
HARI BERBANGKIT.
Sebelum hari
berbangkit terjadi, Allah SWT sudah menciptakan bumi baru yang datar. Tak ada
yang menanjak, juga tak ada yang menurun. Tak ada jurang dan gunung. Permukaan
bumi benar benar rata seluruhnya. Warnanya pun tidak lagi coklat, hitam atau
merah, melainkan putih bersih. Selain menciptakan bumi yang sama sekali baru,
Allah SWT juga menciptakan langit yang baru.
1. Nabi Muhammad adalah
Manusia Pertama Yang Dibangkitkan. Berdasarkan ke-tentuan hadits yang
diriwayatkan oleh Ath Thirmidzi berikut ini: “Akulah orang yang pertama kali
bumi pecah, dibangkitkan. Lalu dikenakan padaku pakaian dari syurga, kemudian
aku berdiri di sebelah kanan Arsy. Tiada seorangpun dari golongan makhluk yang
dapat menempati derajat yang sedemikian itu, selain aku sendiri. (Hadits Riwayat
Ath Thirmidzi)”. Orang yang pertama kali dibangkitkan dari alam kubur
setelah bumi dihancurkan luluh lantak ialah Nabi Muhammad SAW.
Selannjutnya, orang
yang dibangkitkan oleh Allah SWT secara berturut turut ialah Abu Bakar Ash
Shiddiq ra, dan Umar bin Khattab ra. Lalu malailat Israfil diperintahkan oleh
Allah SWT, menempelkan terompet sangkakala pada mulutnya. Allah memanggil
seluruh ruh makhluk yang bernyawa dan memasukkan semuanya ke dalam sangkakala.
Ruh Ruh tersebut ada yang bercahaya, yaitu ruh ruh orang mukmin, dan ada juga
ruh ruh yang kelam, yaitu ruh ruh orang yang durhaka kepada Allah SWT.
“Tiuplah sangkakala
itu, Hai Israfil.” Perintah Allah SWT, sebagaimana firmanNya berikut ini: “Lalu
ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam
keadaan hidup), menuju kepada Tuhannya. Mereka berkata, “Celakalah kami!
Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang
dijanjikan Allah Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul rasulNya. (surat Yaa Sin
(36) ayat 51, 52)”. Dan Allah SWT memerintahkan semua ruh itu kembali
ke jasad masing masing. Maka ruh ruh itu memasuki jasadnya yang ada di alam
kubur melalui hidung. Saat itulah yang dinamakan ba’ats (hari kebangkitan),
yakni hari dimana seluruh makhluk tanpa terkecuali akan dibangkitkan oleh Allah
SWT dari alam kubur, tanpa terkecuali.
2. Keadaan Manusia Saat
Dibangkitkan. Aspek
lahiriah manusia sangat berhubu-ngan erat dengan aspek lahiriah ibadahnya,
sementara aspek bathin manusia akan berhubungan dengan aspek bathin ibadahnya.
Manusia yang tidak sempurna hanya akan berhubungan dengan aspek lahiriah
ibadahnya. Sedangkan manusia yang sempurna akan berhubungan dengan aspek bathin
ibadahnya. Pada hari kiamat, setiap orang akan dibangkitkan dalam bentuk yang
sesuai dengan kadar akhlak serta kebiasaan yang tertanam dalam jiwanya. Apabila
termasuk orang yang suka beribadah dan telah mencapai rahasianya (hakekatnya), ia
akan dibangkitkan dengan wajah yang bercahaya. Namun, jika termasuk orang orang
pada umumnya, ia akan dibangkitkan dalam rupa manusia yang hanya memiliki
cahaya pada kedua kakinya saja.
Dan jika tidak
termasuk orang yang suka beribadah, ia akan dibangkitkan dalam bentuk kebiasaan
kebiasaan sebagaimana yang dulu senantiasa dikerjakannya di dunia. Ia tidak
akan dibangkitkan dalam rupa manusia. Hari kiamat merupakan cerminan dari aspek
bathin dari kehidupan dunia dan pada hari kiamat kelak, manusia akan
dibangkitkan dalam bentuk bathinnya; sebagian dibangkitkan dalam bentuk
binatang dan sebagian lainnya dalam rupa manusia. Sebagian orang yang
dibangkitkan hanya menerangi dirinya sendiri, sementara sebahagian lainnya,
memancarkan cahaya bagi orang lain dan menjadikan hari kiamat terang benderang.
Lalu apa yang terjadi
setelah itu? Berdasarkan surat Al Kahfi (18) ayat 48 berikut ini: “Dan
mereka akan dibawa kehadapan Tuhanmu dengan berbaris. (Allah berfirman),
“Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada
pertama kali; bahkan kamu menganggap bahwa Kami tidak akan menetapkan bagi kamu
waktu (berbangkit untuk memenuhi) perjanjian. (surat Al Kahfi (18) ayat 48). Maka
setelah seluruh manusia dibangkitkan dari alam kubur, seluruh umat manusia
digiring untuk dikumpulkan ke padang Mahsyar dalam keadaan telanjang
sebagaimana pertama kali dilahirkan ke muka bumi dan dikumpulkan dengan
berbaris.
Sedangkan berdasarkan
surat Luqman (31) ayat 33 di berikut ini: Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu
dan takutlah pada hari yang (ketika itu) seorang bapak tidak dapat menolong
anaknya, dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun.
Sungguh janji Allah pasti benar, maka janganlah sekali kali kamu terperdaya
oleh kehidupan dunia, dan jangan sampai kamu terperdaya oleh penipu dalam
(menaati) Allah. (surat Luqman (31) ayat 33). Ada satu suasana yang
terjadi saat manusia dibangkitkan yaitu orang tua tidak bisa menolong anak
anaknya dan anak anak juga tidak bisa menolong orang tuanya. Ini menunjukkan
suasana di alam akhirat adalah suasana yang bersifat individualistik, masing
masing bertanggungjawab atas dirinya sendiri sendiri.
Di dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Mu’azd bin Jabal ra, dijelaskan, bahwa Nabi
Muhammad SAW pernah ditanya tentang maksud dari firman Allah SWT yang terdapat
di dalam surat An Naba’ ayat 18 berikut ini: “Yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup
sangkakala lalu kamu datang berkelompok kelompok (surat An Naba (78) ayat 18).”
Mendengar pertanyaan yang demikian itu, beliau menangis hingga air
matanya membasahi tanah. Selesai menangis, beliau bersabda: Wahai orang yang
bertanya, engkau menanyakan kepadaku suatu urusan yang sangat besar.
Sesungguhnya maksud ayat tersebut, adalah bahwa umatku kelak akan dibangkitkan
dan dikumpulkan menuju padang Mahsyar, berkelompok kelompok, sehingga menjadi
12 (dua) belas kelompok.
Kelompok pertama, mereka yang dibangkitkan dari kuburnya dan menuju padang Mahsyar tanpa tangan dan
kaki. Sepanjang jalan itu, diperkenalkan dan
dikomentari: Inilah mereka yang semasa hidupnya pernah menyakitkan hati
tetangganya dan sampai mati tidak mau bertobat (minta maaf), padahal Allah SWT
memerintahkan untuk berlaku baik kepada tetangga. Allah SWT berfirman: “sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (surat An
Nisaa’ (4) ayat 36)”.
Kelompok kedua, mereka yang dibangkitkan dari kuburnya dan
dikumpulkan menuju padang Mahsyar dalam bentuk serupa binatang (seperti babi,
kera dan lainnya). Sepanjang jalan diperkenalkan dan dikomentari: Inilah orang
orang yang meremehkan ibadah shalat dan sampai mati tidak mau bertaubat. Mereka
yang semacam inilah yang dimaksud dalam surat Al Ma’un (107) ayat 4 dan 5
berikut ini: “Maka kecelakaanlah bagi
orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, (surat
Al Maa’uun (107) ayat 4 dan 5).
Pada hari kiamat
kelak, manusia akan dibangkitkan dalam bentuk yang beraneka ragam sesuai dengan
kelompoknya masing masing. Kemudian Nabi SAW menyebutkan satu persatu nama
binatang tersebut. Rasulullah SAW bersabda: “Sebagian manusia pada hari kiamat akan
dibangkitkan dalam bentuk binatang binatang.” (Ayatullah Jawad Amuli, Rahasia
Rahasia Ibadah, Penerbit Cahaya, Bogor, 2001, hal 162). Mereka
mengalami nasib seperti yang digambarkan Nabi SAW dikarenakan rahasia dari
kebiasaannya di dunia persis dengan kebiasaan seekor binatang: “Bentuknya manusia tapi hatinya binatang”.
Kelompok ketiga, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan
dikumpulkan menuju padang Mahsyar, dengan perut besar seperti gunung. Mereka
diperkenalkan dan dikomentari sepanjang jalan sebagai orang orang yang tidak
mau mengeluarkan zakat dam sampai mati tidak mau bertaubat. Sebagaimana firman
Allah SWT berikut ini: “Hai orang-orang
yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan
rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan
mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang
menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, (surat
At Taubah (9) ayat 34)”.
Kelompok keempat, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan
dikumpulkan menuju padang Mahsyar dalam keadaan keluar darah dari mulutnya,
ususnya diseret di tanah. Mereka dikomentari sepanjang jalan: Mereka ini orang
orang yang dusta dalam jual beli, dalam sumpah dan janji serta mereka tidak
bertaubat sampai mati. Allah SWT berfirman: ”Sesungguhnya
orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka
dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di
akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat
kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. bagi
mereka azab yang pedih. (surat Ali Imran (3) ayat 77)”.
Kelompok kelima, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan
dikumpulkan menuju padang Mahsyar menyembunyikan diri dari manusia dan baunya
lebih busuk daripada bangkai. Mereka ini diperkenalkan: inilah mereka yang
melakukan perbuatan perbuatan maksiat dengan sembunyi dan rahasia dari manusia
dan mereka tidak takut kepada Allah SWT serta tidak mau bertobat sampai
matinya. Allah SWT berfirman:”Itu lebih dekat untuk
(menjadikan para saksi) mengemukakan persaksiannya menurut apa yang sebenarnya,
dan (lebih dekat untuk menjadikan mereka) merasa takut akan dikembalikan
sumpahnya (kepada ahli waris) sesudah mereka bersumpah. dan bertakwalah kepada
Allah dan dengarkanlah (perintah-Nya). Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik. (surat An Nisaa’ (4) ayat 108)”.
Kelompok keenam, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan
dikumpulkan menuju padang Mahsyar dengan kepala terpotong hingga lehernya
(tanpa kepala) dan mereka dikomentari : inilah orang orang yang memberikan
kesaksian palsu dan dusta serta sampai mati tidak mau bertaubat.
Kelompok ketujuh, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan
dikumpulkan menuju padang Mahsyar tanpa lidah dan dari mulutnya mengalir darah
dan nanah. Kepada mereka dikomentari dengan perkataan: Mereka inilah yang tidak
mau memberikan kesaksian dalam kebenaran dan sampai mati tidak mau bertaubat,
padahal Allah SWT melarangnya. Allah SWT berfirman: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan
yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan
janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang
menyembunyi kannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (surat Al Baqarah (2) ayat 283)”.
Kelompok kedelapan, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan
dikumpulkan menuju padang Mahsyar dalam keadaan terbalik, kaki di atas, kepala
di bawah dan dari kemaluannya mengalir darah dan nanah. Kepada mereka itu
dikomentari: Inilah mereka yang berzina dan sampai mati tidak mau bertaubat.
Allah SWT berfirman: “dan janganlah kamu
mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan
suatu jalan yang buruk. (surat Al Israa’ (17) ayat 32)”.
Kelompok kesembilan, mereka yang dibangkitkan dari kubur
dan dikumpulkan menuju padang Mahsyar dengan muka yang hitam, mata yang biru
dan perutnya penuh dengan api. Kepada mereka itu dikomentari: Inilah orang
orang yang memakan harta anak yatim dan sampai mati tidak mau bertaubat. Allah
SWT berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang
memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api
sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala
(neraka). (surat An Nisaa’ (4) ayat 10)”.
Kelompok kesepuluh, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan
dikumpulkan menuju padang Mahsyar dalam keadaan sakit kusta/lepra, belang dan
kadas. Kepada mereka itu dikomentari: Inilah orang orang yang durhaka dan
pernah menyakitkan hati kedua orang tuanya
dan sampai mati tidak mau bertaubat (minta maaf) kepada keduanya. Padahal
Allah SWT telah memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Allah
SWT berfirman: “Sembahlah Allah dan janganlah
kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua
orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri, (surat An Nisaa’ (4) ayat 36).
Kelompok kesebelas, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan
dikumpulkan menuju padang Mahsyar dalam keadaan buta hati, giginya menjulur
seperti tanduk sapi, kelopak matanya menjulur sampai kedadanya, lidahnya
menjulur sampai pahanya dan dari perutnya keluar kotoran. Kepada mereka itu dikomentari: mereka ini
adalah orang orang yang meminum minuman yang memabukkan dan main judi dan
sampai mati tidak mau bertaubat. Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. (surat Al Maaidah (5) ayat 90)”.
Kelompok keduabelas, mereka yang dibangkitkan dari kubur
dan dikumpulkan menuju padang Mahsyar dengan wajah seperti bulan purnama,
mereka melewati titian secepat kilat.
Kepada mereka itu dikomentari: mereka ini adalah orang orang yang
beramal shaleh, menjauhkan diri dari perbuatan terlarang dan melarang orang
dari perbuatan perbuatan maksiat dan mereka selalu mendirikan shalat dan ibadah
ibadah lainnya dan mereka bertaubat sebelum meninggal dunia. Allah SWT
berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah,
Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka
cita. mereka Itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai
Balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (surat Al Ahqaaf (46) ayat 13 dan
14)”.
Sebagai informasi tambahan,
berikut ini akan kami kemukakan sebuah hadits yang menerangkan tentang
kebangkrutan seseorang sewaktu di akhirat kelak. Dan jangan sampai diri kita
menjadi orang yang bangkrut (mufis) tersebut.
Sebagaimana hadits
berikut ini: “Pada suatu hari, Rasulullah bertanya: “Apakah kalian tahu apa yang
dimaksud dengan mufis (orang yang bangkrut)?” Para sahabat menjawab: “Orang
yang bangkrut di tengah tengah kami adalah orang yang tidak memiliki dirham,
tidak memiliki dinar, dan tidak memiliki perhiasan.” Rasulullah SAW bersabda:
“Orang yang bangkrut dari kalangan umatku adalah orang orang yang datang pada
hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Dia mencaci maki,
memfitnah, memakan harta orang lain, menumpahkan darah dan memukul orang lain.
(Akibat perbuatan zalim ini) orang yang dizalimi memperoleh kebaikan/pahala
dari orang yang menzalimi. Kemudian orang yang dizalimi ini memperoleh
kebaikan/pahala lainnya (sebanyak kezaliman yang menimpa dirinya). Hal ini
terus berlangsung hingga kebaikan orang yang menzalimi habis, padahal
kezalimannya terhadap orang lain belum terbayar semua. Sebagai gantinya, dosa
orang yang dizalimi dilimpahkan kepada orang yang menzalimi. Selanjutnya orang
yang menzalimi itu dilempar ke dalam api neraka.” (Abdul Azis Asy Syinnawi,
Mereka Bertanya Kepada Nabi, Amzah, Jakarta, hal 33)
Sebagai umat dari Nabi Muhammad SAW, di dalam kelompok yang manakah diri kita kelak? Semoga kita semua, termasuk keluarga, anak dan keturunan kita termasuk kelompok yang ke dua belas dan juga tidak mengalami kebangkrutan di akhirat kelak. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar