ALLAH SWT adalah
PEMILIK dan sekaligus PENCIPTA dari
langit dan bumi beserta segala isinya termasuk di dalam diri kita serta DIINUL
ISLAM. Ini berarti bahwa MANUSIA berada di muka bumi saat ini bukan karena
kehendak manusia itu sendiri namun keberadaannya di muka bumi karena diciptakan
atau karena KEHENDAK ALLAH SWT seperti tersebut dalam surat Al Baqarah (2) ayat
30. Untuk apakah manusia diciptakan ALLAH SWT? ALLAH SWT menciptakan manusia
untuk dijadikan sebagai KHALIFAHNYA di muka bumi dan jika kita saat ini masih
hidup berarti kita saat ini adalah KHALIFAH ALLAH SWT di muka bumi. Selanjutnya
untuk dapat melaksanakan fungsi KEKHALIFAHAN di muka bumi, tentu bukanlah
sebuah perkara mudah bagi manusia untuk melaksanakannya. Hal ini disebabkan adanya penghalang yang berasal dari eksternal dan
internal diri manusia. Penghalang eksternal adalah SYAITAN beserta
antek-anteknya sedangkan penghalang internal adalah AHWA.
Setiap orang tanpa
terkecuali pasti memiliki SYAITAN yang
akan menggoda dan merayu manusia untuk berbuat di dalam koridor NILAI-NILAI
KEBURUKAN dan juga adanya AHWA yaitu sebuah dorongan yang berasal dari
sifat-sifat JASMANI yang berasal dari alam. Di lain sisi ALLAH SWT juga
memberikan kepada setiap manusia apa yang dinamakan dengan RUH, AMANAH 7 dan
HUBBUL serta HATI RUHANI sebagai alat
bantu bagi manusia untuk melaksanakan fungsi kekhalifahan di muka bumi.
Akan tetapi sesuatu yang berasal dari ALLAH SWT belum tentu dapat memberikan
hasil yang baik sesuai dengan KEHENDAK ALLAH SWT jika SYAITAN dan/atau AHWA
dapat mengalahkan dan/atau mempengaruhi hal-hal yang berasal dari ALLAH SWT.
Agar MANUSIA dapat berjalan sesuai dengan KEHENDAK ALLAH SWT maka ALLAH SWT
menurunkan AD DIIN atau DIINUL ISLAM
sebagai TUNTUNAN dan PEDOMAN bagi KHALIFAHNYA di muka bumi sehingga selamat
sampai tujuan akhir, yaitu pulang kampung ke SYURGA atau bertemu dengan ALLAH SWT.
Adanya DIINUL ISLAM
yang diturunkan ALLAH SWT untuk kesuksesan KHALIFAH-NYA menjalankan tugas di
muka bumi, maka ALLAH SWT berkehendak kepada KHALIFAH-NYA untuk melaksanakan
dan menjalankan DIINUL ISLAM yang sesuai dengan KEHENDAK-NYA pula. Jika MANUSIA
melaksanakan dan menjalankan DIINUL ISLAM, maka MANUSIA akan mendapatkan
hal-hal yang akan kami kemukakan sebagai berikut:
1. TIDAK TAKUT dan GELISAH
Salah satu manfaat
yang akan kita peroleh jika kita berserah diri kepada ALLAH SWT dengan
mempergunakan DIINUL ISLAM adalah
dihilangkannya atau ditiadakannya perasaan sedih, resah, gundah gulana,
gelisah, takut dan/atau disembuhkannya penyakit-penyakit yang terdapat di dalam
rongga dada manusia dan/atau dihapusnya penyakit-penyakit yang melekat di HATI
RUHANI manusia.
(tidak
demikian) bahkan Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia
berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(surat
Al Baqarah (2) ayat 112)
Sekarang bayangkan
jika kita mempunyai penyakit RESAH, GELISAH, TAKUT, GUNDAH GULANA di dalam
diri, selanjutnya timbulkah ketenangan jiwa atau kebahagian bathin atau
dapatkah kita berbuat segala sesuatu dengan tenang atau dapatkah kita sukses
menjadi KHALIFAH di muka bumi? Sepanjang di dalam diri manusia terdapat
penyakit RESAH, GELISAH, TAKUT, GUNDAH
GULANA maka apa yang dinamakan dengan ketenangan dan kebahagiaan bathin tidak
akan pernah kita rasakan, atau bahkan yang ada adalah perasaan takut, depresi, motivasi
rendah sehingga kita gagal di dalam menjalankan fungsi sebagai KHALIFAH di muka
bumi.
Seperti kita ketahui
bersama bahwa timbulnya penyakit yang ada di dalam rongga dada atau penyakit
yang bersarang di dalam HATI RUHANI, di akibatkan oleh:
1)
RUH dan AMANAH 7 sudah tidak
sanggup lagi melakukan reaksi atas
apa-apa yang dihadapinya dalam hal ini adalah reaksi di dalam menghadapi
perbuatan AHWA dan juga perbuatan SYAITAN dan/atau
2)
RUH dan AMANAH 7 sudah tidak
berdaya menghadapi apa-apa yang dilakukan oleh AHWA termasuk juga dengan
perbuatan SYAITAN dan/atau
3)
RUH dan AMANAH 7 mengalami
kekurangan atau mengalami kemunduran
kemampuan di dalam menghadapi perbuatan
AHWA termasuk juga dengan perbuatan SYAITAN dan/atau
4)
RUH dan AMANAH 7 telah putus
hubungan dengan ALLAH SWT selaku pemilik dan pencipta daripada RUH dan AMANAH 7
itu sendiri.
ALLAH SWT selaku
pemilik dan pencipta dari RUH dan AMANAH 7 tentu bertanggungjawab terhadap
ciptaannya, sekarang tergantung kita maukah menemui pemilik dan pencipta RUH dan
AMANAH 7 dengan berserah diri kepada ALLAH SWT dengan mempergunakan DIINUL
ISLAM sehingga penyebab dari penyakit-penyakit yang ada di dalam rongga dada
itu hilang atau disembuhkan oleh ALLAH SWT. Selanjutnya timbul pertanyaan,
kenapa kita harus mempergunakan DIINUL ISLAM untuk menyembuhkan dan/atau
meniadakan penyebab dari penyakit yang ada di dalam rongga dada manusia?
DIINUL ISLAM adalah
FITRAH ALLAH SWT demikian pula dengan RUH dan AMANAH 7 adalah juga FITRAH ALLAH
SWT dan jika FITRAH ALLAH SWT bertemu dengan FITRAH ALLAH SWT maka akan
terjadilah apa yang dinamakan dengan keseseuaian dan keserasian serta
keselarasan antar masing-masing FITRAH, ditambah kejadian itu di bawah dan dinanungi secara langsung oleh FITRAH ALLAH
SWT yang MAHA BESAR. Ini berarti FITRAH yang kecil bersatu padu dengan FITRAH
yang MAHA BESAR dan otomatis FITRAH yang kecil akan tertolong atau ditolong
oleh FITRAH yang MAHA BESAR. Adanya sinergi antara diri kita (dalam hal ini RUH
dan AMANAH 7) dengan ALLAH SWT melalui
upaya berserah diri kepada ALLAH SWT dengan mempergunakan DIINUL ISLAM, maka
timbullah dalam diri manusia rasa optimis, rasa percaya diri, ketenangan
bathin, kebahagiaan hidup, yang pada akhirnya dapat mensukseskan kita menjadi
KHALIFAH di muka bumi.
2.
DALAM PIMPINAN ALLAH SWT atau DALAM PETUNJUK
AL LAH SWT
ALLAH SWT di dalam
surat Al An'am (6) ayat 71 menerangkan kepada kita bahwa kita harus melakukan
hal-hal sebagai berikut:
1)
hanya kepada ALLAH SWT sajalah
kita menyeru.
2)
hanya kepada ALLAH SWT sajalah
kita meminta PETUNJUK.
3)
hanya kepada ALLAH SWT sajalah
kita berserah diri.
Apabila kita
melakukan 3(tiga) hal yang kami sebutkan di atas ini, berarti kita telah
menempatkan dan meletakkan DIINUL ISLAM
sesuai dengan KEHENDAK ALLAH SWT dan/atau kita sudah mengartikan bahwa DIINUL
ISLAM bukan hanya sebatas AGAMA ISLAM semata. Selanjutnya adakah manfaat yang
kita peroleh dengan melakukan itu semua? ALLAH SWT akan memberikan kepada diri
kita bimbingan, memberikan kepada diri kita petunjuk, memberikan kepada diri kita
pengarahan, sehingga kita mudah melaksanakan tugas di muka bumi serta
dihindarkan dari bujuk dan rayuan syaitan.
Katakanlah: "Apakah kita
akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan
kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita
dan (apakah) kita akan kembali ke belakang[488], sesudah Allah memberi petunjuk
kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan
yang menakutkan; dalam Keadaan bingung, Dia mempunyai kawan-kawan yang
memanggilnya kepada jalan yang Lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti
kami". Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah (yang
sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan
semesta alam,
(surat
Al An'am (6) ayat 71)
[488] Maksudnya: syirik.
Jika hal itu yang
kita peroleh dan kita dapatkan dari ALLAH SWT, berarti diri kita telah berada
di dalam pimpinan ALLAH SWT atau kita sudah berada di dalam KEHENDAK ALLLAH
SWT sehingga PETUNJUK dan KEMUDAHAN dapat kita peroleh
yang pada akhirnya dapat menghantar diri ke SYURGA. Akan tetapi jika kita tidak
mau dan tidak suka melaksanakan 3(tiga) ketentuan yang kami sebutkan di atas,
terimalah dengan senang hati apa yang dinamakan dengan kemudharatan hidup,
kesengsaraan hidup di dunia dan akhirat, gangguan dan bujukan syaitan, serta
Neraka Jahannamlah sebagai tempat kembali.
3. SELAMAT/DISELAMATKAN dari AZAB
Maukah Pembaca,
selamat atau diselamatkan dari AZAB yang pedih dan perih oleh ALLAH SWT?
Rasanya tidak ada satupun manusia di muka bumi yang tidak mau menerima bantuan
dari ALLAH SWT agar diselamatkan dari AZAB atau diselamatkan dari bencana,
marabahaya, penyakit ataupun niat jahat dan niat busuk yang dapat merugikan dan
membahayakan diri kita. Hal itu hanya akan dapat kita peroleh jika kita mau
menerima dan mau menjalankan serta berserah diri hanya kepada ALLAH SWT melalui DIINUL ISLAM. Selain itu
kita tidak boleh menyekutukan ALLAH SWT dengan sesuatu apapun juga. Pemenuhan
atas syarat dan ketentuan yang ALLAH SWT tetapkan adalah ketentuan mutlak yang
harus dipenuhi oleh setiap manusia tanpa terkecuali.
Katakanlah
kepada orang-orang Badwi yang tertinggal: "Kamu akan diajak untuk
(memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka
atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu) niscaya
Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling
sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu
dengan azab yang pedih".
(surat
Al Fath (48) ayat 16)
Tanpa itu semua
jangan pernah berharap mendapatkan fasilitas pengampunan dari ALLAH SWT. Contoh
nyata yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang warganegara yang
ingin meminta pengampunan kepada
Presiden melalui GRASI ataupun ABOLISI,
tentu kita harus menyerahkan segala persoalan yang kita hadapi kepada
Presiden terlebih dahulu. Kemudian setelah itu barulah Presiden memberikan
penilaian terhadap apa yang kita mohonkan dan jika memang memenuhi persyaratan
maka Presidenpun dapat memberikan GRASI atau ABOLISI kepada kita. Sekarang
bagaimana jika kita sendiri yang tidak mau meminta GRASI atau ABOLISI kepada
Presiden dan/atau kita mengajukan GRASI
atau ABOLISI tetapi tanpa melampirkan syarat dan ketentuan yang berlaku?
Presiden tentu tidak akan pernah memberikan GRASI atau
ABOLISI dimaksud kepada warganya yang tidak mau memenuhi syarat dan ketentuan
yang berlaku. Timbul pernyataan, jika Presiden saja memberlakukan adanya syarat
dan ketentuan guna memberikan fasilitas
GRASI atau ABOLISI kepada rakyatnya, tentu ALLAH SWT juga memberlakukan
pula hal yang sama kepada KHALIFAH-NYA yang ingin diselamatkan dari Azab atau
jika ingin selamat sampai ke SYURGA. Pertanyaannya adalah sudahkah kita
memenuhi syarat dan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh ALLAH SWT?
4.
MASUK ke NEGERI DARUSSALAM
Di dalam surat Al
An'am (6) ayat 127 di bawah ini ALLAH
SWT menerangkan bahwa telah menyediakan
bagi KHALIFAH-NYA yang selalu sesuai dengan KEHENDAK-NYA dan/atau KHALIFAH yang selalu berpegang teguh
dengan AGAMA yang FITRAH yang diciptakan dari FITRAH ALLAH SWT yaitu sebuah negeri yang bernama
DARUSSALAM atau SYURGA. Bayangkan ALLAH SWT sebagai pencipta dan pemilik alam
semesta ini, sudah menyediakan sebuah tempat kembali yang sangat baik kepada
KHALIFAH-NYA termasuk untuk diri kita. Hal ini menunjukkan bahwa ALLAH SWT
berkehendak kepada KHALIFAH-NYA untuk dapat menempati SYURGA-NYA dan bertemu
dengan-NYA.
bagi mereka (disediakan) darussalam (syurga) pada sisi Tuhannya dan
Dialah pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan.
(surat
Al An'am (6) ayat 127)
Sekarang
ALLAH SWT sudah mempersiapkan tempat kembali manusia yang bernama
DARUSSALAM, selanjutnya maukah kita
bertempat tinggal disana? Jika kita ingin bertempat tinggal di DARUSSALAM ada
syaratnya yaitu peluklah DIINUL ISLAM sebagai AGAMA yang FITRAH secara KAFFAH,
tanpa ditambah, tanpa dikurangi atau tanpa disesuaikan oleh sebab apapun juga.
Timbul pertanyaan, bolehkah kita pulang kampung bukan ke negeri DARUSSALAM?
Sejak awal ALLAH SWT sudah menetapkan adanya 2(dua) tempat kembali bagi
KHALIFAH-NYA di muka bumi yaitu SYURGA dan NERAKA dan kemudian perlu ada
ketentuan bagaimana cara mengisi SYURGA dan NERAKA secara adil bagi
KHALIFAH-NYA. Salah satu bentuk keadilan yang ALLAH SWT terapkan adalah
KHALIFAH-NYA dipersilahkan untuk memilih tempat kembali yang sesuai dengan
keinginannya sendiri. ALLAH SWT tidak
hendak memaksa KHALIFAH-NYA untuk HARUS pulang ke negeri DARUSSALAM akan tetapi
pilihan ada di tangan KHALIFAH-NYA masing-masing.
5.
DIHORMATI ALLAH SWT dan MALAIKAT
Pembaca,
kami ingin memberikan sebuah ilustrasi sebagai berikut: Misalkan kita adalah
seorang perantau yang bekerja di Jakarta, yang pasti akan pulang kampung suatu
saat tertentu. Sebagai seorang perantau tentu kita tidak bisa hidup secara
sembrono dan hidup berfoya-foya. Seorang perantau tentu memikirkan apa yang
harus di bawa pulang ke kampung halaman sebagai sebuah bukti kesuksesaan di
rantau. Apabila kita termasuk orang yang TAHU DIRI maka kita pasti tahu bahwa
saat ini kita sedang menjalani hidup di rantau. Untuk itu kita harus
mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan selalu memperbanyak bekal untuk
kehidupan kelak di kampung halaman. Sekarang bagaimana dengan diri kita yang
saat ini sedang merantau di muka bumi sebagai seorang KHALIFAH, sudahkah kita
mempersiapkan diri untuk pulang kampung?
(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam Keadaan baik[822] oleh Para
Malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum[823],
masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".
(surat
An Nahl (16) ayat 32)
[822] Maksudnya: wafat dalam Keadaan suci dari
kekafiran dan kemaksiatan atau dapat juga berarti mereka mati dalam Keadaan
senang karena ada berita gembira dari Malaikat bahwa mereka akan masuk syurga.
[823] Artinya selamat sejahtera bagimu.
Salah satu bekal yang
akan menjadikan kehidupan kita bahagia di kampung halaman yaitu APA-APA yang
telah kita INFAQKAN berdasarkan DIINUL
ISLAM seperti infaq, shadaqah, jariah. Selanjutnya maukah kita dihormati atas
keberhasilan kita di rantau sewaktu pulang kampung? ALLAH SWT melalui
surat An Nahl (16) ayat 32 memberikan
penghormatan kepada KHALIFAH-NYA yang sukses di rantau atau yang sukses di muka
bumi dengan memberikan KARPET MERAH melalui MALAIKAT-MALAIKAT-NYA dengan ucapan
SAALAMUN'ALAIKUM dengan penuh hikmat. Sekarang coba anda bayangkan jika saja
itu adalah diri kita yang disambut oleh MALAIKAT. Selanjutnya jika kita
berharap seperti itu caranya sangat mudah cukup dengan melaksanakan,
menjalankan, mengakui, memeluk DIINUL ISLAM secara KAFFAH.
Selain MALAIKAT
memberikan penghormatan, ALLAH SWT
sebagai pencipta dan pemilik langit dan bumi juga memberikan ucapan SELAMAT kepada KHALIFAH-NYA
yang telah sukses menjalankan tugas yang diembannya dengan ucapan SALAM SEJAHTERA.
(kepada mereka dikatakan):
"Salam", sebagai Ucapan selamat dari
Tuhan yang Maha Penyayang.
(surat
Yaasin (36) ayat 58)
ALLAH SWT memberikan
ucapan selamat kepada KHALIFAH-NYA bukan berarti KHALIFAH-NYA lebih hebat dari
ALLAH SWT akan tetapi ALLAH SWT memberikan sebuah penghormatan dikarenakan
KHALIFAH-NYA yang diutusnya telah berhasil melaksanakan tugas di muka bumi sesuai
dengan apa-apa yang dikehendaki-NYA.
Selanjutnya jika kita mau dihormati dan diberikan ucapan selamat oleh ALLAH SWT, untuk itu jangan pernah keluar
dari DIINUL ISLAM sebagai AGAMA yang FITRAH.
6.
DERAJATNYA DITINGGIKAN
Kesuksesan hidup di
rantau akan memberikan dampak yang sangat positif kepada diri kita sewaktu kita
pulang kampung. Sebagai orang yang telah sukses di rantau, secara otomatis
derajat ataupun martabat kita di mata orang sekampung akan ditempatkan lebih
tinggi dibandingkan dengan warga kampung
kebanyakan. Adanya peningkatan derajat atau martabat yang kita peroleh
merupakan suatu bentuk apresiasi atau sebuah pengakuan dari masyarakat terhadap
jerih payah kita di rantau. Selain daripada itu, dalam kehidupan sehari-hari
ada perbedaan perlakuan antara RAKYAT BIASA dengan PAHLAWAN. Hal ini
dikarenakan seseorang baru akan disebut dengan PAHLAWAN jika ia telah berbuat
sesuatu yang melebihi dari orang kebanyakan dalam rangka membela negara. Apabila hal ini tidak dapat dipenuhi maka
tidak ada perbedaan antara PAHLAWAN dengan RAKYAT BIASA. Jika dalam kehidupan
sehari-hari ada perbedaan yang disebabkan oleh perilaku dan perbuatan yang
diabdikan kepada negara, selanjutnya apakah ALLAH SWT juga memberlakukan hal
yang sama kepada KHALIFAH-NYA jika sukses hidup di rantau?
mereka Itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang Tinggi (dalam
syurga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan
Ucapan selamat di dalamnya,
(surat
Al Furqaan (25) ayat 75)
ALLAH SWT juga akan
memberikan penghargaan kepada setiap KHALIFAH-NYA yaitu berupa derajat dan
martabat yang berbeda dengan orang kebanyakan. Semakin tinggi tingkat
kesuksesan yang diraih oleh KHALIFAH-NYA maka semakin tinggi pula derajat dan
martabat yang akan ALLAH SWT berikan. Adanya pemberian martabat dan derajat
yang disesuaikan dengan hasil usaha atau hasil kesuksesan menjadi KHALIFAH di
muka bumi, ini menandakan bahwa ALLAH SWT telah memberikan penghormatan dan
ucapan selamat kepada KHALIFAH-NYA tersebut. Jika kita ingin ditinggikan
derajat dan martabatnya oleh ALLAH SWT tidak ada cara lain yang harus ditempuh
oleh kita kecuali berpegang teguh dengan tali DIINUL ISLAM sebagai AGAMA yang
FITRAH.
7.
DALAM BENTENG KOKOH
ALLAH
SWT melalui surat Luqman (31) ayat 22 menerangkan bahwa apabila kita berserah
diri kepada ALLAH SWT dengan berpegang teguh kepada DIINUL ISLAM maka
sesungguhnya kita telah berada di dalam benteng ALLAH SWT. Hal ini disebabkan
karena FITRAH diri kita yang kecil telah tersambung dengan FITRAH ALLAH SWT yang MAHA BESAR melalui tali DIINUL
ISLAM.
dan Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang Dia orang
yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali
yang kokoh. dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.
(surat
Luqman (31) ayat 22)
Jika
kondisi ini sudah terjadi pada diri kita, maka musuh utama diri kita, apakah
itu AHWA, apakah itu SYAITAN baik yang asli ataupun SYAITAN yang berwujud
manusia, tidak akan sanggup menggoda dan merayu kita sebab ALLAH SWT selalu
bersama diri kita. Untuk itu lihatlah handphone kita, selama handphone kita
selalu tersambung dengan sinyal dari operator selular, maka kemudahan dan
fasilitas dari operator selular dapat kita peroleh. Untuk itu jangan pernah
sekalipun kita terlepas atau melepaskan diri atau mau dilepaskan dari TALI
AGAMA ALLAH SWT oleh sebab apapun juga, apabila kita ingin selalu dibentengi
oleh ALLAH SWT.
Pembaca,
inilah sebahagian dari manfaat yang akan kita peroleh jika kita memeluk DIINUL ISLAM sebagai AGAMA yang FITRAH secara
KAFFAH. Selain dari pada itu masih terdapat beberapa manfaat lainya yang dapat
kita diperoleh dari DIINUL ISLAM yang telah kita jadikan AGAMA yang FITRAH,
yaitu:
a) Orang yang selalu berpegah teguh dengan tali
DIINUL ISLAM maka orang tersebut akan selalu berada di dalam keselamatan
dan/atau selalu berada di dalam pantauan radar ALLAH SWT yang MAHA HEBAT.
dan Sesungguhnya di antara Kami ada orang-orang yang taat dan ada
(pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat,
Maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.
(surat
Al Jin (72) ayat 14)
b) Orang yang selalu berpegang teguh dengan tali
DIINUL ISLAM sebagai AGAMA yang FITRAH maka orang tersebut akan bebas dan/atau
akan dibebaskan oleh ALLAH SWT dari segala dosa dan kesalahan yang telah
diperbuatnya.
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan
perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya,
laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar,
laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah,
laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara
kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah
telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
(surat
Al Ahzab (33) ayat 35)
c) Orang
yang selalu berpegang teguh dengan tali DIINUL sebagai AGAMA yang FITRAH maka
ALLAH SWT akan menjadikan orang tersebut sebagai AHLI SYURGA atau CALON
PENGHUNI KAMPUNG KEBAHAGIAAN.
(Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera
lagi aman[801]"
(surat
Al Hijr (15) ayat 46)
[801] Sejahtera
dari bencana dan aman dari malapetaka.
kecuali orang-orang yang taubat (di antara mereka) sebelum kamu dapat
menguasai (menangkap) mereka; Maka ketahuilah bahwasanya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
(surat
Al Maaidah (5) ayat 34)
d) Orang yang
selalu berpegang teguh dengan tali DIINUL ISLAM sebagai AGAMA yang FITRAH maka
orang tersebut akan selalu berada di dalam NUR ALLAH SWT dan/atau selalu berada
di dalam KEHENDAK ALLAH SWT.
dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah
kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah
iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan
Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu
benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
(surat
Asy Syuura (42) ayat 52)
e) Orang yang
selalu berpegang teguh dengan tali DIINUL ISLAM sebagai AGAMA yang FITRAH maka
orang tersebut akan selamat dan/atau
akan diselamatkan dari segala bahaya termasuk bencana, penyakit, niat jahat
ataupun niat busuk. Contohnya ada pada NABI IBRAHIM as. seperti yang tertuang
dalam surat Al Anbiyaa' (21) ayat 69.
Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi
keselamatanlah bagi Ibrahim",
(surat
Al Anbiyaa' (21) ayat 69)
Berdasarkan dari
seluruh keterangan yang telah kami kemukakan mulai dari bab pertama sampai
dengan bab ini, terlihat dengan jelas bahwa diri kita sangat membutuhkan DIINUL ISLAM baik semasa
hidup di dunia sampai dengan hari kiamat. Jika sudah demikian masih beranikah
kita melawan PERINTAH ALLAH SWT atau masih maukah kita berada di luar KEHENDAK
ALLAH SWT? Apabila kita termasuk orang yang telah TAHU DIRI maka pergunakanlah
MASA AKTIF yang masih tersisa saat ini untuk memikirkan ke kampung mana kita
akan pulang, apakah ke SYURGA ataukah ke NERAKA JAHANNAM? Ingat MASA AKTIF diri
kita hampir sama dengan masa aktif kartu selular, sehingga akan sangat percuma jika kita
memiliki saldo pulsa yang banyak yang disertai dengan battery yang OK namun
masa aktif kartu selular sudah habis. Selanjutnya apa yang dapat kita lakukan
dengan handphone kita? Untuk itu sebelum NYAWA sampai di kerongkongan atau
selama hayat masih di kandung badan jangan pernah sia-siakan hidup di rantau
sebagai seorang KHALIFAH di muka bumi. Berikut ini akan kami kemukakan hadits
yang diriwayatkan oleh Bukhari,Muslim yang terdapat dalam buku "Al Lulu Wal Marjan", yang
mungkin dapat menggugah diri kita menjadi lebih baik lagi.
Abdullah bin
Mas'uud ra. berkata: Kami bersama Nabi SAW di dalam gubah (khemah), tiba-tiba
Nabi SAW tanya: Apakah kalian rela bila kalian merupakan seperempat ahli
syurga? Jawab kami: Ya. Lalu ditanya: Apakah kalian rela bila kalian menjadi
sepertiga penduduk syurga? Jawab kami: Ya. Lalu ditanya: Apakah puas bila
kalian menjadi separuh penduduk syurga? Jawab kami: Ya. Lalu Nabi SAW bersabda:
Demi ALLAH SWT yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sungguh saya berharap semoga
kamu merupakan separuh penduduk syurga, dan tidak akan dapat masuk syurga
kecuali jiwa yang muslim (patuh dan taat), sedang kalian jika dibandingkan
dengan ahli syirik bagaikan sehelai rambut putih di tengah kulit lembu hitam
atau bagaikan rambut hitam di atas kulit
lembu putih.
(HR
Bukhari,Muslim; Al Lulu Wal Marjan:132)
Pembaca buku yang
kami hormati, berdasarkan hadits di atas ini ada pertanyaan yang harus anda
jawab dengan sejujur-jujurnya, yaitu:
1)
yang manakah diri kita, apakah
yang sehelai rambut putih di tengah kulit lembu hitam atau yang sehelai rambu
hitam di tengah kulit lembu putih? atau
2)
yang manakah diri kita, apakah
yang menjadi kulit lembu hitam di tengah sehelai rambut putih atau apakah yang menjadi kulit lembu putih di
tengah sehelai rambut hitam?
3)
sudahkah kita menjadi orang
muslim seperti yang dipersyaratkan hadits diatas atau sudah muslimkah seluruh
anggota keluarga kita?
Selanjutnya bagaimana
dengan hadits yang kami kemukakan di bawah ini, yang manakah diri kita yang
saat ini sedang merantau di muka bumi
sebagai seorang KHALIFAH, apakah yang masuk dalam kategori 999 (Sembilan
Ratus Sembilan Puluh Sembilan) orang
ataukah yang masuk dalam kategori 1(satu) orang?
Abu Saied ra.
berkata: Rasulullah SAW bersabda: Firman ALLAH: Ya Adam. Jawab Adam: Labbaika
wasa'daika dan semua kebaikan di tangan-Mu. Firman ALLAH: Keluarkan bagian
neraka. Adam bertanya: Berapa bagian neraka? Jawab ALLAH: dari tiap seribu,
Sembilan ratus Sembilan puluh Sembilan.
Maka pada saat itu berubanlah anak kecil, dan wanita yang mengandung
menggugurkan kandungannya, dan anda melihat yang mabuk, padahal tidak meminum
khamer, tetapi siksa ALLAH yang sangat berat. Berita sangat berat diterima oleh
sahabat sehingga mereka bertanya:Yang manakah orang itu di antara kami ya
Rasulullah? Jawab Nabi SAW: Terimalah berita gembira dari bilangan ya'juj wa
ma'juj seribu kamu hanya seorang. Kemudian Nabi SAW bersabda: Demi ALLAH yang
jiwaku di tangannya, saya berharap semoga kalian sepertiga dari penghuni
syurga, maka kami sambut: Alhammdu lillah wallahu akbar, lalu Nabi SAW
bersabda: Demi ALLAH yang jiwaku di tangan-Nya sungguh aku berharap semoga
kalian separuh dari ahli syurga, sesungguhnya perbandinganmu dengan ummat-ummat
yang lain bagaikan satu rambut putih di tengah kulit lembu hitam, atau bintik
di lengan himar,
(HR
Bukhari,Muslim; Al Lulu Wal Marjan:133)
Pembaca, ternyata
yang akan masuk NERAKA itu BANYAK sedangkan yang akan masuk SYURGA itu SANGAT
SEDIKIT dan berdasarkan hadits di atas ini terindikasi bahwa untuk
pulang kampung bersama SYAITAN ke NERAKA
JAHANNAM itu sangat MUDAH, MURAH,
MERIAH sedangkan untuk masuk SYURGA itu sulit, berat dan penuh perjuangan serta
tidak semudah membalik telapak tangan. Selanjutnya yang manakah yang akan kita
pilih, apakah MAU yang SEDIKIT ataukah MAU yang BANYAK dan/atau apakah SYURGA
yang kita pilih ataukah NERAKA yang kita pilih? PILIHAN hanya satu, untuk itu
kita tidak boleh memiliki, melaksanakan dan menjalankan STANDARD GANDA di dalam mengambil keputusan
untuk memilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar