Ilmu
Agama dan Kedokteran Tidak Dapat Dipisahkan
Sebagaimana dilansir dalam laman “republika.co.id” dikemukakan bahwa setidaknya ada 2 (dua) macam ilmu, yaitu ilmu agama dan ilmu tubuh. Ilmu agama adalah fiqih, sedangkan ilmu tubuh adalah kedokteran. Dan menurut Imam Syafii, kedokteran juga termasuk bagian dari ilmu. Namun, dia prihatian umat Islam enggan mempelajari ilmu kedokteran ini.
Adanya
kondisi ini maka tidak berlebihan jika kita katakan ilmu fiqih dan ilmu kedokteran
adalah dua bidang ilmu yang sangat fundamental dan primer bagi setiap umat manusia.
Selanjutnya Imam Syafii berkata, “Jangan sekali-sekali kamu berdiam di daerah
yang di sana tidak ada ulama yang akan berfatwa menyangkut urusan agamamu dan
dokter yang akan memberitahumu perihal kondisi tubuhmu.” Dan itulah kenapa Imam
Syafii menyarankan kepada seseorang agar tinggal di daerah yang memiliki ulama
dan dokter.
Di
lain sisi Imam Syafii sangat prihatin atas keengganan kaum muslimin untuk
mempelajari ilmu kedokteran di tengah kepandaian kaum Yahudi dan Nasrani dalam
mendalaminya. Lalu beliau berkata, “Umat Islam telah menelantarkan sepertiga
ilmu dan memasrahkannya kepada kaum Yahudi dan Nasrani.”
Selain
itu, Imam Syafii juga pernah berkata, “Aku tidak mengetahui ilmu yang lebih
berharga sesudah ilmu halal-haram daripada ilmu kedokteran. Sayangnya, ahlul
kitab mendominasi ilmu satu ini.”
Siapa Imam Syafii?
Imam Syafii termasuk ulama
yang memiliki pemikiran konprehensif. Dia merupakan seorang mufti besar Sunni
dan pendiri mazhab fikih Syafii. Nasabnya tersambung ke Al Muthallib yang
merupakan saudara Hasyim, kakek Rasulullah SAW.
Imam Syafii lahir di Gaza
dengan nama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy Syafii pada 150
Hijriyah/767 Masehi. Dia wafat di Mesir pada 204 Hijriyah/ 820 Masehi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar