E. ALLAH SWT PENGUASA ALAM AKHIRAT DAN SEMUA
MAKHLUK KEM-BALI KEPADANYA.
Hal
selanjutnya yang harus menjadi
ketauhidan di dalam diri adalah mampu menempatkan (mengimani) bahwa Allah SWT
adalah penguasa tunggal alam akhirat. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam
firman-Nya dalam surat Al An’am (6) ayat 73 berikut ini: “Dan Dialah yang menciptakan
langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia
mengatakan “jadilah, lalu terjadilah”, dan di tangan-Nya lah segala kekuasaan
di waktu sangkakala di tiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan
Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (surat Al An’am (6) ayat 73).”
Ayat
ini mengemukakan bahwa di tangan-Nya lah segala kekuasaan di waktu sangkakala
ditiup yang menunjukkan kepada diri kita Dialah penguasa tunggal melalui proses
terjadinya penghancuran, atau diluluhlantakkannya langit dan bumi melalu proses
kiamat yang diikuti dengan hancurnya alam semesta ini tanpa terkecuali. Dan
tidak ada satupun makhluk yang bisa menggagalkan proses terjadinya kiamat
berikut proses-proses lain yang menyertainya.
Allah SWT selain penguasa tunggal alam
akhirat, Allah SWT juga tempat kembali makhluk, termasuk diri kita, wajib
kembali kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana ketentuan yang terdapat di dalam
surat Az Zumar (39) ayat 54 berikut ini: “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan
berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak
dapat ditolong.” dan juga sebagaimana ketentuan hadits berikut ini: “Dari
Abu Hurairah ra, dia berkata, “Sungguh, pada suatu waktu para sahabat bertanya
kepada Nabi SAW, “Ya Rasulullah, apakah kita bisa melihat Allah pada hari
Kiamat nanti?’ Rasulullah SAW bersabda: “Apakah kalian terhalang melihat
rembulan pada malam purnama?” Mereka menjawab: “Tidak, ya Rasulullah.” Kemudian
Rasulullah SAW bertanya: “Apakah kalian terhalang melihat matahari yang tidak
tertutup awan?” Mereka menjawab: “Tidak, ya Rasulullah.” Rasulullah SAW
kemudian bersabda: “Demikianlah sesungguhnya pada hari Kiamat nanti kalian akan
melihat wajah Allah Ta’ala.” (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim).
Sedangkan
berdasarkan surat Al Mu’minuun (23) ayat 115 berikut ini: “Maka Apakah kamu mengira, bahwa
Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu
tidak akan dikembalikan kepada kami?”. Allah SWT dengan tegas
mengatakan bahwa sesungguhnya “Kami
menciptakan segala sesuatu termasuk
manusia dengan sungguh sungguh, bukan secara main main”. Lalu seluruh
manusia akan dikembalikan kepada Allah SWT sebagaimana dikemukakan dalam
surat An Nuur (24) ayat 42 berikut ini: “Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan
bumi dan kepada Allah-lah kembali (semua makhluk).” Adanya 2 (dua) buah
ketentuan ini, terlihat dengan jelas konsep dasar penciptaan manusia di muka
bumi yaitu “dari Allah SWT akan kembali
kepada Allah SWT”.
Allah
SWT selaku penguasa tunggal alam akhirat juga telah menetapkan adanya 2 (dua)
buah tempat kembali bagi umat manusia, yaitu syurga dan juga neraka. Adanya
syurga dan neraka sebagai tempat kembali berarti akan ada 2 (dua) buah
ketentuan yang mengatur tentang siapa saja yang berhak pulang kampung ke syurga
dan siapa saja yang berhak pulang kampung ke neraka. Sehingga Allah SWT sangat
berkuasa penuh terhadap syurga dan terhadap neraka. .
Lalu
untuk siapakah neraka itu? Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Dan
barangsiapa tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Kami
telah menyediakan untuk orang-orang kafir itu neraka yang menyala-nyala. (surat
Al Fath (48) ayat 13). Lalu untuk siapakah syurga itu? Syurga
diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman lagi beramal shaleh, sebagaimana
firman-Nya berikut ini: “Dan barangsiapa mengerjakan amal kebajikan,
baik laki-laku maupun perempuan sedang dia beriman, maka mereka itu akan masuk
ke dalam syurga dan mereka tidak didzalimi sedikit pun. (surat An Nisaa’ (4)
ayat 124).”
Adanya
2 (dua) buah tempat kembali dengan 2 (dua) aturan yang sangat berbeda maka
diperlukan proses yang adil dan bermartabat untuk menentukan siapa-siapa saja
yang berhak masuk ke syurga dan siapa-siapa saja yang akan dimasukkan ke dalam
neraka oleh Allah SWT. Dan jika seseorang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk
masuk syurga maka tidak akan ada yang bisa membatalkannya dan jika seseorang
telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk masuk neraka maka tidak seorangpun yang
bisa membatalkannya. Allah SWT sangat berkuasa penuh tentang hal ini.
Sekarang
tentukanlah kemana kita akan pulang, apakah mau pulang kampung ke syurga
ataukah mau pulang kampung ke neraka. Jika kita berniat untuk pulang kampung ke
syurga bersegaralah untuk memenuhi segala ketentuan yang bisa menghantarkan
kita masuk syurga lalu konsistenlah dengan apa yang telah kita tentukan. Jika
tidak mampu melaksanakannya maka ketahuilah bahwa Allah SWT hanyalah pihak yang
menetapkan dan memutuskan tempat kembali manusia setelah manusia dimintakan
pertanggung-jawaban (prosesi berhisab). Itupun berdasarkan atas apa-apa yang
telah kita perbuat sehingga diri kitalah yang menentukan kemana kita akan
pulang kampung.
Dan
sebagai orang yang bakal menghadapi proses pertanggungjawaban (prosesi
berhisab) dihadapan Allah SWT kelak
ketahuilah bahwa Allah SWT didalam melakukan proses pertanggungjawaban (hisab) kepada
setiap manusia yang dilanjutkan dengan pemberian balasan baik berupa azab di
akhirat kelak (neraka) ataupun kenikmatan hidup di akhirat (syurga) akan
mempergunakan konsep keadilan. Buang jauh-jauh bahwa Allah SWT akan
mempergunakan di luar konsep keadilan seperti mempergunakan konsep memilih
sese-orang berdasarkan warna kulit, pangkat dan jabatan, kekayaan, keturunan,
suku bangsa. Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Maka pada hari itu tidak ada
seorang pun yang mengazab seperti azab-Nya (yang adil). (surat Al Fajr (89)
ayat 25).”
Lalu
apa itu yang disebut dengan konsep keadilan itu? Konsep keadilan yang akan dilaksanakan
oleh Allah SWT dalam menilai umat manusia adalah “apa yang kita perbuat maka itulah
yang Allah SWT perbuat” yang kesemuanya dilandaskan dengan nilai-nilai
ketaqwaan. Jika kita berbuat kebaikan maka kebaikan yang akan kita terima dan
jika keburukan, kebiadaban, syirik dan musyrik, munafik yang kita perbuat maka
hasilnya sesuai dengan apa yang kita perbuat. Dan yang tidak akan mungkin
terjadi adalah kita berbuat keburukan menghasilkan kebaikan, ataupun
sebaliknya. Sekarang sadarilah kondisi ini yang akan kita hadapi lalu
bertanyalah kepada diri sendiri sudahkah kita mempersiapkan segala sesuatunya
dengan baik dan benar!
Dalam kerangka melaksanakan “konsep dari Allah kembali kepada Allah”
yang dilanjutkan dapat melihat wajah Allah SWT secara langsung di syurga dan jangan sampai kita hidup
bertetangga dengan syaitan di neraka kelak, sebagaimana firman-Nya berikut ini:
“Hanya
kepada-Nya kamu semua akan kembali. Itu merupakan janji Allah yang benar dan
pasti. Sesungguhnya Dialah yang memulai penciptaan makhluk kemudian
mengulanginya (menghidupkannya kembali setelah berbangkit), agar Dia memberi
balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dengan adil.
Sedangkan untuk orang-orang kafir (disediakan) minuman air yang mendidih dan
siksaan yang pedih karena kekafiran mereka. (surat Yunus (10) ayat 4).”
Sebagai pelaksana dari “konsep dari Allah
kembali kepada Allah” sudahkah diri kita mengetahui maksud dan tujuan serta
kondisi dasar dari konsep ini? Inilah kondisi dasar dari konsep “dari Allah
kembali kepada Allah” yang harus kita pahami, yaitu:
1. Konsep dari Allah kembali kepada Allah adalah
suatu konsep yang mengharuskan diri kita pulang kampung ke kampung kebahagiaan,
yaitu syurga. Sehingga kita wajib memenuhi segala syarat dan ketentuan untuk
menjadi penghuni syurga saat hidup di dunia ini, seperti mampu menenuhi konsep beriman
dan beramal shaleh; mentaati Allah dan Rasul-Nya; serta menjadi orang yang
bertaqwa dengan mampunya diri kita melaksanakan Diinul Islam secara kaffah.
2. Untuk dapat melaksanakan konsep dari Allah
kembali kepada Allah ketahuilah bahwa untuk dapat bertemu dan ditemui Allah
serta dapat melihat wajah Allah SWT secara langsung tempatnya hanya di syurga
dan jangan pernah berharap kita bisa melihat dan ditemui oleh Allah SWT jika
kita berada di neraka.
3.
Untuk bisa bertemu dan ditemui oleh Allah SWT
kelak di syurga maka kita harus mempersiapkan diri secara konsisten dengan baik
dan benar yang sesuai dengan konsep Diinul Islam sejak diri kita masih hidup di
muka bumi ini sehingga buang jauh-jauhlah konsep simsalabim alakadabra untuk
bisa bertemu Allah SWT kelak. Lalu sudahkah kita bertanya kepada diri kita
sendiri apakah kita memang pantas untuk ditermui oleh Allah SWT di syurga kelak?.
Apalagi tempat bertemunya diri kita dengan Allah SWT adalah di tempat yang
terhormat (syurga) dan dalam suasana yang saling hormat menghormati.
4. Untuk dapat bertemu dengan Allah SWT kelak,
bukanlah perkara mudah lagi instans (cepat), akan tetapi melalui suatu proses
perjalanan yang sangat panjang lagi melelah-kan, penuh perjuangan, penuh
kesungguhan, penuh doa dan air mata. Sehingga kita sangat membutuhkan adanya
pedoman atau kompas yang menunjukkan peta perja-lanan yang diiringi dengan
pemenuhan bekal selama di dalam perjalanan. Agar diri kita tidak sesat di
jalan, sampai tujuan dengan selamat serta memiliki pemahaman tentang peta
perjalanan yang baik dan benar dan Allah SWT juga telah memberikan Nomor
Personal ContactNya : 24434 yang berlaku 24 jam dimanapun manusia berada.
Itulah
4 (empat) kondisi dasar tentang kembali kepada Allah SWT yang harus bisa kita
pahami dan laksanakan dengan sebaik-baiknya dan yang kesemuanya harus bisa kita
laksanakan saat kita hidup di muka bumi ini. Jika tidak maka setan siap
membantu kita untuk pulang ke neraka.
Dan
sebagai orang yang akan pulang kampung, apakah ke syurga atau apakah ke neraka
kelak, ada baiknya kita memperhatikan hadits berikut ini: “Pada hari Kiamat,
kematian akan didatangkan lalu disembelih seperti yang telah dikabarkan Nabi
SAW: “Jika penghuni syurga telah masuk syurga dan penghuni neraka telah masuk
neraka, akan didatangkan kematian sehingga diletakkan diantara syurga dan
neraka. Kemudian, kematian itu disembelih. Setelah itu, ada sesorang yang
menyeru: ‘Hai, penghuni syurga, tidak ada kematian (setelah ini)!. Hai,
penghuni neraka, tidak ada kematian (setelah ini)!’ Maka dari itu penghuni syurga
bertambah gembira, sedangkan penghuni neraka bertambah sedih.” (Hadits Riwayat
Bukhari No.6548) (Hadits Riwayat Muslim No. 2850) dari sahabat Ibnu Umar ra.
Inilah
yang akan terjadi pada penghuni syurga dan penghuni neraka kelak, sudahkah kita
memahami kondisi dasar ini!
Lalu
apa yang terjadi setelah proses kiamat terjadi? Berikut ini akan kami kemukakan
beberapa kejadian yang terjadi setelah proses kiamat, yaitu:
1. Allah
SWT membuat bumi baru berupa hamparan yang dinamakan dengan Padang Mahsyar yang
diikuti dengan dikumpulkannya kembali seluruh umat manusia yang pernah
diciptakan oleh Allah SWT tanpa terkecuali. Hal ini sebagaimana dikemukakan
dalam firman-Nya berikut ini: “Yaitu pada hari (ketika) bumi diganti dengan
bumi yang lain dan (demikian pula) langit dan mereka (manusia) berkumpul (di
Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa, Maha Perkasa. (surat Ibrahim
(14) ayat 48).” Adanya bumi baru
yang berupa hamparan yang luas maka pada saat itulah Allah SWT akan
memberlakukan ketentuan surat Al Fatehah (1) ayat 4 sebagaimana berikut ini: “pemilik
hari pembalasan” dan yang menunjukkan bahwa Allah SWT sangatlah
berkuasa di hari pembalasan.
2. Allah
SWT akan melakukan prosesi berhisab sehingga manusia akan dikelom-pokkan menjadi 12 (dua belas) kelompok yang
masing-masing kelompok memiliki kriteria sendiri-sendiri. Hal ini sebagaimana
dikemukakan dalam ayat AlQuran dan hadits berikut ini: “Di dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Mu’azd bin Jabal ra, dijelaskan, bahwa Nabi Muhammad SAW
pernah ditanya tentang maksud dari firman Allah SWT yang terdapat di dalam
surat An Naba’ (78) ayat 18 berikut ini: “Yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup
sangkakala lalu kamu datang berkelompok kelompok.” Mendengar pertanyaan
yang demikian itu, beliau menangis hingga air matanya membasahi tanah.
Selesai
menangis, beliau bersabda: Wahai orang yang bertanya, engkau menanyakan
kepadaku suatu urusan yang sangat besar. Sesungguhnya maksud ayat tersebut,
adalah bahwa umatku kelak akan dibangkitkan dan dikumpulkan menuju padang
Mahsyar, berkelompok kelompok, sehingga menjadi 12 (dua) belas kelompok,
sebagaimana berikut ini:
Kelompok
pertama,
mereka yang dibangkitkan dari kuburnya
dan menuju Padang Mahsyar tanpa tangan dan kaki. Sepanjang jalan itu,
diperkenalkan dan dikomentari: Inilah
mereka yang semasa hidupnya pernah menyakitkan hati tetangganya dan sampai mati
tidak mau bertobat (minta maaf), padahal Allah SWT memerintahkan untuk berlaku
baik kepada tetangga, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri, (surat An Nisaa’ (4) ayat 36)
[294] Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat,
hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang bukan Muslim.
[295] Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat
yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.
Kelompok
ke dua,
mereka yang dibangkitkan dari kuburnya dan dikumpulkan menuju Padang Mahsyar
dengan berupa binatang (berupa babi, kera dan lainnya). Sepanjang jalan
diperkenalkan dan dikomentari: Inilah orang orang yang meremehkan ibadah Shalat
dan sampai mati tidak mau bertaubat. Mereka yang semacam inilah yang dimaksud
dalam surat Al Ma’un (107) ayat 4 dan 5): Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang
yang lalai dari shalatnya, (surat Al Maa’uun (107) ayat 4 dan 5)
Kelompok
ke tiga,
mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan menuju Padang Mahsyar,
dengan perut besar seperti gunung. Mereka diperkenalkan dan dikomentari
sepanjang jalan sebagai orang orang yang tidak mau mengeluarkan zakat dam
sampai mati tidak mau bertaubat, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya
sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani
benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka
menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan
emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah
kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, (surat At Taubah
(9) ayat 34)
Kelompok
ke empat, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan
menuju Padang Mahsyar dalam keadaan keluar darah dari mulutnya, ususnya diseret
di tanah. Mereka dikomentari sepanjang jalan: Mereka ini orang orang yang dusta
dalam jual beli, dalam sumpah dan janji serta mereka tidak bertaubat sampai
mati, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan
sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat
bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka
dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan
mensucikan mereka. bagi mereka azab yang pedih. (surat Ali Imran (3) ayat 77)
Kelompok
ke lima,
mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan menuju Padang Mahsyar
menyembunyikan diri dari manusia dan baunya lebih busuk daripada bangkai.
Mereka ini diperkenalkan: inilah mereka yang melakukan perbuatan perbuatan
maksiat dengan sembunyi dan rahasia dari manusia dan mereka tidak takut kepada
Allah SWT serta tidak mau bertobat sampai matinya, sebagaimana firman-Nya
berikut ini: “itu lebih dekat untuk (menjadikan Para saksi)
mengemukakan persaksiannya menurut apa yang sebenarnya, dan (lebih dekat untuk
menjadikan mereka) merasa takut akan dikembalikan sumpahnya (kepada ahli waris)
sesudah mereka bersumpah[456]. dan bertakwalah kepada Allah dan dengarkanlah
(perintah-Nya). Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
(surat An Nisaa’ (4) ayat 108)
[456] Maksud sumpah itu dikembalikan, ialah saksi-saksi yang berlainan
agama itu ditolak dengan bersumpahnya saksi-saksi yang terdiri dari karib
kerabat, atau berarti orang-orang yang bersumpah itu akan mendapat Balasan di
dunia dan akhirat, karena melakukan sumpah palsu.
Kelompok
ke enam,
mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan menuju Padang Mahsyar
dengan kepala terpotong hingga lehernya (tanpa kepala) dan mereka dikomentari :
inilah orang orang yang memberikan kesaksian palsu dan dusta serta sampai mati
tidak mau bertaubat.
Kelompok
ke tujuh,
mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan menuju Padang Mahsyar tanpa
lidah dan dari mulutnya mengalir darah dan nanah. Kepada mereka dikomentari :
Mereka inilah yang tidak mau memberikan kesaksian dalam kebenaran dan sampai
mati tidak mau bertaubat, padahal Allah SWT melarangnya, sebagaimana firman-Nya
berikut ini: “jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah
tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka
hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang[180] (oleh yang berpiutang). akan
tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan
persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyi kannya, Maka Sesungguhnya ia
adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (surat Al Baqarah (2) ayat 283)
[180] Barang tanggungan (borg) itu diadakan bila satu sama lain tidak
percaya mempercayai.
Kelompok
ke delapan,
mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan menuju Padang Mahsyar dalam
keadaan terbalik, kaki di atas, kepala di bawah dan dari kemaluannya mengalir
darah dan nanah. Kepada mereka itu dikomentari: Inilah mereka yang berzina dan
sampai mati tidak mau bertaubat, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “dan janganlah kamu mendekati zina;
Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang
buruk.(surat Al Israa’ (17) ayat 32)
Kelompok
ke sembilan, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan
menuju Padang Mahsyar dengan muka yang hitam, mata yang biru dan perutnya penuh
dengan api. Kepada mereka itu dikomentari: Inilah orang orang yang memakan
harta anak yatim dan sampai mati tidak mau bertaubat, sebagaimana firman-Nya
berikut ini: “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim,
sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke
dalam api yang menyala-nyala (neraka).(surat An Nisaa’ (4) ayat 10)
Kelompok
ke sepuluh, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan
menuju Padang Mahsyar dalam keadaan sakit kusta/lepra, belang dan kadas. Kepada
mereka itu dikomentari: Inilah orang orang yang durhaka dan pernah menyakitkan
hati kedua orang tuanya dan sampai mati
tidak mau bertaubat (minta maaf) kepada keduanya. Padahal Allah SWT telah
memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, sebagaimana firman-Nya
berikut ini: “sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri. (surat An Nisaa’ (4) ayat 36)
[294] Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat,
hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang bukan Muslim.
[295] Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat
yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.
Kelompok
ke sebelas, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan
menuju Padang Mahsyar dalam keadaan buta hati, giginya menjulur seperti tanduk
sapi, kelopak matanya menjulur sampai kedadanya, lidahnya menjulur sampai
pahanya dan dari perutnya keluar kotoran.
Kepada mereka itu dikomentari: mereka ini adalah orang orang yang
meminum minuman yang memabukkan dan main judi dan sampai mati tidak mau
bertaubat, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah Termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. (surat Al Maaidah (5) ayat 90)
[434] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab
Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan Apakah
mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya Ialah: mereka ambil
tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing Yaitu
dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan
dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak melakukan
sesuatu Maka mereka meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak
panah itu. Terserahlah nanti Apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan
sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil
anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.
Kelompok
ke duabelas, mereka yang dibangkitkan dari kubur dan dikumpulkan
menuju Padang Mahsyar dengan wajah seperti bulan purnama, mereka melewati
titian secepat kilat. Kepada mereka itu
dikomentari: mereka ini adalah orang orang yang beramal shaleh, menjauhkan diri
dari perbuatan terlarang dan melarang orang dari perbuatan perbuatan maksiat
dan mereka selalu mendirikan shalat dan ibadah ibadah lainnya dan mereka
bertaubat sebelum meninggal dunia, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:
"Tuhan Kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah[1388] Maka
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.
mereka Itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai
Balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (surat Al Ahqaaf (46) ayat 13 dan
14)
[1388] Istiqamah ialah teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal
yang saleh.
Itulah
12 (dua belas) kelompok-kelompok manusia yang kesemuanya ditetapkan oleh Allah
SWT selaku penguasa tunggal di hari akhirat berdasarkan kriteria-kriteria yang
terjadi pada diri manusia. Dan semoga diri kita, suami kita/istri kita,
keluarga kita, anak dan keturunan kita semuanya termasuk kelompok ke dua belas
sebagaimana kami kemukakan di atas. Amiin.
3. Adanya Kebangkrutan. Saat
di akhirat, terutama saat prosesi berhisab akan ter-jadi apa yang dinamakan
dengan kebangkrutan pada diri seseorang. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam hadits
berikut ini:
“Pada
suatu hari, Rasulullah bertanya: “Apakah kalian tahu apa yang dimaksud dengan
mufis (orang yang bangkrut)?” Para sahabat menjawab: “Orang yang bangkrut di
tengah tengah kami adalah orang yang tidak memiliki dirham, tidak memiliki
dinar, dan tidak memiliki perhiasan.” Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang
bangkrut dari kalangan umatku adalah orang orang yang datang pada hari kiamat
dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Dia mencaci maki, memfitnah,
memakan harta orang lain, menumpahkan darah dan memukul orang lain. (Akibat
perbuatan zalim ini) orang yang dizalimi memperoleh kebaikan/pahala dari orang
yang menzalimi. Kemudian orang yang dizalimi ini memperoleh kebaikan/pahala
lainnya (sebanyak kezaliman yang menimpa dirinya). Hal ini terus berlangsung
hingga kebaikan orang yang menzalimi habis, padahal kezalimannya terhadap orang
lain belum terbayar semua. Sebagai gantinya, dosa orang yang dizalimi
dilimpahkan kepada orang yang menzalimi. Selanjutnya orang yang menzalimi itu
dilempar ke dalam api neraka.” (Abdul
Azis Asy Syinnawi, Mereka Bertanya Kepada Nabi, penerbit Amzah, Jakarta, hal
33).”
Dan
sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi, jangan
sampai diri kita termasuk orang-orang yang mengalami kebangkrutan di akhirat kelak.
Amiin.
4. Adanya sambutan bagi penghuni syurga. Untuk
menggambarkan sambutan bagi penduduk syurga kita bisa mempelajarinya melalui
surat Az Zumar (39) ayat 73 dan ayat 74 berikut ini: Dan orang-orang yang bertakwa
kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila
mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah
kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu.
Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di
dalamnya".Dan mereka mengucapkan: "Segala puji
bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah
(memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat
dalam surga di mana saja yang kami kehendaki; maka syurga itulah sebaik-baik
balasan bagi orang-orang yang beramal".
Dan
berikut ini akan kami kemukakan kondisi dan keadaan syurga, sebagaimana yang
dikemukakan oleh “Imam Al Ghazali” dalam bukunya “Bahagia Senantiasa: Kimia Ruhani
Untuk Kebahagiaan Abadi” berikut ini:
Allah SWT berfirman,
“Wahai manusia, bagaimana engkau mencintai dunia yang fana dan kehidupan yang
sementara, padahal bagi mereka yang taat ada syurga? Mereka bisa masuk dari
pintunya yang berjumlah delapan. Pada setiap syurga ada tujuh puluh ribu taman.
Pada setiap taman ada tujuh puluh ribu istana yaqut. Pada setiap istana
terdapat tujuh puluh ribu tempat tinggal dari zamrud. Pada setiap tempat
tinggal ada tujuh puluh ribu rumah dari emas merah. Pada setiap rumah ada tujuh
puluh ribu balai dari perak putih. Pada setiap balai ada tujuh puluh ribu meja
makan. Di atas meja makan terdapat tujuh puluh ribu piring permata. Pada setiap
piring terdapat tujuh puluh ribu aneka makanan. Di sekitar masing masing balai
terdapat tujuh puluh ribu ranjang dari emas merah. Di atas setiap ranjang
terdapat tujuh puluh ribu selimut dari sutera dan permadani. Di sekitar ranjang
ada tujuh puluh ribu sungai dari air kehidupan, susu, madu, dan khamar. Di
tengah tengah sungai terdapat tujuh puluh ribu aneka buah. Pada setiap rumah terdapat
tujuh puluh ribu kemah dari pohon kayu kecil, Di atas setiap ranjang ada
bidadari bidadari yang di hadapannya ada tujuh puluh ribu pelayan muda bagaikan
kuningnya telur yang tersimpan. Di atas setiap istana ada tujuh puluh ribu
kubah. Pada setiap kubah ada tujuh puluh ribu hadiah dari Tuhan yang tak pernah
dilihat oleh mata, tak pernah di dengar oleh telinga, dan tak pernah terlintas
dalam hati manusia. “dan buah-buahan dari
apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. dan ada
bidadari-bidadari bermata jeli, laksana
mutiara yang tersimpan baik. sebagai Balasan bagi apa yang telah mereka
kerjakan. (surat Al Waaqiah (56) ayat 20, 21, 22, 23, 24).” Mereka tidak
mati dan tidak pernah tua. Mereka tidak sedih, tidak puasa, tidak shalat, tidak
sakit, tidak pernah kencing, serta tidak pernah buang air besar. “mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan
mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya” (surat Al Hijr (15) ayat
48). Siapa yang menginginkannya, mengingat kemurahan-Ku, bertetangga
dengan-Ku, serta nikmat-Ku, maka mendekatlah kepada-Ku secara tulus seraya
meremehkan dunia dan merasa cukup dengan yang sedikit.”
5. Tidak ada ucapan selamat datang bagi
penghuni neraka. Lalu bagaimana dengan penduduk neraka, adakah
salam penghormatan dan penyambutan yang diucapkan kepada mereka seperti yang
disampaikan kepada penduduk syurga? Bagi penghuni neraka tidak ada sambutan
apapun kepada mereka, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “(Dikatakan kepada mereka), “ini
rombongan besar (pengikut-pengikut mu) yang masuk berdesak-desakan bersama kamu
ke neraka.” Tidak ada ucapan selamat datang bagi mereka karena sesungguhnya
mereka akan masuk neraka (kata pemimpin-pemimpin mereka). (surat Sad’ (38) ayat
59).”
Selain
ayat di atas, kita bisa memperhatikan apa yang terdapat di dalam surat Az Zumar
(39) ayat 71-74 sebagaimana berikut ini: “Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam
berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah
pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah
belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu
ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari
ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti
berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan (kepada
mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di
dalamnya" Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi
orang-orang yang menyombongkan diri.
Sedangkan
bagi orang yang mendustakan lagi sesat maka ia akan disambut dengan siraman air
yang mendidih, sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya berikut ini: “Dan
adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan dan sesat, maka dia disambut
siraman air yang mendidih, dan dibakar di dalam neraka. (surat Al Waqiah (56)
ayat 92, 93,94)”. Sebuah kejutan yang sangat luar biasa.
Lalu
bagaimana dengan kondisi neraka yang akan ditempatinya? Kita bisa mengetahuinya
melalui apa yang dikemukakan oleh “Imam Al Ghazali” dalam bukunya “Bahagia
Senantiasa: Kimia Ruhani Untuk Kebahagiaan Abadi” berikut ini:
Allah SWT berfirman,
“Wahai anak Adam! Bagaimana engkau bisa bermaksiat padaKu padahal engkau masih
tak tahan terhadap panasnya matahari. Neraka Jahannam mempunyai tujuh
tingkatan. Di dalamnya ada api yang sebagian melahap yang lainnya. Di setiap
tingkatan ada tujuh puluh ribu cabang api. Pada setiap cabang ada tujuh puluh
ribu tempat tinggal. Pada setiap tempat tinggal ada tujuh puluh ribu rumah.
Pada setiap rumah ada tujuh puluh ribu sumur. Pada setiap sumur ada tujuh puluh
ribu peti api. Pada setiap peti api ada tujuh puluh ribu kalajengking dari api,
dan di atas setiap peti terdapat tujuh puluh ribu pohon zaqqum. Di setiap pohon
ada tujuh puluh ribu pemimpin dari api. Bersama setiap pemimpin tersebut ada
tujuh puluh ribu malaikat dari api, dan tujuh puluh ribu ular api. Panjang
masing masing ular itu tujuh puluh ribu hasta dari api. Pada setiap perut ular
itu ada lautan dari racun hitam. Setiap kalajengking memiliki seribu ekor.
Panjang masing masing ekornya tujuh puluh ribu hasta.Pada setiap ekor terdapat
tujuh puluh ribu liter racun merah. Wahai anak Adam! Aku tidak menciptakan api
kecuali diperuntukkan bagi setiap orang kafir, pengadu domba, orang yang
durhaka kepada orang tua, orang yang riya, orang yang tidak memberi zakat
hartanya, pezina, pemakan harta riba, peminum khamar, penganiaya anak yatim,
pegawai yang berkhianat, wanita yang meratapi musibah, dan setiap orang yang
menyakiti tetangganya. “kecuali orang-orang
yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka
diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (surat Al Furqaan (25)
ayat 70). Oleh karena itu, kasihilah diri kalian sendiri wahai para
hamba-Ku. Sebab, badanmu sangat lemah, sedang perjalanan masih jauh, beban
sangat berat, ash shirath begitu halus, pengintai Maha Melihat, dan hakimnya
adalah Tuhan semesta alam.”
Berdasarkan
uraian di atas, sambutan bagi penduduk syurga dan sambutan bagi penduduk neraka
sangatlah berbeda yang kesemuanya tidak bisa diqiyaskan dengan sesuatu.
Sedangkan dari sisi kondisi dan keadaan syurga dibandingkan dengan kondisi dan
keadaan neraka sangatlah jauh berbeda. Sekarang kesemuanya tergantung kepada
diri kita, mau kemana kita pulang kampung! Mau ke syurga ataukah ke neraka
bukan Allah SWT yang menentukan melainkan diri kita yang mempersiapkannya.
Dan agar diri kita yang
telah memiliki ketetapan hati untuk bisa pulang kampung ke syurga kelak, maka
nasehat yang dikemukakan oleh “Muhammad
Said Al-Qahthani; Muhammad bin Abdul Wahab; Muhammad Qutb” dalam
bukunya “Memurnikan Laa Ilaaha
Illallah” dapat kita jadikan pelajaran dan juga pedoman dalam hidup
yang penuh tantangan dan juga adanya musuh abadi yang nyata baik berupa ahwa
(hawa nafsu) dan juga syaitan, yaitu:
1. Hanya Allah SWT yang
berhak diibadahi;
2. Hukum mutlak bersumber
dari-Nya;
3. Tidak ada penguasa
mutlak kecuali Allah, Dialah Rabb semesta alam, penguasa dan pengatur serta
pemilik;
4. Tidak ada pencipta di
dunia ini kecuali Dia;
5. Tak ada yang bisa
memberi rezeki selain Allah;
6. Tidak ada ilah yang
dapat menghidupkan dan mematikan kecuali Dia;
7. Tidak ada yang bisa
mendatangkan manfaat dan mudharat selain Dia Yang Maha Kuasa;
8. Tidak ada daya dan
kekuatan selain kekuasaan Allah;
9. Tidak bertawkkal
kecuali hanya kepada Allah;
10. Tidak ada yang bisa
mengabulkan doa kecuali Allah;
11. Tidak ada diin (agama)
selain Islam;
12. Hanya Allah saja yang
patut disembah; dan yang terakhir adalah:
“JADIKAN HANYA ALLAH SWT SAJALAH PUSAT
KERINDUAN BAGI
DIRI KITA”.
Sebagai
abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi, sadarkah diri kita
dengan hal ini! Dan semoga kita mampu melaksanakannya dengan baik dan benar.
Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar