DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG
1. Sungguh
begitu kuat “keinginan” dalam diriku. Tapi aku sadar “keadaan” diriku.
Karenanya, aku sandarkan semua kepada kehendak-Nya, menentukan yang terbaik
bagi diriku.
2. Yang
engkau cari “di luar sana” sebenarnya ada di “dalam rumahmu” sendiri. Dia ha-nya
menghendakimu bersungguh sungguh menemukan-Nya.
3. Kadang
demi “subur”nya “bumi”, “langit” hadirkan “tangisan’nya. Tandanya, “awan gelap”
menutupi “terang”nya cahaya “matahari”. Begitulah kelembutan-Nya hadir.
4. Saat sakit yang manispun akan terasa pahit. Hanya yang mendambakan kesembuhan yang
tidak memperdulikan beratnya pengobatan.
5. Ibrahim,
tidak mencari-Nya, tetapi telah menemukan-Nya lebih dahulu. Perjalanan
pencariannya hanyalah upaya pembuktian atas kebenaran keyakinannya tentang Dia.
6. Engkau hanya perlu membuka dan menyuburkan tanahmu untuk menumbuhkan benih yang telah
disediakan-Nya. Engkau akan menikmati buahnya tanpa henti.
7. Engkau
sangat memerlukan “cermin” besar yang memudahkanmu memandang “wajah” ruhanimu.
Bila di sini samar, “gambar” mu akan terlihat jelas di sana, dalam
pandangan-Nya.
8. Ikhlas
adalah rahasia antara dirimu dan diri-Nya. Yang dapat dikenali manusia hanyalah
“tanda”nya. Karenanya, biarkanlah seperti apa ada-Nya.
9. Kembalilah
pada apa yang telah kamu miliki. Sadarilah bahwa “datang” dan “perginya” dirimu
senantiasa dalam kesendirian.
10. Mereka
yang ingin sembuh tidak akan memperdulikan pahitnya obat. Dan yang sembuh akan
menjaganya hingga datang saat pertemuan besar dengan Sang Maha Benar.
11. Seperti
rajawali, aku akan terus kepakkan kedua sayapku. Meski sering kali panah
takdirnya melukaiku. Bila mati, itulah saatnya berhenti.
12. Jagalah
hatimu tetap jernih, bercahaya, lembut, dan penuh kasih sayang. Ikatlah dengan
dzikir dan semayamkan dalam hatimu sempurnanya “asma suci” ilahi.
13. Kedudukanmu
di sisi-Nya selaras dengan kedudukan-Nya dalam pandanganmu. Lalu bagaimana
engkau merasakan kehadiran-Nya, sementara diri ini tidak pernah hadir di
majelis-Nya?
14. Betapa
“indahnya” bila kita mampu “berpuasa” pada saat kebanyakan orang sedang
“berpesta”. Kehidupan selalu menampilkan “ironi”. Dalam satu waktu, hadir dua
keadaan yang sangat berlawanan.
15. Sekian
lama aku “tenggelam” di kedalaman “samudra”. Hingga aku tidak terbiasa
“berenang” di permukaan. Benturan “ombak” kadang membuatku “lelah”. Adakah
pilihan lain?
16. Aku
adalah tunas yang sedang mencoba tumbuh berkembang di pelataran kehidupan. Aku
mesti pasrah pada apa saja yang terjadi meskipun terancam oleh injakan kaki
kaki keangkuhan.
17. Sahabat,
aku ini hanyalah biji yang tertanan lama di kedalaman tanah. Seperti bakal
tunas, aku sedang berusaha sekuatnya untuk dapat menembus kerasnya tanah agar
dapat muncul ke permukaan.
18. Aku
tidak mengetahui tentangmu (kekurangan, kelemahan, aib/cela, dan sifat sifat
buruk) kecuali sedikit dari-Nya. Karena aku tak pernah berkuasa mengubah
takdirmu.
19. Aku
bukanlah harimau yang akan menerkammu! Aku hanyalah rajawali yang terus
mengawasi dan memburu binatang beracun di sekelilingmu.
20. Berikanlah
sepenuhnya hatimu, untuk cinta dan kebenaran agar kau dapatkan sempurnanya
kebahagiaan. Karena, kadar penerimaanmu sesuai dengan pemberianmu.
21. Kita
hanya akan menemukan hidayah-Nya bila kita mau memulai perjalanan menuju-Nya.
Memang lautan ilmu-Nya tak mudah diarungi, tetapi kesungguhan akan membuat kita
sampai juga.
22. Dokter
yang arif tidak akan sepenuhnya membuka penyakit pasiennya. Memang obat yang
diberikannya lebih banyak terasa pahit, Bahkan sering kali menimbulkan efek
tidak mengenakkan, tetapi itulah jalan kesembuhan.
23. Tanda
cintamu pada-Nya adalah saat tidak ada lagi ketakutan pada dirimu untuk
berkorban karena Dia. Sebab pengorbananmu adalah bukti dekatnya hubunganmu
dengan-Nya.
24. Bila
dzikirmu telah jadi nafas hidup dan doamu telah jadi ruhnya, tanda bahwa
keutamaan sudah meliputimu. Kini engkau telah memiliki sebagian kunci
perbendaharaan-Nya.
25. Puasa
dengan ajaran taqwanya sesungguhnya melatih kita untuk jujur kepada diri
sendiri. Jujur kepada Allah berarti juga jujur kepada diri sendiri. Jika kita
menyadari adanya Tuhan dan menyadari hadirnya Tuhan dalam hidup, maka akan
menimbulkan sikap jujur kepada diri sendiri, selanjutnya kepada orang lain.
26. Manusia
kadang tidak menyadari bahwa dirinya setiap hari diuji dan diperingatkan oleh
Allah sehingga setiap kejadian yang menimpa diri kita bukanlah kebetulan atau
sia-sia belaka. Jika manusia tidak pernah ditimpa kesulitan sedikitpun di
dunia, ia tentu akan menjadi sombong dan takabur. Allah sengaja memberikan
musibah, ujian, cobaan kepada manusia sebagai penawar dari penyakit hati yang
bisa membawa manusia ke dalam kehancuran baik di dunia maupun di akhirat.
27. Anda
akan selamat apabila Anda dapat menaklukkan hawa nafsu Anda dan membawanya
kepada apa apa yang dikehendaki oleh Rabb Anda.
28. Cerdiklah
menghadapi fitnah. Ubahlah menjadi bait-bait hikmah. Bila fitnah dihadapi
dengan gegabah, buah akan berubah jadi sampah.
29. Allah
hanya menerima persahabatan dan persaudaraan dalam mawaddah serta menolak
setiap persahabatan dan persaudaraan dalam ‘adawah.
30. Keenggananmu
berkorban demi sang Kekasih tanda bahwa hatimu masih mendua. Sebab, yang
mencintai-Nya akan mempersembahkan yang terbaik bagi-Nya.
31. Jika ingin memanen buah cinta-Nya, maka tanamlah biji
rahmat-Nya. Rawatlah dengan kesabaran. Sirami dengan kasih sayang. Pagari
dengan keikhlasan. Pupuklah dengan keridhaan. Jaga terus dengan dzikir dan doa.
32. Saat
mata syahwat jelas melihat, mata hati buta melihat. Betapa berat akibat maksiat
yang diperbuat. Saat sadar dalam taubat, tidak ada yang lebih nikmat daripada
heningnya munajat.
33. Mataku
mata rajawali. Aku melihatmu dengan cahaya-Nya. Semua lebih jelas tentang
dirimu, tetapi itu pun sebatas apa yang diberikan-Nya kepadaku. Takdirmu tetap
berada dalam kuasa-Nya.
34. Takdir
dan manusia seperti siput dan cangkangnya. Kemanapun pergi takdir mengikuti
manusia. Bila sesekali siput melepaskan diri dari cangkangnya, semata karena
ada takdir tersembunyi yang mesti dipenuhi. Begitulah….
35. Jika
jiwa terjebak buruknya tabiat, segeralah bertaubat, karena saat tabir terangkat,
jiwa telah lama sekarat, memikul beban berat, merindukan hadirnya syafaat.
36. Kematian yang indah bila ia datang saat terhapus dosa dan
salah, terangkat semua beban masalah, terbebasnya orang lain dari dendam dan
amarah serta saat jiwa mencapai maqam muthmainnah.
37. Keikhlasanmu menjadi jalan terbukanya setiap karunia dari-Nya. Keridhaanmu adalah kunci
semua keberkahan dan keberlimpahan karunia-Nya.
38. Jadi
bergembiralah saudaraku! Dengan musibah sebenarnya Allah masih sayang kepada
kita. Dengan kesedihan sebenarnya Allah ingin menghapuskan dosa dosa kita.
Dengan kesulitan di dunia sebenarnya Allah ingin mempermudah hidup kita di
akhirat nanti.
39. Ujian
adalah alat ukur-Nya agar manusia senantiasa menyadari dan mengenal kekuatan
dirinya dalam memikul beban. Saat semua terasa berat, pertolongan-Nya semakin
dekat.
40. Keindahan
hidup dalam kebersamaan adalah ketika kita mampu bekerja sama dalam apa yang
kita sepakati, dan tetap menghargai dalam apa yang kita perselisihkan.
41. Satu
hari yang lalu, satu detik yang lalu adalah takdir. Kau tidak akan bisa
mengubahnya. Satu hari yang akan datang, satu detik yang akan datang adalah
harapan. Kau pasti akan dapat mengubahnya. Jadi yang terbaik adalah jalani saja
kehidupan Anda hari demi hari. Berdoalah dan bekerja dengan sekuat mungkin.
Berpikiranlah positif terhadap masa depan, tinggalkan masa lalu yang mungkin
kelam. Cobalah wujudkan takdir Anda dengan berbuat yang lebih baik. Itulah yang
akan menjadi takdir Anda esok hari.
42. Allah
memang sudah membuat ketentuan takdir diri kita, dan kita sama sekali tidak
mengetahui isinya. Manusialah yang akan mewujudkan takdirnya masing masing.
Kita baru mengetahui bahwa sesuatu telah menjadi takdir kita jika sudah
menjalaninya.
43. Orang
arif senantiasa membawa pena yang menggoreskan tinta hikmah. Orang bodoh
senantiasa membawa pedang untuk menumpahkan darah.
44. Kalimat
baik laksana embusan angin yang menyejukkan; kalimat buruk bagaikan amukan
badai yang memporakporandakan.
45. Dzikir
tidak hanya terbatas pada tasbih, tahmid, dan menyebut asmaul husna-Nya. Tapi
mencakup segala hal yang mengikat seseorang mukmin dengan Rabb-Nya dengan
ikatan ketaatan.
46. Diam
lebih baik diam daripada ucapan yang mengandung dosa. Karenanya, diamlah,
niscaya Anda akan selamat. Dan apabila Anda berkata, maka berkata adillah.
47. Seringkali apa yang benar dalam pandanganmu mengandung
kesalahan bagi orang lain. Apa yang orang lain yakini kebenarannya justru
mengidap kesalahan dalam pandanganmu. Maka berpihaklah kepada Allah dan
RasulNya.
48. Persembahanmu
yang terbaik kepada-Nya adalah hal wajar karena engkau akan mendapatkan ganti
berlipat dan harga sangat mahal dari-Nya.
49. Siapa
yang mengejar penghormatan makhluk aibnya akan ditampakkan oleh sang Khaliq.
Siapa yang mengejar popularitas (pamrih) di kalangan makhluk, kekurangannya
akan diperlihatkan oleh sang Khaliq.
50. Ada
empat hal yang termasuk prioritas yang harus dicapai seseorang, yaitu: (1)
ketaqwaan, yang berarti melakukan yang wajib dan menghindari yang haram; (2)
Wara’ yang artinya menyempurnakan ketaqwaan dengan meninggalkan yang haram dan
yang syubhat; (3) Zuhud, yang artinya meninggalkan apa yang tidak mendesak dan
tidak penting dalam lingkup ibadah kepada Allah; (4) Ibadah yang artinya
menggunakan hati dan anggota tubuhnya untuk berkhidmat kepada Allah.
51. Tidak
ada prestasi apapun yang hadir tanpa pertolongan-Nya. Semua harus disandarkan
pada-Nya sejak awal hingga akhir. Segeralah kembali kepada kesadaran awal akan
hidup.
52. Etos
kerja mulia berbasis nurani dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, karakter,
akhlak, dan etika seseorang dalam bekerja (bermuamalah) yang tak lepas dari
landasan ilmu pengetahuan dan nilai nilai spiritualitas yang bersumber dari
hati nurani.
53. Penyesalan orang orang yang terhalang dari
Allah itu ada tiga, yaitu: (1) orang yang begitu dalam penyesalannya
adalah seorang hamba yang semula berharap meninggal dalam keadaan Islam, lalu
saat kematiannya ia memperoleh suul khatimah; (2) seorang hamba yang pernah
berharap untuk bertaubat tapi ia terus melakukan kesalahan; (3) seorang hamba
yang berharap bisa bertemu dengan para wali Alalh tapi ia tidak bisa bertemu
dengan mereka.
54. Profesional
sukses dan mulia bukan hanya dinilai dari pencapaian karier, jabatan ataupun
hasil karya nyatanya, melainkan juga dapat menempatkan hatinya taqarrub menuju
sifat sifat kemuliaan Allah.
55. Profesional
yang berakhlak mulia, aplikasi nyatanya dalam kehidupan hadir melalui sikap
penuh kasih sayang, kepedulian kepada sesama, pemaaf, berlaku adil, suka
mengajak kepada kebenaran, senang melakukan kebaikan, dan hanya mencari keridhaan-Nya.
56. Konsep
diri positif akan mempengaruhi pikiran, sikap dan tindakan selalu ke arah sisi
positif, sehingga dapat membentuk karakter pribadi positif. Inilah yang pada
akhirnya akan menarik hasil yang positif.
57. Kejujuran
akan membawa ketenangan, sementara ketidakjujuran akan menimbulkan
keraguraguan.
58. Berani
jujur dalam bekerja dan berkarya nyata itu mencerminkan kecerdasan yang tinggi.
Bukan hanya kecerdasan pada dimensi
dunia, tetapi juga kecerdasan pada dimensi akhirat.
59. Kejujuran mengakui kekurangan diri menjadi pemicu
semangat berbenah menyempurnakan segala kekurangan diri. Ketidakjujuran
mengakui kelemahan diri menjadikan pribadi angkuh dan menipu diri sendiri.
60. Membangun
personal reputation sebagai pribadi jujur dan dipercaya mutlak diperlukan dalam
meraih sukses dan kemuliaan dalam karier,hidup, dan bisnis untuk jangka
panjang.
61. Jujur
merupakan nilai yang bersumber dari suara hati nurani. Pribadi bekerja jujur
berarti menyadari keberadaan suara hati kita dan senantiasa berusaha
mengikutinya dalam kebaikan.
62. Setelah
melihat bentuk, kau tak mengerti artinya. Jika kau bijak, ambil mutiara dari
cangkangnya.
63. Ketika
seseorang meyakini Allah SWT sebagai tujuan akhirnya, apapun yang dilakukannya
dalam bekerja dan berbisnis akan dilandasi moralitas yang bersih dan
kesungguhan hati hanya mengharap ridha Allah SWT semata.
64. Dalam
nilai keikhlasan ada suasana hati yang rela tanpa mengharapkan pamrih, kecuali
hanya meyakini bahwa aku tunaikan tugas ini karena memang demikianlah amanah
yang harus aku lakukan.
65. Profesional sukses mulai memandang amanah dan kedudukannya sebagai ladang amal kebaikan,
mengamalkan ilmu, pengalaman, sumber rezeki yang halal dan mengharapkan ridha
Allah semata.
66. Dalam
hal mengelola waktu, yang utama adalah menetapkan hal hal yang benar benar
penting dan memberikan perhatian khusus kepada hal hal yang paling memerlukan
perhatian lebih dahulu. Selebihnya adalah memiliki niat, disiplin dan komitmen.
67. Waktu adalah asset ilahiah yang sangat berharga. Mereka
yang dapat mensyukurinya dengan menginvestasikan pada hal-hal kebaikan, telah
berada di jalan yang benar menuju keberuntungan dan kemuliaan.
68. Bagaimana
seseorang menginvestasikan waktunya, itulah yang akan didapatkannya. Ketika
seseorang banyak menginvestasikan waktunya untuk kebaikan dan hal hal yang
membesarkan hidupnya, maka kebaikan dan kebesaran hidup yang akan
didapatkannya.
69. Jika
anda menanyakan kepada orang orang berapa banyak persentase waktu yang
digunakan untuk hal hal yang mendesak tetapi tidak penting, maka sebagian besar
akan mengatakan “setengah dari waktu yang ada”.
70. Manusia
dibedakan menjadi dua. Pertama, orang yang menyelesaikan
pekerjaan sebagai tanggung jawab utuh, dan kedua, orang yang berutang tanggung
jawab. Masuklah ke dalam kelompok pertama karena Anda tidak banyak menjumpai
persaingan di sini.
71. Tak
perlu sakit hati dengan kesuksesan orang lain. Tapi aku pupuk rasa malu jika
sudah lama diriku tak lagi sukses memecahkan rekor pribadiku. Ya, aku ingat, balon terbang bukan karena
warnanya, tapi karena isi gasnya. Apalah gunanya jika aku risaukan warnaku,
warnanya dan warna mereka. Praktis sajalah, jika isi gasku kurang berbobot, aku
pinta saja kepada “ahlinya”. Alhamdulillah, kini gasku bertambah, secukupnya,
aku pun bisa terbang tinggi, sangat tinggi, cukup tinggi, dan berpadu denga
sangat mentari, menuju Tuhanku, ah aku sangat berharap agar aku khusnul
khotimah, sebuah kematian terindah.
72. Yang
kumau bukanlah sukses dengan bekerja keras tapi dengan bekerja pas. Banyak
bergerak dan bekerja keras memang terlihat sibuk, tidak nganggur. Tapi, coba
bayangkan apa yang terjadi jika induk ayam berpura pura sibuk, bergerak kesana
kemari, ketika mengerami telur telurnya, maka kapankah telur telurnya menetas,
tidak akan pernah sepertinya. Butuh tum’ninah (tenang dan diam sejenak) untuk
menghasilkan sesuatu yang bergerak. Tuma’ninah itu untuk pergerakan yang lebih
tartil, bukan untuk rekomendasi rasa malas. Nah, buat apa aku berpura pura
sibuk? Berhentilah sejenak, untuk bergerak lebih optimal.
73. Keyakinan
Anda mempengaruhi pikiran dan jiwa Anda. Pikiran Anda bersinergi dengan jiwa
Anda akan mempengaruhi kualitas ikhtiar Anda. Dan kualitas ikhtiar Anda akan
mempengaruhi kualitas dari hasil atau buah yang Anda inginkan.
74. Asam
garam kehidupanku adalah petuah. Ku yakin, ini semua bukan sekedar peristiwa
mengalami, tapi ini adalah sebuah pengalaman. Pengalaman berbeda dengan
mengalami. Pengalaman itu untuk pengamalan yang lebih baik. Sedangkan mengalami
itu berakar pada kekurangpedulian dan berpangkal pada cerita kesombongan.
Bukankah secangkir kopi pengalaman lebih bernilai dari 1000 liter teori
kehidupan? Mengalami itu sekedar peristiwa. Pengalaman itulah penuh dengan
makna.
75. Cobalah
Anda bersedekah harta dikala Anda sendiri sedang membutuhkan harta. Nantikan
keajaiban semesta yang mendatangi Anda, sebab kekosongan harta pada orang yang
suka bersedekah akan membuat semesta bekerja keras mengirimkan harta kepada
diri Anda. Percayalah, semesta tidak ingin kehilangan orang baik seperti Anda.
76. Cobalah
Anda kosongkan pikiran pikiran negative dari otak Anda. Percayalah, pasti
pikiran pikiran baru yang positif akan menghadiri Anda. Coba pula kosongkan
prasangka dan perasaan perasaan negative dari jiwa Anda, maka insya Allah,
hidayahNya akan mudah masuk ke jiwa Anda dengan sempurna.
77. Ibarat
pohon, maka keyakinan adalah akarnya. Ketika pohon rapuh maka peluang batang
dan dahan menjadi kuat semakin kecil. Peluang pohon itu akan berbuah lebat pun
kian berkurang. Peluang untuk memberikan yang terbaik untuk diri dan semesta
pun semakin sempit. Tapi, jika akar mencengkeram tanah dengan ikatan yang kuat,
maka banyak masalah yang menerpa pohon tersebut bisa teratasi, hujan badai pun
bisa bertahan. Bahkan mungkin disebabkan rasa aman dan nyaman, para burungpun
suka bersarang di atasnya.
78. Pondasi
keyakinan Anda bisa bertambah kuat seiring dengan meningkatnya kualitas hidup Anda.
Semakin Anda siap dan sering menyelesaikan berbagai type masalah kehidupan,
maka semakin kuat pondasi keyakinan Anda. Tetapi jika semakin sering Anda lari
dari masalah, maka pondasi keyakinan Anda pun akan kian renta.
79. Kalau
kita ingin hidup bahagia, maka berbahagialah dengan benar, berbahagialah
berdasarkan fitrah kita, berdasarkan ketentuan Ilahi, berdasarkan AlQuran. Bisa
dipastikan, jika ada orang yang mencari kebahagiaan, tanpa mengikuti kebenaran
AlQuran, maka yang hadir adalah kegersangan semata.
80. Ruh
yang cerdas biasanya dibina sejak ia berada dalam rahim ibunya. Jika ibu Anda
memahami sejak awal, tentunya Anda sudah dibina dengan nilai kasih sayang,
keikhlasan, kejujuran, dan nilai nilai positif lainnya sejak Anda berada dalam
rahimnya. Seorang ibu yang rajin membaca AlQuran selama hamil dengan membina
ruh baru di dalam rahimnya, maka dengan kekuasaan Tuhan, anak yang lahir akan
lebih mudah terbina dalam jalan kebenaran. Tetapi seorang ibu yang ketika
hamilnya masih rajin memaki, bahkan mengabsen rekan rekannya di kebun binatang,
wajar saja kelak kelakuan anaknya akan sangat dipengaruhi oleh iklim negatif
tersebut.
81. Gila
adalah orang yang berjalan dengan sombong; memandang orang lain dengan
pandangan merendahkan. Orang gila itu adalah orang yang masih mempunyai akal,
tetapi akalnya itu tidak dapat menerangi perilakunya.
82. Orang
hebat ialah: (a) orang yang meninggalkan dunia sebelum ia meninggal dunia; (b) Dia
bersedekah sampai kaya bukan kaya baru bersedekah; (c) Dia berdakwah sampai
alim bukan sudah alim baru berdakwah; (d) Dia datang ke masjid sampai tua bukan
tua baru ke masjid; (e) Dia beramal sampai ikhlas, bukan ikhlas baru beramal.
83. Kejadian
yang menimpa seseorang di masa depan, jelas menggambarkan proses masa lalunya.
Anda tidak akan pernah terlepas dari dua perkara: berbuat maksiat kepada Allah
atau berlaku taat kepada-Nya.
84. Siapa
yang melihat akhir suatu perkara di awal langkahnya, dengan mata hatinya, kelak
akan memperoleh hasil yang sangat baik dari perbuatannya dan akan selamat dari
akibat buruknya. Barangsiapa yang tidak waspada dan hanya menuruti perasaannya,
ia akan menderita akibat perbuatannya dan tidak akan mencapai kebahagiaan. Ia
tak akan pernah tenteram dalam menjalan hidupnya.
85. Kepuasan
sejati bukanlah menuruti hawa nafsu tetapi kepuasan sejati adalah keberhasilan
menahan diri untuk tidak mengikuti hawa nafsu.
86. Barangsiapa
yang berpikir dalam-dalam dan seksama tentang akhir kehidupan dunia, ia akan
senantiasa waspada. Barangsiapa yang yakin akan betapa panjangnya jalan yang
akan ditempuh, maka ia akan menyiapkan bekal sebaik baiknya.
87. Anda
tahu bahwa Anda dikalahkan oleh hawa nafsu Anda dan Anda tahu bahwa Anda tak
sanggup melakukannya. Alangkah anehnya jika Anda merasa gembira dengan
ketertipuan Anda dan larut dalam kealpaan terhadap hal yang tersembunyi di
dalam diri Anda.
88. Saya
mempertajam daya pikir saya. Barulah saya tahu bahwa ada sebagian manusia yang
keberadaannya seperti ketiadaannya. Ia tidak mampu menangkap isyarat isyarat
keesaan-Nya, perintah perintah dan larangan larangan-Nya. Ironisnya lagi,
mereka terseret seret oleh sifat sifat kebinatangannya. Mereka terus berburu
harta tanpa pernah lelah dan tiada henti. Tatkala dinar telah mereka dapatkan,
mereka tidak peduli haram atau halalkah sumber penghasilannya. Shalat-shalatnya
dilakukan sekehendaknya. Jika sempat, ditunaikannya, kalaupun berbenturan
dengan kepentingan duniawinya, mereka tinggalkan begitu saja.
89. Rasanya
ada orang tua yang tidak lagi dihormati di masa tuanya, hingga ia merasa begitu
resah. Ia tidak tahu bahwa hal itu diakibatkan dosa dosanya di masa muda. Jika
Anda melihat suatu siksaan menimpa, ketahuilah bahwa itu diakibatkan oleh dosa
dosa.
90. Barangsiapa
yang membersihkan diri dan jiwanya, maka ia pasti dibersihkan, barangsiapa yang
mengotori jiwanya, maka ia akan dicemari pula, barangsiapa yang berlaku baik di
malam hari, maka akan dibalas di siang harinya, dan yang berbuat di siang hari
akan dibalas di malam harinya.
91. Wajib
bagi manusia untuk mengetahui betapa mulia dan berharganya waktu, agar ia tidak
menyianyiakan setiap detik waktunya kecuali untuk dekat dengan Tuhannya dan
selalu menyajikan yang terbaik dari kata dan perbuatannya.
92. Seorang
yang arif selalu terpusat perhatiannya pada kebaikan kebaikan Allah dan selalu
merasa dekat dengan-Nya. Ia melihat-Nya dengan pandangan yang yakin. Yang
demikian itu telah memberikan dampak yang positif pada gerak dan langkahnya.
93. Jika
seorang arif ditimpa suatu cobaan, ia tidak pernah mengarahkan perhatiannya
kepada sebab cobaan itu datang. Ia justru merenungi apa yang dikehendaki oleh
Sang Pemberi Cobaan, Allah. Jadilah hidupnya dipenuhi dengan ketenangan bathin.
Jika diam, ia berpikir tentang bagaimana cara menunaikan hak hak Allah. Jika
bicara, selalu diniatkan untuk menggapai ridha-Nya. Hatinya tidak selalu bertumpu
pada istri ataupun anak. Cintanya tak pernah terbelah dengan selain Sang
Khaliq. Dia bergaul dengan manusia lahir bathin. Orang yang demikian menganggap
dunia begitu kecil dan tak pernah merasa susah untuk menghadapi perjalanan
abadinya. Dia tidak pernah merasa takut dalam kuburnya yang sempit, tidak pula
gentar saat di padang Mahsyar kelak.
94. Mereka
memperlihatkan kesufian dan kezuhudannya kepada orang lain dengan cara
berpakaiannya. Akan tetapi, hanya pakaian mereka sajalah yang zuhud.
Sebenarnya, mereka lebih angkuh daripada firaun. Adapula yang baik bathinnya,
namun tidak memahami syariat. Sebagian yang lainnya membuat membuat tarekat
sehingga banyak orang orang yang bodoh mengikuti tarekat yang mereka dirikan.
Mereka adalah orang orang buta yang dituntun oleh orang buta pula. Seandainya
mereka melihat masa-masa Rasulullah dan para sahabat terdahulu, tak mungkin
mereka ikut tersesat.
95. Banyak
manusia yang kesulitan memahami makna ruh dan hakikatnya. Kendati begitu,
mereka sepakat tentang eksistensinya, padahal tidak mengapa baginya untuk tidak
mengerti hakekatnya jika mereka sudah meyakini adanya.
96. Barangsiapa
yang mendekati fitnah akan dijauhkan dari keselamatan. Barangsiapa yang mengaku
sabar akan kecilnya ikhtiar. Mungkin saja suatu pandangan belum ada yang
membantahnya. Yang paling penting untuk dikekang sesungguhnya adalah lidah dan
mata.
97. Hidup hanya sekali. Jangan sampai bermunafik terhadap diri sendiri. Munafik, hatinya
meyakini tapi raganya tak mau mengikuti. Nuraninya mengimani, tapi jasadnya mengingkari.
98. Ilmu
telah mengantarkan saya menuju pengetahuan tentang Sang Khaliq dan menyuruh
saya untuk berbakti pada-Nya. Dia pun menunjukkan saya kepada-Nya, maka saya
tunduk dihadapan kekuasaan-Nya dan saya bisa melihat sifat sifat-Nya. Hati saya
juga merasakan getaran getaran kebesaran-Nya, hingga saya tertuntuk malu karena
cinta saya kepada-Nya. Ilmu juga menggerakkan saya untuk selalu dekat dengan
haribaan-Nya, agar semakin tinggi pengabdian saya pada-Nya. Saya larut dalam
kebesaran-Nya setiap kali saya mengingat-Nya dalam setiap dzikir. Kesendirian
saya adalah pengabdian kepada-Nya. Tatkala saya ingin melepaskan kesibukan dan
ingin melakukan khalwat (berdua-duan tanpa ikatan pernikahan), ilmu meneraiki
saya, “Apakah engkau akan berpaling dariku, padahal akulah yang menjadi
penunjuk jalanmu untuk tahu tentang-Nya? Saya menjawab, “Engkau adalah penunjuk
jalan. Akan tetapi, jika aku telah sampai tujuan, masihkah aku membutuhkan
penunjuk jalan?”. Ilmu itu berkata, “oh, tidak! Setiap kali engkau tambah bekalmu
denganku, akan semakin bertambah pula pengetahuanmu tentang Kekasihmu dan
engkau akan semakin paham bagaimana cara mendekati-Nya.
99. Kenikmatan ilmu adalah karunia yang paling bermakna bagi saya daripada kenikmatan ragawi
yang pernah saya rasakan. Dialah yang menciptakan sarana agar saya sampai
kepada pengetahuan, hingga kini saya mengerti banyak hal. Seluruh yang saya
cintai berasal dari-Nya, karena-Nya dan dengan-Nya, baik yang inderawi ataupun
yang maknawi. Seluruh jalan kemudahan mencapai ilmu pengetahuan adalah
pemberian-Nya. Semua pencapaian saya pada ilmu telah saya rasakan jauh lebih
nikmat daripada apapun yang bersifat inderawi. Andai saja bukan karena
ajaran-ajaran-Nya, mungkin saja saya tak akan tahu dan mengerti apa apa.
100. Aku lebih memilih mati
secara berarti daripada hidup tanpa arti. Bukankah kedzaliman yang tidak
terkira jika kita menjadikan mahakarya yang istimewa ini hanya lewat dalam
sejarah. Lahir, hidup, lalu mati, tanpa meninggalkan warisan berharga bagi
generasi berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar