Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Sabtu, 03 Februari 2024

SIAPA ITU IBLIS

 

Sekarang mari kita pelajari tentang Iblis. Apakah itu iblis? Iblis adalah salah satu makhluk “Ghaib” yang diciptakan Allah SWT, dikatakan “Ghaib” dikarenakan Iblis tidak dapat dilihat oleh mata manusia, namun pengaruh dari apa yang dilakukannya  dapat dirasakan oleh manusia. Iblis dinamakan dengan Iblis karena tindakan nekad yang dilakukannya yaitu berani membangkang perintah Allah SWT untuk sujud kepada Nabi Adam as,. Adanya tindakan nekad dengan berani membangkang perintah Allah SWT maka status malaikat yang pernah melekat di dalam diri Iblis dicabut oleh Allah SWT sehingga Iblis tetap dinamakan dengan Iblis sampai dengan hari kiamat.

 

Kemudian setelah iblis nekat melawan perintah Allah SWT untuk sujud kepada Nabi Adam as, (dalam hal ini kepada ruh Nabi Adam as,) apa yang terjadi selanjutnya? Untuk itu mari kita lihat isi dari surat Al A’raaf (7) ayat 16-17-18 berikut ini:Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). Allah berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang yang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa diantara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya”.  Dan berdasarkan surat Al A’raff (7) ayat 16-17-18 di atas, Allah SWT telah menetapkan hal-hal sebagai berikut berlaku di muka bumi ini, yaitu:

 

1.        Syurga adalah tempat kembali bagi makhluk Allah SWT yang taat dan patuh kepada perintah Allah SWT. Siapakah  makhluk Allah SWT yang taat dan patuh? Malaikat adalah salah satu makhluk Allah SWT yang taat dan patuh. Adakah selain Malaikat yang dapat masuk syurga atau adakah makhluk Allah SWT lainnya yang taat dan patuh? Ada, yaitu manusia dengan kategori Makhluk Pilihan, dalam hal ini adalah manusia yang beriman dan bertaqwa.

 

2.        Iblis telah diberi izin oleh Allah SWT untuk menggoda, mengganggu, menghalang-halangi Nabi Adam as, beserta anak  dan  keturunannya  untuk  mengikuti jalan Allah SWT yang lurus dari muka, dari belakang, dari kanan, dari kiri. Sebagaimana tertuang dalam Al-Qur'an di surat Al-A'raf (7) ayat 14-17 berikut ini: “Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi penangguhan".“Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalangi-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)” Jika Iblis berhasil melakukan aksinya kepada manusia, maka Allah SWT mempersilahkan iblis mengambilnya sebagai teman dan sekutu menuju neraka Jahannam.

 

3.        Jika iblis sudah disuruh turun dan keluar dari syurga sebagai orang yang terhina lagi terkutuk, maka apakah mungkin tempat tinggal iblis tetap di syurga? Pasti ada tempat lainnya untuk menampung iblis yaitu Non Syurga (Neraka). Jika Iblis tetap ditempatkan di syurga, dimanakah letak keadilan Allah SWT terhadap makhluk-Nya yang taat dan patuh serta bagaimana mungkin terjadi ketenangan jika unsur api dan unsur cahaya berada di dalam satu tempat. Non syurga (maksudnya adalah neraka) adalah tempat tinggal iblis, jin atau syaitan dan orang-orang kafir, sedangkan syurga adalah tempat tinggal bagi makhluk Allah SWT yang taat dan patuh atau makhluk lainnya yang diciptakan dari unsur Nur.

 

4.        Iblis digolongkan sama dengan orang-orang yang kafir, sebagaimana dikemukakan dalam surat Az Zumar (39) ayat 71-72 berikut ini: “Allah SWT berfirman: Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukalah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul diantaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?” Mereka menjawab: “Benar (telah datang)” tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan (kepada mereka): “Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya” Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang  menyombongkan diri. (surat Az Zumar (39) ayat 71-72).  Berdasarkan ayat di atas ini, dikemukakan bahwa iblis, setan dan orang-orang kafir akan bertempat tinggal dan berkedudukan tetap di neraka Jahannam.

 

Sekarang apa yang harus kita lakukan dengan 4 (empat) kondisi yang kami kemukakan di atas? Kita tidak memiliki hujjah untuk membatalkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT kepada iblis. Kita tidak akan bisa menghadapi iblis beserta balatentaranya yang akan menyerang diri kita dari depan, dari belakang, dari kiri dan kanan hanya seorang diri tanpa bantuan Allah SWT sedangkan jumlah iblis/setan saat ini sudah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah manusia (ingat ada manusia yang telah berubah wujud menjadi syaitan) dan juga iblis/setan memperoleh penangguhan sampai hari kiamat tiba. Untuk itu lakukanlah apa-apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT, jauhi larangan-Nya serta laksanakanlah Diinul Islam secara kaffah.

 

Yang menjadi persoalan adalah bagaimana caranya kita meminta bantuan Allah SWT jika kita sendiri tidak mau belajar atau tidak memiliki ilmu  tentang Allah SWT maupun tentang iblis? Sekarang sudahkah kita belajar ilmu tauhid sebagai pintu utama untuk belajar tentang Allah SWT! Selanjutnya ada hal yang harus kita jadikan pedoman adalah hanya Allah SWT yang paling tahu, yang paling mengerti tentang siapakah itu jin/setan dikarenakan Allah SWT lah yang menciptakan mereka semua serta keberadaan mereka juga karena adanya kehendak Allah SWT. Sehingga jika kita ingin mengalahkan mereka maka kita harus bersinergi dengan Allah SWT melalui Diinul Islam barulah jin/setan dapat kita kalahkan dan yang tidak kalah penting kita harus memiliki ilmu tentang musuh abadi ini, terutama tentang kelemahannya dan juga cara menghadapinya yang diperkenankan oleh Allah SWT.  

 

Sekarang mari kita pelajari dengan seksama tentang iblis yang telah diciptakan oleh Allah SWT sebelum Nabi Adam as, diciptakan dan yang sekarang telah menjadi musuh bagi diri kita dan juga musuh bagi anak keturunan seluruh umat manusia, yakni:

 

Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga sekaligus khalifah-Nya di muka bumi sudah sepatutnya  diri kita memiliki ilmu dan pengetahuan tentang iblis. Lalu seperti apakah kondisi dasar Iblis itu? Berikut ini akan kami kemukakan kondisi dasar dari iblis yang terdapat di dalam AlQuran, yaitu:   

 

1.        Iblis berasal dari Golongan Jin & Iblis diciptakan dari Api. Iblis dikelompokkan atau berasal dari golongan jin, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Kahfi (18) ayat 50 yang kami kemukakan berikut ini: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “ Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim.” Sedangkan jin diciptakan dari api yang sangat panas (narish samum) menurut ketentuan surat Al Hijr (15) ayat 27 berikut ini: “Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.”  Di lain sisi jin diciptakan oleh Allah SWT dari nyala api, sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya dalam surat Ar Rahmaan (55) ayat 15  “dan Dia menciptakan jin dari nyala api”

 

Selain dari itu semua, keberadaan Iblis sudah ada sebelum Nabi Adam a.s diciptakan oleh Allah SWT sebagai manusia pertama. Adanya kondisi ini menunjukkan kepada diri kita bahwa jin ataupun iblis lebih senior keberadaannya dibandingkan dengan keberadaan manusia. Selanjutnya jika kita berpedoman kepada hadits yang kami kemukakan berikut ini: “Sabda Nabi Muhammad SAW: “Ketika Allah menciptakan bumi terjadilah goncangan dan getaran-getaran, maka Allah ciptakan gunung-gunung hingga bumi menjadi tenang dan tetap. Malaikat kagum atas kehebatan gunung-gunung itu, mereka bertanya: “Tuhan kami, adakah Engkau ciptakan satu ciptaan yang lebih hebat dari gunung-gunung itu?” Firman Allah: “Ada yaitu Besi”. Adakah yang lebih hebat dari Besi? “ Ada Api” Adakah yang lebih hebat dari Api? Ada! Yaitu Air, yang lebih hebat dari semua itu ialah Anak Adam yang bersedekah tangan kanannya lalu sembunyikan dari tangan kirinya. (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi).

 

Keberadaan jin, iblis dan juga malaikat berdasarkan ketentuan hadits ini  lebih dahulu ada sebelum bumi diciptakan dan juga sebelum manusia diciptakan oleh Allah SWT. Hal ini terlihat jelas dengan adanya kekaguman dan pertanyaan Malaikat (ingat pada waktu itu jin dan iblis masih dikelompokkan menjadi malaikat dan manusia belum diciptakan oleh Allah SWT). Setelah bumi berguncang dan kemudian tenang setelah ditancapkan gunung-gunung oleh Allah SWT. Malaikat kagum dan bertanya kepada Allah SWT karena Malaikat merasakan langsung apa yang terjadi setelah bumi diciptakan oleh Allah SWT. 

 

Lalu seperti apakah api yang sangat panas itu? Api yang sangat panas bukanlah api yang merah warnanya, akan tetapi api yang sudah tidak berwarna lagi. Untuk itu lihatlah api yang keluar dari alat las, dimana api yang ada di alat las terdiri dari 3(tiga) warna, ada yang merah, ada yang biru dan ada yang tidak berwarna. Api yang tidak berwarna inilah yang mampu memotong besi. Kondisi yang seperti inilah yang terjadi pada penciptaan jin, dimana jin diciptakan dari api yang sangat panas atau api yang tidak ada warnanya namun memiliki pengaruh yang sangat luar biasa. Iblis dikelompokkan atau berasal dari golongan jin berarti iblis pun sama-sama diciptakan dari api yang sangat panas pula.

 

Dan jika iblis sudah ada sebelum Nabi Adam as, diciptakan maka jin pun sudah ada sebelum Nabi Adam as, diciptakan. Jika jin dan iblis sudah ada sebelum Nabi Adam as, diciptakan berarti jin dan iblis pada saat itu masih mempunyai gelar dan kedudukan sebagai malaikat yang tunduk patuh kepada  Allah SWT. Namun adanya perintah Allah SWT kepada seluruh malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam as, menjadikan malaikat terpecah menjadi 2(dua) kelompok yaitu: (a) Malaikat yang patuh dan taat kepada perintah Allah SWT dan; (b) Malaikat yang mendurhakai dengan membangkang perintah Allah SWT. Malaikat Allah  SWT yang terkenal dengan kenekatannya membangkang perintah Allah SWT dikategorikan sebagai malaikat yang mendurhakai perintah Allah SWT sehingga ia dijuluki dengan nama iblis yang kemudian tidak diperkenankan lagi menyandang gelar malaikat. Sedangkan malaikat yang patuh dan taat tetap bernama malaikat tanpa batasan waktu.

 

2.        Iblis tidak Mengetahui Penciptaan Alam. Iblis tidak tahu saat langit dan bumi pertama kali diciptakan oleh Allah SWT dan juga Iblispun tidak mengetahui pula tentang penciptaan dirinya sendiri. Hal ini dimungkinkan karena ciptaan tidak akan mungkin mendahului penciptanya, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Kahfi (18) ayat 51 berikut ini: “Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah Aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong.” Adanya kondisi Ini berarti Iblis beserta antek-anteknya atau keturunannya, tidak mempunyai pengetahuan atau tidak mempunyai kemampuan untuk dapat mengetahui penciptaan atas dirinya sendiri. Apalagi mempunyai kemampuan untuk membuat langit dan bumi sehingga dapat dikatakan bahwa ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh Iblis sangat rendah. 

 

Rendahnya ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh iblis ditunjukkan dengan tidak tahunya iblis terhadap penciptaan dirinya sendiri. Iblis hanya tahu bahwa dirinya diciptakan oleh  Allah SWT dari nyala api. Selanjutnya bagaimana nyala api dapat menjelma menjadi iblis beserta keturunannya hanya Allah SWT sajalah yang tahu. Lalu apa yang iblis ketahui tentang api? Iblis hanya tahu bahwa api mempunyai sifat panas dan mempunyai pekerjaan memanaskan atau membakar apa saja yang pada akhirnya api biasanya hanya mau menang sendiri atau tidak mau mengalah sehingga itulah yang menjadi pekerjaan Iblis beserta keturunannya sampai kapanpun juga.

 

3.        Iblis Tidak Tahu Yang Ghaib. Inilah pengakuan jujur dari Iblis si pembangkang yang nekat, yaitu:

 

a.        Iblis mengakui akan adanya Allah SWT, ini berarti bahwa Iblis mengakui akan keberadaan Allah SWT yang merupakan pencipta, pemelihara, pengayom, pengawas dari seluruh alam termasuk percaya bahwa Allah SWT yang menciptakan dirinya sendiri;

b.        Iblis mengakui bahwa hanya Allah SWT yang akan dapat melindunginya atau hanya Allah SWT yang akan dapat memeliharanya dari segala apapun juga;

c.        Iblis mengakui bahwa ia tidak mempunyai kemampuan untuk mengetahui yang ghaib, dalam hal ini kapan azab yang akan ditimpakan kepadanya, apakah hari ini ataukah akan datang.

 

Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Jin (72) ayat 10 berikut ini:  “dan Sesungguhnya Kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) Apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.(surat Al Jin (72) ayat 10).” Dan juga berdasarkan firman Allah SWT berikut ini: “Katakanlah: "Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorangpun dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali aku tiada akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-Nya". (surat Al Jin (72) ayat 22). Serta berdasarkan firmanNya berikut ini: “Katakanlah: "Aku tidak mengetahui, Apakah azab yang diancamkan kepadamu itu dekat ataukah Tuhanku menjadikan bagi (kedatangan) azab itu masa yang panjang?". (surat Al Jin (72) ayat 25).

 

Berdasarkan keterangan dan pengakuan yang disampaikan oleh iblis, maka dapat dikatakan bahwa iblis tidak mempunyai kemampuan apapun tentang masalah-masalah ghaib atau masalah-masalah yang akan menimpa dirinya sendiri. Jika iblis tidak tahu dan tidak mengerti tentang hal-hal yang ghaib, lalu masih percayakah kita kepada iblis beserta keturunannya yang dapat mengetahui hal-hal yang ghaib seperti yang dikatakan melalui orang pintar atau dukun? Sebagai orang yang telah tahu diri kita harus bisa menempatkan dan meletakkan iblis beserta keturunannya sesuai dengan posisinya yaitu musuh abadi bagi diri kita, jika tidak bersiaplah menghadapinya.

 

4.        Iblis Sebagai Penguji Iman. Manusia diciptakan oleh Allah SWT di dalam kerangka rencana besar untuk dijadikan sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga khalifah-Nya di muka bumi. Untuk mengukur keberhasilan manusia menjadi hamba dan khalifah di muka bumi tentu diperlukan alat ukur atau alat bantu untuk mengukur tingkat keberhasilan tersebut. Sekarang bagaimana dengan Iblis? Berdasarkan surat Saba’ (34) ayat 21 yang kami kemukakan berikut ini: “Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu.” Iblis diciptakan untuk penguji keimanan manusia. Apa maksudnya? Hamba-Nya dan Khalifah-Nya seperti kita ketahui adalah sebuah ketentuan yang berlaku umum sehingga hamba dan khalifah tidak bisa dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai kesuksesan manusia.

 

Untuk maksud itulah maka Allah SWT menciptakan iblis dan selanjutnya iblis dijadikan Allah SWT sebagai penguji keimanan seseorang atau menjadikan iblis sebagai sarana pembeda antara orang yang beriman dengan orang yang kafir.

 

Adanya pembeda antara orang yang beriman dengan orang yang kafir akan memudahkan bagi Allah SWT menilai keberhasilan manusia saat menjadi hamba dan khalifah di muka bumi atau terjadi seleksi alamiah untuk memulangkan manusia menuju kehidupan di akhirat kelak (siapa yang berhak menempati neraka dan siapa yang berhak menempati syurga).

 

Jika Allah SWT tidak membuat sebuah ukuran atau alat pembeda atau sarana untuk membedakan antara orang yang beriman dengan orang yang kafir, akan timbul sebuah keadaan dimana Allah SWT dikondisikan sebagai yang tidak adil, padahal Allah SWT adalah Maha Adil. Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya yang sudah tahu diri berarti kita harus bisa menentukan kemana kita harus pulang kampung kelak dan harus konsekuen dengan apa yang telah kita tentukan.

 

5.        Penghuni Neraka Bersama Pengikut Iblis. Iblis beserta keturunannya akan ditempatkan oleh Allah SWT ke neraka Jahannam beserta manusia yang dapat dibawa olehnya. Atau dengan kata lain iblis akan menghuni Neraka beserta manusia-manusia yang mengikutinya. Hal ini berdasarkan ketentuan surat Shaad (38) ayat 85 yang kami kemukakan berikut ini: “Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya.”  Di lain sisi iblis diciptakan oleh Allah SWT sebagai penguji keimanan seseorang sehingga dengan adanya iblis manusia dapat dibedakan mana yang berhasil diuji keimanannya oleh iblis dan mana yang gagal diuji keimanannya oleh iblis.

 

Adanya dua kelompok manusia, yaitu yang berhasil dan yang gagal, tentunya akan memudahkan Allah SWT untuk menseleksi secara adil siapa yang berhak masuk neraka dan siapakah yang berhak menempati syurga. Hal yang harus kita perhatikan adalah manusia yang masuk ke Neraka maka ia akan ditemani oleh Iblis beserta anak dan keturunannya. Allah SWT adalah Maha Adil, untuk itu Allah SWT pasti memberikan tempat kembali yang adil pula bagi makhluknya atau Allah SWT pasti akan membedakan tempat kembali kepada makhluknya dengan cara yang adil pula.

 

Untuk itu Allah SWT akan memberikan neraka Jahannam kepada manusia yang gagal diuji keimanannya oleh iblis sedangkan manusia yang berhasil di uji keimanannya oleh iblis pasti bukan neraka Jahannam tempatnya. Tempat bagi orang yang berhasil diuji keimanannya atau telah menjadi orang yang beriman adalah syurga yang tidak lain adalah kampung kebahagiaan.

 

Itulah kondisi dan keadaan iblis yang telah dikutuk oleh Allah SWT lalu apakah kita yang sudah ditetapkan bermusuhan mau dijerumuskan oleh iblis bersama antek-anteknya menjadi makhluk yang dikutuk pula oleh Allah SWT? Semua terpulang kepada diri kita sendiri!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar