DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG
1. Segala
sesuatu yang kita berikan ke kehidupan orang lain kembali lagi ke kehidupan
kita sendiri. Tidak ada satu hal yang berasal dari luar. Semua hal berasal dari
dalam diri.
2. Bila
hati tertancap pada jalur yang tepat, kehidupan pribadi akan berkembang. Bila
kehidupan pribadi berkembang, kehidupan rumah tangga akan tertata. Bila
kehidupan di rumah sudah tertata, tertatalah kehidupan bangsa. Dan ketika
kehidupan berbangsa sudah tertata, dunia ini akan damai.
3. Senyum
bagi manusia adalah ibarat cahaya matahari bagi bunga. Kelihatannya sepele,
tetapi apabila disebarkan sepanjang hidup, manfaatnya tidak bisa dihitung.
4. Tuhan,
karuniakanlah saya ketabahan untuk menerima hal hal yang tidak bisa saya ubah,
keberanian untuk mengubah hal hal yang bisa saya ubah, dan kebijaksanaan untuk
membedakan keduanya.
5. Kebahagiaan
itu adalah bila kita bisa menikmati detik ini dan saat ini, dan bersyukur untuk
segala karunia-Nya setiap saat, setiap waktu, tanpa harus menyesali waktu waktu
yang telah berlaku atau berlebihan mencemaskan masa depan yang belum tentu.
6. Seorang
penuntun spiritual murni belum mencapai kesempurnaan sebagai seorang gu-ru yang
sejati bila dia belum memperoleh karakteristik yang dipunyai Allah yang
Mahakuasa (Asmaul Husna) antara lain: (a) menyembunyikan kesalahan orang lain
bukan hanya dari orang lain saja melainkan juga dari diri mereka sendiri; (b)
mempunyai kepedulian dan pemberi maaf meski untuk kesalahan terbesar sekalipun;
(c) menebarkan cinta dan kelembutan; (d) seorang guru sejati memiliki
kejujuran, kemurahhatian, keloyalitasan; (e) keadilan, membela yang benar
mencegah kemungkaran; (f) menahan diri, memiliki rasa malu dan bangun serta
bermunajat pada saat orang lain tertidur lelap; (g) pengetahuan dan kebeanian.
7. Tidak
mungkin kita hidup bahagia kalau kita hidup dengan sembrono, tidak melaku-kan
perbuatan-perbuatan yang layak dan tidak berlaku adil. Orang yang tidak
melakukan perbuatan-perbuatan yang baik tidak bisa hidup dengan senang.
8. Ya
allah, berikanlah aku takdir yang baik untukku. Seandainya engkau memberiku
takdir yang buruk, kuatkanlah hatiku untuk menerima dan menjalaninya.
Seandainya Engkau memberiku takdir yang baik, buatlah aku selalu bersyukur akan
nikmat-Mu.
9. Wahai
Dzat yang membolak balikan hati, teguhkanlah hati kami dalam jalan yang lurus.
Wahai Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan kepadamu. Ya Allah, Ya Tuhan kami, tunjukilah
kami bahwa yang benar itu benar dan berilah kekuatan kepada kami untuk
mengikutinya, dan tunjukilah bahwa yang
buruk itu buruk dan berilah kekuatan kepada kami untuk menjauhinya.
10. Aktivitas berbicara bukanlah perkara panjang atau pendeknya, tapi berbicara adalah
perkara yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Jadi, waspadalah
dengan lidah atau lisan. Menggerakkan lisan memang mudah, tidak perlu pakai
tenaga besar, tidak perlu pakai biaya mahal. Tapi bencana bisa datang kepada
kita karena lisan yang tidak terjaga dengan baik.
11. Untuk
dapat memilihara lisan agar tetap terjaga dan bermutu, ada tiga syarat yang
harus dipenuhi. Pertama, berkata dengan perkataan yang benar. Kedua,
berkatalah sesuai tempatnya. Ketiga, menjaga kehalusan tutur
kata.
12. Jagalah
lisan kamu, banyaklah berbuat daripada berkata, atau banyaklah berkata dengan
perbuatan daripada banyak berkata tanpa ada perbuatan. Kita tidak akan
terhormat oleh banyak berbicara sia sia. Kehormatan
diri kita adalah dengan berkata kata benar atau diam. Gelas yang kosong
hanya diisi dengan air, tapi mata air yang melimpah airnya bisa mengisi wadah
apapun. Artinya, orang yang kosong harga dirinya hanya ingin dihargai, tapi
orang yang melimpah harga dirinya akan senang menghargai orang lain.
13. Mulut
itu bagai moncong teko, hanya mengeluarkan isi teko. Jika di dalamnya kopi
keluar kopi, jika di dalamnya teh keluar teh, jika di dalamnya bening keluar
bening. Apa yang keluar dari moncong teko (mulut seseorang) itulah cerminan
dari diri seseorang. Jika jiwanya jiwa fujur maka yang keluar adalah nilai
nilai keburukan. Sedangkan jika jiwanya jiwa taqwa maka yang akan keuar adalah
nilai nilai kebaikan.
14. Kebodohan
merupakan tanda kematian jiwa, terbunuhnya kehidupan dan membu-suknya umur.
Sebaliknya ilmu adalah cahaya bagi hati nurani, kehidupan bagi ruh dan bahan
bakar bagi tabiat. Kebahagiaan,
kedamaian, dan ketentraman hati senatiasa berawal dari ilmu pengetahuan. Itu
terjadi karena ilmu mampu menembus yang samar, menemukan sesuatu yang hilang
dan menyingkap yang tersembunyi. Bila kita ingin senantiasa bahagia,
tuntutlah ilmu, galilah pengetahuan, dan raihlah pelbagai manfaat, niscaya
semua kesedihan, kepedihan dan kecemasan akan sirna. Alangkah mulianya ilmu
pengetahuan. Alangkah gembiranya jiwa yang menguasainya. Alangkah segarnya dada
orang yang penuh dengannya, dan alangkah leganya perasaan orang yang
menguasainya dan alangkah bahagianya setelah diajarkan kepada orang lain.
15. Dalam sebuah kisah yang tertulis di kitab an-Nawâdir karya Syekh Syihabuddin Ahmad
ibn Salamah al-Mishri al-Qulyubi asy-Syafi‘i (Surabaya: Al-Haramain), h. 57,
ada sebuah cerita yang bisa dijadikan pelajaran untuk kita semua. Dikutip dari
laman situs Nahdlatul Ulama, dikisahkan pada suatu kali Iblis mendatangi
Fir’aun dan berkata, “Apakah kau mengenaliku?” “Ya,” sahut Fir’aun. “Kau telah
mengalahkanku dalam satu hal.” kata Iblis.
“Apa itu?” tanya
Fir’aun penasaran. “Kelancanganmu mengaku sebagai Tuhan. Sungguh, aku lebih tua
darimu, juga lebih berpengetahuan dan lebih kuat ketimbang dirimu. Tapi aku
tidak berani melakukannya.” kata Iblis. “Kau benar. Tapi aku akan bertobat,”
kata Fira’un. “Jangan buru-buru begitu,” bujuk Iblis la’natullah ‘alaih,
“Penduduk Mesir sudah menerimamu sebagai Tuhan, jika kau bertaubat, mereka akan
meninggalkanmu, merangkul musuh-musuhmu, dan menghancurkan kekuasaanmu, hingga
kau tersungkur dalam kehinaan.” kata Iblis. “Kau benar,” jawab Fir’aun. “Tapi,
apakah kau tahu siapa penghuni muka bumi ini yang lebih buruk dari kita
berdua?” tanya Firaun lagi. “Ya. Orang yang tidak mau menerima permintaan maaf
orang lain. Ia lebih buruk dariku dan darimu.” jawab Iblis pada Firaun.
16. Memaafkan
bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan. Untuk bisa menjadi pri-badi yang
pemaaf, seorang individu harus memiliki keluasan hati. Padahal, Islam selalu
menganjurkan agar setiap muslim berusaha untuk mewujudkan ukhuwah islamiyah
atau persaudaraan sesama muslim. Allah berfirman dalam Surat Al-Hujarat ayat
10; yang إِArtinya; “Orang-orang beriman itu
sesungguhnya bersaudara. Sebab itu perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu
itu.”. Bahkan Allah ingatkan, diantara nikmat besar yang Allah berikan kepada
para sahabat adalah Allah jadikan mereka saling mengasihi, saling mencintai,
padahal sebelumnya mereka saling bermusuhan, yang Artinya; “Ingatlah akan
nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan,
kemudian Allah mempersatukan hatimu, lalu jadilah kalian orang-orang yang
bersaudara, karena nikmat Allah.” (QS. Ali imran: 103) Sebegitu sulitnya
dilakukan, tak heran apabila seorang yang tak memiliki sifat pemaaf disandingkan
dengan Firaun, bahkan sifat iblis.
17. Kesetiaan
utama seorang Muslim adalah kepada Allah, Rasulullah SAW, dan kaum Mukminin.
Allah dan Rasul-Nyalah yang dijadikan sebagai sumber kebenaran. Dan Allah dan
Rasul-Nya pula yang menjadi muara kesetiaan dan kecintaan. Oleh karena itu,
loyalitas dan kesetiaan Mukmin hanya akan diberikan kepada sesama Mukmin selama
ia taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
18. Membela
dan menegakkan Islam memerluka kecukupan ilmu. Semangat saja belum-lah cukup.
Akibat kedangkalan pemahaman dan tidak menguasai sendi-sendi hukum dalam Islam
dapat pula memunculkan ekstremitas.
19. Orang
beriman itu berada di antara lima tantangan berat, yaitu orang Mukmin yang
mendengkinya; orang munafik yang membencinya; orang kafir yang terus
memeranginya; hawa nafsu yang terus melawannya; dan syaitan yang
me-nyesatkannya.
20. Seluruh
anggota tubuh kita bisa terlibat dalam kedzaliman. Kedzaliman hati adalah buruk
sangka, iri, dengki atau kebencian yang tidak beralasan. Kedzaliman mata,
hidung dan telinga bisa dalam bentuk mengendus-endus, nguping, memata-matai
kesalahan dan keburukan orang lain. Kedzaliman lidah adalah kata kata kotor,
pelecehan, penghinaan atau ghibah. Kedzaliman yang dilakukan tangan adalah
menyakiti, melukai, merampas, dan lain sebagainya.
21. Pendengki biasanya sulit melihat kelemahan dan kekurangan diri sendiri dan tidak dapat
melihat kelebihan pada pihak lain. Akibatnya menjadikan jalan kebenaran yang
terang benderang menjadi kelam tertutup dengan kedengkian. Apapun yang
dikatakan, apapun yang dilakukan, dan apa pun yang datang dari orang yang
dibenci dan didengkinya adalah salah dan tidak baik.
22. Kesombongan
bukanlah ditandai dengan rumah besar, kendaraan bagus, atau pakaian yang indah.
Esensi dari kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.
23. Posisi
harta dalam Islam sama dengan posisi kemiskinan: sebagai ujian bagi manusia.
Dengan kekayaan orang bisa masuk syurga sebagaimana dengan kekayaan pula orang
bisa masuk neraka. Dengan kepapaan orang bisa masuk syurga sebagaimana dengan
kepapaan pula orang bisa masuk neraka.
24. Tidak
akan mungkin ada barokah dari aktivitas yang melalaikan shalat. Apapun
alasannya.
25. Jika
seseorang menerima musibah dengan penuh keimanan, tawakkal, dan kesabaran, hal
itu akan menjadi penghapus dosa dosa. Bahkan, bisa jadi musibah itu datang
bertubi-tubi hingga ia kembali menghadap Allah dalam keadaan tidak membawa dosa
karena semua sudah dihapuskan oleh Allah SWT. Bisa jadi pula musibah itu bagi
sebagian orang merupakan bentuk kasih sayang Allah.
26. Hakikatnya
mencari identitas yang baik adalah mengambil irisan-irisan identitas terbaik
dari setiap orang yang kita kagumi.
27. Sebesar
apapun kesalahan mereka, sekeliru apa pun jalan yang ditempuh, mestinya dakwah
tetap dalam koridor mengingatkan, bukan menghakimi.
28. Jadilah
baik, benar dan penuh hormat, agar Dia yang Mahabaik terus menuntun kita pada
tangga kebaikan, tangga kesuksesan.
29. Jadilah
diri sendiri. Jalani hidup sesuai kemampuan kita. Sesuai dengan kepribadian
kita sendiri.
30. Kamu
akan lebih mudah untuk merasakan kebahagiaan dengan menerima keku-rangan,
daripada mencari bahagia dengan berusaha menjadi orang yang sempurna.
31. Yang
bertanya seperti orang bodoh lebih baik daripada yang tidak bertanya sama
se-kali karena ia akan tetap bodoh selamanya.
32. Kejujuran
adalah barang mahal, jangan pernah berharap datang dari orang yang murahan. hal
ini dikarenakan kejujuran adalah perhiasan orang yang berbudi mulia dan orang
yang berilmu.
33. Jika
kamu ingin mengungkap aib saudaramu, maka ungkaplah aibmu sendiri.
34. Terkadang
Allah memberi nikmat lewat musibah yang dahsyat dan menguji sebagian kaum
dengan berbagai nikmat.
35. Jika
engkau menyerahkan hidupmu kepada keputusasaan, maka engkau tidak akan tahu apa
apa dan tidak akan mendapatkan kebahagiaan.
36. Perubahan
dari kesalahan kepada kebenaran adalah pertarungan yang panjang, namun itulah
keindahan.
37. Debat
kusir dan dialog yang pandir akan menghilangkan ketulusan hati dan ke-indahan.
38. Hati
yang sehat adalah hati yang tidak ada syirik di dalamnya, tidak ada tipu daya,
tidak ada rasa iri dan dengki.
39. Biarkan
orang zhalim menjadi urusan mahkamah akhirat, dimana tidak ada hakim selain
Allah.
40. Allah
mencintai orang orang yang bertaubat, karena mereka hanya kembali dan mengeluh
kepada-Nya.
41. Di
dunia yang dipenuhi kebencian, harus selalu ada harapan. Di dunia yang dipenuhi
kemarahan, mesti kita sediakan ruang bagi pencerahan. Di dunia yang dipenuhi
dengan keputusasaan, harus kita siapkan impian. Dan di dunia yang penuh dengan
kecurigaan, harus kita tanamkan keyakinan. Bahwa Allah Maha Adil atas semua
tindakan hamba.
42. Memaafkan
adalah bentuk paling indah dan paling dalam cinta. Balasannya, anda memperoleh
kedamaian dan kebahagiaan yang tak sempat terkatakan atau terucap melalui kata
kata.
43. Tugas
utama yang sangat mulia bagi pemaaf bukanlah terletak pada nilai sesaat dari usaha memberi maaf melalui lisan,
tetapi lebih pada hasil dari membentuk pemaaf-pemaaf baru yang siap memaafkan
pihak lain dari contoh yang berhasil diteladani.
44. Dalam usaha memaafkan, akan selalui dituntut beriringan dengan adanya sikap lapang
dada. Jika tidak berlapang dada, maka langkah memaafkan seolah menjadi sia sia
belaka. Inilah letak sikap yang sering dianggap memberatkan bagi pemberi maaf.
Sebab, masih tersisa dimensi lain pada setiap tindakan kekeliruan yang pernah
dilakukan, baik pada sisi sebelum maupun sesudahnya, yang menuntut adanya
kearifan pemberi maaf dengan berlapang dada menghadapi akibat samping
berikutnya yang mungkin saja timbul. Biasanya sikap semacam ini jarang
diperhatikan oleh pemberi maaf sekaligus tidak selalu menjadi perhatian bagi si
penerima maaf.
45. Sukses
adalah kemampuan untuk pergi dari suatu kegagalan tanpa harus kehilangan
semangat yang mengelilinginya. Sedangkan kesalahan adalah penghambat yang
potensial ditunggangi syaitan menjadi penyakit menahun.
46. Masalah
adalah kesempatan bagi anda untuk melakukan yang terbaik. Tidak ada masalah
yang tak terselesaikan, jika kita mau menyelesaikannya dengan segera.
47. Sukses
besar adalah suatu proses dan kumpulan dari sukses-sukses kecil yang
me-ngitarinya.
48. Tak
seorang pun mau berhenti ketika ia kalah dan tak seorangpun ingin berhenti pada
saat ia menang.
49. Tidak
ada ketergantungan yang bisa meyakinkan kecuali ketergantungan kepada diri
sendiri dan kehidupan sesudah mati.
50. Keputusan
yang baik dibuat berlandaskan pengetahuan dan kebijaksanaan. Hasil yang baik
merupakan keputusan baik yang dilaksanakan dengan semangat juang dan daya tahan
yang tinggi.
51. Ketenangan adalah sumber kekuatan yang luar biasa. Dan keajaiban akan dialami oleh mereka
yang mempercayainya.
52. Daya
tahan adalah kesabaran yang terkonsentrasi dengan baik, karena setiap manusia
adalah makhluk hidup yang dilahirkan dengan nalar, kehendak dan perasaan.
53. Semua
orang pernah melakukan kesalahan tapi hanya mereka yang bijak yang bisa belajar
dari kesalahan itu.
54. Berpikir
jernih lebih memerlukan keberanian ketimbang kecerdasan, sedangkan kelemahan
sikap berpotensi menjadi kelemahan karakter meski tidak permanen.
55. Perasaan
menganggap bahwa diri kita kuat adalah manusiawi, yang tidak dibutuhkan adalah
menganggap diri lebih atau terlalu kuat dibandingkan pihak lain. Sikap
menganggap pihak lain lemah sungguh sangat merugikan diri sendiri. Sebab dengan
beranggapan semacam itu, fungsi control kita menjadi lepas kendali.
56. Menyadari
bahwa masing-masing kita memiliki kelebihan sekaligus kekurangan ada-lah
kuncinya. Dan sikap mendua tidak akan pernah memberikan manfaat sedikitpun bagi
pemiliknya.
57. Esensi
menjadi manusia adalah ketika seseorang tidak hanya mencari kesempurnaan.
58. Para
pemenang selalu membandingkan prestasi dengan tujuan mereka. Sementara para
pecundang seringkali membandingkan prestasi mereka dengan prestasi orang lain.
59. Tragedi
kehidupan terjadi ketika kita tua lebih awal, dan terlambat menjadi orang yang
bijaksana.
60. Kebenaran
bukan untuk semua orang, tapi hanya untuk mereka yang mencarinya. Dan
barangsiapa yang tidak mampu memberi apa apa, ia juga tidak bisa merasakan apa
apa.
61. Dalam
praktek toleransi, satu musuh adalah guru yang terbaik. Dan guru yang terbaik
pasti akan memberikan pelajaran terbaik pula kepada murid-murid yang mau
mengikuti arah kebenaran yang diajarkan.
62. Jika
anda ingin dihormati orang lain, hormatilah diri anda sendiri. Hanya dengan itu
anda akan memaksa orang lain menghargai anda.
63. Dokter
yang baik bisa menyembuhkan penyakit. Dokter yang hebat menyembuhkan pasien
yang terkena penyakit.
64. Banyak
orang yang mampu melakukan hal hal bijak, terlebih hal hal licik. Tapi hanya
beberapa saja di antara mereka yang bisa bersikap santun.
65. Senjata
terbaik kepemimpinan diktator adalah kerahasiaan. Sedangkan senjata yang paling
baik bagi kepemimpinan demokratis yang semestinya adalah keterbukaan.
66. Jenderal
yang memenangi pertempuran membuat banyak perhitungan sebelum perang. Jenderal
yang kalah hanya membuat sedikit perhitungan sebelumnya.
67. Pola
perubahan akan mengikuti setiap diri yang dinamis.
68. Siapa
saja yang mampu mengendalikan orang lain mungkin disebut sebagai orang yang
kuat. Akan tetapi siapa yang bisa menguasai diri sendiri masih jauh lebih kuat.
69. Jika
A sama dengan kesuksesan, maka formulanya adalah A sama dengan X ditambah Z. X
berarti bekerja, dan Z adalah menjaga lisan agar konsentrasinya tetap
terkontrol.
70. Kehidupan
tidak diciptakan dari pengorbanan atau tugas besar, tapi dibuat dari hal hal
kecil seperti senyuman, kebaikan dan kewajiban kecil yang telah menjadi
kebiasaan yang memenangkan serta mengabdikan sanubari dan sekaligus menjamin
kesenangan.
71. Bertempur
dan menaklukkan musuh dalam peperangan bukanlah kehebatan yang paling tinggi.
Kehebatan tertinggi terjadi ketika anda mampu menghentikan musuh tanpa
perlawanan.
72. Tiga hal yang
berpotensi merusak: masa muda, materi dan pengangguran. Tiga hal yang tidak
dinikmati kecuali setelah berlalu: kesehatan, tidur dan harta. (syair Arab).
73. Hadiah yang diberikan
tanpa diminta menjadi indah dua kali (peribahasa Italia).
74. Siapa yang mengejar
dua kelinci, dia tidak dapat menangkap salah satunya (peribahasa Yunani).
75. Pergantian tahun memberi bekas yang nyata pada kulit
manusia, demikian juga pesimisme memberi bekas yang nyata pada jiwa manusia.
76. Tiga hal tidak disembuhkan kerusakannya oleh
apapun: permusuhan antar kerabat, kedengkian antar sesama, dan kepicikan
pandangan.
77. Takut,
kikir dan loba adalah tiga sifat yang lahir dari prasangka buruk kepada Allah.
78. Berapa
banyak amal kecil yang dibesarkan oleh niat. Namun, berapa banyak pula amal
besar yang menjadi kecil karena niat. Maka jangan pernah melakukan sesuatu,
kecuali telah lurus niatnya.
79. Kulihat
dosa-dosa mematikan hati. Terlena dalam dosa membuat hidup terhina. Hindari
dosa, niscaya hati jernih dan bercahaya.
80. Musibah
itu hanya satu bala. Namun, jika orangnya mengeluh maka menjadi dua bala. Yang
satu bala musibah dan yang kedua hilangnya pahala sabar atas musibah itu.
81. Aku
tidak mendapatkan nasihat kecuali dari kuburan, tidak merasakan keintiman
kecuali dengan AlQuran, dan tidak selamat kecuali dengan diri sendiri.
82. Apabila
engkau ingin agar Allah mengasihimu esok hari, jadilah milik-Nya hari ini
(dengan berbuat taat kepada-Nya).
83. Becanda
itu sunnah, tetapi bergantung pada bagaimana orang dapat melakukannya dengan
baik dan menerapkannya sesuai tempatnya.
84. Barangsiapa
memperbaiki hubungannya dengan Allah, niscaya Allah akan memperbaiki
hubungannya dengan sesama manusia.
85. Ilmu
itu jika tidak memberi manfaat padamu, maka dia akan memberi mudharat padamu.
86. Aku
telah bermujahadah dalam ibadah selama 30 tahun. Namun, tidak ada yang paling
berat bagiku selain mempelajari ilmu dan mengamalkannya.
87. Rasa
lapar adalah awan. Jika seorang hamba merasa lapar (karena Allah), hatinya menurunkan
butiran-butiran hujan hikmah.
88. Ketahuilah,
waktu hidupmu sangat terbatas. Napasmu sudah terhitung. Setiap desah-nya akan
mengurangi bagian dari dirimu. Sungguh, setiap bagian usia adalah mutiara yang
mahal, tak ada bandingannya.
89. Orang
yang tidak mengenal Allah di dunia, tidak akan bisa melihatnya-Nya di akhirat.
Tidak ada sesuatu pun yang akan mendampingi seseorang di akhirat selagi sesuatu
itu tidak mendampinginya di dunia.
90. Demi
Allah, aku tidak memiliki perumpamaan yang menggambarkan masa muda, kecuali
bagaikan sesuatu yang mulanya berada di tanganku, kemudian terjatuh darinya.
91. Berniat
yang baik, niscaya engkau akan senantiasa baik selama engkau berniat baik.
92. Jangan
kamu mengambil ilmu dari orang yang mengambil upah di atas ilmunya.
93. Ya
Allah, sebagaimana Engkau memelihara wajahku dari sujud kepada selain-Mu, maka
jagalah wajahku dari meminta kepada selain-Mu.
94. Apabila
aku mengingat kematian, semua urusan dunia menjadi hina di mataku. Dan ketika
berjumpa dengan Allah, aku berharap tidak dihisab dalam keadaan menanggung dosa
ghibah (menggunjing orang lain).
95. Shalat
itu menghantarkanmu setengah jalan, puasa itu menghantarkanmu ke pintu
kerajaan, dan sedekah itu membawamu masuk ke dalamnya.
96. Siapa
menyenangi sesuatu yang tidak layak disenangi, maka ia telah mendatangkan
kesusahan yang tidak ada habisnya.
97. Barangsiapa
yang ingin menengok majelis para nabi, hendaklah mereka melihat majelis para
ulama dan cara terbaik untuk berdebat adalah menghindarinya.
98. Tidak
ada amal baik pada hari Kiamat yang diberi balasan lebih utama daripada
meninggalkan sikap makan berlebihan karena meneladani Rasulullah SAW.
99. Tobat
adalah mengganti perilaku tercela dengan perilaku terpuji.
100. Jika Anda ingin
memimpin masyarakat, maka Anda harus berdiri di belakang mereka. Dan jangan
memamerkan pekerjaan Anda. Biarkan hasil kerja Anda yng menyatakannya mewakili
Anda.
101. Biasakan berpikir
positif. Orang lain tidak akan simpati kepada Anda jika Anda terlalu banyak
mengeluh. Orang-orang yang berpikiran positif adalah mereka yang mampu
mendorong orang lain untuk maju dan menanamkan jiwa optimis. Merekalah orang
yang sangat menarik dan kharismatik.
102. Semua manusia seperti
orang yang tengah mabuk, kecuali mereka yang berilmu. Semua orang yang berilmu
adalah orang yang bingung kecuali mereka yang mengamalkan ilmunya dengan
ikhlas.
103. Hari yang paling
bermanfaat bagi seorang muslim adalah hari ketika ia berjumpa dengan Allah,
lalu Dia memberitahunya bahwa Dia ridha kepadanya.
104. Hindarkan diri Anda
dari dua hal: (a) terburu-buru menunjukkan diri sebelum menuntaskan keahlian
yang dibutuhkan; dan (b) menuntaskan keahlian tersebut dengan tujuan agar
dipuji banyak orang.
105. Jadilah orang mulia
yang tidak membutuhkan apa yang ada di tangan orang lain dan kebaikan itu
adalah menjaga wajah seorang penanya dari air kehinaan.
Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu,jauhkan kami dari ketergelinciran tauhid-Mu,dari kekurangan memuji-Mu, dari keraguan akan agama-Mu, dari kebutaan akan jalan-Mu, dari kelalaian akan kesucian-Mu, dari ketertipuan oleh musuh-Mu, syaitan yang terkutuk.Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar