Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Kamis, 19 Mei 2016

PERLUKAH SAYA DENGAN DIINUL ISLAM? - part 1 of 2



Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang AD DIIN atau DIINUL ISLAM  ini, perkenankan kami untuk mengemukakan apa-apa yang terkandung di dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 30  dalam beberapa catatan. Ayat  ini jika kita pelajari dengan seksama maka akan terdapat banyak sekali pelajaran dan pemahaman atas KEHENDAK ALLAH SWT terhadap rencana besarnya yaitu tentang KEKHALIFAHAN di muka bumi. Ayat  ini terlihat sangat pendek namun isi dan maksud dari tujuan yang terkandung di dalam ayat tersebut sangatlah luas dan terdapat banyak misteri yang hanya  ALLAH SWT saja yang tahu. Untuk itu kami mencoba mengemukakan beberapa catatan penting dari isi dan kandungan surat Al-Baqarah (2) ayat 30, sebagai berikut:


1.  CATATAN PERTAMA tentang KEHENDAK ALLAH SWT


ALLAH SWT adalah DZAT yang menamakan dirinya sendiri dengan nama ALLAH (lihat surat Thaahaa (20) ayat 14) dimana  DZAT ALLAH SWT tidak akan mungkin ada yang dapat mengalahkannya. ALLAH SWT ada dengan sendirinya sebelum yang lainnya ada dan/atau adanya ALLAH SWT  tidak ada yang menyertainya.  

Selanjutnya DZAT ALLAH SWT mempunyai SIFAT yang terdiri dari sifat SALBIYAH (yaitu sifat yang hanya berlaku khusus untuk  DZAT ALLAH SWT saja yang  terdiri dari SIFAT Wujud, Qidam, Baqa, Qiyamuhu binafsih, Wahdaniah, Mukhalafath lil Hawadish) dan sifat MA'ANI (yaitu sifat yang dimiliki ALLAH SWT dalam rangka tanggung jawab ALLAH SWT kepada ciptaan-NYA,  yang terdiri dari Qudrat, Iradat, Sam'i, Bashir, Kalam, Hayat, Ilmu) serta ALLAH SWT mempunyai AF'AL (PERBUATAN)  yang berjumlah 99 perbuatan yang termaktub di dalam ASMAUL HUSNA (NAMA-NAMA ALLAH SWT yang INDAH).


ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:
 "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
(surat Al Baqarah (2) ayat 30)


Masih berdasarkan surat Al Baqarah (2) ayat 30 yang kami kemukakan di atas, dikemukakan bahwa ALLAH SWT adalah DZAT yang mempunyai KEMAMPUAN dan KEKUASAAN yang sangat HEBAT dan yang tidak mungkin dapat dikalahkan oleh siapapun juga serta  yang keberadaannya ada tanpa ada yang menyertainya, mempunyai sebuah KEHENDAK untuk mewujudkan RENCANA BESAR untuk menjadikan KEKHALIFAHAN di muka bumi dengan menciptakan suatu MAHKLUK BARU yang bernama MANUSIA. Selanjutnya KEHENDAK yang dikemukakan oleh  ALLAH SWT jika ditinjau dari pendekatan sifat yang dimiliki DZAT   ALLAH SWT merupakan salah satu dari SIFAT MA'ANI yang dimiliki DZAT ALLAH SWT yaitu sifat IRADAT.



Selanjutnya seperti apakah IRADAT ALLAH SWT tersebut? Jika kita berbicara mengenai salah satu sifat ALLAH SWT maka kita tidak dapat memilah-milah antara pendekatan DZAT, pendekatan SIFAT dan pendekatan   AF'AL yang dimiliki ALLAH SWT. Dengan demikian sifat IRADAT yang dimiliki dan yang dikemukakan oleh ALLAH SWT merupakan sifat IRADAT yang bersifat Baqa, sifat IRADAT yang bersifat Mukhlafah Lil Hawadish, sifat IRADAT yang bersifat Wahdaniyah, sifat IRADAT yang bersifat Qiyamuhu Binafsih, dan/atau sifat IRADAT yang  tidak terpisahkan dari sifat SALBIYAH, sifat MAANI dan AF'AL yang berjumlah 99 perbuatan yang termaktub dalam ASMAUL HUSNA. Jika itu adalah kondisi dari IRADAT atau KEHENDAK ALLAH SWT maka keadaan itu merupakan cerminan langsung dari KEHEBATAN dan KEMAMPUAN ALLAH SWT, selanjutnya berdasarkan keadaan ini maka kiranya kita dapat membuat pernyataan sebagai berikut:


a)       KEHENDAK ALLAH SWT yang disampaikan sudah pasti di BACK-UP oleh KEHEBATAN dan KEMAMPUAN ILMU ALLAH SWT dan/atau KEHENDAK ALLAH SWT tersebut sudah berada  di dalam ILMU ALLAH SWT yang sangat HEBAT dan DASYAT sehingga segala sesuatu yang menyangkut RENCANA BESAR KEKHALIFAHAN di muka bumi pasti mampu dilaksanakan oleh ALLAH SWT.


b)         KEHENDAK ALLAH SWT sudah pasti di BACK-UP oleh KEHEBATAN dan KEMAMPUAN dari QUDRAT  ALLAH SWT. Ini berarti ALLAH SWT di dalam BERKEHENDAK tidak sembarangan berkehendak sebab KEHENDAK ALLAH SWT tersebut di tunjang dan di dukung  oleh QUDRAT  ALLAH SWT yang sangat HEBAT dan DASYAT. Bagi  ALLAH SWT tidak ada KAMUSNYA KEHENDAK BESAR, KEMAMPUAN KECIL dan/atau IRADAT besar namun QUDRAT kecil. Adanya KEHEBATAN IRADAT dan KEHEBATAN QUDRAT yang dimiliki ALLAH SWT di dalam melaksanakan KEKHALIFAHAN di muka bumi, memungkinkan ALLAH SWT mampu merealisasikan seluruh RENCANA BESARNYA tentang KEKHALIFAHAN di muka bumi sejak masih dalam ILMU-NYA sampai dengan KHALIFAH-NYA menempati SYURGA atau menempatai NERAKA.


c)       ALLAH SWT di dalam melakukan KEHENDAK-NYA pasti sudah memiliki cara dan methode untuk melakukan PENGAWASAN, PEMELIHARAAN, PENGAMATAN, atau segala sesuatu yang dikehendakinya sudah pasti ter-program di sebuah MANAGEMENT SYSTEM yang paling CANGGIH.  

        
Jika ini adalah KONDISI DASAR atau ASUMSI dari KEHENDAK ALLAH SWT di dalam merencanakan KEKHALIFAHAN di muka bumi, timbul pertanyaan:

a)         Maukah ALLAH SWT GAGAL di dalam melaksanakan KEHENDAK-NYA?

b)  Maukah  ALLAH SWT dianggap tidak bertanggung jawab  terhadap apa-apa yang DIKEHENDAKI-NYA?

c)     Maukah ALLAH SWT turun kredibilitas-NYA dikarenakan ALLAH SWT  BERKEHENDAK membuat KEKHALIFAHAN di muka bumi?

d)   Maukah ALLAH SWT di anggap TIDAK ADIL/BERAT SEBELAH  oleh apa-apa yang dihendaki-NYA atau oleh ciptaan-NYA?

e)         Maukah ALLAH SWT melihat dan mendengar RENCANA-NYA  RUSAK atau DIRUSAK atau GAGAL?

f)  Maukah ALLAH SWT sampai KHALIFAH-NYA di muka bumi masuk ke NERAKA JAHANNAM?


ALLAH SWT yang memiliki KEMAMPUAN dan KEHEBATAN SIFAT SALBIYAH dan SIFAT MA'ANI yang sangat KEKAL selamanya, dapat dipastikan:

a)      ALLAH SWT tidak mau GAGAL dengan KEHENDAK-NYA.

b) ALLAH SWT tidak mau dianggap tidak bertanggung jawab dengan apa-apa yang DIKEHENDAKI-NYA.

c)      ALLAH SWT tidak mau turun kredibilitasnya karena  KEHENDAK-NYA.

d)   ALLAH SWT tidak mau di anggap tidak adil  oleh apa-apa yang DIKEHENDAKI-NYA atau oleh ciptaan-NYA.

e)   ALLAH SWT tidak mau RENCANA-NYA sampai RUSAK atau DIRUSAK oleh apapun juga atau ALLAH SWT sampai gagal melaksanakan program KEKHALIFAHAN.

f)      ALLAH SWT membebaskan KHALIFAH-NYA untuk memilih pulang kampung apakah ke SYURGA atau ke NERAKA.


Hal ini dimungkinkan sebab ALLAH SWT tidak mempunyai dan/atau tidak memiliki sedikitpun di dalam diri-NYA KELEMAHAN apalagi KEKURANGAN. Di dalam DZATNYA  ALLAH SWT yang ada adalah segalanya sehingga KESEMPURNAAN-lah yang yang ada di dalam DZAT ALLAH SWT. Selanjutnya bagaimana dengan KHALIFAH-NYA yang sampai masuk ke NERAKA JAHANNAM? Untuk menjawab hal ini, lihatlah diri kita sendiri, maukah kita sebagai orang tua melihat anak keturunannya sendiri gagal dalam kehidupannya atau hidupnya tidak berkecukupan? Tidak ada orang tua di dunia yang berkeinginan dan/atau berkehendak anak keturunannya gagal ataupun menginginkan anaknya hidup kekurangan. 

Jika manusia saja seperti itu, lalu bagaimana  dengan  ALLAH SWT yang juga adalah INISIATOR dan PENCIPTA dari KEKHALIFAHAN di muka bumi? KEHENDAK ALLAH SWT berbeda dengan kehendak orang tua kepada anaknya atau berbeda dengan kehendak manusia pada umumnya.  KEHENDAK ALLAH SWT kepada manusia bersifat NETRAL yaitu dengan mempersilahkan KHALIFAHNYA memilih SYURGA atau memilih NERAKA sebagai KAMPUNG HALAMANNYA kelak. ALLAH SWT tidak akan merasa rugi, ALLAH SWT tidak akan berkurang KEKUASAAN-NYA ataupun berkurang KEMAHAAN-NYA jika KHALIFAH-NYA tidak mau tunduk patuh kepada ALLAH SWT.

Selanjutnya ALLAH SWT di dalam melaksanakan kehendak-NYA tidak serta merta "KUN" maka JADILAH,  akan tetapi ALLAH SWT di dalam melaksanakan kehendak-NYA selalu di dalam suatu MANAGEMENT SYSTEM yang sangat sempurna dan rapih sehingga apa yang direncanakan-NYA dapat berjalan mulus sampai kapanpun. Hal ini dimungkinkan karena IRADAT yang dimiliki ALLAH SWT sangat berhubungan erat dengan KEMAMPUAN dan KEHEBATAN  QUDRAT, ILMU, SAMI', BASHAR, HAYAT dan KALAM yang  dimiliki-NYA serta Sifat SALBIYAH yang di miliki ALLAH SWT.



2. CATATAN KEDUA tentang KEADAAN sebelum KEHENDAK ALLAH SWT DIKEMUKAKAN.

Berikut ini akan kami kemukakan beberapa kondisi atau keadaan sebelum ALLAH SWT mengemukakan KEHENDAK-NYA tentang KEKHALIFAHAN di muka bumi kepada para MALAIKAT-NYA, yaitu antara lain:

1.  Di dalam kehidupan sehari-hari, jika kita ingin melakukan suatu kehendak atau niat untuk melakukan sesuatu, biasanya kita awali dengan sebuah perencanaan, kemudian penatalaksanaan, yang dilanjutkan dengan pelaksanaan yang di akhiri dengan pengawasan. Berhasil atau tidaknya kehendak atau niat untuk melakukan sesuatu, tentunya harus ditunjang dengan kemampuan yang lainnya seperti kekuasaan, kekuatan, ilmu, kemampuan keuangan dan lain sebagainya. Ini berarti KEHENDAK atau NIAT saja tanpa ditunjang dengan KEMAMPUAN akan sulit teralisir atau tidak akan berhasil dilaksanakan atau hanya angan-angan belaka.

     Selanjutnya maukah manusia gagal dalam melaksanakan kehendak atau niatnya tersebut? Manusia pada umumnya tidak ingin gagal di dalam melaksanakan kehendak atau niatnya. Sekarang bagaimana dengan ALLAH SWT dengan KEHENDAK-NYA  yang akan menciptakan KEKHALIFAHAN di muka bumi? 

     ALLAH SWT adalah DZAT yang memliliki segala-galanya sehingga KEHENDAK ALLAH SWT tidak berjalan sendirian, KEHENDAK ALLAH SWT ditunjang dengan KEMAMPUAN ALLAH SWT sehingga antara KEHENDAK dan KEMAMPUAN yang dimiliki oleh ALLAH SWT berjalan seiring dan sejalan. Jika KEHENDAK dan KEMAMPUAN ALLAH SWT tidak bersifat BAQA, tidak QIYAMUHU BINAFSIH, tidak WAHDANIAH, tidak MUKHALAFAH LIL HAWADISH, bagaimana mungkin  ALLAH SWT mampu bertanggung jawab sebegitu lama yang lamanya tidak pernah kita tahu,  kepada MANUSIA semenjak MANUSIA itu ada sampai dengan MANUSIA sampai ke NERAKA ataupun ke SYURGA? MASIH KURANG PERCAYAKAH KITA DENGAN ALLAH SWT.    


2.  ALLAH SWT di dalam merealisasikan KEHENDAK-NYA tidak serta merta menunjukkan KEHENDAK-NYA dengan mengabaikan kesempurnaan-kesempurnaan yang dimiliki ALLAH SWT atau jika kita menemui KEHENDAK ALLAH SWT yang tidak mencerminkan ALLAH SWT itu sendiri maka itu bukanlah KEHENDAK yang berasal dari ALLAH SWT. Hal yang harus kita ingat dan kita imani adalah 'KUN" yang dimiliki ALLAH SWT bukanlah sembarang "KUN" akan tetapi 'KUN" yang memilki sebuah MANAGEMENT SYSTEM yang mencerminkan KESEMPURNAAN ALLAH SWT itu sendiri. Hal ini terlihat dari adanya sebuah konsep yang kami istilahkan dengan KONSEP KETUHANAN yang  dikemudian hari dikenal dengan KONSEP SYAHADAT, sudah ditetapkan  sebelum ALLAH SWT menciptakan segala sesuatu.

     Jika kita memakai istilah di dalam kehidupan sehari-hari maka KONSEP KETUHANAN ini dapat dikatakan sebagai VISI dan MISI ALLAH SWT di dalam melaksanakan KEHENDAK-NYA. Adanya VISI dan MISI yang dituangkan dalam KONSEP KETUHANAN ini, ALLAH SWT sejak awal sudah MENUNJUKKAN KEBESARAN dan KEHEBATAN yang dimiliki-NYA.Selanjutnya KONSEP KETUHANAN yang dikemukakan  ALLAH SWT  dijalankan dan dilaksanakan oleh ALLAH SWT  di dalam sebuah MANAGEMENT SYSTEM yang sangat sempurna sesempurna ALLAH SWT.


Abu Nua’im dalam kitabnya “Al Hidayah” telah meriwayatkan sebagai berikut: “ALLAH telah memberi wahyu kepada Musa, Nabi Bani Israil, bahwa barangsiapa bertemu dengan Aku, padahal ia ingkar kepada Ahmad, niscaya Aku masukkan dirinya ke dalam neraka. Musa berkata:”Siapakah Ahmad itu, Wahai Tuhan-Ku”? ALLAH berfirman: ‘Tidak pernah Aku ciptakan satu ciptaan yang lebih mulia menurut pandangan-Ku dari padanya. Telah Ku tuliskan namanya bersama nama-Ku di Arasy sebelum Aku ciptakan tujuh lapis langit dan bumi. Sesungguhnya surga terlarang bagi semua makhluk-Ku,sebelum ia dan ummatnya terlebih dahulu memasukinya”. Musa a.s. berkata: “Siapakah umatnya itu?” Firman-Nya: “Mereka yang banyak memuji ALLAH, Mereka Memuji ALLAH sambil naik, sambil turun dan pada setiap keadaan. Mereka mengikat pinggang (menutup aurat) dan berwudhu’ membersihkan anggota badan. Mereka berpuasa siang hari, bersepi diri dan ber-dzikir sepanjang malam. Aku terima amal yang dikerjakan dengan ikhlas, meskipun sedikit. Akan Ku-masukkan mereka ke dalam surga karena kesaksiannya tiada Tuhan yang sebenarnya di ibadah selain ALLAH”. Musa berkata: “Jadikan saya Nabi Ummat itu”. ALLAH berfirman: “Nabi Ummat itu dari mereka sendiri”. Musa berkata lagi: “Masukkan saya dalam golongan Ummat Nabi itu”. ALLAH menerangkan: “Engkau lahir mendahului Nabi dan ummat itu, sedang dia lahir kemudian. Aku berjanji kepadamu untuk mengumpulkan engkau bersamanya di Daarul-Jalaal (surga)”      
(HQR Abu Nu'aim dalam Al Hidayah)



3.  Setelah adanya konsep KETUHANAN, selanjutnya ALLAH SWT merinci konsep tersebut menjadi RUKUN IMAN,  RUKUN ISLAM serta IKHSAN di mana di awal keberadaannya belum sempurna. Konsep Rukun Islam yang berjumlah 5(lima) ketentuan awalnya hanya terdiri dari 3(tiga) ketentuan yaitu Syahadat, Shalat, Puasa, serta adanya informasi tentang Thaharah, Dzikir, menutup aurat. Sedangkan konsep Rukun Iman awalnya hanya ada 2(dua) ketentuan yaitu Iman kepada ALLAH SWT, Iman kepada hari Akhir sedangkan konsep Ikhsan sudah ada sejak awal.


Rasulullah SAW bersabda: "Ketika telah mengakui kesalahannya, dia berkata/bermohon: Ya, Tuhanku hamba mohon kepada Engkau demi kebenaran Muhammad, melainkan Engkau ampuni Aku. Lalu ALLAH berfirman kepada Adam: Hai, Adam bagaimana engkau bisa tahu tentang Muhammad padahal Aku belum menjadikannya? Adam-pun menjawab: Ya. Tuhanku, sesungguhnya ketika Engkau ciptakan aku, aku mengangkat kepala kemudian terlihat olehku tulisan LA ILAHA ILLALLAH, MUHAMMAD RASULULLAH.
(HR Baihaqi)

4.      Setelah KONSEP KETUHANAN selesai dibuat dan dipecah menjadi RUKUN IMAN, RUKUN ISLAM dan IKHSAN maka RENCANA BESAR KEKHALIFAHAN di muka bumi mulai digulirkan oleh ALLAH SWT, disinilah "KUN" yang dimiliki oleh ALLAH SWT berlaku, yaitu dengan menciptakan langit dan bumi yang awal sekepal lalu dipisahkan keduanya tanpa tiang. Langit dan bumi yang diciptakan ALLAH SWT dimana komposisinya masing-masing berjumlah tujuh lapis yang dilanjutkan dengan menciptakan pula apa-apa yang ada di antara langit dan bumi. 

      Sekarang coba bayangkan betapa hebat dan dasyatnya ALLAH SWT di dalam menciptakan langit dan bumi beserta isinya cukup dengan 'KUN", mungkinkah jika tanpa KEKUATAN, KEKUASAAN, KEMAMPUAN, ILMU yang sangat tidak terbatas  ALLAH SWT mampu melakukan ini? Melalui peristiwa ini ALLAH SWT menunjukkan kepada kita semua tentang KEPERKASAAN-NYA, tentang KEDIGJAYAAN-NYA, tentang KEPAKARAN-NYA, tentang KEHEBATAN-NYA, masih tidak cukupkah kita percaya dan beriman kepada-NYA?


5.      Setelah menciptakan langit dan bumi masing-masing sebanyak tujuh lapis beserta segala isinya, barulah ALLAH SWT menciptakan MANUSIA yang dilanjutkan dengan SKENARIO yang pada prinsipnya untuk melengkapi konsep KETUHANAN-NYA secara bertahap.


a)   Lihatlah bagaimana ALLAH SWT membuat pembeda antara MALAIKAT yang berasal dari NUR dan NAAR setelah ditiupkan RUH ke dalam Tubuh Nabi Adam a.s sebagai manusia pertama.

b)      Lihatlah bagaimana ALLAH SWT membuat skenario Nabi Adam a.s turun ke bumi sehingga ALLAH SWT menetapkan manusia harus bermusuhan dengan SYAITAN/IBLIS.

c)      Lihatlah bagaimana ALLAH SWT  menurunkan para NABI dan RASULNYA secara berangsur-angsur padahal jika ALLAH SWT mau kenapa bukan NABI MUHAMMAD SAW saja yang pertama di turunkan.

d)  Lihat pula bagaimana ALLAH SWT menurunkan Alkitab yang diturunkan dimulai dari Zabur, Taurat dan Injil baru disempurnakan dengan Al-Qur'an.

e)   Lihat pula bagaimana ALLAH SWT memperlakukan suatu kaum yang dihancurkan yang berbeda tingkah laku dan perangainya.

f)    Lihat juga bagaimana ALLAH SWT memperlakukan antara NABI/RASUL yang satu dengan NABI/RASUL yang lainnya, dimana mereka mendapat perlakuan yang berbeda-beda.

g)      Lihatlah segala sesuatu yang diciptakan oleh  ALLAH SWT mempunyai suatu ukuran dan ketetapan yang tetap dan tertentu (Qada dan Qadarnya).

h)    Lihatlah bagaimana proses Al-Qur'an diturunkan kepada NABI MUHAMMAD SAW yang jika kita mencermatinya dengan seksama maka kita secara otomatis sudah melaksanakan 4(empat) buah ketentuan Rukun Iman secara bersamaan yaitu Percaya Kepada ALLAH SWT; Percaya Kepada Rasul; Percaya Kepada Malaikat; dan Percaya Kepada Kitab.


Sekarang jika segala sesuatu yang dipertontonkan dan diinformasikan ALLAH SWT secara terstruktur dengan baik dan berkesinambungan, maka ini menandakan dan menunjukkan kepada kita bahwa ALLAH SWT memang telah merencanakan KEKHALIFAHAN di muka bumi secara SEMPURNA yang menunjukkan KESEMPURNAAN yang dimiliki-NYA. Ini berarti bahwa KEBERADAAN ALAM dan DIRI KITA bukanlah SESUATU yang BERSIFAT KEBETULAN BELAKA atau bersifat INSIDENTIL  namun sudah di dalam sebuah MANAGEMENT SYSTEM yang sangat sempurna.  



Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud[1406]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
(surat Al Fath (48) ayat 29)

[1406] Maksudnya: pada air muka mereka kelihatan keimanan dan kesucian hati mereka.


Melihat kondisi di atas, sangat jelas bagi kita  bahwa  ALLAH SWT mempunyai sebuah KEHENDAK yang telah direncanakannya dengan matang dengan segenap KEMAMPUAN dan KEHEBATAN yang dimiliki-NYA. ALLAH SWT menunjukkan kepada kita semua inilah KEHEBATAN dan KEMAMPUAN yang dimiliki oleh ALLAH SWT, sekarang maukah kita beriman kepada-NYA? Selanjutnya ALLAH SWT masih memberikan kepada kita misteri yang masih belum terungkap yaitu, kapan langit dan bumi itu diciptakan?,  siapa yang lebih dulu diciptakan langit dan bumi ataukah malaikat? Setelah langit dan bumi diciptakan bagaimana dengan tumbuhan dan hewan?  


3. CATATAN KETIGA TENTANG KEKHALIFAHAN DI MUKA BUMI


Berdasarkan surat Al-Baqarah (2) ayat 30 di atas, masih terdapat hal lainnya yang harus kita pelajari dan cermati dengan seksama yaitu tentang adanya RENCANA KEKHALIFAHAN di muka bumi serta adanya informasi tentang Malaikat. 

Pembahasan sub bab ini  akan lebih banyak terfokus kepada KEKHALIFAHAN di muka bumi sedangkan pembahasan mengenai Malaikat, pembaca dapat mempelajarinya kembali melalui buku kami yang terdahulu yaitu "Let'sKnow Al Insan: Kajian Aqidah Islam tentang Asal-Usul dan Jati Diri Manusia". Hal pokok yang perlu kami kemukakan dari surat Al-Baqarah (2) ayat 30 tentang Malaikat adalah bahwa MALAIKAT baik yang berasal dari NUR dan yang berasal dari NAAR sudah ada terlebih dahulu sebelum adanya KEKHALIFAHAN di muka bumi atau dengan kata lain MALAIKAT lebih senior daripada KEKHALIFAHAN di muka bumi. 

Selain daripada itu MALAIKAT tidak pernah tahu sebelum ia diberi tahu oleh  ALLAH SWT tentang  KEKHALIFAHAN di muka bumi, walaupun Malaikat telah diciptakan oleh ALLAH SWT jauh sebelum rencana tersebut dikemukakan.


Apakah yang dimaksud dengan KHALIFAH? KHALIFAH adalah pengatur dan/atau pemelihara dan/atau penjaga dan/atau pengayom dan/atau pengawas terhadap apa-apa yang telah ALLAH SWT ciptakan di muka bumi. Adanya KHALIFAH di muka bumi, maka KHALIFAH tersebut secara tidak langsung adalah pelaksana tugas-tugas sehari-hari ALLAH dan/atau perpanjangan tangan ALLAH SWT (Ex Officio ALLAH SWT) di muka bumi dengan demikian akan terciptalah kedamaian dan akan terciptalah ketentraman di muka bumi oleh sebab adanya KHALIFAH. Lalu untuk  apakah ALLAH SWT  BERKEHENDAK atau MERENCANAKAN adanya KEKHALIFAHAN di muka bumi? 

ALLAH SWT sebagai perencana atau inisiator KEKHALIFAHAN di muka bumi, pasti mempunyai maksud dan tujuan tertentu di balik RENCANA BESAR tersebut, apakah itu? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita pelajari kembali surat  Al Baqarah (2) ayat 30 dimana Malaikat mengemukakan bahwa ia telah menunjukkan KEPATUHAN dan KETAATANnya kepada ALLAH SWT dengan segala memuji, selalu bertasbih, selalu mengagungkan serta selalu mensucikan ALLAH SWT atau dengan kata lain kehidupan sebelum adanya  KEKHALIFAHAN dalam keadaan tenang, tentram, tidak ada gejolak, MONOTON atau SATU ARAH SAJA.


Di lain sisi bahwa ALLAH SWT adalah DZAT YANG MENAMAKAN DIRINYA ADALAH ALLAH, dimana DzatNya  ALLAH SWT sangat hebat kekuatannya, tidak ada satupun makhluk atau ciptaannya yang dapat melihat, menjangkau apalagi menandinginya. DZATNYA ALLAH SWT juga mempunyai SIFAT SALBIYAH (wujud, qidam, baqa, qiyamuhu binafsih, wahdaniah, muqalafah lil hawadish)  serta SIFAT MA’ANI (qudrat, iradat, sama’, bashar, kalam, hayat, ilmu) serta AF’AL atau PERBUATAN-PERBUATAN yang ALLAH SWT LAKUKAN yang termaktub dalam 99 NAMA-NAMA ALLAH SWT YANG INDAH, dimana itu semua adalah SATU KESATUAN YANG TIDAK DAPAT DIPISAHKAN antara DZAT, SIFAT DAN AF’AL yang dimiliki oleh ALLAH SWT. Jika kehidupan sebelum adanya KEKHALIFAHAN bersifat MONOTON, dapat AKTIFKAH DZAT, SIFAT dan AF’AL yang dimiliki oleh ALLAH SWT? 


SESUATU baru dapat dikatakan HEBAT atau MAMPU, jika ada yang mengatakan itu HEBAT dan MAMPU. Sekarang JIKA TIDAK ADA yang mengatakan bahwa ITU HEBAT dan MAMPU, apakah SESUATU ITU dapat dikatakan hebat dan mampu? Seseorang baru akan dikatakan dia kaya, jika ada orang yang miskin.  Seseorang  baru  dapat  dikatakan patuh  dan  taat,  jika  ada  orang  yang  membandel  dan  ingkar janji. SEKARANG BAGAIMANA DENGAN ALLAH SWT? Jika seluruh  makhluk  yang diciptakan ALLAH  SWT semuanya sudah  kaya bagaimana  dengan AL GHANI (MAHA KAYA) nya ALLAH SWT? 


Jika makhluk sudah tidak membutuhkan dan memerlukan  ALLAH SWT, dimana letak KEESAAN ALLAH SWT dan dimana letak bahwa  ALLAH SWT DIBUTUHKAN oleh makhluk-NYA? ADANYA KEKHALIFAHAN di muka bumi merupakan CARA ALLAH SWT untuk MENUNJUKKAN, untuk  MEMPERLIHATKAN kemampuan dan kehebatan dari DZATNYA ALLAH SWT, dari SIFAT DZATNYA ALLAH SWT dan dari AF’ALNYA ALLAH SWT sehingga dengan demikian AKTIFLAH apa-apa yang dimiliki oleh ALLAH SWT.



Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya".
(surat Shaad (38) ayat 72)


Sebagai tindak lanjut dari RENCANA BESAR ALLAH SWT tentang KEKHALIFAHAN di muka bumi, maka ALLAH SWT terlebih dahulu membuat bentuk awal dari JASMANI NABI ADAM as. dari TANAH sebagai cikal bakal manusia pertama. Selanjutnya bentuk awal dari JASMANI NABI ADAM as kemudian dipertontonkan /diperlihatkan oleh ALLAH SWT  kepada para MALAIKAT-NYA baik yang diciptakan dari UNSUR API maupun dari UNSUR NUR dalam suatu kurun waktu tertentu (perincian lebih lanjut lihat buku kami Let'sKnow Al-Insan:Kajian Aqidah Islam tentang Asal Usul dan Jati Diri Manusia).Setelah JASMANI NABI ADAM as diperlihatkan dan dipertontonkan kepada para MALAIKAT-NYA baik yang berasal dari NUR dan NAAR barulah ALLAH SWT meniupkan RUH yang berasal dari-NYA kepada JASMANI NABI ADAM as. maka  hiduplah NABI ADAM as sebagai manusia pertama.

Dalam rangka mensukseskan NABI ADAM as sebagai KHALIFAH di muka bumi, maka ALLAH SWT memberikan tambahan kemampuan yang berasal dari tetesan SIFAT MA'ANI DZAT-NYA ALLAH SWT yang kami istilahkan dengan AMANAH 7 yang terdiri dari Qudrat; Iradat; Sami'; Bashir; Kalam; Hayat dan Ilmu, serta diperlengkapi dengan perhiasan berupa HUBBUL yang terdiri dari Hubbul Syahwat; Hubbul Hurriyah; Hubbul Istitlaq; Hubbul Jam'i; Hubbul Maadah; Hubbul Riasah; Hubbul Maal ditambah dengan AF'IDAH (HATI RUHANI), sehingga diri NABI ADAM as jika dirinci akan terdiri dari beberapa unsur yaitu:

a)      Adanya Unsur JASMANI yang berasal dari TANAH atau ALAM.
b)      Adanya Unsur RUHANI yang berasal dari ALLAH SWT.
c)      Adanya AMANAH 7 yang berasal dari ALLAH SWT, dalam hal ini adalah bagian dari SIFAT MA'ANI DZATNYA  ALLAH SWT.
d)      Adanya perhiasan berupa HUBBUL.
e)      Adanya AF'IDAH/AKAL/HATI RUHANI (lihatlah bagaimana mungkin NABI ADAM as merasa bersalah setelah memakan buah pohon larangan, jika ia tidak memiliki AF'IDAH/PERASAAN)



dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
(surat An Nahl (16) ayat 78)

  
dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
(surat Ali Imran (3) ayat 14)

[186] Yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-binatang yang Termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.


Rasulullah SAW bersabda: "Ketika telah mengakui kesalahannya, dia berkata/bermohon: Ya, Tuhanku hamba mohon kepada Engkau demi kebenaran Muhammad, melainkan Engkau ampuni Aku. Lalu ALLAH berfirman kepada Adam: Hai, Adam bagaimana engkau bisa tahu tentang Muhammad padahal Aku belum menjadikannya? Adam-pun menjawab: Ya. Tuhanku, sesungguhnya ketika Engkau ciptakan aku, aku mengangkat kepala kemudian terlihat olehku tulisan LA ILAHA ILLALLAH, MUHAMMAD RASULULLAH.
(HR Baihaqi)


ALLAH SWT berfirman dalam Hadits Qudsi:" Wahai Adam! Sesungguhnya Aku telah menawarkan "Amanat" kepada langit dan bumi, namun mereka tidak mampu.Apakah engkau sanggup memikul dengan segala akibatnya?" Adam berkata: "Apakah yang saya dapat dari padanya?" ALLAH menerangkan: "Jika engkau sanggup memikulnya, engkau akan diberi pahala, tetapi jika engkau menyianyiakannya, engkau akan disiksa." Adam berkata: "baiklah saya pasti dapat memikul dengan segala akibatya" Tidak berapa lama kemudian (sekedar selama waktu antara shalat shubuh dan ashar ia berada di syurga) terjadilah peristiwa dengan syaitan sehingga ia dikeluarkan dari syurga.
(HQR Abu Syaikh yang bersumber dari Ibnu Abbas r.a)


Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh,
(surat Al Ahzab (33) ayat 72)

[1233] Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.


Hal yang harus kita perhatikan adalah setelah bergabungnya RUHANI dengan JASMANI maka akan timbul di dalam diri manusia pertentangan di antara ke duanya di dalam mendayagunakan AMANAH7 dan HUBBUL yang diberikan oleh ALLAH SWT sehingga hasil pertentangan tersebut akan menghasilkan dan/atau menunjukkan kualitas manusia apakah masuk dalam kategori Jiwa Taqwa atau Jiwa Fujur. Selanjutnya yang perlu diperhatikan juga adalah bahwa AMANAH7 dan HUBBUL  bukanlah pemberian gratis namun kesemuanya akan dimintakan pertanggungjawabannya oleh ALLAH SWT melalui RUHANI manusia.

Pembaca, mari kita pelajari secara lebih dalam lagi tentang ayat dan hadits yang kami kemukakan di atas ini. Adakah sesuatu benda sebelum benda itu di adakan atau diciptakan? Sesuatu benda baru ada jika benda itu telah diadakan atau diciptakan oleh penciptanya. Timbul pertanyaan apakah MANUSIA ada dengan sendirinya, jika MANUSIA itu ada siapakah yang menciptakan? MANUSIA ada pasti ada yang menciptakan dengan demikian pencipta MANUSIA sudah ada sebelum MANUSIA ada. 


1)      Sekarang sesuatu yang ditiupkan, sudah adakah benda  itu sebelum ditiupkan? Sesuatu yang ditiupkan pasti sudah ada sebelum benda itu ditiupkan yaitu  berada pada peniupnya sendiri. Selanjutnya ALLAH SWT menyatakan di dalam surat Shaad (38) ayat 72 bahwa ALLAH SWT lah yang meniupkan RUH ke dalam JASAD NABI ADAM as yang telah disempurnakannya, ini berarti bahwa keberadaan RUH NABI ADAM as sudah ada sebelum NABI ADAM as diciptakan sebagai MANUSIA pertama atau dengan kata lain bahwa RUH NABI ADAM as sudah ada pada ALLAH SWT sebelum ditiupkan ke dalam JASAD NABI ADAM as. Selanjutnya siapakah PENCIPTA RUH itu sendiri? ALLAH SWT menyatakan bahwa DIALAH yang menciptakan RUH sebelum MANUSIA pertama diciptakan.

  
dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
(surat Al Israa' (17) ayat 85)


2)   Jika RUH sudah ada sebelum NABI ADAM as diciptakan, timbul pertanyaan adakah campur tangan dari makhluk lain terhadap RUH yang telah diciptakan dan ditiupkan ALLAH SWT? RUH adalah MURNI berasal dari ALLAH SWT sehingga tidak ada campur tangan dari makhluk lain baik proses penciptaannya dan peniupannya kepada NABI ADAM as maupun kepada diri kita. Ini berarti bahwa ALLAH SWT telah memberikan kepada NABI ADAM as maupun kepada diri kita sesuatu yang MURNI dari ALLAH SWT yang tidak tercampur dengan sesuatu apapun juga.


3)   Dalam rangka mensukseskan MANUSIA sebagai KHALIFAH di muka bumi maka ALLAH SWT memberikan AMANAH 7 kepada NABI ADAM as termasuk kepada diri kita (lihat hadits qudsi diatas dan surat Al Ahzab (33) ayat 72). Timbul pertanyaan siapakah yang lebih tinggi kedudukannya antara NABI ADAM as atau MANUSIA dengan LANGIT, BUMI dan GUNUNG ditinjau dari sisi AMANAH7? 

    LANGIT, BUMI dan GUNUNG telah menolak permintaan ALLAH SWT tentang AMANAH7 dengan demikian LANGIT, BUMI dan GUNUNG tidak mempunyai AMANAH7 atau tidak memliliki AMANAH7 selengkap yang dimiliki NABI ADAM as atau MANUSIA. Sekarang jika AMANAH7 yang dimiliki oleh MANUSIA lebih tinggi dan lebih sempurna dari LANGIT, BUMI dan GUNUNG maka secara otomatis ALLAH SWT sudah menempatkan manusia lebih baik dan lebih tinggi derajatnya daripada LANGIT, BUMI dan GUNUNG.
 

Selanjutnya siapakah diri kita sekarang ini, adakah hubungan diri kita dengan NABI ADAM as. serta samakah unsur-unsur diri kita dengan unsur-unsur yang dimiliki NABI ADAM as.? Jika saat ini diri kita masih hidup di dunia maka kita adalah anak dan keturunan dari NABI ADAM a.s, sehingga diri kitapun termasuk dan/atau merupakan bagian dari RENCANA BESAR ALLAH SWT tentang KEKHALIFAHAN di muka bumi. 

Jika diri kita adalah anak dan keturunan dari NABI ADAM as sebagai MANUSIA pertama, maka secara otomatis komposisi dari unsur-unsur  diri kita pasti sama dengan komposisi dari unsur-unsur NABI ADAM as terkecuali dalam satu hal yaitu JASMANI dari NABI ADAM as. yang diciptakan dari TANAH sedangkan JASMANI diri kita berasal dari SARIPATI TANAH yang dikonsumsi MANUSIA melalui MAKANAN dan MINUMAN. Ini berarti di dalam diri MANUSIA atau diri kita terdapat hal-hal sebagai berikut:


1)      Adanya Unsur JASMANI yang berasal dari saripati tanah.
2)      Adanya Unsur RUHANI yang berasal dari ALLAH SWT.
3)      Adanya AMANAH 7 yang berasal dari ALLAH SWT, dalam hal ini adalah bagian dari SIFAT MA'ANI DZATNYA  ALLAH SWT.
4)      Adanya perhiasan berupa HUBBUL.
5)      Adanya AF'IDAH/PERASAAN/AKAL/HATI RUHANI.


Setelah NABI ADAM as diciptakan dan dihidupkan oleh ALLAH SWT dan ALLAH SWT juga memberikan pasangan hidup untuknya, kemudian ALLAH SWT melanjutkan SKENARIO berikutnya,  yaitu:

1)      Skenario mengisi SYURGA dan NERAKA secara adil.
2)      Skenario melengkapi ketentuan RUKUN ISLAM dan RUKUN IMAN.
3)   Skenario menurunkan NABI ADAM as beserta pasangannya yaitu SITI HAWA ke bumi untuk melaksanakan misinya sebagai KHALIFAH.
4)      Skenario Menciptakan permusuhan abadi antara MANUSIA dengan IBLIS/SYAITAN.


Adanya 4(empat) buah skenario yang kami kemukakan,  maka mulailah ALLAH SWT melanjutkan KEHENDAK-NYA tentang KEKHALIFAHAN di muka bumi. Setelah terjadi proses KEKHALIFAHAN di muka bumi barulah ketentuan RUKUN ISLAM dan RUKUN IMAN dapat disempurnakan oleh  ALLAH SWT. Untuk itu lihat dan cermati pula dengan seksama bagaimanaALLAH SWT merencanakan dan meng-implementasikan KEHENDAK-NYA yang berhubungan dengan KEKHALIFAHAN di muka secara baik dan sempurna serta ditunjang dengan KEMAMPUAN dan ILMU yang baik dan sempurna juga, kemudian tidak kah ini membuat kita beriman kepada ALLAH SWT?



 4. CATATAN KEEMPAT tentang KEBERATAN MALAIKAT terhadap KEHENDAK ALLAH SWT


Setelah ALLAH SWT menyampaikan KEHENDAK-NYA atau RENCANA-NYA untuk membuat KEKHALIFAHAN di muka bumi kepada MAKHLUK yang ada pada saat itu, yaitu MALAIKAT. Apa yang terjadi? MALAIKAT keberatan atas RENCANA tersebut. Timbul pertanyaan, atas dasar apakah MALAIKAT menyatakan keberatan atau melakukan protes kepada ALLAH SWT terutama tentang kerusakan dan pertumpahan darah? 

Jika kita berpedoman kepada surat  Al Baqarah (2) ayat 30, yaitu pada saat kejadian terlihat bahwa BUMI sudah diciptakan oleh ALLAH SWT atau dengan kata lain MALAIKAT dan BUMI sudah ada terlebih dahulu sebelum MANUSIA diciptakan. MALAIKAT sebagai MAKHLUK  yang keberadaannya sudah ada sebelum MANUSIA ada, tentu tahu dan mungkin pula mengerti tentang keberadaan BUMI sehingga ia berani menyanggah dengan memberikan keberatan atas KEHENDAK ALLAH SWT tersebut. 



Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy[1188]. tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at[1189]. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?
(surat As Sajdah (32) ayat 4)

[1188] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[1189] Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.

mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[35]."
(surat Al Baqarah (2) ayat 32)

[35] Sebenarnya terjemahan hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, karena arti hakim Ialah: yang mempunyai hikmah. Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. di sini diartikan dengan Maha Bijaksana karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim.


Di lain sisi, MALAIKAT adalah MAKHLUK yang diciptakan ALLAH SWT dengan kemampuan ILMU dan PENGETAHUAN yang sangat terbatas sehingga MALAIKAT hanya tahu dan mengerti apa-apa yang telah diperintahkan oleh  ALLAH SWT semata sehingga berdasarkan ILMU dan PENGETAHUAN yang dimilikinya ia hanya  melakukan kegiatan memuji, bertasbih, mengagungkan serta selalu mensucikan  ALLAH SWT. 

Selanjutnya jika pernyataan di atas ini kita jadikan asumsi serta hewan dan tumbuhan sudah diciptakan sebelum manusia diciptakan maka ada kemungkinan MALAIKAT dengan keterbatasan yang dimilikinya akan menyamakan POLAH dan TINGKAH LAKU TUMBUHAN dan HEWAN yang dilihatnya akan sama pula dengan POLAH dan TINGKAH LAKU MANUSIA yang akan diciptakan ALLAH SWT.

Kemungkinan ke dua dasar MALAIKAT mengajukan keberatan kepada ALLAH SWT adalah mengacu kepada Hadits yang kami kemukakan di bawah ini, yaitu MALAIKAT mempelajari dari proses penciptaan bumi, dimana di bumi akan terjadi sebuah proses yang saling kalah mengalahkan antara satu benda dengan benda lainnya sehingga dengan berasumsi seperti MALAIKAT melihat akan ada pertumpahan darah dan kerusakan di muka bumi. Pembaca yang kami hormati, apa yang kami kemukakan di atas tentang keberatan MALAIKAT adalah hanyalah kemungkinan semata, jawaban yang pasti dari ini semua tentu hanya ALLAH SWT sajalah yang tahu.


Sabda Nabi Muhammad SAW: “Ketika ALLAH menciptakan bumi terjadilah goncangan dan getaran-getaran, maka ALLAH ciptakan gunung-gunung hingga bumi menjadi tenang dan tetap. Malaikat kagum atas kehebatan gunung-gunung itu, mereka bertanya: “Tuhan kami, adakah Engkau ciptakan satu ciptaan yang lebih hebat dari gunung-gunung itu?” Firman Allah: “Ada yaitu Besi”. Adakah yang lebih hebat dari Besi? “ Ada Api” Adakah yang lebih hebat dari Api? Ada! Yaitu Air, yang lebih hebat dari semua itu ialah ANAK ADAM yang bersedekah tangan kanannya lalu sembunyikan dari tangan kirinya.                                                                             (HR At Tarmidzi)


Selain informasi yang kami kemukakan di atas, masih ada hal lebih penting dari itu semua yang harus kita jadikan pedoman tentang KEHENDAK ALLAH SWT yaitu:

1)    ALLAH SWT memberikan JAWABAN yang SANGAT BAIK kepada MALAIKAT dimana di dalam jawabannya   ALLAH SWT   menunjukkan KEHEBATAN dan  KEMAMPUAN ILMU yang dimiliki ALLAH SWT kepada kita semua  yaitu dengan mengatakan bahwa "SESUNGGUHNYA AKU MENGETAHUI APA YANG TIDAK KAMU KETAHUI". Sekarang jika ALLAH SWT mengatakan seperti itu sanggupkah ada makhuk selain-NYA yang mampu mengalahkan ILMU dan KEMAMPUAN ALLAH SWT?

2)   Jika ALLAH SWT memberikan jawaban seperti itu tentang KEKHALIFAHAN di muka bumi, maukah ALLAH SWT digagalkan rencananya oleh siapapun juga termasuk oleh MALAIKAT?

3)   Jika ALLAH SWT memberikan jawaban seperti itu tentang KEKHALIFAHAN di muka bumi, berkehendakkah ALLAH SWT sukses melaksanakannya serta sanggupkah ALLAH SWT mewujudkannya?

4)      Jika ALLAH SWT memberikan jawaban seperti itu tentang KEHENDAKNYA maukah ALLAH SWT  direcoki, meminta bantuan pihak lain, di dalam melaksanakan rencananya?   



JAWABAN dari 4(empat) buah pertanyaan di atas adalah ALLAH SWT PASTI MAMPU MELAKSANAKAN apa-apa yang DIKEHENDAKINYA sesuai dengan KESEMPURNAAN yang DIMILIKINYA dan/atau sesuai dengan KEMAHAAN yang dimilikinya tanpa HARUS MEMINTA BANTUAN dari pihak manapun juga.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar