Agar visi dan misi yang telah dimiliki
oleh setan dapat dilaksanakan, maka setan telah mempersiapkan strateginya agar
apa yang telah diminta kepada Allah SWT dapat terlaksana dengan baik. Dan
inilah strategi-strategi yang akan dilakukan oleh iblis/setan kepada manusia
dan semoga diri kita mampu mewaspadainya, yaitu:
1. Strategi Waswasah. Waswasah artinya membisikkan keraguan
kepada umat manusia ketika melakukan kebaikan atau amal shaleh. Saat terdengar
kumandang Adzan subuh dan tubuh kita masih terlilit dengan selimut, maka setan
membisikkan “nanti lima menit lagi’.
Ini adalah waswasah. Kenyataannya bukan lima menit melainkan satu jam, akhirnya
shalat subuh kesiangan. Untuk itu segera cermati hal-hal yang terjadi dalam
kehidupan kita, dimana sering terbersit pikiran-pikiran yang membuat kita untuk
mengurungkan bahkan meninggalkan suatu kebajikan dan inilah yang disebut dengan
strategi waswasah.
2. Strategi Tazyin. Tazyin artinya membungkus kemaksiatan
dengan kenikmatan. Sehingga segala yang berbau maksiat terlihat indah.
Misalnya, mengapa orang yang berpacaran lebih mesra dibandingkan daripada suami
istri? Jalan-jalan saat pacaran lebih mengesankan daripada pada setelah
menikah. Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut ini: “iblis berkata: "Ya Tuhanku,
oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan
mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan
menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis[799] di
antara mereka". (surat Al Hijr (15) ayat 39, 40)
[799]
Yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang telah diberi taufiq untuk
mentaati segala petunjuk dan perintah Allah s.w.t.
Ini karena ada unsur tazyin. Pacaran
itu maksiat, sedangkan menikah adalah ibadah. Yang maksiat disulap setan
sehingga terasa sangat indah, dan mengesankan dan inilah yang disebut dengan
strategi tazyin.
3. Strategi Tamanni. Tamanni artinya memperdaya manusia
dengan khayalan dan angan- angan. Pernahkah kita berniat untuk shalat tahajjud
saat hendak tidur? Namun pada saat jam tiga pagi terbangun justru kita
meneruskan tidur lagi. Lalu pernahkah kita ingin taubat, namun pada saat
maksiat ada di depan mata, kita tetap saja melakukannya. Ironisnya, ini
berlangsung berulang ulang atau berkali kali. Inilah yang disebuat dengan
strategi tamanni.
Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam
firman-Nya berikut ini: “dan aku benar-benar akan menyesatkan
mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh
mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar
memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu
benar-benar mereka meubahnya". Barangsiapa yang menjadikan setan menjadi
pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. setan
itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong
pada mereka, Padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari
tipuan belaka.” Setan berusaha agar niatan tahajjud, taubat dan segala
macam amal shaleh hanya sebatas niatan semata atau hanya angan-angan tanpa
menjadi kenyataan.
4. Strategi A’dawah. A’dawah artinya berusaha menanamkan
permusuhan. Setan akan berusaha untuk menumbuhkan rasa permusuhan di antara
sesama manusia. Untuk memulai permusuhan, setan akan menanamkan prasangka buruk
di dalam diri manusia. Untuk itu berhati hatilah dengan prasangka buruk kepada
orang lain, sesungguhnya kita telah terperangkap pada strategi setan.
Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut
ini: “Sesungguhnya setan itu bermaksud
hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum)
khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat;
Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).(surat Al Maaidah (5)
ayat 91).” Sebagai contoh, jika ada pasangan suami istri, tanpa ada
alasan yang jelas, selalu berprasangka buruk kepada pasangannya, hal ini harus
diwaspadai karena hal ini strategi setan yang mengakibatkan rumah tangga
diwarnai permusuhan yang pada akhirnya terjadi perceraian.Hal yang harus kita
bedakan dalam persoalan ini adalah prasangka buruk dengan waspada. Kita harus
waspada namun tidak boleh berprasangka buruk.
5. Strategi Takhwif. Takhwif artinya menakut-nakuti.
Pernahkah anda merasa takut miskin saat menginfakkan sebagai harta, takut tidak
mendapatkan jodoh atau pekerjaan karena mengenal jilbab, atau takut disebut sok
alim karena datang ke pengajian? Jika kita pernah merasakannya, inilah strategi
takhwif yang dilakukan oleh setan. Ingat, tidak semua rasa takut dari setan,
akan tetapi takut juga ada yang bersifat manusiawi seperti takut menghadapi
ujian, takut ular dan lain lain. Ini adalah takut yang bersifat alamiah dan
tentu saja takut seperti ini diperbolehkan karena bukan dari strategi setan.
Sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah
setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik
Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah
kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (surat Ali Imran (3) ayat
175).
Yang dimaksud dengan takhwif yang
datang dari setan adalah takut yang menyebabkan kita tidak melaksanakan
perintah Allah SWT. Misalkan, takut jatuh miskin hingga kita tidak berzakat,
takut jatuh sakit hingga kita tidak berpuasa; takut mati sehingga tidak berhaji
padahal sudah mampu. Takut yang seperti inilah yang disebut dengan strategi
takhwif, yakni perasaan takut yang membuat kita tidak mau mengamalkan ajaran
Diinul Islam yang berlaku.
6. Strategi Shaddun. Shaddun artinya berusaha
menghalang-halangi manusia menjalankan perintah Allah SWT dengan menggunakan
berbagai hambatan. Sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Barangsiapa yang berpaling dari
pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan baginya setan (yang
menyesatkan) Maka setan Itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.dan
Sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang
benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. (surat Az Zukhruf
(43) ayat 36, 37).” Untuk itu perhatikanlah peristiwa saat kita malas
untuk mendirikan shalat, atau saat mengantuk di waktu membaca AlQuran padahal
diri kita sudah cukup banyak tidur? Jika ini yang terjadi berarti gejala dari
shaddun dari setan mulai beraksi pada diri kita.
7. Strategi Wa’dun. Wa’dun artinya janji palsu. Setan akan
berusaha membujuk, merayu, mempengaruhi manusia agar mau mengikutinya dengan
memberikan janji-janji yang menggiurkan. Akhirnya manusia mempercayainya. Hal
ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Ibrahim (14) ayat 22 berikut ini: “dan
berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya
Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan
kepadamu tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku
terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku,
oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri.
aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat
menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku
(dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu
mendapat siksaan yang pedih.”
Ayat di atas ini menjelaskan dengan
jelas bahwa di akhirat nanti setan buka kartu. Setan mengatakan kepada para
ahli neraka bahwa janjinya adalah palsu, sementara yang benar adalah janji
Allah SWT. Karena itu, setan berkata, “oleh
sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. aku
sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat
menolongku.”
8. Strategi Kaidun. Kaidun artinya tipu daya. Setan akan
berusaha semaksimal mungkin memasang sejumlah perangkap agar manusia terjebak.
Sebenarnya, tipu daya setan itu tidak akan ada pengaruhnya bagi orang orang
yang benar benar beriman kepada Allah SWT. Sebagaimana dikemukakan dalam surat
An Nisaa’ (4) ayat 76 berikut ini: “orang-orang yang beriman berperang di jalan
Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu
perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu
adalah lemah.”
Katakan ada seorang pekerja yang mendapatkan tugas lalu terbersit dalam
dirinya, ‘nanti saja dikerjakannya, toh masih lama dikumpulkannya’. Padahal,
dia memiliki waktu luang untuk mengerjakannya. Ini salah satu contoh dari
kaidun (tipu daya), dan buktinya sampai hari yang sudah ditentukan tugas itu
belum selesai.
9. Strategi Nisyan. Nisyan artinya lupa dan sesungguhnya
lupa itu adalah sesuatu hal yang manusiawi. Lupa memang sesuatu manusiawi,
tetapi setan melalui kelihaiannya akan berusaha menjadikan manusia lupa sebagai
alasan untuk menutupi kesalahan atau menghindar dari tanggung jawab. Lalu
pernahkah kita lupa memenuhi janji? Lupa tidak shalat? Jika lupa hanya sekali,
hal itu bisa dikatakan sesuatu yang manusiawi. Akan tetapi jika sering
dilakukan berarti kita telah terjebak dalam strategi nisyan. Sebagaimana
firmanNya berikut ini: “dan apabila kamu melihat orang-orang
memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, Maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka
membicarakan pembicaraan yang lain. dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan
larangan ini), Maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah
teringat (akan larangan itu). (surat Al An’am (6) ayat 68). “
Untuk itu perhatikanlah kalimat “Dan jika setan menjadikan kamu lupa akan
larangan ini” bisa menunjukkan kepada kita bahwa bisa jadi kita mengetahui
bahwa perbuatan itu salah. Namun kita berani melakukannya karena khilaf atau
lupa. Jika hal seperti ini terjadi, tinggalkan perbuatan salah tersebut dan
segera bertaubat. Hal ini dikarenakan
tindakan itu merupakan jebakan setan dalam bentuk nisyan. Sebenarnya tidak
semua lupa datangnya dari setan. Ada lupa yang bersifat fitrah bisa juga dikatakan lupa tabiat, Misalnya,
kita lupa rumus atau teori ilmiah tertentu yang sudah lama tidak pernah kita
pelajari. Lupa nama teman kecil yang sudah lama tidak bertemu,dan lain lain.
Lupa sepeti ini bukan dari setan, tetapi lupa fitrah atau lupa tabiat. Selain
daripada itu, ada lupa yang datangnya dari Allah SWT. Lupa yang dari Allah SWT
merupakan salah satu bentuk pertolongan-Nya. Misalnya, seorang ibu lupa
bagaimana sakitnya melahirkan. Anda bisa bayangkan jika seorang ibu tidak lupa
bagaimana sakitnya melahirkan, tentu ia akan trauma. Seorang istri yang
ditinggal wafat oleh suaminya dan dia sangat sedih, namun setelah lima bulan,
wanita tersebut sudah menikah kembali karena sudah lupa pada suaminya yang meninggal.
Lupa seperti ini bukan dari setan, tetapi merupakan pertolongan Allah SWT.
Ingat, lupa itu ada tiga bentuk. Pertama, lupa fitrah atau manusiawi. Kedua, lupa yang merupakan pertolongan
Allah SWR. Ketiga, lupa yang datang
dari seitan. Untuk itu kita harus bisa mewaspadai jangan sampai terjebak dengan
lupa yang datangnya dari setan melalui strategi nisyan.
Sebagai musuh dari setan, tentunya kita harus pula mampu mengenal, mampu
memahami pola kerja (tahapan) setan di dalam menyesatkan umat manusia, lalu kita
harus mampu pula mempersiapkan diri
untuk menghadapinya yang dilanjutkan dengan membuat skala prioritas dalam
beramal dan mencari yang manakah yang paling diridhai oleh Allah SWT. Lalu
seperti apakah pola kerja setan yang dimaksud? Adapun tahapan ataupun pola
kerja setan untuk menyesatkan manusia ada 6 (enam) buah hal ini sebagaimana dikemukakan oleh
“Muhammad Abduh Tuasikal, Msc” di
dalam laman “Rumaysho.com” berikut
ini:
Langkah pertama: Diajak pada kekafiran, kesyirikan,
serta memusuhi Allah dan Rasul-Nya
Inilah
langkah pertama yang ditempuh oleh setan, barulah ketika itu ia beristirahat
dari rasa capeknya. Setan akan terus menggoda manusia agar bisa terjerumus
dalam dosa pertama ini. Jika telah berhasil, pasukan dan bala tentara iblis
akan diangkat posisinya menjadi pengganti iblis.
Langkah kedua: Diajak pada perbuatan bid’ah. Jika
langkah pertama tidak berhasil, manusia diajak pada perbuatan bid’ah. Perbuatan
ini lebih disukai oleh iblis daripada dosa besar atau pun maksiat lainnya.
Karena bahaya bid’ah itu:
a.
membahayakan
agama seseorang,
b.
membahayakan
orang lain, jadi ikut-ikutan berbuat sesuatu yang tidak ada tuntunan,
c. orang
yang berbuat bid’ah akan sulit sadar untuk taubat karena ia merasa amalannya
selalu benar,
b. bid’ah
itu menyelisihi ajaran Rasul dan selalu mengajak untuk menyelisihi ajaran
beliau. Sehingga setan yang menggoda seperti ini pun juga akan diangkat sebagai
pembantu iblis jika telah berhasil menyesatkan manusia dalam hal ini.
Langkah ketiga: Diajak pada dosa besar (al-kabair). Kalau
langkah kedua tidak berhasil, setan akan mengajak manusia untuk melakukan dosa
besar, lebih-lebih jika ia adalah seorang alim (berilmu) dan diikuti orang
banyak. Setan lebih semangat lagi menyesatkan alim semacam itu supaya membuat
manusia menjauh darinya, maksiat semacam itu pun akan mudah tersebar, dan akan
dirasa pula bahwa maksiat itu malah mendekatkan diri pada Allah.
Yang
berhasil menyesatkan manusia dalam hal ini, dialah yang nanti akan menjadi
pengganti iblis.
Langkah keempat: Diajak dalam dosa kecil
(ash-shaghair). Jika setan gagal menjerumuskan dalam dosa besar, setan akan
mengajak pada dosa kecil. Dosa kecil ini juga berbahaya, sebagaimana hadits
berikut ini:“Jauhilah oleh kalian dosa-dosa kecil. (Karena perumpamaan hal
tersebut adalah) seperti satu kaum yang singgah di satu lembah, lalu datanglah
seseorang demi seorang membawa kayu sehingga masaklah roti mereka dengan itu.
Sesungguhnya dosa-dosa kecil itu ketika akan diambil pemiliknya, maka ia akan
membinasakannya.” (Hadits Riwayat Ahmad, 5: 331, no. 22860. Syaikh Syu’aib
Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Maksud
hadits ini, jika dosa kecil terus menumpuk dan tidak terhapus, maka itu akan
membinasakan. Di sini tidak disebutkan dosa besar karena jarang terjadi di masa
silam dan dosa besar memang benar-benar dijaga agar tidak terjerumus di
dalamnya. Demikian dijelaskan oleh Al-Munawi. Sedangkan Imam Al-Ghazali
menyebutkan, dosa kecil lama-lama bisa menjadi besar karena: (1) menganggap
remeh dosa kecil tersebut, (2) terus menerus dalam berbuat dosa. Karena
ingatlah yang namanya dosa ketika seseorang menganggap itu begitu besar
(berbahaya), menjadi kecil di sisi Allah. Sebaliknya, ketika dosa itu dianggap
remeh, maka menjadi besar di sisi Allah. (Dinukil dari Faidh Al-Qadir, 3:
127)
Langkah kelima: Disibukkan dengan perkara mubah (yang
sifatnya boleh, tidak ada pahala dan tidak ada sanksi di dalamnya). Namun
karena sibuk dengan yang mubah mengakibatkan luput dari pahala. Jika setan
tidak mampu menggoda dalam tingkatan kelima ini, maka seorang hamba akan
benar-benar tamak pada waktunya. Ia akan tahu bagaimanakah berharganya waktu.
Ia pun tahu ada nikmat dan ada akibat jelek jika tidak menjaganya dengan baik. Jika
tidak mampu dalam langkah kelima, maka setan beralih pada langkah yang keenam.
Langkah keenam: Disibukkan dalam amalan yang kurang
afdhal, padahal ada amalan yang lebih afdhal. Setan akan menggoda manusia
supaya ia luput dari pahala amalan yang lebih utama dan ia terus tersibukkan
dengan yang kurang afdhal.
Itulah 9 (sembilan) strategi iblis/setan
dan juga 6 (enam) pola kerja setan dalam kerangka mewujudkan apa yang telah dinyatakannya
kepada Allah SWT, yaitu menyesatkan manusia dari jalan yang lurus. Lalu
sudahkah kita yang sudah ditetapkan bermusuhan dengan iblis/setan juga mempersiapkan
strategi untuk mengalahkan iblis/setan! Jika diri kita berkepentingan dengan
kemenangan maka strategi (siasat) wajib dilawan dengan strategi (siasat) pula.
Hal yang pertama yang bisa kita
lakukan adalah berlindung kepada Allah SWT dari segala godaaan dan rayuan yang
terkutuk darinya sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:“dan jika kamu ditimpa sesuatu
godaan setan Maka berlindunglah kepada Allah[590]. (surat Al A’raf (7) ayat
200)
[590]
Maksudnya: membaca A'udzubillahi minasy-syaithaanir-rajiim.
Dan juga berdasarkan firman-Nya
berikut ini: “dan Katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari
bisikan-bisikan setan. dan aku
berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka
kepadaku." (surat Al Mu’minuun (23) ayat 97, 98).” Lalu
berbanyaklah memohon kepada Allah SWT dengan selalu menengadahkan tangan ke
atas melalui doa dan harapan kepada Allah SWT dikarenakan posisi setan hanya
ada di depan, di belakang, di kanan dan di kiri manusia.
Langkah berikutnya yang harus kita
lakukan adalah dengan memperkuat keimanan dan ketaqwaan diri kita kepada Allah
SWT saat ini juga dikarenakan setan tidak memiliki kekuasaan kepada orang yang
beriman dan bertaqwa, yang dilanjutkan
dengan selalu memperbanyak berdzikir kepada Allah SWT dari waktu ke waktu. Hal
ini sebagaimana dikemukakan dalam firman Allah SWT berikut ini: “Sesungguhnya
setan itu tidak ada kekuasaan-Nya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal
kepada Tuhannya. (surat Al Nahl (16) ayat 99).” Dan juga berdasarkan
firman Allah SWT berikut ini: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa
bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika
itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. (surat Al A’raaf (7) ayat
201).” Untuk itu perbanyaklah ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah
sehingga iblis/setan akan menjauh dari diri kita atau tidak bisa melaksanakan
aksinya kepada kita.
Akhirnya, strategi harus dilawan
dengan strategi pula, jika tidak maka kita yang sudah menjadi target operasi
setan akan kewalawan melawan aksi setan yang tidak mengenal jarak, ruang dan
waktu serta tanpa pernah mengenal lelah dan juga tanpa mengenal kata menyerah
untuk mengganggu dan menggoda manusia. Sekarang sudahkah kita memiliki strategi
khusus untuk menghadapi setan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar