Untuk lebih meningkatkan kualitas SYAHADAT yang
telah kita miliki dan/atau dalam rangka memformat ulang SYAHADAT yang telah
kita miliki dan/atau agar manusia yang ada di muka bumi menyadari
kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya sewaktu melaksanakan SYAHADAT
dan/atau dalam rangka pelaksanaan komitmen RUH yang sudah menyatakan hanya
bertuhankan kepada ALLAH SWT tetap terjaga dari waktu ke waktu. Berikut ini
akan kami kemukakan beberapa bahan renungan tentang SYAHADAT berdasarkan
apa-apa yang terdapat di alam semesta ini, yang terdapat dalam diri kita
sendiri serta yang terdapat pada hewan atau tumbuhan. Selanjutnya berdasarkan
apa-apa yang akan kami kemukakan di bawah ini dapat membuat diri kita menjadi
mawas diri sewaktu ataupun di saat menjalankan tugas sebagai KHALIFAH di muka
bumi sehingga diri kita tidak tergelincir ke jalan yang salah.
A. KESAKSIAN DI ALAM SEMESTA
Untuk dapat menciptakan alam semesta ini tentu sang
pencipta alam wajib memiliki Kehendak, Kemampuan serta Ilmu yang sangat hebat
secara bersamaan. Hal ini dikarenakan jika Kehendak tanpa di iringi oleh Kemampuan
dan Ilmu yang terjadi adalah angan-angan belaka, demikian pula jika Kemampuan tanpa
di iringi oleh Kehendak dan Ilmu maka yang terjadi adalah omong kosong atau
mimpi di siang hari (the day dream). Sedangkan jika yang ada hanya Ilmu tanpa
diiringi dengan Kemampuan dan Kehendak yang ada hanyalah konsep kosong belaka.
Dan jika sekarang alam semesta ini sudah ada dan sedang ditempati oleh diri
kita dan juga untuk anak dan keturunan diri kita mendatang, maka pencipta alam
dapat dipastikan memiliki Kehendak dan Kemampuan yang sangat hebat secara
bersamaan.
tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah
telah menciptakan langit dan bumi dengan hak[784]? jika Dia menghendaki,
niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru,
(surat
Ibrahim (14) ayat 19)
[784] Maksudnya: Allah menjadikan semua yang
disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah.
Sekarang siapakah yang mampu menciptakan alam
semesta ini atau siapakah yang memiliki kehendak, kemampuan serta ilmu yang
sangat hebat secara bersamaan? Berdasarkan surat Ibrahim (14) ayat 19
dikemukakan bahwa ALLAH SWT lah yang menciptakan langit dan bumi dengan Haq.
Selanjutnya lihatlah langit dan bumi yang saat ini kita tempati, ia begitu
besar, ia begitu indah, ia begitu luas, ia begitu mempesona, ia ada tidak
dengan sendirinya. Selanjutnya jika langit dan bumi saja sudah sebegitu hebat,
sekarang bagaimana dengan kondisi kemampuan yang menciptakannya, apakah lebih
rendah ataukah sama ataukah lebih tinggi kemampuannya? Berdasarkan Dalil Aqli
tidak mungkin sesuatu yang lebih lemah, lebih rendah atau bahkan sama
kemampuannya dapat menciptakan sesuatu yang lebih tinggi dari kemampuan yang
dimilikinya. Jika ini jawaban dari Dalil Aqli maka dapat dipastikan ALLAH SWT
selaku pencipta langit dan bumi pasti memiliki kehendak dan kemampuan serta
Ilmu yang sangat tinggi yang tidak akan mungkin dikalahkan oleh apa-apa yang
diciptakannya.
Sebagai KHALIFAH yang sedang melaksanakan tugas di muka bumi, sadarkah
anda, tahukah anda, mengertikah anda, bahwa anda termasuk diri kita hanyalah
ciptaan yang tidak memiliki kemampuan apapun dibandingkan dengan ALLAH SWT. Untuk
itu tidak ada jalan lain jika ingin tetap berada di muka bumi yang diciptakan
oleh ALLAH SWT untuk mengakui, untuk mengimani dengan ilmu dan kejujuran yang
kita miliki dengan menyatakan Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu
mengadakan, yang mampu menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Agar SYAHADAT yang kita
laksanakan selalu berada di dalam kesesuaian dengan kehendak ALLAH SWT, berikut
ini akan kami kemukakan beberapa renungan, beberapa hal yang patut kita
persaksikan sebagai bahan bagi diri kita untuk memperbaiki, meningkatkan
kembali, meluruskan kembali, serta untuk mempertahankan kualitas SYAHADAT yang
telah kita laksanakan dengan mempersaksikan apa-apa yang terdapat di alam
semesta ini, seperti:
1. Adanya Pergantian Siang dan
Malam
Lihatlah alam semesta ini, ada malam ada siang, ada pagi ada sore, apakah
hal ini bisa terjadi begitu saja terjadi tanpa ada yang mengaturnya? Jika
jawaban kita siang dan malam tidak bisa terjadi begitu saja, lantas siapakah
yang sanggup mengaturnya? Apakah manusia sanggup mengaturnya, apakah hewan atau
tumbuhan sanggup mengaturnya, apakah jin dan syaitan sanggup mengaturnya,
apakah nabi dan rasul sanggup mengaturnya? Jika semuanya tidak ada yang sanggup
mengaturnya, maka dapat dipastikan yang sanggup melakukan itu pasti di luar
manusia, pasti di luar hewan dan tumbuhan, pasti di luar jin dan syaitan, pasti
di luar nabi dan rasul.
Lalu siapakah yang sanggup mengaturnya? Berdasarkan surat An Naml (27)
ayat 86 dan surat Fathir (35) ayat 13 yang sanggup melakukannya hanyalah ALLAH
SWT. Jika ini adalah kondisinya, lalu apa yang harus kita perbuat dengan
SYAHADAT yang kita lakukan? Jika kita telah bersyahadat sesuai dengan konsep
dasar sebuah kesaksian maka pada saat kita melaksanakan SYAHADAT maka kita
wajib menyatakan bahwa Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu mempergantikan
siang dan malam; Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu menundukkan Matahari
dan Bulan berjalan menurut waktu yang ditentukan dan/atau menurut garis edarnya
masing-masing. Selanjutnya sudahkah kita melaksanakan SYAHADAT sesuai dengan
kehendak ALLAH SWT tersebut?
Apakah mereka
tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Kami telah menjadikan malam supaya
mereka beristirahat padanya dan siang yang menerangi? Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
beriman.
(surat An Naml (27) ayat 86)
Sekarang
apa jadinya jika di alam semesta ini tidak ada cahaya danjuga tidak ada patokan
waktu akibat tidak teraturnya peredaran matahari dan bulan yang diciptakan oleh ALLAH SWT? Di alam akan terjadi kekacauan
karena yang ada hanyalah gelap dan gelap dikarenakan kita tidak bisa membedakan
mana siang dan mana malam, atau yang ada hanya siang saja. Sedangkan ALLAH SWT
menciptakan siang dan malam bukanlah tanpa maksud dan tujuan tertentu. Adanya
siang, manusia diperintahkan oleh ALLAH
SWT untuk mencari sebahagian karunia-Nya sedangkan adanya malam harus
dipergunakan untuk istirahat. Di lain sisi dengan adanya cahaya di siang hari,
akan memudahkan tumbuhan untuk memproses CO2 menjadi O2 yang sangat dibutuhkan
hewan dan manusia dan juga dapat membantu proses pembentukan zat hijau daun
menjadi buah yang dapat di konsumsi oleh manusia dan juga oleh hewan.
Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam
dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang
ditentukan. yang (berbuat) demikian Itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah
kerajaan. dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai
apa-apa walaupun setipis kulit ari.
(surat Fathir (35) ayat 13)
Sedangkan
dengan adanya perhitungan waktu
akan memudahkan manusia melaksanakan sebahagian dari perintah ALLAH SWT yang
pelaksanaannya sangat berhubungan erat dengan waktu atau waktu memegang peranan
penting saat diri kita melaksanakan perintah ALLAH SWT seperti perintah
mendirikan Shalat, perintah melaksanakan Puasa, perintah menunaikan Haji.
dan karena
rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada
malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari)
dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.
(surat Al Qashsah (28) ayat 73)
Adanya
kondisi seperti ini sudah seharusnya dapat menghantarkan diri kita untuk
melaksanakan SYAHADAT yang sesuai dengan kehendak ALLAH SWT sewaktu kita
menjadi KHALIFAH di muka bumi. Akan tetapi jika sampai diri kita tidak bisa dan
tidak mampu melaksanakan SYAHADAT yang sesuai dengan kehendak ALLAH SWT, maka
dapat dipastikan ada sesuatu yang salah dalan diri kita, yaitu seperti
kurangnya perasaan yang ada di dalam HATI RUHANI atau kita belum tahu diri atau
kurangnya rasa keimanan di dalam diri. Untuk itu segeralah perbaiki diri,
jangan menunggu karena kita tidak akan pernah tahu kapan Ruh tiba
dikerongkongan.
2. Air sebagai sumber kehidupan dan turunnya hujan.
Tahukah kita ada
berapa banyak AIR yang ada di alam semesta ini? Siapapun orangnya, apapun
kedudukannya dapat dipastikan ia tidak akan pernah TAHU berapa jumlah AIR yang
ada di alam semesta ini. Sekarang lihatlah AIR yang ada di lautan, lalu lihat
pula yang ada di sungai, serta yang ada di danau, selanjutnya siapakah yang mampu
menciptakan AIR dengan segala kehebatan yang terkandung di dalamnya serta
dengan jumlah yang sebanyak itu? Jika kita termasuk orang yang mempunyai AKAL
seperti yang dikemukakan oleh ALLAH SWT dalam surat Az Zumar (39) ayat 21, maka
AIR pasti diciptakan oleh selain Manusia, AIR pasti diciptakan oleh selain
langit dan bumi, AIR pasti diciptakan oleh selain Tumbuhan dan Hewan, AIR pasti
diciptakan oleh selain Jin/Iblis/Syaitan, AIR pasti diciptakan oleh selain
Malaikat, lalu siapakah yang menciptakannya? Jika kita mengacu kepada surat surat
Ibrahim (14) ayat 19 dan surat Al Hajj (22) ayat 64, bahwa segala sesuatu yang
ada di antara langit dan bumi termasuk di dalamnya AIR diciptakan dan dimiliki
oleh ALLAH SWT.
Apakah AIR yang
diciptakan dan yang dimiliki oleh ALLAH SWT, hanya sekedar itu saja ataukah ada
hal-hal yang lain lagi dari AIR? Sebelum kami menjawab pertanyaan ini, kami
akan mengemukakan terlebih dahulu apakah itu AIR? AIR jika kita teliti dengan
seksama, maka AIR dapat dilihat dalam tiga tingkatan, yaitu AIR secara tersurat
adalah Ciptaan ALLAH SWT, AIR secara
tersirat adalah TANDA-TANDA KEBESARAN dan KEMAHAAN ALLAH SWT, dan AIR secara
tersembunyi merupakan KEBESARAN dan KEMAHAAN ALLAH SWT. Dan Jika kita termasuk
orang yang telah melaksanakan SYAHADAT dengan baik dan benar, maka kita akan
dapat melihat yang tersembunyi di balik AIR yaitu bahwa AIR merupakan bagian
dari KEBESARAN dan KEMAHAAN ALLAH SWT. Akan tetapi jika kualitas SYAHADAT diri
kita masih rendah maka yang akan terlihat oleh kita adalah AIR adalah Ciptaan
ALLAH SWT atau AIR adalah Tanda-Tanda Kebesaran dan Kemahaan ALLAH SWT jika
kualitas SYAHADAT sudah meningkat.
Sekarang lihatlah
SIKLUS AIR yang terdapat di muka bumi ini, AIR dari bawah bergerak ke atas
dalam bentuk UAP AIR karena adanya sinar MATAHARI dan setelah terkumpul di atas
maka AIR akan kembali lagi ke bawah melalui HUJAN. Timbul pertanyaan, siapakah
yang mampu mengatur, siapakah yang membuat proses AIR seperti itu atau apakah
terjadinya HUJAN hanya akibat proses alam semata? ALLAH SWT sebagai Inisiator
yang juga Pencipta dan Pemilik dari langit dan bumi beserta segala isinya
termasuk di dalamnya AIR, maka ALLAH SWT
pasti berkuasa terhadap AIR yang diciptakannya. Ini berarti jika AIR yang ada di bawah bergerak
ke atas lalu kembali ke bawah menjadi hujan merupakan Kehendak ALLAH SWT yang
berlaku bagi AIR. Jika kita hanya memandang terjadinya HUJAN akibat Proses
Alam semata, secara kasat mata memang
seperti itulah keadaanya, akan tetapi jika kita mempunyai AKAL seperti yang
dikemukakan oleh ALLAH SWT melalui surat
Az Zumar (39) ayat 21, maka sebenarnya ALLAH SWT lah yang mengatur dan
membuat pergerakan AIR yang ada di bawah naik ke atas kembali lagi ke bawah
menjadi HUJAN. ALLAH SWT menciptakan Hujan,
dalam rangka menyuburkan tanah-tanah, men-sirkulasi kelebihan AIR dari suatu
tempat ke tempat lainnya serta dalam rangka menambah jumlah air. Sehingga
dengan proses itulah akan terjadi pemerataan kesuburan TANAH di muka bumi.
Suburnya tanah di permukaan bumi akan memberikan banyak manfaat bagi manusia
serta hewan atau akan memudahkan manusia menjadi KHALIFAH di muka bumi.
Apakah kamu
tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, Maka
diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air
itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu
melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang
yang mempunyai akal.
(surat
Az Zumar (39) ayat 21)
ALLAH
SWT melalui hadits qudsi yang kami kemukakan di bawah ini, memberikan
peringatan kepada seluruh umat-Nya mengenai terjadinya HUJAN. HUJAN di dalam
ilmu ALLAH SWT bukan merupakan hasil dari proses alam. HUJAN merupakan bagian
dari KEHENDAK ALLAH SWT untuk kepentingan umat manusia di muka bumi.
Ibn Mas'ud
ra, berkata: Nabi SAW bersabda; ALLAH ta'ala berfirman:"Sesungguhnya
barangsiapa berkata: Hujan telah turun kepada kami karena bintang anu atau
bintang anu, maka ia telah kufur kepada-Ku dan beriman kepada bintang itu dan
barangsiapa berkata: ALLAH telah menurunkan hujan kepada kami, maka ia telah
beriman kepada-Ku dan kufur kepada bintang itu".
(HQR
Atthabarani, 272:33)
Apabila
kita sebagai umat-Nya sampai salah di dalam menyikapi terjadinya HUJAN, maka ALLAH
SWT akan memberikan sanksi kepada umatnya yang berani mengatakan bahwa HUJAN
karena proses alam semata, atau karena adanya bintang anu dan bintang anu,
sebagai Manusia Kufur. ALLAH SWT memberikan predikat sebagai Manusia Kufur
dikarenakan umatnya atau makhluknya telah menyepelekan ALLAH SWT, seolah-olah ALLAH SWT tidak ada,
seolah-olah ALLAH SWT bukanlah PENCIPTA dan PEMILIK dari AIR, sehingga proses
alamlah yang lebih tinggi dari pada ALLAH SWT. Untuk itu jangan pernah salahkan ALLAH SWT jika AIR dan HUJAN yang
awalnya diciptakan oleh ALLAH SWT untuk kemaslahatan umat manusia lalu
tiba-tiba AIR dan HUJAN justru menjadi penghancur umat manusia itu sendiri
sebagai bencana alam.
Hamba ALLAH SWT, itulah AIR dan itulah HUJAN, yang
di dalamnya bisa menjadi berkah bagi manusia dan juga bisa menjadi ancaman dan
bencana bagi manusia juga. Selanjutnya timbul pertanyaan kepada diri kita yang
saat ini sedang menjadi KHALIFAH, apakah hal ini tidak cukup menghantarkan diri
kita untuk melaksanakan SYAHADAT yang sesuai dengan kehendak ALLAH SWT? Jika apa-apa yang telah dipertontonkan dan juga
telah diperlihatkan ALLAH SWT melalui AIR dan HUJAN, tidak bisa menjadikan diri
kita menyatakan dengan tulus dan ikhlas bahwa Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang
mampu mengadakan, menciptakan AIR dan HUJAN di alam semesta ini, rasanya kita
tidak patut dan pantas menjadi KHALIFAH di bumi yang dimiliki oleh ALLAH SWT
ini. Untuk itu carilah AIR ataupun HUJAN yang diciptakan oleh selain ALLAH
SWT yang tentunya bukan berada di alam semesta ini sebab alam semesta ini
adalah milik ALLAH SWT. Jika kita tidak mampu menemukan AIR dan HUJAN selain
yang dimiliki dan diciptakan oleh ALLAH
SWT, tidak ada jalan lain bagi diri kita untuk melaksanakan SYAHADAT yang
sesuai dengan kehendak ALLAH SWT terkecuali jika kita ingin pulang kampung ke
NERAKA JAHANNAM.
3.
Adanya Udara dan Adanya Angin
Sebagai KHALIFAH yang saat ini sedang menjalankan tugas di muka bumi, ada
tiga buah pertanyaan yang akan kami ajukan kepada anda, yaitu mampukah diri
kita melihat secara langsung O2 atau Udara yang setiap saat kita butuhkan untuk
bernapas dan/atau mampukah kita menghitung berapa jumlah O2 atau Udara yang ada
di alam semesta ini dan/atau mampukah kita membuat sendiri O2 atau Udara untuk
kebutuhan diri kita sendiri? Jawaban untuk
point a. saja, manusia termasuk diri kita tidak mampu melihat secara
langsung O2 atau Udara yang kita hirup untuk bernapas. Sekarang jika melihat saja
diri kita tidak mampu bagaimana mungkin kita sanggup membuat O2 atau Udara
ataupun sanggup untuk menghitung berapa jumlah O2 atau Udara yang ada di alam
semesta ini. Betapa rendahnya kemampuan diri kita atau betapa lemahnya diri
kita.
Timbul pertanyaan kenapa dikatakan rendah dan lemah kemampuan kita? Coba
bayangkan untuk sesuatu yang kita butuhkan setiap saat saja kita tidak sanggup
melihatnya, kita tidak sanggup menghitungnya dan kita pun tidak sanggup
mengadakannya baik sedikit apalagi banyak. Selanjutnya, manusia termasuk diri
kita tidak akan mungkin bisa dilepaskan dari keberadaan Udara atau O2 di alam semesta ini jika ingin tetap hidup
sebagai KHALIFAH di muka bumi, apa yang harus kita sikapi? Jika kita termasuk
orang yang telah TAHU DIRI sudah sepatutnya dan sepantasnya diri kita bersyukur
kepada ALLAH SWT atas Udara yang telah diberikannya secara Cuma-Cuma kepada
diri kita.
Untuk mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT, tidak
cukup dengan mengucapkan Terima Kasih semata. Akan tetapi kita harus dapat
memperlihatkan rasa syukur tersebut dengan melaksanakan SYAHADAT Tiada Tuhan
selain ALLAH SWT yang mampu menciptakan
Udara secara Cuma-Cuma bagi umat manusia yang dilanjutkan dengan memelihara,
menjaga kesinambungan serta ketersediaan Udara yang sehat bagi kepentingan
keberlangsungan kekhalifahan di muka bumi serta mempergunakan, mendayagunakan
Udara secara baik dan benar agar ketersediaan Udara bagi regenerasi
kekhalifahan di muka bumi dapat berjalan dengan baik.
Sekarang ada satu hal yang akan kami utarakan kepada Hamba ALLAH SWT,
yaitu jika manusia yang sudah di angkat menjadi KHALIFAH tidak mampu
menciptakan O2 atau UDARA untuk kepentingan dirinya sendiri, selanjutnya apakah
manusia dengan kondisi ini dapat dikatakan lebih hebat dari pencipta dari O2,
sehingga ia tidak mau mengakui bahwa ALLAH SWT adalah satu-satunya Tuhan di alam
semesta ini? Dalam keadaan seperti ini hanya manusia yang sadar dirilah atau manusia yang sudah tahu dirilah
yang mampu menempatkan ALLAH SWT sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh ALLAH
SWT itu sendiri. Selanjutnya, jika kita termasuk orang yang telah
memiliki Ilmu dan juga telah memiliki Kejujuran yang tinggi maka sudah
sepatutnya dan sepantasnya kita mengakui Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang
mampu menciptakan Udara yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup yang ada di
alam semesta ini.
dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa
Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira[1173] dan untuk merasakan
kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan
perintah-Nya[1174] dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya;
mudah-mudahn kamu bersyukur.
(surat Ar Ruum (30) ayat 46)
[1173] Pembawa berita gembira Maksudnya: awan yang
tebal yang ditiup angin lalu menurunkan hujan. karenanya dapat dirasakan rahmat
Allah dengan tumbuhnya biji-biji yang telah disemaikan dan menghijaunya
tanaman-tanaman serta berbuahnya tumbutumbuhan dan sebagainya.
[1174] Yaitu: dengan seizin Allah dan dengan
sekehendak-Nya.
Sekarang bagaimana dengan Angin atau Udara yang bergerak dari suatu
tempat ke tempat lainnya akibat adanya perbedaan suhu ruangan atau akibat
adanya perbedaan temperatur suatu tempat dengan tempat lainnya? Seperti halnya
Udara, maka Angin pun tidak bisa dilihat secara langsung oleh manusia, akan
tetapi angin hanya bisa dirasakan keberadaannya oleh manusia. Sekarang dapatkah
manusia membuat angin? Sepanjang angin itu pada mulanya adalah Udara yang
bergerak maka manusia tidak akan bisa membuat angin. Manusia hanya bisa membuat
gerakan yang berasal dari kipas angin untuk menggerakkan udara melalui putaran
kipas angin.
dan Allah, Dialah yang mengirimkan angin; lalu
angin itu menggerakkan awan, Maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati
lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah
kebangkitan itu.
(surat Faathir (35) ayat 9)
Selanjutnya jika diri kita tidak mampu bercermin, tidak mampu merenung, tidak mampu
mengakui hanya ALLAH SWT sajalah yang mampu menciptakan Udara dan Angin, maka
dapat dipastikan ada sesuatu yang salah di dalam SYAHADAT yang telah kita
laksanakan. Untuk itu lakukanlah perbaikan SYAHADAT yang telah
kita laksanakan sebelum Ruh tiba dikerongkongan atau semakin cepat SYAHADAT
yang telah kita laksanakan diperbaiki maka semakin baik dan semakin cepat pula
merasakan kenikmatan bertuhankan kepada ALLAH SWT.
Hamba ALLAH SWT, selain tiga buah renungan yang dapat kita saksikan dari
alam, masih terdapat beberapa kesaksian lagi yang berasal dari alam yang akan
kami utarakan di bawah ini sebagai bahan untuk penggugah bagi diri kita untuk
selalu memperbaiki kualitas SYAHADAT yang telah kita laksanakan dan/atau untuk
menjaga dan memelihara kondisi SYAHADAT yang telah kita miliki agar selalu
sesuai dengan kehendak ALLAH SWT, yaitu dengan mempersaksikan :
1. Teraturnya
Matahari, Bulan dan Bumi Berproses
Saksikanlah dengan Ilmu dan Kejujuran yang kita miliki tentang pengaturan
yang dilakukan oleh ALLAH SWT dari ARSY sehingga alam semesta ini mampu
berproses secara teratur dari waktu ke waktu tanpa ada yang menghalanginya
dan/atau tanpa ada yang mampu menghambatnya. Untuk itu lihatlah matahari yang
selalu muncul dari arah timur dan tenggelam di arah barat, apakah hal ini
terjadi dengan sendirinya? Lihat pula bulan dan matahari yang beredar pada
garis orbitnya masing-masing tanpa pernah saling tertukar posisinya? Lihat pula
siklus kehidupan hewan, katakanlah kupu-kupu, yang dimulai dari adanya telur,
lalu ulat, lalu kepompong yang kemudian menjadi kupu-kupu, apakah hal ini tidak
kita perhatikan dengan seksama?
Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy[1188]. tidak
ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang
pemberi syafa'at[1189]. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu[1190]
yang demikian itu ialah Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang
nyata, yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
(surat As Sajdah (32) ayat 4-5-6)
[1188]
Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai
dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[1189]
Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain
atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima
di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.
[1190]
Maksud urusan itu naik kepadanya ialah beritanya yang dibawa oleh malaikat. ayat
ini suatu tamsil bagi kebesaran Allah dan keagunganNya.
Sekarang jika ada Tuhan selain ALLAH SWT di muka
bumi ini, suruh Tuhan tersebut tidak usah membuat matahari, bulan, bintang,
bumi yang baru sebagai tandingan yang telah diciptakan oleh ALLAH SWT. Akan
tetapi tunjukkan saja kemampuan yang dimilikinya dengan memindahkan terbitnya
matahari menjadi terbit di sebelah barat lalu tenggelam di sebelah timur,
mampukah ia melakukannya seperti yang dilakukan oleh ALLAH SWT terbit di timur
tenggelam di barat?
Rasanya tidak akan pernah ada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu melakukan
itu semua dan jika ini adalah keadaanya kenapa kita masih tidak mau mengakui
dengan sepenuh hati bahwa hanya ALLAH SWT adalah satu-satunya Tuhan yang
berhak di sembah di jagad raya ini. Untuk itu jika ada orang atau jika ada
kelompok tertentu yang mengaku-ngaku dirinya adalah Tuhan selain ALLAH SWT yang
masih menumpang di muka bumi yang tidak pernah ia ciptakan sendiri, katakanlah
kepada mereka untuk Taubatan Nasuha sebelum Malaikat Izrail datang melaksanakan
tugas untuk mencabut NYAWA mereka.
2. Laut beserta Isinya
Saksikanlah dengan Ilmu dan Kejujuran yang kita
miliki tentang keberadaan laut yang ada
di jagad raya ini, melalui laut manusia akan memperoleh banyak manfaat seperti
sumber makanan, sumber perhiasan, tempat berlayarnya kapal-kapal untuk mencari
karunia ALLAH SWT. Dan jangan lupa saksikan pula keberadaan tumbuhan atau
pohon-pohon yang dari padanya kita dapat menikmati buahnya untuk kita makan. Sebagai
orang yang sedang menumpang di langit dan di bumi yang dimiliki oleh ALLAH SWT,
sanggupkah kita membuat laut atau sanggupkah kita menumbuhkan satu pohon saja
atau sanggupkah kita menciptakan semut atau menciptakan sebutir jagung atau
sebutir gandum atau sebutir jawawud seperti yang kami kemukakan di dalam hadits
qudsi di bawah ini?
Ibn Abbas ra, berkata: Nabi SAW bersabda: ALLAH
ta'ala berfirman: Siapakah yang lebih dzalim dari seorang yang hendak
menciptakan sesuatu seperti ciptaan-Ku, maka biarlah mereka menciptakan sebutir
jagung atau sebutir gandum dan jawawud.
(HQR
Ahmad dan Bukhari, Muslim, 272:164)
atau siapakah yang telah menciptakan langit dan
bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan
air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak
mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)?
bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran).
(surat
An Naml (27) ayat 60)
Jika diri kita tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan itu semua,
berarti diri kita dapat dikatakan sebagai tamu yang sombong, tamu yang tidak
tahu diri sudahlah menumpang dan menempati muka bumi namun pemilik dan
penciptanya, dalam hal ini adalah ALLAH SWT justru dilawannya, justru tidak
dihormatinya atau malah ingin digantikannya. Adanya kondisi ini sudah
seharusnya dan sudah pula sepatutnya kita harus Tahu Diri sehingga mampu
menempatkan diri kita sebagaimana mestinya, yaitu sebagai tamu dan juga sebagai
ciptaan, dan mampu menempatkan ALLAH SWT sesuai dengan kebesaran dan kemahaan
yang dimiliki-Nya.
3. Gemerlapnya bintang di langit
Saksikanlah dengan Ilmu dan Kejujuran yang kita miliki tentang gemerlapnya bintang-bintang yang ada di langit yang begitu luas, yang
sampai dengan saat ini tidak ada satupun manusia yang sanggup menghitung berapa
jumlahnya dan dimana batas akhir dari langit itu. Jika untuk menghitung jumlah
bintang saja manusia tidak sanggup melakukannya, sekarang bagaimana mungkin
manusia akan sanggup menciptakan bintang yang bercahaya di alam semesta ini.
Sekarang adakah Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu menciptakan bintang, yang
mampu menciptakan bulan, yang mampu menciptakan matahari, yang mampu
menciptakan planet-planet lainnya seperti yang telah diciptakan ALLAH SWT?
dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu,
agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut.
Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada
orang-orang yang mengetahui.
(surat Al An'am (6) ayat 97)
Jika tidak ada yang mampu, masih tidak cukupkah keadaan yang telah
dipertontonkan dan diperlihatkan oleh ALLAH SWT secara terang benderang
menjadikan diri kita mampu melaksanakan SYAHADAT sesuai dengan yang dikehendaki
ALLAH SWT?
4.
Adanya Air dan Kesuburan Tanah
Saksikanlah dengan Ilmu dan Kejujuran yang kita miliki tentang kesuburan
yang ada di muka bumi, yang diperoleh dari adanya Air yang diciptakan oleh
ALLAH SWT. Adanya kesuburan tanah, maka akan tumbuh dengan mudah pohon-pohon yang
buahnya dapat kita manfaatkan untuk makanan serta dengan adanya pepohonan maka
CO2 dapat diproses menjadi O2 untuk kepentingan manusia dan juga hewan.
dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari
tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang
menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai
yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan
delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu
pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
(surat Al An'am (6) ayat 99)
Sekarang sanggupkah diri kita untuk menciptakan pohon yang buahnya dapat
kita makan dan dapat pula menjadikan udara menjadi bersih?
Adanya 7(tujuh) buah contoh kesaksian yang kami
kemukakan yang terdapat di alam semesta ini, kiranya sudah cukup bagi diri kita
untuk menyatakan SYAHADAT bahwa Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu
mengadakan, yang mampu menciptakan, yang mampu memelihara, yang mampu mengayomi
alam semesta ini dari sejak di ciptakan sampai dengan akhir zaman. Akan tetapi
jika apa-apa yang telah dipertunjukkan, apa-apa yang telah diperlihatkan oleh
ALLAH SWT belum juga dapat menghantarkan diri kita untuk melaksanakan SYAHADAT
yang sesuai dengan kehendak ALLAH SWT. Maka bersiap-siaplah menerima hal-hal
yang sesuai dengan Kehendak SYAITAN yang akan dapat membawa diri kita pulang
kampung ke NERAKA JAHANNAM.
B. KESAKSIAN pada diri MANUSIA
Untuk memudahkan diri kita melaksanakan SYAHADAT, untuk memelihara, untuk
memperbaiki serta untuk meningkatkan kualitas SYAHADAT yang telah kita
laksanakan, kita tidak perlu jauh-jauh untuk melakukan kesaksian. Sebab kitapun
dapat melaksanakannya dengan mempersaksikan melalui diri kita sendiri. Untuk
maksud tersebut mutlak diperlukan adanya Ilmu dan Pengetahuan yang cukup
tentang mengenal diri atau mengetahui dengan pasti Siapa Diri kita sebenarnya
dibandingkan dengan ALLAH SWT serta perlu Kejujuran untuk melaksanakannya.
Sepanjang diri kita tidak pernah Tahu Diri maka akan sangat sulit bagi diri
kita untuk melaksanakan SYAHADAT melalui Diri Kita Sendiri.
1. Proses Kejadian Manusia Di
dalam Rahim seorang Ibu
Keberadaan
manusia di muka bumi dimulai dari bertemunya Sperma dan Sel Telur dalam RAHIM
seorang ibu, demikian pula dengan diri kita. Lalu pernahkah kita memperhatikan,
atau merenungi apa yang terjadi dalam RAHIM seorang ibu? Jika kita pernah
memperhatikan dan merenungi itu semua, pernahkah terbayangkan oleh kita apakah
yang sebenarnya terjadi di dalam RAHIM selama 9(sembilan) bulan 10 (sepuluh)
hari, apakah hanya dengan bertemunya
Sperma dengan Sel Telur di dalam RAHIM seorang ibu, lalu dengan begitu saja
dapat menjadi cikal bakal manusia termasuk juga keberadaan diri kita di muka
bumi ini?
Apakah
RAHIM seorang IBU begitu Hebat sehingga ia mampu memproses Sperma dan Sel Telur
menjadi seorang anak manusia ataukah pencipta dari RAHIM ibu itu yang Hebat?
ALLAH SWT berdasarkan surat Al Baqarah (2) ayat 30 adalah Inisiator yang juga
sekaligus Pencipta dan Pemilik dari Kekhalifahan di muka bumi. Dan jika kita
keterangan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 30 kita padukan dengan adanya proses
kelahiran anak melalui RAHIM seorang ibu, ini berarti dengan lahirnya anak ke
muka bumi maka akan terjadi apa yang dinamakan dengan Regenerasi Kekhalifahan
di muka bumi.
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani,
sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang
anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa),
kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang
diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal
yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).
Dia-lah yang
menghidupkan dan mematikan, Maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia
hanya bekata kepadanya: "Jadilah", Maka jadilah ia. Apakah kamu tidak
melihat kepada orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah? Bagaimanakah mereka
dapat dipalingkan?
(surat Al Mu'min (40) ayat 67-68-69)
Adanya
kondisi seperti yang kami kemukakan di atas ini, dapat dikatakan apa yang
terjadi di dalam Rahim seorang Ibu merupakan bagian dari Kehendak, Kemampuan serta
Ilmu ALLAH SWT untuk mengadakan proses Regenerasi Kekhalifahan. Adanya kehendak
dan kemampuan serta Ilmu ALLAH SWT untuk melakukan Regenerasi Kekhalifahan di
muka bumi, maka proses kelahiran seseorang yang terjadi di dalam Rahim seorang
Ibu juga tidak bisa terlepas dari Kehendak, Kemampuan dan Ilmu ALLAH SWT itu
sendiri.
Untuk
itu mari kita renungkan hal-hal sebagai berikut sebagai sarana untuk
meningkatkan Iman kepada ALLAH SWT atau dalam rangka meningkatkan kualitas
SYAHADAT melalui proses kelahiran manusia ke muka bumi, yaitu :
1. Adakah Ilmu ALLAH SWT di dalam rahim seorang ibu, jika tidak ada
bagaimana mungkin rahim bisa begitu hebat sehingga mampu memproses Sperma dan Sel Telur?
2. Adakah Qudrat dan Iradat ALLAH
SWT di dalam rahim seorang ibu, jika ALLAH SWT tidak memiliki Qudrat dan Iradat
yang sama-sama Hebat bagaimana mungkin ALLAH SWT sanggup menciptakan segala
sesuatu termasuk Rahim seorang Ibu?
3. Adakah Kasih Sayang ALLAH SWT di
dalam rahim seorang ibu, jika tidak bagaimana mungkin seorang ibu mau
mengorbankan jiwanya untuk melahirkan anak?
4. Adakah di dalam rahim seorang ibu
kehidupan yang berasal dari ALLAH SWT, jika tidak ada kehidupan yang berasal
dari ALLAH SWT tidak akan ada manusia, sebab yang ada hanya Jasmani saja, sebab
Ruhaninya tidak ada.
5. Adakah di dalam rahim seorang ibu
keajaiban yang dipertontonkan atau diperlihatkan ALLAH SWT, jika tidak
bagaimana mungkin seorang ibu dapat merasakan adanya suatu gerakan yang
dilakukan oleh bayinya?
Jika sampai RAHIM
tidak pernah diciptakan dan tidak pernah diletakkan pada seorang IBU oleh
penciptanya, dapatkah SPERMA dan SEL TELUR berproses menjadi segumpal MANI,
lalu menjadi segumpal Darah, lalu menjadi segumpal Daging yang kemudian menjadi
JANIN?
dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari
air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan).
dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan
dengan sepengetahuan-Nya. dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang
berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan)
dalam kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah
mudah.
(surat Faathir (35) ayat 11)
ALLAH SWT melalui
proses terjadinya Manusia melalui Rahim seorang Ibu, pada dasarnya telah
mempertontonkan Kemahaan yang dimiliki oleh ALLAH SWT kepada manusia. Tanpa ada
Kemahaan dan Kebesaran ALLAH SWT, tanpa ada Ilmu ALLAH SWT, tanpa ada Qudrat
dan Iradat ALLAH SWT, tidak akan mungkin hanya Rahim seorang Ibu mampu berbuat,
mampu memproses Sperma dan Sel Telur sedemikian rupa menjadi cikal bakal
Jasmani Manusia.
dan mengapa
mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan
langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan)
yang benar dan waktu yang ditentukan. dan Sesungguhnya kebanyakan di antara
manusia benar-benar ingkar akan Pertemuan dengan Tuhannya.
(surat
Ar Ruum (30) ayat 8)
Timbul pertanyaan,
apa jadinya jika tidak ada kemahaan dan kebesaran ALLAH SWT di dalam RAHIM
seorang ibu? Yang pasti tidak akan pernah ada Regenerasi Kekhalifahan di muka
bumi. Adanya proses kejadian manusia yang di mulai dari setetes mani, ALLAH SWT
berkehendak untuk menunjukkan kepada seluruh umat manusia termasuk kepada diri
kita bahwa hanya ALLAH SWTlah yang mampu
melakukan itu semua.vSelanjutnya jadikan hal ini menjadi sebuah Keimanan yang
tidak tergoyahkan bahwa hanya ALLAH SWTlah satu-satunya TUHAN yang mampu
menciptakan Manusia dari setetes Mani. Sekarang, jika ini adalah keadaan dari
proses kejadian manusia maka sudah sepatutnya dan sepantasnyalah setiap manusia
yang ada di muka bumi ini untuk memberikan kesaksian bahwa Tiada Tuhan selain ALLAH
SWT yang mampu menciptakan Manusia dengan segala apa-apa yang melekat pada diri
manusia.
2.
Ketidakmampuan Manusia untuk Mengatur
Usianya Sendiri
Usia seseorang tidak ada yang sama, ada yang panjang dan ada yang pendek.
Selanjutnya apakah itu usia? Usia adalah saat bersatunya Ruhani dengan Jasmani
dan/atau sepanjang Ruhani masih bersatu dengan Jasmani berarti usia seseorang
masih berlangsung. Sekarang
mampukah diri kita dengan segala Kekayaan yang kita miliki, dengan segala
Keahlian dan Teknologi yang kita pergunakan, dengan segala Kedudukan yang kita
miliki, dengan segala Kekuatan yang kita miliki untuk mencegah berpisahnya
Ruhani dengan Jasmani atau untuk mencegah datangnya kematian atau untuk
menggagalkan pekerjaan Malaikat Izrail?
Sampai dengan saat ini, dengan segala apapun juga, dengan segala
teknologi yang ada, dengan segala-galanya, tidak ada yang dapat mencegah
datangnya kematian atau tidak ada yang dapat menunda saat berpisahnya Ruhani
dengan Jasmani walaupun hanya satu detik sekalipun dan/atau mampu menggagalkan
pekerjaan Malaikat Izrail. Adanya kondisi ini menandakan dan menunjukkan kepada
diri kita bahwa manusia termasuk diri kita itu lemah, tidak berdaya, tidak
memiliki kekuatan, jika sudah berhadapan dengan Kematian atau jika sudah berhadapan
dengan Malaikat Izrail. Sekarang jika sudah seperti ini keadaan manusia diwaktu
menghadapi kematian, tidakkah hal ini
menandakan bahwa Tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang paling berkuasa di alam
semesta ini.
Berdasarkan surat Ali Imran (3) ayat 145 dan surat Al Anbiyaa (21) ayat
34-35 yang kami kemukakan di bawah ini bahwa saat berpisahnya RUHANI dengan
JASMANI dan/atau adanya Kematian dan/atau datangnya Malaikat Izrail untuk
mencabut Nyawa sudah merupakan KETETAPAN ALLAH SWT yang pasti berlaku untuk
setiap manusia yang ada di muka bumi ini. Jika sekarang Kematian merupakan KETETAPAN ALLAH SWT yang pasti berlaku
bagi seluruh manusia, dapatkah kita menolak atau dapatkah kita melawan
ketetapan ALLAH SWT tersebut sehingga tidak berlaku bagi diri kita?
sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan
dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. barang
siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia
itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya
pahala akhirat itu. dan Kami akan memberi Balasan kepada orang-orang yang
bersyukur.
(surat Ali Imran (3) ayat 145)
Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang
manusiapun sebelum kamu (Muhammad); Maka Jikalau kamu mati, Apakah mereka akan
kekal?
tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami
akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.
(surat
Al Anbiyaa' (21) ayat 34-35)
Berapapun
harta yang kita miliki, berapapun kekuatan militer yang kita miliki, berapapun
kemampuan teknologi kedokteran yang kira pergunakan, tidak akan pernah dapat
merubah ketetapan datangnya kematian seseorang. Adanya ketetapan tentang Kematian yang dibuat langsung oleh
ALLAH SWT agar setiap manusia termasuk diri kita sadar, agar manusia termasuk
diri kita tahu diri bahwa ALLAH SWT adalah penguasa, ALLAH SWT adalah
satu-satunya Tuhan yang berhak disembah di alam semesta ini, dan pada akhirnya
kitapun harus tunduk dan patuh untuk mematuhi bahwa Tiada Tuhan selain ALLAH
SWT yang mampu menguasai apapun juga termasuk di dalamnya kematian yang akan
kita hadapi.
Selanjutnya, jika apa yang telah kami kemukakan di
atas ini masih kurang dapat dijadikan renungan dan penyadar dalam rangka
memperbaiki atau meningkatkan kualitas SYAHADAT yang telah kita laksanakan, ada
baiknya kita perhatikan surat Al Waaqiah (56) ayat 83-84-85-86-87 yang kami
kemukakan di bawah ini yaitu tentang datangnya kematian atau tatkala maut
datang menghampiri manusia.
Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan,
Padahal kamu ketika itu melihat,
dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu.
tetapi kamu tidak melihat, Maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?
kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada
tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?
(surat
Al Waaqiah (56) ayat 83-84-85-86-87)
Dimana manusia tidak memiliki kekuasaan apapun kepada Nyawanya sendiri
dan/atau manusia tidak berdaya dengan Ruhnya sendiri ketika Malaikat Izrail melaksanakan
tugas untuk mencabut Nyawa atau memisahkan Ruhani dengan Jasmani. Adanya
ketidakmampuan manusia, termasuk diri kita kelak, untuk menghadapi Malaikat
Izrail di dalam melaksanakan tugas, sudah seharusnya dapat menjadikan diri kita
sadar dan yakin bahwa kitapun akan mengalami hal yang sama yaitu menghadapi
Kematian dan/atau akan mengalami Sakratul Maut. Jika sudah demikian
keadaannya patut dan pantaskah diri kita sombong kepada ALLAH SWT dengan tidak mau menyatakan Tiada
Tuhan selain ALLAH SWT yang paling berkuasa di alam semesta ini? Sebagai orang yang telah Tahu Diri dapat dipastikan
kita tidak akan pernah berperilaku sombong di muka bumi ALLAH SWT ini. Akan
tetapi jika kita berharap untuk pulang kampung ke NERAKA JAHANNAM kelak
bertindak dan berlakukah sombong secara konsisten dari waktu ke waktu sehingga
akan menghantarkan diri kita berperilaku sesuai dengan dengan NILAI-NILAI
KEBURUKAN dan juga yang sesuai dengan kehendak SYAITAN. Pilihan sekarang ada
pada diri kita sendiri termasuk di dalamnya resiko yang timbul tanggung pula
sendiri.
3. Lahirnya Manusia tanpa Bapak
Menurut ilmu kedokteran, terjadinya pembuahan atau terjadinya kehamilan
harus ada syaratnya yaitu bertemunya Sperma yang berasal dari seorang Bapak
dengan Sel Telur yang berasal dari seorang Ibu baik di dalam Rahim maupun di
luar Rahim melalui sistem Tabung. Adanya kondisi ini dapat di artikan
bahwa jika yang ada hanya Sperma saja
tanpa ada Sel Telur maka pembuahan atau kehamilan tidak bisa terjadi. Demikian
pula sebaliknya, jika yang ada hanya Sel Telur saja tanpa adanya Sperma maka
pembuahan atau kehamilan tidak bisa terjadi juga. Inilah salah satu ketetapan
yang berlaku umum maupun yang berlaku di dalam ilmu kedokteran saat ini.
Sekarang bagaimana dengan keberadaan Nabi Isa as,
yang lahir ke dunia dengan kondisi tidak memenuhi syarat konsep dasar dari
pembuahan yaitu bertemunya Sperma dari seorang laki-laki dengan Sel Telur yang
berasal dari seorang ibu, dikarenakan Nabi Isa as, hanya mempunyai seorang Ibu
tanpa memiliki seorang Bapak? Jika kita mengacu kepada ilmu kedokteran semata,
dapat dipastikan Nabi Isa as, tidak akan mungkin dilahirkan oleh Maryam ke muka
bumi ini. Akan tetapi kenyataannya adalah Nabi Isa as, ada dan lahir ke muka
bumi hanya dengan memiliki seorang Ibu tanpa memiliki seorang Bapak,
selanjutnya apa yang harus kita lakukan dengan adanya peristiwa ini? Kita harus
mempercayainya, kita harus mengimaninya bahwa kelahiran Nabi Isa as, ke muka
bumi adalah atas Kehendak dan Kemampuan serta Ilmu ALLAH SWT.
(ingatlah), ketika Malaikat
berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan
kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat[195] (yang datang)
daripada-Nya, namanya Al masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan
di akhirat dan Termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),
(surat Ali Imran (3) ayat 45)
[195] Maksudnya: membenarkan kedatangan seorang Nabi
yang diciptakan dengan kalimat kun (jadilah) tanpa bapak Yaitu Nabi Isa a.s.
Jika kelahiran Nabi Isa as, ini kita asumsikan sebagai salah satu contoh
dari Kemahaan dan Kebesaran ALLAH SWT yang sanggup menjadikan manusia tanpa
memiliki bapak melainkan hanya dari seorang ibu saja. Sekarang adakah atau mampukah Tuhan-Tuhan lain
selain ALLAH SWT yang mampu melakukan hal yang sama yaitu menjadikan manusia
hanya dari seorang ibu saja seperti halnya Nabi Isa as,? Sampai
dengan saat ini belum ada dan tidak akan pernah
ada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu menciptakan manusia dari seorang
ibu saja atau yang mampu menjadikan
manusia dari seorang Ibu saja. Jika ini adalah kondisinya maka kelahiran NABI
ISA as, ke muka bumi dapat di artikan sebagai bukti kehebatan, bukti kebesaran
dan bukti kemahaan dari ALLAH SWT yang dipertunjukkan kepada seluruh umat
manusia, termasuk kepada diri. Selanjutnya sudahkah hal ini kita persaksikan
dengan Ilmu dan Kejujuran yang kita miliki saat diri kita melaksanakan
SYAHADAT? Jika kita termasuk orang yang telah memiliki Ilmu dan kejujuran serta
telah pula Tahu Diri yaitu Tahu siapa ALLAH SWT dan Tahu siapa Diri kita maka
sudah sepatutnya dan sepantasnya diri kita mengakui Tiada Tuhan selain ALLAH
SWT yang mampu menjadikan apapun.
4.
Manusia telah diberi
RUH yang suci oleh ALLAH SWT
RUH seluruh manusia yang ada di muka bumi tanpa terkecuali asalnya
dari ALLAH SWT melalui proses peniupan
ke dalam RAHIM seorang Ibu. RUH sebagai sesuatu yang ditiupkan oleh ALLAH SWT
dapat dipastikan RUH sudah ada terlebih dahulu pada yang meniupkannya. Adanya
kondisi ini maka dapat dikatakan bahwa RUH setiap manusia sudah ada pada ALLAH SWT sebelum RUH ditiupkan.
dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.
Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan melainkan sedikit".
(surat Al Israa' (17) ayat 85)
Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya,
dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya
dengan bersujud[796].
(surat
Al Hijr (15) ayat 29)
[796] Dimaksud dengan sujud di sini bukan menyembah,
tetapi sebagai penghormatan.
Sekarang coba anda bayangkan dan renungkan, ALLAH SWT memberikan kepada
Manusia sesuatu yang berasal dari ALLAH SWT secara langsung tanpa melalui
perantaraan siapapun juga, dimana RUH yang ditiupkan ALLAH SWT tersebut tidak
pernah diketahui oleh siapapun juga termasuk di dalamnya Iblis/Jin/Syaitan
serta Malaikat. Sehingga menurut pendapat dan pengetahuan Iblis/Jin/ Syaitan
bahwa Manusia hanya terdiri dari Jasmani semata yang diciptakan dari Tanah dan
sedangkan Ruhani keberadaannya tidak pernah diketahuinya. Apa buktinya?
Untuk itu lihatlah surat Saba' (34) ayat 14 di bawah ini. Di dalam surat
Saba' (34) ayat 14, diterangkan bahwa JIN tidak mengetahui sama sekali bahwa
Nabi Sulaiman as, telah meninggal dunia.
Ini berarti bahwa JIN hanya mengetahui bahwa Nabi Sulaiman as, hanya terdiri dari satu unsur saja yaitu
Jasmani saja sedangkan keberadaan Ruhani tidak pernah diketahui sedikitpun oleh
Jin apalagi oleh Iblis maupun Syaitan. Selanjutnya sebagai KHALIFAH di muka
bumi, coba anda renungkan dengan seksama mengenai RUH kita sendiri, dimana ALLAH
SWT sudah memberikan sesuatu yang terbaik yang berasal dari ALLAH SWT secara
langsung sampai-sampai Iblis, Jin dan Syaitan pun tidak mempunyai pengetahuan
tentang RUH, sekarang bagaimana kita menyikapinya?
Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian
Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali
rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin
itu bahwa kalau Sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak
akan tetap dalam siksa yang menghinakan.
(surat Saba' (34)
ayat 14)
Jika kita termasuk orang yang Tahu Diri maka kita
harus menyikapi hal ini dengan menempatkan ALLAH SWT pada posisi yang
sebenarnya yaitu sebagai Pemilik yang sekaligus Pencipta, Pemelihara, Penjaga,
Pengawas dan Pengayom dari langit dan bumi beserta isinya serta menempatkan
diri kita sendiri sebagai makhluk yang diciptakan-Nya yang tidak memiliki
apapun juga dan yang hidup di bumi yang dimiliki pula oleh ALLAH SWT.
Untuk itu jika kita telah merasa diberikan sesuatu yang baik dan yang
berharga dari ALLAH SWT maka peliharalah dan jagalah RUH tersebut jangan sampai
rusak; peliharalah dan jagalah RUH jangan sampai cacat; peliharalah dan jagalah
jangan sampai RUHANI dikalahkan oleh JASMANI atau dijajah oleh JASMANI;
peliharalah dan jagalah RUH untuk selalu menjadi diri kita yang sebenarnya.
Sekarang timbul pertanyaan yang mendasar, siapakah yang sanggup memelihara,
merawat, menjadikan RUHANI unggul terhadap JASMANI? Yang pasti adalah yang
sanggup merawat, memelihara dan memperbaiki RUH adalah Pencipta dari RUH itu
sendiri.
Selanjutnya jika Ruhani terganggu, rusak, cacat, kotor, akibat dijajah dan
dipengaruhi oleh Jasmani maka yang sanggup memelihara dan merawatnya adalah
ALLAH SWT. Sekarang jika hanya ALlAH SWT saja yang sanggup
menciptakan, merawat dan memelihara RUHANI manusia, selanjutnya :
a. sudahkah
kita semua mengetahuinya secara baik dan benar dan menjadikan ini sebagai
sebuah keimanan?
b. sudahkah
kita semua mencoba menghubungi ALLAH SWT
untuk meminta perawatan?
c. sudahkah
kita semua melaksanakan apa-apa yang diperintahkan oleh Pencipta Ruh dan/atau
sudahkah kita berhubungan baik dengan pemilik dan pencipta Ruh?
d. sudahkah
kita menyelaraskan, menserasikan dan juga
menyeimbangkan Ruh yang ada pada diri kita dengan pemilik dan pemelihara
Ruh?
Jika
ini adalah kondisinya, patut dan pantaskah diri kita menghindar dari ALLAH SWT
atau patut dan pantaskah diri kita tidak mau mengakui bahwa Tiada Tuhan selain
ALLAH SWT yang mampu menciptakan, memelihara, menjaga RUH seluruh umat manusia?
Hasil akhir dari semua ini, sangat tergantung kepada diri kita sendiri, apakah
mau melaksanakan SYAHADAT yang sesuai dengan Kehendak ALLAH SWT ataukah tidak.
Hal yang harus kita perhatikan adalah segala RESIKO yang timbul akibat diri
kita tidak mau mengakui, akibat diri kita tidak mau menerima, akibat diri kita
tidak mau menjadikan ALLAH SWT sebagai
satu-satunya Tuhan yang berhak disembah adalah tanggung jawab masing-masing,
tidak bisa di alihkan, tidak bisa dipindah tangankan apalagi diwariskan kepada
anak dan keturunan.
5.
Tubuh dan Organ Tubuh Manusia yang diciptakan dalam Bentuk yang Sebaik-baiknya.
Lihatlah, perhatikanlah, renungkanlah, pelajarilah dengan seksama tubuh
kita sendiri melalui organ-organ yang ada pada tubuh diri kita, maka jika kita
mau berfikir jernih akan terlihat oleh kita suatu keadaan yang sangat-sangat
hebat di dalam diri kita sebab ALLAH SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya dan/atau manusia bukan diciptakan dalam kondisi asal-asalan
oleh ALLAH SWT. Apa yang kami kemukakan di atas ini sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh ALLAH SWT di dalam
surat At Tin (95) ayat 4 yang kami kemukakan di bawah ini.
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya .
(surat At Tin (95) ayat 4)
Selanjutnya kami ingin mengajak para hamba-hamba ALLAH SWT untuk
merenungi kembali apa-apa yang akan kami kemukakan di bawah ini dengan suatu
perenungan yang jujur, yaitu:
a.
Lihatlah serta persaksikanlah jaringan sel-sel
syaraf dan jaringan sel-sel darah manusia yang begitu rapih.
b.
Lihatlah serta persaksikanlah organ tubuh manusia
seperti jantung, paru, limpa, hati dan ginjal yang selalu bekerja tiada henti.
c.
Lihatlah serta persaksikanlah ukuran dan panjang
tangan kita yang proporsional dengan tinggi rendahnya tubuh.
d.
Lihatlah serta persaksikanlah ukuran dan panjang
kaki kita yang proporsional dengan tinggi rendahnya tubuh.
e.
Lihatlah dan persaksikanlah alis mata kita yang tidak bertambah panjang
dari waktu ke waktu dibandingkan dengan rambut kepala kita.
f.
Lihatlah dan persaksikanlah kuku tangan dan kuku
kaki yang selalu tumbuh dari waktu ke waktu dibandingkan dengan bulu mata kita
yang pertumbuhannya terbatas.
g.
Lihatlah dan persaksikanlah wajah dan rupa manusia, tidak ada yang sama
baik bentuk wajah dan rupanya atau lihat pula sidik jarinya.
Setelah mempersaksikan
anggota tubuh kita sendiri yang begitu hebat dan begitu sempurna keadaannya,
apakah tidak cukup bagi kita untuk menyadari bahwa memang Tiada Tuhan selain
ALLAH SWT yang mampu menciptakan organ dan tubuh manusia dengan sebaik-baiknya.
Sekarang bertanyalah kepada
diri kita sendiri, apakah kita merasa menciptakan diri kita sendiri, apakah kita merasa yang merancang
bentuk dan fungsi jantung sendiri sehingga mampu memompa darah secara otomatis
tanpa istirahat, apakah kita sendiri yang membangun sel-sel otak yang berjumlah
milyaran sel yang terdiri dari berbagai pusat dan fungsi yang terintegrasi
sehingga kita bisa berfikir, mengingat, berhitung, merencanakan, serta mampu
berimajinasi? Jangan anda jawab pertanyaan, tapi renungkanlah dengan penuh
kejujuran lalu nyatakan bahwa tiada Tuhan selain ALLAH SWT yang mampu
menciptakan hal ini semua.
Adanya 7(tujuh) kondisi yang kami kemukakan di atas
ini, menandakan bahwa ALLAH SWT di dalam menciptakan diri kita bukan dengan
cara asal-asalan atau dengan cara membabi buta atau dengan cara apa adanya.
ALLAH SWT menciptakan diri kita dalam sebuah Kehendak yang di dukung oleh Ilmu
dan Kemampuan yang sangat hebat sehingga segala sesuatu yang diciptakan oleh
ALLAH SWT pasti dalam bentuk dan ukuran yang sebaik-baiknya sesuai dengan
cerminan dari kemahaan dan kebesaran ALLAH SWT itu sendiri.
Sekarang coba bayangkan apa jadinya jika alis mata
manusia selalu bertambah panjang seperti rambut kepala kita atau bulu mata yang
selalu bertambah panjang seperti bertambah panjangnya kuku tangan dan kaki
kita. Adanya kondisi ini masihkah kita meragukan lagi bahwa Tiada Tuhan selain
ALLAH SWT yang mampu menciptakan Tubuh dan Organ diri kita dengan
sebaik-baiknya? Jika kondisi dan keadaan
ini belum juga bisa menjadikan diri kita bersyahadat sesuai dengan kehendak
ALLAH SWT berarti kita belum TAHU DIRI, belum memiliki Ilmu dan Kejujuran,
belum beriman kepada ALLAH SWT dan juga tidak pernah bersyukur kepada ALLAH
SWT. Untuk itu jangan pernah salahkan ALLAH SWT jika Neraka Jahannam menjadi
tujuan akhir perjalanan diri kita sehingga kasih sayang SYAITAN yang kita
peroleh.
6. Perkembangan Manusia serta Kelengkapan yang
ada pada diri Manusia
Seorang pelukis membuat sebuah lukisan, kemudian apa yang sebenarnya
terdapat dalam lukisan tersebut? Di dalam lukisan tersebut akan terdapat gambar
yang merupakan refleksi dari diri pelukis itu sendiri sehingga melalui lukisan
itu akan diketahui seperti apakah kondisi dan kemampuan pelukis itu. Jika dalam
suatu lukisan dapat digunakan sebagai media untuk menunjukkan keberadaan atau
kemampuan pelukis, sekarang bagaimana ALLAH SWT dengan Ciptaan-Nya? ALLAH SWT
pun juga menampilkan keberadaan kemampuan dan kehebatannya melalui ciptaan-Nya.
Sekarang lihatlah diri kita sendiri, siapakah yang
mampu menciptakan Ruh manusia, siapakah yang dapat menciptakan Amanah 7 dan Hubbul,
siapakah yang dapat menciptakan perasaan, siapakah yang mampu menciptakan
jaringan sel darah yang sedemikian canggih di dalam tubuh manusia yang berpusat
di jantung, siapakah yang mampu menciptakan jaringan syaraf tubuh manusia yang
begitu hebat, siapakah yang mampu membuat ginjal, limpa, pankreas dan otak
manusia? Jika ke semua kehebatan dan kecanggihan yang terdapat di dalam diri
kita adalah bagian dari ciptaan ALLAH SWT maka dapat dipastikan penciptanya
pasti lebih hebat dari apa-apa yang diciptakannya.
dan
Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan
di lautan[862], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.
(surat
Al Israa' (17) ayat 70)
[862] Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam
pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan untuk memperoleh
penghidupan.
Sebab tidak akan mungkin sesuatu
yang hebat dan canggih dihasilkan atau dibuat oleh sesuatu yang berada di bawah
apa-apa yang dibuatnya. Jika sudah begini keadaannya masih kurang percayakah
kita kepada ALLAH SWT sehingga masih mau mengakui adanya Tuhan selain ALLAH SWT
di alam semesta ini? Jika hal ini kita lakukan kepada ALLAH SWT berarti memang
kita tidak pernah Tahu Diri dan jangan pernah salahkan ALLAH SWT jika kita
tidak pernah merasakan kebahagian hidup di dunia dan di akhirat kelak.
Sekarang ALLAH SWT sudah diri kita, ini berarti
diri kita tidak lain adalah cerminan dari ALLAH SWT itu sendiri. Lihatlah diri
kita yang telah dimuliakan oleh ALLAH SWT sebagai bentuk manifestasi dari Al
'Azis yang dimiliki ALLAH SWT. Adanya
kondisi ini merupakan salah satu bukti yang harus kita jadikan patokan dan
pedoman di dalam melaksanakan misi sebagai KHALIFAH di muka bumi, yaitu bahwa MANUSIA termasuk diri kita sendiri sudah sejak awal
dimuliakan oleh ALLAH SWT.
Jika kita sudah dalam kondisi Mulia atau sudah
dimuliakan oleh ALLAH SWT dibandingkan makhluk lainnya maka sudah seharusnya
dan selayaknya diri kita menjadi KHALIFAH yang Mulia juga di muka bumi. Akan
tetapi jika saat ini yang terjadi adalah
kita malah menjadi makhluk yang hina dan dikutuk oleh ALLAH SWT sama halnya
dengan Syaitan/Iblis. Selanjutnya siapakah yang merusak diri sendiri, apakah
ALLAH SWT ataukah kita sendiri akibat dari tidak tahu diri?
Jika kita sekarang sudah tidak mulia lagi, berarti kita sudah keluar dari
konsep awal ALLAH SWT sewaktu menciptakan MANUSIA pertama kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar