Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Selasa, 17 Mei 2016

BEBERAPA KESAKSIAN YANG DAPAT DILAKUKAN MANUSIA SAAT BERSYAHADAT - part 1 of 2




Untuk lebih meningkatkan kualitas SYAHADAT yang telah kita miliki dan/atau dalam rangka memformat ulang SYAHADAT yang telah kita miliki dan/atau agar manusia yang ada di muka bumi menyadari kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya sewaktu melaksanakan SYAHADAT dan/atau dalam rangka pelaksanaan komitmen RUH yang sudah menyatakan hanya bertuhankan kepada ALLAH SWT tetap terjaga dari waktu ke waktu. Berikut ini akan kami kemukakan beberapa bahan renungan tentang SYAHADAT berdasarkan apa-apa yang terdapat di alam semesta ini, yang terdapat dalam diri kita sendiri serta yang terdapat pada hewan atau tumbuhan. Selanjutnya berdasarkan apa-apa yang akan kami kemukakan di bawah ini dapat membuat diri kita menjadi mawas diri sewaktu ataupun di saat menjalankan tugas sebagai KHALIFAH di muka bumi sehingga diri kita tidak tergelincir ke jalan yang salah.


A.     KESAKSIAN DI ALAM SEMESTA

Untuk dapat menciptakan alam semesta ini tentu sang pencipta alam wajib memiliki Kehendak, Kemampuan serta Ilmu yang sangat hebat secara bersamaan. Hal ini dikarenakan jika Kehendak tanpa di iringi oleh Kemampuan dan Ilmu yang terjadi adalah angan-angan belaka, demikian pula jika Kemampuan tanpa di iringi oleh Kehendak dan Ilmu maka yang terjadi adalah omong kosong atau mimpi di siang hari (the day dream). Sedangkan jika yang ada hanya Ilmu tanpa diiringi dengan Kemampuan dan Kehendak yang ada hanyalah konsep kosong belaka. Dan jika sekarang alam semesta ini sudah ada dan sedang ditempati oleh diri kita dan juga untuk anak dan keturunan diri kita mendatang, maka pencipta alam dapat dipastikan memiliki Kehendak dan Kemampuan yang sangat hebat secara bersamaan.

  
tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak[784]? jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru,
(surat Ibrahim (14) ayat 19)

[784] Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah.

Sekarang siapakah yang mampu menciptakan alam semesta ini atau siapakah yang memiliki kehendak, kemampuan serta ilmu yang sangat hebat secara bersamaan? Berdasarkan surat Ibrahim (14) ayat 19 dikemukakan bahwa ALLAH SWT lah yang menciptakan langit dan bumi dengan Haq. Selanjutnya lihatlah langit dan bumi yang saat ini kita tempati, ia begitu besar, ia begitu indah, ia begitu luas, ia begitu mempesona, ia ada tidak dengan sendirinya. Selanjutnya jika langit dan bumi saja sudah sebegitu hebat, sekarang bagaimana dengan kondisi kemampuan yang menciptakannya, apakah lebih rendah ataukah sama ataukah lebih tinggi kemampuannya? Berdasarkan Dalil Aqli tidak mungkin sesuatu yang lebih lemah, lebih rendah atau bahkan sama kemampuannya dapat menciptakan sesuatu yang lebih tinggi dari kemampuan yang dimilikinya. Jika ini jawaban dari Dalil Aqli maka dapat dipastikan ALLAH SWT selaku pencipta langit dan bumi pasti memiliki kehendak dan kemampuan serta Ilmu yang sangat tinggi yang tidak akan mungkin dikalahkan oleh apa-apa yang diciptakannya.


Sebagai KHALIFAH yang sedang melaksanakan tugas di muka bumi, sadarkah anda, tahukah anda, mengertikah anda, bahwa anda termasuk diri kita hanyalah ciptaan yang tidak memiliki kemampuan apapun dibandingkan dengan ALLAH SWT. Untuk itu tidak ada jalan lain jika ingin tetap berada di muka bumi yang diciptakan oleh ALLAH SWT untuk mengakui, untuk mengimani dengan ilmu dan kejujuran yang kita miliki dengan menyatakan Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu mengadakan, yang mampu menciptakan langit dan bumi  beserta isinya. Agar SYAHADAT yang kita laksanakan selalu berada di dalam kesesuaian dengan kehendak ALLAH SWT, berikut ini akan kami kemukakan beberapa renungan, beberapa hal yang patut kita persaksikan sebagai bahan bagi diri kita untuk memperbaiki, meningkatkan kembali, meluruskan kembali, serta untuk mempertahankan kualitas SYAHADAT yang telah kita laksanakan dengan mempersaksikan apa-apa yang terdapat di alam semesta ini, seperti:

1. Adanya Pergantian Siang dan Malam

Lihatlah alam semesta ini, ada malam ada siang, ada pagi ada sore, apakah hal ini bisa terjadi begitu saja terjadi tanpa ada yang mengaturnya? Jika jawaban kita siang dan malam tidak bisa terjadi begitu saja, lantas siapakah yang sanggup mengaturnya? Apakah manusia sanggup mengaturnya, apakah hewan atau tumbuhan sanggup mengaturnya, apakah jin dan syaitan sanggup mengaturnya, apakah nabi dan rasul sanggup mengaturnya? Jika semuanya tidak ada yang sanggup mengaturnya, maka dapat dipastikan yang sanggup melakukan itu pasti di luar manusia, pasti di luar hewan dan tumbuhan, pasti di luar jin dan syaitan, pasti di luar nabi dan rasul.


Lalu siapakah yang sanggup mengaturnya? Berdasarkan surat An Naml (27) ayat 86 dan surat Fathir (35) ayat 13 yang sanggup melakukannya hanyalah ALLAH SWT. Jika ini adalah kondisinya, lalu apa yang harus kita perbuat dengan SYAHADAT yang kita lakukan? Jika kita telah bersyahadat sesuai dengan konsep dasar sebuah kesaksian maka pada saat kita melaksanakan SYAHADAT maka kita wajib menyatakan bahwa Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu mempergantikan siang dan malam; Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu menundukkan Matahari dan Bulan berjalan menurut waktu yang ditentukan dan/atau menurut garis edarnya masing-masing. Selanjutnya sudahkah kita melaksanakan SYAHADAT sesuai dengan kehendak ALLAH SWT tersebut?

Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Kami telah menjadikan malam supaya mereka beristirahat padanya dan siang yang menerangi? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
(surat An Naml (27) ayat 86)



Sekarang apa jadinya jika di alam semesta ini tidak ada cahaya danjuga tidak ada patokan waktu akibat tidak teraturnya peredaran matahari dan bulan yang diciptakan oleh  ALLAH SWT? Di alam akan terjadi kekacauan karena yang ada hanyalah gelap dan gelap dikarenakan kita tidak bisa membedakan mana siang dan mana malam, atau yang ada hanya siang saja. Sedangkan ALLAH SWT menciptakan siang dan malam bukanlah tanpa maksud dan tujuan tertentu. Adanya siang, manusia diperintahkan oleh  ALLAH SWT untuk mencari sebahagian karunia-Nya sedangkan adanya malam harus dipergunakan untuk istirahat. Di lain sisi dengan adanya cahaya di siang hari, akan memudahkan tumbuhan untuk memproses CO2 menjadi O2 yang sangat dibutuhkan hewan dan manusia dan juga dapat membantu proses pembentukan zat hijau daun menjadi buah yang dapat di konsumsi oleh manusia dan juga oleh hewan.

Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. yang (berbuat) demikian Itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.
(surat Fathir (35) ayat 13)

Sedangkan dengan adanya perhitungan waktu akan memudahkan manusia melaksanakan sebahagian dari perintah ALLAH SWT yang pelaksanaannya sangat berhubungan erat dengan waktu atau waktu memegang peranan penting saat diri kita melaksanakan perintah ALLAH SWT seperti perintah mendirikan Shalat, perintah melaksanakan Puasa, perintah menunaikan Haji.

dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.
(surat Al Qashsah (28) ayat 73)

Adanya kondisi seperti ini sudah seharusnya dapat menghantarkan diri kita untuk melaksanakan SYAHADAT yang sesuai dengan kehendak ALLAH SWT sewaktu kita menjadi KHALIFAH di muka bumi. Akan tetapi jika sampai diri kita tidak bisa dan tidak mampu melaksanakan SYAHADAT yang sesuai dengan kehendak ALLAH SWT, maka dapat dipastikan ada sesuatu yang salah dalan diri kita, yaitu seperti kurangnya perasaan yang ada di dalam HATI RUHANI atau kita belum tahu diri atau kurangnya rasa keimanan di dalam diri. Untuk itu segeralah perbaiki diri, jangan menunggu karena kita tidak akan pernah tahu kapan Ruh tiba dikerongkongan.  

2. Air sebagai sumber kehidupan dan turunnya hujan.

Tahukah kita ada berapa banyak AIR yang ada di alam semesta ini? Siapapun orangnya, apapun kedudukannya dapat dipastikan ia tidak akan pernah TAHU berapa jumlah AIR yang ada di alam semesta ini. Sekarang lihatlah AIR yang ada di lautan, lalu lihat pula yang ada di sungai, serta yang ada di danau, selanjutnya siapakah yang mampu menciptakan AIR dengan segala kehebatan yang terkandung di dalamnya serta dengan jumlah yang sebanyak itu? Jika kita termasuk orang yang mempunyai AKAL seperti yang dikemukakan oleh ALLAH SWT dalam surat Az Zumar (39) ayat 21, maka AIR pasti diciptakan oleh selain Manusia, AIR pasti diciptakan oleh selain langit dan bumi, AIR pasti diciptakan oleh selain Tumbuhan dan Hewan, AIR pasti diciptakan oleh selain Jin/Iblis/Syaitan, AIR pasti diciptakan oleh selain Malaikat, lalu siapakah yang menciptakannya? Jika kita mengacu kepada surat surat Ibrahim (14) ayat 19 dan surat Al Hajj (22) ayat 64, bahwa segala sesuatu yang ada di antara langit dan bumi termasuk di dalamnya AIR diciptakan dan dimiliki oleh ALLAH SWT.


Apakah AIR yang diciptakan dan yang dimiliki oleh ALLAH SWT, hanya sekedar itu saja ataukah ada hal-hal yang lain lagi dari AIR? Sebelum kami menjawab pertanyaan ini, kami akan mengemukakan terlebih dahulu apakah itu AIR? AIR jika kita teliti dengan seksama, maka AIR dapat dilihat dalam tiga tingkatan, yaitu AIR secara tersurat adalah Ciptaan  ALLAH SWT, AIR secara tersirat adalah TANDA-TANDA KEBESARAN dan KEMAHAAN ALLAH SWT, dan AIR secara tersembunyi merupakan KEBESARAN dan KEMAHAAN ALLAH SWT. Dan Jika kita termasuk orang yang telah melaksanakan SYAHADAT dengan baik dan benar, maka kita akan dapat melihat yang tersembunyi di balik AIR yaitu bahwa AIR merupakan bagian dari KEBESARAN dan KEMAHAAN ALLAH SWT. Akan tetapi jika kualitas SYAHADAT diri kita masih rendah maka yang akan terlihat oleh kita adalah AIR adalah Ciptaan ALLAH SWT atau AIR adalah Tanda-Tanda Kebesaran dan Kemahaan ALLAH SWT jika kualitas SYAHADAT sudah meningkat.


Sekarang lihatlah SIKLUS AIR yang terdapat di muka bumi ini, AIR dari bawah bergerak ke atas dalam bentuk UAP AIR karena adanya sinar MATAHARI dan setelah terkumpul di atas maka AIR akan kembali lagi ke bawah melalui HUJAN. Timbul pertanyaan, siapakah yang mampu mengatur, siapakah yang membuat proses AIR seperti itu atau apakah terjadinya HUJAN hanya akibat proses alam semata? ALLAH SWT sebagai Inisiator yang juga Pencipta dan Pemilik dari langit dan bumi beserta segala isinya termasuk di dalamnya AIR, maka  ALLAH SWT pasti berkuasa terhadap AIR yang diciptakannya.  Ini berarti jika AIR yang ada di bawah bergerak ke atas lalu kembali ke bawah menjadi hujan merupakan Kehendak ALLAH SWT yang berlaku bagi AIR. Jika kita hanya memandang terjadinya HUJAN akibat Proses Alam  semata, secara kasat mata memang seperti itulah keadaanya, akan tetapi jika kita mempunyai AKAL seperti yang dikemukakan oleh ALLAH SWT melalui surat  Az Zumar (39) ayat 21, maka sebenarnya ALLAH SWT lah yang mengatur dan membuat pergerakan AIR yang ada di bawah naik ke atas kembali lagi ke bawah menjadi HUJAN. ALLAH SWT menciptakan Hujan, dalam rangka menyuburkan tanah-tanah, men-sirkulasi kelebihan AIR dari suatu tempat ke tempat lainnya serta dalam rangka menambah jumlah air. Sehingga dengan proses itulah akan terjadi pemerataan kesuburan TANAH di muka bumi. Suburnya tanah di permukaan bumi akan memberikan banyak manfaat bagi manusia serta hewan atau akan memudahkan manusia menjadi KHALIFAH di muka bumi.

Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, Maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.
(surat Az Zumar (39) ayat 21)

ALLAH SWT melalui hadits qudsi yang kami kemukakan di bawah ini, memberikan peringatan kepada seluruh umat-Nya mengenai terjadinya HUJAN. HUJAN di dalam ilmu ALLAH SWT bukan merupakan hasil dari proses alam. HUJAN merupakan bagian dari KEHENDAK ALLAH SWT untuk kepentingan umat manusia di muka bumi.

Ibn Mas'ud ra, berkata: Nabi SAW bersabda; ALLAH ta'ala berfirman:"Sesungguhnya barangsiapa berkata: Hujan telah turun kepada kami karena bintang anu atau bintang anu, maka ia telah kufur kepada-Ku dan beriman kepada bintang itu dan barangsiapa berkata: ALLAH telah menurunkan hujan kepada kami, maka ia telah beriman kepada-Ku dan kufur kepada bintang itu".
(HQR Atthabarani, 272:33)

Apabila kita sebagai umat-Nya sampai salah di dalam menyikapi terjadinya HUJAN, maka ALLAH SWT akan memberikan sanksi kepada umatnya yang berani mengatakan bahwa HUJAN karena proses alam semata, atau karena adanya bintang anu dan bintang anu, sebagai Manusia Kufur. ALLAH SWT memberikan predikat sebagai Manusia Kufur dikarenakan umatnya atau makhluknya telah menyepelekan  ALLAH SWT, seolah-olah ALLAH SWT tidak ada, seolah-olah ALLAH SWT bukanlah PENCIPTA dan PEMILIK dari AIR, sehingga proses alamlah yang lebih tinggi dari pada  ALLAH SWT. Untuk itu jangan pernah salahkan ALLAH SWT jika AIR dan HUJAN yang awalnya diciptakan oleh ALLAH SWT untuk kemaslahatan umat manusia lalu tiba-tiba AIR dan HUJAN justru menjadi penghancur umat manusia itu sendiri sebagai bencana alam.  


Hamba ALLAH SWT, itulah AIR dan itulah HUJAN, yang di dalamnya bisa menjadi berkah bagi manusia dan juga bisa menjadi ancaman dan bencana bagi manusia juga. Selanjutnya timbul pertanyaan kepada diri kita yang saat ini sedang menjadi KHALIFAH, apakah hal ini tidak cukup menghantarkan diri kita untuk melaksanakan SYAHADAT yang sesuai dengan kehendak ALLAH SWT? Jika apa-apa yang telah dipertontonkan dan juga telah diperlihatkan ALLAH SWT melalui AIR dan HUJAN, tidak bisa menjadikan diri kita menyatakan dengan tulus dan ikhlas bahwa Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu mengadakan, menciptakan AIR dan HUJAN di alam semesta ini, rasanya kita tidak patut dan pantas menjadi KHALIFAH di bumi yang dimiliki oleh ALLAH SWT ini. Untuk itu carilah AIR ataupun HUJAN yang diciptakan oleh selain ALLAH SWT yang tentunya bukan berada di alam semesta ini sebab alam semesta ini adalah milik ALLAH SWT. Jika kita tidak mampu menemukan AIR dan HUJAN selain yang dimiliki dan diciptakan oleh  ALLAH SWT, tidak ada jalan lain bagi diri kita untuk melaksanakan SYAHADAT yang sesuai dengan kehendak ALLAH SWT terkecuali jika kita ingin pulang kampung ke NERAKA JAHANNAM. 

3. Adanya Udara dan Adanya Angin

Sebagai KHALIFAH yang saat ini sedang menjalankan tugas di muka bumi, ada tiga buah pertanyaan yang akan kami ajukan kepada anda, yaitu mampukah diri kita melihat secara langsung O2 atau Udara yang setiap saat kita butuhkan untuk bernapas dan/atau mampukah kita menghitung berapa jumlah O2 atau Udara yang ada di alam semesta ini dan/atau mampukah kita membuat sendiri O2 atau Udara untuk kebutuhan diri kita sendiri? Jawaban untuk  point a. saja, manusia termasuk diri kita tidak mampu melihat secara langsung O2 atau Udara yang kita hirup untuk bernapas. Sekarang jika melihat saja diri kita tidak mampu bagaimana mungkin kita sanggup membuat O2 atau Udara ataupun sanggup untuk menghitung berapa jumlah O2 atau Udara yang ada di alam semesta ini. Betapa rendahnya kemampuan diri kita atau betapa lemahnya diri kita.

Timbul pertanyaan kenapa dikatakan rendah dan lemah kemampuan kita? Coba bayangkan untuk sesuatu yang kita butuhkan setiap saat saja kita tidak sanggup melihatnya, kita tidak sanggup menghitungnya dan kita pun tidak sanggup mengadakannya baik sedikit apalagi banyak. Selanjutnya, manusia termasuk diri kita tidak akan mungkin bisa dilepaskan dari keberadaan Udara atau O2  di alam semesta ini jika ingin tetap hidup sebagai KHALIFAH di muka bumi, apa yang harus kita sikapi? Jika kita termasuk orang yang telah TAHU DIRI sudah sepatutnya dan sepantasnya diri kita bersyukur kepada ALLAH SWT atas Udara yang telah diberikannya secara Cuma-Cuma kepada diri kita.


Untuk mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT, tidak cukup dengan mengucapkan Terima Kasih semata. Akan tetapi kita harus dapat memperlihatkan rasa syukur tersebut dengan melaksanakan SYAHADAT Tiada Tuhan selain   ALLAH SWT yang mampu menciptakan Udara secara Cuma-Cuma bagi umat manusia yang dilanjutkan dengan memelihara, menjaga kesinambungan serta ketersediaan Udara yang sehat bagi kepentingan keberlangsungan kekhalifahan di muka bumi serta mempergunakan, mendayagunakan Udara secara baik dan benar agar ketersediaan Udara bagi regenerasi kekhalifahan di muka bumi dapat berjalan dengan baik.


Sekarang ada satu hal yang akan kami utarakan kepada Hamba ALLAH SWT, yaitu jika manusia yang sudah di angkat menjadi KHALIFAH tidak mampu menciptakan O2 atau UDARA untuk kepentingan dirinya sendiri, selanjutnya apakah manusia dengan kondisi ini dapat dikatakan lebih hebat dari pencipta dari O2, sehingga ia  tidak mau mengakui bahwa  ALLAH SWT adalah satu-satunya Tuhan di alam semesta ini? Dalam keadaan seperti ini hanya manusia yang sadar dirilah atau manusia yang sudah tahu dirilah yang mampu menempatkan ALLAH SWT sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh ALLAH SWT itu sendiri. Selanjutnya, jika kita termasuk orang yang telah memiliki Ilmu dan juga telah memiliki Kejujuran yang tinggi maka sudah sepatutnya dan sepantasnya kita mengakui Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu menciptakan Udara yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup yang ada di alam semesta ini.

dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira[1173] dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya[1174] dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya; mudah-mudahn kamu bersyukur.
(surat Ar Ruum (30) ayat 46)

[1173] Pembawa berita gembira Maksudnya: awan yang tebal yang ditiup angin lalu menurunkan hujan. karenanya dapat dirasakan rahmat Allah dengan tumbuhnya biji-biji yang telah disemaikan dan menghijaunya tanaman-tanaman serta berbuahnya tumbutumbuhan dan sebagainya.
[1174] Yaitu: dengan seizin Allah dan dengan sekehendak-Nya.

Sekarang bagaimana dengan Angin atau Udara yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya akibat adanya perbedaan suhu ruangan atau akibat adanya perbedaan temperatur suatu tempat dengan tempat lainnya? Seperti halnya Udara, maka Angin pun tidak bisa dilihat secara langsung oleh manusia, akan tetapi angin hanya bisa dirasakan keberadaannya oleh manusia. Sekarang dapatkah manusia membuat angin? Sepanjang angin itu pada mulanya adalah Udara yang bergerak maka manusia tidak akan bisa membuat angin. Manusia hanya bisa membuat gerakan yang berasal dari kipas angin untuk menggerakkan udara melalui putaran kipas angin.

dan Allah, Dialah yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, Maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu.
(surat Faathir (35) ayat 9)

Selanjutnya jika diri kita tidak mampu bercermin, tidak mampu merenung, tidak mampu mengakui hanya ALLAH SWT sajalah yang mampu menciptakan Udara dan Angin, maka dapat dipastikan ada sesuatu yang salah di dalam SYAHADAT yang telah kita laksanakan. Untuk itu lakukanlah perbaikan SYAHADAT yang telah kita laksanakan sebelum Ruh tiba dikerongkongan atau semakin cepat SYAHADAT yang telah kita laksanakan diperbaiki maka semakin baik dan semakin cepat pula merasakan kenikmatan bertuhankan kepada ALLAH SWT.


Hamba ALLAH SWT, selain tiga buah renungan yang dapat kita saksikan dari alam, masih terdapat beberapa kesaksian lagi yang berasal dari alam yang akan kami utarakan di bawah ini sebagai bahan untuk penggugah bagi diri kita untuk selalu memperbaiki kualitas SYAHADAT yang telah kita laksanakan dan/atau untuk menjaga dan memelihara kondisi SYAHADAT yang telah kita miliki agar selalu sesuai dengan kehendak ALLAH SWT, yaitu dengan mempersaksikan :

1.  Teraturnya Matahari, Bulan dan Bumi Berproses

Saksikanlah dengan Ilmu dan Kejujuran yang kita miliki tentang pengaturan yang dilakukan oleh ALLAH SWT dari ARSY sehingga alam semesta ini mampu berproses secara teratur dari waktu ke waktu tanpa ada yang menghalanginya dan/atau tanpa ada yang mampu menghambatnya. Untuk itu lihatlah matahari yang selalu muncul dari arah timur dan tenggelam di arah barat, apakah hal ini terjadi dengan sendirinya? Lihat pula bulan dan matahari yang beredar pada garis orbitnya masing-masing tanpa pernah saling tertukar posisinya? Lihat pula siklus kehidupan hewan, katakanlah kupu-kupu, yang dimulai dari adanya telur, lalu ulat, lalu kepompong yang kemudian menjadi kupu-kupu, apakah hal ini tidak kita perhatikan dengan seksama?

Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy[1188]. tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at[1189]. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu[1190]
yang demikian itu ialah Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
(surat As Sajdah (32) ayat 4-5-6)

[1188] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[1189] Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.
[1190] Maksud urusan itu naik kepadanya ialah beritanya yang dibawa oleh malaikat. ayat ini suatu tamsil bagi kebesaran Allah dan keagunganNya.

Sekarang jika ada Tuhan selain ALLAH SWT di muka bumi ini, suruh Tuhan tersebut tidak usah membuat matahari, bulan, bintang, bumi yang baru sebagai tandingan yang telah diciptakan oleh ALLAH SWT. Akan tetapi tunjukkan saja kemampuan yang dimilikinya dengan memindahkan terbitnya matahari menjadi terbit di sebelah barat lalu tenggelam di sebelah timur, mampukah ia melakukannya seperti yang dilakukan oleh ALLAH SWT terbit di timur tenggelam  di barat?


Rasanya tidak akan pernah ada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu melakukan itu semua dan jika ini adalah keadaanya kenapa kita masih tidak mau mengakui dengan sepenuh hati bahwa  hanya  ALLAH SWT adalah satu-satunya Tuhan yang berhak di sembah di jagad raya ini. Untuk itu jika ada orang atau jika ada kelompok tertentu yang mengaku-ngaku dirinya adalah Tuhan selain ALLAH SWT yang masih menumpang di muka bumi yang tidak pernah ia ciptakan sendiri, katakanlah kepada mereka untuk Taubatan Nasuha sebelum Malaikat Izrail datang melaksanakan tugas untuk mencabut NYAWA mereka.  

2.  Laut beserta Isinya

Saksikanlah dengan Ilmu dan Kejujuran yang kita miliki tentang  keberadaan laut yang ada di jagad raya ini, melalui laut manusia akan memperoleh banyak manfaat seperti sumber makanan, sumber perhiasan, tempat berlayarnya kapal-kapal untuk mencari karunia ALLAH SWT. Dan jangan lupa saksikan pula keberadaan tumbuhan atau pohon-pohon yang dari padanya kita dapat menikmati buahnya untuk kita makan. Sebagai orang yang sedang menumpang di langit dan di bumi yang dimiliki oleh ALLAH SWT, sanggupkah kita membuat laut atau sanggupkah kita menumbuhkan satu pohon saja atau sanggupkah kita menciptakan semut atau menciptakan sebutir jagung atau sebutir gandum atau sebutir jawawud seperti yang kami kemukakan di dalam hadits qudsi di bawah ini?

Ibn Abbas ra, berkata: Nabi SAW bersabda: ALLAH ta'ala berfirman: Siapakah yang lebih dzalim dari seorang yang hendak menciptakan sesuatu seperti ciptaan-Ku, maka biarlah mereka menciptakan sebutir jagung atau sebutir gandum dan jawawud.
(HQR Ahmad dan Bukhari, Muslim, 272:164)

atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran).
(surat An Naml (27) ayat 60)


Jika diri kita tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan itu semua, berarti diri kita dapat dikatakan sebagai tamu yang sombong, tamu yang tidak tahu diri sudahlah menumpang dan menempati muka bumi namun pemilik dan penciptanya, dalam hal ini adalah ALLAH SWT justru dilawannya, justru tidak dihormatinya atau malah ingin digantikannya. Adanya kondisi ini sudah seharusnya dan sudah pula sepatutnya kita harus Tahu Diri sehingga mampu menempatkan diri kita sebagaimana mestinya, yaitu sebagai tamu dan juga sebagai ciptaan, dan mampu menempatkan ALLAH SWT sesuai dengan kebesaran dan kemahaan yang dimiliki-Nya.  

3.     Gemerlapnya bintang di langit

Saksikanlah dengan Ilmu dan Kejujuran yang kita miliki tentang  gemerlapnya bintang-bintang  yang ada di langit yang begitu luas, yang sampai dengan saat ini tidak ada satupun manusia yang sanggup menghitung berapa jumlahnya dan dimana batas akhir dari langit itu. Jika untuk menghitung jumlah bintang saja manusia tidak sanggup melakukannya, sekarang bagaimana mungkin manusia akan sanggup menciptakan bintang yang bercahaya di alam semesta ini. Sekarang adakah Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu menciptakan bintang, yang mampu menciptakan bulan, yang mampu menciptakan matahari, yang mampu menciptakan planet-planet lainnya seperti yang telah diciptakan ALLAH SWT?

dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.
(surat Al An'am (6) ayat 97)

Jika tidak ada yang mampu, masih tidak cukupkah keadaan yang telah dipertontonkan dan diperlihatkan oleh ALLAH SWT secara terang benderang menjadikan diri kita mampu melaksanakan SYAHADAT sesuai dengan yang dikehendaki ALLAH SWT?




4. Adanya Air dan Kesuburan Tanah

Saksikanlah dengan Ilmu dan Kejujuran yang kita miliki tentang kesuburan yang ada di muka bumi, yang diperoleh dari adanya Air yang diciptakan oleh ALLAH SWT. Adanya kesuburan tanah, maka akan tumbuh dengan mudah pohon-pohon yang buahnya dapat kita manfaatkan untuk makanan serta dengan adanya pepohonan maka CO2 dapat diproses menjadi O2 untuk kepentingan manusia dan juga hewan.

dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
(surat Al An'am (6) ayat 99)

Sekarang sanggupkah diri kita untuk menciptakan pohon yang buahnya dapat kita makan dan dapat pula menjadikan udara menjadi bersih? 

Adanya 7(tujuh) buah contoh kesaksian yang kami kemukakan yang terdapat di alam semesta ini, kiranya sudah cukup bagi diri kita untuk menyatakan SYAHADAT bahwa Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu mengadakan, yang mampu menciptakan, yang mampu memelihara, yang mampu mengayomi alam semesta ini dari sejak di ciptakan sampai dengan akhir zaman. Akan tetapi jika apa-apa yang telah dipertunjukkan, apa-apa yang telah diperlihatkan oleh ALLAH SWT belum juga dapat menghantarkan diri kita untuk melaksanakan SYAHADAT yang sesuai dengan kehendak ALLAH SWT. Maka bersiap-siaplah menerima hal-hal yang sesuai dengan Kehendak SYAITAN yang akan dapat membawa diri kita pulang kampung ke NERAKA JAHANNAM.
 
B. KESAKSIAN pada diri MANUSIA

Untuk memudahkan diri kita melaksanakan SYAHADAT, untuk memelihara, untuk memperbaiki serta untuk meningkatkan kualitas SYAHADAT yang telah kita laksanakan, kita tidak perlu jauh-jauh untuk melakukan kesaksian. Sebab kitapun dapat melaksanakannya dengan mempersaksikan melalui diri kita sendiri. Untuk maksud tersebut mutlak diperlukan adanya Ilmu dan Pengetahuan yang cukup tentang mengenal diri atau mengetahui dengan pasti Siapa Diri kita sebenarnya dibandingkan dengan ALLAH SWT serta perlu Kejujuran untuk melaksanakannya. Sepanjang diri kita tidak pernah Tahu Diri maka akan sangat sulit bagi diri kita untuk melaksanakan SYAHADAT melalui Diri Kita Sendiri.

1. Proses Kejadian Manusia Di dalam Rahim seorang Ibu

Keberadaan manusia di muka bumi dimulai dari bertemunya Sperma dan Sel Telur dalam RAHIM seorang ibu, demikian pula dengan diri kita. Lalu pernahkah kita memperhatikan, atau merenungi apa yang terjadi dalam RAHIM seorang ibu? Jika kita pernah memperhatikan dan merenungi itu semua, pernahkah terbayangkan oleh kita apakah yang sebenarnya terjadi di dalam RAHIM selama 9(sembilan) bulan 10 (sepuluh) hari, apakah hanya dengan  bertemunya Sperma dengan Sel Telur di dalam RAHIM seorang ibu, lalu dengan begitu saja dapat menjadi cikal bakal manusia termasuk juga keberadaan diri kita di muka bumi ini?

Apakah RAHIM seorang IBU begitu Hebat sehingga ia mampu memproses Sperma dan Sel Telur menjadi seorang anak manusia ataukah pencipta dari RAHIM ibu itu yang Hebat? ALLAH SWT berdasarkan surat Al Baqarah (2) ayat 30 adalah Inisiator yang juga sekaligus Pencipta dan Pemilik dari Kekhalifahan di muka bumi. Dan jika kita keterangan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 30 kita padukan dengan adanya proses kelahiran anak melalui RAHIM seorang ibu, ini berarti dengan lahirnya anak ke muka bumi maka akan terjadi apa yang dinamakan dengan Regenerasi Kekhalifahan di muka bumi.

Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).
Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya bekata kepadanya: "Jadilah", Maka jadilah ia. Apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah? Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan?
(surat Al Mu'min (40) ayat 67-68-69)

Adanya kondisi seperti yang kami kemukakan di atas ini, dapat dikatakan apa yang terjadi di dalam Rahim seorang Ibu merupakan bagian dari Kehendak, Kemampuan serta Ilmu ALLAH SWT untuk mengadakan proses Regenerasi Kekhalifahan. Adanya kehendak dan kemampuan serta Ilmu ALLAH SWT untuk melakukan Regenerasi Kekhalifahan di muka bumi, maka proses kelahiran seseorang yang terjadi di dalam Rahim seorang Ibu juga tidak bisa terlepas dari Kehendak, Kemampuan dan Ilmu ALLAH SWT itu sendiri.

Untuk itu mari kita renungkan hal-hal sebagai berikut sebagai sarana untuk meningkatkan Iman kepada ALLAH SWT atau dalam rangka meningkatkan kualitas SYAHADAT melalui proses kelahiran manusia ke muka bumi, yaitu :

1.      Adakah Ilmu ALLAH SWT  di dalam rahim seorang ibu, jika tidak ada bagaimana mungkin rahim bisa begitu hebat sehingga mampu  memproses Sperma dan Sel Telur?

2.      Adakah Qudrat dan Iradat ALLAH SWT di dalam rahim seorang ibu, jika ALLAH SWT tidak memiliki Qudrat dan Iradat yang sama-sama Hebat bagaimana mungkin ALLAH SWT sanggup menciptakan segala sesuatu termasuk Rahim seorang Ibu?

3.      Adakah Kasih Sayang ALLAH SWT di dalam rahim seorang ibu, jika tidak bagaimana mungkin seorang ibu mau mengorbankan jiwanya untuk melahirkan anak?

4.      Adakah di dalam rahim seorang ibu kehidupan yang berasal dari ALLAH SWT, jika tidak ada kehidupan yang berasal dari ALLAH SWT tidak akan ada manusia, sebab yang ada hanya Jasmani saja, sebab Ruhaninya tidak ada.

5.      Adakah di dalam rahim seorang ibu keajaiban yang dipertontonkan atau diperlihatkan ALLAH SWT, jika tidak bagaimana mungkin seorang ibu dapat merasakan adanya suatu gerakan yang dilakukan oleh bayinya?

Jika sampai RAHIM tidak pernah diciptakan dan tidak pernah diletakkan pada seorang IBU oleh penciptanya, dapatkah SPERMA dan SEL TELUR berproses menjadi segumpal MANI, lalu menjadi segumpal Darah, lalu menjadi segumpal Daging yang kemudian menjadi JANIN?

dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.
(surat Faathir (35) ayat 11)

ALLAH SWT melalui proses terjadinya Manusia melalui Rahim seorang Ibu, pada dasarnya telah mempertontonkan Kemahaan yang dimiliki oleh ALLAH SWT kepada manusia. Tanpa ada Kemahaan dan Kebesaran ALLAH SWT, tanpa ada Ilmu ALLAH SWT, tanpa ada Qudrat dan Iradat ALLAH SWT, tidak akan mungkin hanya Rahim seorang Ibu mampu berbuat, mampu memproses Sperma dan Sel Telur sedemikian rupa menjadi cikal bakal Jasmani Manusia.

dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. dan Sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan Pertemuan dengan Tuhannya.
(surat Ar Ruum (30) ayat 8)

Timbul pertanyaan, apa jadinya jika tidak ada kemahaan dan kebesaran ALLAH SWT di dalam RAHIM seorang ibu? Yang pasti tidak akan pernah ada Regenerasi Kekhalifahan di muka bumi. Adanya proses kejadian manusia yang di mulai dari setetes mani, ALLAH SWT berkehendak untuk menunjukkan kepada seluruh umat manusia termasuk kepada diri kita bahwa hanya  ALLAH SWTlah yang mampu melakukan itu semua.vSelanjutnya jadikan hal ini menjadi sebuah Keimanan yang tidak tergoyahkan bahwa hanya ALLAH SWTlah satu-satunya TUHAN yang mampu menciptakan Manusia dari setetes Mani. Sekarang, jika ini adalah keadaan dari proses kejadian manusia maka sudah sepatutnya dan sepantasnyalah setiap manusia yang ada di muka bumi ini untuk memberikan kesaksian bahwa Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu menciptakan Manusia dengan segala apa-apa yang melekat pada diri manusia.

2.     Ketidakmampuan Manusia untuk Mengatur Usianya Sendiri 

Usia seseorang tidak ada yang sama, ada yang panjang dan ada yang pendek. Selanjutnya apakah itu usia? Usia adalah saat bersatunya Ruhani dengan Jasmani dan/atau sepanjang Ruhani masih bersatu dengan Jasmani berarti usia seseorang masih berlangsung. Sekarang mampukah diri kita dengan segala Kekayaan yang kita miliki, dengan segala Keahlian dan Teknologi yang kita pergunakan, dengan segala Kedudukan yang kita miliki, dengan segala Kekuatan yang kita miliki untuk mencegah berpisahnya Ruhani dengan Jasmani atau untuk mencegah datangnya kematian atau untuk menggagalkan pekerjaan Malaikat Izrail?

Sampai dengan saat ini, dengan segala apapun juga, dengan segala teknologi yang ada, dengan segala-galanya, tidak ada yang dapat mencegah datangnya kematian atau tidak ada yang dapat menunda saat berpisahnya Ruhani dengan Jasmani walaupun hanya satu detik sekalipun dan/atau mampu menggagalkan pekerjaan Malaikat Izrail. Adanya kondisi ini menandakan dan menunjukkan kepada diri kita bahwa manusia termasuk diri kita itu lemah, tidak berdaya, tidak memiliki kekuatan, jika sudah berhadapan dengan Kematian atau jika sudah berhadapan dengan Malaikat Izrail. Sekarang jika sudah seperti ini keadaan manusia diwaktu menghadapi kematian,  tidakkah hal ini menandakan bahwa Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang paling berkuasa di alam semesta ini.

Berdasarkan surat Ali Imran (3) ayat 145 dan surat Al Anbiyaa (21) ayat 34-35 yang kami kemukakan di bawah ini bahwa saat berpisahnya RUHANI dengan JASMANI dan/atau adanya Kematian dan/atau datangnya Malaikat Izrail untuk mencabut Nyawa sudah merupakan KETETAPAN ALLAH SWT yang pasti berlaku untuk setiap manusia yang ada di muka bumi ini. Jika sekarang Kematian merupakan KETETAPAN ALLAH SWT yang pasti berlaku bagi seluruh manusia, dapatkah kita menolak atau dapatkah kita melawan ketetapan ALLAH SWT tersebut sehingga tidak berlaku bagi diri kita?

sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. dan Kami akan memberi Balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
(surat Ali Imran (3) ayat 145)

Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); Maka Jikalau kamu mati, Apakah mereka akan kekal?
tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.
(surat Al Anbiyaa' (21) ayat 34-35)

Berapapun harta yang kita miliki, berapapun kekuatan militer yang kita miliki, berapapun kemampuan teknologi kedokteran yang kira pergunakan, tidak akan pernah dapat merubah ketetapan datangnya kematian seseorang. Adanya ketetapan  tentang Kematian yang dibuat langsung oleh ALLAH SWT agar setiap manusia termasuk diri kita sadar, agar manusia termasuk diri kita tahu diri bahwa ALLAH SWT adalah penguasa, ALLAH SWT adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah di alam semesta ini, dan pada akhirnya kitapun harus tunduk dan patuh untuk mematuhi bahwa Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu menguasai apapun juga termasuk di dalamnya kematian yang akan kita hadapi.

Selanjutnya, jika apa yang telah kami kemukakan di atas ini masih kurang dapat dijadikan renungan dan penyadar dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan kualitas SYAHADAT yang telah kita laksanakan, ada baiknya kita perhatikan surat Al Waaqiah (56) ayat 83-84-85-86-87 yang kami kemukakan di bawah ini yaitu tentang datangnya kematian atau tatkala maut datang menghampiri manusia.
  
Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan,
Padahal kamu ketika itu melihat,
dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. tetapi kamu tidak melihat, Maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?
kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?
(surat Al Waaqiah (56) ayat 83-84-85-86-87)

Dimana manusia tidak memiliki kekuasaan apapun kepada Nyawanya sendiri dan/atau manusia tidak berdaya dengan Ruhnya sendiri ketika Malaikat Izrail melaksanakan tugas untuk mencabut Nyawa atau memisahkan Ruhani dengan Jasmani. Adanya ketidakmampuan manusia, termasuk diri kita kelak, untuk menghadapi Malaikat Izrail di dalam melaksanakan tugas, sudah seharusnya dapat menjadikan diri kita sadar dan yakin bahwa kitapun akan mengalami hal yang sama yaitu menghadapi Kematian dan/atau akan mengalami Sakratul Maut. Jika sudah demikian keadaannya patut dan pantaskah diri kita sombong kepada  ALLAH SWT dengan tidak mau menyatakan Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang paling berkuasa di alam semesta ini? Sebagai orang yang telah Tahu Diri dapat dipastikan kita tidak akan pernah berperilaku sombong di muka bumi ALLAH SWT ini. Akan tetapi jika kita berharap untuk pulang kampung ke NERAKA JAHANNAM kelak bertindak dan berlakukah sombong secara konsisten dari waktu ke waktu sehingga akan menghantarkan diri kita berperilaku sesuai dengan dengan NILAI-NILAI KEBURUKAN dan juga yang sesuai dengan kehendak SYAITAN. Pilihan sekarang ada pada diri kita sendiri termasuk di dalamnya resiko yang timbul tanggung pula sendiri.

3. Lahirnya Manusia tanpa Bapak

Menurut ilmu kedokteran, terjadinya pembuahan atau terjadinya kehamilan harus ada syaratnya yaitu bertemunya Sperma yang berasal dari seorang Bapak dengan Sel Telur yang berasal dari seorang Ibu baik di dalam Rahim maupun di luar Rahim melalui sistem Tabung. Adanya kondisi ini dapat di artikan bahwa  jika yang ada hanya Sperma saja tanpa ada Sel Telur maka pembuahan atau kehamilan tidak bisa terjadi. Demikian pula sebaliknya, jika yang ada hanya Sel Telur saja tanpa adanya Sperma maka pembuahan atau kehamilan tidak bisa terjadi juga. Inilah salah satu ketetapan yang berlaku umum maupun yang berlaku di dalam ilmu kedokteran saat ini.

Sekarang bagaimana dengan keberadaan Nabi Isa as, yang lahir ke dunia dengan kondisi tidak memenuhi syarat konsep dasar dari pembuahan yaitu bertemunya Sperma dari seorang laki-laki dengan Sel Telur yang berasal dari seorang ibu, dikarenakan Nabi Isa as, hanya mempunyai seorang Ibu tanpa memiliki seorang Bapak? Jika kita mengacu kepada ilmu kedokteran semata, dapat dipastikan Nabi Isa as, tidak akan mungkin dilahirkan oleh Maryam ke muka bumi ini. Akan tetapi kenyataannya adalah Nabi Isa as, ada dan lahir ke muka bumi hanya dengan memiliki seorang Ibu tanpa memiliki seorang Bapak, selanjutnya apa yang harus kita lakukan dengan adanya peristiwa ini? Kita harus mempercayainya, kita harus mengimaninya bahwa kelahiran Nabi Isa as, ke muka bumi adalah atas Kehendak dan Kemampuan serta Ilmu ALLAH SWT.

 
(ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat[195] (yang datang) daripada-Nya, namanya Al masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan Termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),
(surat Ali Imran (3) ayat 45)

[195] Maksudnya: membenarkan kedatangan seorang Nabi yang diciptakan dengan kalimat kun (jadilah) tanpa bapak Yaitu Nabi Isa a.s.

Jika kelahiran Nabi Isa as, ini kita asumsikan sebagai salah satu contoh dari Kemahaan dan Kebesaran ALLAH SWT yang sanggup menjadikan manusia tanpa memiliki bapak melainkan hanya dari seorang ibu saja. Sekarang adakah atau mampukah Tuhan-Tuhan lain selain ALLAH SWT yang mampu melakukan hal yang sama yaitu menjadikan manusia hanya dari seorang ibu saja seperti halnya Nabi Isa as,? Sampai dengan saat ini belum ada dan tidak akan pernah  ada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu menciptakan manusia dari seorang ibu saja atau  yang mampu menjadikan manusia dari seorang Ibu saja. Jika ini adalah kondisinya maka kelahiran NABI ISA as, ke muka bumi dapat di artikan sebagai bukti kehebatan, bukti kebesaran dan bukti kemahaan dari ALLAH SWT yang dipertunjukkan kepada seluruh umat manusia, termasuk kepada diri. Selanjutnya sudahkah hal ini kita persaksikan dengan Ilmu dan Kejujuran yang kita miliki saat diri kita melaksanakan SYAHADAT? Jika kita termasuk orang yang telah memiliki Ilmu dan kejujuran serta telah pula Tahu Diri yaitu Tahu siapa ALLAH SWT dan Tahu siapa Diri kita maka sudah sepatutnya dan sepantasnya diri kita mengakui Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu menjadikan apapun.
 
4.     Manusia  telah  diberi RUH yang suci oleh ALLAH SWT

RUH seluruh manusia yang ada di muka bumi tanpa terkecuali asalnya dari  ALLAH SWT melalui proses peniupan ke dalam RAHIM seorang Ibu. RUH sebagai sesuatu yang ditiupkan oleh ALLAH SWT dapat dipastikan RUH sudah ada terlebih dahulu pada yang meniupkannya. Adanya kondisi ini maka dapat dikatakan bahwa RUH setiap manusia sudah ada pada  ALLAH SWT sebelum RUH ditiupkan.

dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
(surat Al Israa' (17) ayat 85)
Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud[796].
(surat Al Hijr (15) ayat 29)

[796] Dimaksud dengan sujud di sini bukan menyembah, tetapi sebagai penghormatan.

Sekarang coba anda bayangkan dan renungkan, ALLAH SWT memberikan kepada Manusia sesuatu yang berasal dari ALLAH SWT secara langsung tanpa melalui perantaraan siapapun juga, dimana RUH yang ditiupkan ALLAH SWT tersebut tidak pernah diketahui oleh siapapun juga termasuk di dalamnya Iblis/Jin/Syaitan serta Malaikat. Sehingga menurut pendapat dan pengetahuan Iblis/Jin/ Syaitan bahwa Manusia hanya terdiri dari Jasmani semata yang diciptakan dari Tanah dan sedangkan Ruhani keberadaannya tidak pernah diketahuinya. Apa buktinya?


Untuk itu lihatlah surat Saba' (34) ayat 14 di bawah ini. Di dalam surat Saba' (34) ayat 14, diterangkan bahwa JIN tidak mengetahui sama sekali bahwa Nabi Sulaiman as, telah  meninggal dunia. Ini berarti bahwa JIN hanya mengetahui bahwa Nabi Sulaiman as,  hanya terdiri dari satu unsur saja yaitu Jasmani saja sedangkan keberadaan Ruhani tidak pernah diketahui sedikitpun oleh Jin apalagi oleh Iblis maupun Syaitan. Selanjutnya sebagai KHALIFAH di muka bumi, coba anda renungkan dengan seksama mengenai RUH kita sendiri, dimana ALLAH SWT sudah memberikan sesuatu yang terbaik yang berasal dari ALLAH SWT secara langsung sampai-sampai Iblis, Jin dan Syaitan pun tidak mempunyai pengetahuan tentang RUH, sekarang bagaimana kita menyikapinya?

Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau Sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.
(surat Saba' (34) ayat 14)

Jika kita termasuk orang yang Tahu Diri maka kita harus menyikapi hal ini dengan menempatkan ALLAH SWT pada posisi yang sebenarnya yaitu sebagai Pemilik yang sekaligus Pencipta, Pemelihara, Penjaga, Pengawas dan Pengayom dari langit dan bumi beserta isinya serta menempatkan diri kita sendiri sebagai makhluk yang diciptakan-Nya yang tidak memiliki apapun juga dan yang hidup di bumi yang dimiliki pula oleh ALLAH SWT.

Untuk itu jika kita telah merasa diberikan sesuatu yang baik dan yang berharga dari ALLAH SWT maka peliharalah dan jagalah RUH tersebut jangan sampai rusak; peliharalah dan jagalah RUH jangan sampai cacat; peliharalah dan jagalah jangan sampai RUHANI dikalahkan oleh JASMANI atau dijajah oleh JASMANI; peliharalah dan jagalah RUH untuk selalu menjadi diri kita yang sebenarnya. Sekarang timbul pertanyaan yang mendasar, siapakah yang sanggup memelihara, merawat, menjadikan RUHANI unggul terhadap JASMANI? Yang pasti adalah yang sanggup merawat, memelihara dan memperbaiki RUH adalah Pencipta dari RUH itu sendiri.


Selanjutnya jika Ruhani terganggu, rusak, cacat, kotor, akibat dijajah dan dipengaruhi oleh Jasmani maka yang sanggup memelihara dan merawatnya adalah ALLAH SWT. Sekarang jika hanya ALlAH SWT saja yang sanggup menciptakan, merawat dan memelihara RUHANI manusia, selanjutnya :

a.       sudahkah kita semua mengetahuinya secara baik dan benar dan menjadikan ini sebagai sebuah keimanan?

b.      sudahkah kita semua mencoba menghubungi  ALLAH SWT untuk meminta perawatan?

c.       sudahkah kita semua melaksanakan apa-apa yang diperintahkan oleh Pencipta Ruh dan/atau sudahkah kita berhubungan baik dengan pemilik dan pencipta Ruh?

d.      sudahkah kita menyelaraskan, menserasikan dan juga  menyeimbangkan Ruh yang ada pada diri kita dengan pemilik dan pemelihara Ruh?    

Jika ini adalah kondisinya, patut dan pantaskah diri kita menghindar dari ALLAH SWT atau patut dan pantaskah diri kita tidak mau mengakui bahwa Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu menciptakan, memelihara, menjaga RUH seluruh umat manusia? Hasil akhir dari semua ini, sangat tergantung kepada diri kita sendiri, apakah mau melaksanakan SYAHADAT yang sesuai dengan Kehendak ALLAH SWT ataukah tidak. Hal yang harus kita perhatikan adalah segala RESIKO yang timbul akibat diri kita tidak mau mengakui, akibat diri kita tidak mau menerima, akibat diri kita tidak mau menjadikan  ALLAH SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah adalah tanggung jawab masing-masing, tidak bisa di alihkan, tidak bisa dipindah tangankan apalagi diwariskan kepada anak dan keturunan.

5. Tubuh dan Organ Tubuh Manusia yang diciptakan dalam Bentuk yang Sebaik-baiknya.

Lihatlah, perhatikanlah, renungkanlah, pelajarilah dengan seksama tubuh kita sendiri melalui organ-organ yang ada pada tubuh diri kita, maka jika kita mau berfikir jernih akan terlihat oleh kita suatu keadaan yang sangat-sangat hebat di dalam diri kita sebab ALLAH SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya dan/atau manusia bukan diciptakan dalam kondisi asal-asalan oleh ALLAH SWT. Apa yang kami kemukakan di atas ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh ALLAH SWT  di dalam surat At Tin (95) ayat 4 yang kami kemukakan di bawah ini. 

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
(surat At Tin (95) ayat 4)

Selanjutnya kami ingin mengajak para hamba-hamba ALLAH SWT untuk merenungi kembali apa-apa yang akan kami kemukakan di bawah ini dengan suatu perenungan yang jujur, yaitu:

a.       Lihatlah serta persaksikanlah jaringan sel-sel syaraf dan jaringan sel-sel darah manusia yang begitu rapih.

b.      Lihatlah serta persaksikanlah organ tubuh manusia seperti jantung, paru, limpa, hati dan ginjal yang selalu bekerja tiada henti.

c.       Lihatlah serta persaksikanlah ukuran dan panjang tangan kita yang proporsional dengan tinggi rendahnya tubuh.

d.      Lihatlah serta persaksikanlah ukuran dan panjang kaki kita yang proporsional dengan tinggi rendahnya tubuh. 

e.       Lihatlah dan persaksikanlah  alis mata kita yang tidak bertambah panjang dari waktu ke waktu dibandingkan dengan rambut kepala kita.

f.       Lihatlah dan persaksikanlah kuku tangan dan kuku kaki yang selalu tumbuh dari waktu ke waktu dibandingkan dengan bulu mata kita yang pertumbuhannya terbatas.

g.       Lihatlah dan persaksikanlah  wajah dan rupa manusia, tidak ada yang sama baik bentuk wajah dan rupanya atau lihat pula sidik jarinya.

Setelah mempersaksikan anggota tubuh kita sendiri yang begitu hebat dan begitu sempurna keadaannya, apakah tidak cukup bagi kita untuk menyadari bahwa memang Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu menciptakan organ dan tubuh manusia dengan sebaik-baiknya.

Sekarang bertanyalah kepada diri kita sendiri, apakah kita merasa menciptakan diri kita  sendiri, apakah kita merasa yang merancang bentuk dan fungsi jantung sendiri sehingga mampu memompa darah secara otomatis tanpa istirahat, apakah kita sendiri yang membangun sel-sel otak yang berjumlah milyaran sel yang terdiri dari berbagai pusat dan fungsi yang terintegrasi sehingga kita bisa berfikir, mengingat, berhitung, merencanakan, serta mampu berimajinasi? Jangan anda jawab pertanyaan, tapi renungkanlah dengan penuh kejujuran lalu nyatakan bahwa tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu menciptakan hal ini semua.


Adanya 7(tujuh) kondisi yang kami kemukakan di atas ini, menandakan bahwa ALLAH SWT di dalam menciptakan diri kita bukan dengan cara asal-asalan atau dengan cara membabi buta atau dengan cara apa adanya. ALLAH SWT menciptakan diri kita dalam sebuah Kehendak yang di dukung oleh Ilmu dan Kemampuan yang sangat hebat sehingga segala sesuatu yang diciptakan oleh ALLAH SWT pasti dalam bentuk dan ukuran yang sebaik-baiknya sesuai dengan cerminan dari kemahaan dan kebesaran ALLAH SWT itu sendiri.

Sekarang coba bayangkan apa jadinya jika alis mata manusia selalu bertambah panjang seperti rambut kepala kita atau bulu mata yang selalu bertambah panjang seperti bertambah panjangnya kuku tangan dan kaki kita. Adanya kondisi ini masihkah kita meragukan lagi bahwa Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu menciptakan Tubuh dan Organ diri kita dengan sebaik-baiknya?  Jika kondisi dan keadaan ini belum juga bisa menjadikan diri kita bersyahadat sesuai dengan kehendak ALLAH SWT berarti kita belum TAHU DIRI, belum memiliki Ilmu dan Kejujuran, belum beriman kepada ALLAH SWT dan juga tidak pernah bersyukur kepada ALLAH SWT. Untuk itu jangan pernah salahkan ALLAH SWT jika Neraka Jahannam menjadi tujuan akhir perjalanan diri kita  sehingga kasih sayang SYAITAN yang kita peroleh.

6.  Perkembangan Manusia serta Kelengkapan yang ada pada diri Manusia

Seorang pelukis membuat sebuah lukisan, kemudian apa yang sebenarnya terdapat dalam lukisan tersebut? Di dalam lukisan tersebut akan terdapat gambar yang merupakan refleksi dari diri pelukis itu sendiri sehingga melalui lukisan itu akan diketahui seperti apakah kondisi dan kemampuan pelukis itu. Jika dalam suatu lukisan dapat digunakan sebagai media untuk menunjukkan keberadaan atau kemampuan pelukis, sekarang bagaimana ALLAH SWT dengan Ciptaan-Nya? ALLAH SWT pun juga menampilkan keberadaan kemampuan dan kehebatannya melalui ciptaan-Nya. Sekarang lihatlah diri kita sendiri, siapakah yang mampu menciptakan Ruh manusia, siapakah yang dapat menciptakan Amanah 7 dan Hubbul, siapakah yang dapat menciptakan perasaan, siapakah yang mampu menciptakan jaringan sel darah yang sedemikian canggih di dalam tubuh manusia yang berpusat di jantung, siapakah yang mampu menciptakan jaringan syaraf tubuh manusia yang begitu hebat, siapakah yang mampu membuat ginjal, limpa, pankreas dan otak manusia? Jika ke semua kehebatan dan kecanggihan yang terdapat di dalam diri kita adalah bagian dari ciptaan ALLAH SWT maka dapat dipastikan penciptanya pasti lebih hebat dari apa-apa yang diciptakannya.

  dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
(surat Al Israa' (17) ayat 70)

[862] Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan untuk memperoleh penghidupan.

 Sebab tidak akan mungkin sesuatu yang hebat dan canggih dihasilkan atau dibuat oleh sesuatu yang berada di bawah apa-apa yang dibuatnya. Jika sudah begini keadaannya masih kurang percayakah kita kepada ALLAH SWT sehingga masih mau mengakui adanya Tuhan selain ALLAH SWT di alam semesta ini? Jika hal ini kita lakukan kepada ALLAH SWT berarti memang kita tidak pernah Tahu Diri dan jangan pernah salahkan ALLAH SWT jika kita tidak pernah merasakan kebahagian hidup di dunia dan di akhirat kelak.

Sekarang ALLAH SWT sudah diri kita, ini berarti diri kita tidak lain adalah cerminan dari ALLAH SWT itu sendiri. Lihatlah diri kita yang telah dimuliakan oleh ALLAH SWT sebagai bentuk manifestasi dari Al 'Azis yang dimiliki ALLAH SWT. Adanya kondisi ini merupakan salah satu bukti yang harus kita jadikan patokan dan pedoman di dalam melaksanakan misi sebagai KHALIFAH di muka bumi, yaitu bahwa MANUSIA termasuk diri kita sendiri sudah sejak awal dimuliakan oleh ALLAH SWT.


Jika kita sudah dalam kondisi Mulia atau sudah dimuliakan oleh ALLAH SWT dibandingkan makhluk lainnya maka sudah seharusnya dan selayaknya diri kita menjadi KHALIFAH yang Mulia juga di muka bumi. Akan tetapi jika saat ini yang  terjadi adalah kita malah menjadi makhluk yang hina dan dikutuk oleh ALLAH SWT sama halnya dengan Syaitan/Iblis. Selanjutnya siapakah yang merusak diri sendiri, apakah ALLAH SWT ataukah kita sendiri akibat dari tidak tahu diri? Jika kita sekarang sudah tidak mulia lagi, berarti kita sudah keluar dari konsep awal ALLAH SWT sewaktu menciptakan MANUSIA pertama kali.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar