B. HARI KIAMAT! APA YANG HARUS KITA LAKUKAN.
Hari
kiamat adalah hari untuk menerima balasan, atau hari untuk menentukan ke mana
kita akan pulang kampung, yaitu apakah ke syurga ataukah ke neraka. Untuk
mencapai hari kiamat yang tidak mungkin kita hindari maka kita harus menjalani
terlebih dahulu hidup di dunia lalu mati lalu hidup kembali. Itulah kehendak
Allah SWT yang berlaku untuk menuju hari kiamat. Sebagai seorang khalifah di
muka bumi, apa yang kita harapkan dari permainan kekhalifahan ini, apakah kita
ingin menjadi pemenang yang akan mendapatkan syurga ataukah menjadi pecundang yang
akan mendapatkan neraka?
Rasanya
tidak ada satupun orang yang ingin pulang ke neraka, semuanya berkeinginan
untuk pulang kampung ke syurga. Dan jika syurga yang menjadi pilihan kita,
berarti kita telah menentukan pilihan yaitu kita ingin jadi pemenang atas
permainan kekhalifahan yang kita lakukan saat ini.
Hidup di
muka bumi ini merupakan mata rantai yang tidak dapat dipisahkan dengan proses
menuju negeri akhirat atau hidup di dunia adalah negeri rantau bagi manusia
untuk menuju kampung halaman yang hakiki, yaitu negeri akhirat. Sebagai seorang
perantau yang hidup di Jakarta, tentu kita pasti akan pulang kampung pada suatu
waktu tertentu. Dalam rangka memenuhi tekad bulat untuk pulang kampung, tentu
sewaktu hidup di rantau kita harus memikirkan bekal untuk pulang kampung. Untuk
maksud itulah kita bekerja dengan sungguh-sungguh di rantau agar sewaktu pulang
kampung kita telah mempunyai bekal yang cukup sehingga mampu menunjukkan
kesuksesan yang kita raih selama hidup di rantau sewaktu pulang kampung.
Lalu apa
jadinya jika hasil usaha di rantau justru habis dipergunakan diperantauan tanpa
mengindahkan bekal untuk pulang kampung? Allah SWT berfirman: “dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (surat Al Qashash (28) ayat 77)”. Jika ini
adalah prinsip dari sebuah perjalanan hidup di rantau, maka prinsip ini pun
berlaku pula bagi diri kita yang sedang merantau di muka bumi sebagai seorang khalifah
yang kelak harus kembali kepada Allah SWT.
Untuk
dapat menempati syurga maupun neraka bukanlah sesuatu yang bersifat cuma cuma
atau gratisan, ke dua-duanya harus di beli saat kita hidup di dunia, ke
dua-duanya merupakan buah dari hasil karya yang kita lakukan saat hidup di
dunia. Ini berarti baik syurga maupun neraka tidak akan dapat kita tempati jika
kita tidak memiliki tiket masuk. Yang menjadi persoalan saat ini adalah untuk
memperoleh Tiket masuk ke syurga ataupun
Tiket masuk ke neraka tidak lah sama disebabkan adanya perbedaan yang
sangat mendasar terutama syarat dan ketentuan yang berlaku.
Sekarang
tinggal bagaimana kita menyikapi syarat dan ketentuan yang berlaku untuk
memperoleh tiket masuk ke syurga atau untuk memperoleh tiket masuk ke neraka.
Jika pilihan kita adalah pulang kampung ke syurga maka jadikanlah hidup di
dunia untuk kepentingan memperoleh tiket masuk ke syurga dengan melaksanakan Diinul
Islam secara kaffah dari waktu ke waktu sehingga kita akan memperolah
kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Selain
daripada itu, masih ada beberapa hal lainnya yang harus kita lakukan atau kita
usahakan dalam rangka menjadikan diri kita menjadi ahli-ahli syurga mulai saat
ini, untuk itu kita harus pula melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Kita
harus mengimani akan adanya hari berhisab, yakni hari untuk memper-tanggung jawabkan
segala apa-apa yang telah kita lakukan di muka bumi. Sebagaimana firman Allah
SWT: “Sesungguhnya aku yakin, bahwa Sesungguhnya aku akan menemui hisab
terhadap diriku. (surat
Al Haaqqah (69) ayat 20).
2.
Kita
harus selalu beriman dan mengerjakan amal shaleh dari waktu ke waktu serta
selalu mencari ampunan Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT: “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; Itulah keberuntungan yang besar. (surat Al Buruuj (85) ayat 11)
3. Kita harus menunaikan zakat atau kita harus mengeluarkan hak Allah SWT yang ada pada diri kita serta membayarkan (menunaikan) infaq, shadakah dan jariah secara konsisten walaupun kecil. Allah SWT berfirman: “dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, Padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan Dia akan memperoleh pahala yang banyak. (surat Al Hadiid (57) ayat 10-11)”.
4. Kita harus selalu berusaha untuk mencari dan mendapatkan Ridha Allah SWT, bukan pahala, sebagaimana firman Allah SWT: “Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam syurga yang tinggi, (surat Al Haaqqah (69) ayat 21-22)
5. Kita
harus selalu memohon kepada Allah SWT agar diri kita selalu di dalam bakti
kepada-Nya sepanjang hayat masih di kandung badan. Allah SWT berfirman: “Hai
orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan
orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan
dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami,
sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu." (surat At Tahriim (66) ayat 8)”.
6. Kita
harus selalu beriman dan berjihad di jalan Allah SWT baik dengan jiwa atau-pun
harta benda yang kita miliki. Allah SWT berfirman: “Hai
orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang
dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah
dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang
lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. niscaya Allah akan mengampuni
dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam
jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. (surat Ash Shaff (61) ayat 10-11-12)”.
Dari ke
enam hal yang telah kami kemukakan di atas ini, hal yang harus diingat adalah
ke semuanya harus dilakukan saat kita masih hidup di dunia atau harus sudah
kita laksanakan dengan sebaik-baiknya sebelum ruh tiba di kerongkongan.
Sebagai abd’
(hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya yang sedang melaksanakan tugas, ketahuilah
bahwa Allah SWT adalah penguasa mutlak dari syurga maupun neraka. Tidak ada
kekuasaan yang berlaku pada saat hari kiamat kecuali kekuasaan Allah SWT semata.
Adanya kondisi seperti ini merupakan saat yang paling ditakuti oleh orang kafir,
orang dzalim, orang fasik dan orang munafik dan merupakan saat paling dinanti dan disukai
oleh orang yang patuh dan taat kepada Allah SWT.
Allah SWT
berfirman: kekuasaan di hari itu ada pada Allah, Dia memberi keputusan di antara
mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah di dalam syurga
yang penuh kenikmatan. dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat
Kami, Maka bagi mereka azab yang menghinakan. (surat Al Hajj (22) ayat 56-57)”. Jika Allah
SWT sudah menjadi penguasa tunggal di hari kiamat, maka bersiap-siaplah bagi
calon penghuni syurga dan calon penghuni neraka untuk menempati kaveling
masing-masing yang telah dipesan sewaktu hidup di dunia. Selanjutnya jika kita
termasuk di dalam kriteria yang kami sebutkan berikut ini, yaitu:
a. orang yang bertauhid dengan teguh;
b.
jiwa yang muthmainnah;
c.
orang yang beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya;
d.
hamba-hamba yang bertaqwa;
e.
orang yang beriman dan beramal shaleh.
Maka
bersiap-siaplah untuk memasuki syurga dengan segala fasilitasnya sebab
orang-orang yang memenuhi kriteria di atas diharamkan untuk masuk neraka.
Semoga kita semua termasuk dalam kriteria ini. Sedangkan apabila kita masuk di dalam kriteria-kriteria yang
kami kemukakan berikut ini:
a.
Orang musyrik;
b.
Syirik;
c.
Pengikut ahwa (hawa nafsu) maupun pengikut syaitan;
d.
Pendusta ayat-ayat Allah SWT;
e.
Orang munafiq;
f.
Orang zhalim;
g.
Penentang Allah SWT dan Rasul-Nya;
h.
Pengikut Fir'aun;
i.
Orang yang tidak mempunyai amal shaleh;
j.
Orang yang tidak mau bersyukur kepada Allah SWT;
k.
Orang yang hubbud (cinta) dunia;
l.
Orang Fasiq, orang yang tidak mau berjihad, pendusta;
m.
Mencari dunia dengan memperalat agama;
n.
Orang yang penuh dengan kejahatan;
o.
Orang yang penuh dengan dosa.
Untuk itu
bersiap-siaplah menjadi tetangga dan sahabat yang baik bagi syaitan di neraka
sebab mereka diharamkan untuk masuk syurga oleh Allah SWT.
C. YANG SUKSES DI HARI KIAMAT.
Sebagai
makhluk yang telah diciptakan sebagai makhluk terhormat oleh Allah SWT maka
pulang ke tempat yang terhormat merupakan hal yang paling sesuai dengan
kehormatan yang telah kita miliki. Akan tetapi jika predikat terhormat yang
telah kita miliki tidak dapat menghantarkan diri kita pulang ke tempat yan
terhormat, dalam hal ini adalah syurga, berarti diri kita telah keluar dari
konsep Allah SWT yang telah menjadikan diri kita sebagai makhluk terhormat.
Agar
kehormatan yang kita miliki dapat terjaga sesuai dengan kehendak Allah SWT
sebagai pemberi gelar kehormatan, maka kita harus melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1. Jadikan
diri kita sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi
yang bertauhid sewaktu hidup di dunia, dengan menjadikan Allah SWT hanya
satu-satunya Tuhan yang berhak di sembah dan kita hanyalah hamba-Nya. Allah SWT
berfirman: “Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan
mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan
gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". kamilah
pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu
memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang
kamu minta. (surat
Fushshilat (41) ayat 30-31)”.
2. Jadikan
diri kita sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi
yang Beriman dan Bertaqwa hanya kepada Allah SWT semata. Sebagaimana firman-Nya
berikut ini: “Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. yaitu) orang-orang yang
beriman dan mereka selalu bertakwa. bagi mereka berita gembira di dalam
kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. tidak ada perubahan bagi
kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. yang demikian itu adalah kemenangan yang
besar. (surat
Yunus (10) ayat 62-63-64)
3. Jadikan
diri kita sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi
yang selalu memohon dan yang memanjatkan
doa hanya kepada Allah SWT semata. Sebagaimana firman Allah SWT: “dan
tetapkanlah untuk Kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; Sesungguhnya Kami
kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan
Kutimpakan kepada siapa yang aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala
sesuatu. Maka akan aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang
menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami". (surat Al A'raaf (7) ayat 156)
4. Jadikan
diri kita sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya yang sela-lu mengikuti
dan mentaati Rasul atau yang menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai panutan dan
teladan, sebagaimana firman-Nya berikut ini: (yaitu)
orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang (namanya) mereka dapati
tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh
mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang
mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan
belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman
kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung. (surat Al A'raaf (7) ayat 157)”.
5. Jadikan
diri kita sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya yang sela-lu mensucikan
diri dari waktu ke waktu seperti halnya bunda Maryam. Allah SWT berfirman: “(ingatlah),
ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan
kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang
datang) daripada-Nya, namanya Al masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di
dunia dan di akhirat dan Termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan
Dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan Dia
adalah Termasuk orang-orang yang saleh." Maryam berkata: "Ya Tuhanku,
betapa mungkin aku mempunyai anak, Padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang
laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril):
"Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. apabila Allah
berkehendak menetapkan sesuatu, Maka Allah hanya cukup berkata kepadanya:
"Jadilah", lalu jadilah Dia. dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al
Kitab, hikmah, Taurat dan Injil. (surat Ali Imran (3) ayat 145-146-147-148)”.
6. Jadikan diri kita sebagai abd’ (hamba)-Nya
yang sekaligus khalifah-Nya yang sela-lu berserah diri hanya kepada Allah SWT
semata. Sebagaimana firman-Nya berikut ini: “dan orang-orang yang berhijrah karena
Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus
kepada mereka di dunia. dan Sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar,
kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan
saja mereka bertawakkal. (surat
An Nahl (16) ayat 41-42)
Ketahuilah
bahwa saat diri kita menjalankan ke enam hal yang kami kemukakan di atas ini
dengan seksama maka secara berbarengan Allah SWT juga memberikan ujian kepada abd’
(hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya dengan beberapa ujian atau cobaan yang
terdiri dari ujian keimanan; ujian harta, jiwa, dan gangguan lawan, ujian jihad;
ujian kesabaran, ujian bakti kepada Allah SWT. Dan jika abd’ (hamba)-Nya yang
sekaligus khalifah-Nya lulus dari ujian maka ia berhak memperoleh tiket masuk ke syurga.
Selain
daripada itu, ada yang harus kita ketahui, jika kita masih sesuai dengan konsep
awal penciptaan kekhalifahan di muka bumi, yaitu ruh manusia akan mengeluarkan
keharuman seperti kesturi setelah berpisah dengan jasmani dan ini merupakan
ciri khas calon penghuni syurga, sebagaimana hadits berikut ini:
“Dari
Abu Hurairah r.a. katanya: “Apabila ruh orang-orang mukmin keluar dari
tubuhnya, dua orang malaikat menyambutnya dan menaikkannya ke langit” Kata
Hammad. “Karena baunya harum seperti kasturi” Kata penduduk langit, “Ruh yang
baik datang dari bumi, Shallallahu ‘alaika (semoga Allah melimpahkan
kebahagiaan kepadamu) dan kepada tubuh tempat engkau bersemayam.” Lalu ruh itu
dibawa ke hadapan Tuhannya ‘Azza wa Jalla. Kemudian Allah berfirman, “Bawalah
dia ke sidratul muntaha, dan biarkan di sana hingga hari kiamat.” Kata Abu
Hurairah selanjutnya, “Apabila ruh orang kafir keluar dari tubuhnya, kata
Hammad, berbau busuk dan mendapat makian, maka berkata penduduk langit, “Ruh
jahat datang dari bumi.” Lalu diperintahkan, “Bawalah dia ke penjara dan
biarkan di sana hingga hari kiamat.”. (Hadits
Riwayat Muslim No. 2248)”.
Sebagai abd’
(hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi sudahkah kita memiliki tiket
untuk masuk ke syurga? Jika anda belum memiliki, jangan pernah berharap untuk
memiliki tiket masuk ke syurga hanya dengan angan-angan belaka tanpa melakukan
sesuatu yang dikehendaki Allah SWT selalu pemilik syurga.
D. YANG CELAKA DI HARI KIAMAT.
Berikut
ini akan kami kemukakan beberapa tips yang dapat menjadikan diri kita celaka di
hari kiamat atau menjadikan diri kita tidak lagi menjadi makhluk yang terhormat
sehingga diri kita akan menempati neraka bersama Fir’aun, Samiri, Qarun, bersama
Kaum Ad', bersama Kaum Tsamud dan juga bersama Iblis serta Syaitan, yaitu:
1.
Tidak
menjadikan Diinul Islam sebagai agama yang haq dari Allah SWT sehingga kita
beragama selain Diinul Islam saat menjadi khalifah di muka bumi. Sebagaimana
firman Allah SWT berikut: “Barangsiapa
mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi. bagaimana
Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka
telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan
keterangan-keteranganpun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki
orang-orang yang zalim.mereka itu, balasannya Ialah: bahwasanya la'nat Allah
ditimpakan kepada mereka, (demikian pula) la'nat Para Malaikat dan manusia
seluruhnya, (surat
Ali Imran (3) ayat 85-86-87)”.
2. Beragama
secara plin-plan, tidak konsisten atau beragama namun tidak secara kaffah yang
menjalankannya. Allah SWT berfirman: “dan di
antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi, Maka jika ia memperoleh
kebajikan, tetaplah ia dalam Keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu
bencana, berbaliklah ia ke belakang[981]. rugilah ia di dunia dan di akhirat.
yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. ia menyeru selain Allah, sesuatu
yang tidak dapat memberi mudharat dan tidak (pula) memberi manfaat kepadanya.
yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. (surat Al Hajj (22) ayat 11-12)”.
3.
Menjadikan
diri sendiri menjadi makhluk yang zhalim yang selalu menzhalimi diri sendiri
maupun kepada orang lain. Sebagaimana firman Allah SWT: “dan
penghuni-penghuni surga berseru kepada penghuni-penghuni neraka (dengan
mengatakan): "Sesungguhnya Kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa
yang Tuhan Kami menjanjikannya kepada kami. Maka Apakah kamu telah memperoleh
dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?"
mereka (penduduk neraka) menjawab: "Betul". kemudian seorang penyeru
(malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu: "Kutukan Allah
ditimpakan kepada orang-orang yang zalim, (surat Al A'raaf (7) ayat 44)
4.
Memiliki
jiwa-jiwa yang kotor atau menjadikan jiwa fujur terpelihara di dalam diri kita atau
jiwa fujur sebagai jati diri kita dan cerminan diri kita sewaktu menjalankan
tugas di muka bumi. Sebagaimana Allah SWT berfirman: Sesungguhnya
orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di
dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan. dan orang-orang
yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka
perbuat, Maka Sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.
(surat Al Ahzab
(33) ayat 57-58)
5. Berbuat,
bertindak yang menjadikan diri kita digolongkan menjadi orang kafir, menjadi
orang munafiq. Sebagaimana firman Allah SWT: Allah
mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir
dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. cukuplah neraka itu bagi
mereka, dan Allah mela'nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal. (surat At Taubah (9) ayat 68)
6.
Tidak
taat dan patuh kepada rasul atau mendustakan rasul yang telah di utus oleh Allah
SWT. Sebagaimana firman Allah SWT: “dan Sesungguhnya telah datang kepada
mereka seorang Rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena
itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim. (surat An Nahl (16) ayat 113)
7. Memusuhi Allah SWT dan RasulNya baik langsung maupun tidak langsung serta selalu membuat kerusakan di muka bumi yang di miliki Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT: “Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar, (surat Al Maaidah (5) ayat 33)
8. Lebih
mencintai kehidupan dunia atau hubbud dunia dibandingkan dengan kehi-dupan akhirat.
Sebagaimana firman Allah SWT: “yaitu) orang-orang yang menjadikan
agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah
menipu mereka." Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka
sebagaimana mereka melupakan Pertemuan mereka dengan hari ini, dan
(sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami. (surat Al A'raaf (7) ayat 51)
9. Ingkar
janji, suka berkata bohong, serta suka memutarbalikkan fakta, penyebar fitnah
atau gosip murahan, provokator, dan penyebar hoaks baik lewat lisan ataupun tulisan.
Sebagaimana firman Allah SWT: “Sesungguhnya orang-orang yang menukar
janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit,
mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan
berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari
kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. bagi mereka azab yang pedih. Sesungguhnya
diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab,
supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, Padahal ia
bukan dari Al kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang)
dari sisi Allah", Padahal ia bukan dari sisi Allah. mereka berkata Dusta
terhadap Allah sedang mereka mengetahui. (surat Ali Imran (3) ayat 77-78)
10. Peruntuh,
perusak agama atau menghalang-halangi orang yang ingin beribadah kepada Allah
SWT atau menghalangi syiarnya Diinul
Islam di muka bumi. Sebagaimana firman Allah SWT: “dan
siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalanghalangi menyebut nama
Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? mereka itu
tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut
(kepada Allah). mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa
yang berat. (surat
Al Baqarah (2) ayat 114)
Hal
lainnya yang harus kita ketahui dari orang yang sudah tidak sesuai lagi dengan
konsep awal penciptaan kekhalifahan di muka bumi adalah ruh manusia tersebut akan
berbau busuk setelah berpisah dengan jasmani. Hal ini merupakan salah satu ciri
khusus bagi calon penghuni neraka. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam hadits
berikut ini:
“Dari
Abu Hurairah r.a. katanya: “Apabila ruh orang-orang mukmin keluar dari
tubuhnya, dua orang malaikat menyambutnya dan menaikkannya ke langit” Kata
Hammad. “Karena baunya harum seperti kasturi” Kata penduduk langit, “Ruh yang
baik datang dari bumi, Shallallahu ‘alaika (semoga Allah melimpahkan
kebahagiaan kepadamu) dan kepada tubuh tempat engkau bersemayam.” Lalu ruh itu
dibawa ke hadapan Tuhannya ‘Azza wa Jalla. Kemudian Allah berfirman, “Bawalah
dia ke sidratul muntaha, dan biarkan di sana hingga hari kiamat.” Kata Abu
Hurairah selanjutnya, “Apabila ruh orang kafir keluar dari tubuhnya, kata
Hammad, berbau busuk dan mendapat makian, maka berkata penduduk langit, “Ruh
jahat datang dari bumi.” Lalu diperintahkan, “Bawalah dia ke penjara dan
biarkan di sana hingga hari kiamat.”. (Hadits
Riwayat Muslim No. 2248)”. Semoga ini bukanlah cerminan dari ruh ruh kita kelak.
Wahai
calon calon penghuni syurga semua, ketahuilah bahwa jin, iblis, syaitan
diciptakan dari api dan jika api akan dikembalikan lagi oleh Allah SWT ke api.
Apakah hal ini menjadi sebuah persoalan bagi mereka! Yang pasti jika api dikembalikan ke api
berarti iblis, jin, syaitan pulang kampung ke kampung halamannya yang sesuai
dengan asal-usulnya, yaitu Neraka. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Allah
SWT dalam firman-Nya berikut ini: “Sungguh, syaitan itu musuh bagimu, maka
perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya syaitan itu hanya mengajak
golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala nyala. (surat
Fathir (35) ayat 6).” Yang menjadi persoalan saat ini adalah banyak manusia mau diajak pulang kampung oleh jin,
iblis, setan ke neraka. Padahal
kampung halaman manusia yang sesungguhnya adalah syurga. Sekarang siapa yang
pintar dan siapa yang bodoh, manusiakah ataukah iblis, jin, setan yang pintar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar