1. Kebaikan
adalah cahaya dalam hati dan kekuatan dalam tubuh dan membuka pintu rezeki.
Keburukan adalah kegelapan dalam hati
dan kelemahan dalam tubuh serta mempersulit datangnya rezeki.
2. Kesabaran
adalah salah satu harta karun kebaikan. Tidaklah diberikan oleh Allah ta’ala
kecuali kepada hamba-Nya yang mulia.
3. Orang yang mengungkit saudaranya yang pernah melakukan
perbuatan dosa dan sudah ditinggalkannya, maka Allah akan menguji orang yang
mencela itu dengan melakukan dosa yang sama.
4. Carilah
kemanisan dalam tiga hal, yaitu dalam shalat, dzikir dan tilawatil qur’an. Jika
anda merasakannya, maka teruskanlah dan berbahagialah anda. Jika anda tidak
merasakan kemanisannya, maka ketahuilah bahwa pintu anda tertutup, maka
berusahalah untuk membukanya.
5. Hasan
al Bashri berkomentar tentang Umar bin Abdul Azis: Aku melihat, setiap Umar
melangkah, pasti ada niat dan tujuan di setiap langkah langkahnya.
6. Bahwa orang yang berakal itu senantiasa membiasakan
dengan dzikir dan pikir dan dengan pikir atas dzikir, sehingga mereka itu
bertutur kata dengan hatinya lalu hati itu bertutur kata dengan hikmah.
7. Sangat
mengherankan lisan yang mengajak (orang kepada kebaikan), hati yang mengetahui
(kebaikan), tetapi perbuatannya menyelisihinya (perkataan dan bathinnya).
8. Alangkah
indahnya perkataan seorang penyair yang menjelaskan besarnya fitnah seorang
yang berilmu tetapi tidak mengamalkan ilmunya.
9. Akhlak
yang baik adalah wajah berseri seri, kemurahan hati, dan menahan diri dari
perbuatan yang menyakiti orang lain.
10. Apabila engkau
mendapatkan perkataan baik dari seseorang, tunggulah sebentar. Jika ia
menyesuaikan perilaku dengan perkataannya, itulah kenikmatan terindah.
Jadikanlah ia saudaramu, cintai dan kasihi ia. Akan tetapi, jika perkataannya
tidak sesuai dengan perbuatannya, apalagi yang tersembunyi darinya kepadamu?
Hati-hatilah kepadanya. Jangan sampai ia menipumu.
11. Ahli shalat tahajjud
itu wajahnya enak dipandang mata. Bagaimana tidak, mereka telah berkhalwat (khalwat adalah menarik diri dari keramaian
dan menyepi untuk mendekatkan diri
kepada Allah) dengan yang Maha Rahman, kemudian Dia memberikan cahaya-Nya
kepada orang tersebut.
12. Kesabaran itu salah
satu dari berbagai harta simpanan yang baik. Allah tidak memberikannya kecuali
kepada hamba yang mulia di sisi-Nya.
13. Ketika badan sehat
dan hati senang, semua orang mengaku beriman. Namun setelah datang cobaan
barulah diketahui benar tidaknya pengakuan itu. Orang yang ingin permintaanya
cepat dikabul dan tidak sabar menunggu, itulah orang yang lemah iman.
14. Seorang Mukmin adalah
pemimpin bagi dirinya dan selalu menghisab dirinya. Sesungguhnya, Allah akan
meringankan hisab di akhirat atas suatu kaum, karena hisab yang mereka lakukan
di dunia.
15. Kerusakan besar bila
seorang ulama tidak mengamalkan ilmunya. Lebih besar daripada itu adalah orang
bodoh yang ahli ibadah. Keduanya menjadi fitnah besar di dunia dan akhirat,
yaitu bagi mereka yang dalam agamanya berpegang pada keduanya.
16. Jangan tentukan harga
dirimu, kecuali dengan syurga. Jiwa orang yang beriman itu mahal, tapi sebagian
dari mereka justru menjualnya dengan harga murah.
17. Jika seseorang hamba
benar benar memberikan tempat kepada Allah dalam hatinya, maka Allah akan
memberikan tempat baginya di dalam hati sesamanya. Barangsiapa memuliakan
Allah, niscaya Allah akan memuliakannya. Barangsiapa menghinakan Allah, niscaya
Allah akan menghinakannya.
18. Allah merahmati
seorang hamba yang berhenti saat terlintas keinginannya. Jika itu dilakukan
untuk Allah, maka ia lanjutkan, jika tidak, ia tunda.
19. Seorang hamba masih
dalam keadaan baik selama ia menyadari dan mengetahui sesuatu yang merusak amal
amalnya.
20. Wahai saudaraku,
tinggikan dan muliakanlah perintah Allah dimana saja. Niscaya Allah akan
menjadikanmu mulia di mana saja engkau berada.
21. Tidaklah fajar hari
ini terbit, kecuali ia akan memanggil, “Hai anak Adam, aku adalah ciptaanmu
yang baru dan aku menjadi saksi atas pekerjaanmu. Maka mintalah bekal kepadaku,
karena aku tidak akan kembali hingga hari Kiamat apabila aku telah berlalu.”
22. Sesungguhnya, engkau
hanyalah kumpulan hari hari, setiap kalian berlalu akan berlalu pula bagian dari usiamu.
23. Waspadalah engkau
dari menunda pekerjaan, karena engkau berada pada hari ini bukan pada hari
esok. Kalaulah esok hari menjadi milikmu, jadilah engkau seperti pada hari ini.
Kalau esok tidak menjadi milikmu, niscaya engkau tidak akan menyesali apa yang
telah berlalu dari harimu.
24. Hari kemarin yang
sudah berlalu, kita tidak mungkin lagi untuk mengubahnya. Hari esok di hadapan,
kita tidak tahu apakah kita masih memiliki kesempatan di dalamnya. Dan hari
ini, kesempatan bagi kita untuk beramal shaleh, beramallah sebanyak banyaknya.
25. Perbanyak istighfar
di mana pun kalian berada, karena sesungguhnya kalian tidak mengetahui kapan
turunnya ampunan Allah.
26. Menyebarkan kebaikan
lebih baik daripada diam. Dan, diam itu lebih baik dibandingkan menyebarkan
kejelekan.
27. Andai tidak ada orang
orang berilmu, niscaya manusia takkan jauh beda dengan binatang.
28. Siksa bagi orang alim
itu adalah matinya hati. Bagiamana matinya hati itu? Mencari dunia dengan
menjual amal akhirat.
29. Zuhud itu bukan
mengabaikan dunia, mengharamkan yang halal, menyianyiakan harta. Zuhud itu
adalah lebih meyakini apa yang ada dalam genggaman Allah daripada apa yang ada
di tanganmu.
30. Seorang mukmin merasa
risau di pagi dan sore hari, dan memang sudah seharusnya begitu, karena ia
berada di antara dua hal yang mengkhawatirkan. Antara dosa yang telah lalu, ia
tidak tahu apa yang Allah putuskan. Dan antara usia yang tersisa, ia tidak tahu
musibah apalagi yang akan menimpanya.
31. Seorang mukmin pasti
tidak akan luput dari dosa. Namun, ia akan selalu merasa sedih karena dosa yang
ia perbuat, sampai akhirnya ia masuk syurga.
32. Seseorang tidak bisa
dipegang amanahnya sehingga lurus lisannya, dan dia tidak tidak lurus lisannya
sehingga lurus hatinya.
33. Aku tidak pernah
menemukan amal ibadah yang lebih dahsyat daripada shalat di tengah malam.
34. Nilailah orang dengan
amal perbuatannya jangan dengan ucapannya. Sesungguhnya, semua ucapan itu pasti
ada buktinya. Berupa amal yang membenarkan ucapan tersebut atau mendustakannya.
Jika engkau mendengar ucapan yang bagus, jangan tergesa gesa menilai orang yang
mengucapkannya sebagai orang yang bagus. Jika ternyata ucapannya itu sejalan
dengan perbuatannya itulah sebaik baik manusia.
35. Jika aku melihat
keburukan pada orang lain, aku berusaha menghindarinya. Jika aku melihat
kebaikan pada orang lain, aku berusaha mengikutinya. Dengan cara itulah aku
mendidik diriku sendiri.
36. Banyak orang yang
menuntut ilmu, tetapi yang mereka tuju bukan Allah dan tidak pula apa yang ada
di sisi-Nya. Ilmu pun tidak akan ada pada mereka sampai mereka menuju (berniat)
karena Allah dan apa yang ada di sisi-Nya.
37. Orang yang berilmu
selalu membiasakan dzikir dalam pikir dan berpikir dalam dzikir, serta selalu
berdialog dengan hati sehingga kata kata mereka penuh dengan hikmah.
38. Ada orang yang
meremehkan Allah sehingga Allah pun meremehkan mereka. Sekiranya mereka
memuliakan Allah, niscaya Allah pun akan melindungi mereka.
39. Berhati-hatilah
engkau, sesungguhnya Allah melaknat orang orang yang tidak mempercayai
jaminan-Nya dalam urusan rezeki.
40. Tiada lagi yang
tersisa dari kenikmatan hidup, kecuali tiga hal, yaitu: (a) saudara yang kau
selalu mendapat kebaikannya, jika engkau menyimpang ia meluruskanmu; (b) shalat
dalam keberhimpunan (jasad, hati dan pikiran) engkau terlindungi dari
melupakannya dan kau penuh meliput ganjarannya; (c) cukuplah kebahagiaan hidup
dicapai, apabila kelak tidak seorang pun memiliki celah untuk menuntutmu pada
hari kiamat.
41. Seorang mukmin itu
bagaikan cermin bagi saudaranya, jika ia melihat ada yang tidak disenanginya;
ia meluruskannya, membenarkannya, mewaspadainya, dan menjaganya, baik dalam
keadaan tersembunyi maupun terang terangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar