Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Kamis, 26 Mei 2016

MANFAAT DIINUL ISLAM BAGI DIRI KITA




ALLAH SWT adalah PEMILIK dan  sekaligus PENCIPTA dari langit dan bumi beserta segala isinya termasuk di dalam diri kita serta DIINUL ISLAM. Ini berarti bahwa MANUSIA berada di muka bumi saat ini bukan karena kehendak manusia itu sendiri namun keberadaannya di muka bumi karena diciptakan atau karena KEHENDAK ALLAH SWT seperti tersebut dalam surat Al Baqarah (2) ayat 30. Untuk apakah manusia diciptakan ALLAH SWT? ALLAH SWT menciptakan manusia untuk dijadikan sebagai KHALIFAHNYA di muka bumi dan jika kita saat ini masih hidup berarti kita saat ini adalah KHALIFAH ALLAH SWT di muka bumi. Selanjutnya untuk dapat melaksanakan fungsi KEKHALIFAHAN di muka bumi, tentu bukanlah sebuah perkara mudah bagi manusia untuk melaksanakannya.  Hal ini disebabkan adanya  penghalang yang berasal dari eksternal dan internal diri manusia. Penghalang eksternal adalah SYAITAN beserta antek-anteknya sedangkan penghalang internal adalah AHWA.


Setiap orang tanpa terkecuali pasti memiliki  SYAITAN yang akan menggoda dan merayu manusia untuk berbuat di dalam koridor NILAI-NILAI KEBURUKAN dan juga  adanya  AHWA yaitu sebuah dorongan yang berasal dari sifat-sifat JASMANI yang berasal dari alam. Di lain sisi ALLAH SWT juga memberikan  kepada setiap manusia  apa yang dinamakan dengan RUH, AMANAH 7 dan HUBBUL serta HATI RUHANI sebagai alat  bantu bagi manusia untuk melaksanakan fungsi kekhalifahan di muka bumi. Akan tetapi sesuatu yang berasal dari ALLAH SWT belum tentu dapat memberikan hasil yang baik sesuai dengan KEHENDAK ALLAH SWT jika SYAITAN dan/atau AHWA dapat mengalahkan dan/atau mempengaruhi hal-hal yang berasal dari ALLAH SWT. Agar MANUSIA dapat berjalan sesuai dengan KEHENDAK ALLAH SWT maka ALLAH SWT menurunkan  AD DIIN atau DIINUL ISLAM sebagai TUNTUNAN dan PEDOMAN bagi KHALIFAHNYA di muka bumi sehingga selamat sampai tujuan akhir, yaitu pulang kampung ke SYURGA atau bertemu dengan  ALLAH SWT.    

Adanya DIINUL ISLAM yang diturunkan ALLAH SWT untuk kesuksesan KHALIFAH-NYA menjalankan tugas di muka bumi, maka ALLAH SWT berkehendak kepada KHALIFAH-NYA untuk melaksanakan dan menjalankan DIINUL ISLAM yang sesuai dengan KEHENDAK-NYA pula. Jika MANUSIA melaksanakan dan menjalankan DIINUL ISLAM, maka MANUSIA akan mendapatkan hal-hal yang akan kami kemukakan sebagai berikut:


1. TIDAK TAKUT dan GELISAH

Salah satu manfaat yang akan kita peroleh jika kita berserah diri kepada ALLAH SWT dengan mempergunakan  DIINUL ISLAM adalah dihilangkannya atau ditiadakannya perasaan sedih, resah, gundah gulana, gelisah, takut dan/atau disembuhkannya penyakit-penyakit yang terdapat di dalam rongga dada manusia dan/atau dihapusnya penyakit-penyakit yang melekat di HATI RUHANI manusia.


(tidak demikian) bahkan Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(surat Al Baqarah (2) ayat 112)


Sekarang bayangkan jika kita mempunyai penyakit RESAH, GELISAH, TAKUT, GUNDAH GULANA di dalam diri, selanjutnya timbulkah ketenangan jiwa atau kebahagian bathin atau dapatkah kita berbuat segala sesuatu dengan tenang atau dapatkah kita sukses menjadi KHALIFAH di muka bumi? Sepanjang di dalam diri manusia terdapat penyakit  RESAH, GELISAH, TAKUT, GUNDAH GULANA maka apa yang dinamakan dengan ketenangan dan kebahagiaan bathin tidak akan pernah kita rasakan, atau bahkan yang ada adalah perasaan takut, depresi, motivasi rendah sehingga kita gagal di dalam menjalankan fungsi sebagai KHALIFAH di muka bumi.

Seperti kita ketahui bersama bahwa timbulnya penyakit yang ada di dalam rongga dada atau penyakit yang bersarang di dalam HATI RUHANI, di akibatkan oleh:

1)      RUH dan AMANAH 7 sudah tidak sanggup lagi  melakukan reaksi atas apa-apa yang dihadapinya dalam hal ini adalah reaksi di dalam menghadapi perbuatan AHWA dan juga perbuatan SYAITAN dan/atau
2)      RUH dan AMANAH 7 sudah tidak berdaya menghadapi apa-apa yang dilakukan oleh AHWA termasuk juga dengan perbuatan SYAITAN dan/atau
3)      RUH dan AMANAH 7 mengalami kekurangan atau mengalami kemunduran  kemampuan di dalam menghadapi perbuatan  AHWA termasuk juga dengan perbuatan SYAITAN dan/atau
4)      RUH dan AMANAH 7 telah putus hubungan dengan ALLAH SWT selaku pemilik dan pencipta daripada RUH dan AMANAH 7 itu sendiri.

ALLAH SWT selaku pemilik dan pencipta dari RUH dan AMANAH 7 tentu bertanggungjawab terhadap ciptaannya, sekarang tergantung kita maukah menemui pemilik dan pencipta RUH dan AMANAH 7 dengan berserah diri kepada ALLAH SWT dengan mempergunakan DIINUL ISLAM sehingga penyebab dari penyakit-penyakit yang ada di dalam rongga dada itu hilang atau disembuhkan oleh ALLAH SWT. Selanjutnya timbul pertanyaan, kenapa kita harus mempergunakan DIINUL ISLAM untuk menyembuhkan dan/atau meniadakan penyebab dari penyakit yang ada di dalam rongga dada manusia?

DIINUL ISLAM adalah FITRAH ALLAH SWT demikian pula dengan RUH dan AMANAH 7 adalah juga FITRAH ALLAH SWT dan jika FITRAH ALLAH SWT bertemu dengan FITRAH ALLAH SWT maka akan terjadilah apa yang dinamakan dengan keseseuaian dan keserasian serta keselarasan antar masing-masing FITRAH, ditambah kejadian itu di bawah dan  dinanungi secara langsung oleh FITRAH ALLAH SWT yang MAHA BESAR. Ini berarti FITRAH yang kecil bersatu padu dengan FITRAH yang MAHA BESAR dan otomatis FITRAH yang kecil akan tertolong atau ditolong oleh FITRAH yang MAHA BESAR. Adanya sinergi antara diri kita (dalam hal ini RUH dan   AMANAH 7) dengan ALLAH SWT melalui upaya berserah diri kepada ALLAH SWT dengan mempergunakan DIINUL ISLAM, maka timbullah dalam diri manusia rasa optimis, rasa percaya diri, ketenangan bathin, kebahagiaan hidup, yang pada akhirnya dapat mensukseskan kita menjadi KHALIFAH di muka bumi.


2.     DALAM PIMPINAN ALLAH SWT atau DALAM PETUNJUK ALLAH SWT


ALLAH SWT di dalam surat Al An'am (6) ayat 71 menerangkan kepada kita bahwa kita harus melakukan hal-hal sebagai berikut:

1)      hanya kepada ALLAH SWT sajalah kita menyeru.
2)      hanya kepada ALLAH SWT sajalah kita meminta  PETUNJUK.
3)      hanya kepada ALLAH SWT sajalah kita berserah diri.

Apabila kita melakukan 3(tiga) hal yang kami sebutkan di atas ini, berarti kita telah menempatkan dan meletakkan  DIINUL ISLAM sesuai dengan KEHENDAK ALLAH SWT dan/atau kita sudah mengartikan bahwa DIINUL ISLAM bukan hanya sebatas AGAMA ISLAM semata. Selanjutnya adakah manfaat yang kita peroleh dengan melakukan itu semua? ALLAH SWT akan memberikan kepada diri kita bimbingan, memberikan kepada diri kita petunjuk, memberikan kepada diri kita pengarahan, sehingga kita mudah melaksanakan tugas di muka bumi serta dihindarkan dari bujuk dan rayuan syaitan.

 Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang[488], sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam Keadaan bingung, Dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang Lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam,
(surat Al An'am (6) ayat 71)

[488] Maksudnya: syirik.

Jika hal itu yang kita peroleh dan kita dapatkan dari ALLAH SWT, berarti diri kita telah berada di dalam pimpinan ALLAH SWT atau kita sudah berada di dalam KEHENDAK ALLLAH SWT  sehingga  PETUNJUK dan KEMUDAHAN dapat kita peroleh yang pada akhirnya dapat menghantar diri ke SYURGA. Akan tetapi jika kita tidak mau dan tidak suka melaksanakan 3(tiga) ketentuan yang kami sebutkan di atas, terimalah dengan senang hati apa yang dinamakan dengan kemudharatan hidup, kesengsaraan hidup di dunia dan akhirat, gangguan dan bujukan syaitan, serta Neraka Jahannamlah sebagai tempat kembali.


3. SELAMAT/DISELAMATKAN dari AZAB


Maukah Pembaca, selamat atau diselamatkan dari AZAB yang pedih dan perih oleh ALLAH SWT? Rasanya tidak ada satupun manusia di muka bumi yang tidak mau menerima bantuan dari ALLAH SWT agar diselamatkan dari AZAB atau diselamatkan dari bencana, marabahaya, penyakit ataupun niat jahat dan niat busuk yang dapat merugikan dan membahayakan diri kita. Hal itu hanya akan dapat kita peroleh jika kita mau menerima dan mau menjalankan serta berserah diri hanya kepada  ALLAH SWT melalui DIINUL ISLAM. Selain itu kita tidak boleh menyekutukan ALLAH SWT dengan sesuatu apapun juga. Pemenuhan atas syarat dan ketentuan yang ALLAH SWT tetapkan adalah ketentuan mutlak yang harus dipenuhi oleh setiap manusia tanpa terkecuali.
  

Katakanlah kepada orang-orang Badwi yang tertinggal: "Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu) niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih".
(surat Al Fath (48) ayat 16)


Tanpa itu semua jangan pernah berharap mendapatkan fasilitas pengampunan dari ALLAH SWT. Contoh nyata yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang warganegara yang ingin meminta  pengampunan kepada Presiden melalui GRASI ataupun ABOLISI,  tentu kita harus menyerahkan segala persoalan yang kita hadapi kepada Presiden terlebih dahulu. Kemudian setelah itu barulah Presiden memberikan penilaian terhadap apa yang kita mohonkan dan jika memang memenuhi persyaratan maka Presidenpun dapat memberikan GRASI atau ABOLISI kepada kita. Sekarang bagaimana jika kita sendiri yang tidak mau meminta GRASI atau ABOLISI kepada Presiden  dan/atau kita mengajukan GRASI atau ABOLISI tetapi tanpa melampirkan syarat dan ketentuan yang berlaku?


Presiden  tentu tidak akan pernah memberikan GRASI atau ABOLISI dimaksud kepada warganya yang tidak mau memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. Timbul pernyataan, jika Presiden saja memberlakukan adanya syarat dan ketentuan guna memberikan fasilitas  GRASI atau ABOLISI kepada rakyatnya, tentu ALLAH SWT juga memberlakukan pula hal yang sama kepada KHALIFAH-NYA yang ingin diselamatkan dari Azab atau jika ingin selamat sampai ke SYURGA. Pertanyaannya adalah sudahkah kita memenuhi syarat dan ketentuan yang  telah ditetapkan oleh ALLAH SWT?    
  


4. MASUK ke NEGERI DARUSSALAM


Di dalam surat Al An'am (6) ayat 127 di bawah ini   ALLAH SWT menerangkan bahwa  telah menyediakan bagi KHALIFAH-NYA yang selalu sesuai dengan KEHENDAK-NYA  dan/atau KHALIFAH yang selalu berpegang teguh dengan AGAMA yang FITRAH yang diciptakan dari FITRAH  ALLAH SWT yaitu sebuah negeri yang bernama DARUSSALAM atau SYURGA. Bayangkan ALLAH SWT sebagai pencipta dan pemilik alam semesta ini, sudah menyediakan sebuah tempat kembali yang sangat baik kepada KHALIFAH-NYA termasuk untuk diri kita. Hal ini menunjukkan bahwa ALLAH SWT berkehendak kepada KHALIFAH-NYA untuk dapat menempati SYURGA-NYA dan bertemu dengan-NYA.   


bagi mereka (disediakan) darussalam (syurga) pada sisi Tuhannya dan Dialah pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan.
(surat Al An'am (6) ayat 127)


Sekarang ALLAH SWT sudah mempersiapkan tempat kembali manusia yang bernama DARUSSALAM,  selanjutnya maukah kita bertempat tinggal disana? Jika kita ingin bertempat tinggal di DARUSSALAM ada syaratnya yaitu peluklah DIINUL ISLAM sebagai AGAMA yang FITRAH secara KAFFAH, tanpa ditambah, tanpa dikurangi atau tanpa disesuaikan oleh sebab apapun juga. Timbul pertanyaan, bolehkah kita pulang kampung bukan ke negeri DARUSSALAM? Sejak awal ALLAH SWT sudah menetapkan adanya 2(dua) tempat kembali bagi KHALIFAH-NYA di muka bumi yaitu SYURGA dan NERAKA dan kemudian perlu ada ketentuan bagaimana cara mengisi SYURGA dan NERAKA secara adil bagi KHALIFAH-NYA. Salah satu bentuk keadilan yang ALLAH SWT terapkan adalah KHALIFAH-NYA dipersilahkan untuk memilih tempat kembali yang sesuai dengan keinginannya sendiri.  ALLAH SWT tidak hendak memaksa KHALIFAH-NYA untuk HARUS pulang ke negeri DARUSSALAM akan tetapi pilihan ada di tangan KHALIFAH-NYA masing-masing. 



5.     DIHORMATI ALLAH SWT dan MALAIKAT


Pembaca, kami ingin memberikan sebuah ilustrasi sebagai berikut: Misalkan kita adalah seorang perantau yang bekerja di Jakarta, yang pasti akan pulang kampung suatu saat tertentu. Sebagai seorang perantau tentu kita tidak bisa hidup secara sembrono dan hidup berfoya-foya. Seorang perantau tentu memikirkan apa yang harus di bawa pulang ke kampung halaman sebagai sebuah bukti kesuksesaan di rantau. Apabila kita termasuk orang yang TAHU DIRI maka kita pasti tahu bahwa saat ini kita sedang menjalani hidup di rantau. Untuk itu kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan selalu memperbanyak bekal untuk kehidupan kelak di kampung halaman. Sekarang bagaimana dengan diri kita yang saat ini sedang merantau di muka bumi sebagai seorang KHALIFAH, sudahkah kita mempersiapkan diri untuk pulang kampung?

(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam Keadaan baik[822] oleh Para Malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum[823], masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".
(surat An Nahl (16) ayat 32)

[822] Maksudnya: wafat dalam Keadaan suci dari kekafiran dan kemaksiatan atau dapat juga berarti mereka mati dalam Keadaan senang karena ada berita gembira dari Malaikat bahwa mereka akan masuk syurga.
[823] Artinya selamat sejahtera bagimu.


Salah satu bekal yang akan menjadikan kehidupan kita bahagia di kampung halaman yaitu APA-APA yang telah kita INFAQKAN berdasarkan  DIINUL ISLAM seperti infaq, shadaqah, jariah. Selanjutnya maukah kita dihormati atas keberhasilan kita di rantau sewaktu pulang kampung? ALLAH SWT melalui surat    An Nahl (16) ayat 32 memberikan penghormatan kepada KHALIFAH-NYA yang sukses di rantau atau yang sukses di muka bumi dengan memberikan KARPET MERAH melalui MALAIKAT-MALAIKAT-NYA dengan ucapan SAALAMUN'ALAIKUM dengan penuh hikmat. Sekarang coba anda bayangkan jika saja itu adalah diri kita yang disambut oleh MALAIKAT. Selanjutnya jika kita berharap seperti itu caranya sangat mudah cukup dengan melaksanakan, menjalankan, mengakui, memeluk DIINUL ISLAM secara KAFFAH.    

Selain MALAIKAT memberikan penghormatan,  ALLAH SWT sebagai pencipta dan pemilik langit dan bumi juga  memberikan ucapan SELAMAT kepada KHALIFAH-NYA yang telah sukses menjalankan tugas yang diembannya dengan ucapan SALAM SEJAHTERA. 


(kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai Ucapan selamat dari  Tuhan yang Maha Penyayang.
(surat Yaasin (36) ayat 58)

ALLAH SWT memberikan ucapan selamat kepada KHALIFAH-NYA bukan berarti KHALIFAH-NYA lebih hebat dari ALLAH SWT akan tetapi ALLAH SWT memberikan sebuah penghormatan dikarenakan KHALIFAH-NYA yang diutusnya telah berhasil melaksanakan tugas di muka bumi sesuai dengan  apa-apa yang dikehendaki-NYA. Selanjutnya jika kita mau dihormati dan diberikan ucapan selamat oleh  ALLAH SWT, untuk itu jangan pernah keluar dari DIINUL ISLAM sebagai AGAMA yang FITRAH.    



6. DERAJATNYA DITINGGIKAN


Kesuksesan hidup di rantau akan memberikan dampak yang sangat positif kepada diri kita sewaktu kita pulang kampung. Sebagai orang yang telah sukses di rantau, secara otomatis derajat ataupun martabat kita di mata orang sekampung akan ditempatkan lebih tinggi  dibandingkan dengan warga kampung kebanyakan. Adanya peningkatan derajat atau martabat yang kita peroleh merupakan suatu bentuk apresiasi atau sebuah pengakuan dari masyarakat terhadap jerih payah kita di rantau. Selain daripada itu, dalam kehidupan sehari-hari ada perbedaan perlakuan antara RAKYAT BIASA dengan PAHLAWAN. Hal ini dikarenakan seseorang baru akan disebut dengan PAHLAWAN jika ia telah berbuat sesuatu yang melebihi dari orang kebanyakan dalam rangka membela negara.  Apabila hal ini tidak dapat dipenuhi maka tidak ada perbedaan antara PAHLAWAN dengan RAKYAT BIASA. Jika dalam kehidupan sehari-hari ada perbedaan yang disebabkan oleh perilaku dan perbuatan yang diabdikan kepada negara, selanjutnya apakah ALLAH SWT juga memberlakukan hal yang sama kepada KHALIFAH-NYA jika  sukses hidup di rantau?

mereka Itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang Tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan Ucapan selamat di dalamnya,
(surat Al Furqaan (25) ayat 75)


ALLAH SWT juga akan memberikan penghargaan kepada setiap KHALIFAH-NYA yaitu berupa derajat dan martabat yang berbeda dengan orang kebanyakan. Semakin tinggi tingkat kesuksesan yang diraih oleh KHALIFAH-NYA maka semakin tinggi pula derajat dan martabat yang akan ALLAH SWT berikan. Adanya pemberian martabat dan derajat yang disesuaikan dengan hasil usaha atau hasil kesuksesan menjadi KHALIFAH di muka bumi, ini menandakan bahwa ALLAH SWT telah memberikan penghormatan dan ucapan selamat kepada KHALIFAH-NYA tersebut. Jika kita ingin ditinggikan derajat dan martabatnya oleh ALLAH SWT tidak ada cara lain yang harus ditempuh oleh kita kecuali berpegang teguh dengan tali DIINUL ISLAM sebagai AGAMA yang FITRAH. 



7. DALAM BENTENG KOKOH


ALLAH SWT melalui surat Luqman (31) ayat 22 menerangkan bahwa apabila kita berserah diri kepada ALLAH SWT dengan berpegang teguh kepada DIINUL ISLAM maka sesungguhnya kita telah berada di dalam benteng ALLAH SWT. Hal ini disebabkan karena FITRAH diri kita yang kecil telah tersambung dengan FITRAH  ALLAH SWT yang MAHA BESAR melalui tali DIINUL ISLAM.  


dan Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang Dia orang yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.
(surat Luqman (31) ayat 22)


Jika kondisi ini sudah terjadi pada diri kita, maka musuh utama diri kita, apakah itu AHWA, apakah itu SYAITAN baik yang asli ataupun SYAITAN yang berwujud manusia, tidak akan sanggup menggoda dan merayu kita sebab ALLAH SWT selalu bersama diri kita. Untuk itu lihatlah handphone kita, selama handphone kita selalu tersambung dengan sinyal dari operator selular, maka kemudahan dan fasilitas dari operator selular dapat kita peroleh. Untuk itu jangan pernah sekalipun kita terlepas atau melepaskan diri atau mau dilepaskan dari TALI AGAMA ALLAH SWT oleh sebab apapun juga, apabila kita ingin selalu dibentengi oleh ALLAH SWT.

Pembaca, inilah sebahagian dari manfaat yang akan kita peroleh jika kita memeluk  DIINUL ISLAM sebagai AGAMA yang FITRAH secara KAFFAH. Selain dari pada itu masih terdapat beberapa manfaat lainya yang dapat kita diperoleh dari DIINUL ISLAM yang telah kita jadikan AGAMA yang FITRAH, yaitu:

a)   Orang yang selalu berpegah teguh dengan tali DIINUL ISLAM maka orang tersebut akan selalu berada di dalam keselamatan dan/atau selalu berada di dalam pantauan radar ALLAH SWT yang MAHA HEBAT.  

dan Sesungguhnya di antara Kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, Maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.
(surat Al Jin (72) ayat 14)

b)   Orang yang selalu berpegang teguh dengan tali DIINUL ISLAM sebagai AGAMA yang FITRAH maka orang tersebut akan bebas dan/atau akan dibebaskan oleh ALLAH SWT dari segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuatnya. 

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
(surat Al Ahzab (33) ayat 35)

c)   Orang yang selalu berpegang teguh dengan tali DIINUL sebagai AGAMA yang FITRAH maka ALLAH SWT akan menjadikan orang tersebut sebagai AHLI SYURGA atau CALON PENGHUNI KAMPUNG KEBAHAGIAAN.

(Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman[801]"
(surat Al Hijr (15) ayat 46)



[801] Sejahtera dari bencana dan aman dari malapetaka.


kecuali orang-orang yang taubat (di antara mereka) sebelum kamu dapat menguasai (menangkap) mereka; Maka ketahuilah bahwasanya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(surat Al Maaidah (5) ayat 34)

d)   Orang yang selalu berpegang teguh dengan tali DIINUL ISLAM sebagai AGAMA yang FITRAH maka orang tersebut akan selalu berada di dalam NUR ALLAH SWT dan/atau selalu berada di dalam KEHENDAK ALLAH SWT.

dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab   (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
(surat Asy Syuura (42) ayat 52)

e)   Orang yang selalu berpegang teguh dengan tali DIINUL ISLAM sebagai AGAMA yang FITRAH maka orang tersebut  akan selamat dan/atau akan diselamatkan dari segala bahaya termasuk bencana, penyakit, niat jahat ataupun niat busuk. Contohnya ada pada NABI IBRAHIM as. seperti yang tertuang dalam surat Al Anbiyaa' (21) ayat 69.


Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim",
(surat Al Anbiyaa' (21) ayat 69)


Berdasarkan dari seluruh keterangan yang telah kami kemukakan mulai dari bab pertama sampai dengan bab ini, terlihat dengan jelas bahwa diri kita  sangat membutuhkan DIINUL ISLAM baik semasa hidup di dunia sampai dengan hari kiamat. Jika sudah demikian masih beranikah kita melawan PERINTAH ALLAH SWT atau masih maukah kita berada di luar KEHENDAK ALLAH SWT? Apabila kita termasuk orang yang telah TAHU DIRI maka pergunakanlah MASA AKTIF yang masih tersisa saat ini untuk memikirkan ke kampung mana kita akan pulang, apakah ke SYURGA ataukah ke NERAKA JAHANNAM? Ingat MASA AKTIF diri kita hampir sama dengan masa aktif kartu selular,  sehingga akan sangat percuma jika kita memiliki saldo pulsa yang banyak yang disertai dengan battery yang OK namun masa aktif kartu selular sudah habis. Selanjutnya apa yang dapat kita lakukan dengan handphone kita? Untuk itu sebelum NYAWA sampai di kerongkongan atau selama hayat masih di kandung badan jangan pernah sia-siakan hidup di rantau sebagai seorang KHALIFAH di muka bumi. Berikut ini akan kami kemukakan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari,Muslim yang terdapat dalam buku  "Al Lulu Wal Marjan", yang mungkin dapat menggugah diri kita menjadi lebih baik lagi.



Abdullah bin Mas'uud ra. berkata: Kami bersama Nabi SAW di dalam gubah (khemah), tiba-tiba Nabi SAW tanya: Apakah kalian rela bila kalian merupakan seperempat ahli syurga? Jawab kami: Ya. Lalu ditanya: Apakah kalian rela bila kalian menjadi sepertiga penduduk syurga? Jawab kami: Ya. Lalu ditanya: Apakah puas bila kalian menjadi separuh penduduk syurga? Jawab kami: Ya. Lalu Nabi SAW bersabda: Demi ALLAH SWT yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sungguh saya berharap semoga kamu merupakan separuh penduduk syurga, dan tidak akan dapat masuk syurga kecuali jiwa yang muslim (patuh dan taat), sedang kalian jika dibandingkan dengan ahli syirik bagaikan sehelai rambut putih di tengah kulit lembu hitam atau bagaikan rambut  hitam di atas kulit lembu putih.
(HR Bukhari,Muslim; Al Lulu Wal Marjan:132)
  

Pembaca buku yang kami hormati, berdasarkan hadits di atas ini ada pertanyaan yang harus anda jawab dengan sejujur-jujurnya, yaitu:

1)      yang manakah diri kita, apakah yang sehelai rambut putih di tengah kulit lembu hitam atau yang sehelai rambu hitam di tengah kulit lembu putih? atau
2)      yang manakah diri kita, apakah yang menjadi kulit lembu hitam di tengah sehelai rambut putih  atau apakah yang menjadi kulit lembu putih di tengah sehelai rambut hitam? 
3)      sudahkah kita menjadi orang muslim seperti yang dipersyaratkan hadits diatas atau sudah muslimkah seluruh anggota keluarga kita? 

Selanjutnya bagaimana dengan hadits yang kami kemukakan di bawah ini, yang manakah diri kita yang saat ini sedang merantau di muka bumi  sebagai seorang KHALIFAH, apakah yang masuk dalam kategori 999 (Sembilan Ratus Sembilan Puluh Sembilan) orang  ataukah yang masuk dalam kategori 1(satu) orang?


Abu Saied ra. berkata: Rasulullah SAW bersabda: Firman ALLAH: Ya Adam. Jawab Adam: Labbaika wasa'daika dan semua kebaikan di tangan-Mu. Firman ALLAH: Keluarkan bagian neraka. Adam bertanya: Berapa bagian neraka? Jawab ALLAH: dari tiap seribu, Sembilan ratus Sembilan puluh Sembilan.  Maka pada saat itu berubanlah anak kecil, dan wanita yang mengandung menggugurkan kandungannya, dan anda melihat yang mabuk, padahal tidak meminum khamer, tetapi siksa ALLAH yang sangat berat. Berita sangat berat diterima oleh sahabat sehingga mereka bertanya:Yang manakah orang itu di antara kami ya Rasulullah? Jawab Nabi SAW: Terimalah berita gembira dari bilangan ya'juj wa ma'juj seribu kamu hanya seorang. Kemudian Nabi SAW bersabda: Demi ALLAH yang jiwaku di tangannya, saya berharap semoga kalian sepertiga dari penghuni syurga, maka kami sambut: Alhammdu lillah wallahu akbar, lalu Nabi SAW bersabda: Demi ALLAH yang jiwaku di tangan-Nya sungguh aku berharap semoga kalian separuh dari ahli syurga, sesungguhnya perbandinganmu dengan ummat-ummat yang lain bagaikan satu rambut putih di tengah kulit lembu hitam, atau bintik di lengan himar,
(HR Bukhari,Muslim; Al Lulu Wal Marjan:133)


Pembaca, ternyata yang akan masuk NERAKA itu BANYAK sedangkan yang akan masuk SYURGA itu SANGAT SEDIKIT dan berdasarkan hadits di atas ini terindikasi bahwa   untuk  pulang kampung bersama SYAITAN ke NERAKA  JAHANNAM  itu sangat MUDAH, MURAH, MERIAH sedangkan untuk masuk SYURGA itu sulit, berat dan penuh perjuangan serta tidak semudah membalik telapak tangan. Selanjutnya yang manakah yang akan kita pilih, apakah MAU yang SEDIKIT ataukah MAU yang BANYAK dan/atau apakah SYURGA yang kita pilih ataukah NERAKA yang kita pilih? PILIHAN hanya satu, untuk itu kita tidak boleh memiliki, melaksanakan dan menjalankan  STANDARD GANDA di dalam mengambil keputusan untuk memilih.   





Tidak ada komentar:

Posting Komentar