Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Senin, 01 Juli 2024

MUTIARA HIKMAH DARI MUHAMMAD IDRIS ASY SYAFI'I - PART 1

 

DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

 

1.    Kedudukan orang bodoh di antara orang berilmu sama dengan kedudukan orang berilmu di antara orang bodoh. Orang bodoh tak ingin berada di dekat orang berilmu dan orang berilmu lebih enggan lagi berdekatan dengan orang bodoh. Jika kesialan menguasai si orang bodoh, ia akan semakin menentang si orang berilmu.

 

2.        Orang berilmu dan beradab tak kan diam di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang. Merantaulah, kau akan mendapatkan pengganti dari kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang. Aku melihat air keruh karena diam tertahan. Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak akan keruh menggenang.  Singa jika tidak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa. Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran. Biji emas bagaikan tanah sebelum digali dari tambang. Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.

 

3.        Belajarlah sepenuh kemampuanmu; kau akan menjadi raja. Janganlah jadi orang bo-doh; atau kau akan tetap menjadi tawanan. Belajarlah setiap hari satu huruf ilmu; kau akan melihat semua orang bodoh tak ubahnya keledai.

 

4.       Aku diuji dengan empat hal, keempatnya melemparku dengan anak panah yang me-lesat dari busurnya: iblis, dunia, diriku sendiri, dan nafsu. Bagaimana orang cerdik pandai dapat kabur dari hawa nafsunya?

 

5.     Aku heran dengan orang yang menangis air mata untuk aib orang lain, namun tak me-nangis darah untuk aibnya sendiri. Lebih mengherankan lagi adalah ia melihat aib orang lain tampak kecil dan pada aib diri sendiri ia buta.

 

6.     Tubuhku tak kuat menahan dingin, juga menahan panas yang sangat. Lalu, bagai-mana tubuhku akan kuat pada panas neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu?!


7.         Jika  kau  ingin  melemparkan  musuhmu dalam keadaan hina, membunuhnya dalam keadaan sedih, dan membakarnya dalam keadaan sengsara, maka tinggikan martabat dan tambahlah ilmumu! Orang yang bertambah ilmunya, pendengkinya akan semakin berduka.

 

8.        Bila  kau  bingung  pada  2 (dua)  makna  dan  tak  tahu  mana  yang  salah  dan  mana yang benar maka hindari hawa nafsumu. Sebab, nafsu menuntun jiwa kepada sesuatu yang tercela.

 

9.       Bumi menjadi hidup oleh hujan. Jiwa menjadi hidup oleh tekad. Hati menjadi hidup oleh hikmah.

 

10.    Aku ingin seluruh ilmu yang kuajarkan dapat dipelajari oleh orang orang. Aku diberi pahala karenanya, namun mereka tidak usah memujiku.

 

11.    Seorang menghadap Allah dengan bergelimang dosa (selain syirik) adalah lebih baik daripada ia menemui Allah dengan membawa meski secuil hawa nafsu.

 

12.  Aku akan bersabar hingga kesabaran tak mampu menahan kesabaranku. Aku akan bersabar hingga Allah memperkenankan urusanku. Aku akan bersabar hingga kesabaran tahu bahwa aku bersabar atas sesuatu yang lebih pahit daripada kesabaran itu sendiri.

 

13.     Luka luka di mulut bisa disembuhkan. Namun, luka luka yang disebabkan oleh mulut tak bisa disembuhkan.

 

14.   Allah telah menciptakanmu terlahir merdeka, jadilah sebagaimana Allah mencipta-kanmu!

 

15.     Tak seorangpun yang taat kepada Allah yang tak pernah bermaksiat. Tak seorang pun yang bermaksiat kepada Allah yang tak pernah berbuat taat. Orang yang ketaatannya lebih banyak daripada kemaksiatannya ia telah berlaku adil.

 

16.   Orang yang menyampaikan terima kasih kepadamu atas sesuatu yang tidak pernah kauberikan kepadanya, waspadalah, ia akan mengingkari kebaikan yang pernah kaupersembahkan untuknya.

 

17.  Aku mengadu pada guru, betapa buruknya hapalanku. Dia membimbingku agar meninggalkan maksiat. Dia memberitahuku aku bahwa ilmu itu cahaya. Dan cahaya Allah tidak diberikan pada para pendosa.

 

18.  Orang yang mengaku hatinya mencintai dunia dan mencintai pencipta dunia, ia sungguh berdusta.

 

19.    Tinggalkan orang orang yang berlagak alim di hadapanmu, namun menjadi serigala berbulu domba saat tak bersamamu.

 

20.     Elang memakan bangkai bangkai sahara dengan kuatnya. Sementara lalat menyesap madu padahal ia makhluk lemah tak berdaya.

 

21.    Apabila seseorang memberi perhatian kepadamu karena terpaksa, tinggalkan dia dan tak usah terlalu kecewa. Masih banyak penggantinya dan kau pun tenang saat meninggalkannya. Di dalam hati ada kesabaran bagi kekasih walau berpaling muka. Tidak semua yang kau sukai juga menyukaimu. Tidak semua yang kau cintai dengan tulus akan mencintaimu dengan tulus pula.  Orang yang mengenal dirinya tidak akan terganggu oleh komentar orang lain.

 

22.        Di Yaman, aku melihat dua orang buta saling serang dan seorang bisu mendamaikan mereka.


23.     Seseorang yang menghasut orang lain kepadamu, ia juga akan menghasutmu kepada orang lain. Seseorang yang menceritakan ucapan orang lain kepadamu, ia juga akan menceritakan ucapanmu kepada orang lain. Seseorang yang kau buat senang akan memujimu untuk sesuatu yang taka da padamu. Seseorang yang kaubuat marah akan mencelamu untuk sesuatu yang tak ada padamu.

 

24.   Jika pertemanan seseorang tidak memberimu manfaat maka jangan mengambil un-tung dengan memusuhinya.

 

25.  Setiap permusuhan bisa diharapkan kembali membaik, kecuali permusuhan orang yang melakukannya karena dengki.

 

26.        Semoga Allah menguatkan kekuatanmu dan melemahkan kelemahanmu.

 

27.     Mintalah bantuan kepada diam jika ingin bicara, mintalah bantuan kepada nalar jika ingin mengambil keputusan.

 

28.  Kau tahu, macan tetap ditakuti meski sedang diam, namun anjing akan dilempar jika terlalu banyak menggonggong.

 

29.    Aku tidak pernah berdiskusi dengan seseorang kecuali untuk memperoleh kebenaran. Aku pun tidak berdiskusi dengan seseorang, kecuali mengharap kiranya dia diberi petunjuk kepada kebenaran. Dan aku juga tidak berdiskusi, kecuali berdoa kiranya Allah menampakkan kebenaran melalui aku atau melalui rekan diskusiku.

 

30.   Jangan kausampaikan pendapat kepada orang yang tidak menghendaki; kau tidak akan mendapat pujian, tidak pula pendapatmu akan berguna.

 

31.  Cukuplah untuk mengetahui betapa tinggi nilai ilmu, bahwa yang tidak tahu pun mengaku tahu lagi berbangga jika dianggap mengetahui. Dan cukuplah untuk mengetahui betapa buruk kebodohan, bahwa yang bodoh pun tidak mengakuinya dan marah bila dinamai bodoh.

 

32.     Sebagian mata terjaga saat mata-mata yang lain terpejam, memikirkan apakah sesuatu akan terjadi atau tidak akan terjadi. Tolaklah kecemasan dari dirimu sepenuh kemampuanmu. Memikul kecemasan adalah kegilaan.Tuhan yang mencukupi kebutuhanmu kemarin hari adalah Tuhan yang akan mencukupi kebutuhanmu esok hari.

 

33.     Orang pandai akan ditanya tentang hal yang ia tahu dan hal yang tak ia tahu; ia akan membuktikan apa yang ia tahu dan akan mempelajari apa yang tak ia tahu. Sedangkan orang bodoh, ia menolak mencari tahu dan enggan memberi tahu.

 

34.    Rezekimu tidaklah berkurang lantaran gerak lambat. Tidak pula bertambah lantaran kerja keras. Tidak ada kesedihan dan kebahagiaan yang kekal. Demikian pula sengsara dan lapang. Kau setara dengan raja dunia bila kau berhati kanaah.

 

35.   Orang bodoh berbicara kepadaku dengan segala kata kata hina. Aku enggan mela-yaninya. Ia bertambah kebodohannya. Sementara aku bertambah kelemah-lembutanku. Seperti kayu gaharu, semakin dibakar semakin semerbak wanginya.

 

36.    Masa itu ada dua: aman dan bahaya. Hidup itu ada dua: senang dan sengsara. Tidakkah kau lihat lautan; bangkai bangkai menyembul ke permukaannya, sementara mutiara bersemayam di dasarnya. Di langit ada bintang bintang tak terbilang, namun hanya matahari dan bulan yang mengalami gerhana.


37.     Katakan semaumu saat mencela harga diriku. Diamku terhadap pencela adalah jawa-ban. Bukan aku tak punya jawaban. Gonggongan anjing bagi seekor singa takkan membahayakan.

 

38.     Orang yang tak mau mencicipi pahitnya mencari ilmu walau sesaat, ia akan meneng-gak hinanya kebodohan sepanjang hayat.

 

39.   Orang yang berilmu yang sejati adalah orang yang mengamalkan ilmunya, bukan yang hanya pandai berucap dan berkata. Pemimpin sejati adalah yang diteladani akhlaknya, bukan karena memimpin kaum dan bawahannya. Demikian pula orang kaya. Ia adalah yang puas dengan kondisinya, bukan karena kekuasaan dan hartanya.

 

40.    Kau bermaksiat kepada Tuhan, namun mengaku mencintaiNya. Ini mustahil secara logika! Andai cintamu benar, pastilah kau menaati-Nya. Sungguh, pecinta akan patuh kepada yang dicintai. Setiap hari Tuhan memberimu nikmat namun kau tak pernah mensyukurinya.

 

41.   Seorang budak adalah merdeka selama ia kanaah. Seorang merdeka adalah budak selama ia tamak. Bersikaplah kanaah dan janganlah tamak. Tak ada yang dapat membuat tercela selain sikap tamak.

 

42.   Tak ada yang dapat menggaruk kulitmu seperti yang dilakukan kukumu. Maka, urus-lah secara mandiri semua urusanmu. Jika pun kau butuh bantuan, mintalah kepada orang yang mengerti kapasitasmu.

 

43.     Adalah musibah besar, yaitu orang berilmu yang tak bermoral. Yang lebih besar dari-pada itu adalah orang bodoh yang beribadah. Mereka merupakan fitnah besar dunia bagi siapa saja yang mengikuti mereka dalam urusan agama.

 

44.   Jika kau ingin hidup sentosa, agamamu sempurna, dan kehormatanmu terjaga, ja-nganlah mulutmu berucap buruk. Setiap engkau memiliki keburukan dan setiap orang memiliki mulut. Jika kedua matamu memperlihatkan aib-aib kepadamu, abaikan. Dan katakan, “wahai mata, orang lain juga punya mata.” Bergaullah dengan baik. Maafkan orang yang memusuhimu. Lawanlah ia, asal dengan cara yang lebih baik.

 

45.     Jagalah mulutmu, hai manusia; jangan sampai ia menyengatmu! Ia benar benar ibarat ular berbisa. Betapa banyak orang mati di kuburan lantaran mulutnya. Padahal dahulu para pahlawan takut menghadapinya.

 

46.   Aku bertawakkal kepada Alla perihal rezekiku. Aku yakin bahwa Allah lah pemberi rezekiku. Yang menjadi rezekiku tak akan luput dariku, walaupun berada di dalam lautan terdalam. Allah akan mendatangkannya dengan karunia-Nya, sekalipun mulutku tak menyampaikan permohonan. Maka, dalam hal apa lagi jiwa ini terbelenggu kesedihan, sedangkan Tuhan membagi bagi rezeki segenap ciptaan?!

 

47.    Jagalah diri dan bawalah pada sesuatu yang dapat menjadikannya indah, niscaya kau hidup sentosa dan dipuja. Jangan memperlakukan orang lain kecuali dengan cara yang mulia, baik ketika bencana menjauh ataupun sahabat dekat berpaling muka. Betapa banyak sahabat saat kau menghitungnya. Namun, menjadi sedikit kala musibah menimpa.

 

48.   Kulihat pemilik ilmu tampak mulia meskipun dilahirkan oleh orang tua orang tua hina. Ilmu senantiasa mengangkat derajat pemiliknya, hingga kaum yang muliapun menghormatinya. Mereka mengikutinya pada setiap kondisi, seperti penggembala domba yang diikuti ternaknya. Andai bukan karena ilmu niscaya orang orang takkan bahagia. Halal dan harampun tak ada yang mengetahuinya.


49.     Seseorang tidak akan menguasai semua ilmu. Tidak! Sekalipun seribu tahun ia meng-usahakannya. Ilmu adalah lautan dalam. Ambillah yang terbaik saja dari setiap sesuatu.

 

50. Tak usah kau tanggapi apabila orang bodoh bicara. Diam lebih baik daripada me-nanggapinya. Kau membuatnya lega jika kau meladeninya. Dia akan mati kutu bila kau meninggalkannya.

 

51.   Apabila ilmu seorang pemuda tidak menambah hidayah hatinya, tidak menambah lembut perilakunya, tidak menamnbah indah pada akhlaknya, maka berilah kabar bahwa Allah telah menimpakan petaka padanya. Denganya ia akan disiksa seperti penyembah berhala.

 

52.  Jika kau ingin meminjam harta guna memenuhi selera nafsu pada masa sulit maka mintalah nafsumu untuk bersabar dan tenang hingga tiba masa mudah. Jika nafsu sabar, kau orang kaya. Jika tidak sabar maka setiap yang terlarang akan selalu memiliki alasan.

 

53.  Ada kebaikan di balik hal hal yang menyakitkan. Saat saat sengsara hanyalah se-mentara. Melarat dan makmur tidaklah kekal. Bila malam pulang, siang pun datang.

 

54.  Kudapati diamku sebagai perdagangan; aku pun menekuninya. Jika tak mendapat keuntungan, aku pun takkan rugi. Diam tak lain adalah dagangan. Pedagangnya mengungguli seluruh para pedagang.

 

55.     Apabila seseorang mengumbar rahasianya sendiri, namun mencela orang lain atas hal itu, maka betapa dungu ia. Jika dada seseorang sesak karena menyimpan rahasianya sendiri maka dada orang yang dititipinya tentu akan lebih sesak.

 

56.  Kebodohan merendahkan setiap yang luhur, pengetahuan mengangkat setiap yang tersembunyi.

 

57.   Wahai yang merasa mulia dengan dunia dan hiasannya, bangunan dan yang mem-bangunnya pasti akan binasa. Siapa yang kemuliaannya adalah dunia dan hiasannya maka kemuliaannya itu akan segera hilang nan fana. Ketahuilah, jika harta simpanan bumi adalah emas maka jadikanlah harta simpananmu adalah iman dan takwa.

 

58.    Orang yang memiliki ilmu lalu menyerahkan ilmu itu kepada orang yang tidak tepat maka ia telah mendzalimi ilmu itu. Ia tak ubahnya orang yang membuat bangunan, kala telah rampung bangunan yang diinginkannya, ia lalu merubuhkannya.

 

59.   Tiang kebaikan bagi kami ada empat ungkapan sebagaimana yang telah Nabi sab-dakan: takutlah akan perkara syubhat, zuhudlah, tinggalkan hal yang tak bermanfaat bagimu, dan beramallah disertai niat.

 

60.  Jika kau khawatir ujub atas amalmu maka ingatlah: ridha siapa yang kau cari; anugerah apa yang kau kehendaki; dari siksa apa kau lari; kesehatan apa yang kau syukuri. Jika kau merenungi salah satunya, maka amal yang kau kerjakan akan tampak kecil.

 

61.    Angan-angan menebas leher; seperti fatamorgana yang menipu orang yang melihatnya dan mengecewakan orang yang mengharapkannya.

 

62.      Orang yang paling mulia adalah yang tidak melihat kemuliaannya. Orang yang paling utama adalah yang tidak melihat keutamaannya.

 

63.   Tiga amal baik paling berat: bermurah hati saat kekurangan, bersikap warak dalam kesendirian, menyampaikan kebenaran di hadapan orang yang ditakuti dan diharapkan.


64.   Pangkal ilmu adalah ketelitian dan buahnya adalah keselamatan. Pangkal warak adalah kanaah dan buahnya adalah ketenangan. Pangkal kesabaran adalah keteguhan dan buahnya adalah kemenangan. Pangkal amal adalah taufik dan buahnya adalah kesuksesan. Puncak setiap hal adalah ketulusan.

 

65.   Orang yang paling dzalim kepada dirinya sendiri adalah yang bersikap rendah hati kepada orang yang tidak menghormatinya dan mengiba kepada orang yang tidak memberinya kebaikan apa apa.Orang yang paling dzalim kepada dirinya sendiri adalah yang berharap kasih sayang dari orang yang tidak menghargainya.

 

66.   Orang yang paling dzalim kepada dirinya sendiri adalah yang apabila reputasinya naik, ia menjauhi kerabatnya, tidak mengakui sahabatnya, memandang rendah orang orang mulia, dan sombong kepada orang orang yang semestinya dihormati.

 

67.      Ada dusta yang samar, yaitu saat seseorang menyampaikan informasi dari orang yang tidak diketahui kredibilitasnya.

 

68.     Kita mencela zaman kita, padahal cela itu ada pada diri kita. Kitalah yang menjadi cela bagi zaman kita. Kita mencari zaman tak berdosa, Andai zaman itu bisa bicara, niscaya kitalah yang dicacinya.

 

69.   Haram bagi kalian berfatwa dengan pendapatku atau semacamnya kecuali kalian yakin ada kebenaran dan ketepatan dalam pendapatku itu.

 

70.    Kau takkan mampu membuat senang semua orang senang. Karenanya, perbaiki saja hubunganmu dengan Allah dan tak usah pedulikan mereka.

 

71.      Rendah hati melahirkan cinta. Kanaah melahirkan kenyamanan.

 

72.     Kebaikan dunia dan akhirat ada pada lima hal: kaya jiwa, menahan diri dari menya-kiti, usaha yang halal, berpakaian ketakwaan, percaya kepada Allah dalam setiap keadaan.

 

73.     Tidak ada yang lebih bisa menghiasi ulama daripada kefakiran dan kanaah yang dite-rima dengan ridha.

 

74.  Permata seseorang ada di tiga hal: (1) menyembunyikan kemiskinan sehingga mereka menyangka kau orang kaya karena kau tak meminta minta; (2) memendam amarah sehingga mereka mengira kau sedang senang; (3) menutup nutupi kesulitan, sehingga mereka mengira kau bahagia.

 

75.    Imam Syafi’i ditanya, “Hal hal apakah yang paling menjatuhkan harga diri?” Beliau menjawab, “Banyak bicara, menebar rahasia, dan mudah percaua kepada siapa saja.

 

76.    Hal  merugikan  menjadi  orang bodoh adalah kemampuannya berpikir yang sedikit. Hal merugikan menjadi orang alim adalah tak punya banyak kawan. Yang lebih merugikan ketimbang keduanya adalah seseorang menjadikan orang bodoh sebagai teman.

 

77.   Bagi orang bodoh ilmu adalah kebodohan sebagaimana bagi orang alim kebodohan adalah kebodohan. Dan termasuk merendahkan ilmu adalah jika kau melayani debat setiap orang yang mendebatmu.

 

78.   Siapa yang menginginkan dunia maka hendaklah dengan ilmu. Siapa yang meng-inginkan akhirat maka hendaklah dengan ilmu.

 

79.   Siapa yang dibuat marah namun tidak marah maka dia himar. Siapa yang dimintai ridha namun tak mau meridhai maka dia syaitan.

 

80.   Siapa yang menawarkan diri melampaui batas wajar, Allah akan mengembalikan ia pada nilai yang wajar.

 

81.   Siapa yang memiliki tiga sifat ini maka ia telah menyempurnakan imannya: (1) meme-rintahkan berbuat baik dan ia sendiri mengerjakannya; (2) mencegah kemungkaran, dan ia sendiri menjauhinya; (3) menjaga batasan aturan Allah.

 

82.     Tak ada yang lebih baik perihal mendekatkan diri kepada Allah setelah ibadah ibadah fardhu selain mencari ilmu.

 

83.  Seseorang yang menasehati saudaranya secara sembunyi sembunyi maka ia benar benar menasehati dan memperbaikinya. Seseorang yang menasehatinya di hadapan banyak orang maka ia telah mencemarkan nama baiknya dan menghinakannya.

 

84.   Orang yang mendengar dengan telinganya akan menjadi pencerita. Orang yang me-nyimak dengan hatinya akan menjadi orang yang mengerti. Orang yang menasehati dengan perbuatannya akan menjadi pemberi petunjuk.

 

85.    Seseorang bijak berkirim surat kepada seorang bijak lainnya. “Saudaraku! Kau telah diberi ilmu. Janganlah kau nodai ilmu mu dengan dosa yang kelam. Jika tidak, kau akan berada dalam kegelapan saat para ahli ilmu berjalan dengan cahaya ilmu mereka.”

 

86.  Bila aku mendebat seseorang, aku sangat berharap Allah menampakkan kebenaran pada dirinya. Perdebatan dalam ilmu dapat mengeraskan hati dan menimbulkan dengki.

 

87.   Siapa  yang  ingin  meraih  husnul khatimah  maka berprasangka baiklah kepada sesama.

 

88.        Siapa yang menyimpan rahasianya ia menguasai persoalannya.

 

89.     Aku tak pernah berbohong sama sekali. Aku tak pernah bersumpah atas nama Allah, baik untuk kejujuran maupun kebohongan.

 

90.  Belajarlah, karena tidak seorang pun yang dilahirkan dalam keadaan berilmu dan tidaklah orang yang berilmu seperti orang yang bodoh. Sesungguhnya, suatu kaum yang besar tetapi tidak memiliki ilmu sebenarnya kaum itu adalah kecil jika terluput darinya keagungan (ilmu). Dan sesungguhnya kaum yang kecil jika memiliki ilmu pada hakikatnya mereka adalah kaum yang besar jika perkumpulan mereka selalu dalam ilmu.

 

91.    Kau takkan bisa menyenangkan orang orang walaupun kau berusaha sekuat tenaga. Maka, ikhlaskan amal dan niatmu hanya untuk Allah.

 

92.   Hal yang paling jelas pada diri manusia adalah kelemahannya. Maka, barangsiapa yang menyaksikan kelemahan dirinya niscaya ia mencapai keistikhamahan bersama Allah.

 

93.     Berteman dengan orang yang tidak takut aib akan menjadi aib pada hari kiamat kelak.

 

94.        Iman itu berupa ucapan dan perbuatan. Bisa bertambah dan berkurang.

 

95.  Seburuk-buruk bekal menuju akhirat adalah dzalim kepada hamba Allah. Dan menjauhi maksiat dan meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat dapat menerangi hati.

 

96.    Ilmu adalah apa yang bermanfaat, bukan apa yang dihafal. Sebagaimana unta, ilmu juga bisa kabur. Maka, jadikanlah buku sebagai penjaganya dan pena sebagai pengembalanya.

 

97.  Argumentasi terbaik adalah yang substansinya cemerlang, strukturnya kukuh, dan orang orang senang mendengarnya.

 

98.   Rapikanlah bajumu semampumu. Sebab, ia hiasan orang orang. Dengan itu, kau disukai dan dihargai. Jangan berpakaian buruk dengan dalih tawaddu, karena Allah tahu apa yang kau sembunyikan. Baju barumu tidak akan merugikanmu jika kau takut kepada Tuhan dan menjauhi laranganNya. Baju lusuhmu tidak akan menambah derajat di sisiNya jika kau seorang pendosa.

 

99.  Apabila kau berlumur aib dan ingin menutupinya, maka tutupilah dirimu dengan kedermawanan. Karena, konon, kedermawanan dapat menutup segala cela.

 

100. Ketahuilah, saudaraku, setiap  musibah  yang  pahalanya tidak di dapat oleh si penderita maka itulah musibah terbesar.

 

101. Ilmu adalah apa yang masuk ke kamar mandi bersama pemiliknya. Ilmu adalah kehormatan diri bagi orang yang tak punya kehormatan diri.

 

102. Shalat adalah keterputusan sekaligus ketersambungan. Orang yang dalam shalatnya terputus dari selain Allah maka ia tersambung dengan Allah.

 

103.   Siapa yang tidak menjadi mulia oleh ketakwaan maka tak ada kemuliaan baginya.

 

104. Pusaka paling berguna adalah ketakwaan. Pusaka paling berbahaya adalah per-musuhan.

 

105. Apabila engkau membicarakan sesuatu yang tidak berguna, niscaya kata kata akan menguasaimu dan engkau tak dapat menguasainya.

 

106. Mengatur manusia lebih sukar daripada mengarur hewan. Orang yang cerdas ialah yang dicegah oleh akalnya dari segala hal yang tercela.

 

107.  Empat rukun kehormatan diri: baik budi pekerti, murah hati, rendah hati, dan ibadah sepenuh hati.

 

108. Empat syarat kesempurnaan seseorang: keagamaan, kejujuran, menjaga nama baik dan ketabahan.

 

109.  Belajarlah dari orang orang yang lebih pandai ketimbang kalian. Ajarilah orang yang tak lebih pandai ketimbang kalian. Dengan begitu, niscaya kalian akan mengetahui apa yang belum kalian ketahui dan akan hafal apa yang telah kalian ketahui.

 

110.   Siapa yang mengaku melihat jin maka kami gugurkan persaksiannya. Allah berfirman, “…….Sesungguhnya ia dan pengikut pengikutnya melihat kalian dari tempat kalian tidak bisa melihat mereka. (surat Al A’raf (7) ayat 27)

 

111. Membenarkan fitnah lebih berbahaya daripada fitnah itu sendiri. Fitnah hanyalah petunjuk, sedangkan membenarkannya merupakan persetujuan. Tidaklah sama antara orang yang menunjukkan sesuatu dan orang yang membenarkan dan menyetujui sesuatu.

 

112. Aku dianugerahi rasa suka kepada tiga hal: bergaul ramah dengan sesama, tidak melakukan sesuatu secara terpaksa, dan mengikuti jalan tasawuf.


113.   Bila ingin berbicara, berpikirlah dahulu. Jika nyata adanya maslahat, bicaralah. Jika masih ragu, diamlah hingga jelas maslahatnya.

 

114.   Akal ada batasnya. Sebagaimana pandangan juga ada batasnya.

 

115.   Rendah hati adalah akhlak kaum bermartabat, tinggi hati adalah tabiat para penjahat.

 

116.   Pendengki akan panjang penyesalannya dan kehilangan martabatnya.

 

117. Hindarkanlah  telinga  kalian  dari mendengar kebohongan sebagaimana meng-hindarkan lidah kalian dari mengucapkannya, karena yang tekun mendengar serupa dengan yang berucap.

 

118. Siapa yang mendengar dengan kedua telinganya, dia akan menirukan dengan baik. Siapa yang mendengar dengan hatinya, dia akan menjadi penganjur kebaikan, dan siapa yang menganjurkan kebaikan menggunakan akalnya, maka sungguh dialah pemberi petunjuk.

 

119. Melapangkan dada dan menceriakan secara berlebihan, mengundak sikap buruk orang orang picik, sedangkan menyempitkan dada dan mengerutkan kening, mengundang kebencian siapapun, karena itu pilihlah moderasi antar keduanya.

 

120. Kepuasan semua orang adalah batas yang tak tercapai. Maka carilah yang merupakan kemaslahatanmu dunia dan akhirat.

 

121. Apabila seseorang akan bicara, ia harus berpikir terlebih dahulu. Apabila telah jelas bahwa ucapannya tidak akan memudharatkan, berbicaralah. Dan apabila telah jelas bahwa ucapannya akan membawa kemudharatan, atau ia ragu tentang bahayanya, maka diamlah.

 

122.   Siapa yang menasehati temannya dengan rahasia, sesungguhnya ia telah menasehati dan menghiasinya, dan siapa yang menasehatinya dengan terang-terangan, sesungguhnya ia telah mempermalukan dan merusaknya.

 

123. Orang berilmu bertanya mengenai perkara yang dia sudah tahu dan perkara yang belum diketahuinya. Dengan cara itu, dia dapat menguatkan ilmu yang sudah ada dan dapat menimba ilmu yang belum diketahui. Adapun orang bodoh, selalu menjauhkan diri dari menerima ilmu dan berhenti belajar.

 

124. Kesempurnaan seorang hamba terletak pada kesempurnaan dua kekuatannya, yaitu kekuatan dalam berilmu dan kekuatan dalam beramal. Sebagaimana manusia butuh untuk menyempurnakan dirinya, ia pun butuh untuk menyempurnakan orang lain, yaitu saling menasehati dalam kebenaran dan landasan untuk melakukan hal itu adalah kesabaran.

 

125.   Jadilah lelaki tegas dalam musibah, yang cirinya kehalusan dan kejujuran. Jika aibmu menggunung di mata manusia, dan kamu ingin menutupinya, tutupilah dengan kedermawanan. Kedemawananlah, kata orang, yang bisa menutup segala cacat.

 

126.  Barangsiapa mempelajari AlQuran, tinggilah nilai dirinya. Barangsiapa mempelajari ilmu fiqih, mulialah kedudukannya. Barangsiapa menulis hadits, kuatlah hujjahnya. Barangsiapa mempelajari aritmatika, cemerlanglah pikirannya. Barangsiapa mempelajari bahasa Arab, haluslah perangainy. Dan barangsiapa tidak bisa memelihara dirinya, semua ilmunya tidak akan bermanfaat.

 

127. Mencintai wanita adalah awal dari sebuah derita, benarkah? Bukan wanita yang membuat derita. Mencintai wanita yang tidak mencintaimulah yang menciptakan derita bagimu.


128.   Kebaikan itu ada pada lima perkara, yaitu: (a) mampu menjaga diri; (b) menjauhkan diri dari menyakiti orang lain; (c) menggunakan rezeki yang halal; (d) berserah diri kepada Allah; dan (e) meyakini semua kekuasaan Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar