DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG
A.
ABU HANIFAH AN-NU’MAN.
1. Gantungkanlah
cita citamu di tempat yang tinggi agar ia tida bisa dimusnahkan orang lain.
Cita cita itu adalah sumber kekuatan perjuangan lahir dan bathin yang tiada
terhingga.
2. Tidak
seorangpun menderita kerugian lebih besar selain mereka yang ilmunya tidak
dapat mencegah dia dari menyerahkan diri pada tekanan.
3. Jika
Allah memberimu nikmat, dimanakah bekas dan tanda nikmat-Nya itu? Tidak-kah
sampai kepadamu sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya,
Allah suka melihat bekas nikmat-Nya pada diri hamba-Nya,” karena itu,
segeralah memperbaiki penampilanmu.
4. Sesungguhnya,
Allah telah menjadikan keimanan itu dengan dua anggota badan, yaitu hati dan
lisan, tidak dengan salah satunya.
5. Jangan
menipu atau mengkhianati orang lain meskipun mereka pernah menipu dan
mengkhianati Anda. Dan tunaikan amanah untuk mereka meskipun mereka pernah
mengkhianati Anda.
6. Abaikan
sesuatu yang bukan urusan Anda dan tinggalkan sesuatu yang akan menya-kitkan
Anda.
7. Jika
salah seorang dari mereka menduduki Anda, maka Anda jangan mendu-dukinya. Dan
sapalah orang yang menjauhi Anda dan maafkan siapapun yang pernah berbuat salah kepada Anda.
8. Perlakukan
orang lain sebagaimana Anda memperlakukan diri Anda sendiri. Dan bantu diri
Anda menjaga sikap baik itu.
9. Jangan
membebani orang lain dengan sesuatu yang tidak pernah mereka bebankan kepada
Anda.
1. Tanda
ma’rifat adalah cinta. Siapa yang mengenal Allah niscaya akan mecintai-Nya.
Adapaun tanda tanda cinta adalah tidak mementingkan sesuatu dan sekian banyak
hal yang dicintainya daripada Allah.
2. Orang
yang tidak mengenal Allah di dunia, tidak akan melihat-Nya di akhirat. Tidak
ada sesuatupun yang akan mendampingi seseorang di akhirat selagi sesuatu itu
tidak mendampinginya di dunia.
3. Mensyukuri
nikmat mata adalah dengan menyembunyikan cacat saudaramu yang engkau lihat.
Sedangkan mensyukuri nikmat telinga adalah dengan menyembunyikan segala
kecacatan saudaramu yang telah engkau
dengar.
4. Selagi
sebuah dosa dianggap besar oleh hamba, dosa itu menjadi kecil di sisi Allah.
Namun, selagi hamba menganggap kecil dan remeh, ia menjadi besar di sisi Allah.
Sebuah dosa dianggap besar oleh seorang hamba, karena ia ingin menghindari dan
tidak suka kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar