Hidup adalah permainan untuk mengalahkan ahwa (hawa
nafsu) dan juga setan. Sebagai sebuah permainan maka hasil akhir dari permainan
yang kita lakukan bukan untuk menjadikan diri kita sebagai pecundang yang
mengalami kekalahan. Melainkan harus menjadikan diri kita sebagai pemenang yang
sekaligus orang yang beruntung. Jika kita mampu menjadi pemenang di dalam konsep
hidup adalah permainan di muka bumi berarti kita bisa pulang kampung ke tempat
yang terbaik yaitu syurga. Jika kita kalah dalam permainan berarti kita pulang
kampung ke neraka jahannam yang tidak lain adalah tempat terburuk.
Untuk itu jangan pernah kita bercita-cita untuk
menjadi sang pecundang karena hasil akhirnya tidak mengenakkan yaitu keburukan
yang merugikan. Tanamkan dalam diri, kita adalah pemenang karena hasil akhirnya
sesuatu yang sangat menyenangkan yaitu kebaikan yang menguntungkan. Akan tetapi
semua ini tidak akan bisa terealisir jika kita tidak sabaran untuk meraih
kemenangan. Kemenangan merupakan hasil dari adanya sebab tertentu sehingga
kemenangan merupakan perjuangan dari seseorang tanpa mengenal lelah, terus dan
terus berjuang untuk memperolehnya. Kemenangan tidak pula bisa dicapai dengan
upaya membalik telapak tangan.
Lalu seperti apakah kemenangan atau kekalahan
itu? Sekarang mari kita pelajari apa yang dimaksud dengan pemenang yang bahagia
dan juga apa yang dimaksud dengan pecundang yang celaka, yang keduanya
berdasarkan ketentuan yang berasal dari Allah SWT, yaitu:
Berikut akan kami kemukakan hakekat dari
kemenangan yang dikehendaki Allah SWT sehingga diri kita menjadi orang yang
beruntung lagi bahagia di akhirat kelak, yaitu:
1.
Hakekat kemenangan adalah
jika kita termasuk orang orang yang mewarisi apa yang dinamakan dengan syurga
Firdaus dan kita kekal akan berada di dalamnya. Hal ini sebagaimana dikemukakan
dalam firman-Nya berikut ini: “dan orang-orang yang memelihara
sembahyangnya. mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan
mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya. (surat Al Mu’minuun (23)
ayat 9, 10,11). Syurga Firdaus adalah salah satu syurga yang terbaik
dari tingkatan-tingkatan syurga yang ada. Semoga syurga ini yang kita peroleh
kelak. Sedangkan berdasarkan surat Al Kahfi (18) ayat 107 yang kami kemukakan
berikut ini: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka
adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, (surat Al Kahfi (18) ayat 107).” Syurga
Firdaus diperuntukan bagi orang yang beriman lagi beramal shaleh. Ingat, bukan
beriman saja namun harus disertai dengan amal shaleh.
Sebagai abd’
(hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi sudahkah kita memiliki tiket
untuk masuk ke syurga? Jika anda belum memiliki, jangan pernah berharap untuk
memiliki tiket masuk ke syurga hanya dengan angan-angan belaka tanpa melakukan
sesuatu yang dikehendaki Allah SWT selalu pemilik syurga.
2.
Hakekat dari kemenangan
adalah mampu menjadikan diri kita menjadi orang yang bertaqwa (derajat
muttaqin). Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya berikut ini: “mereka
bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah
tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; dan bukanlah kebajikan
memasuki rumah-rumah dari belakangnya[116], akan tetapi kebajikan itu ialah
kebajikan orang yang bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah itu dari
pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. (surat Al
Baqarah (2) ayat 189)
[116] Pada masa jahiliyah,
orang-orang yang berihram di waktu haji, mereka memasuki rumah dari belakang
bukan dari depan. hal ini ditanyakan pula oleh Para sahabat kepada Rasulullah
s.a.w., Maka diturunkanlah ayat ini.
Ingat menjadikan diri kita menjadi orang yang bertaqwa
maka beruntunglah diri kita lalu dengan keberuntungan inilah kita menjadi
pemenang yang pulang kampungnya ke syurga.
3.
Hakekat kemenangan adalah
orang yang mampu menyerahkan dirinya kepada Allah SWT sedang ia orang yang
berbuat kebaikan. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya berikut ini:
“dan
Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang Dia orang yang
berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang
kokoh. dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan. (surat Luqman (31)
ayat 22)
4.
Hakekat kemenangan adalah orang-orang
yang memiliki jiwa suci (jiwa fitrah) atau jiwa taqwa atau jiwa muthmainnah, dimana
orang-orang yang seperti inilah yang mampu menjadikah ruh sebagai subyek yang
mampu mengendalikan obyek (jasmani). Sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, (surat Asy Syams (91) ayat 9)”. Hal
ini akan terlihat perilaku dan perbuatan dari orang tersebut yang selalu
berkesesuaian dengan Asmaul Husna yang memang sudah menjadi sifat alamiah daripada
ruh manusia, atau dengan kata lain orang tersebut mampu membuat Allah SWT
tersenyum bangga kepadanya.
5.
Hakekat kemenangan adalah
orang atau sang pemenang yang mampu menjadi orang mukmin (orang yang beriman).
Ingat, orang yang beriman, bukan orang Islam yang disebut sebagai pemenang.
Sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang
beriman, (surat Al Mu’minuun (23) ayat 1)
6.
Sang pemenang adalah golongan
Allah Yang Teguh Imannya. Sebagaimana firman-Nya berikut ini: “kamu
tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling
berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,
Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara
ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang telah menanamkan
keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan[1462] yang
datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka,
dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah
golongan Allah. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan Allah itu adalah
golongan yang beruntung. (surat Al Mujaadilah (58) ayat 22)
[1462] Yang dimaksud dengan
pertolongan ialah kemauan bathin, kebersihan hati, kemenangan terhadap musuh
dan lain lain.
Selain daripada
itu, ada hal lainnya yang harus kita ketahui yaitu jika kita masih sesuai
dengan konsep awal penciptaan manusia di muka bumi maka ruh diri kita akan
mengeluarkan keharuman seperti kesturi setelah berpisah dengan jasmani dan ini
merupakan ciri khas calon-calon penghuni syurga yang tidak lain adalah sang
pemenang yang beruntung. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam hadits berikut
ini: “Dari Abu Hurairah r.a. katanya: “Apabila ruh orang-orang mukmin keluar
dari tubuhnya, dua orang malaikat menyambutnya dan menaikkannya ke langit” Kata
Hammad. “Karena baunya harum seperti kasturi” Kata penduduk langit, “Ruh yang
baik datang dari bumi, Shallallahu ‘alaika (semoga Allah melimpahkan
kebahagiaan kepadamu) dan kepada tubuh tempat engkau bersemayam.” Lalu ruh itu
dibawa ke hadapan Tuhannya ‘Azza wa Jalla. Kemudian Allah berfirman, “Bawalah
dia ke sidratul muntaha, dan biarkan di sana hingga hari kiamat.” Kata Abu
Hurairah selanjutnya, “Apabila ruh orang kafir keluar dari tubuhnya, kata
Hammad, berbau busuk dan mendapat makian, maka berkata penduduk langit, “Ruh
jahat datang dari bumi.” Lalu diperintahkan, “Bawalah dia ke penjara dan
biarkan di sana hingga hari kiamat.”. (Hadits
Riwayat Muslim No. 2248)”.
Itulah 6 (enam) buah konsep dasar dari
apa yang dinamakan dengan kemenangan (pemenang yang beruntung), lalu sudahkah
kita memenuhinya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar