Sekarang mari kita pelajari posisi dan kedudukan setan
yang dihubungkan dengan posisi manusia sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga
khalifah-Nya di muka bumi, sehingga kita memiliki ilmu tentang musuh abadi diri
kita yang pada akhirnya memudahkan diri kita untuk mengalahkan setan di dalam
kerangka melaksanakan konsep hidup adalah permainan di muka bumi yang saat ini
kita laksanakan.
1.
Disahabatkan dengan Manusia. Setiap
manusia lahir, termasuk saat diri kita lahir ke dunia maka lahir pula setan dan
juga malaikat yang akan menyertai (qarin) bagi diri kita saat menjadi abd’
(hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi. Adanya kondisi seperti
ini berarti baik setan ataupun malaikat akan menjadi teman (qarin) bagi diri
kita saat hidup di dunia. Dan dalam
sebuah hadits Abdullah bin Mas’ud ra, Rasulullah juga menyebutkan
perihal qarin. Ditemukan sabda Nabi SAW yang menyatakan: “Tidak
seorang pun di antara kamu kecuali telah ditetapkan
bersamanya qarin (pendamping dari makhluk jenis jin atau setan). Para
sahabat lalu bertanya, “Walau engkau wahai Rasul Allah?” Rasulullah menjawab
“Aku pun demikian, hanya saja Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku sehingga
aku selamat atau (dengan terjemahan yang lain) sehingga dia memeluk Islam.”
Qarin yang ditegaskan hadits tersebut yaitu mereka yang membisikkan
pikiran-pikiran buruk dalam hati manusia. Rasulullah menyebut bisikan itu
sebagai lammah syaithaniyah. Ada juga lammah malakiyah, yakni
dorongan malaikat.
Kata qarin juga disebut
dalam surat Qaf (50) ayat 23-24 berikut ini: “Dan (malaikat) yang menyertainya
berkata, “inilah catatan perbuatan yang ada padaku,” Allah berfiran,
“lemparkanlah olehmu berdua ke dalam
neraka jahannam, semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala.” Kata qarin atau
teman dalam ayat 23 dipahami sebagian ulama dalam arti setan yang menyertai
manusia saat di dunia. Dialah yang berkata, “Orang kafir yang ada di sisiku ini
telah siap untuk dimasukkan ke dalam neraka karena aku telah menyesat-kannya.”Ada
pula yang berpendapat qarin yang dimaksud adalah malaikat penggiring
manusia ke neraka.
Lalu seperti
apakah pertemanan setan dengan manusia? Pertemanan setan yang ada di dalam diri
setiap manusia, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 2(dua) kriteria, yaitu setan
yang dapat dijadikan teman karib atau sahabat karib dan setan yang hanya
sebatas teman biasa. Apa maksudnya? Adanya perbedaan kedudukan setan di dalam
diri manusia, tentu ada sebab dan musababnya. Allah SWT berfirman: “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan
Yang Maha Pemurah (AlQuran), Kami adakan
baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang
selalu menyertainya. (surat Az Zukhruf (43) ayat 36). Setan akan menjadi teman atau sahabat karib atau akan dijadikan teman yang
tidak terpisahkan dengan manusia sampai kapanpun dan dimanapun, jika manusia
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.
Berpaling dari ajaran Allah SWT, ini berarti manusia
tidak mau melaksanakan apa-apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT atau
melanggar apa yang dilarang oleh Allah SWT atau tidak mau melaksanakan Rukun
Iman, Rukun Islam dan Ikhsan dalam satu kesatuan;
b.
Berpaling dari Petunjuk Allah SWT yang tertuang di
dalam AlQuran;
c.
Menjadikan jasmani sebagai pengendali Amanah yang 7
(qudrat, iradat, ilmu, sami’, bashir,
kalam, hayat) dan Hubbul yang 7 (hubbul
syahwat, hubbul maal, hubbul huriyyah, hubbul maadah; hubbul istitlaq; hubbul
riasah; hubbul jam’i) sehingga jiwa manusia masuk dalam golongan jiwa
fujur;
d. Mempertuhankan
ahwa (hawa nafsu) serta melakukan perbuatan syirik dan musyrik.
Sekarang
jika setan telah menjadi sabahat bagi manusia, maka secara otomatis manusia
jauh dari kehendak Allah SWT sehingga manusia telah keluar dari prinsip-prinsip
dasar ruh manusia yang selalu berada di dalam koridor Nilai-Nilai Kebaikan.
Lalu
bagaimana dengan setan yang hanya sebatas teman biasa saja? Setan dapat
kita jadikan sebatas teman biasa yang selalu menyertai diri kita saat menjadi abd’
(hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi apabila diri kita mampu
melaksanakan apa-apa yang dikehendaki Allah SWT atau sepanjang diri kita tidak
pernah berpaling sedikitpun dari petunjuk Allah SWT atau sepanjang diri kita
mampu melaksanakan Diinul Islam secara kaffah. Apabila kita
mampu melaksanakan hal ini maka kita akan selalu di dalam lindungan Allah SWT.
Adanya
perlindungan Allah SWT kepada diri kita maka setan yang di dalam diri tidak
dapat melaksanakan aksinya untuk menggoda dan merayu diri kita. Hal yang
harus kita perhatikan adalah setan
tidak pernah sekalipun pergi jauh dari diri kita, ia hanya menghindar untuk
sementara waktu dan akan kembali lagi menggoda diri kita sepanjang jasmani dan
ruh masih bersatu.
Selain
daripada itu kita harus pula mengetahui bahwa pintu masuk setan untuk menggoda
dan merayu manusia adalah jasmani (dalam hal ini melalui sifat-sifat alamiah
jasmani yang mencerminkan Nilai-Nilai Keburukan serta makanan dan minuman yang
haram) serta Hubbul. Hal ini
dikarenakan setan tidak memiliki kemampuan ataupun ilmu tentang ruh manusia,
sehingga setan tidak memiliki kemampuan untuk mengganggu manusia melalui ruh.
2.
Penipu ke jalan yang Sesat. Setan selaku
musuh bagi diri kita mempunyai banyak perangkat atau senjata ampuh untuk
menaklukkan dan menjerumuskan manusia ke lembah nista atau menjerumuskan
manusia ke jalan yang sesat. Senjata apakah itu? Inilah 3(tiga) buah senjata
dan perangkat perang yang dapat dipergunakan oleh setan untuk menaklukkan
manusia atau menjadikan manusia sesat keluar dari jalan yang lurus, yaitu:
a.
Setan akan selalu membisikkan atau akan selalu
mendengung-dengungkan ke dalam hati dan pikiran kita apa yang dinamakan dengan
niat dan pikiran jahat, atau menyuruh manusia untuk berbuat sesuatu yang
bertentangan dengan syariat;
b.
Setan akan selalu membujuk dan merayu manusia untuk
melakukan tindakan atau perbuatan yang bertentangan dengan Nilai-Nilai
Kebaikan;
c.
Setan akan selalu mengajak dan menyuruh manusia untuk melakukan
praktek-praktek tipu daya, melakukan budaya suap, melakukan perbuatan yang
melawan hukum, intinya selalu berseberangan dengan Nilai-Nilai Kebaikan yang
dikehendaki Allah SWT.
Ketiga hal
yang kami kemukakan di atas, sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya berikut
ini: “Maka setan membisikkan
pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang
tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak
melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi
malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga). Maka setan membujuk
keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah
merasakan buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah
keduanya menutupinya dengan daun-daun syurga. Kemudian Tuhan mereka menyeru
mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku
katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagi kamu
berdua?” (surat Al A’raaf (7) ayat 20-22). Adanya
perilaku, perbuatan, kegiatan, pekerjaan yang dilakukan setan kepada manusia
yang mengakibatkan manusia jauh dari ajaran Allah SWT, atau menjadikan manusia
menjadi celaka, penuh noda dan dosa serta terjerumus ke lembah nista. Hal ini
menunjukkan bahwa setan adalah sosok pembisik perbuatan jahat.
Selain itu,
setan juga akan selalu memelihara dan juga akan menumbuhkan bibit-bibit perselisihan
di antara sesama manusia sehingga ketentraman, kerukunan jauh dari hidup dan
kehidupan manusia, sebagaimana firman-Nya: “sungguh setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan diantara mereka.
Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. (surat Al Israa’ (17) ayat
53).”
Untuk itu Allah SWT
telah dengan tegas memerintahkan kepada manusia untuk tidak menjadikan setan
sebagai sahabat, atau tidak menjadikan setan sebagai konsultan, tidak
menjadikan setan sebagai pemimpin dan panutan saat diri kita menjadi abd’
(hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi. Dan jika
Allah SWT sudah memerintahkan kepada umat manusia untuk menjadikan setan
sebagai musuh utama manusia, jangan pernah merubah ketentuan ini jika kita
ingin selalu berada di dalam kehendak Allah SWT.
3.
Menghalangi
dari jalan Islam (jalan yang lurus). Setan yang telah ditetapkan sebagai musuh utama
manusia, setan pasti akan selalu
berbuat, berkehendak, berkelakuan, beraktivitas untuk menjatuhkan,
mencelakakan, menghalangi musuhnya untuk melakukan aktivitas yang dapat
mengalahkan dirinya atau akan dapat menggagalkan rencananya. Setan tidak
akan pernah berbuat baik kepada musuhnya atau setan tidak akan memberikan
kebahagiaan yang hakiki kepada musuhnya, dalam hal ini kepada manusia, terkecuali musuhnya sudah menjadi
sahabatnya. Jika sampai ada setan yang berbuat sesuatu hal yang dapat membahagiakan
musuhnya atau menjadikan manusia sesuai dengan kehendak Allah SWT berarti ada
sesuatu yang salah di dalam diri setan tersebut dan hal ini tidak mungkin
pernah terjadi.
Setan
sebagai musuh abadi manusia pasti akan mencelakakan manusia. Setan sebagai
musuh pasti menjauhkan manusia dari jalan yang lurus. Setan sebagai musuh pasti
menghalangi manusia dari ajaran Allah SWT. Setan sebagai musuh pasti membuat
manusia tidak dapat melaksanakan ajaran Islam. Setan sebagai musuh pasti tidak
menginginkan manusia sukses menjadi abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya
di muka bumi yang berpredikat makhluk pilihan.
Setan
sebagai musuh pasti tidak akan menghendaki manusia bisa pulang ke kampung
kebahagiaan, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sesungguhnya setan
itu musuh yang nyata bagimu.(surat Az Zukhruf (43) ayat 62).” Dan juga berdasarkan firman-Nya berikut ini: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (surat Al Baqarah (2) ayat 208). Inilah
sunnatullah yang pasti berlaku kepada diri kita.
Jika
sekarang setan sudah begitu kerasnya bersikap kepada setiap manusia, termasuk
kepada diri kita. Sekarang tinggal bagaimana kita menyikapi kondisi dasar setan
yang telah kami kemukakan di atas ini dan yang pasti kita tidak akan dapat mengalahkan
setan seorang diri tanpa bantuan dan pertolongan Allah SWT. Sebagai abd’
(hamba) yang juga adalah khalifah di muka bumi sudahkah kita meminta dan
mengajak Allah SWT untuk menolong dan membantu diri kita saat menghadapi setan
sang laknatullah?
4.
Musyrik dan Selalu Menyimpang dari ajaran
Islam. Setan tidak akan pernah puas, tidak akan pernah senang, tidak akan pernah
melepaskan manusia sedikitpun walaupun ia telah berhasil menjerumuskan manusia
ke lembah nista dan dosa. Setan tidak akan pernah menginginkan manusia
taubat. Setan tidak ingin manusia mendapatkan hidayah ataupun maunah. Setan
sampai dengan hari kiamat kelak akan tetap berkeinginan agar seluruh manusia
untuk berbuat dan bertindak kafir, berbuat syirik, menjalankan musyrik,
menyimpang dari ajaran Diinul Islam, mempersekutukan Allah SWT dengan makhluk,
berbuat dan bertindak di dalam koridor nilai-nilai keburukan.
Jika ini
adalah kondisi dasar setan kepada seluruh manusia, termasuk kepada diri kita,
sadarkah diri kita dengan keadaan ini? Jika kita termasuk orang yang telah tahu
diri maka sudah sepantasnya diri kita mawas diri terhadap ajaran, bujukan,
rayuan setan sang laknatullah. Allah SWT berfirman: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepda dua orang
ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri. Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta
mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada
Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil setan itu menjadi
temannya, maka setan itu adalah teman yang seburuk-buruknya. (surat An Nisaa’
(4) ayat 36-38)
Saat ini
sampai dengan kapanpun juga setiap manusia memiliki ruh dan amanah yang 7 yang
berasal dan bersumber dari Allah SWT, sedangkan setan tidak memiliki ruh dan
amanah yang 7, karena setan diciptakan dari api yang sangat halus. Adanya
kelebihan manusia dibandingkan dengan setan berarti manusia seharusnya menang
melawan setan disebabkan manusia lebih pandai dan lebih mengetahui serta
memiliki ilmu yang lebih dibandingkan setan.Jika sekarang manusia justru kalah, atau mampu dikalahkan oleh setan,
atau manusia malah menjelma menjadi setan, timbul pertanyaan sebenarnya
siapakah yang pandai dan siapakah yang bodoh? Berdasarkan
kondisi di atas secara otomatis dapat dikatakan bahwa setan yang lebih pintar
dari manusia ataukah manusia lebih bodoh daripada setan. Hal ini tercermin dari
setan menjadi pemenang sedangkan manusia menjadi pecundang. Hal yang harus kita
ketahui adalah di dalam kehendak Allah SWT manusialah yang menjadi pemenang dan
setan yang menjadi pecundang. Sekarang yang manakah posisi diri kita?
5.
Mencari
Berita ke langit. Di dalam surat Al Mulk (67) ayat 5 berikut ini: “Sesungguhnya kami telah menghiasi langit yang
dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat
pelempar setan, dan kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.”
Ayat ini mengemukakan bahwa setan mencari berita dan informasi ke langit.
Untuk apakah setan mencari berita dan informasi ke langit? Inilah
salah satu bukti kelicikan setan dengan mencari berita dan informasi ke langit
sehingga seolah-olah apa yang disampaikan berasal dari Allah SWT.
Apabila
manusia percaya kepada apa-apa yang disampaikan oleh setan maka sesatlah
manusia, terjerumuslah manusia, tertipulah manusia, tergelincirlah manusia dari
jalan yang lurus. Upaya setan untuk selalu mencoba mencari berita dan
informasi ke langit, akan gagal dikarenakan langit telah dipagari oleh
bintang-bintang yang sewaktu–waktu dapat dijadikan alat pelempar setan jika ia
tetap berusaha atau ngotot untuk mendekati langit.
Selain
daripada itu, ada satu hal yang akan kami kemukakan tentang perlakuan setan
kepada manusia, yaitu saat ini sampai dengan hari kiamat kelak, setan sudah
tidak mengganggu lagi umat non muslim, dikarenakan untuk apa lagi ia diganggu,
untuk apa lagi ia digoda, untuk apa lagi ia dijerumuskan sebab mereka sudah
sesuai dengan kehendak setan. Sebab mereka sudah menjadi kawan setan. Sebab
mereka sudah menjadi setan pula. Dan jika ini yang terjadi maka setan pasti akan
membantu mereka semua untuk mendapatkan kesuksesan duniawi melalui pangkat,
melalui harta dan juga jabatan.
6.
Setan
Mengajarkan ilmu hitam (sihir). Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya
berikut ini: “Dan
mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman.
Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka
mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di
negeri Babilonia yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan
sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, "Sesungguhnya kami hanyalah
cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir." Maka mereka mempelajari dari
keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami)
dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya
kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan, dan
tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sungguh, mereka sudah tahu,
barangsiapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat
keuntungan di akhirat. Dan sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka yang
menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka tahu. (surat Al Baqarah (2) ayat
102).”
Sihir termasuk sesuatu yang tersembunyi, yang hanya diketahui oleh sebagian
manusia saja. Dalam praktek, tukang-tukang sihir itu membaca mantera dengan
menyebut nama-nama setan dan raja-raja jin agar timbul kesan seolah-olah
manteranya itu dikabulkan oleh raja jin. Atas dasar praktek mereka inilah
timbul anggapan yang merata dalam lapisan masyarakat, bahwa sihir itu dibantu
oleh setan.
Allah SWT menjelaskan bahwa sihir tidak memberikan manfaat sedikit pun kepada
manusia, bahkan memberikan mudarat. Oleh sebab itu, Allah SWT mengancam orang
yang mempraktekkannya dengan siksaan. Orang-orang Yahudi pun sebetulnya telah
mengetahui bahwa sihir memudaratkan manusia, dan seharusnya mereka membencinya.
Tetapi, karena ada maksud jahat yang terkandung dalam hati mereka untuk
menyesatkan orang Islam, mereka pun mau mengerjakannya. Sedangkan orang Yahudi
yang sezaman dengan Nabi Muhammad saw menyebarluaskan sihir itu di kalangan
orang-orang Islam dengan tujuan untuk menyesatkan. Mereka dapati sihir itu dari
nenek moyang mereka yang mengatakan sihir itu dari Sulaiman a.s.. Padahal kedua
malaikat tidak mengajarkan sihir kepada seorang pun, sebelum memberikan nasihat
agar orang jangan mengamalkan sihir itu, sebab orang yang mempraktekkan sihir
itu adalah kafir.
Oleh karena itulah, Allah SWT mencela
perbuatan sihir dan memasukkan orang yang melakukannya ke dalam golongan orang
yang memilih perbuatan sesat. Selanjutnya Allah SWT menegaskan bahwa di akhirat
mereka tidak akan mendapat kebahagiaan sedikit pun. Karena mereka yang telah
memilih perbuatan sihir, berarti mereka telah menyalahi hukum yang termuat
dalam Taurat, padahal dalam Kitab mereka sendiri terdapat juga ketentuan bahwa
orang yang mengikuti bisikan jin, setan dan dukun itu, sama hukumnya dengan
orang yang menyembah berhala dan patung. Lebih jauh Allah SWT menjelaskan bahwa
sihir yang mereka kerjakan itu sangat jelek, Allah SWT menggambarkan orang yang
memilih perbuatan sihir sebagai kesenangannya seperti orang yang menjual iman
dengan kesesatan. Gambaran serupa ini gunanya untuk menyingkapkan selubung
mereka, agar kesadarannya dapat terbuka dan mengetahui bahwa manusia diciptakan
Allah SWT untuk berbakti kepada-Nya. Dengan kata lain, andaikata mereka
mengetahui kesesatan orang yang mempelajari dan mempraktekkan sihir, tentulah
mereka tidak akan melakukannya. Tetapi mereka telah jauh tertipu, sehingga
mereka beranggapan bahwa sihir itu termasuk ilmu pengetahuan, dan mereka merasa
puas dengan ilmu yang tidak terbukti kebenarannya dan tidak memberikan pengaruh
apa pun kepada jiwa seseorang kecuali dengan izin Allah.
7.
Setan
Pelindung Orang Kafir. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya
berikut ini: “Allah
pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada
cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan,
yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni
neraka. Mereka kekal di dalamnya. (surat Al Baqarah (2) ayat 257).” Ayat ini mengemukakan bahwa Allah SWT
adalah Pelindung orang-orang yang beriman. Dialah yang mengeluarkan mereka dari
kekafiran kepada cahaya iman dan petunjuk. Sedang orang-orang kafir itu,
pelindung-pelindungnya adalah setan yang mengeluarkan mereka dari cahaya iman
kepada kegelapan kekafiran. Mereka adalah penghuni-penghuni neraka pada hari
kemudian, dan mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Dan apabila orang kafir itu pada suatu
ketika mendapatkan sedikit cahaya petunjuk dan iman, maka setan segera berusaha
untuk melenyapkannya, sehingga iman yang mulai bersemi itu menjadi sirna, dan
mereka kembali kepada kegelapan. Oleh sebab itu, iman yang telah tertanam dalam
hati harus selalu dipelihara, dirawat dan dipupuk dengan baik sehingga ia terus
berkembang dan bertambah kuat, dan setan-setan tidak akan dapat merusaknya
lagi. Pupuk keimanan adalah: ibadah, amal shaleh dan memperdalam ilmu
pengetahuan dan ajaran-ajaran agama Islam.
8.
Setan
Berkawan dengan Orang Yang Asal Bicara. Hal ini sebagaimana firman-Nya
berikut ini: “Sesungguhnya
(setan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa
yang tidak kamu ketahui tentang Allah. (surat Al Baqarah (2) ayat 169.”. Ayat ini mengemukakan bahwa setan
selalu menyuruh manusia agar melakukan kejahatan dan mengerjakan yang keji dan
yang mungkar. Setan tidak rela dan tidak senang bila melihat seseorang beriman
kepada Allah SWT dan menaati segala perintah dan peraturan-Nya. Bahkan setan
tidak segan-segan menyuruh manusia untuk berdusta terhadap Allah SWT dengan
menyuruh membuat peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang bertentangan dengan
hukum Allah SWT ataupun menyuruh manusia untuk berbicara dalam rangka
menyampaikan sesuatu padahal yang bersangkutan tidak memiliki kompetensi untuk
menyampaikannya sehingga dengan demikian akan kacau-balaulah peraturan agama,
rusaklah pemahaman umat tentang agama dan umat tidak dapat mengetahui mana
peraturan agama dan mana yang bukan.
9.
Setan
Pengkhianat manusia. Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut ini: “sungguh, dia telah menyesatkan aku dari
peringatan (Al-Qur'an) ketika (Al-Qur'an) itu telah datang kepadaku. Dan setan
memang pengkhianat manusia. (surat Al Furqan (25) ayat 29)”. Sungguh
setan itu makhluk yang terkutuk. Apakah kita, manusia, tidak
mengetahuinya? Sejak Nabi Adam as,
sampai menjelang hari kiamat kelak, tak ada satupun manusia yang tidak tahu
bahwa setan itu memang penipu dan pengkhianat manusia.
Di zaman teknologi digital yang serba
canggih sekarang ini, “Dr `Aidh Al-Qarni”,
mengemukakan tentang jurus tipuan setan yang lebih canggih dari kemampuan diri kita
untuk menangkalnya. Begitu canggih, begitu lihai, begitu halus tipu daya setan,
sampai-sampai kita tidak sadar telah mengikuti pola pikir dan tingkah laku selayaknya
persis seperti setan. Saat ini segala
kesenangan hidup dari industri hiburan telah mengepung kita, dimana media ini
merupakan media yang sangat mengasyikkan bagi setan untuk menjerumuskan
manusia.
Di lain sisi “Richard Brodie” dalam bukunya “Virus
of the Mind, telah mengingatkan bahwa virus-virus kejahatan yang menyebar
lewat dunia hiburan mudah sekali merusak akal budi kita. Ketika akal budi
runtuh, setan berjaya membangun singgasananya dalam hati dan pikiran kita. Dan
dengan masygul Rasulullah SAW pernah menasihati kita agar berhati-hati benar
pada segala kesenangan dunia. Sebab, di situlah setan bersembunyi menjebak
kita. Dan hanya Allah SWT yang akan mampu melindungi kita agar selamat dari
segala tipu daya, bujuk rayu setan. Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut ini:
"Jika engkau ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah pada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (surat Al-A'raf (7)
ayat 200)”.
Itulah 9 (sembilan) buah posisi dan kedudukan setan
dihadapan manusia, lalu masih ada hal lainnya yang harus pula kita pahami
tentang setan yaitu “siasat yang akan
dipergunakan oleh setan di dalam mengganggu dan menjerumuskan manusia”,
hal ini sebagaimana dikemukakan oleh “Azhar Azis” dalam laman “Indonesiainside.id” berikut ini:
1.
Setan di dalam melakukan upaya
penyesatan kepada manusia dilakukan secara bertahap (tidak satu kali, namun
berulang-ulang secara konsisten).
Dan jika setan hanya melancarkan godaannya hanya satu kali serangan, niscaya
hanya sedikit orang yang mengikutinya, sehingga tidak mungkin seorang muslim
tergoda karena bisikannya yang hanya sekali saja yang pada akhirnya pasti
tersingkap. Untuk itu setan melakukan penyesatan secara bertahap, dari satu
kemungkaran kepada kemungkaran yang lebih besar. Inilah tipuan yang banyak
memangsa umat manusia karena tidak nyata, halus, dan tidak tampak sebagai
sebuah penyesatan.
Menurut Ibnu Qayyim Aljauziyyah, ada tujuh
urutan langkah setan kepada manusia. Pertama, kekufuran. Jika manusia selamat dari penyesatan ini, maka setan
membuat urutan kedua yaitu bid’ah.
Jika tidak berhasil, maka setan menggoda manusia melakukan dosa besar. Jika tidak berhasil, urutan keempat melakukan dosa kecil. Kalau pun gagal,
selanjutnya masuk pada urutan melakukan
hal-hal yang mubah, yang menyibukkan manusia dari ketaatan dan ibadah. Jika
manusia masih juga taat, maka urutan keenam adalah menyibukkan manusia dari amalan-amalan yang tidak utama (tidak penting).
Sehingga seseorang tampak sibuk dengan
amalan sunah, namun banyak amaalan wajib yang ditinggalkan. Dan jika masih juga
gagal, tahap ketujuh, adalah setan memasukkan
perangkap yang membuat seseorang agar mukmin yang lain tidak aman darinya.
Karena itu, memberikan rasa aman kepada sesama mukmin adalah bagian dari iman
kepada Allah SWT. Misalnya, tidak menyakiti tetangga, tamu, saudara muslim
lainnya, dan membuat mereka merasa nyaman dan aman dengan kita. Untuk
melepaskan diri dari tujuh perangkap setan itu, seorang mukmin harus mampu
memenangkan peperangan kepada setan dengan tameng keikhlasan dan istiqamah.
2.
Setan Menghias dan Memperdaya Manusia. Di dalam kehidupan gemerlap (glamor,
dugem) saat ini, sangatlah lazim jika kita melihat dunia kemaksiatan dihiasai
dengan hiasan keindahan. Lihatlah bentuk botol minuman keras, tampak indah dan
mewah namun isinya sangat menyesatkan (lagi memabukkan). Dunia dibuat seolah-olah
gemerlap penuh kesenangan, tapi isinya adalah kemaksiatan. Begitulah jebakan
setan. Setan memang telah mengikrarkan diri untuk menjerumuskan manusia dengan
penuh tipu daya, namun tujuannya hanya satu yaitu menyesatkan umat manusia. Hal
ini sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab
Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka
memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan
mereka semuanya. (surat Al-Hijr (15) ayat 39)
Ayat di atas ini menyatakan bahwa senjata
(tipuan) yang paling ampuh milik iblis/setan untuk Bani Adam adalah menghiasi
segala sesuatu menjadi indah, sampai perkara yang rendah dan jelek, dipoles
dengan godaan-godaannya menjadi indah dan baik, hingga Bani Adam tergelincir
untuk melakukan kemaksiatan sehingga manusia berada diluar jalan hidayah kecuali
hamba-hamba-Mu yang beriman dan hanya menyembah-Mu semata.”
Dilain sisi, hiasan setan adalah
sesuatu yang dipalsukan agar manusia terperosok. Setan menghiasi maksiat
melalui jalan konspirasi, tipu daya, dan kebohongan (dusta), seperti yang telah
dilakukan kepada Nabi Adam as, dan istrinya (pelajari kembali surat Al-Araf (7)
ayat 20-21). Dan terkait masalah ini, Allah SWT juga telah berfirman dalam
AlQuran: “Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan
angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada
mereka selain dari tipuan belaka.” (surat An-Nisaa (4) ayat 120). Allah
SWT menyebutkan bisikan bisikan setan kepada para pengikutnya, bahwa setan
menjanjikan kemiskinan kepada manusia jika mereka menginfakkan harta di jalan
Allah, menakut-nakuti mereka dengan kematian apabila pergi berjihad, dan
menjanjikan orang yang telah tergoda untuk fanatik terhadap pendapatnya dan
menyerang orang yang menyelisihinya dengan jabatan dan ketenaran. Setan
menguatkan janji-janji dan godaan-godaan ini dengan angan-angan batil. (Tafsir
Al-Muyassar)
3.
Setan Memperdaya manusia melalui
penyakit hati. Hati
yang sakit sangat mudah untuk dikendalikan oleh syahwat dan hawa nafsu, sehingga
akan lebih cepat merespons bisikan setan dan mengikuti fitnahnya. Lalu
penyakitya semakin parah. Sementara hati yang selamat akan terjaga dari
pengaruh-pengaruhnya. Saat nafsu amarah merespons seruan setan, maka saat
itulah manusia dipalingkan dari fitrahya yang suci. Jiwanya dikendalikan setan.
4.
Setan tidak hanya menjadikan ahwa
(hawa nafsu) sebagai pintu masuk, namun setan juga menjadi pintu kebaikan
sebagai jalan untuk mempengaruhi manusia. Untuk itu mari kita perhatikan apa yang dikemukakan oleh
Imam Ibnu Tayimah berikut ini: “Ahwa (hawa nafsu) tidak sendirian melakukan
perbuatan buruk, tetapi ditemani oleh kebodohan. Jika pemilik hawa nafsu
(manusia) tahu dirinya diperdaya (dengan salah satu siasat dan senjata setan
itu), niscaya dia akan menarik dirinya. Inilah bencana besar dari setan yang
mampu mengemas keburukan seolah-olah adalah kebaikan.”
Selain
4 (empat) buah siasat setan hal yang telah kami kemukakan di atas, setan menjadikan orang pemboros sebagai saudaranya.
Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya berikut ini: "Sesungguhnya
orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar
kepada Tuhannya." (surat Al Israa’ (17) ayat 27).” Ayat ini
mengemukakan yang dimaksud dengan dengan orang-orang pemboros dalam ayat ini
adalah mereka yang menghambur-hamburkan harta bendanya dalam perbuatan maksiat.
Namun mereka sangat pelit untuk berbuat kebaikan. Bahkan beberapa dari mereka
ada yang menggunakan harta untuk menghalangi penyebaran agama Islam, melemahkan
pemeluk-pemeluknya, dan membantu musuh-musuh Islam. Selain daripada itu, orang
pemboros yang dilaknat Allah SWT adalah mereka memiliki kebiasaan untuk
menumpuk harta mereka yang diperoleh dari rampasan perang, perampokan, dari
korupsi, kolusi, grativikasi. Kemudian, harta-harta itu dimanfaatkan hanya
untuk berfoya-foya.
Adanya
siasat yang dilakukan oleh setan kepada manusia, hasilnya dapat kita lihat
melalui banyaknya manusia yang jika telah memperoleh sesuatu pemahaman yang
menghantarkan seseorang mencapai suatu zona nyaman tertentu maka ia akan sangat
sukar untuk diajak untuk meningkatkan pemahaman yang telah dimilikinya menjadi
lebih baik lagi. Jika ini yang terjadi maka kondisi ini sangat dikehendaki oleh
setan sebab jika seseorang mampu menambah pemahaman yang telah dimilikinya
menjadi lebih baik maka akan sulit bagi setan melaksanakan aksinya apalagi
mengalahkannya. Apa contohnya? Jika ada seseorang yang sudah terbiasa membaca
AlQuran tanpa tahu terjemahnya lalu diajak untuk membaca AlQuran dengan
terjemahnya maka ia akan merasa sulit atau enggan untuk melakukannya karena
membaca AlQuran menjadi lebih lama.
Akhirnya siasat yang setan jalankan mampu menjadikan manusia
menjadi malas belajar, apalagi untuk mengajar untuk berbagi ilmu dan
pengetahuan. Taklik buta dengan sesuatu yang baru, tidak mau menambah ilmu dan
pengetahuan yang baru sehingga apatis, apriori dengan sesuatu yang baru
sehingga merasa sudah berada di zona nyaman lalu malas untuk belajar, lalu memperturutkan
apa kata ulama tanpa pernah mau memilah dan memilih, serta mempertahankan
tradisi dengan mengabaikan syariat yang berlaku serta sering mendahu-lukan
ibadah sunnah dibandingkan dengan melaksanakan ibadah wajib, yang kesemuanya
menunjukkan ciri-ciri orang yang telah memperturutkan ahwa (hawa nafsu).
Akhirnya manusia yang merasa sudah berada di zona nyaman akan sulit untuk
diajak untuk meningkatkan kualitas hidupnya yang sebenarnya masih bisa
ditingkatkan.
Sekarang bagaimana dengan diri kita? Sepanjang diri
kita masih hidup di dunia, sepanjang diri kita tidak sepaham dengan setan,
sepanjang diri kita berada berseberangan dengan kehendak setan maka setan pasti
akan mengganggu dan menggoda serta akan memprovokasi diri kita sampai dengan
ruh kita tiba dikerongkongan. Untuk itu, jika kita berkepentingan dengan untuk
mengalahkan setan maka hanya dengan bantuan dan pertolongan dari Allah SWT
sajalah kita akan mampu mengalahkan setan. Selanjutnya sudahkah diri kita beriman
lalu melaksanakan Diinul Islam secara kaffah yang diikuti dengan meminta pertolongan
Allah SWT dalam rangka mengalahkan musuh abadi dari kita!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar