Dzikrulmaut atau disebut juga dengan mengingat
kematian merupakan salah satu methode untuk mengingat Allah SWT (dzikrullah)
sebagai sebuah bentuk pelaksanaan konsep tahu diri, tahu aturan dan tahu tujuan
akhir. Konsep dzikrulmaut merupakan ritual yang sangat jarang dilakukan oleh
sebagian besar umat manusia dibandingkan dengan majelis majelis dzikir dengan
cara membaca ratib al hadad, ratib al atthas, ratib al alaydrus, atau al
matsurat, atau bentuk bentuk dzikir lainnya yang beragam.
Sebagai orang yang pasti akan
mengalami kematian setelah hidup yang dilaluinya, sudahkah kita memahami
tentang konsep kehidupan dan juga konsep kematian yang berasal dari Allah SWT
sebagai bagian dari pelaksanaan dzikrulmaut? Hal ini menjadi penting kita
ketahui dan pahami karena diri kita sendirilah yang akan mengalaminya, lalu
bagaimana kita yang pasti akan mengalami kematian jika kita sendiri tidak
memiliki ilmu tentang konsep kehidupan dan kematian melalui dzikrulmaut!
Untuk memudahkan diri kita memahami
tentang konsep dasar dari dzikrulmaut, “Dr. Wido Supraha”, mengemukakan dalam
tulisannya tentang “DzikrulMaut” (dalam
laman widosupraha.com) sebagaimana berikut ini:
1. Dzikrullah (mengingat
Allah) adalah awal dari penguatan tentang konsep hidup dan matinya manusia. Hal
ini berdasarkan surat Ali Imran (3) ayat 27 berikut ini : “Engkau masukkan malam ke dalam
siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Dan Engkau keluarkan yang hidup
dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau
berikan rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan.” Dengan diri kita mampu mengingat Allah SWT
maka kita wajib mengingatkan diri sendiri bahwa hidup hanya sekali lalu mati
yang dilanjutkan dengan setelah mati kita wajib mengerti kemana tujuan akhir
kita, apakah ke syurga ataukah ke neraka.
2. Adanya ilmu dan pemahaman tentang dzikrulmaut maka kita wajib mengetahui dan memahami bahwa Allah
SWT selaku pencipta dan pemilik dari kekhalifahan di muka bumi ini telah
memiliki konsep dan definisi tersendiri tentang kehidupan dan juga tentang
kematian. Hal ini sebagaimana termaktub dalam surat Al Baqarah (2) ayat 154
berikut ini: Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah
(mereka) telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.”
Allah
SWT juga berfirman: “Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di
jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat
rezeki (surat Āli ‘Imrān (3) ayat 169).”
Allah
SWT berfirman: “Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun (Surat
Al-Mulk (67) Ayat 2).”
Sebagai
orang yang pasti akan mengalami kematian setelah hidupnya, maka tidak ada jalan
lain bagi diri kita untuk memiliki ilmu dan pemahaman tentang kehidupan dan
kematian yang sesuai dengan kehendak Allah SWT jika kita ingin melaksanakan tujuan
hidup yang sesungguhnya yakni datang fitrah kembali fitrah untuk bertemu dengan
Dzat Yang Maha Fitrah di tempat yang fitrah.
3. Adanya ilmu dan pemahaman tentang dzikrulmaut yang sesuai dengan kehendak Allah SWT, melarang
diri kita untuk mendefinisikan sendiri arti tentang arti kematian sehingga
definisi kematian bukan yang berasal menurut pengertian manusia. Allah SWT
berfirman: “Dan mereka berkata, “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di
dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita
selain masa.” Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah
menduga-duga saja. (surat Al-Jātsiyāt (45) Ayat 24).”
4. Adanya ilmu dan pemahaman tentang dzikrulmaut yang sesuai dengan kehendak Allah SWT, akan
menghantarkan diri kita kepada sebuah keyakinan bahwa Kematian adalah
Kepastian. Allah SWT berfirman: “Di manapun kamu berada, kematian akan
mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan
kukuh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, “Ini dari sisi
Allah,” dan jika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka mengatakan, “Ini
dAdaari engkau (Muhammad).” Katakanlah, “Semuanya (datang) dari sisi Allah.”
Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami
pembicaraan (sedikit pun)?” (surat An-Nisa’ (4) ayat 78)
Allah
SWT juga berfirman: “Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia
pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang
mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah
kamu kerjakan.”(surat Al-Jumu’ah (61) ayat 8)
5. Adanya ilmu dan
pemahaman tentang dzikrulmaut yang sesuai dengan kehendak Allah SWT, maka kita
mengetahui bahwa akhir dari setiap kematian ada dua skenario yaitu kematian
dalam kehinaan atau kematian dalam kemuliaan. Sebagaimana firman Allah SWT
berikut ini: “Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah,
sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki
pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu, dan
barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala
(akhirat) itu, dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
(surat Āli ‘Imrān (3) ayat 145)
Allah
SWT berfirman: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat
sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka
dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan
dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya. (surat Āli ‘Imrān (3) ayat 185
Allah
SWT berfirman: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya
kepada Kami. (surat Al-Anbiya’ (21) ayat 35)
Allah
SWT juga berfirman: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami
kamu dikembalikan. (surat Al-Ankabūt (29) ayat 57)
Allah
SWT berfirman: “Sesungguhnya engkau (Muhammad) akan mati dan mereka akan mati (pula).
(surat Az-Zumar (39) ayat 30)
6. Adanya ilmu dan pemahaman tentang dzikrulmaut yang sesuai dengan kehendak Allah SWT, maka kita
akan mengetahui apa yang dikehendaki oleh Allah SWT kepada diri kita yaitu
Hiduplah dan Matilah Bersama Islam (dalam keadaan muslim). Allah SWT berfirman:
“Dan
Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub.
“Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka
janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.”(surat Al-Baqarah (2) ayat
132)
Allah SWT berfirman: “Wahai
orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim. (surat Āli ‘Imrān (3) Ayat 102)
7. Adanya ilmu dan pemahaman tentang dzikrulmaut maka kita akan mengetahui kebaikan kebaikan yang
akan kita peroleh jika kematian berada di dalam kemuliaan (husnul khatimah).
Allah SWT berfirman: “Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul
(Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan
nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang
mati syahid dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
(surat An-Nisā’ (4) ayat 69)
Allah SWT berfirman: “Sungguh,
Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa
yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala
sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh).( surat Yā-Sīn (36) ayat 12)
8. Adanya ilmu dan pemahaman tentang dzikrulmaut yang baik dan benar maka kita akan mengetahui
resiko tentang pahitnya kematian selain dalam kondisi Islam (suul khatimah).
Allah SWT berfirman: “Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati
dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat dan
manusia seluruhnya. (surat Al-Baqarah (2) ayat 161)
Allah SWT berfirman: “Mereka
bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah,
“Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar. Tetapi menghalangi (orang) dari
jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang masuk) Masjidilharam, dan
mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam pandangan Allah.
Sedangkan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Mereka tidak akan berhenti
memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup.
Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran,
maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (surat Al-Baqarah (2) ayat 217)
Allah SWT berfirman: “Sungguh, orang-orang
yang kafir dan mati dalam kekafiran, tidak akan diterima (tebusan) dari
seseorang di antara mereka sekalipun (berupa) emas sepenuh bumi, sekiranya dia
hendak menebus diri dengannya. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab
yang pedih dan tidak memperoleh penolong. (surat Āli ‘Imrān (3) ayat 91)
9. Adanya ilmu dan
pemahaman tentang dzikrulmaut yang baik dan benar maka kita memiliki kesempatan
untuk senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar saat menemui kematian dalam
kondisi yang membahagiakan (husnul
khatimah). Allah SWT berfirman: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar
orang yang menyeru kepada iman, (yaitu), “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu,” maka
kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah
kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami beserta orang-orang yang
berbakti. (surat Āli ‘Imrān (3) ayat 193)
Selain daripada itu,
sebagai orang yang akan mengalami dan merasakan apa itu kematian ketahuilah
bahwa Doa Kematian yang kita mohonkan hanya kepada Allah SWT semata, bukan
kepada yang lainnya. Awali selalu dengan Surat Āli ‘Imrān
(3) ayat 26-27, sebagaimana berikut ini: “Katakanlah (Muhammad), Wahai Tuhan pemilik
kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan
Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki dan engkau hinakan
siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh,
Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan
Engkau masukkan siang ke dalam malam. Dan Engkau keluarkan yang hidup dari yang
mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau berikan rezeki
kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan.”
dan dilanjutkan
dengan bimbingan Allah SWT dalam beberapa redaksi do’a
sebagaimana berikut ini: “Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya
shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam
(surat Al-An’ām (6) ayat 162).”
Allah SWT berfirman: “Dan
engkau tidak melakukan balas dendam kepada kami, melainkan karena kami beriman
kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami.” (Mereka
berdoa), “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami
dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu).”(surat Al-A’rāf (7) ayat 126).”
Allah SWT berfirman: “Allah
memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang
belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia
tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan.
Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi
kaum yang berpikir. (surat Az-Zumar (39) ayat 42)”
10. Adanya ilmu dan
pemahaman tentang dzikrulmaut yang baik dan benar menegaskan bahwa setiap
kematian makhluk adalah milik Allah dan akan kembali padanya, dalam hal ini
adalah masuk syurga. Allah SWT berfiman: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka berkata *“Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn”* (sesungguhnya kami
milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). (surat Al-Baqarah [2] ayat 156). Inilah konsep fitrah
yang harus dilakoni oleh setiap umat manusia, jika sampai gagal maka akan
diganjar oleh Allah SWT berupa neraka jahannam.
Selain 10 (sepuluh) hal yang telah kami kemukakan di atas tentang ilmu dan pemahaman dzikrulmaut. Berikut ini akan kami kemukakan 8 (delapan) buah faktor-faktor lainnya yang dapat memudahkan diri kita untuk melaksanakan dzikrulmaut (mengingat kematian) dari waktu ke waktu di sisa usia yang kita miliki, yaitu:
1. Ziarah kubur. Nabi
SAW bersabda: “Berziarah kuburlah kalian sesungguhnya itu akan mengingatkan kalian
pada akhirat. (Hadits Riwayat Ahmad, Abu Dawud);
2. Mengunjungi mayit
ketika dimandikan dan melihat dan terlibat secara langsung saat proses
pemandiannya;
3. Menyaksikan proses
sakratulmaut dan membantu mentalqin syahadat;
4. Mengantarkan jenazah, menyolatkan dan turut serta
menguburkannya;
5. Membaca AlQuran,
terutama ayat ayat yang mengingatkan kepada kematian dan sakaratul maut: “Dan
datanglah sakratulmaut dengan sebenar benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu
hindari. (surat Qaaf (50) ayat 19);
6. Merenungkan uban,
gigi, mata dan penyakit yang diderita, karena keempatnya meru-pakan utusan malaikat maut kepada seorang
hamba;
7. Merenungkan ayat ayat
kauniyah yang telah disebutkan Allah sebagai pengingat bagi hamba hambaNya
kepada kematian, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, tanah
longsor, tsunami, badai dan lain sebagainya;
8. Menelaah dan
merenungkan kisah kisah orang maupun kaum terdahulu ketika meng-hadapi kematian
dan kaum yang didatangkan bala’ atas mereka.
Adapun manfaat dari diri kita melaksanakan dzikrulmaut (mengingat kematian), dapat kami kemukakan sebagai berikut:
1. Memotivasi diri untuk
mempersiapkan segala sesuatunya sebelum terjadinya kema-tian;
2. Memendekkan angan
angan karena panjang angan angan merupakan sebab utama dari kelalaian mengingat
kematian;
3. Menjadikan sikap
zuhud terhadap dunia, dan ridha dengan bagian dari kehidupan dunia yang telah
diraih walaupun sedikit;
4. Sebagai motivasi berbuat
ketaatan kepada Allah;
5. Sebagai penghibur
seorang hamba tatkala memperoleh musibah saat hidup di dunia;
6. Dapat mencegah dari
berlebih lebihan dan melampaui batas dalam menikmati kele-zatan kehidupan
duniawi;
7. Memotivasi diri untuk
segera bertaubat dan memperbaiki kesalahan yang telah di-perbuat dan tidak
mengulanginya kembali;
8. Melembutkan hati dan
mengalirkan air mata, mendorong semangat untuk beragama, dan mengekang hawa
nafsu;
9. Menjadikan diri
tawadhu dan menjauhkan dari sikap sombong dan zhalim baik kepada diri sendiri
maupun kepada orang lain, dan;
10. Memotivasi diri untuk
saling memaafkan dan menerima udzur saudaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar