Dalam kehidupan, setiap
manusia tidak akan dapat dipisahkan
dengan kegiatan membaca. Membaca dalam arti sempit adalah melihat tulisan dan
mengerti atau melisankan apa apa yang tertulis. Membaca dalam arti luas adalah
melihat dan mengerti segala apa yang tergelar di alam semesta ini sebagai tanda
tanda atau ayat ayat atau kalimat kalimat Allah, pencipta segala sesuatu. Dari aktivitas
membaca, manusia akan memperoleh pengertian pengertian yang akan memperluas
pengalaman dan pengetahuannya.
Dengan kata lain, tanpa
membaca manusia tidak akan memperoleh pengertian dan pengetahuan. Tanpa
membaca, manusia akan bodoh, picik, terkebelakang, dan akan mudah tersesat dan
disesatkan. Pada hakekatnya tidak ada hari tanpa membaca. Baik membaca dalam
arti sempit maupun dalam arti luas. Membaca adalah kunci ilmu pengetahuan.
Allah SWT telah menurunkan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW, dimana ayat
pertamanya adalah perintah membaca. Surat Al Alaq dinamai juga dengan Iqra.
bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang Menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah,
yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam[1589],
Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.
(surat Al Alaq (96) ayat 1 sampai 5)
[1589]
Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
Sesungguhnya atas tanggungan kamilah
mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
apabila Kami telah selesai
membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.
(surat Al Qiyaamah (75) ayat 17 dan 18)
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan
Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya[793].
(surat
Al Hijr (15) ayat 9)
[793]
Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran
selama-lamanya.
Karena itu membaca yang
paling banyak pahalanya adalah membaca Al Qur’an. Al Qur’an adalah kitab suci
yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu
rakhmat bagi alam semesta. Didalamnya terkumpul wahyu yang menjadi petunjuk,
pedoman dan pelajaran serta peringatan bagi siapa yang meyakini dan
mengamalkannya. Al Qur’an adalah kitab suci yang terakhir diturunkan Allah SWT.
Isinya mencakup segala pokok syariat yang terdapat dalam kitab kitab suci yang
diturunkan sebelumnya.
Setiap orang yang meyakini
Al Qur’an, akan bertambah cintanya kepada Al Qur’an. Cinta untuk membaca,
mempelajari, memahami, menghayati dan mengamalkannya. Kemudian mengajarkannya
hingga rakhmat Nya merata dirasai, diresapi dan dinikmati oleh penghuni alam
semesta.
Setiap orang yang beriman
yakin bahwa membaca Al Qur’an termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat
pahala berlipat ganda. Sebab yang dibaca Kitab Suci Ilahi. Al Qur’an adalah
bacaan yang paling baik bagi orang yang beriman. Baik membacanya pada waktu
senang maupun pada waktu susah. Membaca Al Qur’an tidak saja menjadi amal
ibadah, akan tetapi juga obat penawar bagi orang yang gelisah jiwanya atau
mengalami kegoncangan hidup.
Rasulullah SAW menjelaskan
tentang kelebihan martabat dan keutamaan orang yang membaca Al Qur’an.
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca
Al Qur’an adalah seperti bunga utrujjah, baunya harum dan rasanya lezat; orang
mukmin yang tidak suka membaca Al Qur’an adalah seperti buah kurma, baunya
tidak begitu harum tetapi manis rasanya; orang munafik yang membaca Al Qur’an
ibarat sekuntum bunga, berbau harum, tetapi pahit rasanya, dan orang munafik
yang tidak membaca Al Qur’an tidak ubahnya seperti buah hanzalah, tidak berbau
dan rasanya pahit sekali”
(Hadits Riwayat Bukhari Muslim)
Rasulullah SAW juga menyatakan:
“Hendaklah kamu beri cahaya rumah
tanggamu dengan mendirikan shalat dan membaca Al Qur’an.”
(Hadits Riwayat Al Baihaqi dari Anas
ra’)
Dalam hal membaca Al
Qur’an, Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa tiap tiap orang yang membaca Al
Qur’an dalam shalat, akan mendapat pahala lima puluh kebajikan untuk tiap tiap
huruf yang diucapkannya, dan orang yang membaca Al Qur’an di luar shalat dengan
berwudhu pahalanya dua puluh lima kebajikan bagi tiap tiap huruf yang
diucapkannya, dan membaca Al Qur’an di luar shalat dengan tidak berwudhu,
pahalanya sepuluh kebajikan bagi tiap tiap huruf yang diucapkannya. Karena Al
Qur’an itu Kitab Suci, maka membacanya perlu memperhatikan tata cara atau adab,
antara lain disunahkan membaca Al Qur’an dengan berwudhu, ditempat yang bersih,
seperti rumah, mushala, paling utama di masjid, disunahkan menghadap kiblat,
sebelum membaca Al Qur’an disunahkan membaca ta’awwudz lalu membaca basmallah.
Disunahkan membacanya dengan tartil (membaca pelan pelan dan tenang).
Bagi yang telah mengerti
arti dan maksud ayat ayat Al Qur’an, disunahkan membaca penuh perhatian dan
pemikiran tentang ayat ayat yang dibacanya itu. Dalam membaca Al Qur’an
hendaknya benar benar diresapi arti dan maksudnya. Disunahkan pula membaca Al
Qur’an dengan suara yang bagus dan merdu. Sedapat mungkin membaca Al Qur’an
jangan diputuskan hanya karena akan berbicara dengan orang lain (hendaknya
diteruskan sampai batas yang ditentukan).
Tentang Al Qur’an ini,
Allah SWT telah memperingatkan melalui firmannya antara lain sebagai berikut;
Maka Apakah mereka tidak memperhatikan
Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka
mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
(surat An Nisa” (4) ayat 82)
Maka Apakah mereka tidak memperhatikan
Al Quran ataukah hati mereka terkunci?
(surat Muhammad (47) ayat 24)
Maka Apakah kamu menganggap remeh saja
Al-Quran ini?
(surat Al Waaqiah (56) ayat 81)
Dan Rasulullah SAW bersabda: “Orang
yang pandai membaca Al Qur’an (dihari Kiamat) bersama malaikat yang mulia dan
patuh kepada Allah, dan orang yang membaca Al Qur’an sedang ia tidak lancer
membacanya dan mengalami kesukaran atas bacaannya baginya dua pahala”
(Hadits Riwayat Bukhari Muslim)
Umatku yang mulia itu adalah orang
orang yang menghafal Al Qur’an”
(Hadits Riwayat At Thurmidzi)
“Sesungguhnya Allah mengangkat derajat
beberapa kaum (suku bangsa) dengan sebab kalam ini (Al Qur’an) dan merendahkan
derajatnya (kaum) yang lain dengan sebabnya (Al Qur’an)”
(Hadits Riwayat Muslim)
Sekarang kita sudah tahu
tentang Al Qur’an lalu jangan pernah kita hanya sibuk membaca Al Qur’an semata
tanpa tahu dan mengerti apa arti dan makna yang sesungguhnya yang terdapat di
dalam Al Qur’an. Dan jika kita hanya mampu membaca Al Qur’an sebatas tulisannya
saja maka tidak ada bedanya kita menonton televisi tanpa ada volume suaranya.
Ingat, arti dan maksud dari Al Qur’an terdiri dari arti yang tersurat, arti
yang tersirat, dan arti yang tersembunyi.
Ayo mulai saat ini kita wajib belajar memahami Al Qur’an tidak hanya
sebatas tulisannya saja melainkan sampai dengan arti dan makna yang
sesungguhnya yang terdapat di dalam Al Qur’an.
Selanjutnya tidak ada
petunjuk yang dapat menyelamatkan kehidupan diri kita maupun seluruh umat
manusia baik di dunia maupun di akhirat, selain petunjuk dalam Kitabullah
(dalam hal ini Al-Qur’an) yang telah diturunkan oleh Allah SWT dan yang telah pula
diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Dimana petunjuk ini akan berlaku
sepanjang zaman dan tidak memerlukan perubahan lagi karena sudah sempurna, itulah petunjuk Al-Qur’an dan juga Sunnah
Rasulullah SAW. Al-Qur’an adalah bacaan yang harus diikuti, harus dipelajari,
harus dilaksanakan tanpa bantahan apapun sebagaimana tersebut dalam surat Al
Qiyamah (75) ayat 17-18 di bawah ini :
Sesungguhnya Kami yang akan
mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya. Apabila Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaan itu.
(Al-Qur’an surat Al Qiyamah (75) ayat
17-18)
Saat ini Al Qur’an sudah
diterjemahkan ke berbagai bahasa yang ada di muka bumi ini, tanpa terkecuali di
negara kita sendiri, Indonesia, Al Qur’an juga telah diterjemahkan ke dalam
berbagai bahasa daerah yang ada di Indonesia. Setiap Al Qur’an yang
diterjemahkan selalu disertai dengan Al
Qur’an dalam bentuk aslinya (maksudnya Al Qur’an yang mempergunakan huruf
Arab). Adanya terjemahan Al Qur’an ke dalam banyak bahasa tidak mengurangi
sedikitpun keaslian dari Al Qur’an apalagi mengurangi hakekat dari maksud dan
tujuan Al Qur’an diturunkan Allah SWT ke muka bumi ini.
Hal
yang harus kita jadikan pedoman tentang terjemahan Al Qur’an adalah sepanjang
terjemahan Al Qur’an selalu disertai dengan keaslian dari Al Qur’an maka
keberadaan Al Qur’an tetap bisa dipertanggungjawabkan. Sekarang apa jadinya
jika ada terjemahan suatu kitab tanpa disertai dengan kitab asli yang menyertai
terjemahan tersebut (maksudnya terjemahannya ada namun kitab aslinya tidak
ada). Jika kondisi ini terjadi maka terjemahan tersebut tidak bisa
dipertanggungjawabkan secara akal sehat apalagi dihadapan Allah SWT.
Al Qur’an yang telah
diturunkan Allah SWT memiliki nama nama lain
seperti yang terdapat di dalam Al-Qur’an itu sendiri. Berikut ini akan
kami kemukakan nama nama dimaksud beserta dengan Dalil Naqli yang menyertainya
yang kesemuanya menunjukkan betapa hebatnya Al-Qur’an yang telah diturunkan
untuk kepentingan kekhalifahan yang ada di muka bumi oleh Allah SWT, yaitu :
1.
Al-Qur’an
dapat diartikan sebagai Al-Kitab yang
berarti tulisan yang lengkap, kitab yang menjelaskan, memberi petunjuk serta
kabar gembira. (Al-Qur’an Surat Al Baqarah (2) ayat 2, 89, 129, 151, 177,
213; Surat Ali Imran (3) ayat 3, 7; Surat Yunus (10) ayat 1, 37; Surat Hud (11)
ayat 1; Surat Yusuf (12) ayat 1; Surat Ar Rad (13) ayat 1; Surat Ibrahim (14)
ayat 1; Surat Al Hijr (15) ayat 1; Surat An Nahl (16) ayat 89).
“Inilah
Kitab (Al-Qur’an) tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang
yang taqwa”
(Surat
Al Baqarah (2) ayat 2)
(dan
ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi
atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi
saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran)
untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira
bagi orang-orang yang berserah diri.
(surat
An Nahl (16) ayat 89)
2.
Al-Qur’an
juga disebut sebagai Al-Huda yang berarti pedoman hidup, bimbingan dan
petunjuk. (Al-Qur’an surat Al Jinn (72) ayat 13; Surat Al Baqarah (2) ayat
159-185; Surat Ali Imran (3) ayat 73; Surat An Nisa’ (4) ayat 115; Surat Al
A’raaf (7) ayat 198; Surat At Taubah (9) ayat 33; Surat Al Kahfi (10) ayat 55,
57; Surat Thahaa (20) ayat 47).
Dialah
yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama
yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang
musyrikin tidak menyukai.
(surat
At Taubah (9) ayat 33)
3.
Al-Qur’an
disebut juga dengan Al Furqan yang berarti pembeda antara yang benar dan
yang salah, yang sejati dengan yang palsu, yang baik dengan yang buruk.
(Al-Qur’an surat Al Baqarah (2) ayat 185; Surat Al Furqan (25) ayat 1)
(Beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditingg alkannya itu, pada hari-hari yang lain.
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
supaya
kamu bersyukur.
(surat
Al Baqarah (2) ayat 185)
4.
Al-Qur’an
disebut juga dengan Al Mau’izhah yang berarti ajaran, nasehat, tuntunan,
suruhan. (Al-Qur’an surat Yunus (10) ayat 57; surat Ali Imran (3) ayat 138;
Surat Al Maaidah (5) ayat 46; surat Hud (11) ayat 120; Surat An Nur (24) ayat
34)
Hai
manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.
(surat
Yunus (10) ayat 57)
(Al
Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran
bagi orang-orang yang bertakwa.
(surat
Ali Imran (3) ayat 138)
5.
Al-Qur’an
disebut juga dengan Asy Syifa yang berarti obat atau penawar.
(Al-Qur’an Surat Yunus (10) ayat 57; Surat Al Isra’ (17) ayat 82; Surat
Fussilat (41) ayat 44).
Hai
manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.
(surat
Yunus (10) ayat 57)
6.
Al-Qur’an
disebut juga dengan Ar Ruh yang berarti jiwa umat. (Al-Qur’an
Surat Asy Syura (42) ayat 52)
dan
Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami.
sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula
mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang
Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami.
dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk
kepada
jalan yang lurus.
(surat
Asy Syura (42) Ayat 52)
7.
Al-Qur’an
disebut juga dengan Al Hukmu yang berarti hukum, ketentuan atau
peraturan yang berlaku. (Al-Qur’an surat Ar Rad (13) ayat 37; Surat Al
An’am (6) ayat 89; Surat Al Qalam (68) ayat 48; Surat Al Insan (76) ayat 24).
dan
Demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar)
dalam bahasa Arab[776]. dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah
datang pengetahuan kepadamu, Maka sekali-kali tidak ada pelindung dan
pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.
(surat
Ar Rad (13) ayat 37)
[776] Keistimewaan bahasa Arab itu
antara lain Ialah: 1. sejak zaman dahulu kala hingga sekarang bahasa Arab itu
merupakan bahasa yang hidup, 2. bahasa Arab adalah bahasa yang lengkap dan Luas
untuk menjelaskan tentang ketuhanan dan keakhiratan. 3. bentuk-bentuk kata
dalam bahasa Arab mempunyai tasrif (konjugasi) yang Amat Luas sehingga dapat
mencapai 3000 bentuk peubahan, yang demikian tak terdapat dalam bahasa lain.
8.
Al-Qur’an
juga disebut Al Hikmah yang berarti
kebijaksanaan/Ilmu pengetahuan. (Al-Qur’an surat Al Isra’ (17) ayat 39;
Surat Al Qamar (54) ayat 5; serta Surat Al Jumu’ah (62) ayat 2).
Itulah sebagian Hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu.
dan janganlah kamu Mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah, yang
menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam Keadaan tercela lagi
dijauhkan (dari rahmat Allah).
(surat Al Isra’ (17) ayat 39)
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf
seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan
Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
(surat Al Jumu’ah (62) ayat 2)
9.
Al-Qur’an
disebut juga sebagai Al Hakim yang
berarti penuh hikmah. (Al-Qur’an Surat Ali Imran (3) ayat 58; Surat Yunus
(10) ayat 1; Surat Luqman (30) ayat 1-3; Surat Yaa Sin
(36) ayat 2).
Demikianlah (kisah 'Isa), Kami membacakannya kepada kamu
sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al Quran yang penuh
hikmah.
(surat Ali Imran (3) ayat 58)
demi Al Quran yang penuh hikmah,
(surat Yaa Sin (36) ayat 2
10.
Al-Qur’an
juga berarti Adz Dzikru yang berarti
peringatan atau pengajaran. (Al-Qur’an Surat Al Hijr (15) ayat 6, 9; Surat
Al Qalam (68) ayat 51-52; Surat At Takwir (81) ayat 27-28; Surat Al Qamar (54)
ayat 17; 22; 25; 32; 40; Surat Al An’am (6) ayat 90; Surat Thahaa (20) ayat
124; Surat An Nahl (16) ayat 43-44; Surat Al Anbiya (21) ayat 50; Surat Yaa Sin
(36) ayat 11, 69; Surat Fussilat (41) ayat 41).
dan Sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar
hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar
Al Quran dan mereka berkata: "Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang
yang gila[1500]".
dan Al Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi
seluruh umat.
(surat Al Qalam (68) ayat 51 dan 52)
[1500] Menurut
kebiasaan yang terjadi di tanah Arab, seseorang dapat membinasakan binatang
atau manusia dengan menujukan pandangannya yang tajam. hal ini hendak dilakukan
pula kepada Nabi Muhammad s.a.w., tetapi Allah memeliharanya, sehingga
terhindar dari bahaya itu, sebagaimana dijanjikan Allah dalam surat Al Maidah
ayat 67. kekuatan pandangan mata itu pada masa sekarang dikenal dengan
hypnotisme.
11.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Khair yang
berarti kebaikan. (Al-Qur’an Surat Ali Imran (3) ayat 103; Surat Qaf (50)
ayat 25; Surat Al Qalam (68) ayat 12).
dan berpeganglah
kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu,
agar kamu mendapat
petunjuk.
(surat Ali Imran (3)
ayat 103)
12.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Muthahharah
yang berarti yang disucikan. (Al-Qur’an Surat Abasa’ (80) ayat 14; Surat Al
Bayyinah (98) ayat 1-2).
orang-orang kafir
Yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan
meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,
(yaitu) seorang
Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan
(Al Quran),
(surat Al Bayyinah
(98) ayat 1 dan 2)
13.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Haqqu yang berarti kebenaran.
(Al-Qur’an Surat Al An’am (6) ayat 5 dan 57.
Sesungguhnya mereka
telah mendustakan yang haq (Al-Quran) tatkala sampai kepada mereka, Maka kelak
akan sampai kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka
perolok-olokkan.
(surat Al An’am (6)
ayat 5)
Katakanlah:
"Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quran) dari
Tuhanku[479], sedang kamu mendustakannya. tidak ada padaku apa (azab) yang kamu
minta supaya disegerakan kedatangannya. menetapkan hukum itu hanyalah hak
Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia pemberi keputusan yang paling
baik".
(surat Al An’am (6)
ayat 57)
[479]
Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. mempunyai bukti yang nyata atas kebenarannya.
14.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Bayyinah yang
berarti bukti nyata. (Al-Qur’an Surat Hud (11) ayat 17; Surat Al An’am (6)
ayat 157; Surat Thaha (20) ayat 134-135; Surat Al Baqarah (2) ayat 185; Surat
Ali Imran (3) ayat 86; Surat Yunus (10) ayat 15; Surat Al Hajj (22) ayat 72).
Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang
yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula
oleh seorang saksi (Muhammad)[715] dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah
ada kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat?. mereka itu beriman kepada Al
Quran. dan Barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan
sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, Maka nerakalah tempat yang
diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu.
Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia
tidak beriman.
(surat Hud (11) ayat 17)
[715] Ada yang
menafsirkan saksi di sini dengan Jibril a.s. Adapula yang menafsirkan bahwa
yang dimaksud dengan saksi di sini ialah Al Quran itu sendiri karena Al Quran
itu adalah suatu mukjizat yang tidak dapat dibantah atau dibatalkan.
15.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Bayyina-t yang
berarti bukti nyata yang sangat terinci. (Al-Qur’an Surat Al Baqarah (2)
ayat 185; Surat Ali Imran (3) ayat 86; Surat Yunus (10) ayat 15; Surat Al Hajj
(22) ayat 72; dan Surat Al Mujadalah (58) ayat 5).
dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat
Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka
orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang
membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah: "Apakah akan aku
kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, Yaitu neraka?" Allah
telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. dan neraka itu adalah
seburuk-buruknya tempat kembali.
(surat Al Hajj (22) ayat 72)
dan apabila dibacakan kepada mereka
ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan Pertemuan dengan
Kami berkata: "Datangkanlah Al Quran yang lain dari ini[675] atau gantilah
dia[676]". Katakanlah: "Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak
diriku sendiri. aku tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.
Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar
(kiamat)".
(surat Yunus (10) ayat 15)
[675]
Maksudnya: datangkanlah kitab yang baru untuk Kami baca yang tidak ada di
dalamnya hal-hal kebangkitan kubur, hidup sesudah mati dan sebagainya.
[676]
Maksudnya: gantilah ayat-ayat yang menerangkan siksa dengan ayat-ayat yang
menerangkan rahmat, dan yang mencela tuhan-tuhan Kami dengan yang memujinya dan
sebagainya.
16.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Mubayyina-t
yang berarti bukti nyata yang menjelaskan. (Al-Qur’an Surat An Nur (24)
ayat 34, 46; Surat At Talaq (65) ayat 11).
(dan mengutus) seorang Rasul yang membacakan
kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia
mengeluarkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari kegelapan kepada
cahaya. dan Barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh
niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah
memberikan rezki yang baik kepadanya.
(surat At Talaq (65) ayat 11)
dan Sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepada kamu ayat-ayat yang memberi penerangan, dan contoh-contoh dari
orang-orang yang terdahulu sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang
bertakwa.
(surat An Nur (24) ayat 34)
17.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Mubin yang
berarti bukti yang menerangkan. (Al-Qur’an Surat Al Maaidah (5) ayat 15;
Surat Yusuf (12) ayat 1; Surat Al Hijr (15) ayat 1; Surat An Naml (27) ayat 1;
Surat Al Qasas (28) ayat 1-2).
Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul
Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan, dan
banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari
Allah, dan kitab yang menerangkan[408].
(surat Al Maaidah
(5) ayat 15)
[408] Cahaya
Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. dan kitab Maksudnya: Al Quran.
18.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Baya-n yang
berarti jelas. (Al-Qur’an Surat Ali Imran (3) ayat 138).
(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia,
dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
(surat Ali Imran (3) ayat 138)
19.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Tibya-n yang
berarti yang menjelaskan. (Al-Qur’an Surat An Nahl (16) ayat 89).
(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada
tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan
kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan
kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk
serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.
(surat An Nahl (16) ayat 89)
20.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan At Tafsil yang
berarti yang menjelaskan. (Al-Qur’an Surat Yunus (10) ayat 37; Surat Yusuf
(12) ayat 111).
tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah;
akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya dan
menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya[691], tidak ada keraguan di
dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.
(surat Yunus (10) ayat 37)
[691] Maksudnya Al
Quran itu menjelaskan secara terperinci hukum-hukum yang telah disebutkan dalam
Al Quran itu
21.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Mufashshal yang
berarti yang terinci. (Al-Qur’an Surat Al An’am (6) ayat 114)
Maka
Patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, Padahal Dialah yang telah
menurunkan kitab (Al Quran) kepadamu dengan terperinci? orang-orang yang telah
Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Quran itu
diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali
Termasuk orang yang ragu-ragu.
(surat
Al An’am (6) ayat 114)
22.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al A-yah yang
berarti ayat, mukjizat, bukti. (Al-Qur’an Surat Al An’am (6) ayat 4, 126;
Surat Ar Ra’d (13) ayat 38; Surat Al Baqarah (2) ayat 252; Surat Al A’raf (7) ayat 32; Surat An Nahl (16) ayat 104).
dan
Sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami
memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. dan tidak ada hak bagi seorang
Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. bagi
tiap-tiap masa ada kitab (yang tertentu)[777].
(surat
Ar Rad (13) ayat 38)
[777] Tujuan ayat ini ialah pertama-tama untuk membantah
ejekan-ejekan terhadap Nabi Muhammad s.a.w. dari pihak musuh-musuh beliau,
karena hal itu merendahkan martabat kenabian. keduanya untuk membantah Pendapat
mereka bahwa seorang Rasul itu dapat melakukan mukjizat yang diberikan Allah
kepada Rasul-Nya bilamana diperlukan, bukan untuk dijadikan permainan. bagi
tiap-tiap Rasul itu ada kitabnya yang sesuai dengan Keadaan masanya.
23.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Burhan yang
berarti bukti kebenaran. (Al-Qur’an Surat An Nisaa (4) ayat 174)
Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti
kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan
kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran).
(surat An Nisaa (4) ayat 174)
24.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Muba-rak yang
berarti yang diberkahi. (Al-Qur’an Surat Al An’am (6) ayat 92, 155; Surat
Al Anbiya (21) ayat 50; Surat Sad (38) ayat 29).
dan Al Quran ini adalah suatu kitab (peringatan) yang
mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka Mengapakah kamu mengingkarinya?
(surat Al Anbiya(21) ayat 50)
25.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Ilmu yang
berarti ilmu pengetahuan. (Al-Qur’an Surat Al Baqarah (2) ayat 120, 145;
Surat Ali Imran (3) ayat 19; Surat Al A’raf (7) ayat 52; Surat Hud (11) ayat
14; Surat Thaha (20) ayat 114).
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah
Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali
sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di
antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka
Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
(surat Ali Imran (3) ayat 19)
[189] Maksudnya
ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Quran.
dan Sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah kitab
(Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan
Kami[546]; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
(surat Al A’raf (7) ayat 52)
[546] Maksudnya:
atas dasar pengetahuan Kami tentang apa yang menjadi kemashlahatan bagi
hamba-hamba Kami di dunia dan akhirat.
26.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Wahyu yang
berarti wahyu. (Al-Qur’an Surat Al Anbiya (21) ayat 45; Surat An Najm (53)
ayat 1, 13; Surat Asy Syura (42) ayat 51; Surat Thaha (20) ayat 114).
Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan
janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan
mewahyukannya kepadamu[946], dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah
kepadaku ilmu pengetahuan."
(surat Thaha (20) ayat 114)
[946] Maksudnya:
Nabi Muhammad s.a.w. dilarang oleh Allah menirukan bacaan Jibril a.s. kalimat
demi kalimat, sebelum Jibril a.s. selesai membacakannya, agar dapat Nabi
Muhammad s.a.w. menghafal dan memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu.
27.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Matsal yang
berarti perumpamaan. (Al-Qur’an Surat Al Isra’ (17) ayat 89; Surat Al Kahfi
(18) ayat 54; Surat Al Hajj (22) ayat 73; Surat Ar Rum (30) ayat 58; Surat An
Nur (24) ayat 34).
dan Sesungguhnya telah Kami buat dalam Al Quran ini
segala macam perumpamaan untuk manusia. dan Sesungguhnya jika kamu membawa
kepada mereka suatu ayat, pastilah orang-orang yang kafir itu akan berkata:
"Kamu tidak lain hanyalah orang-orang yang membuat kepalsuan belaka."
(surat Ar Rum (30) ayat 58)
28.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Ad Dzikra yang
berarti peringatan. (Al-Qur’an Surat Al An’am (6) ayat 90; Surat Al A’raf
(7) ayat 1-2; Surat Al Ankabut (29) ayat 51; Surat Az Zariyat (51) ayat 55;
Surat Al A’la (87) ayat 9).
dan Apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah
menurunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) sedang Dia dibacakan kepada mereka?
Sesungguhnya dalam (Al Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi
orang-orang yang beriman.
(surat Al Ankabut (29) ayat 51)
mereka Itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk
oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta
upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)." Al-Quran itu tidak lain
hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.
(surat Al An’am (6) ayat 90)
29.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Ar Rahmah yang
berarti rahmat, kemurahan. (Al-Qur’an Surat Al An’am (6) ayat 157; Surat Al
A’raf (7) ayat 52; Surat Yunus (10) ayat 57; Surat Yusuf (12) ayat 111).
Hai
manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.
(surat
Yunus (10) ayat 57)
Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
(surat
Yusuf (12) ayat 111)
30.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Busyra yang
berarti kabar gembira. (Al-Qur’an Surat An Nahl (16) ayat 89, 102; Surat An
Naml (27) ayat 1, 2); Surat Al Ahqaf (46) ayat 12).
(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada
tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan
kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu
Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat
dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.
(surat An Nahl (16) ayat 89)
dan sebelum Al Quran itu telah ada kitab Musa sebagai
petunjuk dan rahmat. dan ini (Al Quran) adalah kitab yang membenarkannya dalam
bahasa Arab untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi
kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
(surat Al Ahqaf (46) ayat 12)
31.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Ash-Shira-thal Mustaqim
yang berarti pola hidup yang seimbang. (Al-Qur’an Surat Al An’am (6) ayat
153; Surat Al A’raf (7) ayat 16; Surat Al Fath (48) ayat 20; Surat Asy Syura
(42) ayat 52; Surat Al Hajj (22) ayat 54).
dan bahwa (yang Kami
perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)[152], karena jalan-jalan itu mencerai
beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu
bertakwa.
(surat Al An’am (6)
ayat 153)
[152] Shalat wusthaa ialah shalat yang di tengah-tengah
dan yang paling utama. ada yang berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan shalat
wusthaa ialah shalat Ashar. menurut kebanyakan ahli hadits, ayat ini menekankan
agar semua shalat itu dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
iblis menjawab:
"Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
(surat Al A’raf (7)
ayat 16)
dan agar orang-orang
yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran Itulah yang hak dari
Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan Sesungguhnya
Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang
lurus.
(surat Al Hajj (22)
ayat 54)
32.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Ash-Shira-thul Azi-zil
Hamid yang berarti pola hidup Allah Yang Maha Mulia dan Maha Terpuji.
(Al-Qur’an Surat Ibrahim (14) ayat 1; Surat Saba’ (34) ayat 6; Surat Al Hajj
(22) ayat 24).
dan orang-orang yang
diberi ilmu (ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu Itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan yang Maha
Perkasa lagi Maha Terpuji.
(surat Saba’ (34)
ayat 6)
dan mereka diberi
petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki (pula) kepada jalan
(Allah) yang Terpuji.
(surat Al Hajj (22)
ayat 24)
33.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan An Nur yang
berarti terang benderang. (Al-Qur’an Surat An Nisaa (4) ayat 174; Surat Al
A’raf (7) ayat 157; Surat At Taubah (9) ayat 32; Surat At Tagabun (64) ayat 8).
mereka berkehendak memadamkan
cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak
menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir
tidak menyukai.
(surat At Taubah (9)
ayat 32)
Maka berimanlah kamu
kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Quran) yang telah Kami
turunkan. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(surat At Tagabun
(64) ayat 8)
34.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Kalamullah yang
berarti firman Allah. (Al-Qur’an Surat At Taubah (9) ayat 6).
dan
jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu,
Maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian
antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. demikian itu disebabkan mereka kaum
yang tidak mengetahui.
(surat
At Taubah (9) ayat 6)
35.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Ahsanul Hadits
yang berarti perkataan yang paling baik. (Al-Qur’an Surat Az Zumar (39)
ayat 23).
Allah
telah menurunkan Perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu
ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang [1312], gemetar karenanya kulit orang-orang
yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di
waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki
siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak
ada baginya seorang pemimpinpun.
(surat
Az Zumar (39) ayat 23)
[1312] Maksud berulang-ulang di sini ialah hukum-hukum,
pelajaran dan kisah-kisah itu diulang-ulang menyebutnya dalam Al Quran supaya
lebih kuat pengaruhnya dan lebih meresap. sebahagian ahli tafsir mengatakan
bahwa Maksudnya itu ialah bahwa ayat-ayat Al Quran itu diulang-ulang membacanya
seperti tersebut dalam mukaddimah surat Al Faatihah.
36.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Mutasya-bil
yang berarti yang serupa. (Al-Qur’an Surat Az Zumar (39) ayat 23)
Allah
telah menurunkan Perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu
ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang [1312], gemetar karenanya kulit orang-orang
yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di
waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki
siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak
ada baginya seorang pemimpinpun.
(surat
Az Zumar (39) ayat 23)
[1312] Maksud berulang-ulang di sini ialah hukum-hukum,
pelajaran dan kisah-kisah itu diulang-ulang menyebutnya dalam Al Quran supaya
lebih kuat pengaruhnya dan lebih meresap. sebahagian ahli tafsir mengatakan
bahwa Maksudnya itu ialah bahwa ayat-ayat Al Quran itu diulang-ulang membacanya
seperti tersebut dalam mukaddimah surat Al Faatihah.
37.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Mutasya-biha-t
yang berarti mengandung beberapa pengertian. (Al-Qur’an Surat Ali Imran (3)
ayat 7).
Dia-lah
yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada
ayat-ayat yang muhkamaat[183], Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain
(ayat-ayat) mutasyaabihaat[184]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong
kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang
mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari
ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan
orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat
yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
(surat
Ali Imram (3) ayat 7)
[183] Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat yang terang
dan tegas maksudnya, dapat dipahami dengan mudah.
[184] Termasuk dalam pengertian ayat-ayat
mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat
ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara mendalam;
atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat
yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari
kiamat, surga, neraka dan lain-lain.
38.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Matsani yang
berarti berulang-ulang. (Al-Qur’an Surat Az Zumar (39) ayat 23).
Allah telah menurunkan Perkataan yang paling baik
(yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang [1312],
gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian
menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk
Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan
Barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.
(surat Az Zumar (39) ayat 23)
[1312] Maksud
berulang-ulang di sini ialah hukum-hukum, pelajaran dan kisah-kisah itu
diulang-ulang menyebutnya dalam Al Quran supaya lebih kuat pengaruhnya dan
lebih meresap. sebahagian ahli tafsir mengatakan bahwa Maksudnya itu ialah
bahwa ayat-ayat Al Quran itu diulang-ulang membacanya seperti tersebut dalam
mukaddimah surat Al Faatihah.
39.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Ummul Kitab yang
berarti Induk Kitab. (Al-Qur’an Surat Ali Imran (3) ayat 7)
Dia-lah
yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada
ayat-ayat yang muhkamaat[183], Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain
(ayat-ayat) mutasyaabihaat[184]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong
kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang
mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari
ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan
orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat
yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
(surat
Ali Imran (3) ayat 7)
[183] Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat yang terang
dan tegas maksudnya, dapat dipahami dengan mudah.
[184] Termasuk dalam pengertian ayat-ayat
mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat
ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara mendalam;
atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat
yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari
kiamat, surga, neraka dan lain-lain.
40.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Husna yang
berarti yang terbaik. (Al-Qur’an Surat Al Lail (92) ayat 6 sampai9)
dan
membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga),
Maka
Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.
dan
Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup[1580],
serta
mendustakan pahala terbaik,
(surat
Al Lail (92) ayat 6 sampai 9)
[1580] Yang dimaksud dengan merasa dirinya cukup ialah
tidak memerlukan lagi pertolongan Allah dan tidak bertakwa kepada-Nya.
41.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Ashdaqul Hadits
yang berarti perkataan yang paling benar. (Al-Qur’an Surat An Nisaa (4)
ayat 87, 122).
Allah,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan
mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. dan
siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) dari pada Allah ?
(surat
An Nisaa (4) ayat 87)
orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam
surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. dan siapakah yang
lebih benar perkataannya dari pada Allah ?
(surat
An Nisaa (4) ayat 122)
42.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Kalimatur-Rabbi
yang berarti kalimat Tuhan. (Al-Qur’an Surat Al An’am (6) ayat 115)
telah
sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil.
tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar
lagi Maha mengetahui.
(surat
Al An’am (6) ayat 115)
43.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Adlu yang
berarti kalimat yang adil. (Al-Qur’an Surat Al An’am (6) ayat 115).
telah
sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil.
tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha
Mendenyar lagi Maha mengetahui.
(surat
Al An’am (6) ayat 115)
44.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Mi-zan yang
berarti timbangan. (Al-Qur’an Surat Asy Syura (42) ayat 17; Surat Al Hadid
(57) ayat 25)
Sesungguhnya
Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan
telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya
manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka
mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong
(agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya
Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.
(surat
Al Hadid (57) ayat 25)
45.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Imam yang
berarti Imam atau pemimpin. (Al-Qur’an Surat Al Ahqaf (46) ayat 12; Surat
Al Isra’ (17) ayat 71; Surat Hud (11) ayat 17; Surat Yaa Sin (36) ayat 12)
Apakah
(orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang
nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi
(Muhammad)[715] dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada kitab Musa yang
menjadi pedoman dan rahmat?. mereka itu beriman kepada Al Quran. dan
Barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang
kafir kepada Al Quran, Maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena
itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu
benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.
(surat
Hud (11) ayat 17)
[715] Ada yang menafsirkan saksi di sini dengan Jibril
a.s. Adapula yang menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan saksi di sini ialah Al
Quran itu sendiri karena Al Quran itu adalah suatu mukjizat yang tidak dapat
dibantah atau dibatalkan.
46.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Qashash yang
berarti kisah. (Al-Qur’an Surat Al An’am (6) ayat 57; Surat Al A’raf (7) ayat 176; Surat Al Kahfi (18) ayat 13;
Surat An Naml (27) ayat 76-77; Surat Thaha (20) ayat 99).
Demikianlah
Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan
Sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al
Quran).
(surat
Thahaa (20) ayat 99)
47.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Ahsanul Qashash
yang berarti kisah-kisah yang paling indah. (Al-Qur’an Surat Yusuf (12)
ayat 3)
Kami
menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini
kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk
orang-orang yang belum mengetahui.
(surat
Yusuf (12) ayat 3)
48.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Qashashul Haq
yang berarti kisah-kisah yang benar. (Al-Qur’an Surat Ali Imran (3) ayat
62).
Sesungguhnya
ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Allah; dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana .
(surat
Ali Imran (3) ayat 62)
49.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Al Muhaimin yang
berarti tolak ukur. (Al-Qur’an Surat Al Maaidah (5) ayat 48)
dan
Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu
ujian[421] terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka
menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka
dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat
diantara kamu[422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,
(surat
Al Maaidah (5) ayat 48)
[421] Maksudnya: Al Quran adalah ukuran untuk menentukan
benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam Kitab-Kitab sebelumnya.
[422] Maksudnya: umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat
yang sebelumnya.
50.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan Hablullah yang
berarti tali Allah. (Al-Qur’an Surat Ali Imran (3) ayat 103, 112)
dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.
(surat
Ali Imran (3) ayat 103)
51.
Al-Qur’an
juga dinamakan dengan An Nadzir, An
Nudzur yang berarti peringatan-peringatan. (Al-Qur’an Surat Al Baqarah (2)
ayat 117; Surat Al Mulk (67) ayat 17; Surat Al Qamar (54) ayat 5; Surat An Najm
(53) ayat 56).
Allah
Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu,
Maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" lalu
jadilah ia.
(surat
Al Baqarah (2) ayat 117)
Itulah
suatu Hikmah yang sempurna Maka peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi
mereka).
(surat
Al Qamar (54) ayat 5)
52.
Al-Qur’an
dinamakan juga sebagai Al Muhkama-t yang
berarti terang dan tegas maksudnya. (Al-Qur’an Surat Ali Imran (3) ayat 7)
Dia-lah
yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada
ayat-ayat yang muhkamaat[183], Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain
(ayat-ayat) mutasyaabihaat[184]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong
kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang
mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari
ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan
orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat
yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
(surat
Ali Imran (3) ayat 7)
[183] Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat
yang terang dan tegas maksudnya, dapat dipahami dengan mudah.
[184] Termasuk dalam pengertian ayat-ayat
mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat
ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara mendalam;
atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat
yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari
kiamat, surga, neraka dan lain-lain.
Dari 52 (lima puluh dua) nama Al-Qur’an yang telah kami kemukakan di atas, nama yang
paling sering dipakai untuk Al-Qur’an adalah Al Kitab dan Al-Qur’an dan yang paling umum dipakai oleh umat
manusia adalah Al-Qur’an.
Selanjutnya untuk
mempertegas tentang kebesaran Al Qur’an yang tidak lain adalah wahyu Allah SWT.
Berikut ini akan kami kemukakan pernyataan pernyataan yang berasal dari tokoh
tokoh dunia tentang Al Qur’an yang kesemuanya menunjukkan betapa hebatnya Al
Qur’an yang berasal dari Allah SWT, yaitu
:
A. Al-Qur’an adalah sebuah kitab yang
paling banyak dibaca dan juga yang paling banyak dipelajari di dunia ini,
menurut Ensiklopedia Britanica.
B. “Bagaimanapun juga saya membaca
Al-Qur’an itu, pertama ia menggerakkan saya pada setiap waktu, dengan kesegaran
dan dengan cepat menganjurkan pendirian hati serta keheranan, yang akhirnya
mendorong saya kepada pengetahuan agama. Al-Qur’an itu mempunyai susunan kata
yang molek dan indah, isi dan tujuannya mengandung suatu pedoman bahagia. Dia
adalah memberi ingat dan menakutkan selamanya, dan seterusnya ia adalah
kemulian Yang Maha Tinggi. Demikianlah Al-Qur’an akan berjalan terus dan
bekerja sepanjang masa dengan pengaruh yang sangat kuat serta gagah dan teguh.”
Demikian yang dikatakan Goethe, seorang filosof terkenal bangsa Jerman dalam
bukunya “Goethe-Hughes’s Dictionary of Islam.”
C. “Al-Qur’an itu bersih dari segala aib,
dan tidak bisa dicela dari berbagai sudutnya. Kalau dibaca mulai awal hingga
akhirnya sedikit pun tidak Nampak ada cacatnya”. kata Devenport.
D. “Tidak ada buku sepanjang sejarah
popular dibaca, dipelari manusia yang melebihi dari Al-Qur’an” demikian
pendapat Philip K Hitty.
E. “Barangsiapa yang berkata bahwa
Al-Qur’an itu tidak mengandung peradaban yang tinggi dan elok, ia adalah orang
yang dungu,” kata Prof Dr Edener Monter.
F. “Pertama kali memang kurang begitu
menarik, tapi lama kelamaan saya membacanya bertambah asyik, kemudian hati saya
terpengaruh oleh sesuatu kekuatan hebat yang menyebabkan saya membacanya dan
membaca terus,” kata Mr Rudof.
G. “Dalam keseluruhannya kita dapati
dalam Kitab ini ini suatu koleksi tentang kebijaksanaan yang dapat diperoleh
oleh orang-orang yang paling cerdas, filosof-filosof yang terbesar dan
ahli-ahli politik yang paling cakap…. Tetapi ada bukti lain tentang sifat Ilahi
dalam Al-Qur’an ; adalah suatu kenyataan bahwa Al-Qur’an itu tetap utuh
melintasi masa-masa sejak turunnya Wahyu itu hingga saat ini…. Kitab ini dibaca
berulang-ulang oleh orang-orang yang berima dengan tiada jemu-jemunya,
sebaliknya karena diulang-ulang malah semakin dicintao sehari demi sehari.
Al-Qur’an membangkitkan
perasaan timbulnya penghormatan dan respek yang mendalam pada diri orang yang
membaca dan mendengarnya…. Oleh karena itu bukan dengan jalan paksaan atau
dengan sengaja, tidak pula dengan tekanan mubaligh-mubaligh yang menyebabkan
penyiaran Islam besar dan cepat, tetapi terutama oleh kenyataan bahwa Kitab
ini, yang diperkenalkan kaum muslimin kepada orang-orang yang ditaklukkan
dengan kebebasan untuk menerima atau menolaknya, adalah Kitab Tuhan. Perkataan
Yang Maha Besar, mukjizat terbesar yang dapat diperintahkan Muhammad SAW kepada
orang-orang yang ragu dan kepada orang-orang yang tetap berkeras kepada.”
Demikian yang diungkapkan oleh Laura Vaccia Vaglieri dalam bukunya “Apologie de
L’Islamism.”
H. “……berat rasanya untuk kukatakan bahwa
dua abad kemudian, Al-Qur’an akan membuat manusia memeluk Islam seluruhnya,”
kata George Bernard Shaw.
I. “Buat pendapat saya, bahwa
satu-satunya dari ayat-ayat Al-Qur’an itu penuh mengandung kesucian,
seolah-olah bagai berlian akan kebersihan dan keindahannya… Dengan kekuatan
Islam, Allah sudah mengeluarkan bangsa Arab dari kegelapan kepada cahaya terang
dan Allah menghidupkan mereka dari suatu bangsa yang mati, yang belum pernah
kedengaran suaranya sejak dunia terjadi.
Maka Allah mengirimkan
seorang Nabi dengan membawa firman-Nya yakni Al-Qur’an dan menjadi pesuruh-Nya.
Karena itu mereka dari kebodohan berganti kepada kepandaian, dari kekolotan
berubah menjadi kesadaran yang terkenal, dari kerendahan kepada kemuliaan, dari
kelemahan kepada kekuatan, dan dari sinar yang kecil berubah menjadi sinar yang
besar menyala-nyala mengembang cahayanya ke seluruh penjuru dunia dari utara
sampai ke selatan dan dari timur sampai ke barat.” Demikian yang dikemukakan
oleh Prof Thomas Carlyle dalam bukunya “On Heroes, Heroworship and the Hero in
History”.
J. “Harus diakui, bahwa Al-Qur’an patut
mendapat penghargaan yang setinggi-tingginya tentang konsepsinya mengenai
sifat-sifat Tuhan dalam sifat Maha Tahu, Maha Kuasa atas segala sesuatu dan
Esa…bahwa kepercayaan dan keyakinan pada Satu Tuhan yang menguasai langit dan
bumi dan bahwa Al-Qur’an meliputi banyak kesungguhan moral yang mulia dan dalam
kata-kata hikmah yang padat dan telah membuktikan bahwa di dalamnya terdapat
unsur-unsur yang di atasnya bangsa-bangsa yang kuat dan imperium-imperium yang
berkuasa dapat didirikan.” Pendapat JM Rodwell MA dalam bukunya “The Quran”.
K. “Al-Qur’an itu penuh dengan
pembicaraan yang terdapat dari akal pikiran dan keadaan alam, yang mana guna
meng-Esa-kan adanya Tuhan Yang Maha Tinggi dan Maha Besar Kuasa-Nya, taat dan
patuh serta terima kasih bangsa manusia kepada-Nya, pembalasan baik dan jahat
pada hari kemudian, keharusan akan mengikuti kebaikan dan menjauhkan kejahatan
dan lain sebagainya.
Bahasa Al-Qur’an itu
sangat teratur rapi, elok dan manis, juga tempo-tempo terkeliling dengan rasa
syair yang benar. Al-Qur’an adalah karya dasar agama Islam. Kekuasaannya mutlak
dalam segala hal agama, etika dan ilmu pengetahuan,” inilah pendapat Sir
William Muir yang dikemukakan dalam bukunya yang berjudul” The Life of
Mohamet”.
L. “Diseluruh dunia diakui bahwa
Al-Qur’an tertulis dalam bahasa Arab dengan gaya yang paling tinggi, paling
murni… diakui sebagai standart bahasa Arab… tidak dapat ditiru oleh pena
manusia… oleh karena itu diakui sebagai mukjizat yang besar, lebih besar dari
pada membangkitkan orang mati, dan itu saja sudah cukup untuk meyakinkan dunia
bahwa Kitab itu berasal dari Tuhan. Dan dengan mukjizat ini, Muhammad tampil
untuk menguatkan nubuatnya, terang-terangan menantang satrawan-sastrawan Arab
yang paling cakap yang pada masa itu terdapat beribu-ribu, yang pekerjaan serta
ambisi mereka hanya untuk ketinggian bahasanya untuk menciptakan satu pasal
saja pun yang dapat dibandingkan dengan gaya bahasa Al-Qur’an.
Gaya bahasa Al-Qur’an
seluruhnya indah dan lancar dan dalam banyak bagian mulia dan cemerlang. Sangat
luar biasa efek kekuasaan kata-kata yang terpilih dengan sangat baik,
ditempatkan dengan seninya yang tidak kurang efeknya untuk menimbulkan gairah
dan rasa kagum, dibandingkan dengan musik sekalipun”, demikian yang diungkapkan
dalam buku “Preliminary Discours” karya Dr Joseph Charles Merdrus yang mengutip
pendapat Prof George Sale, seorang cendekiawan Inggris yang pertama kali
menafsirkan Al-Qur’an ke dalam bahasa Inggris.
M. “Adapun Al-Qur’an itu menempati
kedudukan yang maha penting di barisan agama-agama yang besar di seluruh dunia,
Meskipun Al-Qur’an itu sangat muda usianya, tetapi ia menempati bagian
terpenting dalam ilmu Kitab. Ia dapat menghasilkan suatu akibatnya yang tidak
pernah dan tidak akan dapat seseorang menghasilkannya…..”
N. “Al-Qur’an itu membuat perubahan
pikiran dalam lingkungan umat manusia, dan anjuran dari isinya tentang
tabiat-tabiat dan peradaban mereka. Pertama kali Al-Qur’an itu menggerakkan
bangsa Arab yang sedang dalam kegelapan dan kebodohan, menjadi suatu bangsa
yang cerdik pamdai dan gagah berani di seluruh dunia, dan kemudian Al-Qur’an
itulah yang membawa bangsa itu menjadi pemula dalam agama berdasar politik dan
sosial, sehingga terbangunlah organisasi di seluruh dunia Islam….
O. “Al-Qur’an itulah satu daripada tenaga
yang sangat hebat, dimana bangsa Asia dan Eropa sekarang sekarang ini harus
mencatatnya. Pengaruh yang sangat rahasia dalam Al-Qur’an bukan saja suatu
Kitab, tetapi suatu suara yang hidup, teguh semacam maklumat yang berisi
undang-undang, peraturan pergaulan hidup, perjanjian, pelajaran dan pemberi
jalan bagi tiap-tiap bangsa yang akan menju kea rah kemajuan”.
P. Kemajuan dari kaum Islam, meskipun
sekarang agak terhenti, telah meletakkan dasar kemajuan bagi Barat. Ahli
penyusun pengetahuan menunjukkan bahwa apa yang dituntut oleh bangsa Eropa dari
ilmu astronominya dan semua ilmu pengetahuan yang serupa itu, yang pada suatu
masa datang ke Eropa, boleh dikatakan adalah berasal dari Islam. Hanya
Al-Qur’an lah yang telah menunjukkan pertama kali kepada ilmuwan bangsa Arab,
hikma ilmu pengetahuan itu. Demikian menurut pendapat Prof Margoliouth, dalam
bukunya yang berjudul “De Karacht van den Islam.”
Q. “Kita tidak boleh terkejut mendapati
bahwa Al-Qur’an adalah sumber ilmu pengetahuan. Segala hal yang berhubungan
dengan langit dan bumi, kehidupan manusia, perdagangan, dan pekerjaan
sebentar-sebentar disinggung dan hal ini membangkitkan timbulnya
monograph-monograph yang memuat tafsir dari bagian-bagian Kitab Suci itu. Dalam
hal ini, Al-Qur’an menimbulkan banyak diskusi-diskusi besar, yang secara tidak
langsung menimbulkan perkembangan yang menakjubkan dari segala cabang ilmu
pengetahuan dalam dunia Islam. Kegiatan Ruhani yang timbul dalam dunia Islam, tidak hanya terbatas
pada pemikiran theologis semata. Perkenalan dengan penulis Yunani tentang
filsafat, ilmu pasti, ilmu perbintangan dan kedokteran, membuat mereka
mempelajari cabang-cabang ilmu pengetahuan ini.
Dalam wahyu kepada
Muhammad Saw, hal ini dengan berulang-ulang dimintakan perhatian mereka kepada
gerakan alam raya sebagai keajaiban yang diciptakan Allah sebagai pelajaran
terhadap manusia, dan oleh karena itu bukan untuk dipuja. Betapa berhasilnya
kaum muslimin dari segala bangsa menuntut ilmu pengetahuan astronomi
diperlihatkan oleh kenyataan bahwa selama berabad-abad mereka itu merupakan
penggalang-penggalangnya.
Bahkan hingga sekarang
banyak nama-nama Arab dipergunakan sebagai nama-nama bintang dan
istilah-istilah teknik. Sarjana-Sarjana ilmu astronomi di Eropa adalah
murid-murid dari orang-orang Arab. Dalam hal seperti ini pula Al-Qur’an
mendorong untuk mempelajari ilmu kedokteran serta mendorong pemikiran dan studi
tentang alam pada umumnya. Demikian pendapat Dr Hartwig Hirschfeld dalam
bukunya yang berjudul “New Researches into the Composition and Exogois of the
Quran.”
R. “Al-Qur’an adalah firman Allah yang
berfungsi atau bersifat sebagai mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
yang tertulis dalam mushaf-mushaf, yang dinukil atau diriwayatkan dengan jalan
mutawatir, dan yang dipandang beribadah bagi orang yang membacanya”, definisi
yang dikemukakan oleh Dr Subhi Al Shalih.
S. “Al-Qur’an adalah wahyu Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, disampaikan kepada umatnya dengan jalan
mutawatir, dihukum kafir bagi orang yang mengingkari Al-Qur’an”, pengertian
Al-Qur’an menurut Prof Hasbi Ash Shiddiqi dalam bukunya “Sejarah Pengantar Ilmu
Al-Qur’an”. Sedangkan Prof Dr Hamka dalam tafsir Al Azhar menyebutkan bahwa
Al-Qur’an sebagai wahyu-wahyu yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya dengan
perantaraan Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada manusia”.Sedangkan Nabi
Muhammad saw menjelaskan tentang Al-Qur’an sebagai berikut:
Al-Qur’an
adalah Kitabullah Tabaraka wa Ta’ala di dalamnya terdapat berita orang-orang
sebelum kamu dan sesudah kamu. Menghukumi apa yang terjadi di antara kamu. Dia
membentangkan mana yang benar dan mana yang salah, bukan suatu permainan.
Barangsiapa yang meninggikannya karena sombong, Allah akan membinasakannya.
Barangsiapa mencari pimpinan selain Al-Qur’an akan disesatkan. Dia adalah tali
Allah yang kokoh dan cahayanya yang menerangi serta peringatan yang sangat
bijaksana, dia adalah jalan yang lurus. Dengan berpedoman pada dia seluruh
manusia tidak akan salah, lidah tidak akan bercampur, pendapat tidak akan bercenang-cenang.
Dan dengan bersumber pada dia para ulama tidak akan merasa kenyang. Dan orang
yang taqwa tidak akan bosan. Dia tidak akan larut karena banyak yang menentang,
dan keindahan-keindahannya tidak akan habis. Dialah yang apabila jin
mendengarnya tidak akan habis-habisnya mengatakan, sungguh kami teleh mendengar
bacaan yang mengagumkan sekali. Barangsiapa mengetahui ilmunya pasti akan
unggul. Barangsiapa berkata dengan dia pasti benar. Barangsiapa berhukum dengan
dia pasti adil. Barangsiapa beramal dengan dia pasti diberi pahala. Serta
barangsiapa mengajak orang kepadanya pasti terpimpin ke jalan lurus.”
(Alhadits
oleh Athtirmidzi dari Ali Ra,)
Selanjutanya untuk mempertegas Al-Qur’an adalah firman Allah SWT
berikut ini akan kami kemukakan keajaiban dari Al-Qur’an dilihat dari
isi/konten dari Al-Quran yang ditinjau dari sisi ilmu matematika. Terdapat
banyak sekali contoh yang membuktikan bahwa Al-Quran itu sangat mengagumkan dan
juga menunjukkan sebagai sebuah mukjizat. Salah satunya dalam jumlah pengulangan
kata dalam Al-Quran. Seperti apa ? Mari kita simak satu persatu berikut :
A.
Kata "Tujuh Syurga" diulang sebanyak tujuh kali.
"Penciptaan syurga (khalq as-samawat)" juga diulang sebanyak tujuh
kali.
B.
"Hari (yawm)" diulang 365 kali dalam bentuk tunggal,
sementara dalam bentuk jamak dan rangkap dua "Hari (ayyam dan
yawmayn)" secara bersamaan diulang 30 kali. Jumlah pengulangan kata
"bulan" (shahar) adalah 12 kali.
C.
Jumlah pengulangan kata “tumbuhan” 26 kali. Jumlah pengulangan
kata “pohon” 26 kali.
D.
Kata "bayaran atau pahala" diulang 117 kali, sementara
ungkapan "maaf" (mughfirah), yang merupakan salah satu pesan moral
utama Quran diulang sebanyak dua kalinya yakni 234.
E.
Ketika kami menghitung kata "Kata" kami menemukannya
muncul 332 kali. Kami menemui jumlah yang sama ketika kami menghitung frasa
"Mereka berkata"
F.
Kata “dunia”(dunya) dan "akhirat"(akhira) diulang
dalam jumlah yang sama: 115
G.
Kata “setan”(shaitan) terdapat dalam Quran sebanyak 88, sama
halnya dengan kata "malaikat"(malaika).
H.
Kata (iman) (tanpa genitif) diulang sebanyak 25 kali seperti
halnya kata “kafir”(kufr).
I.
Kata "syurga" dan "neraka" masing-masing
diulang 77 kali.
J.
Kata "zakah" diulang dalam Quran 32 kali dan
pengulangan kata berkat (barakah) juga diulang sebanyak 32 kali.
K.
Ungkapan "berbudi" (al-abraar) diulang sebanyak 6 kali
tetapi kata "jahat" (al-fujjaar)diulang sebanyak setengahnya yakni 3
kali.
L.
Banyaknya kata "Hawa panas" dan"Hawa dingin"
diulang sama 5 kali.
M.
Kata "minuman keras" (khamr) dan "mabuk"
(saqara) dalam Quran diulang sebanyak 6 kali.
N.
Kata "akal" dan "cahaya" sama: 49.
O.
Kata "lidah" dan "nasehat" dua-duanya
diulang 25 kali.
P.
Kata "manfaat" dan "rusak" dua-duanya muncul
50 kali.
Q. "pahala" (ajr)
dan"aksi" (fail) dua-duanya diulang 107 kali.
R. "Cinta" (al-mahabbah) dan
"Ketaatan" (al-ta'ah) Juga muncul dalam jumlah yang sama: 83
S.
Kata
"tempat berlindung" (maseer) dan "selamanya" (abadan)
sama-sama muncul 28 kali.
T. Kata "musibah" (al-musibah)
dan "terima kasih" (al-shukr) muncul dalam Quran dengan jumlah yang
sama: 75.
U. "Matahari"
(shams) dan "cahaya" (nur) dua-duanya muncul 33 kali dalam Qur'an.
{Dalam penghitungan kata "cahaya" hanya bentuk simpelnya yang
dimasukkan.}
V. Jumlah kata
"pedoman yang benar" (al-huda) dan "kasih" (al-rahma) sama:
79
W. Kata "susah"
dan"damai" dua-duanya diulang 13 kali dalam Qur'an.
X. Kata "laki"
dan "perempuan" juga setara: 23 kali. Jumlah pengulangan kata
"laki" dan "perempuan" yang diulang dalam Quran sebanyak 23
kali, sama jumlahnya dengan kromosom dari sel sperma dan
sel telur dalam pembentukan embrio manusia. Total jumlah kromosom manusia
adalah 46, dimana setiap 23nya berasal dari ibu dan ayah.
Y. "Khianat"
(khiyanah) diulang 16 kali, sementara kata "curang" (khabith) juga 16
kali.
Z. Ungkapan mengenai hal
yang menyangkut "Kehidupan manusia" digunakan 65 kali, yang mana
merupakan jumlah keseluruhan tahapan kehidupan rata-rata manusia normal
yang terdiri dari Tanah (turab) : 17 kali; Tetesan Sperma (nutfah) : 12 kali; Embrio
('alaq): 6 kali; Gumpalan daging setengah terbentuk(mudghah): 3 kali; Tulang('idham):
15 kali; Daging(lahm): 12 kali; TOTAL : 65 kali
AA. Kata "shalawat"
muncul lima kali dalam Quran, dan Allah memerintahkan umat manusia untuk ibadah
shalat lima waktu.28. Kata "Daratan" muncul 13 kali dalam Qur'an dan
kata"Lautan" 32 kali. Total keseluruhan adalah 45. Jika kita membuat
persentase kata “daratan” dan “lautan”, Kita akan mendapatkan : kata
“daratan” : 28.888888888889% sedangkan kata
”lautan” : 71.111111111111%. Luar
biasanya, jumlah tersebut menunjukkan perbandingan yang tepat antara daratan
dan lautan di bumi saat ini.
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau
kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat
pertentangan yang banyak di dalamnya.
[Surat An-Nisaa (4) ayat :82]
Sebagai
Khalifah yang sedang menjalankan tugas di muka bumi dan yang juga telah memperoleh Al-Qur’an dari Allah SWT, apakah kita akan menyianyiakan dengan
begitu saja petunjuk, hikmah, pengajaran, karunia yang besar yang berasal
dari Allah SWT yang terdapat di dalam Al-Qur’an sehingga kita hanya mau
melakukan perintah Iqra semata? Jika kita tidak mampu melaksanakan apa yang
dikehendaki oleh Allah SWT atas diturunkannya
Al-Qur’an kepada diri kita maka sia-sialah Al-Qur’an diturunkan oleh Allah
SWT lalu bersiaplah menghadapi Ahwa dan Syaitan seorang diri kita karena kita
tidak memiliki cara yang ampuh untuk menghadapi itu semua.
Sekarang, dalam posisi yang manakah diri kita
memahami arti dan makna yang terkandung
dalam Al-Qur’an? Untuk itu jangan sampai diri kita hanya mampu membaca
Al-Qur’an sebatas tahu apa yang tertera di dalam Al-Qur’an namun kita tahu dan
tidak mengerti maksud dan tujuan dari diturunkannya Al-Qur’an kepada umat
manusia (hanya tahu yang tersurat saja, tanpa tahu apa yang tersirat dan yang
tersembunyi). Kemudian jangan pula setelah kita mampu membaca Al-Qur’an akan
tetapi kita tidak pernah paham isi dan kandungan Al-Qur’an sehingga kita tidak
pernah mendapatkan petunjuk, hikmah, pelajaran apapun dari Al-Qur’an. Jika ini
yang terjadi pada diri kita maka sia-sialah hidup yang sedang kita laksanakan
sebab hal itu belum sesuai dengan Kehendak Allah SWT.
Harapan kami, jangan pernah jadikan Al-Qur’an
sebatas pajangan lemari buku saja sehingga kita malas membacanya atau bahkan
tidak mampu membacanya sehingga apa-apa yang terdapat di dalam Al-Qur’an
terpendam selamanya sampai kita meninggal dunia. Semoga hal ini tidak pernah
menimpa diri kita dan juga anak keturunan kita