Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Selasa, 06 Februari 2024

POSISI DAN KEDUDUKAN SETAN DIHADAPAN MANUSIA


Sekarang mari kita pelajari posisi dan kedudukan setan yang dihubungkan dengan posisi manusia sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga khalifah-Nya di muka bumi, sehingga kita memiliki ilmu tentang musuh abadi diri kita yang pada akhirnya memudahkan diri kita untuk mengalahkan setan di dalam kerangka melaksanakan konsep hidup adalah permainan di muka bumi yang saat ini kita laksanakan.

 

1.        Disahabatkan dengan Manusia. Setiap manusia lahir, termasuk saat diri kita lahir ke dunia maka lahir pula setan dan juga malaikat yang akan menyertai (qarin) bagi diri kita saat menjadi abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi. Adanya kondisi seperti ini berarti baik setan ataupun malaikat akan menjadi teman (qarin) bagi diri kita saat hidup di dunia. Dan dalam sebuah hadits Abdullah bin Mas’ud ra, Rasulullah juga menyebutkan perihal qarin. Ditemukan sabda Nabi SAW yang menyatakan: “Tidak seorang pun di antara kamu kecuali telah ditetapkan bersamanya qarin (pendamping dari makhluk jenis jin atau setan). Para sahabat lalu bertanya, “Walau engkau wahai Rasul Allah?” Rasulullah menjawab “Aku pun demikian, hanya saja Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku sehingga aku selamat atau (dengan terjemahan yang lain) sehingga dia memeluk Islam.” Qarin yang ditegaskan hadits tersebut yaitu mereka yang membisikkan pikiran-pikiran buruk dalam hati manusia. Rasulullah menyebut bisikan itu sebagai lammah syaithaniyah. Ada juga lammah malakiyah, yakni dorongan malaikat.

 

Kata qarin juga disebut dalam surat Qaf (50) ayat 23-24 berikut ini: “Dan (malaikat) yang menyertainya berkata, “inilah catatan perbuatan yang ada padaku,” Allah berfiran, “lemparkanlah olehmu berdua  ke dalam neraka jahannam, semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala.” Kata qarin atau teman dalam ayat 23 dipahami sebagian ulama dalam arti setan yang menyertai manusia saat di dunia. Dialah yang berkata, “Orang kafir yang ada di sisiku ini telah siap untuk dimasukkan ke dalam neraka karena aku telah menyesat-kannya.”Ada pula yang berpendapat qarin yang dimaksud adalah malaikat penggiring manusia ke neraka. 

 

Lalu seperti apakah pertemanan setan dengan manusia? Pertemanan setan yang ada di dalam diri setiap manusia, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 2(dua) kriteria, yaitu setan yang dapat dijadikan teman karib atau sahabat karib dan setan yang hanya sebatas teman biasa. Apa maksudnya? Adanya perbedaan kedudukan setan di dalam diri manusia, tentu ada sebab dan musababnya. Allah SWT berfirman: “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah  (AlQuran), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (surat Az Zukhruf (43) ayat 36). Setan akan menjadi teman atau sahabat karib atau akan dijadikan teman yang tidak terpisahkan dengan manusia sampai kapanpun dan dimanapun, jika manusia melakukan hal-hal sebagai berikut:

 

a.        Berpaling dari ajaran Allah SWT, ini berarti manusia tidak mau melaksanakan apa-apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT atau melanggar apa yang dilarang oleh Allah SWT atau tidak mau melaksanakan Rukun Iman, Rukun Islam dan Ikhsan dalam satu kesatuan;

b.        Berpaling dari Petunjuk Allah SWT yang tertuang di dalam AlQuran;

c.        Menjadikan jasmani sebagai pengendali Amanah yang 7 (qudrat, iradat, ilmu, sami’, bashir, kalam, hayat) dan Hubbul yang 7 (hubbul syahwat, hubbul maal, hubbul huriyyah, hubbul maadah; hubbul istitlaq; hubbul riasah; hubbul jam’i) sehingga jiwa manusia masuk dalam golongan jiwa fujur;

d.       Mempertuhankan ahwa (hawa nafsu) serta melakukan perbuatan syirik dan musyrik.

 

Sekarang jika setan telah menjadi sabahat bagi manusia, maka secara otomatis manusia jauh dari kehendak Allah SWT sehingga manusia telah keluar dari prinsip-prinsip dasar ruh manusia yang selalu berada di dalam koridor Nilai-Nilai Kebaikan.

 

Lalu bagaimana dengan setan yang hanya sebatas teman biasa saja? Setan dapat kita jadikan sebatas teman biasa yang selalu menyertai diri kita saat menjadi abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi apabila diri kita mampu melaksanakan apa-apa yang dikehendaki Allah SWT atau sepanjang diri kita tidak pernah berpaling sedikitpun dari petunjuk Allah SWT atau sepanjang diri kita mampu melaksanakan Diinul Islam secara kaffah. Apabila kita mampu melaksanakan hal ini maka kita akan selalu di dalam lindungan Allah SWT.

 

Adanya perlindungan Allah SWT kepada diri kita maka setan yang di dalam diri tidak dapat melaksanakan aksinya untuk menggoda dan merayu diri kita. Hal yang harus kita perhatikan adalah setan tidak pernah sekalipun pergi jauh dari diri kita, ia hanya menghindar untuk sementara waktu dan akan kembali lagi menggoda diri kita sepanjang jasmani dan ruh masih bersatu.

 

Selain daripada itu kita harus pula mengetahui bahwa pintu masuk setan untuk menggoda dan merayu manusia adalah jasmani (dalam hal ini melalui sifat-sifat alamiah jasmani yang mencerminkan Nilai-Nilai Keburukan serta makanan dan minuman yang haram) serta Hubbul. Hal ini dikarenakan setan tidak memiliki kemampuan ataupun ilmu tentang ruh manusia, sehingga setan tidak memiliki kemampuan untuk mengganggu manusia melalui ruh.

 

2.        Penipu ke jalan yang Sesat. Setan selaku musuh bagi diri kita mempunyai banyak perangkat atau senjata ampuh untuk menaklukkan dan menjerumuskan manusia ke lembah nista atau menjerumuskan manusia ke jalan yang sesat. Senjata apakah itu? Inilah 3(tiga) buah senjata dan perangkat perang yang dapat dipergunakan oleh setan untuk menaklukkan manusia atau menjadikan manusia sesat keluar dari jalan yang lurus, yaitu:

 

a.        Setan akan selalu membisikkan atau akan selalu mendengung-dengungkan ke dalam hati dan pikiran kita apa yang dinamakan dengan niat dan pikiran jahat, atau menyuruh manusia untuk berbuat sesuatu yang bertentangan dengan syariat;

 

b.        Setan akan selalu membujuk dan merayu manusia untuk melakukan tindakan atau perbuatan yang bertentangan dengan Nilai-Nilai Kebaikan;

 

c.        Setan akan selalu mengajak dan  menyuruh manusia untuk melakukan praktek-praktek tipu daya, melakukan budaya suap, melakukan perbuatan yang melawan hukum, intinya selalu berseberangan dengan Nilai-Nilai Kebaikan yang dikehendaki Allah SWT.

 

Ketiga hal yang kami kemukakan di atas, sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya berikut ini: “Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga). Maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasakan buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun syurga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagi kamu berdua?” (surat Al A’raaf (7) ayat 20-22). Adanya perilaku, perbuatan, kegiatan, pekerjaan yang dilakukan setan kepada manusia yang mengakibatkan manusia jauh dari ajaran Allah SWT, atau menjadikan manusia menjadi celaka, penuh noda dan dosa serta terjerumus ke lembah nista. Hal ini menunjukkan bahwa setan adalah sosok pembisik perbuatan jahat.

 

Selain itu, setan juga akan selalu memelihara dan juga akan menumbuhkan bibit-bibit perselisihan di antara sesama manusia sehingga ketentraman, kerukunan jauh dari hidup dan kehidupan manusia, sebagaimana firman-Nya: “sungguh setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan diantara mereka. Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. (surat Al Israa’ (17) ayat 53).

 

Untuk itu Allah SWT telah dengan tegas memerintahkan kepada manusia untuk tidak menjadikan setan sebagai sahabat, atau tidak menjadikan setan sebagai konsultan, tidak menjadikan setan sebagai pemimpin dan panutan saat diri kita menjadi abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi. Dan jika Allah SWT sudah memerintahkan kepada umat manusia untuk menjadikan setan sebagai musuh utama manusia, jangan pernah merubah ketentuan ini jika kita ingin selalu berada di dalam kehendak Allah SWT.

 

3.        Menghalangi dari jalan Islam (jalan yang lurus). Setan yang telah ditetapkan sebagai musuh utama manusia,  setan pasti akan selalu berbuat, berkehendak, berkelakuan, beraktivitas untuk menjatuhkan, mencelakakan, menghalangi musuhnya untuk melakukan aktivitas yang dapat mengalahkan dirinya atau akan dapat menggagalkan rencananya. Setan tidak akan pernah berbuat baik kepada musuhnya atau setan tidak akan memberikan kebahagiaan yang hakiki kepada musuhnya, dalam hal ini kepada  manusia, terkecuali musuhnya sudah menjadi sahabatnya. Jika sampai ada setan yang berbuat sesuatu hal yang dapat membahagiakan musuhnya atau menjadikan manusia sesuai dengan kehendak Allah SWT berarti ada sesuatu yang salah di dalam diri setan tersebut dan hal ini tidak mungkin pernah terjadi.

 

Setan sebagai musuh abadi manusia pasti akan mencelakakan manusia. Setan sebagai musuh pasti menjauhkan manusia dari jalan yang lurus. Setan sebagai musuh pasti menghalangi manusia dari ajaran Allah SWT. Setan sebagai musuh pasti membuat manusia tidak dapat melaksanakan ajaran Islam. Setan sebagai musuh pasti tidak menginginkan manusia sukses menjadi abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi yang berpredikat makhluk pilihan.

 

Setan sebagai musuh pasti tidak akan menghendaki manusia bisa pulang ke kampung kebahagiaan, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.(surat Az Zukhruf (43) ayat 62).” Dan juga berdasarkan firman-Nya berikut ini: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (surat Al Baqarah (2) ayat 208). Inilah sunnatullah yang pasti berlaku kepada diri kita.

 

Jika sekarang setan sudah begitu kerasnya bersikap kepada setiap manusia, termasuk kepada diri kita. Sekarang tinggal bagaimana kita menyikapi kondisi dasar setan yang telah kami kemukakan di atas ini dan yang pasti kita tidak akan dapat mengalahkan setan seorang diri tanpa bantuan dan pertolongan Allah SWT. Sebagai abd’ (hamba) yang juga adalah khalifah di muka bumi sudahkah kita meminta dan mengajak Allah SWT untuk menolong dan membantu diri kita saat menghadapi setan sang laknatullah?

 

4.        Musyrik dan Selalu Menyimpang dari ajaran Islam. Setan tidak akan pernah puas, tidak akan pernah senang, tidak akan pernah melepaskan manusia sedikitpun walaupun ia telah berhasil menjerumuskan manusia ke lembah nista dan dosa. Setan tidak akan pernah menginginkan manusia taubat. Setan tidak ingin manusia mendapatkan hidayah ataupun maunah. Setan sampai dengan hari kiamat kelak akan tetap berkeinginan agar seluruh manusia untuk berbuat dan bertindak kafir, berbuat syirik, menjalankan musyrik, menyimpang dari ajaran Diinul Islam, mempersekutukan Allah SWT dengan makhluk, berbuat dan bertindak di dalam koridor nilai-nilai keburukan.

 

Jika ini adalah kondisi dasar setan kepada seluruh manusia, termasuk kepada diri kita, sadarkah diri kita dengan keadaan ini? Jika kita termasuk orang yang telah tahu diri maka sudah sepantasnya diri kita mawas diri terhadap ajaran, bujukan, rayuan setan sang laknatullah. Allah SWT berfirman: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepda dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil setan itu menjadi temannya, maka setan itu adalah teman yang seburuk-buruknya. (surat An Nisaa’ (4) ayat 36-38)

 

Saat ini sampai dengan kapanpun juga setiap manusia memiliki ruh dan amanah yang 7 yang berasal dan bersumber dari Allah SWT, sedangkan setan tidak memiliki ruh dan amanah yang 7, karena setan diciptakan dari api yang sangat halus. Adanya kelebihan manusia dibandingkan dengan setan berarti manusia seharusnya menang melawan setan disebabkan manusia lebih pandai dan lebih mengetahui serta memiliki ilmu yang lebih dibandingkan setan.Jika sekarang manusia justru kalah, atau mampu dikalahkan oleh setan, atau manusia malah menjelma menjadi setan, timbul pertanyaan sebenarnya siapakah yang pandai dan siapakah yang bodoh? Berdasarkan kondisi di atas secara otomatis dapat dikatakan bahwa setan yang lebih pintar dari manusia ataukah manusia lebih bodoh daripada setan. Hal ini tercermin dari setan menjadi pemenang sedangkan manusia menjadi pecundang. Hal yang harus kita ketahui adalah di dalam kehendak Allah SWT manusialah yang menjadi pemenang dan setan yang menjadi pecundang. Sekarang yang manakah posisi diri kita?

 

5.        Mencari Berita ke langit. Di dalam surat Al Mulk (67) ayat 5 berikut ini: “Sesungguhnya kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan, dan kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.” Ayat ini mengemukakan bahwa setan mencari berita dan informasi ke langit. Untuk apakah setan mencari berita dan informasi ke langit? Inilah salah satu bukti kelicikan setan dengan mencari berita dan informasi ke langit sehingga seolah-olah apa yang disampaikan berasal dari Allah SWT.

 

Apabila manusia percaya kepada apa-apa yang disampaikan oleh setan maka sesatlah manusia, terjerumuslah manusia, tertipulah manusia, tergelincirlah manusia dari jalan yang lurus. Upaya setan untuk selalu mencoba mencari berita dan informasi ke langit, akan gagal dikarenakan langit telah dipagari oleh bintang-bintang yang sewaktu–waktu dapat dijadikan alat pelempar setan jika ia tetap berusaha atau ngotot untuk mendekati langit.

 

Selain daripada itu, ada satu hal yang akan kami kemukakan tentang perlakuan setan kepada manusia, yaitu saat ini sampai dengan hari kiamat kelak, setan sudah tidak mengganggu lagi umat non muslim, dikarenakan untuk apa lagi ia diganggu, untuk apa lagi ia digoda, untuk apa lagi ia dijerumuskan sebab mereka sudah sesuai dengan kehendak setan. Sebab mereka sudah menjadi kawan setan. Sebab mereka sudah menjadi setan pula. Dan jika ini yang terjadi maka setan pasti akan membantu mereka semua untuk mendapatkan kesuksesan duniawi melalui pangkat, melalui harta dan juga jabatan.

 

6.        Setan Mengajarkan ilmu hitam (sihir). Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya berikut ini: “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, "Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir." Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan, dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sungguh, mereka sudah tahu, barangsiapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Dan sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka tahu. (surat Al Baqarah (2) ayat 102).”


Sihir termasuk sesuatu yang tersembunyi, yang hanya diketahui oleh sebagian manusia saja. Dalam praktek, tukang-tukang sihir itu membaca mantera dengan menyebut nama-nama setan dan raja-raja jin agar timbul kesan seolah-olah manteranya itu dikabulkan oleh raja jin. Atas dasar praktek mereka inilah timbul anggapan yang merata dalam lapisan masyarakat, bahwa sihir itu dibantu oleh setan.


Allah SWT menjelaskan bahwa sihir tidak memberikan manfaat sedikit pun kepada manusia, bahkan memberikan mudarat. Oleh sebab itu, Allah SWT mengancam orang yang mempraktekkannya dengan siksaan. Orang-orang Yahudi pun sebetulnya telah mengetahui bahwa sihir memudaratkan manusia, dan seharusnya mereka membencinya. Tetapi, karena ada maksud jahat yang terkandung dalam hati mereka untuk menyesatkan orang Islam, mereka pun mau mengerjakannya. Sedangkan orang Yahudi yang sezaman dengan Nabi Muhammad saw menyebarluaskan sihir itu di kalangan orang-orang Islam dengan tujuan untuk menyesatkan. Mereka dapati sihir itu dari nenek moyang mereka yang mengatakan sihir itu dari Sulaiman a.s.. Padahal kedua malaikat tidak mengajarkan sihir kepada seorang pun, sebelum memberikan nasihat agar orang jangan mengamalkan sihir itu, sebab orang yang mempraktekkan sihir itu adalah kafir.

 

Oleh karena itulah, Allah SWT mencela perbuatan sihir dan memasukkan orang yang melakukannya ke dalam golongan orang yang memilih perbuatan sesat. Selanjutnya Allah SWT menegaskan bahwa di akhirat mereka tidak akan mendapat kebahagiaan sedikit pun. Karena mereka yang telah memilih perbuatan sihir, berarti mereka telah menyalahi hukum yang termuat dalam Taurat, padahal dalam Kitab mereka sendiri terdapat juga ketentuan bahwa orang yang mengikuti bisikan jin, setan dan dukun itu, sama hukumnya dengan orang yang menyembah berhala dan patung. Lebih jauh Allah SWT menjelaskan bahwa sihir yang mereka kerjakan itu sangat jelek, Allah SWT menggambarkan orang yang memilih perbuatan sihir sebagai kesenangannya seperti orang yang menjual iman dengan kesesatan. Gambaran serupa ini gunanya untuk menyingkapkan selubung mereka, agar kesadarannya dapat terbuka dan mengetahui bahwa manusia diciptakan Allah SWT untuk berbakti kepada-Nya. Dengan kata lain, andaikata mereka mengetahui kesesatan orang yang mempelajari dan mempraktekkan sihir, tentulah mereka tidak akan melakukannya. Tetapi mereka telah jauh tertipu, sehingga mereka beranggapan bahwa sihir itu termasuk ilmu pengetahuan, dan mereka merasa puas dengan ilmu yang tidak terbukti kebenarannya dan tidak memberikan pengaruh apa pun kepada jiwa seseorang kecuali dengan izin Allah.

 

7.        Setan Pelindung Orang Kafir. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya berikut ini: “Allah pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. (surat Al Baqarah (2) ayat 257).” Ayat ini mengemukakan bahwa Allah SWT adalah Pelindung orang-orang yang beriman. Dialah yang mengeluarkan mereka dari kekafiran kepada cahaya iman dan petunjuk. Sedang orang-orang kafir itu, pelindung-pelindungnya adalah setan yang mengeluarkan mereka dari cahaya iman kepada kegelapan kekafiran. Mereka adalah penghuni-penghuni neraka pada hari kemudian, dan mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.

 

Dan apabila orang kafir itu pada suatu ketika mendapatkan sedikit cahaya petunjuk dan iman, maka setan segera berusaha untuk melenyapkannya, sehingga iman yang mulai bersemi itu menjadi sirna, dan mereka kembali kepada kegelapan. Oleh sebab itu, iman yang telah tertanam dalam hati harus selalu dipelihara, dirawat dan dipupuk dengan baik sehingga ia terus berkembang dan bertambah kuat, dan setan-setan tidak akan dapat merusaknya lagi. Pupuk keimanan adalah: ibadah, amal shaleh dan memperdalam ilmu pengetahuan dan ajaran-ajaran agama Islam.

 

8.        Setan Berkawan dengan Orang Yang Asal Bicara. Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut ini:Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah. (surat Al Baqarah (2) ayat 169.”. Ayat ini mengemukakan bahwa setan selalu menyuruh manusia agar melakukan kejahatan dan mengerjakan yang keji dan yang mungkar. Setan tidak rela dan tidak senang bila melihat seseorang beriman kepada Allah SWT dan menaati segala perintah dan peraturan-Nya. Bahkan setan tidak segan-segan menyuruh manusia untuk berdusta terhadap Allah SWT dengan menyuruh membuat peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang bertentangan dengan hukum Allah SWT ataupun menyuruh manusia untuk berbicara dalam rangka menyampaikan sesuatu padahal yang bersangkutan tidak memiliki kompetensi untuk menyampaikannya sehingga dengan demikian akan kacau-balaulah peraturan agama, rusaklah pemahaman umat tentang agama dan umat tidak dapat mengetahui mana peraturan agama dan mana yang bukan.

 

9.        Setan Pengkhianat manusia. Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut ini: sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur'an) ketika (Al-Qur'an) itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia. (surat Al Furqan (25) ayat 29)”. Sungguh setan itu makhluk yang terkutuk. Apakah kita, manusia, tidak mengetahuinya?  Sejak Nabi Adam as, sampai menjelang hari kiamat kelak, tak ada satupun manusia yang tidak tahu bahwa setan itu memang penipu dan pengkhianat manusia.

 

Di zaman teknologi digital yang serba canggih sekarang ini, “Dr `Aidh Al-Qarni”, mengemukakan tentang jurus tipuan setan yang lebih canggih dari kemampuan diri kita untuk menangkalnya. Begitu canggih, begitu lihai, begitu halus tipu daya setan, sampai-sampai kita tidak sadar telah mengikuti pola pikir dan tingkah laku selayaknya persis seperti setan. Saat ini  segala kesenangan hidup­ dari industri hiburan telah mengepung kita, dimana media ini merupakan media yang sangat mengasyikkan bagi setan untuk menjerumuskan manusia.

 

Di lain sisi “Richard Brodie” dalam bukunya “Virus of the Mind, telah mengingatkan bahwa virus-virus kejahatan yang menyebar lewat dunia hiburan mudah sekali merusak akal budi kita. Ketika akal budi runtuh, setan berjaya membangun singgasananya dalam hati dan pikiran kita. Dan dengan masygul Rasulullah SAW pernah menasihati kita agar berhati-hati benar pada segala kesenangan dunia. Sebab, di situlah setan bersembunyi menjebak kita. Dan hanya Allah SWT yang akan mampu melindungi kita agar selamat dari segala tipu daya, bujuk rayu setan. Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut ini: "Jika engkau ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah pada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (surat Al-A'raf (7) ayat 200)”.

 

Itulah 9 (sembilan) buah posisi dan kedudukan setan dihadapan manusia, lalu masih ada hal lainnya yang harus pula kita pahami tentang setan yaitu “siasat yang akan dipergunakan oleh setan di dalam mengganggu dan menjerumuskan manusia”, hal ini sebagaimana dikemukakan oleh “Azhar Azis” dalam laman “Indonesiainside.id” berikut ini:

 

1.        Setan di dalam melakukan upaya penyesatan kepada manusia dilakukan secara bertahap (tidak satu kali, namun berulang-ulang secara konsisten). Dan jika setan hanya melancarkan godaannya hanya satu kali serangan, niscaya hanya sedikit orang yang mengikutinya, sehingga tidak mungkin seorang muslim tergoda karena bisikannya yang hanya sekali saja yang pada akhirnya pasti tersingkap. Untuk itu setan melakukan penyesatan secara bertahap, dari satu kemungkaran kepada kemungkaran yang lebih besar. Inilah tipuan yang banyak memangsa umat manusia karena tidak nyata, halus, dan tidak tampak sebagai sebuah penyesatan.

 

Menurut Ibnu Qayyim Aljauziyyah, ada tujuh urutan langkah setan kepada manusia. Pertama, kekufuran. Jika manusia selamat dari penyesatan ini, maka setan membuat urutan kedua yaitu bid’ah. Jika tidak berhasil, maka setan menggoda manusia melakukan dosa besar. Jika tidak berhasil, urutan keempat melakukan dosa kecil. Kalau pun gagal, selanjutnya masuk pada urutan melakukan hal-hal yang mubah, yang menyibukkan manusia dari ketaatan dan ibadah. Jika manusia masih juga taat, maka urutan keenam adalah menyibukkan manusia dari amalan-amalan yang tidak utama (tidak penting). Sehingga  seseorang tampak sibuk dengan amalan sunah, namun banyak amaalan wajib yang ditinggalkan. Dan jika masih juga gagal, tahap ketujuh, adalah setan memasukkan perangkap yang membuat seseorang agar mukmin yang lain tidak aman darinya. Karena itu, memberikan rasa aman kepada sesama mukmin adalah bagian dari iman kepada Allah SWT. Misalnya, tidak menyakiti tetangga, tamu, saudara muslim lainnya, dan membuat mereka merasa nyaman dan aman dengan kita. Untuk melepaskan diri dari tujuh perangkap setan itu, seorang mukmin harus mampu memenangkan peperangan kepada setan dengan tameng keikhlasan dan istiqamah.

 

2.        Setan Menghias dan Memperdaya Manusia. Di dalam kehidupan gemerlap (glamor, dugem) saat ini, sangatlah lazim jika kita melihat dunia kemaksiatan dihiasai dengan hiasan keindahan. Lihatlah bentuk botol minuman keras, tampak indah dan mewah namun isinya sangat menyesatkan (lagi memabukkan). Dunia dibuat seolah-olah gemerlap penuh kesenangan, tapi isinya adalah kemaksiatan. Begitulah jebakan setan. Setan memang telah mengikrarkan diri untuk menjerumuskan manusia dengan penuh tipu daya, namun tujuannya hanya satu yaitu menyesatkan umat manusia. Hal ini sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. (surat Al-Hijr (15) ayat 39)

 

Ayat di atas ini menyatakan bahwa senjata (tipuan) yang paling ampuh milik iblis/setan untuk Bani Adam adalah menghiasi segala sesuatu menjadi indah, sampai perkara yang rendah dan jelek, dipoles dengan godaan-godaannya menjadi indah dan baik, hingga Bani Adam tergelincir untuk melakukan kemaksiatan sehingga manusia berada diluar jalan hidayah kecuali hamba-hamba-Mu yang beriman dan hanya menyembah-Mu semata.”

 

Dilain sisi, hiasan setan adalah sesuatu yang dipalsukan agar manusia terperosok. Setan menghiasi maksiat melalui jalan konspirasi, tipu daya, dan kebohongan (dusta), seperti yang telah dilakukan kepada Nabi Adam as, dan istrinya (pelajari kembali surat Al-Araf (7) ayat 20-21). Dan terkait masalah ini, Allah SWT juga telah berfirman dalam AlQuran: “Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.” (surat An-Nisaa (4) ayat 120). Allah SWT menyebutkan bisikan bisikan setan kepada para pengikutnya, bahwa setan menjanjikan kemiskinan kepada manusia jika mereka menginfakkan harta di jalan Allah, menakut-nakuti mereka dengan kematian apabila pergi berjihad, dan menjanjikan orang yang telah tergoda untuk fanatik terhadap pendapatnya dan menyerang orang yang menyelisihinya dengan jabatan dan ketenaran. Setan menguatkan janji-janji dan godaan-godaan ini dengan angan-angan batil. (Tafsir Al-Muyassar)

 

3.        Setan Memperdaya manusia melalui penyakit hati. Hati yang sakit sangat mudah untuk dikendalikan oleh syahwat dan hawa nafsu, sehingga akan lebih cepat merespons bisikan setan dan mengikuti fitnahnya. Lalu penyakitya semakin parah. Sementara hati yang selamat akan terjaga dari pengaruh-pengaruhnya. Saat nafsu amarah merespons seruan setan, maka saat itulah manusia dipalingkan dari fitrahya yang suci. Jiwanya dikendalikan setan.

 

4.        Setan tidak hanya menjadikan ahwa (hawa nafsu) sebagai pintu masuk, namun setan juga menjadi pintu kebaikan sebagai jalan untuk mempengaruhi manusia. Untuk itu mari kita perhatikan apa yang dikemukakan oleh Imam Ibnu Tayimah berikut ini: “Ahwa (hawa nafsu) tidak sendirian melakukan perbuatan buruk, tetapi ditemani oleh kebodohan. Jika pemilik hawa nafsu (manusia) tahu dirinya diperdaya (dengan salah satu siasat dan senjata setan itu), niscaya dia akan menarik dirinya. Inilah bencana besar dari setan yang mampu mengemas keburukan seolah-olah adalah kebaikan.”

 

Selain 4 (empat) buah siasat setan hal yang telah kami kemukakan di atas, setan menjadikan orang pemboros sebagai saudaranya. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya berikut ini: "Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." (surat Al Israa’ (17) ayat 27).” Ayat ini mengemukakan yang dimaksud dengan dengan orang-orang pemboros dalam ayat ini adalah mereka yang menghambur-hamburkan harta bendanya dalam perbuatan maksiat. Namun mereka sangat pelit untuk berbuat kebaikan. Bahkan beberapa dari mereka ada yang menggunakan harta untuk menghalangi penyebaran agama Islam, melemahkan pemeluk-pemeluknya, dan membantu musuh-musuh Islam. Selain daripada itu, orang pemboros yang dilaknat Allah SWT adalah mereka memiliki kebiasaan untuk menumpuk harta mereka yang diperoleh dari rampasan perang, perampokan, dari korupsi, kolusi, grativikasi. Kemudian, harta-harta itu dimanfaatkan hanya untuk berfoya-foya.

 

Adanya siasat yang dilakukan oleh setan kepada manusia, hasilnya dapat kita lihat melalui banyaknya manusia yang jika telah memperoleh sesuatu pemahaman yang menghantarkan seseorang mencapai suatu zona nyaman tertentu maka ia akan sangat sukar untuk diajak untuk meningkatkan pemahaman yang telah dimilikinya menjadi lebih baik lagi. Jika ini yang terjadi maka kondisi ini sangat dikehendaki oleh setan sebab jika seseorang mampu menambah pemahaman yang telah dimilikinya menjadi lebih baik maka akan sulit bagi setan melaksanakan aksinya apalagi mengalahkannya. Apa contohnya? Jika ada seseorang yang sudah terbiasa membaca AlQuran tanpa tahu terjemahnya lalu diajak untuk membaca AlQuran dengan terjemahnya maka ia akan merasa sulit atau enggan untuk melakukannya karena membaca AlQuran menjadi lebih lama.

 

Akhirnya siasat yang setan jalankan mampu menjadikan manusia menjadi malas belajar, apalagi untuk mengajar untuk berbagi ilmu dan pengetahuan. Taklik buta dengan sesuatu yang baru, tidak mau menambah ilmu dan pengetahuan yang baru sehingga apatis, apriori dengan sesuatu yang baru sehingga merasa sudah berada di zona nyaman lalu malas untuk belajar, lalu memperturutkan apa kata ulama tanpa pernah mau memilah dan memilih, serta mempertahankan tradisi dengan mengabaikan syariat yang berlaku serta sering mendahu-lukan ibadah sunnah dibandingkan dengan melaksanakan ibadah wajib, yang kesemuanya menunjukkan ciri-ciri orang yang telah memperturutkan ahwa (hawa nafsu). Akhirnya manusia yang merasa sudah berada di zona nyaman akan sulit untuk diajak untuk meningkatkan kualitas hidupnya yang sebenarnya masih bisa ditingkatkan.

 

Sekarang bagaimana dengan diri kita? Sepanjang diri kita masih hidup di dunia, sepanjang diri kita tidak sepaham dengan setan, sepanjang diri kita berada berseberangan dengan kehendak setan maka setan pasti akan mengganggu dan menggoda serta akan memprovokasi diri kita sampai dengan ruh kita tiba dikerongkongan. Untuk itu, jika kita berkepentingan dengan untuk mengalahkan setan maka hanya dengan bantuan dan pertolongan dari Allah SWT sajalah kita akan mampu mengalahkan setan. Selanjutnya sudahkah diri kita beriman lalu melaksanakan Diinul Islam secara kaffah yang diikuti dengan meminta pertolongan Allah SWT dalam rangka mengalahkan musuh abadi dari kita! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar