F. IBLIS DIUSIR DARI SYURGA DAN MINTA DISPENSASI KEPADA ALLAH
SWT.
“Turunlah Kamu dari Syurga” inilah hasil atau buah dari keberanian dan kenekatan
yang dilakukan iblis terhadap perintah Allah SWT untuk sujud kepada Nabi Adam
as, maka iblis pun diusir dari syurga sebagai makhluk yang terhina dan
terkutuk. Sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya berikut ini: “Allah berfirman: ‘Turunlah kamu dari syurga itu; karena kamu tidak
sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu
termasuk orang-orang yang hina. Iblis
menjawab: “ Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan”. Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk
mereka yang diberi tangguh”.(surat Al A’raaf (7) ayat 13-14-15). Timbul pertanyaan, jika iblis
diperintahkan untuk turun dari syurga, kemanakah perginya iblis? Iblis turun
dari syurga, sekarang syurga yang manakah yang ditempati iblis saat diusir?
Yang pasti bukanlah syurga yang akan
dipersiapkan oleh Allah SWT setelah hari kiamat kelak. Akan tetapi syurga
(jannah) dalam arti kata kebun. Lalu dimanakah letak syurga dalam arti kebun
itu? Jika Iblis diperintahkan untuk turun dimana turunnya ke bumi berarti letak
syurga dalam arti kebun itu adanya ada di atas bumi. Selanjutnya apa yang
terjadi?
Iblis yang berasal dan diciptakan oleh Allah SWT dari api menunjukkan
dan mempertontonkan kembali sifat ke-Api-annya kepada Allah SWT dengan mengatakan "Beri Tangguhlah
Saya Sampai Waktu Mereka Dibangkitkan" dan Allah SWT-pun
meluluskan permintaan Iblis tersebut sampai dengan waktu yang ditangguhkan
untuk mengganggu dan menggoda anak dan keturunan Nabi Adam as, sehingga mampu
untuk dibawa pulang ke Neraka Jahannam. Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga, sesungguhnya kamu
adalah orang yang terkutuk. Sesungguhnya kutukanKu tetap atasmu sampai hari
pembalasan. (surat Shaad (38) ayat 77-78)
Sekarang Iblis beserta anak dan
keturunannya sudah melakukan tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan yang
sesuai dengan dzat pembentuk awalnya yaitu api. Untuk itu jangan pernah
salahkan iblis, jangan pernah salahkan setan beserta
balatentaranya untuk mengganggu dan menggoda manusia termasuk kepada diri kita,
karena Allah SWT sudah mengizinkan ulah iblis/setan tersebut sampai hari
pembalasan sehingga kita tidak bisa membatalkan perjanjian itu.
Adanya kondisi ini berarti akan ada dua kemungkinan yang terjadi pada
manusia, yaitu: (1) ada manusia yang
mampu digoda oleh setan dan; (2) ada manusia yang tidak mampu digoda
oleh setan. Dan jika
saat ini belum kiamat berarti yang berhak hidup di muka bumi, bukan hanya orang
yang beriman dan bertaqwa saja atau hanya orang kafir saja. Akan tetapi
keduanya sama-sama memiliki hak hidup sehingga ada hak hidup bagi orang yang
sesuai dengan kehendak setan dan ada hak hidup bagi orang yang sesuai dengan
kehendak Allah SWT.
G. NABI ADAM as, & ISTRINYA DI SYURGA
DAN ADANYA POHON LARANGAN.
Pada saat Allah
SWT mengusir dan menyuruh turun iblis
dari syurga, di lain sisi Nabi Adam as, beserta pasangannya yaitu Siti Hawa
diperintahkan oleh Allah SWT untuk bersenang-senang di syurga (maksudnya syurga
(jannah) dalam arti kata kebun). Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Adam as,
dan Siti Hawa untuk menikmati apa-apa yang ada di syurga dengan bebas
terkecuali mendekati apalagi memakan
buah dari “Pohon Larangan”.
Dan pada saat itu Allah
SWT selain memberikan kemudahan-kemudahan kepada Nabi Adam as, dan Siti Hawa,
Allah SWT juga memberikan batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar oleh Nabi
Adam as, dan Siti Hawa. Sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga
ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi aik di mana saja yang
kamu sukai dan janganlah kamu dekati pohon ini yang menyebabkan kamu termasuk
orang-orang yang zhalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu
dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu!
Sebahagian kamu jadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di
bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu
yang ditentukan”. (surat Al Baqarah (2) ayat 35-36).”
Iblis yang telah terusir. Iblis yang telah
terhina dan iblis yang telah dikutuk oleh Allah SWT mulai melancarkan
serangan-serangan kepada Nabi Adam as, dan Siti Hawa yang pada intinya adalah untuk mengajak Nabi Adam
as, dan Siti Hawa turut serta iblis keluar dari syurga untuk turun ke bumi. Iblis merasa tidak senang, Iblis
merasa dendam serta Iblis merasa sangat benci kepada Nabi Adam as, karena
adanya Nabi Adam as, lah ia diusir, ia dihina dan ia dikutuk oleh Allah SWT
sehingga diusir dari syurga untuk menempati neraka kelak.
H. AWAL PERTAMA SYAITAN MENYESATKAN NABI
ADAM as,.
Sekarang timbul istilah setan, apakah itu setan? Setan pada dasarnya sama dengan iblis, yaitu
sama-sama makhluk ghaib yang diciptakan dari api oleh Allah SWT. Akan tetapi
yang membedakan diantara keduanya adalah perilaku masing-masing. Jika iblis dikenal dengan kenekatannya di dalam membangkang perintah Allah
SWT untuk sujud kepada Nabi Adam as, maka setan dikenal karena bisikan dan
rayuannya kepada manusia. Untuk memudahkan pengertian di atas, lihatlah
keadaan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari, dimana ada istilah perampok
dan ada istilah pencopet.
Kedua-duanya
sama-sama melakukan perbuatan mengambil barang dari orang lain, akan tetapi
cara untuk mengambil barang dari orang lain berbeda. Perampok cenderung dengan
kekerasan sedangkan pencopet cenderung dengan kehalusan dan keluwesan
bertindak. Demikian
pula dengan iblis ataupun setan, mereka sama-sama melawan perintah Allah SWT
akan tetapi tata cara untuk melawan perintah Allah SWT berbeda antara iblis dan
setan.
Dan sebagai tindak lanjut atas apa
yang telah direstui dan diizinkan oleh Allah SWT, maka iblis beserta
sekutu-sekutunya mulai melancarkan serangan kepada Nabi Adam as, dan Istrinya.
Akan tetapi jika cara Iblis yang dilakukan untuk menggoda Nabi Adam as, dan
Siti Hawa sudah pasti akan gagal membawa Nabi Adam as, dan Siti Hawa keluar
dari syurga dalam arti kata kebun, untuk turun ke bumi. Hal ini dikarenakan
iblis akan mempergunakan dengan cara-cara kekerasan dan kenekatannya sesuai
sifat api yang dimilikinya.
Untuk itu setanlah yang berperan aktif
untuk menggoda Nabi Adam as, dan Siti Hawa, dikarenakan cara dan pendekatan syaitan lebih
halus dan tidak kentara, yaitu melalui bisikan-bisikan, rayuan-rayuan, bermulut
manis serta tipu daya sehingga Nabi Adam as, dan Siti Hawa terjerumus melanggar
larangan Allah SWT yaitu memakan buah dari “Pohon Larangan”.
Sebagaimana firman-Nya berikut ini; “Maka setan
membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa
yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: “Tuhan kamu tidak
melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi
malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga). Maka setan membujuk
keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah
merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah
keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru
mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku
katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagi kamu
berdua?” (surat Al A’raaf (7) ayat 20-22)
Apa yang terjadi selanjutnya? Nabi
Adam as, dan Siti Hawa tergoda bisikan dan rayuan yang dilakukan oleh setan
sehingga dilanggarlah apa yang telah ditetapkan Allah SWT. Allah SWT
berfirman: “Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi
keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun
(yang ada di) surga dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. (surat
Thaaha (20) ayat 121) Lalu
kedunya diusir dari syurga dan diperintahkan untuk turun ke bumi sebagaimana
firman-Nya: “Kami berfirman: “Turunlah kamu semua dari surga
itu! Kemudian jika datang petunjukKu kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti
petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula)
mereka bersedih hati”. (surat Al Baqarah (2) ayat 38).
Adanya peristiwa ini dapat
dikatakan iblis beserta sekutunya telah
berhasil melakukan apa yang mereka minta kepada Allah SWT yaitu mengganggu dan
menjerumuskan Nabi Adam as, dari jalan Allah SWT yang lurus. Berhasilnya iblis
beserta sekutunya menggoda Nabi Adam as, dan Siti Hawa untuk melanggar larangan
Allah SWT, hal ini merupakan cikal bakal (awal mula) dimulainya permusuhan
abadi antara iblis dan sekutunya dengan Nabi Adam as, beserta anak dan
keturunannya sampai hari kiamat kelak.
I.
NABI
ADAM as, DAN ISTRINYA DI USIR DARI SYURGA.
Iblis yang telah diusir oleh Allah SWT dari syurga, apakah iblis akan
tinggal diam dengan kondisi yang telah Allah SWT tetapkan? Sebagai bukti awal
bahwa iblis tidak tinggal diam akibat diusir dari syurga, maka Iblis beserta
bala tentaranya yaitu setan menjerumuskan Nabi Adam as, dan istrinya Siti Hawa
dengan memakan buah “Pohon Larangan”.
Adanya kondisi ini menandakan bahwa telah terjadi permusuhan abadi antara iblis
dan Nabi Adam as, dan permusuhan abadi ini akan terus berlaku sampai hari
kiamat kelak. Iblis akan berusaha sekuat tenaga untuk mengganggu dan menggoda
Nabi Adam as, dan seluruh keturunannya untuk turut serta iblis menghuni neraka
Jahannam. Akan tetapi Allah SWT memberikan batasan dan kriteria tertentu kepada
iblis dan bala tentaranya, yaitu barangsiapa yang dapat engkau bawa ke neraka
Jahannam maka bawalah mereka semua. Akan tetapi jika Nabi Adam
as, beserta anak keturunannya menerima petunjuk-Ku dan mengikuti petunjuk-Ku
maka dia tidak dapat di jebloskan ke dalam neraka Jahannam, tempat mereka
adalah syurga.
Syurga adalah tempat bernaung dan
tempat tinggal tetap bagi makhluk Allah SWT yang taat dan patuh. Sedangkan
neraka adalah tempat bernaung dan tempat tinggal tetap bagi makhluk Allah SWT
yang kafir, ingkar, dan melanggar ketentuan dan perintah Allah SWT. Adanya
perbedaan tempat untuk bernaung dikemudian hari, maka Allah SWTpun memberikan
ketentuan dan batasan-batasan kepada Iblis dan balatentaranya maupun kepada
Nabi Adam as, beserta anak dan keturunannya.
Dengan demikian tidak akan terjadi “Complain” dikemudian hari, kenapa
saya dimasukkan ke dalam neraka Jahannam atau kenapa mereka masuk syurga. Sekarang
silahkan pembaca dan jamaah sekalian untuk memilih apakah ingin masuk neraka
Jahannam atau apakah ingin masuk Syurga, hal ini dikarenakan Allah SWT tidak hendak menzalimi umat-Nya.
Pembaca
dan jamaah sekalian, itulah rangkaian peristiwa yang dikemukakan oleh Allah SWT
di dalam AlQuran, selanjutnya dengan keluar dan turunnya iblis beserta
sekutunya dari syurga menuju bumi serta keluar dan turunnya Nabi Adam as, dan
Siti Hawa dari syurga menuju bumi maka dimulailah
rencana besar Allah SWT tentang hidup adalah sebuah permainan di muka bumi.
Dimana melalui konsep permainan inilah Allah SWT akan menetapkan siapa-siapa
saja yang akan menjadi pemenang yang akan masuk ke syurga dan siapa-siapa saja
yang akan menjadi pecungdang yang akan masuk neraka secara adil dan beradab.
Lalu dimulailah permusuhan abadi antara Iblis beserta sekutu-sekutunya
(syaitan) dengan Nabi Adam as, beserta anak dan keturunannya;
Selanjutnya
untuk membuktikan adanya permusuhan abadi antara iblis/setan dengan manusia di
muka bumi ini. Hal ini dibuktikan langsung oleh setan di dalam melaksanakan
kesepakatan yang telah disetujui oleh Allah SWT yaitu melaksanakan aksinya
melalui kemahiran dan kelihaiannya membujuk dan merayu serta mempengaruhi Qabil
untuk tidak menerima keputusan Allah SWT yaitu untuk melaksanakan perkawinan
dengan saudari kembar dari Habil. Qabil tidak senang dengan keputusan Allah SWT
sebab Qabil melihat saudari kembar dari Habil tidak cantik dibandingkan dengan
saudari kembarnya sendiri.
Hal
ini sebagaimana dikemukakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya berikut ini: “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera
Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan
korban, maka diterima sari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak
diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”.
Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang
bertakwa”“ Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku,
aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu.
Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam”. “Sesungguhnya
aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh) ku dan dosamu
sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, yang demikian itulah
pembalasan bagi orang-orang yang zalim”. Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya
menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia
seorang di antara orang-orang yang merugi. (surat Al Maidah (5) ayat 27-28-29-30).”
Adanya perasaan Qabil
yang tidak suka kepada Habil, lalu masukklah setan sebagai provokator sejati
untuk mempengaruhi Qabil sehingga terjadilah pembunuhan pertama di muka bumi
yaitu Qabil membunuh Habil, saudaranya sendiri. Jika apa yang dikemukakan oleh Allah SWT dalam AlQuran
di atas terjadi berarti ancaman setan kepada umat manusia bukanlah isapan
jempol belaka, yang pada akhirnya diri kita pun akan menjadi sasaran setan
untuk melaksanakan aksinya, atau dengan kata lain diri kita dan juga anak
keturunan diri kita adalah target operasi setan. Sekarang sudah siapkah diri
kita dan juga anak keturunan kita menghadapi setan yang serangannya sangatlah
masif tanpa mengenal lelah dimanapun kita berada?
Sebagai pemain sudahkah kita mengetahui dan memiliki
ilmu tentang setan lalu apakah cerita tentang pembunuhan pertama di muka bumi
ini tidak cukup bagi diri kita untuk meyakini bahwa ancaman setan kepada diri
kita dan juga kepada anak keturunan dari diri kita bukanlah sesuatu yang
bersifat main-main, melainkan sesuatu yang siap dilaksanakan oleh setan. Lalu
sudahkah diri kita siap menghadapi dan mengalahkan setan sang musuh abadi yang
sesuai dengan kehendak Allah SWT? Semoga dengan adanya buku ini mampu
menginspirasi khalayak siap untuk melawan setan dan siap pula menjadikan diri
ini pemenang.
Sebagai
penutup, mari kita perhatikan dengan seksama surat Ibrahim (14) ayat 22 berikut
ini: “Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan:
“Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun
telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada
kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu
mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi
cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun
sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan
perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya
orang-orang yang zalim itu mendapat
siksaan yang pedih.”
Ayat di atas ini
mengemukakan bahwa setan
sang laknatullah berkata jujur padahal ia sendiri adalah raja pembohong, yaitu
setan lepas tanggung jawab kepada manusia yang telah dibohonginya. Setan lepas
tanggung jawab kepada manusia yang telah ditipunya. Setan lepas tanggung jawab
kepada manusia yang mau dirayu dan dibujuk olehnya. Itulah pengakuan jujur dari
salah satu makhluk Allah SWT yang mempunyai profesi sebagai pembisik dan perayu
atau sang penjerumus saat hari perhitungan (saat berhisab).
Sekarang
masih maukah kita berkawan dan berteman dengan setan? Masih maukah kita
mengikuti kemauaan setan? Masih sudikah kita dibohongi oleh setan? Masih
bersediakah kita ditipu mentah-mentah oleh setan sehingga memang kita senang
menjadi teman dan sahabat setan sehingga kita lebih percaya kepada setan
dibandingkan percaya kepada Allah SWT? Akhir dari ini semua Allah SWT tidak
akan pernah rugi jika seluruh manusia memilih menjadi hamba setan dibandingkan
dengan menjadi hamba Allah SWT sehingga semuanya pulang kampung ke neraka.
Ingat, Allah SWT tidak akan merasa rugi sedikitpun jika diri kita pulang
kampung bersama setan ke neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar