Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Jumat, 05 Januari 2024

KETAUHIDAN YANG DIKEHENDAKI OLEH ALLAH SWT (PART 4 OF 4)



E.   ALLAH SWT PENGUASA ALAM AKHIRAT DAN SEMUA MAKHLUK KEM-BALI KEPADANYA.

 

Hal selanjutnya  yang harus menjadi ketauhidan di dalam diri adalah mampu menempatkan (mengimani) bahwa Allah SWT adalah penguasa tunggal alam akhirat. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya dalam surat Al An’am (6) ayat 73 berikut ini: “Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan “jadilah, lalu terjadilah”, dan di tangan-Nya lah segala kekuasaan di waktu sangkakala di tiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (surat Al An’am (6) ayat 73).”

 

Ayat ini mengemukakan bahwa di tangan-Nya lah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup yang menunjukkan kepada diri kita Dialah penguasa tunggal melalui proses terjadinya penghancuran, atau diluluhlantakkannya langit dan bumi melalu proses kiamat yang diikuti dengan hancurnya alam semesta ini tanpa terkecuali. Dan tidak ada satupun makhluk yang bisa menggagalkan proses terjadinya kiamat berikut proses-proses lain yang menyertainya.

 

Allah SWT selain penguasa tunggal alam akhirat, Allah SWT juga tempat kembali makhluk, termasuk diri kita, wajib kembali kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana ketentuan yang terdapat di dalam surat Az Zumar (39) ayat 54 berikut ini: “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong.” dan juga sebagaimana ketentuan hadits berikut ini: “Dari Abu Hurairah ra, dia berkata, “Sungguh, pada suatu waktu para sahabat bertanya kepada Nabi SAW, “Ya Rasulullah, apakah kita bisa melihat Allah pada hari Kiamat nanti?’ Rasulullah SAW bersabda: “Apakah kalian terhalang melihat rembulan pada malam purnama?” Mereka menjawab: “Tidak, ya Rasulullah.” Kemudian Rasulullah SAW bertanya: “Apakah kalian terhalang melihat matahari yang tidak tertutup awan?” Mereka menjawab: “Tidak, ya Rasulullah.” Rasulullah SAW kemudian bersabda: “Demikianlah sesungguhnya pada hari Kiamat nanti kalian akan melihat wajah Allah Ta’ala.” (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim).

 

Sedangkan berdasarkan surat Al Mu’minuun (23) ayat 115 berikut ini: “Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?”. Allah SWT dengan tegas mengatakan bahwa sesungguhnya “Kami menciptakan segala sesuatu  termasuk manusia dengan sungguh sungguh, bukan secara main main”. Lalu seluruh manusia akan dikembalikan kepada Allah SWT sebagaimana dikemukakan dalam surat An Nuur (24) ayat 42 berikut ini: “Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah-lah kembali (semua makhluk).” Adanya 2 (dua) buah ketentuan ini, terlihat dengan jelas konsep dasar penciptaan manusia di muka bumi yaitu “dari Allah SWT akan kembali kepada Allah SWT”.

 

Allah SWT selaku penguasa tunggal alam akhirat juga telah menetapkan adanya 2 (dua) buah tempat kembali bagi umat manusia, yaitu syurga dan juga neraka. Adanya syurga dan neraka sebagai tempat kembali berarti akan ada 2 (dua) buah ketentuan yang mengatur tentang siapa saja yang berhak pulang kampung ke syurga dan siapa saja yang berhak pulang kampung ke neraka. Sehingga Allah SWT sangat berkuasa penuh terhadap syurga dan terhadap neraka. .

 

Lalu untuk siapakah neraka itu? Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Dan barangsiapa tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir itu neraka yang menyala-nyala. (surat Al Fath (48) ayat 13). Lalu untuk siapakah syurga itu? Syurga diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman lagi beramal shaleh, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Dan barangsiapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laku maupun perempuan sedang dia beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam syurga dan mereka tidak didzalimi sedikit pun. (surat An Nisaa’ (4) ayat 124).

 

Adanya 2 (dua) buah tempat kembali dengan 2 (dua) aturan yang sangat berbeda maka diperlukan proses yang adil dan bermartabat untuk menentukan siapa-siapa saja yang berhak masuk ke syurga dan siapa-siapa saja yang akan dimasukkan ke dalam neraka oleh Allah SWT. Dan jika seseorang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk masuk syurga maka tidak akan ada yang bisa membatalkannya dan jika seseorang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk masuk neraka maka tidak seorangpun yang bisa membatalkannya. Allah SWT sangat berkuasa penuh tentang hal ini.

 

Sekarang tentukanlah kemana kita akan pulang, apakah mau pulang kampung ke syurga ataukah mau pulang kampung ke neraka. Jika kita berniat untuk pulang kampung ke syurga bersegaralah untuk memenuhi segala ketentuan yang bisa menghantarkan kita masuk syurga lalu konsistenlah dengan apa yang telah kita tentukan. Jika tidak mampu melaksanakannya maka ketahuilah bahwa Allah SWT hanyalah pihak yang menetapkan dan memutuskan tempat kembali manusia setelah manusia dimintakan pertanggung-jawaban (prosesi berhisab). Itupun berdasarkan atas apa-apa yang telah kita perbuat sehingga diri kitalah yang menentukan kemana kita akan pulang kampung.

 

Dan sebagai orang yang bakal menghadapi proses pertanggungjawaban (prosesi berhisab) dihadapan Allah SWT  kelak ketahuilah bahwa Allah SWT didalam melakukan proses pertanggungjawaban (hisab) kepada setiap manusia yang dilanjutkan dengan pemberian balasan baik berupa azab di akhirat kelak (neraka) ataupun kenikmatan hidup di akhirat (syurga) akan mempergunakan konsep keadilan. Buang jauh-jauh bahwa Allah SWT akan mempergunakan di luar konsep keadilan seperti mempergunakan konsep memilih sese-orang berdasarkan warna kulit, pangkat dan jabatan, kekayaan, keturunan, suku bangsa. Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Maka pada hari itu tidak ada seorang pun yang mengazab seperti azab-Nya (yang adil). (surat Al Fajr (89) ayat 25).”

 

Lalu apa itu yang disebut dengan konsep keadilan itu? Konsep keadilan yang akan dilaksanakan oleh Allah SWT dalam menilai umat manusia adalah “apa yang kita perbuat maka itulah yang Allah SWT perbuat” yang kesemuanya dilandaskan dengan nilai-nilai ketaqwaan. Jika kita berbuat kebaikan maka kebaikan yang akan kita terima dan jika keburukan, kebiadaban, syirik dan musyrik, munafik yang kita perbuat maka hasilnya sesuai dengan apa yang kita perbuat. Dan yang tidak akan mungkin terjadi adalah kita berbuat keburukan menghasilkan kebaikan, ataupun sebaliknya. Sekarang sadarilah kondisi ini yang akan kita hadapi lalu bertanyalah kepada diri sendiri sudahkah kita mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik dan benar!

 

Dalam kerangka melaksanakan “konsep dari Allah kembali kepada Allah” yang dilanjutkan dapat melihat wajah Allah SWT secara langsung  di syurga dan jangan sampai kita hidup bertetangga dengan syaitan di neraka kelak, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Hanya kepada-Nya kamu semua akan kembali. Itu merupakan janji Allah yang benar dan pasti. Sesungguhnya Dialah yang memulai penciptaan makhluk kemudian mengulanginya (menghidupkannya kembali setelah berbangkit), agar Dia memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dengan adil. Sedangkan untuk orang-orang kafir (disediakan) minuman air yang mendidih dan siksaan yang pedih karena kekafiran mereka. (surat Yunus (10) ayat 4).

 

Sebagai pelaksana dari “konsep dari Allah kembali kepada Allah” sudahkah diri kita mengetahui maksud dan tujuan serta kondisi dasar dari konsep ini? Inilah kondisi dasar dari konsep “dari Allah kembali kepada Allah” yang harus kita pahami, yaitu: 

 

1.      Konsep dari Allah kembali kepada Allah adalah suatu konsep yang mengharuskan diri kita pulang kampung ke kampung kebahagiaan, yaitu syurga. Sehingga kita wajib memenuhi segala syarat dan ketentuan untuk menjadi penghuni syurga saat hidup di dunia ini, seperti mampu menenuhi konsep beriman dan beramal shaleh; mentaati Allah dan Rasul-Nya; serta menjadi orang yang bertaqwa dengan mampunya diri kita melaksanakan Diinul Islam secara kaffah.  

 

2.   Untuk  dapat melaksanakan konsep dari Allah kembali kepada Allah ketahuilah bahwa untuk dapat bertemu dan ditemui Allah serta dapat melihat wajah Allah SWT secara langsung tempatnya hanya di syurga dan jangan pernah berharap kita bisa melihat dan ditemui oleh Allah SWT jika kita berada di neraka.

 

3.       Untuk bisa  bertemu  dan ditemui oleh Allah SWT kelak di syurga maka kita harus mempersiapkan diri secara konsisten dengan baik dan benar yang sesuai dengan konsep Diinul Islam sejak diri kita masih hidup di muka bumi ini sehingga buang jauh-jauhlah konsep simsalabim alakadabra untuk bisa bertemu Allah SWT kelak. Lalu sudahkah kita bertanya kepada diri kita sendiri apakah kita memang pantas untuk ditermui oleh Allah SWT di syurga kelak?. Apalagi tempat bertemunya diri kita dengan Allah SWT adalah di tempat yang terhormat (syurga) dan dalam suasana yang saling hormat menghormati.

 

4.     Untuk  dapat  bertemu  dengan  Allah SWT  kelak, bukanlah  perkara mudah lagi instans (cepat), akan tetapi melalui suatu proses perjalanan yang sangat panjang lagi melelah-kan, penuh perjuangan, penuh kesungguhan, penuh doa dan air mata. Sehingga kita sangat membutuhkan adanya pedoman atau kompas yang menunjukkan peta perja-lanan yang diiringi dengan pemenuhan bekal selama di dalam perjalanan. Agar diri kita tidak sesat di jalan, sampai tujuan dengan selamat serta memiliki pemahaman tentang peta perjalanan yang baik dan benar dan Allah SWT juga telah memberikan Nomor Personal ContactNya : 24434 yang berlaku 24 jam dimanapun manusia berada.

 

Itulah 4 (empat) kondisi dasar tentang kembali kepada Allah SWT yang harus bisa kita pahami dan laksanakan dengan sebaik-baiknya dan yang kesemuanya harus bisa kita laksanakan saat kita hidup di muka bumi ini. Jika tidak maka setan siap membantu kita untuk pulang ke neraka.

 

Dan sebagai orang yang akan pulang kampung, apakah ke syurga atau apakah ke neraka kelak, ada baiknya kita memperhatikan hadits berikut ini: “Pada hari Kiamat, kematian akan didatangkan lalu disembelih seperti yang telah dikabarkan Nabi SAW: “Jika penghuni syurga telah masuk syurga dan penghuni neraka telah masuk neraka, akan didatangkan kematian sehingga diletakkan diantara syurga dan neraka. Kemudian, kematian itu disembelih. Setelah itu, ada sesorang yang menyeru: ‘Hai, penghuni syurga, tidak ada kematian (setelah ini)!. Hai, penghuni neraka, tidak ada kematian (setelah ini)!’ Maka dari itu penghuni syurga bertambah gembira, sedangkan penghuni neraka bertambah sedih.” (Hadits Riwayat Bukhari No.6548) (Hadits Riwayat Muslim No. 2850) dari sahabat Ibnu Umar ra.

 

Inilah yang akan terjadi pada penghuni syurga dan penghuni neraka kelak, sudahkah kita memahami kondisi dasar ini!

 

Lalu apa yang terjadi setelah proses kiamat terjadi? Berikut ini akan kami kemukakan beberapa kejadian yang terjadi setelah proses kiamat, yaitu:

 

1.    Allah SWT  membuat  bumi  baru  berupa  hamparan  yang  dinamakan dengan Padang Mahsyar yang diikuti dengan dikumpulkannya kembali seluruh umat manusia yang pernah diciptakan oleh Allah SWT tanpa terkecuali. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya berikut ini: Yaitu pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit dan mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa, Maha Perkasa. (surat Ibrahim (14) ayat 48).”  Adanya bumi baru yang berupa hamparan yang luas maka pada saat itulah Allah SWT akan memberlakukan ketentuan surat Al Fatehah (1) ayat 4 sebagaimana berikut ini: “pemilik hari pembalasan” dan yang menunjukkan bahwa Allah SWT sangatlah berkuasa di hari pembalasan.

 

2.  Allah SWT akan melakukan prosesi berhisab sehingga manusia akan dikelom-pokkan  menjadi 12 (dua belas) kelompok yang masing-masing kelompok memiliki kriteria sendiri-sendiri. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam ayat AlQuran dan hadits berikut ini: “Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Mu’azd bin Jabal ra, dijelaskan, bahwa Nabi Muhammad SAW pernah ditanya tentang maksud dari firman Allah SWT yang terdapat di dalam surat An Naba’ (78) ayat 18 berikut ini: “Yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok kelompok.” Mendengar pertanyaan yang demikian itu, beliau menangis hingga air matanya membasahi tanah.

 

Selesai menangis, beliau bersabda: Wahai orang yang bertanya, engkau menanyakan kepadaku suatu urusan yang sangat besar. Sesungguhnya maksud ayat tersebut, adalah bahwa umatku kelak akan dibangkitkan dan dikumpulkan menuju padang Mahsyar, berkelompok kelompok, sehingga menjadi 12 (dua) belas kelompok, sebagaimana berikut ini:

 

Kelompok pertama, mereka yang dibangkitkan dari kuburnya  dan menuju Padang Mahsyar tanpa tangan dan kaki. Sepanjang jalan itu, diperkenalkan dan  dikomentari: Inilah mereka yang semasa hidupnya pernah menyakitkan hati tetangganya dan sampai mati tidak mau bertobat (minta maaf), padahal Allah SWT memerintahkan untuk berlaku baik kepada tetangga, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (surat An Nisaa’ (4) ayat 36)

 

[294] Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang bukan Muslim.

[295] Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.

 

Kelompok ke dua, mereka yang dibangkitkan dari kuburnya dan dikumpulkan menuju Padang Mahsyar dengan berupa binatang (berupa babi, kera dan lainnya). Sepanjang jalan diperkenalkan dan dikomentari: Inilah orang orang yang meremehkan ibadah Shalat dan sampai mati tidak mau bertaubat. Mereka yang semacam inilah yang dimaksud dalam surat Al Ma’un (107) ayat 4 dan 5): Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, (surat Al Maa’uun (107) ayat 4 dan 5)

 

Kelompok ke tiga, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan menuju Padang Mahsyar, dengan perut besar seperti gunung. Mereka diperkenalkan dan dikomentari sepanjang jalan sebagai orang orang yang tidak mau mengeluarkan zakat dam sampai mati tidak mau bertaubat, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, (surat At Taubah (9) ayat 34)

 

Kelompok ke empat, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan menuju Padang Mahsyar dalam keadaan keluar darah dari mulutnya, ususnya diseret di tanah. Mereka dikomentari sepanjang jalan: Mereka ini orang orang yang dusta dalam jual beli, dalam sumpah dan janji serta mereka tidak bertaubat sampai mati, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. bagi mereka azab yang pedih. (surat Ali Imran (3) ayat 77)

 

Kelompok ke lima, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan menuju Padang Mahsyar menyembunyikan diri dari manusia dan baunya lebih busuk daripada bangkai. Mereka ini diperkenalkan: inilah mereka yang melakukan perbuatan perbuatan maksiat dengan sembunyi dan rahasia dari manusia dan mereka tidak takut kepada Allah SWT serta tidak mau bertobat sampai matinya, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “itu lebih dekat untuk (menjadikan Para saksi) mengemukakan persaksiannya menurut apa yang sebenarnya, dan (lebih dekat untuk menjadikan mereka) merasa takut akan dikembalikan sumpahnya (kepada ahli waris) sesudah mereka bersumpah[456]. dan bertakwalah kepada Allah dan dengarkanlah (perintah-Nya). Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (surat An Nisaa’ (4) ayat 108)

 

[456] Maksud sumpah itu dikembalikan, ialah saksi-saksi yang berlainan agama itu ditolak dengan bersumpahnya saksi-saksi yang terdiri dari karib kerabat, atau berarti orang-orang yang bersumpah itu akan mendapat Balasan di dunia dan akhirat, karena melakukan sumpah palsu.

 

Kelompok ke enam, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan menuju Padang Mahsyar dengan kepala terpotong hingga lehernya (tanpa kepala) dan mereka dikomentari : inilah orang orang yang memberikan kesaksian palsu dan dusta serta sampai mati tidak mau bertaubat.

 

Kelompok ke tujuh, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan menuju Padang Mahsyar tanpa lidah dan dari mulutnya mengalir darah dan nanah. Kepada mereka dikomentari : Mereka inilah yang tidak mau memberikan kesaksian dalam kebenaran dan sampai mati tidak mau bertaubat, padahal Allah SWT melarangnya, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang[180] (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyi kannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (surat Al Baqarah (2) ayat 283)

 

[180] Barang tanggungan (borg) itu diadakan bila satu sama lain tidak percaya mempercayai.

 

Kelompok ke delapan, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan menuju Padang Mahsyar dalam keadaan terbalik, kaki di atas, kepala di bawah dan dari kemaluannya mengalir darah dan nanah. Kepada mereka itu dikomentari: Inilah mereka yang berzina dan sampai mati tidak mau bertaubat, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.(surat Al Israa’ (17) ayat 32)

 

Kelompok ke sembilan, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan menuju Padang Mahsyar dengan muka yang hitam, mata yang biru dan perutnya penuh dengan api. Kepada mereka itu dikomentari: Inilah orang orang yang memakan harta anak yatim dan sampai mati tidak mau bertaubat, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).(surat An Nisaa’ (4) ayat 10)

 

Kelompok ke sepuluh, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan menuju Padang Mahsyar dalam keadaan sakit kusta/lepra, belang dan kadas. Kepada mereka itu dikomentari: Inilah orang orang yang durhaka dan pernah menyakitkan hati kedua orang tuanya  dan sampai mati tidak mau bertaubat (minta maaf) kepada keduanya. Padahal Allah SWT telah memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (surat An Nisaa’ (4) ayat 36)

 

[294] Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang bukan Muslim.

[295] Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.

 

Kelompok ke sebelas, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan menuju Padang Mahsyar dalam keadaan buta hati, giginya menjulur seperti tanduk sapi, kelopak matanya menjulur sampai kedadanya, lidahnya menjulur sampai pahanya dan dari perutnya keluar kotoran.  Kepada mereka itu dikomentari: mereka ini adalah orang orang yang meminum minuman yang memabukkan dan main judi dan sampai mati tidak mau bertaubat, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (surat Al Maaidah (5) ayat 90)

 

[434] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan Apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya Ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing Yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.

 

Kelompok ke duabelas, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan menuju Padang Mahsyar dengan wajah seperti bulan purnama, mereka melewati titian secepat kilat.  Kepada mereka itu dikomentari: mereka ini adalah orang orang yang beramal shaleh, menjauhkan diri dari perbuatan terlarang dan melarang orang dari perbuatan perbuatan maksiat dan mereka selalu mendirikan shalat dan ibadah ibadah lainnya dan mereka bertaubat sebelum meninggal dunia, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah[1388] Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. mereka Itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai Balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (surat Al Ahqaaf (46) ayat 13 dan 14)

 

[1388] Istiqamah ialah teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal yang saleh.

 

Itulah 12 (dua belas) kelompok-kelompok manusia yang kesemuanya ditetapkan oleh Allah SWT selaku penguasa tunggal di hari akhirat berdasarkan kriteria-kriteria yang terjadi pada diri manusia. Dan semoga diri kita, suami kita/istri kita, keluarga kita, anak dan keturunan kita semuanya termasuk kelompok ke dua belas sebagaimana kami kemukakan di atas. Amiin.

 

3.    Adanya Kebangkrutan. Saat di akhirat, terutama saat prosesi berhisab akan ter-jadi apa yang dinamakan dengan kebangkrutan pada diri seseorang. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam hadits berikut ini:

 

Pada suatu hari, Rasulullah bertanya: “Apakah kalian tahu apa yang dimaksud dengan mufis (orang yang bangkrut)?” Para sahabat menjawab: “Orang yang bangkrut di tengah tengah kami adalah orang yang tidak memiliki dirham, tidak memiliki dinar, dan tidak memiliki perhiasan.” Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang bangkrut dari kalangan umatku adalah orang orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Dia mencaci maki, memfitnah, memakan harta orang lain, menumpahkan darah dan memukul orang lain. (Akibat perbuatan zalim ini) orang yang dizalimi memperoleh kebaikan/pahala dari orang yang menzalimi. Kemudian orang yang dizalimi ini memperoleh kebaikan/pahala lainnya (sebanyak kezaliman yang menimpa dirinya). Hal ini terus berlangsung hingga kebaikan orang yang menzalimi habis, padahal kezalimannya terhadap orang lain belum terbayar semua. Sebagai gantinya, dosa orang yang dizalimi dilimpahkan kepada orang yang menzalimi. Selanjutnya orang yang menzalimi itu dilempar ke dalam api neraka.” (Abdul Azis Asy Syinnawi, Mereka Bertanya Kepada Nabi, penerbit Amzah, Jakarta, hal 33).”

 

Dan sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi, jangan sampai diri kita termasuk orang-orang yang mengalami kebangkrutan di akhirat kelak. Amiin.

 

4.   Adanya sambutan bagi penghuni syurga. Untuk menggambarkan sambutan bagi penduduk syurga kita bisa mempelajarinya melalui surat Az Zumar (39) ayat 73 dan ayat 74 berikut ini: Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya".Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki; maka syurga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal".

 

Dan berikut ini akan kami kemukakan kondisi dan keadaan syurga, sebagaimana yang dikemukakan oleh “Imam Al Ghazali” dalam bukunya “Bahagia Senantiasa: Kimia Ruhani Untuk Kebahagiaan Abadi” berikut ini:

 

Allah SWT berfirman, “Wahai manusia, bagaimana engkau mencintai dunia yang fana dan kehidupan yang sementara, padahal bagi mereka yang taat ada syurga? Mereka bisa masuk dari pintunya yang berjumlah delapan. Pada setiap syurga ada tujuh puluh ribu taman. Pada setiap taman ada tujuh puluh ribu istana yaqut. Pada setiap istana terdapat tujuh puluh ribu tempat tinggal dari zamrud. Pada setiap tempat tinggal ada tujuh puluh ribu rumah dari emas merah. Pada setiap rumah ada tujuh puluh ribu balai dari perak putih. Pada setiap balai ada tujuh puluh ribu meja makan. Di atas meja makan terdapat tujuh puluh ribu piring permata. Pada setiap piring terdapat tujuh puluh ribu aneka makanan. Di sekitar masing masing balai terdapat tujuh puluh ribu ranjang dari emas merah. Di atas setiap ranjang terdapat tujuh puluh ribu selimut dari sutera dan permadani. Di sekitar ranjang ada tujuh puluh ribu sungai dari air kehidupan, susu, madu, dan khamar. Di tengah tengah sungai terdapat tujuh puluh ribu aneka buah. Pada setiap rumah terdapat tujuh puluh ribu kemah dari pohon kayu kecil, Di atas setiap ranjang ada bidadari bidadari yang di hadapannya ada tujuh puluh ribu pelayan muda bagaikan kuningnya telur yang tersimpan. Di atas setiap istana ada tujuh puluh ribu kubah. Pada setiap kubah ada tujuh puluh ribu hadiah dari Tuhan yang tak pernah dilihat oleh mata, tak pernah di dengar oleh telinga, dan tak pernah terlintas dalam hati manusia. “dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. dan ada bidadari-bidadari bermata jeli,  laksana mutiara yang tersimpan baik. sebagai Balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. (surat Al Waaqiah (56) ayat 20, 21, 22, 23, 24).” Mereka tidak mati dan tidak pernah tua. Mereka tidak sedih, tidak puasa, tidak shalat, tidak sakit, tidak pernah kencing, serta tidak pernah buang air besar. “mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya” (surat Al Hijr (15) ayat 48). Siapa yang menginginkannya, mengingat kemurahan-Ku, bertetangga dengan-Ku, serta nikmat-Ku, maka mendekatlah kepada-Ku secara tulus seraya meremehkan dunia dan merasa cukup dengan yang sedikit.”

 

5.    Tidak ada ucapan selamat datang bagi penghuni neraka. Lalu bagaimana dengan penduduk neraka, adakah salam penghormatan dan penyambutan yang diucapkan kepada mereka seperti yang disampaikan kepada penduduk syurga? Bagi penghuni neraka tidak ada sambutan apapun kepada mereka, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “(Dikatakan kepada mereka), “ini rombongan besar (pengikut-pengikut mu) yang masuk berdesak-desakan bersama kamu ke neraka.” Tidak ada ucapan selamat datang bagi mereka karena sesungguhnya mereka akan masuk neraka (kata pemimpin-pemimpin mereka). (surat Sad’ (38) ayat 59).

 

Selain ayat di atas, kita bisa memperhatikan apa yang terdapat di dalam surat Az Zumar (39) ayat 71-74 sebagaimana berikut ini: “Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya" Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.

 

Sedangkan bagi orang yang mendustakan lagi sesat maka ia akan disambut dengan siraman air yang mendidih, sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya berikut ini: “Dan adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan dan sesat, maka dia disambut siraman air yang mendidih, dan dibakar di dalam neraka. (surat Al Waqiah (56) ayat 92, 93,94)”. Sebuah kejutan yang sangat luar biasa.

 

Lalu bagaimana dengan kondisi neraka yang akan ditempatinya? Kita bisa mengetahuinya melalui apa yang dikemukakan oleh “Imam Al Ghazali” dalam bukunya “Bahagia Senantiasa: Kimia Ruhani Untuk Kebahagiaan Abadi” berikut ini:

 

Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Bagaimana engkau bisa bermaksiat padaKu padahal engkau masih tak tahan terhadap panasnya matahari. Neraka Jahannam mempunyai tujuh tingkatan. Di dalamnya ada api yang sebagian melahap yang lainnya. Di setiap tingkatan ada tujuh puluh ribu cabang api. Pada setiap cabang ada tujuh puluh ribu tempat tinggal. Pada setiap tempat tinggal ada tujuh puluh ribu rumah. Pada setiap rumah ada tujuh puluh ribu sumur. Pada setiap sumur ada tujuh puluh ribu peti api. Pada setiap peti api ada tujuh puluh ribu kalajengking dari api, dan di atas setiap peti terdapat tujuh puluh ribu pohon zaqqum. Di setiap pohon ada tujuh puluh ribu pemimpin dari api. Bersama setiap pemimpin tersebut ada tujuh puluh ribu malaikat dari api, dan tujuh puluh ribu ular api. Panjang masing masing ular itu tujuh puluh ribu hasta dari api. Pada setiap perut ular itu ada lautan dari racun hitam. Setiap kalajengking memiliki seribu ekor. Panjang masing masing ekornya tujuh puluh ribu hasta.Pada setiap ekor terdapat tujuh puluh ribu liter racun merah. Wahai anak Adam! Aku tidak menciptakan api kecuali diperuntukkan bagi setiap orang kafir, pengadu domba, orang yang durhaka kepada orang tua, orang yang riya, orang yang tidak memberi zakat hartanya, pezina, pemakan harta riba, peminum khamar, penganiaya anak yatim, pegawai yang berkhianat, wanita yang meratapi musibah, dan setiap orang yang menyakiti tetangganya. “kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(surat Al Furqaan (25) ayat 70). Oleh karena itu, kasihilah diri kalian sendiri wahai para hamba-Ku. Sebab, badanmu sangat lemah, sedang perjalanan masih jauh, beban sangat berat, ash shirath begitu halus, pengintai Maha Melihat, dan hakimnya adalah Tuhan semesta alam.”

 

Berdasarkan uraian di atas, sambutan bagi penduduk syurga dan sambutan bagi penduduk neraka sangatlah berbeda yang kesemuanya tidak bisa diqiyaskan dengan sesuatu. Sedangkan dari sisi kondisi dan keadaan syurga dibandingkan dengan kondisi dan keadaan neraka sangatlah jauh berbeda. Sekarang kesemuanya tergantung kepada diri kita, mau kemana kita pulang kampung! Mau ke syurga ataukah ke neraka bukan Allah SWT yang menentukan melainkan diri kita yang mempersiapkannya.

 

Dan agar diri kita yang telah memiliki ketetapan hati untuk bisa pulang kampung ke syurga kelak, maka nasehat yang dikemukakan oleh “Muhammad Said Al-Qahthani; Muhammad bin Abdul Wahab; Muhammad Qutb” dalam bukunya “Memurnikan Laa Ilaaha Illallah” dapat kita jadikan pelajaran dan juga pedoman dalam hidup yang penuh tantangan dan juga adanya musuh abadi yang nyata baik berupa ahwa (hawa nafsu) dan juga syaitan, yaitu:

 

1.       Hanya Allah SWT yang berhak diibadahi;

2.       Hukum mutlak bersumber dari-Nya;

3.       Tidak ada penguasa mutlak kecuali Allah, Dialah Rabb semesta alam, penguasa dan pengatur serta pemilik;

4.       Tidak ada pencipta di dunia ini kecuali Dia;

5.       Tak ada yang bisa memberi rezeki selain Allah;

6.       Tidak ada ilah yang dapat menghidupkan dan mematikan kecuali Dia;

7.       Tidak ada yang bisa mendatangkan manfaat dan mudharat selain Dia Yang Maha Kuasa;

8.       Tidak ada daya dan kekuatan selain kekuasaan Allah;

9.       Tidak bertawkkal kecuali hanya kepada Allah;

10.   Tidak ada yang bisa mengabulkan doa kecuali Allah;

11.   Tidak ada diin (agama) selain Islam;

12.   Hanya Allah saja yang patut disembah; dan yang terakhir adalah:  

 

 

“JADIKAN HANYA ALLAH SWT SAJALAH PUSAT KERINDUAN BAGI

DIRI KITA”.

 

Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi, sadarkah diri kita dengan hal ini! Dan semoga kita mampu melaksanakannya dengan baik dan benar. Amiin.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar