Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Selasa, 02 Januari 2024

JALAN MENUJU KETAUHIDAN DALAM DIRI (PART 2 OF 3)


B.     LIHATLAH DIRIMU SENDIRI.

 

Sekarang kami ingin mengajak jamaah sekalian untuk melihat dan memperhatikan diri kita sendiri dalam kerangka memudahkan diri kita untuk memiliki pemahaman tentang ketauhidan sebagaimana dikemukakan dalam surat Fussilat (41) ayat 53 berikut ini: Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa AlQur’an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?.” Dalam ayat ini Allah SWT telah menegaskan tentang kebesaran-Nya yang tidak hanya ada di seantero pen-juru alam semesta, namun juga ada pada diri kita sendiri. Jika hal ini sudah dikemukakan oleh Allah SWT maka sudah sepatutnya kita mampu melihat adanya kebesaran Allah SWT dalam diri sendiri sepanjang kita masih memiliki akal sehat dan juga mata hati untuk mau merenungkannya. Bayangkan jika apa apa yang ada pada diri kita tidak diciptakan oleh Allah SWT yang Mahasempurna, seperti apakah diri kita?

 

Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Hebat. Allah SWT adalah Dzat yang sangat luar biasa telah mengemukakan dalam sebuah firman-Nya sebagaimana berikut ini: “Sungguh. Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (surat At Tin (95) ayat 4).” Jika ini kondisi dasar dari Allah SWT dalam menciptakan manusia maka segala kehebatan-Nya yang sangat luar biasa akan tercermin langsung di setiap apa-apa yang diciptakan-Nya.

 

Sehingga mustahil di akal jika segala apa apa yang diciptakan-Nya tidak mencerminkan segala kemahaan dari Allah SWT itu sendiri. Jika saat ini kita masih hidup di muka bumi berarti kita pasti terdiri dari jasmani yang sangat luar biasa kehebatannya dan juga ruh yang memiliki tingkat kerahasiaan yang sangat luar biasa pula. Allah SWT berfirman: “dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan? (surat Adz Dzariyaat (51) ayat 20,21).  Dan Selanjutnya kami akan mengajak jamaah sekalian yang juga adalah abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi untuk melihat Allah SWT secara langsung melalui perenungan akan dimensi dari kehebatan jasmani dari diri kita sendiri, sebagaimana telah dikemukakan oleh “Imam Al Ghazali” dalam bukunya “Keajaiban Pen-ciptaan Makhluk: Merenungkan Hikmah Setiap Ciptaan Allah” berikut ini :

 

1.    Allah SWT menjadikan jenis laki laki dan perempuan dan Allah SWT juga telah memberikan “Hubbul Syahwat” dengan memasukkan dalam hati mereka perasaan cinta dan dorongan dorongan nafsu sehingga mereka tidak mampu menahan diri dan tidak tidak memiliki kemampuan untuk menjauhi syahwat. Syahwat yang merupakan bawaan dari diri manusia akan menggiring manusia untuk melakukan hubungan dengan lawan jenis.

 

2.    Pertunjukkan pertama yang bisa kita renungi adalah bagaimana sperma yang jum-lahnya begitu banyak memperebutkan satu indung telur yang terdapat di dalam rahim seorang ibu. Dan hanya sperma yang paling baiklah yang bisa memenangkan pertandingan diantara sesama sperma, yang dibuktikan dengan terjadinya pembuahan sel telur dalam rahim seorang ibu oleh sperma yang terbaik. Lalu terjadilah sebuah proses yang sangat luar biasa di dalam rahim seorang ibu, yang kesemuanya dicatat oleh Malaikat, yang dilanjutkan dengan adanya peniupan ruh ke dalam jasad, setelah janin (jasad) sudah berumur 120 (seratus dua puluh) hari.

 

Proses ini dikemukakan oleh Allah SWT di dalam surat As Sajdah (32) ayat 7-8-9 yang kami kemukakan berikut ini:. Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.Dari sinilah kita mengetahui bahwa setiap manusia, termasuk diri kita, pasti terdiri dari unsur jasmani dan juga unsur ruh. Ruh asalnya dari Allah SWT sedangkan Jasmani asalnya dari tanah dari saripati makanan dan minuman yang kita konsumsi.

 

3.   Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi bukan sekedar untuk dijadikan abd’ (hamba)-Nya yang juga sekaligus khalifah-Nya di muka bumi dan juga adanya proses regenerasi manusia yang ada di muka bumi serta terjaga dan terpeliharanya apa-apa yang diciptakan Allah SWT. Adanya manusia di muka bumi merupakan salah satu cara (methode) agar kemahaan dan kebesaran Allah SWT aktif dan juga terlihat dengan jelas yang berasal dari dalam diri manusia. Untuk itulah setiap manusia yang ada di muka bumi wajib menjadikan dirinya: (a) sebagai bentuk penampilan Allah SWT di muka bumi; (b) sebagai gambaran dari sifat dan asma-Nya; (c) sebagai bayangan Allah SWT di muka bumi; (d) sebagai pemandangan bagi penampilan keindahan Allah SWT; (e) sebagai eksistensi Allah SWT bagi tersingkapnya hijab Allah SWT; (f) sebagai gudang perbendaharaan Allah SWT. Jika ini adalah konsep dasar dari keberadaan manusia di muka bumi, lalu sudahkah kita memiliki ilmu dan pemahaman yang sesuai dengan kehendak Allah SWT terutama tentang diri kita sendiri adalah penampilan Allah SWT di muka bumi?

 

4.    Allah SWT juga menjadikan pikiran dapat menggerakkan organ tubuh yang khu-sus agar meletakkan air mani di tempat yang kokoh (rahim) dimana disitu diciptakan janin. Kemudian Allah SWT membungkusnya dengan daging, mengikatnya dengan syaraf dan tulang, dan menyusunnya dengan urat. Allah SWT juga menciptakan anggota- anggota badan dan menyusunnya. Allah SWT lalu menjadikan kepala dan membu-kakan (memunculkan) pendengaran, penglihatan, perasaan, hidung, mulut dan semua rongga.

 

5.    Allah SWT menjadikan mata untuk melihat. Diantara keajaiban mata adalah ra-hasia di balik kemampuannya melihat berbagai hal. Itu rahasia yang tidak mudah untuk dijelaskan. Perhatikanlah bentuk kelopak mata yang mengelilinginya dan gerakannya yang diciptakan dapat bergerak dengan cepat untuk melindungi mata dari sesuatu yang dapat membahayakan nya seperti debu dan benda benda lainnya. Jadi, kelopak mata itu seperti pintu yang dapat dibuka ketika dibutuhkan. Di lain sisi, kelopak mata dituju-kan untuk keindahan mata dan wajah, maka rambut (bulu) yang ada padanya dicip-takan dalam ukuran tertentu dimana ia tidak memanjang terus yang akan membahaya-kan mata dan juga tidak dikurangi sampai pada ukuran yang dapat membahayakannya.

 

6.   Perhatikanlah mulut dan lidah serta hikmah hikmahnya. Allah SWT menjadikan kedua bibir sebagai penutup bagi mulut, seolah olah ia bagaikan pintu yang dapat ditutup ketika kebutuhan untuk membukanya sudah berakhir. Ia pelindung bagi gusi dan gigi serta bermanfaat untuk keindahan. Jika tidak ada keduanya, makhluk menjadi jelek. Kedua bibir itu juga membantu untuk berbicara. Sedangkan lisan berguna untuk bertu-tur kata dan mengungkapkan apa yang ada dalam hati, untuk mengunyah makanan dan meletakkannya di bawah gigi sehingga mudah untuk dikunyah dan ditelan.

 

Dan  Allah SWT juga menjadikan gigi terdiri dari beberapa buah yang terpisah, tidak merupakan satu tulang. Sehingga, bila sebagiannya rusak maka yang lainnya dapat tetap bermanfaat. Pada gigi itu, Allah SWT gabungkan antara manfaat dan keindahan. Allah SWT juga menjadikannya keras tidak seperti tulang badan, karena ia selalu dibutuhkan. Gigi geraham dijadikan besar namun tidak berlebihan karena ia diperlukan untuk menghancurkan makanan. Allah SWT menguatkan akar akar gigi, menentukan kekuatannya untuk menghancurkan makanan, dan memutihkan warnanya dengan warna merah di sekelilingnya. Gigi gigi itu sama tingginya dan serasi susunannya, seolah olah ia mutiara yang tersusun rapi.

 

7.  Sekarang perhatikanlah  pula bahwa pada mulut diciptakan air liur yang tidak muncul kecuali pada saat dibutuhkan. Jika ia muncul dan mengalir sebelum dibutuhkan, hal itu akan membuat jelek manusia. Ia dijadikan agar makanan yang dikunyah dapat menjadi basah sehingga mudah untuk dimasukkan ke kerongkongan tanpa kesulitan dan tanpa ada rasa sakit. Jika tidak ada makanan, air liur yang dijadikan untuk membasahkan itu pun hilang dan hanya tinggal sekedar untuk membasahi anak lidah dan kerongkongan untuk keperluan berbicara dan agar tidak kering. Karena, bila kering, itu akan dapat membinasakan manusia.

 

8.   Perhatikanlah pula bagaimana Allah SWT meninggikan hidung di tengah tengah wajah, lalu membaguskan bentuknya, dan membukan lubangnya. Allah SWT juga menjadikannya sebagai indera penciuman agar dengan hirupannya ia dapat mengetahui bau dari makanan dan minuman, juga agar dapat menikmati bau bauan yang wangi, menjadi sesuatu yang berbau busuk dan kotorm dan agar dapat menghirup ruh kehidupan sebagai makanan bagi hatinya dan penyejuk bagi panas yang ada di dalam tubuh.

 

9.   Kemudian Allah SWT juga  menciptakan  pangkal  tenggorokan  dan  menyiap-kannya untuk tempat keluar suara. Allah SWT menjadikan pangkal tenggorokan berbeda beda dalam kesempitan dan keluasannya, kasar dan halusnya, keras dan lunaknya, serta panjang dan pendeknya. Dengan sebab itu berbeda beda suara yang keluar. Sebagai-mana pada dua gambar diciptakan perbedaan sehingga tidak ada dua gambar yang sama, tidak ada dua suara yang serupa. Pada dua suara akan tampak perbedaan sehing-ga orang yang mendengar dapat membedakan seseorang dari yang lain hanya dari mendengar suaranya. Begitu juga akan tampak perbedaan antara dua orang. Rahasia di balik itu adalah agar dapat saling mengenal satu dengan yang lainnya.

  

10. Kemudian perhatikanlah bagaiman Allah SWT menciptakan dua tangan yang diberikan kepada manusia untuk mengambil apa apa yang dituju dan menolak bahaya. Bagaimana pula Ia membentangkan telapak tangan, membagi jari yang lima, dan membagi jari dengan ujung jari. Empat jari dijadikan di satu sisi dan ibu jari dijadikan pada sisi  lain, sehingga ibu jari mengelilingi semuanya. Kemudian Allah SWT menjadi-kan kuku-kuku di ujung ujung sebagai penghias bagi ujung jari dan penopang baginya dari sebelah belakang sehingga ia tidak lemah. Dengan kuku seseorang dapat meng-ambil (memungut) sesuatu yang kecil yang tidak dapat dicapai dengan ujung jari bila tanpa kuku. Kuku juga dapat digunakan untuk menggaruk tubuh ketika seseorang membutuhkan itu.

 

11. Kemudian Allah SWT juga menjadikan kuku dapat dijadikan petunjuk untuk menggaruk baik di saat tidur maupun di saat jaga dan menuju tempat tempat yang dibutuhkan di tubuhnya. Seandainya ia beralih kepada anggota badan yang lain dan memintanya untuk menggaruk, maka anggota yang lain itu tidak dapat mengetahui tempat tempat yang dibutuhkannya kecuali dalam waktu yang lama dan setelah ia merasakan lelah.

 

12.  Kemudian lihatlah bagaimana Allah SWT memanjangkan kedua paha dan kedua betis serta membentangkan kedua kaki agar seseorang dapat berjalan. Allah SWT menghias kedua kaki dengan jari jari yang dijadikanNya sebagai penghias dan penguat untuk berjalan serta Allah SWT juga menghias dan menguatkan jari jari dengan kuku.

 

13.  Kemudian perhatikan bagaimana Allah SWT menciptakan semua ini dari air mani yang sangat sederhana. Kemudian darinya Allah SWT menjadikan tulang belulang tubuh yang dijadikan-Nya sebagai jisim (jasad; tubuh; badan) yang kuat dan keras agar dapat menjadi penyanggah dan tiang bagi tubuh. Allah SWT menentukan ukuran masing masing tulang belulang itu dalam ukuran yang berbeda beda dan dalam bentuk yang saling bersesuaian. Diantaranya ada yang kecil, ada yang panjang, ada yang bulat, ada yang berlubang, ada yang tidak berlubang, ada yang lebar, dan ada yang kecil.

 

14. Allah SWT juga menempatkan sumsum yang halus yang terjaga pada tulang tulang ini untuk kepentingannya dan untuk menguatkannya. Karena manusia membutuhkan sejumlah tubuhnya dan sebagian anggota badannya maka Allah SWT tidak menjadikan tulang tulang pada tubuh manusia menjadi satu tulang, melainkan menjadi banyak tulang. Diantara tulang-tulang itu terdapat persendian persendian sehingga ia mudah untuk digerakkan. Allah SWT menentukan bentuk masing-masing tulang dalam ukuran tertentu sesuai dengan gerakan yang dituntut darinya. Kemudian Allah SWT menyam-bungkan antara persendian-persendian itu dan mengikatkan satu sama lain dengan pasak-pasak pada salah satu sisi dari tulang dan Allah SWT lekatkan sisi yang lain seperti pembalut.

 

15.  Allah SWT juga menjadikan bagian yang menonjol pada salah satu sisi dari tulang dan pas sisi tulang yang lain terdapat lubang yang sesuai dengan bentuk bagian yang menonjol agar bagian yang menonjol dapat masuk dan menutup bagiau dari tulang yang berlubang. Sehingga manusia ingin menggerak bagian tertentu dari tubuhnya dan bukan bagian yang lain, maka tidak ada halangan baginya. Seandainya hikmah penciptaan persendian itu tidak ada, maka ia akan mengalami kesulitan untuk itu.

 

16. Kemudian perhatikanlah bagaimana Allah SWT menciptakan kepala yang tersusun dari 55 (lima puluh lima) buah tulang yang berbeda beda bentuknya dan menyatukan satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga batok kepala menjadi kokoh seperti yang kita lihat. Enam tulang di antaranya pada tulang tengkorak, sedang pada gigi terdapat 23 (dua puluh tiga) buah tulang, dimana sebagiannya lebar sehingga cocok untuk menggiling dan sebagiannya lagi tajam sehingga sesuai untuk memotong- motong. Kemudian Allah SWT menjadikan tengkuk sebagai pusat dari kepala dan menyusunnya dari tujuh tulang belakang, yang bolong dan yang bundar, yang lebih dan yang kurang, agar yang satu dapat menutup yang lain.

 

17. Sekarang perhatikanlah bagaimana Allah SWT menciptakan alat alat untuk menggerakkan tulang tulang, yaitu otot otot. Di dalam badan manusia, Allah SWT menjadikan 529 (lima ratus dua puluh sembilan) buah otot. Otot tersusun dari daging, urat syarafm selaput dan pembalut. Otot otot itu berbeda beda ukuran dan bentuknya sesuai dengan perbedaan tempat tempatnya dan kebutuhan kebutuhannya. Diantara-nya 24 (dua puluh empat) buah untuk menggerakkan mata dan pelupuknya, dimana jika satu saja dari otot otot itu kurang maka fungsi mata pun menjadi terganggu. Demikianlah, setiap anggota bada memiliki otot otot dalam jumlah tertentu dan ukuran yang sesuai dengannya.

 

18. Kemudian perhatikanlah kemuliaan dan kekhususan yang diberikan pada penciptaan manusia. Manusia diciptakan tegak ketika berdiri dan lurus ketika duduk; mengerjakan sesuatu dengan kedua tangannya dan anggota anggota tubuhnya yang lain, dan ia dapat mengobati dirinya dan melakukan sesuatu. Manusia tidak diciptakan menelungkup seperti sejumlah hewan. Karena, seandainya demikian manusia tidak akan mampu mengerjakan pekerjaan pekerjaan tersebut.

 

19.  Perhatikanlah secara keseluruhan bagian dalam dan luar dari manusia. Niscaya kita akan mendapatinya tercipta dalam bentuk yang memiliki suatu hikmah yang menimbulkan kekaguman. Allah SWT menjadikan anggota anggota tubuh manusia penuh dengan makanan yang terus menerus masuk. Tetapi Allah menentukannya dengan ukuran yang tidak melebihinya. Karena, bila makanan yang masuk berlebihan niscaya badan manusia akan menjadi besar dan sulit untuk bergerak. Dalam hal pakaian pun demikian.

 

Diantara hikmah yang besar dan pengaturan yang bagus adalah berhentinya anggota anggota tubuh dalam mengkonsumsi makanan pada batas yang tertentu ini, sebagai rahmat dari Allah SWT dan kasih sayangNya terhadap hambaNya. Jika kita mendapati semua ini sebagai ciptaan Allah SWT dari setetes air, maka bagaimana perkiraanmu dengan ciptaanNya di alam langit dan bumi, termasuk mataharinya, bulannya dan bintang-bintangnya? Bagaimana pula hikmah hikmah yang ada dalam ukuran- ukurannya, bentuk bentuknya, jumlah jumlahnya, letak letaknya, berkumpulnya seba-gian benda alam tersebut dan berpisahnya sebagian yang lain.

 

20.  Janganlah kita menyangka bahwa suatu benda yang kecil di langit, di bumi, dan di semua alam ini terlepas dari hikmah-hikmah. Bahkan semuanya mengandung keajaiban-keajaiban dan hikmah-hikmah, dimana tidak ada yang dapat mengetahui semuanya kecuali Allah SWT.Apakah kita tidak pernah tahu tentang firman Allah SWT dalam AlQuran berikut ini: “Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya (membangunnya), (surat An Nazi’at (79) ayat 27)

 

21. Sekarang, renungkanlah, seandainya manusia dan jin berkumpul untuk men-ciptakan pendengaran, pendengaran, dan perasaan serta kehidupan bagi air mani, niscaya mereka tidak mampu melakukan itu semua. Perhatikanlah bagaimana Allah SWT menciptakannya di dalam rahim. Allah SWT membentuknya dengan bentuk yang sebaik-baiknya, menentukan ukurannya dengan ukuran sebaik baiknya, membagi bagian-bagiannya dari yang mirip sampai yang berbeda beda, menyempurnakan tulang- tulang di tempat-tempatnya, membaguskan bentuk bagian-bagiannya, menyusun urat- urat syarafnya, menata bagian luar dan bagian dalamnya, dan menciptakan saluran saluran makanannya agar kehidupannya dapat tetap bertahan.

 

22.  Kemudian perhatikan bagaimana Allah SWT mengatur bagian bagian dalam dari tubuh seperti jantung, hati, perut, limpa, paru paru, rahim, kandung kemih, dan usus. Masing masing anggota tubuh dalam bentuk tertentu, dengan ukuran tertentu, dan untuk tugas (fungsi) tertentu. Agar perut dapat mematangkan makanan, di dalamnya Allah SWT jadikan urat yang sangat membantu kebutuhannya, sehingga makanan dapat dihancur-kan dan digiling. Penggilingan (penghalusan) yang pertama yang dilakukan oleh gigi geraham dijadikan sebagai bantuan bagi perut besar.

 

23.  Hati dijadikan untuk mengubah makanan menjadi darah, lalu dari sana diserap makanan yang sesuai ke setiap bagian. Makanan untuk tulang berbeda dengan makanan untuk daging, makanan untuk urat berbeda dengan makanan untuk urat syaraf, makanan untuk rambut berbeda dengan makanan untuk yang lain. Limpa, empedu, dan buah pinggang dijadikan untuk membantu hati. Kemudian perhatikanlah bagaimana Allah SWT menjadikan pada manusia akal dan kemampuan untuk membe-dakan (mengenali) sesuatu secara bertahap sampai saat kematangannya. Pikirkanlah dan renungkanlah rahasia manusia dilahirkan dalam keadaan jahil, tidak memiliki pikiran dan pemahaman. Jika manusia dilahirkan dalam keadaan telah dapat berfikir niscaya ia akan mengingkari ala mini ketika ia keluar dari rahim sehingga ia menjadi bingung dan kacau pikirannya, karena ia melihat apa yang ia tidak kenal, didatangi oleh sesuatu yang belum pernah dilihat dan dialaminya.

 

24.  Kemudian ia akan mendapati dirinya rendah (lemah) ketika ia melihat dirinya dikandung dan dilahirkan dengan dibalut selembar kain, serta diselimuti ketika dalam buaian padahal ia membutuhkan itu semua karena kondisi badannya yang lunak dan basah ketika dilahirkan. Apakah manusia tidak melihat bahwa Allah SWT menjadikan segala sesuatu dengan hikmah yang setinggi tingginya dan dengan cara yang tepat?

 

Kemudian jangan lupa perhatikanlah pula hikmah dari perasaan marah yang diciptakan pada manusia yang membuatnya dapat membela dirinya dari sesuatu yang membahayakannya. Juga hikmah dari perasaan iri yang membuatnya berusaha untuk mendapatkan apa yang bermanfaat baginya. Hanya saja ia diperintah untuk mengambil sikap pertengahan dalam kedua hal ini. Karena, bila ia melampaui batas dalam keduanya ia akan mencapai derajat para syaitan. Bahkan ia wajib membatasi kemarahannya hanya untuk menolak bahaya dan membatasi perasaan irinya sampai pada ghibthah, yaitu menginginkan apa yang bermanfaat baginya tanpa harus merugikan orang lain.

 

25.  Pikirkanlah tentang otak. Jika ia diperlihatkan, kita akan mendapati sebagian darinya menyelubungi bagian yang lain untuk menjaganya. Ia ditutupi oleh tengkorak kepala dan rambut. Rambut merupakan penutup tengkorak kepala, sekaligus keindahan baginya. Rambut juga menjauhkannya dari hal hal yang dapat membahayakan seperti  panas, dingin, dan sebagainya. Allah SWT menjaga otak dengan penjagaan yang demikian karena Allah SWT tahu bahwa otak itu penting dan ia patut untuk mendapatkan penjagaan demikian karena ia merupakan sumber dari indra. Kemudian perhatikanlah bagaimana hati disembunyikan di dalam dada dan ditutupi oleh selaput yang merupakan penutupnya. Karena mulianya hati ini, Allah SWT menyempurnakan dan menjaganya dengan tulang yang berdaging dan berurat syaraf. Itulah yang sesuai untuknya.

 

26.  Kemudian perhatikanlah bagaimana Allah SWT menjadikan dua buah rongga di tenggorakan. Salah satunya untuk suara, yaitu kerongkongan yang berhubungan dengan paru paru. Sedangkan yang satu lagi untuk makanan, yang berhubungan ke perut besar. Di atas tenggorokan dijadikan penutuh yang mencegah makanan masuk ke situ. Allah SWT menjadikan paru paru sebagai kipas bagi hati agar panas tidak hanya terbatas di dalam jantung yang dapat merusaknya. Kemudian Allah SWT memenuhi angkasa dengan udara untuk kepentingan ini dan untuk kepentingan kepentingan lain.

 

27.  Sekarang tidakkah kita pikirkan bagaimana keadaan seseorang manusia bila ia kehilangan satu kemampuan, misalnya mengingat. Ia tidak ingat apa yang baik dan apa yang buruk bagi dirinya. Ia tidak ingat apa yang telah ia kirimkan dan apa yang telah sampai kepadanya, apa yang telah ia berikan dan apa yang telah ia ambil, apa yang telah ia lihat dan apa yang telah ia dengar, apa yang telah ia katakan dan apa yang telah dikatakan kepadanya. Ia juga tidak ingat orang yang berbuat baik kepadanya dan orang yang berbuat jahat kepadanya serta orang yang menguntungkannya dan orang yang merugikannya. Ia tidak dapat mengambil petunjuk dari jalan yang pernah dilaluinya; tidak dapat mengingat ilmu yang pernah dipelajarinya; tidak dapat mengambil manfaat dari apa yang ditulisnya; tidak dapat mengungkapkan tentang orang orang yang terdahulu.

 

28.  Yang lebih menakjubkan lagi dari nikmat ingat adalah nikmat lupa. Seandainya tidak ada sifat lupa maka ia tidak akan dapat lupa pada suatu musibah, tidak akan berkurang penyesalannya, dan tidak akan hilang perasaan dendam dari dirinya. Ia juga tidak dapat menikmati kelezatan kelezatan nafsu duniawi bila ia teringat musibah musibah, bencana bencana, dan segala hal yang membuatnya marah. Ia pun tidak dapat melupakan orang yang lalim terhadapnya, orang yang dengki kepadanya, atau orang yang bermaksud membahayakannya. Maka perhatikanlah bagaimana Allah SWT menjadikan sifat ingat dan lupa pada manusia yang keduanya itu berlawanan. Pada masing masingnya terdapat berbagai maslahat bagi manusia.

 

29.  Kita juga bisa memperhatikan rasa malu yang hanya Allah SWT berikan kepada manusia, dan tidak diberikan kepada yang lain. Seandainya tidak ada rasa malu, tidak sedikit kesalahan yang dibuat, tidak akan terpenuhi kebutuhan kebutuhan. Ia juga tidak akan menghormati tamunya dan tidak akan berlaku ramah. Sehingga, ia akan mela-kukan apa saja dan tidak beralih dari sesuatu yang buruk. Maka ia akan meninggalkan berbagi hal, termasuk banyak perintah yang wajib. Sesungguhnya banyak hal dilakukan manusia karena adanya perasaan malu kepada orang lain. Ia menyerahkan (mengem-balikan) amanat amanat milik orang lain, memperhatikan hak hak orang tua dan orang orang lain, enggan melakukan hal hal yang keji dan sebagainya. Semua itu karena ia senang dengan perasaan malu.

 

30.  Kemudian pikirkanlah tentang penciptaan rambut dan kuku yang keduanya dapat memanjang. Karena dalam memendekkan kedua terdapat maslahat bagi manusia, maka keduanya diciptakan tidak memiliki rasa sehingga orang tidak merasa sakit ketika memotongnya. Seandainya tidak ada hikmah ini, maka manusia akan berada di antara dua keadaan berikut: bila ia membiarkan (tidak memotong) rambut dan kukunya maka ia menjadi jelek, dan bila ia memotongnya ia akan merasa sakit.

 

31.  Kemudian pikirkanlah kembali tentang rambut. Seandainya ia tumbuh di mata niscaya ia akan menghalangi pandangan, bila tumbuh di mulut ia akan menyulitkan ketika makan dan minum, bila tumbuh ditelapak tangan, niscaya akan hilang kenikmatan meraba, dan bila tumbuh di kemaluan akan mengganggu. Padahal, pada tempat tempat tersebut rambut dapat saja tumbuh. Maha Suci Tuhan yang mengatur dan memberi nikmat-nikmat ini. Kemudian perhatikan pula apa yang diberikan dan apa yang tidak diberikan pada manusia yang juga untuk kepentingannya. Diantaranya adalah harapan.

 

Dengan sebab adanya harapan ini, dunia menjadi makmur dan keturunan akan tetap lestari, dimana orang orang yang lemah mewarisi manfaat manfaat kemakmuran dari orang-orang yang kuat. Karena, makhluk pada awalnya adalah lemah. Bila ia tidak menemukan peninggalan peninggalan kaum yang telah menempati suatu tempat dan yang telah membangun dunia ini, maka tidak ada baginya tempat untuk berlindung dan tidak ada alat yang dapat dimanfaatkan. Jadi, harapanlah yang menjadi sebab orang orang sekarang melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang orang yang akan datang dikemudian hari. Demikianlah hal itu diwarisi sampai hari kiamat.

 

32.  Tetapi manusia tidak diberikan pengetahuan tentang ajalnya dan tentang batas usianya karena adanya manfaat tertentu. Jika ia mengetahui lama hidupnya dan masa usianya yang pendek, maka hidupnya tidak akan senang dan ia tidak merasa gembira dengan adanya keturunan, dengan adanya kemakmuran di muka bumi, dan lain lainnya. Seandainya ia mengetahui bahwa masa hidupnya panjang, niscaya ia akan terus mengikuti nafsu, melampaui batas batas, dan akan menceburkan diri ke dalam segala hal yang dapat membinasakan. Para pemberi peringatan tidak akan dapat menghentikan dan mencegah-nya dari sesuatu yang akan membawanya kepada kerusakan. Jadi pada ketidaktahuan manusia tentang masa usianya terdapat suatu maslahat, yaitu ia akan mengkhawatirkan kemungkinan datangnya kematian secara mendadak dan ia akan segera melakukan perbuatan perbuatan baik sebelum masanya lewat.

 

33.  Kemudian perhatikanlah apa-apa yang bermanfaat bagi manusia seperti berbagai jenis makanan yang berbeda beda rasanya, berbagai buah buahan yang bermacam macam warna dan keindahannya, berbagai kendaraan yang dapat ia naiki dan dapat diambil manfaat manfaatnya, burung-burung yang dapat dinikmati suaranya, uang dan permata yang ia kumpulkan untuk mencapai tujuan tujuannya, rumput rumputan yang ia gunakan untuk menjaga kesehatannya, binatang binatang ternak yang dapat ia makan dan dapat digunakan untuk hal hal lain seperti mengolah tanah, mengangkut beban, dan lain-lain, bunga-bungaan dan wangi wangian lain yang dapat ia nikmati keharumannya dan dapat ia manfaatkan, berbagai macam pakaian yang berbeda beda jenisnya. Semua itu merupakan buah dari akal dan pemahaman yang diciptakan pada dirinya.

 

34.  Diantara hikmah yang besar adalah berbeda bedanya manusia dalam memiliki apa apa yang bermanfaat baginya dapat dibedakan yang kaya dari yang miskin. Sehingga, hal itu menjadi sebab adanya pembangunan di dunia ini. Dengan sebab itu terkadang dalam banyak keadaan manusia menyibukkan diri dengan sesuatu dapat merugikan dirinya sendiri. Dalam kesibukannya itu manusia bagaikan seorang anak kecil yang karena akalnya masih kurang ia sibuk dengan sesuatu yang dapat membahayakan dirinya dan tidak mau diam (berhenti) karena diam itu merupakan kesusahan baginya.

 

Bagaimana seseorang akan dapat menghitung hikmah hikmah dan anugerah anugerah Allah SWT yang dimaksudkan untuk keseimbangan ala mini dan agar para hamba beribadah kepadaNya. Semua hikmah dan anugerah itu tidak terbatas dan tidak dapat dihitung. Tidak ada yang dapat mengetahui puncak hakekatnya dan menghitung jumlahnya kecuali Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui yang rahmat dan ilmuNya memenuhi segala sesuatu. Hanya Allah SWT lah yang dapat menghitung segala sesuatu.

 

Apa yang kami kemukakan tentang hikmah hikmah yang berhubungan dengan jasmani manusia di atas menunjukkan bahwa Allah SWT adalah dzat yang maha hebat sehingga kehebatan Allah SWT tampil di setiap ciptaan-Nya. Sekarang tidakkah kita bisa melihat, merasakan, merenung kan betapa hebatnya jasmani diri kita ini lalu sudahkah diri kita bersyukur dengan diberikannya jasmani yang begitu luar biasa! Jika sampai kita tidak mampu bersyukur kepada Allah SWT tentu ada yang salah di dalam diri kita. Semoga hal ini tidak terjadi pada diri kita.

 

Jamaah sekalian, mari kita merenung sejenak melalui ungkapan yang kami kemukakan berikut ini:

 

“Hai para hamba-Ku, Aku telah menciptakan segala sesuatu ini untukmu. Karenanya, bagaimana mungkin Aku akan merelakan dirimu dikuasai oleh sesuatu? Sebenarnya Aku telah melarangmu untuk bergantung kepada sesuatu karena rasa cinta dan kasih sayang-Ku kepadamu. Hai hamba-Ku, Aku tidak akan merelakanmu dikuasai oleh sesuatu. Sesungguhnya Aku telah menciptakanmu agar kamu sepenuhnya dapat menjadi milik-Ku. Aku telah menciptakanmu dalam bentuk-Ku yang Mahaesa, Mahamendengar, Mahamelihat, Mahaberkehendak, dan Mahaberbicara. Aku menciptakanmu agar kamu dapat menerima semua penjelmaan nama-nama-Ku dan pertolongan-Ku. Hai hamba-Ku, kamu laksana pandangan mata-Ku. Tidak ada tabir yang dapat menutupi antara diri-Ku dan dirimu. Hai hamba-Ku, kamu laksana teman dekat-Ku. Tidak ada jarak yang memisah-kan antara diri-Ku dengan dirimu. Ketahuilah hai hamba-Ku, sesungguhnya antara Aku dan kamu itu tidak ada jarak yang memisahkan. Aku lebih dekat kepadamu daripada dirimu sendiri dan Aku lebih dekat kepadamu daripada urat lehermu. “Oleh karena itu, pandanglah Aku! Karena sesungguhnya Aku sangat suka melihat dirimu.

 

Semoga renungan yang kami kemukakan ini mampu menjadi pembuka jalan bagi tumbuh dan berkembangnya ketauhidan dalam diri ini melalui pertunjukkan yang terdapat di dalam diri kita sendiri.


C.      ALLAH SWT BERADA DI MANA SAJA DAN DEKAT DENGAN DIRI KITA.

 

Apakah Allah SWT itu ghaib sehingga tidak bisa dilihat oleh mata? Allah SWT bukanlah sesuatu yang bersifat ghaib hal ini dikarenakan apa apa yang diciptakan oleh Allah SWT dapat kita lihat dengan mata dan dapat kita rasakan melalui adanya tanda tanda kebesaran dan kemahaan Allah SWT melalui hati serta Allah SWT selalu berada di balik ciptaan-Nya dan juga selalu bersama tanda tanda-Nya melalui rasa keimanan yang ada dalam diri kita. Apa yang kami kemukakan akan menjadi sesuatu yang mustahil terjadi jika ada suatu ciptaan dan jika ada suatu tanda tanda dari kebesaran dan kemahaan tanpa ada yang menciptakan dan tanpa ada yang memberikan tanda tanda sebagai manifestasi kemahaan dan kebesaran pemilik tanda.

 

Kenyataan yang terjadi saat ini adalah ciptaannya dapat kita lihat dengan mata, tanda tanda kebesaran dan kemahaannya dapat kita lihat melalui mata hati. Adanya hal ini menunjukkan kepada diri kita melalui keimanan dan ketaqwaan bahwa Allah SWT pasti ada dibalik ciptaannya dan Allah SWT pasti ada dibalik tanda tandanya serta Allah SWT tidak bisa dipisahkan dengan kedua hal tersebut sampai kapanpun juga.

 

Dan jika di setiap ciptaan yang ada di langit dan di muka bumi ini berlaku ketentuan seperti yang kami kemukakan di atas maka dapat dipastikan Allah SWT pasti berada di mana saja karena Allah SWT tidak bisa dipisahkan dengan apa apa yang telah diciptakan-Nya dan Allah SWT tidak bisa dipisahkan dengan apa apa yang dimiliki-Nya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 115 berikut ini: “dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah[83]. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui.

 

[83] Disitulah wajah Allah maksudnya; kekuasaan Allah meliputi seluruh alam; sebab itu di mana saja manusia berada, Allah mengetahui perbuatannya, karena ia selalu berhadapan dengan Allah.

 

Allah SWT berada di manapun, ada di barat, ada di timur, ada di utara, ada di selatan sehingga Allah SWT tidak bisa dipisahkan dengan segala apa yang diciptakan-Nya. Dan hal yang harus kita pahami tentang hal ini adalah yang berada di manapun dari Allah SWT bukanlah Dzatnya karena Dzatnya Allah SWT berada di Arsy. Sedangkan yang ada di mana-mana adalah kemahaan Allah SWT, kebesaran Allah SWT, pengawasan Allah SWT kekuasaan Allah SWT yang kesemuanya tidak bisa dipisahkan dengan apa apa yang diciptakan-Nya oleh sebab apapun juga. Jika sekarang Allah SWT berada di setiap apa apa yang diciptakan-Nya lalu di posisi manakah Allah SWT pada diri kita? Sepanjang manusia termasuk diri kita adalah ciptaan Allah SWT maka sepanjang itu pula keberadaan Allah SWT tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan diri kita (Allah SWT akan selalu bersama diri kita).Dan yang menjadi persoalan adalah diri kita sendiri yang sering melepaskan diri dari Allah SWT dan jika sudah demikian berarti kita sendiri pula yang memberikan kesempatan bagi syaitan melaksanakan aksinya kepada diri kita, sebagaimana hadits berikut ini:

 

“Ibnu Abbas ra, berkata: Nabi Saw bersabda: Allah ta’ala berfirman:” Wahai anak Adam, jika engkau ingat kepada-Ku pasti Aku juga akan ingat kepadamu, dan bila engkau lupa kepada-Ku Akupun akan ingat kepadamu. Dan jika engkau taat pada-Ku pergilah kemana saja engkau suka, pada tempat dimana Aku berkawan dengan engkau dan engkau berkawan dengan Aku. Engkau berpaling dari-Ku padahal Aku menghadap padamu. Siapakah yang memberimu makan di kala engkau masih janin dalam perut ibumu. Aku selalu mengurusmu dan memeliharamu sampai terlaksanalah kehendak-Ku atas dirimu, maka setelah Aku keluarkan engkau ke alam dunia engkau berbuat banyak maksiat. Apakah demikian seharusnya pembalasan kepada orang yang telah berbuat kebaikan kepadamu. (diriwayatkan oleh Abu Nashr Rabi’ah bin Ali Al Ajli dan Ar Rafii’: 272:182).

 

Sekarang sudahkah kita mampu melihat dan merasakan Allah SWT yang sudah berada di manapun sepanjang ada ciptaan-Nya?

 

Semoga kita mampu merasakan kehadiran Allah SWT melalui rasa keimanan dan ketaqwaan sebagai buah dari ketauhidan yang ada di dalam dada sehingga saat diri kita beribadah begitu terasa nikmatnya bertuhankan kepada Allah SWT yang selalu menyertai diri kita. Kondisi ini baru akan terjadi jika ibadah yang kita lakukan bukanlah untuk melepaskan kewajiban semata dan juga bukan untuk mencari pahala melainkan kita melaksanakan ibadah karena ibadah itu kebutuhan diri kita sehingga kita mampu merasakan hakekat dari ibadah tanpa melanggar syariat. 

 

Adanya keberadaan Allah SWT yang tidak akan bisa dipisahkan dengan segala apa yang diciptakan-Nya berarti keberadaan Allah SWT sangat dekat dengan diri kita dan juga siap memberikan pertolongan kepada diri kita sepanjang kita memohon kepada Allah SWT. Untuk itu tolong perhatikan apa yang dikemukakan oleh Allah SWT yang terdapat di dalam surat Al Ankabuut (29) ayat 41 berikut ini: “perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. dan Sesungguh-nya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” Ayat ini mengemukakan bahwa Allah SWT yang keberadaan-Nya sudah tidak akan bisa dipisahkan dengan ciptaan-Nya telah menyatakan bahwa pelindung pelindung selain Allah SWT seperti melindungi diri dengan perlindungan sarang laba laba, sebuah rumah yang paling lemah karena tidak mampu melindungi penghuninya dari pengaruh luar ruangan seperti angin dan panas.

 

Lalu jauhkah Allah SWT selaku pelindung diri kita? Jauh dekatnya perlindungan Allah SWT sangat tergantung kepada diri kita sendiri. Jika Allah SWT sudah tidak bisa dipisahkan dengan ciptaan-Nya berarti perlindungan Allah SWT kepada ciptaan-Nya juga sangat dekat dengan diri kita sepanjang diri kita mengimani perlindungan itu dekat dengan diri kita dan siap diberikan Allah SWT sepanjang syarat dan ketentuan dapat kita penuhi.

 

Disinilah letaknya melaksanakan ibadah yang diikuti dengan ibadah Ikhsan yaitu melihat Allah SWT. Alangkah nikmatnya jika kita mampu beribadah dengan kemampuan melihat Allah SWT melalui rasa keimanan bahwa Allah SWT selalu bersama diri kita serta dekat dengan diri kita dan kitapun mampu menempatkan Allah SWT pada posisi yang sebenarnya, yaitu dekat yang tidak bisa terpisahkan dengan diri kita. Lalu rasakanlah nikmat bertuhankan kepada Allah SWT dari waktu ke waktu. Namun apa yang dikehendaki oleh Allah SWT belum tentu mampu kita laksanakan karena pengaruh ahwa (hawa nafsu) dan syaitan yang mengakibatkan diri kita melakukan kesalahan atau berdosa. Tidak ada orang yang ada di muka bumi ini yang tidak melakukan kesalahan dan dosa. Lalu apa yang bisa kita perbuat dengan kondisi ini?

 

Agar diri kita mampu lebih baik lagi dari waktu ke waktu, ada baiknya kita memperhatikan apa yang dikemukakan Allah SWT dalam surat Faathir (35) ayat 45 yang kami kemukakan berikut ini: dan kalau Sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melatapun akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; Maka apabila datang ajal mereka, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya. Ayat ini mengemukakan bahwa Allah SWT tidak hendak menyiksa manusia saat ini melainkan Allah SWT menangguhkan penyiksaan sampai waktu tertentu. Untuk apa Allah SWT menunda hal ini?


Allah SWT menunda karena Allah SWT sayang kepada manusia dengan memberikan kesempatan ke dua untuk bertaubat, atau memberikan kesempatan kedua bagi yang memohon ampun kepada-Nya sampai batas waktu yang ditentukan. Jika ini kondisinya berarti saat ini Allah SWT sedang menunggu taubat kita, Allah SWT sedang menunggu doa dan harapan yang kita panjatkan kepada-Nya serta menunjukkan pula bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Sabar.. Dan jangan sampai Allah SWT yang sudah dekat yang sedekat-dekatnya dengan diri kita hanya menunggu taubat semata seperti ayat di atas. Namun ketahuilah bahwa Allah SWT menunggu segala permohonan yang dimohonkan kepada-Nya tanpa ada batasnya sepan-jang kita mau mengajukan doa dan permohonan. Alangkah sayangnya Allah SWT kepada diri kita namun sangat disayangkan kita tidak mengerti kalau kita disayang oleh Allah SWT lalu menyianyiakan kesempatan yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada diri kita dan pada akhirnya berlalu begitu saja. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar