Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Rabu, 24 Januari 2024

KETENTUAN DASAR HIDUP DI MUKA BUMI (PART 1 of 3)


Agar hidup yang kita jalani mampu sesuai dengan kehendak Allah SWT selaku pencipta dan pemilik alam semesta ini maka sudah sepatutnya kita mengetahui bahwa di muka bumi ini ada ketentuan dasar yang harus kita pelajari, yang harus kita pahami dan yang harus kita laksanakan  saat hidup di muka bumi ini. Hal ini sejalan dengan pepatah yang berlaku, “Dimana bumi dipijak disana langit dijunjung” jik sampai diri kita melanggar ketentuan ini bukan tidak mungkin kita termasuk orang-orang yang tidak tahu diri. 

 

Kondisi ini menjadi penting karena dengan mempelajari, mengetahui, memahami dan melak-sanakan adanya ketentuan dasar yang telah diberlakukan oleh Allah SWT akan melahirkan 2 (dua) buah kemungkinan yaitu (1) akan melahirkan manusia-manusia yang sesuai dengan kehendak Allah SWT atau, (2) akan melahirkan manusia-manusia yang sesuai dengan kehendak setan sang laknatullah. Semoga diri kita dan juga anak keturunan kita termasuk manusia-manusia yang sesuai dengan kehendak Allah SWT yang mampu melaksanakan ketentuan dasar yang berlaku di muka bumi ini.

 

Dan berikut ini akan kami kemukakan 5 (lima) buah ketentuan dasar yang saat ini sudah berlaku di muka bumi ini sampai dengan hari kiamat kelak, yaitu:

 

A.     HANYA ALLAH SWT YANG MAHA PENCIPTA DAN YANG MAHA MEMILIKI.

 

Hal yang pertama yang harus kita ketahui dan pahami tentang aturan dasar yang berlaku di muka bumi adalah hanya Allah SWT Yang Maha Pencipta dan Yang Maha Memiliki dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Kita tidak diperkenankan hanya mengakui dan mengimani Allah SWT Yang Maha Pencipta dengan mengabaikan bahwa Allah SWT Yang Maha Memiliki. Demikian pula sebaliknya, kita tidak diperkenankan hanya mengakui dan mengimani bahwa Allah SWT Yang Maha Memiliki dengan mengabai-kan bahwa Allah SWT Yang Maha Pencipta. Imani bahwa Allah SWT adalah Yang Maha Pencipta dan Yang Maha Memiliki dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan selama hayat masih di kandung badan.

 

Sekarang mari kita pelajari tentang Allah SWT selaku Yang Maha Pencipta dan Yang Maha Memiliki, sebagaimana berikut ini:

 

1.        Hanya Allah SWT Pencipta dan Pemilik dari Alam Semesta. Untuk dapat mencip-takan sesuatu, atau untuk bisa melakukan sesuatu karya nyata maka kita diharuskan memiliki 3(tiga) hal terlebih dahulu yaitu adanya kehendak (iradat), adanya kemampuan (qudrat) dan adanya ilmu secara berbarengan dan juga sama-sama tinggi kualitasnya. Apa maksudnya? Hal ini dikarenakan jika kita hanya memiliki ilmu saja tanpa dibarengi dengan kehendak (iradat) dan kemampuan (qudrat), yang ada hanyalah konsep semata. Jika yang ada hanyalah kemampuan (qudrat) saja tanpa dibarengi dengan kehendak (iradat) dan ilmu maka yang ada hanyalah omong kosong. Sedangkan jika yang ada hanyalah kehendak (iradat) saja tanpa dibarengi dengan ilmu dan kemampuan (qudrat) maka yang ada hanyalah angan-angan belaka.

                                                                                                                                           

Saat ini langit, bumi, matahari, bulan, bintang, udara, air, hewan, tumbuhan, jin, syaitan, malaikat, ada dihadapan diri kita. Timbul pertanyaan, wajibkah pencipta dari itu semua memiliki ilmu, memiliki kehendak, dan memiliki kemampuan yang sangat hebat? Akal sehat manusia (dalil aqli) akan mengatakan bahwa pencipta langit, bumi, udara, air, hewan, tumbuhanm jin, syaitan, malaikat dan juga manusia pasti memiliki ilmu, pasti memiliki kehendak (iradat) dan pasti memiliki kemampuan (qudrat) dalam satu kesatuan yang hebat. Sehingga mustahil di akal jika pencipta tidak memiliki kemampuan, kehendak dan ilmu yang luar biasa hebatnya dan mustahil pula di akal jika  ciptaan mendahului penciptanya.

 

Sekarang siapakah pencipta yang memiliki ilmu, kehendak (iradat) dan kemampuan (qudrat) yang begitu hebat dalam satu kesatuan sehingga mampu menciptakan segala sesuatu seperti yang kami kemukakan di atas? Berdasarkan surat Fushshilat (41) ayat 11-12 berikut ini: “kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati". Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.” 

 

Serta berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ath Thirmidzi yang kami kemukakan berikut ini: Sabda Nabi Muhammad SAW: “Ketika Allah menciptakan bumi terjadilah goncangan dan getaran-getaran, maka Allah ciptakan gunung-gunung hingga bumi menjadi tenang dan tetap. Malaikat kagum atas kehebatan gunung-gunung itu, mereka bertanya: “Tuhan kami, adakah Engkau ciptakan satu ciptaan yang lebih hebat dari gunung-gunung itu?” Firman Allah: “Ada yaitu Besi”. Adakah yang lebih hebat dari Besi? “ Ada Api” Adakah yang lebih hebat dari Api? Ada! Yaitu Air, yang lebih hebat dari semua itu ialah Anak Adam yang bersedekah tangan kanannya lalu sembunyikan dari tangan kirinya. (Hadits Riwayat Aththirmidzi).

 

Dan juga berdasarkan ketentuan surat As Sajdah (32) ayat 4 yang kami kemukakan berikut ini: Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy[1188]. tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at[1189]. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?.”

 

[1188] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.

[1189] Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.

 

Berdasarkan ketentuan ayat AlQuran dan hadits di atas, diketahui bahwa yang memiliki ilmu, yang memiliki kehendak (iradat) dan yang memiliki kemampuan (qudrat) yang sangat hebat secara berbarengan sehingga mampu menciptakan langit dan bumi beserta isinya hanyalah Allah SWT semata. Sekarang jika Allah SWT adalah pencipta dari langit dan bumi beserta isinya berarti yang  paling ahli, yang paling tahu, yang paling mengerti, yang memiliki konsep tentang langit dan bumi, yang paling paham tentang itu semua adalah pencipta dari itu semua, dalam hal ini adalah Allah SWT.

 

Lalu dapatkah keberadaan langit dan bumi beserta isinya termasuk di dalamnya jin, iblis, setan dan malaikat, dipisahkan begitu saja dengan ilmu, kehendak (iradat) dan kemampuan (qudrat) dari Allah SWT? Langit, dan bumi beserta isinya, jin, iblis, setan dan malaikat sebagai ciptaan Allah SWT maka ia tidak akan mungkin dapat dipisahkan dengan ilmu, kehendak (iradat) dan kemampuan (qudrat) Allah SWT sampai kapanpun juga. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberadaan  langit dan bumi, setan, jin, iblis dan juga malaikat bukanlah sesuatu yang bersifat insidentil namun sudah ada di dalam ilmu Allah SWT.

 

Sekarang apakah langit dan bumi yang ada saat ini, hanya sekedar ciptaan Allah SWT belaka, atau adakah hal-hal lainnya selain daripada itu? Di dalam setiap ciptaan yang diciptakan oleh Allah SWT ketahuilah bahwa disana terdapat 2(dua) dimensi lainnya yang terdapat di balik ciptaan yang diciptakan oleh Allah SWT, yaitu:

 

Dimensi yang pertama adalah segala apa-apa yang diciptakan oleh Allah SWT  meru-pakan Tanda-Tanda dari Kebesaran dan Kemahaan Allah SWT itu sendiri. Apa dasarnya? Adanya ciptaan merupakan bukti dari adanya kehendak, adanya kemampuan dan adanya ilmu Allah SWT yang sangat Maha dan dengan kemahaan itulah diciptakanlah langit dan bumi beserta isinya, atau dengan kata lain ciptaan yang diciptakan oleh Allah SWT merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehendak, kemampuan dan ilmu Allah SWT yang sudah dituangkan ke alam semesta, sedangkan yang masih ada pada Allah SWT tidak akan pernah berkurang sedikitpun karena Allah SWT Maha dan akan Maha selamanya;

 

Dimensi yang kedua adalah dibalik setiap ciptaan yang diciptakan oleh Allah SWT, apakah itu langit dan bumi, apakah itu manusia, apakah itu jin, malaikat, setan, tumbuhan, air, udara, disana ada Allah SWT sehingga Allah SWT tersembunyi di balik keberadaan ciptaan-Nya sehingga dengan adanya kondisi ini maka setiap ciptaan tidak akan bisa melepaskan diri dari kebesaran dan kemahaan Allah SWT, atau dengan kata lain Allah SWT akan selalu menyertai segala apa-apa yang telah diciptakan-Nya.

 

Adanya 2 (dua) buah ketentuan di atas ini, menunjukkan bahwa Allah SWT selaku pencipta langit dan bumi beserta isinya berarti hanya Allah SWT sajalah yang paling ahli, yang paling paham serta yang paling mengerti tentang apa apa yang telah dicipta-kan-Nya sehingga jika kita ingin belajar tentang ciptaan-Nya maka kita harus belajar langsung kepada pencipta-Nya dengan menjadikan guru, dosen, ataupun ulama sebatas perantara semata.

 

Dan jika saat ini kita sedang hidup di muka bumi, sudah sejauh manakah kita melihat dan menilai atas apa-apa yang telah diciptakan oleh Allah SWT : 

 

a.        Jika kita hanya mampu melihat dan menilai bahwa apa-apa yang ada di langit dan muka bumi ini sebatas ciptaan Allah SWT tanpa bisa melihat Tanda-Tanda Kebe-saran dan Kemahaan Allah SWT dan juga tidak bisa mengimani dan meyakini bahwa  dibalik ciptaan ada  Allah SWT berarti diri kita baru masuk dalam kriteria tahap pertama yaitu baru masuk tahap mengenal atau baru kenal dengan Allah SWT.

 

b.        Jika kita sudah mampu melihat dan menilai bahwa setiap ciptaan yang diciptakan oleh Allah SWT merupakan Tanda-Tanda dari Kebesaran dan Kemahaan Allah SWT yang tidak lain merupakan bukti dari adanya Kehendak, Kemampuan dan Ilmu Allah SWT yang  berarti diri kita telah meningkat ke tahap yang ke dua yaitu tahap mengerti tentang Allah SWT, atau mampu merasakan kebenaran akan Allah SWT adalah pencipta.

 

c.        Jika kita sudah dapat melihat dan menilai bahwa di setiap ciptaan yang diciptakan oleh Allah SWT disana ada Allah SWT yang akan selalu menyertai segala yang diciptakannya dan lalu kita berusaha memperoleh Kebesaran dan Kemahaan Allah SWT berarti diri kita telah meningkat ke tahap yang ke tiga yaitu meyakini bahwa Allah SWT selaku pencipta yang akan selalu bersama ciptaan-Nya sehingga cipataan-Nya tidak bisa melepaskan diri dari keberadaan Allah SWT.  

 

Sudahkah kita beriman kepada Allah SWT selaku Dzat Yang Maha Menciptakan sehingga Allah SWT tidak bisa dipisahkan dengan apa-apa yang diciptakan-Nya, demi-kian pula sebaliknya di setiap ciptaan akan selalu diliputi dengan kemahaan dan kebesaran-Nya?  Semoga kita termasuk orang orang yang telah mampu mengimani hanya Allah SWT sajalah yang mampu menciptakan alam semesta ini selama hayat masih di kandung badan.

 

Sekarang siapakah yang memiliki langit dan bumi beserta isinya? Jika kita mengacu kepada keberadaan pencipta, yang harus ada terlebih dahulu sebelum ciptaannya diciptakan, maka pencipta dari ciptaan dapat dipastikan adalah pemilik dari ciptaan itu sendiri, dalam hal ini adalah Allah SWT. Buktinya ada pada surat  An Nuur (24) ayat 64 berikut ini; ketahuilah Sesungguhnya kepunyaan Allahlah apa yang di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia mengetahui Keadaan yang kamu berada di dalamnya (sekarang). dan (mengetahui pula) hati (manusia) dikembalikan kepada-Nya, lalu diterangkan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. dan Allah Maha mengehui segala sesuatu.”

 

Dan juga pada surat Ibrahim (14) ayat 2 yang kami kemukakan  berikut ini: Allah-lah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih.” Serta dikemukakan pula dalam surat Al Hadiid (57) ayat 2 yang kami kemukakan berikut ini: kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”  Berdasarkan ketentuan 3 (tiga) buah ayat di atas ini menunjukkan bahwa Allah SWT adalah pemilik dari langit dan bumi beserta isinya dan yang berarti Allah SWT adalah penguasa atau penentu dari apa apa yang dimilikinya.

 

Dan jika sekarang Allah SWT adalah pencipta dan juga pemilik dari langit dan bumi beserta segala isinya. Timbul pertanyaan, undang-undang siapakah, hukum siapakah, peraturan siapakah, ketentuan siapakah, yang wajib berlaku di langit dan di bumi ini? Akal sehat manusia akan menyatakan bahwa segala bentuk undang-undang, segala bentuk hukum, segala bentuk peraturan, dan juga segala bentuk ketentuan yang wajib berlaku di langit dan di bumi adalah undang-undang Allah SWT, hukum  Allah SWT, peraturan Allah SWT serta ketentuan Allah SWT selaku pencipta dan pemilik langit dan bumi ditambah Allah SWT juga paling mengetahui segala apa yang diciptakan dan yang dimilikinya.

 

Lalu dimanakah undang undang, hukum, peraturan, ketentuan Allah SWT saat ini? Undang undang, hukum, peraturan, ketentuan Allah SWT saat ini telah menjadi AlQuran sehingga AlQuran itulah yang sekarang menjadi kumpulan dari undang-undang, hukum, peratu-ran dan ketentuan yang berlaku di langit dan di muka bumi ini. Sekarang, sudahkah hal ini kita sadari! Sudahkah hal ini kita pahami dengan sebaik mungkin sesuai dengan kehen-dak Allah SWT dan sebagai orang  yang sedang menumpang di langit dan di bumi Allah SWT sudahkah kita mengimaninya, mempelajarinya, memahaminya, menghayatinya dan juga melaksanakannya serta mengajarkan segala ketentuan Allah SWT sebaik mungkin kepada sesama manusia.

 

Jika saat ini masih hidup di muka bumi maka kita tidak bisa membuat aturan main untuk diri kita sendiri karena langit dan bumi tempat kita tinggal bukan kita yang menciptakan dan bukan pula kita yang memilikinya. Adanya kondisi ini maka tamu atau orang yang menumpang di langit dan di bumi ini tidak bisa merangkap sebagai pembuat undang-undang, pembuat aturan, pembuat hukum, dan juga sebagai penilai atau sebagai wasit bagi dirinya sendiri ataupun penilai bagi sesama tamu atau sesama yang menumpang karena yang berhak menentukan itu semua adalah Allah SWT selaku pencipta dan pemilik dari alam semesta ini. Untuk itu kita tidak bisa berbuat sekehendak hati kita di muka bumi ini karena antara diri kita dengan sesama manusia dan juga langit dan bumi sama-sama diciptakan oleh Allah SWT sehingga Allah SWTlah yang paling berkuasa penuh di langit dan di muka bumi ini.

 

2.        Hanya Allah SWT Pencipta dan Pemilik dari Keberadaan Manusia di muka bumi. Sekarang bagaimana dengan keberadaan manusia yang ada di muka bumi, atau bagaimana dengan keberadaan diri kita yang saat ini ada di muka bumi, apakah ada dengan sendirinya, ataukah ada karena ada yang mengadakan? Berdasarkan firman-Nya berikut ini: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat (surat Al Insaan (76) ayat 2).”

 

Dan jika Allah SWT adalah pencipta dari seluruh manusia yang  ada di muka bumi maka hanya Allah SWT sajalah yang paling ahli, hanya Allah SWT yang paling mengetahui, hanya Allah SWT sajalah yang paling paham tentang segala urusan manusia yang ada di muka bumi, termasuk di dalamnya yang paling tahu, yang paling mengerti tentang diri kita dan anak keturunan kita, tentang musuh kita apakah itu ahwa (hawa nafsu) dan juga setan. Hal ini dikarenakan Allah SWT selaku pencipta manusia di muka bumi pasti dan wajib memiliki ilmu, wajib memiliki kehendak (iradat) dan wajib pula memiliki kemampuan (qudrat) yang sangat hebat dalam satu kesatuan.

 

Selanjutnya jika kita menelaah lebih mendalam lagi tentang Allah SWT selaku pencipta dan pemilik dari alam semesta ini, termasuk di dalamnya pencipta dan pemilik keberadaan manusia yang ada di muka bumi, maka akan didapat beberapa keterangan yang harus kita jadikan pedoman saat diri kita hidup di muka bumi ini, yaitu :

 

a.        Pencipta harus lebih dahulu ada dibandingkan dengan ciptaan dan jika ini adalah ketentuan yang berlaku umum maka Allah SWT sebagai pencipta dapat dipastikan sudah ada terlebih dahulu sebelum langit dan bumi diciptakan. Allah SWT pasti ada sebelum manusia yang ada di muka bumi diciptakan sebab mustahil diakal jika ciptaan ada terlebih dahulu dibandingkan dengan penciptanya.

 

Sekarang jika ada Tuhan-Tuhan lain selain daripada Allah SWT yang keberadaannya ada setelah langit dan bumi diciptakan maka dapat dipastikan Tuhan tersebut bukanlah Allah SWT akan tetapi makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. 

 

b.        Setiap ciptaan yang diciptakan oleh Allah SWT, apakah itu langit dan bumi beserta isinya, apakah itu manusia, apakah itu diri kita, apakah itu anak dan keturunan kita sendiri,  jika ditelaah secara mendalam bukanlah hanya sebatas ciptaan Allah SWT. Akan tetapi semuanya adalah Tanda-Tanda Kebesaran dan Kemahaan Allah SWT dan secara tersembunyi Allah SWT ada dibalik ciptaan yang telah diciptakan oleh Allah SWT sehingga semuanya tidak bisa dipisahkan dengan Allah SWT. Adanya kondisi ini maka kita harus bisa menempatkan dan meletakkan Kebesaran dan Kemahaan Allah SWT yang selalu ada bersama ciptaan Allah SWT sesuai dengan kehendak Allah SWT.  

 

c.        Seluruh manusia yang ada di muka bumi, siapapun orangnya, apapun pangkat dan jabatannya, kaya atau miskin, tua atau muda, laki-laki atau perempuan, bukanlah pencipta dan pemilik dari langit dan bumi beserta isinya. Ini berarti kita hanyalah orang-orang yang diberi hak untuk menikmati, atau orang yang sedang menumpang di langit dan di bumi, atau  tamu yang sedang menumpang di langit dan di bumi yang tidak selamanya bisa menjadi tamu (ada batasnya yaitu selama hayat masih di kandung badan)

 

d.       Sebagai orang yang sedang menumpang, atau sebagai orang yang sedang menjadi tamu di langit dan di muka bumi yang diciptakan dan dimiliki oleh Allah SWT, tentu kita tidak bisa seenaknya saja menumpang, atau tentu kita tidak bisa menjadi tamu yang tidak tahu diri. Untuk itu kita harus mematuhi segala undang-undang, segala hukum, segala peraturan, segala ketentuan yang telah ditetapkan berlaku oleh Allah SWT, terkecuali jika kita ingin memperoleh predikat tamu yang tidak tahu diuntung, atau tamu yang tidak tahu diri, yaitu sudahlah menumpang Tuan Rumah kita lawan atau bahkan kita mengatur Tuan Rumah di rumah-Nya sendiri. 

 

e.        Kemutlakan yang dimiliki oleh Allah SWT kepada seluruh ciptaan-Nya,  akan tetap kekal selamanya sesuai dengan kondisi Allah SWT yang Maha Kekal, hubungan Allah SWT kepada manusia, termasuk kepada diri kita, akan terus terjadi sampai kapanpun walaupun kita telah melupakan Allah SWT, atau walaupun kita telah memutuskan hubungan dengan Allah SWT. Allah SWT akan tetap memperhatikan diri kita, Allah SWT tetap menghadapi diri kita. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam hadits berikut ini: Ibnu Abbas ra, berkata:  Nabi SAW bersabda: Allah ta'ala berfirman: Wahai Anak Adam! Jika engkau ingat kepada-Ku, Aku Ingat kepadamu dan bila engkau lupa kepada-Ku, Akupun ingat kepadamu. Jika engkau taat kepada-Ku pergilah kemana saja engkau suka, pada tempat dimana Aku berkawan dengan engkau dan engkau berkawan dengan da-Ku. Engkau berpaling daripada-Ku padahal aku menghadap kepadamu, Siapakah yang memberimu makan dikala engkau masih di dalam perut ibumu. Aku selalu mengurusmu dan memeliharamu sampai terlaksanalah kehendak-Ku bagimu, maka setelah Aku keluarkan engkau ke alam dunia engkau berbuat banyak maksiat. Apakah demikian seharusnya pembalasan kepada yang telah berbuat kebaikan kepadamu?. (Hadits Qudsi Riwayat Abu Nasher Rabi'ah bin Ali Al Ajli dan Arrafi'ie; 272:182).

 

Berdasarkan hadits di atas ini, hubungan Allah SWT kepada manusia, termasuk kepada diri kita, akan terus terjadi sampai kapanpun walaupun kita telah melupakan Allah SWT, atau walaupun kita telah memutuskan hubungan dengan Allah SWT. Allah SWT tetap memperhatikan diri kita, Allah SWT tetap menghadapi diri kita. Sekarang apakah akan kita sia-siakan Allah SWT yang sudah begitu sayang kepada diri kita? Jangan sampai hal ini terjadi pada diri kita, keluarga dan anak keturunan kita.

 

Itulah ketentuan yang berhubungan tentang Allah SWT selaku pencipta dan selaku pemilik alam semesta ini beserta isinya termasuk di dalamnya manusia. Lalu sudahkah kita memahaminya dengan baik dan benar kondisi dan keadaan ini!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar