Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Selasa, 17 Mei 2016

APA ITU SYAHADAT & BAGAIMANA BERSYAHADAT - part 2 of 3



Saat ini diri kita sudah melaksanakan SYAHADAT dengan mempersaksikan Tiada Tuhan selain ALLAH SWT dan juga telah mempersaksikan pula bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan ALLAH SWT. Timbul pertanyaan atas dasar apakah kita mengakui, meyakini, mengimani  bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan ALLAH SWT atau bagaimanakah caranya kita mempersaksikan bahwa Nabi Muhammad SAW itu adalah Utusan ALLAH SWT jika kita tidak memiliki Ilmu tentang Nabi Muhammad SAW sebagai Utusan ALLAH SWT? Untuk menjawab pertanyaan ini perkenankan kami untuk melanjutkan kembali pembahasan ini melalui pendekatan Muhammad bin Abdullah.


Apakah yang dimaksud  dengan pendekatan Muhammad bin Abdullah itu? Pendekatan Muhammad bin Abdullah adalah sebuah pendekatan yang mempergunakan kriteria atau batasan atau kondisi saat Nabi Muhammad SAW belum di angkat menjadi Nabi dan Rasul, yang mana Beliau masih berstatus sebagai manusia biasa sehingga masih bernama Muhammad bin Abdullah. Adapun yang dimaksud dengan Muhammad bin Abdullah itu sendiri  adalah :  

a.       Manusia Biasa  yang usianya atau berusia antara 1 hari sampai dengan berusia 40 tahun dan/atau
b.      Manusia Biasa yang belum menerima wahyu/kalam dari ALLAH SWT melalui perantaraan Malaikat Jibril as, dan/atau
c.       Manusia Biasa yang belum di angkat menjadi NABI dan RASUL dan/atau
d.      Manusia Biasa yang belum mempunyai kewajiban untuk menyampaikan Risalah kepada umat manusia.

Timbul pertanyaan, kenapa kami harus membedakan antara Muhammad bin Abdullah dengan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul? Hal ini untuk memudahkan pembahasan sehingga  memudahkan untuk membedakan kondisi saat masih sebagai Muhammad bin Abdullah dengan kondisi setelah diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Dan yang harus di ingat setelah kita dapat membuktikan bahwa benar Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul       ALLAH SWT atau benar bahwa Al-Qur'an itu Wahyu ALLAH SWT maka kita tidak boleh lagi memberlakukan apalagi menganggap bahwa Nabi Muhammad SAW seperti halnya  Muhammad bin Abdullah.


Muhammad bin Abdullah berdasarkan sejarah dan informasi Islam, dimana Beliau menurut penanggalan para ahli sejarah Islam, dilahirkan pada tanggal 12 Rabiulawal tahun Gajah atau pada tanggal 20 April 571 Masehi di kota Makkah. Pada saat dilahirkan Muhammad sudah dalam keadaan Yatim, karena Bapaknya yang bernama Abdullah telah meninggal dunia 7 (tujuh) bulan sebelum Beliau dilahirkan. Nama ibu Muhammad adalah Siti Aminah. Nama Muhammad diberikan oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib, dimana pada saat itu nama Muhammad belum pernah ada sebelumnya. Muhammad bin Abdullah adalah keturunan dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdulmanaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah dari golongan Arab Bani Ismail. Ibunya bernama Aminah binti Wahab bin Abdulmanaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah, disinilah silsilah keturunan ayah dan ibu Muhammad bin Abdullah bertemu. Baik keluarga dari pihak bapak maupun ibu kandungnya termasuk golongan bangsawan dan terhormat dalam kalangan kabilah-kabilah Arab. Menurut sumber-sumber informasi Islam lainnya, kota Makkah pada waktu Muhammad bin Abdullah dilahirkan adalah suatu tempat yang paling terbelakang, jauh dari pusat perdagangan, jauh dari pusat seni maupun pusat ilmu pengetahuan. Dimana kehidupan masyarakat pada waktu itu masih bersifat  jahiliah atau masih bersifat terbelakang.


Selanjutnya seperti apakah kondisi dasar dan keadaan Muhammad bin Abdullah itu sebelum menerima wahyu atau sebelum di angkat menjadi Nabi dan Rasul? Berikut ini akan kami kemukakan keterangan-keterangan atau dalil-dalil atau fakta-fakta yang terdapat di dalam kitab suci Al-Qur'an yang berhubungan erat dengan Muhammad bin Abdullah, yaitu :

1.  Manusia Biasa

Muhammad bin Abdullah adalah Manusia biasa, secara phisik,   Beliau sama dengan kita-kita ini, tidak ada perbedaan yang mencolok atau perbedaan yang khusus antara phisik atau jasmani kita dengan phisik atau jasmani Muhammad bin Abdullah baik sebelum dan sesudah diangkat menjadi Nabi dan  Rasul.

katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaanlah yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-(Nya),
(surat Fushshilat (41) ayat 6)
Selanjutnya apa yang dimaksud dengan manusia biasa itu atau apa yang dimaksud dengan manusia? Seseorang baru dapat dikatakan ia sebagai seorang manusia, jika ia terdiri dari :

a.       Adanya Phisik/Jasmani/Jasad atau disebut juga anggota tubuh seperti tangan, kaki, kepala, mulut, hidung, telinga, badan dan lain sebagainya atau biasa disebut dengan Unsur Jasmani. Berdasarkan hal ini maka Muhammad bin Abdullah juga mempunyai apa yang disebut dengan anggota tubuh tanpa terkecuali dan tentunya sama dengan kita-kita ini sebagai Manusia Biasa.

Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging  itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan  dia makhluk  yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah,Pencipta Yang Paling Baik.
(surat Al Mu’minuun (23) ayat 13-14)

Jika manusia tidak mempunyai jasmani maka ia bukan disebut dengan manusia sebab manusia harus terdiri dari jasmani dan ruhani dan/atau Jasmani bagi manusia merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Ruhani.


b.       Adanya RUH yang berasal dari ALLAH SWT atau biasa disebut juga dengan unsur Ruhani. Jika Ruhani bersatu dengan Jasmani maka hiduplah manusia dan jika Ruhani berpisah dengan Jasmani maka meninggallah manusia. Ruhani untuk sementara akan kembali atau pulang ke alam Barzah sedangkan jasmani kembali ke tanah.

Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yangmemulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
(surat As Sajdah (32) ayat 7-8-9)

Setelah memiliki apa yang dinamakan dengan Jasmani dan juga Ruhani, maka setiap manusia tanpa terkecuali tanpa memandang apakah ia Muslim ataukah Non Muslim akan memiliki apa-apa yang akan kami kemukakan di bawah ini, yaitu:

a.       Adanya Sifat-Sifat Ilahiyah (seperti qudrat, iradat, kalam, hayat, ilmu, sami’, bashir) yang berasal dari sifat Ma’ani dari DzatNya ALLAH SWT atau disebut juga Amanah 7, yang  akan dimintakan pertanggungjawaban oleh ALLAH SWT kelak di hari kiamat.

b.      Adanya af’idah atau perasaan, kehendak serta akal yang diletakkan di dalam hati Ruhani.

c.       Adanya pertarungan antara Jasmani dan Ruhani di dalam diri manusia yang berakibat akan timbulnya apa yang dinamakan dengan Hawa Nafsu, dimana Hawa nafsu dapat digolongkan dengan Nafsu Fujur (seperti nafsu hewani, nafsu amarah, nafsu mushawwilah) dan Nafsu Taqwa (seperti nafsu lawwamah dan nafsu muthmainnah).

d.      Adanya Hubbul (keinginan) seperti Hubbul Syahwat  (ingin berhubungan dengan lawan jenis), Hubbul Hurriyah (ingin bebas), Hubbul Istitlaq (ingin tahu), Hubbul Jam’i (ingin berkumpul), Hubbul Maal (ingin harta), Hubbul Maadah (ingin dipuji) dan Hubbul Riasah (ingin jadi pemimpin).

e.       Adanya Syaitan yang selalu menyertai setiap manusia termasuk juga kepada Nabi dan Rasul dan juga adanya Malaikat pencatat dan/atau Malaikat Pengawas pada diri setiap manusia.

Selain dari itu, setiap manusia tanpa terkecuali termasuk juga yang terjadi dan juga yang di alami oleh Muhammad bin Abdullah, baik sebagai manusia biasa dan juga sebagai Nabi dan Rasul, yaitu:  

a.    Setiap Manusia tidak ada yang akan kekal atau abadi selamanya hidup di dunia ini. Setiap manusia dapat dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan kematian yaitu saat berpisahnya antara Jasmani yang berasal dari alam dengan Ruhani yang berasal dari ALLAH SWT dimana Jasmani akan kembali ke alam yaitu masuk ke dalam liang lahat sedangkan Ruhani akan kembali kepada ALLAH SWT atau untuk sementara waktu Ruhani akan ditempatkan di alam barzah sampai dengan hari kiamat.


Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau  kamu mati, apakah mereka akan kekal ?
(surat Al Anbiyaa (21) ayat 34)

b.   Setiap Manusia tanpa terkecuali dapat dipastikan memerlukan makanan dan minuman untuk kepentingan Jasmani atau phisik. Tanpa adanya asupan makanan dan minuman bagi kepentingan Jasmani, maka phisik atau jasmani manusia akan menjadi lemah dan tidak mempunyai tenaga saat menjadi KHALIFAH di muka bumi.

Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang men dustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia: “(orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu minum.
(surat Al Mu’minuun (23) ayat 33)

c.       Setiap manusia diciptakan dari tanah, yang dimaksud tanah di dalam surat Al Hijr (15) ayat 28 adalah proses pembentukan phisik atau jasmani dari Nabi Adam as, sedangkan diri kita bukan berasal dari tanah melainkan dari saripati tanah melalui makanan dan minuman yang di konsumsi oleh bapak dan ibu kita.


Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
(surat Al Hijr (15) ayat 28)


Apa yang kami kemukakan di atas adalah kondisi dasar dari manusia secara umum. Sekarang apakah hal itu berlaku pula bagi Muhammad bin Abdullah? Hal yang sama juga berlaku kepada Muhammad bin Abdullah sehingga dapat dikatakan Muhammad bin Abdullah kondisinya sama dengan kondisi kita-kita ini, sehingga dapat dipastikan Muhammad bin Abdullah pasti memiliki Jasmani dan Ruhani beserta Perlengkapan-perlengkapan atau perhiasaan yang diberikan ALLAH SWT seperti Amanah 7, Hubbul, Hawa Nafsu, Akal serta perasaan, Mempunyai Ajal & diciptakan dari tanah atau dari saripati tanah serta Membutuhkan makan dan minum.

Adanya kondisi seperti ini yang dimiliki oleh Muhammad bin Abdullah maka penampilan atau tampilan phisik Muhammad bin Abdullah sama dengan manusia biasa, sebab tidak ada perbedaan yang khusus pada diri Muhammad bin Abdullah walaupun yang bersangkutan akan dijadikan ALLAH SWT sebagai Nabi dan Rasul atau menjadi Utusan ALLAH SWT di muka bumi.

2.  Ummi

Ummi yang dialami atau Ummi yang dimiliki atau Ummi yang dijalani oleh Muhammad bin Abdullah adalah ciri khas atau ciri khusus yang hanya dimiliki oleh Muhammad bin Abdullah dibandingkan dengan Nabi dan Rasul ALLAH SWT yang lainnya yang pernah ada dan yang telah pernah di utus oleh ALLAH SWT ke muka bumi ini. Hal yang harus kita ingat adalah bahwa pengertian, kata, maupun sebutan Ummi yang disebutkan dalam surat Al A’raaf (7) ayat  158  yang kami kemukakan di bawah ini adalah penilaian yang berasal dari ALLAH SWT kepada Muhammad baik sebagai Manusia Biasa dan juga sebagai Nabi dan Rasul.

Penilaian Ummi ini tidak berlaku bagi penilaian manusia kepada Muhammad baik sebagai Manusia Biasa dan juga sebagai Nabi dan Rasul. Hal yang harus kita perhatikan adalah bahwa Al-Qur'an itu adalah Kalam ALLAH SWT bukan Kalam Manusia. Selain daripada itu, pengertian Ummi bagi Muhammad bin Abdullah Muhammad bin Abdullah yang berasal dari ALLAH SWT bukanlah pengertian Ummi dalam arti kata yang sebenarnya, akan tetapi suatu kondisi dimana Muhammad bin Abdullah yang belum memperoleh pengajaran baik melalui Tulisan maupun bacaan dari siapapun juga sehingga kondisi Muhammad bin Abdullah dapat dikatakan sebagai manusia biasa yang masih polos yang belum pernah menerima masukan, belum pernah menerima pengajaran apapun dan dari siapapun juga sehingga Muhammad bin Abdullah dapat dikatakan seperti Kertas Putih yang belum ternoda oleh apapun juga.

Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk".
(surat Al A’raaf (7) ayat 158)

Selanjutnya seperti apakah kondisi Ummi yang di alami oleh Muhammad bin Abdullah itu?Kondisi Ummi yang di alami oleh Muhammad bin Abdullah disebabkan oleh: 

a.  Tidak Pernah Belajar

Al Qur’an akan sangat mudah dipahami dan sangat mudah di mengerti bagi orang-orang yang berilmu. Tanpa Ilmu yang memadai, maka isi dan kandungan Al Qur’an tidak akan mudah di dapatkan dan diketemukan. Hal ini dikarenakan isi dan kandungan Al Qur’an jika diteliti dan ditelaah secara mendalam akan terdiri dari 3(tiga) buah Isi dan kandungan yaitu Isi dan kandungan yang tersurat, Isi dan kandungan yang tersirat serta Isi dan kandungan yang tersembunyi.


Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang  memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
(surat Al’Ankabuut (29) ayat 43)


Hamba ALLAH SWT, itulah kondisi dasar dari Al Qur’an yang akan diturunkan oleh   ALLAH SWT ke muka bumi melalui perantaraan Malaikat Jibril as, yang akan dijadikan buku pedoman bagi kekhalifahan di muka bumi. Sekarang lihatlah, perhatikanlah, renungkanlah keadaan diri dari MUHAMMAD bin ABDULLAH dimana Beliau tidak pernah belajar secara formal maupun informal dan juga Ummi. Selanjutnya jika melihat kondisi di atas dibandingkan dengan apa yang tedapat di dalam surat Al Ankabuut (20) ayat 43 maka akan terdapat dua kutub sangat yang berlawanan, di satu sisi Al Qur’an membutuhkan orang yang berilmu, di satu sisi lainnya orang yang diberi tanggung jawab oleh ALLAH SWT menerima wahyu kondisinya Ummi dan tidak pernah belajar. Pembaca, disinilah letak kekuasaan         ALLAH SWT kepada MUHAMMAD bin ABDULLAH dalam rangka melaksanakan misi dan skenario ALLAH SWT.


b. Tidak Bisa Menulis


Tidak Bisa Menulis juga merupakan ciri khusus yang ada di dalam diri MUHAMMAD bin ABDULLAH yang disampaikan atau dikatakan oleh ALLAH SWT dalam firmannya yang terdapat di dalam surat Al Jumu’ah (62) ayat 2 di bawah ini.


Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
(surat Al Jumu’ah (62) ayat 2)


Sekarang apa jadinya jika MUHAMMAD bin ABDULLAH bisa dan mampu menulis, kemudian Beliau sendiri yang menuliskan apa-apa yang telah diwahyukan kepadanya melalui perantaraan Malaikat Jibril as, maka hal-hal sebagai berikut mungkin akan terjadi, yaitu: 


1)      Siapakah yang berani mengoreksi Beliau jika terjadi kesalahan penulisan; dan/atau
2)      siapakah yang tahu kelebihan ataupun kekurangan dari Al Qur’an itu sendiri;
3)      Akan menimbulkan fitnah/sanggahan dikemudian hari sebab teknologi ataupun media untuk menulis belum secanggih saat ini. (Untuk itu lihatlah kenyataannya walaupun Muhammad bin Abdullah tidak memiliki kemampuan menulis, umat yang tidak senang dengan Al-Qur'an tetap saja masih tidak menyukainya dan masih meragukannya).


Kenyataan  yang  terjadi  adalah  setiap wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW selalu ditulis oleh orang lain dan selalu dihafalkan oleh banyak orang serta Beliau sendirilah yang langsung  menjadi penilai akhir dari apa yang ditulis maupun apa yang dihafalkan oleh para sahabatnya.     

c. Tidak Bisa Membaca



Selain tidak bisa menulis, Muhammad bin Abdullah juga tidak dapat Membaca sehingga dengan demikian Muhammad bin Abdullah dapat dikatakan dengan Buta Aksara dan/atau Tidak Bisa Membaca dan Menulis. Untuk apa semua ini dilekatkan di dalam diri Muhammad bin Abdullah? Disinilah letak kekuasaan ALLAH SWT dengan menjadikan Muhammad bin Abdullah dalam kondisi Ummi serta Buta Aksara agar kemurnian Al Qur’an dapat terjaga sejak awal dan sampai kapanpun juga. Sekarang coba anda membayangkan jika Muhammad bin Abdullah tidak Ummi dan tidak pula Buta Aksara dan kemudian wahyu yang diterima dari ALLAH SWT itu ditulis langsung oleh Beliau serta serta jika terjadi kesalahan kemudian siapakah yang mampu dan berani memprotes Beliau? Menurut pendapat kami tidak ada satupun yang berani memprotes Beliau. Selain daripada itu dapatkah kita mengetahui jika wahyu yang diterima oleh Muhammad bin Abdullah telah ditambah atau telah dikurangi oleh Beliau sendiri?


Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk".
(surat Al A’raaf (7) ayat 158)


ALLAH SWT sebagai Perencana yang sangat handal sudah memikirkan hal itu dengan cara yang sebaik-baiknya. Untuk itulah kondisi dasar dari Muhammad bin Abdullah sengaja dikondisikan seperti tersebut di atas, dalam rangka menjaga kemurnian dan kesucian Al Qur’an hanya dari ALLAH SWT semata tanpa ada masukan atau tanpa ada tambahan sedikitpun dari diri Muhammad bin Abdullah selaku manusia biasa.


Selain dari apa-apa yang telah kami kemukakan dan ungkapkan di atas, masih menurut sumber-sumber informasi Islam lainnya, kondisi dan keadaan Muhammad bin Abdullah MUHAMMAD bin ABDULLAH adalah Miskin, Yatim dari Kecil, Jujur dari Kecil, Berwibawa dari Kecil, Dihormati dan Rajin serta Terpercaya. Selanjutnya berdasarkan data-data di atas ini, dapat disimpulkan bahwa kondisi dasar Muhammad bin Abdullah adalah seorang Manusia Biasa dengan kemampuan dasar sebagai berikut yaitu Ummi, Tidak Pernah Belajar, Tidak Bisa Menulis, Tidak Bisa Membaca,  Miskin, Yatim dari Kecil, Jujur dari Kecil, Berwibawa dari Kecil, Dihormati, Rajin, serta Terpercaya”. Kemudian timbul pertanyaan yang paling mendasar atas isi dan kandungan yang terdapat di dalam Al-Qur'an itu sendiri yaitu atas dasar apakah seorang Muhammad bin Abdullah dengan kondisi dasar di atas ini, mampu dan dapat menceritakan, mampu menerangkan, mampu menjabarkan, mampu melaksanakan ajaran, mampu menjadi panutan seluruh umat manusia, mampu mencontohkan suatu ajaran, membuat hal-hal sebagai berikut menjadi sesuatu yang nyata dan mampu dibuktikan secara ilmiah, seperti :


1.  Menerangkan Sejarah Nabi-Nabi Terdahulu

a.      Seorang manusia biasa dengan kemampuan di atas, mampu menceritakan, mampu menerangkan, mampu menjabarkan sejarah Nabi Isa a.s. yang mana  Nabi Isa a.s. dilahirkan tanpa seorang ayah sebab Nabi Isa a.s. hanya mempunyai seorang Ibu dengan jarak kelahiran antara Nabi Isa a.s. dengan Muhammad bin Adbullah kurang lebih 600 (enam ratus) tahun lamanya. 

b.      Muhammad bin Adbullah dapat  pula  menceritakan  dengan jelas sejarah Nabi Musa a.s. termasuk di dalamnya sejarah atau cerita tentang FIR’AUN. Menurut sejarah, Fir’aun dimasa Nabi  Musa a. s. ialah Raja Mesir yang bernama Menepthah yang hidup tahun 1232 s/d 1224 sebelum masehi anak dari Raja Ramses. Seseorang dengan kemampuan diatas, mampu menceritakan, menerangkan serta menjabarkan sejarah Nabi Musa a.s. dengan jarak antara keduanya berkisar antara 1800 tahun sampai dengan 1850 tahun.

c.       Yang lebih ekstrem lagi, Muhammad bin Adbullah dapat pula menceritakan dengan jelas sejarah Nabi Sulaiman a.s., Nabi Daud a.s., Nabi Nuh a.s., Nabi Idris a.s., Nabi Yusuf a.s., Nabi Yunus a.s, Nabi Ibrahim a.s. bahkan Muhammad bin Adbullah juga dapat menceritakan sejarah Nabi Adam a.s., yang mana jarak antara kelahiran Muhammad bin Abdullah dengan Nabi-Nabi terdahulu yang diceritakannya sangat sulit untuk di ukur berapa jarak sebenarnya.


2.  Kitab Suci dengan Tata Bahasa, Irama dan Syair yang Sangat Indah

Seorang lelaki yang bernama Muhammad bin Adbullah dengan kemampuan dasar sebagai manusia biasa yang memiliki banyak keterbatasan, ternyata Beliau mampu serta dapat menyampaikan isi dan kandungan dari sebuah kitab suci yang akan dijadikan pedoman dan petunjuk bagi seluruh umat manusia yang merupakan penyempurna bagi kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya (dalam hal ini adalah kita zabur, kitab taurat dan kitab injil). Dimana kitab suci yang disampaikannya tersebut memiliki Tata Bahasa, Isi dan kandungan serta Syair  yang sangat indah ditambah irama sangat menakjubkan jika dibaca dengan Tartil dan Tajwid yang baik dan benar. Dimana pada jaman itu tak satupun orang yang mampu membuat kitab serupa walaupun telah di adakan perlombaan membuat syair atau membuat pujian-pujian dan/atau membuat tulisan-tulisan yamg pada intinya untuk menandingi kehebatan dari kitab suci tersebut.

3.  Kandungan Kitab Suci

Seseorang lelaki yang bernama Muhammad bin Adbullah yang memiliki keterbatasan kemampuan, dalam hal ini adalah Ummi,  ternyata mampu menyampaikan seluruh isi dan kandungan kitab suci yang   jumlah ayatnya sebanyak 6.666 dan di dalamnya juga terdapat ayat berisi zikir, doa, tasbih, tahmid, dan istigfar. Adapun rincian dari kitab suci tersebut adalah 1.000 ayat menunjukkan perintah, 1.000 ayat larangan, 1.000 ayat ancaman, 1.000 ayat janji, 1.000 ayat yang menjelaskan tentang proses kejadian pada masa lampau dan masa akan datang, dan 1.000 ayat contoh-contoh atau perumpamaan., Kemudian ada 500 ayat yang menerangkan tentang halal dan haram, 100 ayat nasikhmansukh, serta 66 ayat zikir, doa, tasbih, tahmid, dan istighfar.

4.  Ilmu Syariat

Seorang lelaki yang bernama Muhammad bin Adbullah yang memiliki kemampuan terbatas, dapat mengajarkan, dapat menerangkan, dapat menerapkan Ilmu Syariat dengan baik dan benar, dimana ilmu syariat itu terdiri dari beberapa cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu tafsir, ilmu hadist, ilmu fiqih, ilmu ushul fiqih, serta ilmu kalam dan lain-lain. Lalu atas dasar apakah Muhammad bin Adbullah yang memiliki keterbatasan dapat mengajarkan dan menerangkan serta menerapkan ilmu syariat itu dalam kehidupan sehari-hari?

5.  Al Hikmah dan Filsafat

Seorang lelaki yang bernama Muhammad bin Adbullah yang memiliki keterbatasan kemampuan ternyata dapat mengajarkan, dapat menerangkan Al-Hikmah dan Filsafat dengan baik dan benar, dimana Al Hikmat dan Filsafat  pada pokoknya mengandung empat macam ilmu, yaitu ilmu manthiq, ilmu alam, ilmu pasti dan ilmu ketuhanan.

a.      Yang termasuk ilmu alam ialah ilmu kimia, ilmu kedokteran, farmasi, ilmu hewan dan ilmu pertanian.
b.      Yang termasuk ilmu pasti ialah berhitung, aljabar, ilmu ukur, ilmu mekanika, ilmu falak dan geografi.
c.       Yang termasuk ilmu ketuhanan ialah metafiksika yaitu pembahasan mengenai pencipta, jiwa, jin, malaikat dan sebagainya.


Selanjutnya atas dasar apakah Muhammad bin Adbullah yang memiliki keterbatasan dapat mengajarkan dan dapat menerangkan  Al hikmah dan filsafat dengan baik dan benar? Hamba ALLAH SWT, adanya 5(lima) hal yang kami kemukakan di atas ini, yang mampu dibuktikan, yang mampu dilaksanakan oleh Muhammad bin Adbullah maka akal sehat manusia akan mempertanyakannya, kenapa hal itu bisa dilaksanakan oleh Muhammad bin Adbullah padahal Beliau memiliki banyak keterbatasan. Di lain sisi segala apa-apa yang dikemukakan, segala apa-apa yang disampaikan, segala apa-apa yang ditunjukkan oleh Muhammad bin Adbullah itu benar adanya dan dapat dibuktikan secara ilmiah dan tidak ada yang mampu menyanggahnya. Adanya kondisi seperti yang kami kemukakan di atas tentu akan menimbulkan beberapa pertanyaan dan pernyataan yang berasal dari akal sehat manusia, yaitu:


1.      Apabila ada informasi tentang masa lalu, apakah itu sejarah tentang Nabi dan Rasul terdahulu ataupun peristiwa masa lampau, tentu tidak demikian saja dapat diketahui oleh seseorang jika tidak ada yang memberitahukannya. Hal yang samapun terjadi pada diri Muhammad bin Adbullah dimana Beliau mampu menerangkan dan menjelaskan adanya Nabi dan Rasul terdahulu tentu tidak demikian saja Beliau mengetahuinya.

Lalu siapakah yang memberitahukannya, apakah manusia mampu, apakah hewan mampu, apakah tumbuhan mampu, apakah jin/iblis/syaitan mampu, apakah malaikat mampu? Jika sekarang Muhammad bin Adbullah mampu mengetahuinya sejarah tentang Nabi dan Rasul terdahulu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, tentu yang memberitahukannya atau yang mengajarkannya pastilah sesuatu yang memiliki pengetahuan yang sangat baik tentang Nabi dan Rasul yang terdahulu, jika tidak bagaimana mungkin Muhammad bin Adbullah yang memiliki keterbatasan dapat mengetahuinya? Sekarang siapakah yang memiliki pengetahuan yang sangat luas itu?


2.      Apabila ada sebuah buku yang sangat baik tata bahasanya, yang sangat baik isinya, yang sangat baik iramanya, tentu dibalik buku tersebut terdapat penulis, pemilik, pembuat tata bahasa, yang sangat hebat ilmunya. Hal ini dikarenakan buku yang baik pasti berasal dari sesuatu yang baik dan hebat pula. Sekarang bagaimana dengan Al-Qur'an yang memiliki tata bahasa yang baik, yang memiliki isi yang baik serta memiliki irama yang baik jika bukan berasal dari sesuatu yang terbaik pula?

Siapakah yang terbaik itu, apakah manusia, apakah hewan, apakah tumbuhan, apakah jin/iblis/syaitan, apakah malaikat, apakah kesemuanya  mampu menjadi yang terbaik? Jika sekarang Muhammad bin Adbullah mampu mengemukakan, mampu menerangkan buku yang terbaik, dapat dikatakan sesuatu yang terbaik itulah yang memberitahukannya. Dan jika tidak bagaimana mungkin Muhammad bin Abdullah yang memiliki keterbatasan dapat mengemukakannya? Sekarang siapakah yang terbaik itu yang berada dibalik atau yang selalu bersama  Muhammad bin Adbullah?


3.      Apabila ada sebuah buku yang di dalamnya terdapat ketentuan tentang adanya perintah-perintah yang harus dilaksanakan, adanya hal-hal yang menunjukkan larangan-larangan, adanya hal-hal yang menunjukkan ancaman, adanya janji-janji, adanya penjelasan tentang proses kejadian pada masa lampau dan masa akan datang, adanya contoh-contoh atau perumpamaan, adanya ketentuan tentang halal dan haram, adanya keterangan tentang nasikhmansukh, serta adanya ketentuan tentang zikir, doa, tasbih, tahmid, dan istighfar, tentu buku ini wajib berasal dari sesuatu yang sangat berkuasa sebab di dalam buku itu terdapat aturan-aturan, atau hukum yang harus dilaksanakan.

Sekarang siapakah yang berkuasa itu, apakah manusia, apakah hewan, apakah tumbuhan, apakah jin/iblis/syaitan, apakah malaikat? Jika sekarang Muhammad bin Adbullah mampu mengemukakan, segala aturan, hukum, ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan oleh semua orang, maka dapat dikatakan sesuatu yang sangat berkuasalah yang menyampaikan hal tersebut sebab jika tidak bagaimana mungkin Muhammad bin Adbullah yang memiliki banyak keterbatasan dapat mengemukakannya? Sekarang siapakah yang sangat berkuasa itu dibalik keberadaan Muhammad bin Adbullah?


4.      Apabila ada sebuah buku yang isi dan kandungannya mampu menerangkan sesuatu yang belum pernah diterangkan atau yang mampu menerangkan dan menjabarkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya, seperti ilmu syariat, Al Hikmah dan Filsafat, tentu buku ini wajib berasal dari sesuatu yang memiliki ilmu dan pengetahuan yang sangat hebat sebab di dalam buku itu banyak terdapat hal-hal yang tidak diketahui atau terjangkau oleh siapapun juga.

Sekarang siapakah sesuatu yang memiliki ilmu dan pengetahuan yang sangat hebat itu, apakah itu manusia, apakah itu hewan, apakah itu tumbuhan, apakah itu jin/iblis/syaitan, apakah itu malaikat? Jika sekarang Muhammad bin Adbullah mampu mengemukakan, mampu mengajarkan, mampu menerapkan, mampu melaksanakan ilmu syariat, Al Hikmah dan Filsafat maka dapat dikatakan sesuatu yang memiliki ilmu dan pengetahuan yang sangat hebatlah yang mengajarkannya jika tidak bagaimana mungkin Muhammad bin Adbullah yang memiliki keterbatasan dapat menerangkannya dengan baik dan benar? Sekarang siapakah yang memiliki ilmu itu?
 

Berdasarkan 4(empat) buah kondisi yang telah kami kemukakan di atas ini, mari kita jawab 4(empat) buah pernyataan dan pertanyaan di atas ini, dengan mempertanyakan siapakah yang mampu melaksanakan itu semua dengan sebaik-baiknya yang kesemuanya dapat dibuktikan secara ilmiah, yaitu:


1.      Apakah hewan dan tumbuhan memiliki pengetahuan yang luas sehingga mampu menerangkan sejarah Nabi dan Rasul terdahulu, atau apakah hewan dan tumbuhan mampu menjadi yang terbaik dengan menjadikan sebuah buku yang memiliki irama dan tata bahasa yang terbaik, atau apakah hewan dan tumbuhan mampu menjadikan dirinya penguasa sehingga mampu membuat undang-undang dan ketentuan yang berlaku di alam semesta ini, atau apakah hewan dan tumbuhan memiliki ilmu dan pengetahuan tentang syariat, Al Hikmah dan juga Filsafat? Berdasarkan akal sehat mustahil hewan dan tumbuhan dapat melakukan itu semua. Jika ini keadaannya maka yang memiliki kemampuan itu semua pasti di luar hewan dan pasti di luar tumbuhan.


2.      Apakah jin/iblis/syaitan  serta malaikat memiliki pengetahuan yang luas sehingga mampu menerangkan sejarah Nabi dan Rasul terdahulu, atau apakah jin/iblis/syaitan serta malaikat mampu menjadi yang terbaik dengan menjadikan sebuah buku yang memiliki irama dan tata bahasa yang terbaik, atau apakah jin/iblis/syaitan serta malaikat mampu menjadikan dirinya penguasa sehingga mampu membuat undang-undang dan ketentuan yang berlaku di alam semesta ini, atau apakah jin/iblis/syaitan serta malaikat memiliki ilmu dan pengetahuan tentang syariat, Al Hikmah dan juga Filsafat? Berdasarkan akal sehat, mustahil di akal  jin/iblis/syaitan  serta malaikat  mampu memiliki ilmu dan pengetahuan serta mampu menjadikan dirinya sendiri sebagai penguasa atas segala sesuatu. Jika ini keadaannya maka yang memiliki kemampuan serta kekuasaan pasti di luar jin/iblis/syaitan serta pasti di luar malaikat.  


3.      Apakah manusia memiliki pengetahuan yang luas sehingga mampu menerangkan sejarah Nabi dan Rasul terdahulu, atau apakah manusia mampu menjadi yang terbaik dengan menjadikan sebuah buku yang memiliki irama dan tata bahasa yang terbaik, atau apakah manusia mampu menjadikan dirinya penguasa sehingga mampu membuat undang-undang dan ketentuan yang berlaku di alam semesta ini, atau apakah manusia memiliki ilmu dan pengetahuan tentang syariat, Al Hikmah dan juga Filsafat? Berdasarkan akal sehat manusia, mustahil manusia dapat melakukan itu semua. Jika ini keadaannya maka yang mampu memiliki dan yang mampu melaksanakan itu semua pasti adalah di luar manusia.


Berdasarkan uraian yang kami kemukakan di atas ini, di dapat jawaban bahwa yang mampu melakukan itu semua adalah di luar hewan, di luar tumbuhan, di luar jin/iblis/syaitan, di luar malaikat serta di luar manusia itu sendiri termasuk juga di luar Muhammad bin Abdullah. Sekarang siapakah yang di luar itu semua?


Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
(Surat Thaahaa (20) ayat 14)

Menurut surat Thaahaa (20) ayat 14 di atas ini, di dapat keterangan bahwa sesuatu yang berada di luar manusia, yang berada di luar hewan dan tumbuhan, yang berada di luar jin/iblis/syaitan serta yang berada di luar malaikat adalah ALLAH SWT, dimana ALLAH SWT menerangkan sendiri siapakah Dia melalui pernyataannya yang berbunyi "AKU adalah ALLAH, Tiada TUHAN selain AKU".

Sekarang timbul pertanyaan yang paling mendasar, siapakah ALLAH SWT itu? Berdasarkan surat As Sajdah (32) ayat 4, berdasarkan surat Al Baqarah (2) ayat 30 dan berdasarkan surat An Nuur (24) ayat 64, di dapat keterangan bahwa ALLAH SWT adalah pencipta langit dan bumi beserta apa-apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa kemudian ALLAH SWT bersemayam di ARSY. Selain daripada itu  ALLAH SWT juga pencipta kekhalifahan di muka bumi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar