DENGAN NAMA ALLAH
YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG
1. Kedudukan
orang bodoh di antara orang berilmu sama dengan kedudukan orang berilmu di
antara orang bodoh. Orang bodoh tak ingin berada di dekat orang berilmu dan
orang berilmu lebih enggan lagi berdekatan dengan orang bodoh. Jika kesialan
menguasai si orang bodoh, ia akan semakin menentang si orang berilmu.
2. Orang
berilmu dan beradab tak kan diam di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan
merantaulah ke negeri orang. Merantaulah, kau akan mendapatkan pengganti dari
kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah
berjuang. Aku melihat air keruh karena diam tertahan. Jika mengalir menjadi
jernih, jika tidak akan keruh menggenang.
Singa jika tidak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa. Anak panah
jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran. Biji emas bagaikan tanah
sebelum digali dari tambang. Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di
dalam hutan.
3. Belajarlah
sepenuh kemampuanmu; kau akan menjadi raja. Janganlah jadi orang bo-doh; atau
kau akan tetap menjadi tawanan. Belajarlah setiap hari satu huruf ilmu; kau
akan melihat semua orang bodoh tak ubahnya keledai.
4. Aku
diuji dengan empat hal, keempatnya melemparku dengan anak panah yang me-lesat
dari busurnya: iblis, dunia, diriku sendiri, dan nafsu. Bagaimana orang cerdik
pandai dapat kabur dari hawa nafsunya?
5. Aku heran dengan orang yang menangis air mata untuk aib
orang lain, namun tak me-nangis darah untuk aibnya sendiri. Lebih mengherankan
lagi adalah ia melihat aib orang lain tampak kecil dan pada aib diri sendiri ia
buta.
6. Tubuhku
tak kuat menahan dingin, juga menahan panas yang sangat. Lalu, bagai-mana
tubuhku akan kuat pada panas neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu?!
7. Jika kau ingin melemparkan musuhmu dalam keadaan hina, membunuhnya dalam keadaan
sedih, dan membakarnya dalam keadaan sengsara, maka tinggikan martabat dan
tambahlah ilmumu! Orang yang bertambah ilmunya, pendengkinya akan semakin
berduka.
8. Bila kau bingung pada 2 (dua) makna dan tak tahu mana yang salah dan mana yang benar
maka hindari hawa nafsumu. Sebab, nafsu menuntun jiwa kepada sesuatu yang
tercela.
9. Bumi
menjadi hidup oleh hujan. Jiwa menjadi hidup oleh tekad. Hati menjadi hidup
oleh hikmah.
10. Aku
ingin seluruh ilmu yang kuajarkan dapat dipelajari oleh orang orang. Aku diberi
pahala karenanya, namun mereka tidak usah memujiku.
11. Seorang
menghadap Allah dengan bergelimang dosa (selain syirik) adalah lebih baik
daripada ia menemui Allah dengan membawa meski secuil hawa nafsu.
12. Aku akan bersabar hingga kesabaran tak mampu menahan
kesabaranku. Aku akan bersabar hingga Allah memperkenankan urusanku. Aku akan
bersabar hingga kesabaran tahu bahwa aku bersabar atas sesuatu yang lebih pahit
daripada kesabaran itu sendiri.
13. Luka
luka di mulut bisa disembuhkan. Namun, luka luka yang disebabkan oleh mulut tak
bisa disembuhkan.
14. Allah
telah menciptakanmu terlahir merdeka, jadilah sebagaimana Allah mencipta-kanmu!
15. Tak
seorangpun yang taat kepada Allah yang tak pernah bermaksiat. Tak seorang pun
yang bermaksiat kepada Allah yang tak pernah berbuat taat. Orang yang
ketaatannya lebih banyak daripada kemaksiatannya ia telah berlaku adil.
16. Orang
yang menyampaikan terima kasih kepadamu atas sesuatu yang tidak pernah
kauberikan kepadanya, waspadalah, ia akan mengingkari kebaikan yang pernah
kaupersembahkan untuknya.
17. Aku
mengadu pada guru, betapa buruknya hapalanku. Dia membimbingku agar
meninggalkan maksiat. Dia memberitahuku aku bahwa ilmu itu cahaya. Dan cahaya
Allah tidak diberikan pada para pendosa.
18. Orang
yang mengaku hatinya mencintai dunia dan mencintai pencipta dunia, ia sungguh
berdusta.
19. Tinggalkan
orang orang yang berlagak alim di hadapanmu, namun menjadi serigala berbulu
domba saat tak bersamamu.
20. Elang
memakan bangkai bangkai sahara dengan kuatnya. Sementara lalat menyesap madu
padahal ia makhluk lemah tak berdaya.
21. Apabila seseorang memberi perhatian kepadamu karena
terpaksa, tinggalkan dia dan tak usah terlalu kecewa. Masih banyak penggantinya
dan kau pun tenang saat meninggalkannya. Di dalam hati ada kesabaran bagi
kekasih walau berpaling muka. Tidak semua yang kau sukai juga menyukaimu. Tidak
semua yang kau cintai dengan tulus akan mencintaimu dengan tulus pula. Orang yang mengenal dirinya tidak akan
terganggu oleh komentar orang lain.
22.
Di
Yaman, aku melihat dua orang buta saling serang dan seorang bisu mendamaikan
mereka.
23. Seseorang
yang menghasut orang lain kepadamu, ia juga akan menghasutmu kepada orang lain.
Seseorang yang menceritakan ucapan orang lain kepadamu, ia juga akan
menceritakan ucapanmu kepada orang lain. Seseorang yang kau buat senang akan
memujimu untuk sesuatu yang taka da padamu. Seseorang yang kaubuat marah akan
mencelamu untuk sesuatu yang tak ada padamu.
24. Jika
pertemanan seseorang tidak memberimu manfaat maka jangan mengambil un-tung
dengan memusuhinya.
25. Setiap
permusuhan bisa diharapkan kembali membaik, kecuali permusuhan orang yang
melakukannya karena dengki.
26.
Semoga
Allah menguatkan kekuatanmu dan melemahkan kelemahanmu.
27. Mintalah
bantuan kepada diam jika ingin bicara, mintalah bantuan kepada nalar jika ingin
mengambil keputusan.
28. Kau tahu, macan tetap ditakuti meski sedang diam, namun
anjing akan dilempar jika terlalu banyak menggonggong.
29. Aku
tidak pernah berdiskusi dengan seseorang kecuali untuk memperoleh kebenaran.
Aku pun tidak berdiskusi dengan seseorang, kecuali mengharap kiranya dia diberi
petunjuk kepada kebenaran. Dan aku juga tidak berdiskusi, kecuali berdoa
kiranya Allah menampakkan kebenaran melalui aku atau melalui rekan diskusiku.
30. Jangan
kausampaikan pendapat kepada orang yang tidak menghendaki; kau tidak akan
mendapat pujian, tidak pula pendapatmu akan berguna.
31. Cukuplah
untuk mengetahui betapa tinggi nilai ilmu, bahwa yang tidak tahu pun mengaku
tahu lagi berbangga jika dianggap mengetahui. Dan cukuplah untuk mengetahui betapa
buruk kebodohan, bahwa yang bodoh pun tidak mengakuinya dan marah bila dinamai
bodoh.
32. Sebagian
mata terjaga saat mata-mata yang lain terpejam, memikirkan apakah sesuatu akan
terjadi atau tidak akan terjadi. Tolaklah kecemasan dari dirimu sepenuh kemampuanmu.
Memikul kecemasan adalah kegilaan.Tuhan yang mencukupi kebutuhanmu kemarin hari
adalah Tuhan yang akan mencukupi kebutuhanmu esok hari.
33. Orang
pandai akan ditanya tentang hal yang ia tahu dan hal yang tak ia tahu; ia akan
membuktikan apa yang ia tahu dan akan mempelajari apa yang tak ia tahu.
Sedangkan orang bodoh, ia menolak mencari tahu dan enggan memberi tahu.
34. Rezekimu
tidaklah berkurang lantaran gerak lambat. Tidak pula bertambah lantaran kerja
keras. Tidak ada kesedihan dan kebahagiaan yang kekal. Demikian pula sengsara
dan lapang. Kau setara dengan raja dunia bila kau berhati kanaah.
35. Orang
bodoh berbicara kepadaku dengan segala kata kata hina. Aku enggan mela-yaninya.
Ia bertambah kebodohannya. Sementara aku bertambah kelemah-lembutanku. Seperti
kayu gaharu, semakin dibakar semakin semerbak wanginya.
36. Masa itu ada dua: aman dan bahaya. Hidup itu ada dua:
senang dan sengsara. Tidakkah kau lihat lautan; bangkai bangkai menyembul ke
permukaannya, sementara mutiara bersemayam di dasarnya. Di langit ada bintang
bintang tak terbilang, namun hanya matahari dan bulan yang mengalami gerhana.
37. Katakan
semaumu saat mencela harga diriku. Diamku terhadap pencela adalah jawa-ban.
Bukan aku tak punya jawaban. Gonggongan anjing bagi seekor singa takkan
membahayakan.
38. Orang
yang tak mau mencicipi pahitnya mencari ilmu walau sesaat, ia akan meneng-gak
hinanya kebodohan sepanjang hayat.
39. Orang yang berilmu yang sejati adalah orang yang
mengamalkan ilmunya, bukan yang hanya pandai berucap dan berkata. Pemimpin
sejati adalah yang diteladani akhlaknya, bukan karena memimpin kaum dan
bawahannya. Demikian pula orang kaya. Ia adalah yang puas dengan kondisinya,
bukan karena kekuasaan dan hartanya.
40. Kau
bermaksiat kepada Tuhan, namun mengaku mencintaiNya. Ini mustahil secara logika!
Andai cintamu benar, pastilah kau menaati-Nya. Sungguh, pecinta akan patuh
kepada yang dicintai. Setiap hari Tuhan memberimu nikmat namun kau tak pernah
mensyukurinya.
41. Seorang
budak adalah merdeka selama ia kanaah. Seorang merdeka adalah budak selama ia
tamak. Bersikaplah kanaah dan janganlah tamak. Tak ada yang dapat membuat
tercela selain sikap tamak.
42. Tak
ada yang dapat menggaruk kulitmu seperti yang dilakukan kukumu. Maka, urus-lah
secara mandiri semua urusanmu. Jika pun kau butuh bantuan, mintalah kepada
orang yang mengerti kapasitasmu.
43. Adalah
musibah besar, yaitu orang berilmu yang tak bermoral. Yang lebih besar dari-pada
itu adalah orang bodoh yang beribadah. Mereka merupakan fitnah besar dunia bagi
siapa saja yang mengikuti mereka dalam urusan agama.
44. Jika
kau ingin hidup sentosa, agamamu sempurna, dan kehormatanmu terjaga, ja-nganlah
mulutmu berucap buruk. Setiap engkau memiliki keburukan dan setiap orang
memiliki mulut. Jika kedua matamu memperlihatkan aib-aib kepadamu, abaikan. Dan
katakan, “wahai mata, orang lain juga punya mata.” Bergaullah dengan baik.
Maafkan orang yang memusuhimu. Lawanlah ia, asal dengan cara yang lebih baik.
45. Jagalah
mulutmu, hai manusia; jangan sampai ia menyengatmu! Ia benar benar ibarat ular
berbisa. Betapa banyak orang mati di kuburan lantaran mulutnya. Padahal dahulu
para pahlawan takut menghadapinya.
46. Aku
bertawakkal kepada Alla perihal rezekiku. Aku yakin bahwa Allah lah pemberi
rezekiku. Yang menjadi rezekiku tak akan luput dariku, walaupun berada di dalam
lautan terdalam. Allah akan mendatangkannya dengan karunia-Nya, sekalipun
mulutku tak menyampaikan permohonan. Maka, dalam hal apa lagi jiwa ini
terbelenggu kesedihan, sedangkan Tuhan membagi bagi rezeki segenap ciptaan?!
47. Jagalah
diri dan bawalah pada sesuatu yang dapat menjadikannya indah, niscaya kau hidup
sentosa dan dipuja. Jangan memperlakukan orang lain kecuali dengan cara yang
mulia, baik ketika bencana menjauh ataupun sahabat dekat berpaling muka. Betapa
banyak sahabat saat kau menghitungnya. Namun, menjadi sedikit kala musibah
menimpa.
48. Kulihat
pemilik ilmu tampak mulia meskipun dilahirkan oleh orang tua orang tua hina.
Ilmu senantiasa mengangkat derajat pemiliknya, hingga kaum yang muliapun
menghormatinya. Mereka mengikutinya pada setiap kondisi, seperti penggembala
domba yang diikuti ternaknya. Andai bukan karena ilmu niscaya orang orang
takkan bahagia. Halal dan harampun tak ada yang mengetahuinya.
49. Seseorang
tidak akan menguasai semua ilmu. Tidak! Sekalipun seribu tahun ia
meng-usahakannya. Ilmu adalah lautan dalam. Ambillah yang terbaik saja dari
setiap sesuatu.
50. Tak usah kau tanggapi apabila orang bodoh bicara. Diam
lebih baik daripada me-nanggapinya. Kau membuatnya lega jika kau meladeninya.
Dia akan mati kutu bila kau meninggalkannya.
51. Apabila
ilmu seorang pemuda tidak menambah hidayah hatinya, tidak menambah lembut
perilakunya, tidak menamnbah indah pada akhlaknya, maka berilah kabar bahwa
Allah telah menimpakan petaka padanya. Denganya ia akan disiksa seperti
penyembah berhala.
52. Jika kau ingin meminjam harta guna memenuhi selera nafsu
pada masa sulit maka mintalah nafsumu untuk bersabar dan tenang hingga tiba
masa mudah. Jika nafsu sabar, kau orang kaya. Jika tidak sabar maka setiap yang
terlarang akan selalu memiliki alasan.
53. Ada
kebaikan di balik hal hal yang menyakitkan. Saat saat sengsara hanyalah
se-mentara. Melarat dan makmur tidaklah kekal. Bila malam pulang, siang pun
datang.
54. Kudapati
diamku sebagai perdagangan; aku pun menekuninya. Jika tak mendapat keuntungan,
aku pun takkan rugi. Diam tak lain adalah dagangan. Pedagangnya mengungguli
seluruh para pedagang.
55. Apabila
seseorang mengumbar rahasianya sendiri, namun mencela orang lain atas hal itu,
maka betapa dungu ia. Jika dada seseorang sesak karena menyimpan rahasianya
sendiri maka dada orang yang dititipinya tentu akan lebih sesak.
56. Kebodohan
merendahkan setiap yang luhur, pengetahuan mengangkat setiap yang tersembunyi.
57. Wahai
yang merasa mulia dengan dunia dan hiasannya, bangunan dan yang mem-bangunnya
pasti akan binasa. Siapa yang kemuliaannya adalah dunia dan hiasannya maka
kemuliaannya itu akan segera hilang nan fana. Ketahuilah, jika harta simpanan
bumi adalah emas maka jadikanlah harta simpananmu adalah iman dan takwa.
58. Orang
yang memiliki ilmu lalu menyerahkan ilmu itu kepada orang yang tidak tepat maka
ia telah mendzalimi ilmu itu. Ia tak ubahnya orang yang membuat bangunan, kala
telah rampung bangunan yang diinginkannya, ia lalu merubuhkannya.
59. Tiang
kebaikan bagi kami ada empat ungkapan sebagaimana yang telah Nabi sab-dakan:
takutlah akan perkara syubhat, zuhudlah, tinggalkan hal yang tak bermanfaat
bagimu, dan beramallah disertai niat.
60. Jika
kau khawatir ujub atas amalmu maka ingatlah: ridha siapa yang kau cari;
anugerah apa yang kau kehendaki; dari siksa apa kau lari; kesehatan apa yang
kau syukuri. Jika kau merenungi salah satunya, maka amal yang kau kerjakan akan
tampak kecil.
61. Angan-angan menebas leher; seperti fatamorgana yang menipu orang yang melihatnya dan
mengecewakan orang yang mengharapkannya.
62. Orang
yang paling mulia adalah yang tidak melihat kemuliaannya. Orang yang paling
utama adalah yang tidak melihat keutamaannya.
63. Tiga
amal baik paling berat: bermurah hati saat kekurangan, bersikap warak dalam
kesendirian, menyampaikan kebenaran di hadapan orang yang ditakuti dan diharapkan.
64. Pangkal ilmu adalah ketelitian dan buahnya adalah
keselamatan. Pangkal warak adalah kanaah dan buahnya adalah ketenangan. Pangkal
kesabaran adalah keteguhan dan buahnya adalah kemenangan. Pangkal amal adalah
taufik dan buahnya adalah kesuksesan. Puncak setiap hal adalah ketulusan.
65. Orang
yang paling dzalim kepada dirinya sendiri adalah yang bersikap rendah hati
kepada orang yang tidak menghormatinya dan mengiba kepada orang yang tidak
memberinya kebaikan apa apa.Orang yang paling dzalim kepada dirinya sendiri
adalah yang berharap kasih sayang dari orang yang tidak menghargainya.
66. Orang
yang paling dzalim kepada dirinya sendiri adalah yang apabila reputasinya naik,
ia menjauhi kerabatnya, tidak mengakui sahabatnya, memandang rendah orang orang
mulia, dan sombong kepada orang orang yang semestinya dihormati.
67. Ada
dusta yang samar, yaitu saat seseorang menyampaikan informasi dari orang yang
tidak diketahui kredibilitasnya.
68. Kita
mencela zaman kita, padahal cela itu ada pada diri kita. Kitalah yang menjadi cela
bagi zaman kita. Kita mencari zaman tak berdosa, Andai zaman itu bisa bicara,
niscaya kitalah yang dicacinya.
69. Haram bagi kalian berfatwa dengan pendapatku atau
semacamnya kecuali kalian yakin ada kebenaran dan ketepatan dalam pendapatku
itu.
70. Kau
takkan mampu membuat senang semua orang senang. Karenanya, perbaiki saja
hubunganmu dengan Allah dan tak usah pedulikan mereka.
71. Rendah
hati melahirkan cinta. Kanaah melahirkan kenyamanan.
72. Kebaikan
dunia dan akhirat ada pada lima hal: kaya jiwa, menahan diri dari menya-kiti,
usaha yang halal, berpakaian ketakwaan, percaya kepada Allah dalam setiap
keadaan.
73. Tidak
ada yang lebih bisa menghiasi ulama daripada kefakiran dan kanaah yang dite-rima
dengan ridha.
74. Permata seseorang ada di tiga hal: (1) menyembunyikan kemiskinan
sehingga mereka menyangka kau orang kaya karena kau tak meminta minta; (2)
memendam amarah sehingga mereka mengira kau sedang senang; (3) menutup nutupi
kesulitan, sehingga mereka mengira kau bahagia.
75. Imam
Syafi’i ditanya, “Hal hal apakah yang paling menjatuhkan harga diri?” Beliau
menjawab, “Banyak bicara, menebar rahasia, dan mudah percaua kepada siapa saja.
76. Hal merugikan menjadi orang bodoh adalah kemampuannya berpikir yang sedikit. Hal
merugikan menjadi orang alim adalah tak punya banyak kawan. Yang lebih
merugikan ketimbang keduanya adalah seseorang menjadikan orang bodoh sebagai
teman.
77. Bagi
orang bodoh ilmu adalah kebodohan sebagaimana bagi orang alim kebodohan adalah
kebodohan. Dan termasuk merendahkan ilmu adalah jika kau melayani debat setiap
orang yang mendebatmu.
78. Siapa
yang menginginkan dunia maka hendaklah dengan ilmu. Siapa yang meng-inginkan
akhirat maka hendaklah dengan ilmu.
79. Siapa
yang dibuat marah namun tidak marah maka dia himar. Siapa yang dimintai ridha
namun tak mau meridhai maka dia syaitan.
80. Siapa
yang menawarkan diri melampaui batas wajar, Allah akan mengembalikan ia pada
nilai yang wajar.
81. Siapa yang memiliki tiga sifat ini maka ia telah
menyempurnakan imannya: (1) meme-rintahkan berbuat baik dan ia sendiri
mengerjakannya; (2) mencegah kemungkaran, dan ia sendiri menjauhinya; (3)
menjaga batasan aturan Allah.
82. Tak
ada yang lebih baik perihal mendekatkan diri kepada Allah setelah ibadah ibadah
fardhu selain mencari ilmu.
83. Seseorang
yang menasehati saudaranya secara sembunyi sembunyi maka ia benar benar
menasehati dan memperbaikinya. Seseorang yang menasehatinya di hadapan banyak
orang maka ia telah mencemarkan nama baiknya dan menghinakannya.
84. Orang
yang mendengar dengan telinganya akan menjadi pencerita. Orang yang me-nyimak
dengan hatinya akan menjadi orang yang mengerti. Orang yang menasehati dengan
perbuatannya akan menjadi pemberi petunjuk.
85. Seseorang
bijak berkirim surat kepada seorang bijak lainnya. “Saudaraku! Kau telah diberi
ilmu. Janganlah kau nodai ilmu mu dengan dosa yang kelam. Jika tidak, kau akan
berada dalam kegelapan saat para ahli ilmu berjalan dengan cahaya ilmu mereka.”
86. Bila
aku mendebat seseorang, aku sangat berharap Allah menampakkan kebenaran pada
dirinya. Perdebatan dalam ilmu dapat mengeraskan hati dan menimbulkan dengki.
87. Siapa yang ingin meraih husnul khatimah maka berprasangka baiklah kepada sesama.
88.
Siapa
yang menyimpan rahasianya ia menguasai persoalannya.
89. Aku
tak pernah berbohong sama sekali. Aku tak pernah bersumpah atas nama Allah,
baik untuk kejujuran maupun kebohongan.
90. Belajarlah,
karena tidak seorang pun yang dilahirkan dalam keadaan berilmu dan tidaklah
orang yang berilmu seperti orang yang bodoh. Sesungguhnya, suatu kaum yang
besar tetapi tidak memiliki ilmu sebenarnya kaum itu adalah kecil jika terluput
darinya keagungan (ilmu). Dan sesungguhnya kaum yang kecil jika memiliki ilmu
pada hakikatnya mereka adalah kaum yang besar jika perkumpulan mereka selalu
dalam ilmu.
91. Kau
takkan bisa menyenangkan orang orang walaupun kau berusaha sekuat tenaga. Maka,
ikhlaskan amal dan niatmu hanya untuk Allah.
92. Hal yang paling jelas pada diri manusia adalah
kelemahannya. Maka, barangsiapa yang menyaksikan kelemahan dirinya niscaya ia
mencapai keistikhamahan bersama Allah.
93. Berteman
dengan orang yang tidak takut aib akan menjadi aib pada hari kiamat kelak.
94.
Iman
itu berupa ucapan dan perbuatan. Bisa bertambah dan berkurang.
95. Seburuk-buruk bekal menuju akhirat adalah dzalim kepada hamba Allah. Dan menjauhi
maksiat dan meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat dapat menerangi hati.
96. Ilmu
adalah apa yang bermanfaat, bukan apa yang dihafal. Sebagaimana unta, ilmu juga
bisa kabur. Maka, jadikanlah buku sebagai penjaganya dan pena sebagai
pengembalanya.
97. Argumentasi
terbaik adalah yang substansinya cemerlang, strukturnya kukuh, dan orang orang
senang mendengarnya.
98. Rapikanlah bajumu semampumu. Sebab, ia hiasan orang
orang. Dengan itu, kau disukai dan dihargai. Jangan berpakaian buruk dengan
dalih tawaddu, karena Allah tahu apa yang kau sembunyikan. Baju barumu tidak
akan merugikanmu jika kau takut kepada Tuhan dan menjauhi laranganNya. Baju
lusuhmu tidak akan menambah derajat di sisiNya jika kau seorang pendosa.
99. Apabila
kau berlumur aib dan ingin menutupinya, maka tutupilah dirimu dengan
kedermawanan. Karena, konon, kedermawanan dapat menutup segala cela.
100. Ketahuilah,
saudaraku, setiap musibah yang pahalanya tidak di dapat oleh si penderita maka
itulah musibah terbesar.
101. Ilmu adalah apa yang
masuk ke kamar mandi bersama pemiliknya. Ilmu adalah kehormatan diri bagi orang
yang tak punya kehormatan diri.
102. Shalat adalah
keterputusan sekaligus ketersambungan. Orang yang dalam shalatnya terputus dari
selain Allah maka ia tersambung dengan Allah.
103. Siapa yang tidak
menjadi mulia oleh ketakwaan maka tak ada kemuliaan baginya.
104. Pusaka paling berguna
adalah ketakwaan. Pusaka paling berbahaya adalah per-musuhan.
105. Apabila engkau
membicarakan sesuatu yang tidak berguna, niscaya kata kata akan menguasaimu dan
engkau tak dapat menguasainya.
106. Mengatur manusia
lebih sukar daripada mengarur hewan. Orang yang cerdas ialah yang dicegah oleh
akalnya dari segala hal yang tercela.
107. Empat rukun
kehormatan diri: baik budi pekerti, murah hati, rendah hati, dan ibadah sepenuh
hati.
108. Empat syarat
kesempurnaan seseorang: keagamaan, kejujuran, menjaga nama baik dan ketabahan.
109. Belajarlah dari orang
orang yang lebih pandai ketimbang kalian. Ajarilah orang yang tak lebih pandai
ketimbang kalian. Dengan begitu, niscaya kalian akan mengetahui apa yang belum
kalian ketahui dan akan hafal apa yang telah kalian ketahui.
110. Siapa yang mengaku
melihat jin maka kami gugurkan persaksiannya. Allah berfirman, “…….Sesungguhnya ia dan pengikut pengikutnya melihat
kalian dari tempat kalian tidak bisa melihat mereka. (surat Al A’raf (7) ayat
27)
111. Membenarkan fitnah
lebih berbahaya daripada fitnah itu sendiri. Fitnah hanyalah petunjuk,
sedangkan membenarkannya merupakan persetujuan. Tidaklah sama antara orang yang
menunjukkan sesuatu dan orang yang membenarkan dan menyetujui sesuatu.
112. Aku dianugerahi rasa
suka kepada tiga hal: bergaul ramah dengan sesama, tidak melakukan sesuatu
secara terpaksa, dan mengikuti jalan tasawuf.
113. Bila ingin berbicara,
berpikirlah dahulu. Jika nyata adanya maslahat, bicaralah. Jika masih ragu,
diamlah hingga jelas maslahatnya.
114. Akal ada batasnya.
Sebagaimana pandangan juga ada batasnya.
115. Rendah hati adalah
akhlak kaum bermartabat, tinggi hati adalah tabiat para penjahat.
116. Pendengki akan
panjang penyesalannya dan kehilangan martabatnya.
117. Hindarkanlah telinga kalian dari mendengar kebohongan sebagaimana meng-hindarkan lidah kalian dari
mengucapkannya, karena yang tekun mendengar serupa dengan yang berucap.
118. Siapa yang mendengar
dengan kedua telinganya, dia akan menirukan dengan baik. Siapa yang mendengar
dengan hatinya, dia akan menjadi penganjur kebaikan, dan siapa yang
menganjurkan kebaikan menggunakan akalnya, maka sungguh dialah pemberi
petunjuk.
119. Melapangkan dada dan
menceriakan secara berlebihan, mengundak sikap buruk orang orang picik,
sedangkan menyempitkan dada dan mengerutkan kening, mengundang kebencian
siapapun, karena itu pilihlah moderasi antar keduanya.
120. Kepuasan semua orang
adalah batas yang tak tercapai. Maka carilah yang merupakan kemaslahatanmu
dunia dan akhirat.
121. Apabila seseorang
akan bicara, ia harus berpikir terlebih dahulu. Apabila telah jelas bahwa
ucapannya tidak akan memudharatkan, berbicaralah. Dan apabila telah jelas bahwa
ucapannya akan membawa kemudharatan, atau ia ragu tentang bahayanya, maka
diamlah.
122. Siapa yang menasehati
temannya dengan rahasia, sesungguhnya ia telah menasehati dan menghiasinya, dan
siapa yang menasehatinya dengan terang-terangan, sesungguhnya ia telah
mempermalukan dan merusaknya.
123. Orang berilmu
bertanya mengenai perkara yang dia sudah tahu dan perkara yang belum
diketahuinya. Dengan cara itu, dia dapat menguatkan ilmu yang sudah ada dan
dapat menimba ilmu yang belum diketahui. Adapun orang bodoh, selalu menjauhkan
diri dari menerima ilmu dan berhenti belajar.
124. Kesempurnaan seorang
hamba terletak pada kesempurnaan dua kekuatannya, yaitu kekuatan dalam berilmu
dan kekuatan dalam beramal. Sebagaimana manusia butuh untuk menyempurnakan
dirinya, ia pun butuh untuk menyempurnakan orang lain, yaitu saling menasehati
dalam kebenaran dan landasan untuk melakukan hal itu adalah kesabaran.
125. Jadilah lelaki tegas
dalam musibah, yang cirinya kehalusan dan kejujuran. Jika aibmu menggunung di
mata manusia, dan kamu ingin menutupinya, tutupilah dengan kedermawanan.
Kedemawananlah, kata orang, yang bisa menutup segala cacat.
126. Barangsiapa
mempelajari AlQuran, tinggilah nilai dirinya. Barangsiapa mempelajari ilmu
fiqih, mulialah kedudukannya. Barangsiapa menulis hadits, kuatlah hujjahnya.
Barangsiapa mempelajari aritmatika, cemerlanglah pikirannya. Barangsiapa
mempelajari bahasa Arab, haluslah perangainy. Dan barangsiapa tidak bisa
memelihara dirinya, semua ilmunya tidak akan bermanfaat.
127. Mencintai wanita
adalah awal dari sebuah derita, benarkah? Bukan wanita yang membuat derita.
Mencintai wanita yang tidak mencintaimulah yang menciptakan derita bagimu.
128. Kebaikan itu ada pada
lima perkara, yaitu: (a) mampu menjaga diri; (b) menjauhkan diri dari menyakiti
orang lain; (c) menggunakan rezeki yang halal; (d) berserah diri kepada Allah;
dan (e) meyakini semua kekuasaan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar