Dilansir dari laman “republika.co.id” dikemukakan bahwa ketika bangsa China ingin hidup aman, mereka membangun tembok yang sangat besar dan kokoh. Mereka yakin tidak akan ada yang mampu menerobosnya. Tapi dalam seratus tahun pertama setelah tembok besar itu dibangun, sudah tiga kali China diserang.
Uniknya,
setiap kali musuh menyerang, mereka tidak perlu susah payah memanjat atau
melubangi tembok besar itu. Mereka hanya perlu menyogok penjaga lalu masuk
tanpa perlawanan yang berarti. Bangsa China terlalu sibuk membangun
tembok tapi lupa ‘membangun’ penjaga tembok.
Di
lain sisi seorang orientalis mengatakan, “Kalau Anda ingin menghancurkan sebuah
peradaban maka lakukan tiga hal ini yaitu hancurkan keluarga, hancurkan
pendidikan, dan hancurkan keteladanan.
Untuk
menghancurkan keluarga, Anda harus melenyapkan peran ibu. Buat para ibu merasa
malu disebut ‘ibu rumah tangga’. Buat ia merasa cape dan berat mengurus
keluarga.
Untuk menghancurkan pendidikan, Anda harus menyingkirkan peran guru. Buat mereka tidak punya harga diri dan rendahkan martabat mereka sehingga murid-murid mereka pun tidak lagi menghargai mereka. serta jangan biarkan masyarakat menghargai guru.
Untuk menghancurkan keteladanan, Anda harus menjatuhkan wibawa dari tokoh-tokoh panutan yang ada di dalam masyarakat melalui proses menyingkirkan peran ulama ataupun tokoh-tokoh agama. Tuding mereka dengan berbagai hal, ragukan kredibilitas mereka dan buat mereka tidak punya nilai di tengah masyarakat sehingga tak seorang pun yang akan mendengar nasehat mereka apalagi menjadikan mereka teladan. Akhirnya tidak ada seorangpun yang mendengar dan mengikuti ucapannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar