Sekarang mari kita pelajari tentang Iblis. Apakah
itu iblis? Iblis adalah salah satu makhluk “Ghaib”
yang diciptakan Allah SWT, dikatakan “Ghaib”
dikarenakan Iblis tidak dapat dilihat oleh mata manusia, namun pengaruh dari
apa yang dilakukannya dapat dirasakan
oleh manusia. Iblis dinamakan dengan Iblis karena tindakan nekad yang
dilakukannya yaitu berani membangkang perintah Allah SWT untuk sujud kepada
Nabi Adam as,. Adanya tindakan nekad dengan berani membangkang perintah Allah
SWT maka status malaikat yang pernah melekat di dalam diri Iblis dicabut oleh
Allah SWT sehingga Iblis tetap dinamakan dengan Iblis sampai dengan hari
kiamat.
Kemudian setelah iblis nekat melawan
perintah Allah SWT untuk sujud kepada Nabi Adam as, (dalam hal ini kepada ruh
Nabi Adam as,) apa yang terjadi selanjutnya? Untuk itu mari kita lihat isi dari
surat Al A’raaf (7) ayat 16-17-18 berikut ini:“Iblis
menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri
mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
Allah berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang yang terhina lagi
terusir. Sesungguhnya barangsiapa diantara mereka mengikuti kamu, benar-benar
Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya”. Dan
berdasarkan surat Al A’raff (7) ayat 16-17-18 di atas, Allah SWT telah
menetapkan hal-hal sebagai berikut berlaku di muka bumi ini, yaitu:
1.
Syurga adalah tempat kembali bagi
makhluk Allah SWT yang taat dan patuh kepada perintah Allah SWT. Siapakah makhluk Allah SWT yang taat dan patuh?
Malaikat adalah salah satu makhluk Allah SWT yang taat dan patuh. Adakah selain
Malaikat yang dapat masuk syurga atau adakah makhluk Allah SWT lainnya yang
taat dan patuh? Ada, yaitu manusia dengan kategori Makhluk Pilihan, dalam hal
ini adalah manusia yang beriman dan bertaqwa.
2.
Iblis telah diberi izin oleh Allah SWT untuk
menggoda, mengganggu, menghalang-halangi Nabi Adam as, beserta anak dan
keturunannya untuk mengikuti jalan Allah SWT yang lurus dari
muka, dari belakang, dari kanan, dari kiri. Sebagaimana tertuang dalam
Al-Qur'an di surat Al-A'raf (7) ayat 14-17 berikut ini: “Iblis menjawab: "Beri
tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".Allah berfirman:
"Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi penangguhan".“Iblis
menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
menghalangi-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri
mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”
Jika Iblis berhasil melakukan aksinya kepada manusia, maka Allah SWT
mempersilahkan iblis mengambilnya sebagai teman dan sekutu menuju neraka
Jahannam.
3.
Jika
iblis sudah disuruh turun dan keluar dari syurga sebagai orang yang terhina
lagi terkutuk, maka apakah mungkin tempat tinggal iblis tetap di syurga? Pasti ada tempat lainnya untuk menampung
iblis yaitu Non Syurga (Neraka). Jika Iblis tetap ditempatkan di syurga,
dimanakah letak keadilan Allah SWT terhadap makhluk-Nya yang taat dan patuh
serta bagaimana mungkin terjadi ketenangan jika unsur api dan unsur cahaya
berada di dalam satu tempat. Non syurga (maksudnya adalah neraka) adalah tempat
tinggal iblis, jin atau syaitan dan orang-orang kafir, sedangkan syurga adalah
tempat tinggal bagi makhluk Allah SWT yang taat dan patuh atau makhluk lainnya
yang diciptakan dari unsur Nur.
4.
Iblis digolongkan sama dengan
orang-orang yang kafir,
sebagaimana dikemukakan dalam surat Az Zumar (39) ayat 71-72 berikut ini: “Allah SWT berfirman: Orang-orang kafir dibawa ke
neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka
itu dibukalah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya:
“Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul diantaramu yang membacakan
kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan
hari ini?” Mereka menjawab: “Benar (telah datang)” tetapi telah pasti berlaku
ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan (kepada mereka):
“Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya” Maka
neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri. (surat Az
Zumar (39) ayat 71-72). Berdasarkan ayat di atas ini,
dikemukakan bahwa iblis, setan dan orang-orang kafir akan bertempat tinggal dan
berkedudukan tetap di neraka Jahannam.
Sekarang apa yang harus kita lakukan
dengan 4 (empat) kondisi yang kami kemukakan di atas? Kita tidak memiliki
hujjah untuk membatalkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT kepada iblis.
Kita tidak
akan bisa menghadapi iblis beserta balatentaranya yang akan menyerang diri kita
dari depan, dari belakang, dari kiri dan kanan hanya seorang diri tanpa bantuan
Allah SWT sedangkan jumlah iblis/setan saat ini sudah lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah manusia (ingat ada manusia yang telah berubah wujud menjadi
syaitan) dan juga iblis/setan memperoleh penangguhan sampai hari kiamat tiba.
Untuk itu lakukanlah apa-apa yang telah
diperintahkan oleh Allah SWT, jauhi larangan-Nya serta laksanakanlah Diinul
Islam secara kaffah.
Yang menjadi persoalan adalah bagaimana caranya kita meminta bantuan
Allah SWT jika kita sendiri tidak mau belajar atau tidak memiliki ilmu tentang Allah SWT maupun tentang iblis? Sekarang sudahkah kita belajar ilmu
tauhid sebagai pintu utama untuk belajar tentang Allah SWT! Selanjutnya ada hal
yang harus kita jadikan pedoman adalah hanya Allah SWT yang paling tahu, yang
paling mengerti tentang siapakah itu jin/setan dikarenakan Allah SWT lah yang
menciptakan mereka semua serta keberadaan mereka juga karena adanya kehendak
Allah SWT. Sehingga jika kita ingin mengalahkan mereka maka kita harus bersinergi
dengan Allah SWT melalui Diinul Islam barulah jin/setan dapat kita kalahkan dan
yang tidak kalah penting kita harus memiliki ilmu tentang musuh abadi ini,
terutama tentang kelemahannya dan juga cara menghadapinya yang diperkenankan
oleh Allah SWT.
Sekarang mari kita pelajari dengan seksama tentang
iblis yang telah diciptakan oleh Allah SWT sebelum Nabi Adam as, diciptakan dan
yang sekarang telah menjadi musuh bagi diri kita dan juga musuh bagi anak
keturunan seluruh umat manusia, yakni:
Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga sekaligus
khalifah-Nya di muka bumi sudah sepatutnya diri kita memiliki ilmu dan pengetahuan
tentang iblis. Lalu seperti apakah kondisi dasar Iblis itu? Berikut ini akan
kami kemukakan kondisi dasar dari iblis yang terdapat di dalam AlQuran, yaitu:
1.
Iblis
berasal dari Golongan Jin & Iblis diciptakan dari Api. Iblis
dikelompokkan atau berasal dari golongan jin, sebagaimana dikemukakan dalam
surat Al Kahfi (18) ayat 50 yang kami kemukakan berikut ini: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para
malaikat: “ Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia
adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu
mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku,
sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah)
bagi orang-orang yang zalim.” Sedangkan jin diciptakan dari api yang sangat panas
(narish samum) menurut ketentuan surat Al Hijr (15) ayat 27 berikut ini: “Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam)
dari api yang sangat panas.” Di lain sisi
jin diciptakan oleh Allah SWT dari nyala api, sebagaimana dikemukakan dalam
firman-Nya dalam surat Ar Rahmaan (55) ayat 15
“dan Dia menciptakan jin dari
nyala api”
Selain dari itu semua, keberadaan
Iblis sudah ada sebelum Nabi Adam a.s diciptakan oleh Allah SWT sebagai manusia
pertama. Adanya kondisi ini menunjukkan kepada diri kita bahwa jin ataupun
iblis lebih senior keberadaannya dibandingkan dengan keberadaan manusia. Selanjutnya jika kita berpedoman kepada
hadits yang kami kemukakan berikut ini: “Sabda
Nabi Muhammad SAW: “Ketika Allah menciptakan bumi terjadilah goncangan dan
getaran-getaran, maka Allah ciptakan gunung-gunung hingga bumi menjadi tenang
dan tetap. Malaikat kagum atas kehebatan gunung-gunung itu, mereka bertanya:
“Tuhan kami, adakah Engkau ciptakan satu ciptaan yang lebih hebat dari
gunung-gunung itu?” Firman Allah: “Ada yaitu Besi”. Adakah yang lebih hebat
dari Besi? “ Ada Api” Adakah yang lebih hebat dari Api? Ada! Yaitu Air, yang
lebih hebat dari semua itu ialah Anak Adam yang bersedekah tangan kanannya lalu
sembunyikan dari tangan kirinya. (Hadits Riwayat Ath Thirmidzi).
Keberadaan jin,
iblis dan juga malaikat berdasarkan ketentuan hadits ini lebih dahulu ada sebelum bumi
diciptakan dan juga sebelum manusia diciptakan oleh Allah SWT. Hal ini terlihat
jelas dengan adanya kekaguman dan pertanyaan Malaikat (ingat pada waktu itu jin
dan iblis masih dikelompokkan menjadi malaikat dan manusia belum diciptakan
oleh Allah SWT). Setelah bumi berguncang dan kemudian tenang setelah
ditancapkan gunung-gunung oleh Allah SWT. Malaikat kagum dan bertanya kepada Allah SWT karena
Malaikat merasakan langsung apa yang terjadi setelah bumi diciptakan oleh Allah
SWT.
Lalu seperti
apakah api yang sangat panas itu? Api yang sangat panas bukanlah api yang merah
warnanya, akan tetapi api yang sudah tidak berwarna lagi. Untuk itu lihatlah
api yang keluar dari alat las, dimana api yang ada di alat las terdiri dari
3(tiga) warna, ada yang merah, ada yang biru dan ada yang tidak berwarna. Api yang
tidak berwarna inilah yang mampu memotong besi. Kondisi yang seperti inilah
yang terjadi pada penciptaan jin, dimana jin diciptakan dari api yang sangat
panas atau api yang tidak ada warnanya namun memiliki pengaruh yang sangat luar
biasa. Iblis dikelompokkan atau berasal dari golongan jin berarti iblis pun
sama-sama diciptakan dari api yang sangat panas pula.
Dan jika
iblis sudah ada sebelum Nabi Adam as, diciptakan maka jin pun sudah ada sebelum
Nabi Adam as, diciptakan. Jika jin dan iblis sudah ada sebelum Nabi Adam as,
diciptakan berarti jin dan iblis pada saat itu masih mempunyai gelar dan
kedudukan sebagai malaikat yang tunduk patuh kepada Allah SWT. Namun adanya perintah Allah SWT kepada seluruh malaikat untuk sujud
kepada Nabi Adam as, menjadikan malaikat terpecah menjadi 2(dua) kelompok
yaitu: (a) Malaikat yang patuh dan
taat kepada perintah Allah SWT dan; (b) Malaikat
yang mendurhakai dengan membangkang perintah Allah SWT. Malaikat Allah SWT yang terkenal dengan kenekatannya
membangkang perintah Allah SWT dikategorikan sebagai malaikat yang mendurhakai
perintah Allah SWT sehingga ia dijuluki dengan nama iblis yang kemudian tidak
diperkenankan lagi menyandang gelar malaikat. Sedangkan malaikat yang
patuh dan taat tetap bernama malaikat tanpa batasan waktu.
2.
Iblis tidak Mengetahui Penciptaan
Alam. Iblis tidak tahu saat langit dan bumi pertama kali diciptakan oleh Allah
SWT dan juga Iblispun tidak mengetahui pula tentang penciptaan dirinya sendiri.
Hal ini dimungkinkan karena ciptaan tidak akan mungkin mendahului penciptanya,
sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Kahfi (18) ayat 51 berikut ini: “Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak
cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula)
penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah Aku mengambil orang-orang yang
menyesatkan itu sebagai penolong.” Adanya kondisi Ini berarti
Iblis beserta antek-anteknya atau keturunannya, tidak mempunyai pengetahuan
atau tidak mempunyai kemampuan untuk dapat mengetahui penciptaan atas dirinya
sendiri. Apalagi mempunyai kemampuan untuk membuat langit dan bumi sehingga
dapat dikatakan bahwa ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh Iblis sangat
rendah.
Rendahnya
ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh iblis ditunjukkan dengan tidak tahunya
iblis terhadap penciptaan dirinya sendiri. Iblis hanya tahu bahwa dirinya
diciptakan oleh Allah SWT dari nyala
api. Selanjutnya bagaimana nyala api dapat menjelma menjadi iblis beserta
keturunannya hanya Allah SWT sajalah yang tahu. Lalu apa yang iblis ketahui
tentang api? Iblis hanya tahu bahwa api mempunyai sifat panas dan mempunyai
pekerjaan memanaskan atau membakar apa saja yang pada akhirnya api biasanya
hanya mau menang sendiri atau tidak mau mengalah sehingga itulah yang menjadi
pekerjaan Iblis beserta keturunannya sampai kapanpun juga.
3.
Iblis Tidak Tahu Yang Ghaib. Inilah
pengakuan jujur dari Iblis si pembangkang yang nekat, yaitu:
a.
Iblis mengakui akan adanya Allah SWT, ini berarti
bahwa Iblis mengakui akan keberadaan Allah SWT yang merupakan pencipta,
pemelihara, pengayom, pengawas dari seluruh alam termasuk percaya bahwa Allah
SWT yang menciptakan dirinya sendiri;
b.
Iblis mengakui bahwa hanya Allah SWT yang akan dapat
melindunginya atau hanya Allah SWT yang akan dapat memeliharanya dari segala
apapun juga;
c.
Iblis mengakui bahwa ia tidak mempunyai kemampuan
untuk mengetahui yang ghaib, dalam hal ini kapan azab yang akan ditimpakan
kepadanya, apakah hari ini ataukah akan datang.
Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Jin (72) ayat 10 berikut
ini: “dan
Sesungguhnya Kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) Apakah
keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka
menghendaki kebaikan bagi mereka.(surat Al Jin (72) ayat 10).” Dan juga berdasarkan firman Allah SWT berikut ini: “Katakanlah:
"Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorangpun dapat melindungiku dari
(azab) Allah dan sekali-kali aku tiada akan memperoleh tempat berlindung selain
daripada-Nya". (surat Al
Jin (72) ayat 22). Serta
berdasarkan firmanNya berikut ini: “Katakanlah: "Aku tidak
mengetahui, Apakah azab yang diancamkan kepadamu itu dekat ataukah Tuhanku
menjadikan bagi (kedatangan) azab itu masa yang panjang?". (surat Al Jin (72) ayat 25).
Berdasarkan
keterangan dan pengakuan yang disampaikan oleh iblis, maka dapat dikatakan
bahwa iblis tidak mempunyai kemampuan apapun tentang masalah-masalah ghaib atau
masalah-masalah yang akan menimpa dirinya sendiri. Jika iblis tidak tahu dan
tidak mengerti tentang hal-hal yang ghaib, lalu masih percayakah kita kepada
iblis beserta keturunannya yang dapat mengetahui hal-hal yang ghaib seperti
yang dikatakan melalui orang pintar atau dukun? Sebagai orang yang telah tahu
diri kita harus bisa menempatkan dan meletakkan iblis beserta keturunannya
sesuai dengan posisinya yaitu musuh abadi bagi diri kita, jika tidak bersiaplah
menghadapinya.
4.
Iblis
Sebagai Penguji Iman. Manusia diciptakan oleh Allah SWT di dalam kerangka
rencana besar untuk dijadikan sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga khalifah-Nya
di muka bumi. Untuk mengukur keberhasilan manusia menjadi hamba dan khalifah di
muka bumi tentu diperlukan alat ukur atau alat bantu untuk mengukur tingkat
keberhasilan tersebut. Sekarang bagaimana dengan Iblis? Berdasarkan surat Saba’
(34) ayat 21 yang kami kemukakan berikut ini: “Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka melainkan hanyalah
agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat
dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala
sesuatu.” Iblis diciptakan untuk penguji keimanan manusia. Apa
maksudnya? Hamba-Nya dan Khalifah-Nya seperti kita ketahui adalah sebuah
ketentuan yang berlaku umum sehingga hamba dan khalifah tidak bisa dipergunakan
sebagai tolak ukur untuk menilai kesuksesan manusia.
Untuk maksud
itulah maka Allah SWT menciptakan iblis dan selanjutnya iblis dijadikan Allah
SWT sebagai penguji keimanan seseorang atau menjadikan iblis sebagai sarana
pembeda antara orang yang beriman dengan orang yang kafir.
Adanya pembeda antara orang yang beriman dengan
orang yang kafir akan memudahkan bagi Allah SWT menilai keberhasilan manusia
saat menjadi hamba dan khalifah di muka bumi atau terjadi seleksi alamiah untuk
memulangkan manusia menuju kehidupan di akhirat kelak (siapa yang berhak menempati
neraka dan siapa yang berhak menempati syurga).
Jika Allah
SWT tidak membuat sebuah ukuran atau alat pembeda atau sarana untuk membedakan
antara orang yang beriman dengan orang yang kafir, akan timbul sebuah keadaan
dimana Allah SWT dikondisikan sebagai yang tidak adil, padahal Allah SWT adalah
Maha Adil. Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya yang sudah tahu
diri berarti kita harus bisa menentukan kemana kita harus pulang kampung kelak
dan harus konsekuen dengan apa yang telah kita tentukan.
5.
Penghuni
Neraka Bersama Pengikut Iblis. Iblis beserta keturunannya akan ditempatkan oleh
Allah SWT ke neraka Jahannam beserta manusia yang dapat dibawa olehnya. Atau dengan
kata lain iblis akan menghuni Neraka beserta manusia-manusia yang mengikutinya. Hal ini berdasarkan ketentuan surat
Shaad (38) ayat 85 yang kami kemukakan berikut ini: “Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka
Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara
mereka kesemuanya.” Di lain sisi
iblis diciptakan oleh Allah SWT sebagai penguji keimanan seseorang sehingga
dengan adanya iblis manusia dapat dibedakan mana yang berhasil diuji
keimanannya oleh iblis dan mana yang gagal diuji keimanannya oleh iblis.
Adanya dua kelompok manusia, yaitu yang berhasil dan
yang gagal, tentunya akan memudahkan Allah SWT untuk menseleksi secara adil
siapa yang berhak masuk neraka dan siapakah yang berhak menempati syurga. Hal yang
harus kita perhatikan adalah manusia yang masuk ke Neraka maka ia akan ditemani
oleh Iblis beserta anak dan keturunannya. Allah SWT adalah Maha Adil, untuk itu
Allah SWT pasti memberikan tempat kembali yang adil pula bagi makhluknya atau
Allah SWT pasti akan membedakan tempat kembali kepada makhluknya dengan cara
yang adil pula.
Untuk itu
Allah SWT akan memberikan neraka Jahannam kepada manusia yang gagal diuji
keimanannya oleh iblis sedangkan manusia yang berhasil di uji keimanannya oleh
iblis pasti bukan neraka Jahannam tempatnya. Tempat bagi orang yang berhasil
diuji keimanannya atau telah menjadi orang yang beriman adalah syurga yang
tidak lain adalah kampung kebahagiaan.
Itulah
kondisi dan keadaan iblis yang telah dikutuk oleh Allah SWT lalu apakah kita
yang sudah ditetapkan bermusuhan mau dijerumuskan oleh iblis bersama
antek-anteknya menjadi makhluk yang dikutuk pula oleh Allah SWT? Semua
terpulang kepada diri kita sendiri!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar