C. ILMU
NABI ADAM as, LEBIH TINGGI DARI ILMU MALAIKAT
Allah SWT memberikan ilmu kepada Nabi Adam
as, beserta anak dan keturunannya lebih tinggi dari Ilmu yang dimiliki oleh
malaikat termasuk juga lebih tinggi dari syaitan. Sebagaimana firman-Nya
berikut ini: “Mereka
menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (surat Al
Baqarah (2) ayat 32). “Adanya
ilmu yang lebih baik dan lebih tinggi dari malaikat, akan makin memudahkan dan
memuluskan Nabi Adam as, beserta anak dan keturunannya untuk menjalankan
tugasnya sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus juga khalifah-Nya di muka bumi
untuk menjadi makhluk pilihan.
Sekarang coba kita bayangkan, jika
sampai Allah SWT tidak mengajarkan, tidak memberikan bekal berupa ilmu dan
pengetahuan yang cukup kepada Nabi Adam as, beserta anak dan keturunannya, apa
yang dapat diperbuat oleh Nabi Adam as, beserta anak dan keturunannya dalam
rangka menjadi abd’ (hamba) yang juga khalifah di muka bumi? Jika kita
membutuhkan ilmu, kemana kita harus mencari ilmu serta meminta tambahan ilmu?
Ilmu adalah salah satu sifat Allah SWT, dimana ilmu yang dimiliki oleh Allah
SWT sangatlah maha, berdiri sendiri dan tidak akan mungkin habis sehingga hanya
kepada Allah SWT sajalah kita mencari dan meminta ilmu karena Allah SWT
gudangnya perbendaharaan ilmu.
Di lain sisi, Allah SWT adalah
pencipta dan pemilik dari langit dan bumi beserta isinya berarti hanya Allah
SWT sajalah yang paling tahu dan yang paling mengerti tentang apa-apa yang
telah diciptakannya. Sekarang sudahkah kita meletakkan dan menempatkan bahwa
hanya Allah SWT sajalah yang memiliki ilmu apapun juga dikarenakan alam semesta
beserta isinya ada karena adanya Kehendak dan Kemampuan serta Ilmu Allah SWT?
Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga khalifah-Nya yang sedang menumpang di langit
dan di muka bumi ini maka sudah
sepantasnya dan sepatutnya kita hanya
berguru kepada Allah SWT semata, agar diri kita selalu sesuai dengan kehendak
Allah SWT.
Untuk itu kita harus memiliki ilmu
tentang Allah SWT terlebih dahulu sebelum diri kita mempelajari ilmu-ilmu
lainnya yang tidak lain adalah ciptaan Allah SWT juga. Hal ini harus kita
lakukan karena dengan mendahulukan mempelajari dan memiliki ilmu tentang Allah
SWT berarti kita telah mengetahui siapa pemilik dari ilmu ilmu yang ada lalu
akan memudahkan kita untuk belajar
tentang ciptaan-Nya karena kita sudah bersama pemilik-Nya. Ajak pemilik ilmu
saat mempelajari ilmu-ilmu yang ada maka pemilik dari ilmu akan mengajarkan
ilmunya kepada diri kita.
D.
PERINTAH
SUJUD KEPADA NABI ADAM as, KECUALI IBLIS.
Setelah Allah SWT meniupkan ruh ke
dalam jasmani Nabi Adam as, lalu hiduplah Nabi Adam as, sebagai manusia pertama
yang akan menjadi cikal bakal abd’ (hamba)-Nya yang juga khalifah-Nya pertama
di muka bumi. Selanjutnya apa yang terjadi? Lalu turun perintah sujud kepada
Nabi Adam as kepada seluruh malaikat, baik malaikat yang diciptakan dari Nur
(cahaya) dan malaikat yang diciptakan
dari Naar (api). Sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para
Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia
enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (surat Al
Baqarah (2) ayat 34).
Timbul pertanyaan, pada waktu perintah
sujud turun kepada malaikat seperti apakah kondisi Nabi Adam as? Kondisi Nabi
Adam as, saat perintah sujud kepada malaikat sudah terdiri dari ruh dan jasmani,
sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Maka
apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)
Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya. (surat
Shaad (38) ayat 72).” Timbul pertanyaan lagi,
turunnya perintah sujud kepada Nabi Adam as, kepada malaikat, apakah sujud
kepada jasmani Nabi Adam as, yang sudah sekian lama diperlihatkan ataukah sujud
kepada ruh Nabi Adam as, yang berasal dari Allah SWT melalui proses peniupan? Jika kita melihat keberadaan jasmani Nabi
Adam as, yang sudah sekian lama diperlihatkan kepada malaikat, berarti perintah
sujud yang diberlakukan oleh Allah SWT adalah perintah sujud kepada ruh Nabi
Adam as, dikarenakan ruh inilah yang memiliki kedudukan yang sangat tinggi dibandingkan
dengan jasmani.
Lalu apa yang terjadi setelah perintah
sujud ini? Ternyata
tidak seluruh malaikat yang ada pada waktu itu mau tunduk patuh kepada perintah
Allah SWT untuk sujud kepada Nabi Adam as, (maksudnya sujud kepada ruh Nabi
Adam as, yang berasal dari Allah SWT), lalu siapakah yang tidak mau tunduk
patuh kepada perintah Allah SWT itu?
Malaikat yang dijuluki Iblislah yang
tidak mau sujud kepada Nabi Adam as, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al
Baqarah (2) ayat 34 di atas. Sekarang kenapa iblis dikatakan juga malaikat?
Sebelum Nabi Adam as, diciptakan yang ada pada waktu itu hanyalah malaikat baik
yang berasal dari Nur (cahaya) dan Naar (api). Dan setelah terjadinya peristiwa
pembangkangan Iblis kepada perintah Allah SWT maka malaikat yang berasal dari Naar
(api) tidak diperkenankan kembali menyandang status malaikat.
Timbul pertanyaan baru, siapakah Iblis
yang berani menentang perintah Allah SWT untuk sujud kepada Nabi Adam as? Iblis sebenarnya
dan pada awalnya adalah malaikat-Nya Allah SWT yang selalu memuji, bertasbih
dan bertahmid serta selalu mensucikan Allah SWT, seperti halnya malaikat yang
diciptakan dari Nur (cahaya). Akan tetapi setelah diperintahkan oleh Allah SWT untuk sujud kepada Nabi Adam as, iblis
tidak mau melaksanakan perintah Allah SWT dan sejak saat itulah Allah SWT
menamakannya si pembangkang yang nekat atau disebut juga iblis dan selanjutnya
titel malaikat yang ada pada diri iblis sudah tidak berlaku lagi karena telah
dicabut oleh Allah SWT, walaupun iblis telah mengabdi kepada Allah SWT
ribuan tahun sebelum Nabi Adam as, as, diciptakan. Adanya kondisi yang kami
kemukakan di atas ini, maka berlakulah hal-hal sebagai berikut:
1.
Setelah
adanya peristiwa pembangkangan atas perintah Allah SWT untuk sujud kepada Nabi
Adam as, maka malaikat dapat dibedakan menjadi 2(dua) golongan yaitu malaikat
yang taat dan patuh kepada perintah Allah SWT dan malaikat yang membangkang
perintah Allah SWT. Selanjutnya malaikat yang
tidak taat dan
tidak patuh kepada perintah Allah SWT tidak diperkenankan lagi menyandang
status malaikat;
2.
Malaikat
yang mematuhi segala perintah dari Allah SWT tetap dinamakan malaikat sedangkan
malaikat yang membangkang perintah Allah SWT disebut iblis atau si pembangkang
yang nekat.
Lalu apa yang melatarbelakangi iblis
menjadi pembangkang yang nekat? Iblis melakukan hal tersebut pasti ada sesuatu
yang melatar-belakanginya, apakah itu? Jawaban dari pertanyaan ini ada pada
pembahasan berikut ini.
E. PENYEBAB IBLIS TIDAK MAU SUJUD KEPADA
NABI ADAM as,.
Iblis berani membangkang perintah Allah
SWT untuk sujud kepada Nabi Adam as, disebabkan iblis merasa lebih baik, iblis
merasa lebih terhormat dari pada Nabi Adam as, dikarenakan Nabi Adam as, diciptakan dari tanah sedangkan iblis diciptakan
dari api. Menurut
kacamata Iblis, menurut Ilmu Iblis yang terbatas “Api Lebih Baik dan
Lebih Terhormat dari pada Tanah” sebab api berada 3(tiga) tingkat di
atas tanah, sebagaimana surat Al A'raaf (7) ayat 12 berikut ini: “Allah berfirman; “Apakah yang menghalangimu untuk
bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis: “Saya lebih
baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari
tanah.”
Dan juga berdasarkan ketentuan hadits sebagaimana berikut ini: “Sabda Nabi Muhammad SAW: “Ketika Allah menciptakan
bumi terjadilah goncangan dan getaran-getaran, maka Allah ciptakan
gunung-gunung hingga bumi menjadi tenang dan tetap. Malaikat kagum atas
kehebatan gunung-gunung itu, mereka bertanya: “Tuhan kami, adakah Engkau
ciptakan satu ciptaan yang lebih hebat dari gunung-gunung itu?” Firman Allah:
“Ada yaitu Besi”. Adakah yang lebih hebat dari Besi? “ Ada Api” Adakah yang
lebih hebat dari Api? Ada! Yaitu Air, yang lebih hebat dari semua itu ialah
Anak Adam yang bersedekah tangan kanannya lalu sembunyikan dari tangan kirinya.
(Hadits Riwayat Ath Thirmidzi).
Hal ini benar adanya jika kita
memandang dari asal usul jasmani yang berasal dari tanah atau jika jati diri
manusia yang sesungguhnya adalah jasmani. Iblis berani melawan Allah SWT dan
berani sombong kepada Allah SWT hal ini disebabkan oleh latar belakang dari
dzat awal pembentuk dirinya yaitu api. Dimana sifat dasar api adalah ingin menang sendiri;
Tidak mau kalah apalagi mengalah; apapun akan dibabat dan dilawannya tanpa
pandang bulu; Semuanya dibakar dan dihajar sampai habis sampai luluh lantah;
selalu merasa jagoan dan seterusnya.
Iblis dengan kemampuan yang terbatas hanya mampu melihat unsur tanah
sebagai dzat pembentuk tubuh Nabi Adam as,. Iblis hanya mampu menilai unsur jasmani atau
phisik Nabi Adam as, semata. Iblis tidak memiliki pengetahuan bahwa di dalam
tubuh atau di dalam jasmani Nabi Adam as, terdapat ruh yang berasal langsung
dari Allah SWT melalui proses peniupan.
Selanjutnya Iblis yang tidak mempunyai
ilmu tentang ruh yang berasal dari Allah SWT ditambah dengan sifat dasar api
yang dimilikinya, maka terjadilah apa yang disebut dengan pembangkangan iblis
melawan perintah Allah SWT untuk sujud kepada Nabi Adam as. Adanya kondisi ini,
berlakulah ketentuan sebagai berikut :
1.
Unsur api dan unsur cahaya adalah dzat
pembentuk dari malaikat-malaikat Allah SWT, yang diciptakan jauh sebelum Nabi Adam as, diciptakan.
Malaikat yang berasal dari unsur api dalam hal ini diwakili oleh iblis disebut
juga dengan malaikat pembangkang yang nekat dan selanjutnya iblis tidak
diperkenankan lagi menjadi malaikat. Sedangkan malaikat yang berasal dari unsur
cahaya (unsur nur) disebut juga dengan malaikat yang patuh dan taat kepada
Allah SWT. Allah SWT berfirman: “Dia menciptakan manusia dari tanah kering
seperti tembikar, dan Dia menciptakan jin dari nyala api. (surat Ar Rahman (55)
ayat 14-15). Dan Rasulullah
bersabda: “Malaikat diciptakan dari
cahaya, Jin diciptakan dari nyalanya api dan Adam diciptakan dari sesuatu yang
disifatkan kepada kalian”. (Hadits Riwayat Muslim)
2.
Unsur api melambangkan kenekatan dan
pembangkangan untuk melawan, membandel dari perintah Allah SWT, sedangkan unsur cahaya (nur) melambangkan taat dan
patuh terhadap perintah Allah SWT dan Ingat Allah SWT adalah Maha Bercahaya. Untuk
itu lihatlah cahaya, adakah kebengkokan di dalam sinarnya?.
3.
Unsur api dan unsur cahaya (nur)
dapatkah disatukan?
Jika dapat disatukan bagaimanakah caranya menggabungkan unsur api sebagai bahan
dasar pembuat iblis dan jin dan unsur Nur sebagai bahan dasar pembuat malaikat?
Apakah
pembangkang akan disamaratakan dengan yang patuh dan taat, dan jika disatukan
dimanakah letak keadilannya? Allah SWT berfirman: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman
kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali
iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya.
Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripadaKu, sedang
mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi
orang-orang yang zalim. (surat Al Kahfi (18) ayat 50). Allah SWT sebagai perencana yang
handal sudah memikirkan dengan matang dimana keduanya akan ditempatkan. Untuk
itu kelak dikemudian hari Allah SWT akan membedakan tempat bernaung unsur api
dan tempat bernaung unsur nur secara terpisah. Apakah nama tempat bernaung yang
dikemudian hari diciptakan oleh Allah SWT? Jawabannya adalah syurga dan
neraka.
4.
Iblis digolongkan termasuk orang-orang
kafir, sebagaimana
Allah SWT berfirman berikut ini: “Kecuali
Iblis, dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. (surat
Shaad (38) ayat 74). Sekarang iblis/setan sudah ditetapkan menjadi
golongan orang-orang kafir lalu apakah diri kita mau begitu saja mengikuti
ajakan iblis untuk pulang kampung ke neraka. Semoga diri kita dan anak
keturunan mampu menjadi makhluk yang terhormat yang sesuai dengan kehendak
Allah SWT
Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi sudahkah kita memiliki ilmu dan juga pengetahuan tentang iblis (setan) sehingga kita mampu menempat-kan dan meletakkan posisi iblis (setan) sebagaimana mestinya? Ingat, iblis (setan) saat ini selalu menunggu kesempatan yang diberikan oleh manusia barulah ia melaksanakan aksinya. Contohnya, saat diri kita memperturutkan malas, maka setan mulai melancarkan aksinya kepada diri kita. Demikian pula saat diri kita pelit, maka setan mulai melaksanakan aksinya kepada diri. Jadi setan baru akan melaksanakan aksinya jika diberi kesempatan terlebih dahulu oleh manusia.