Berdasarkan
uraian tentang tahu diri yang tidak dapat dipisahkan dengan tahu Allah SWT baik
selaku pencipta dan pemilik alam semesta ini serta juga selaku Tuhan bagi
seluruh umat manusia. Selanjutnya tahu diri dan tahu Allah SWT jangan pernah
dipisahkan serta belum lengkap:
1. Jika
kita belum tahu tentang Nabi Muhammad SAW karena di dalamnya kita akan
mengetahui keutamaan dari umat Nabi Muhammad SAW
2.
Jika
kita belum tahu tentang orang tua dan mertua diri kita sendiri karena Allah SWT
telah meletakkan ridha-Nya di bawah ridha orang tua;
3. Dan jangan lupa kita harus pula memiliki ilmu dan pengetahuan yang menyeluruh
tentang musuh nyata yang telah ditetapkan berlaku oleh Allah SWT, dalam hal ini
adalah ahwa (hawa nafsu) dan setan.
Lalu
bagaimana dengan tahu aturan main? Tahu aturan main merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan ketentuan dari tahu diri, tahu Allah, tahu musuh yang nyata
bagi diri manusia, dalam hal ini adalah ahwa (hawa nafsu) dan setan. Tanpa diri kita tahu aturan main maka kita
tidak akan mampu mengalahkan musuh nyata manusia dan juga kita tidak mampu
melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Allah SWT serta kita tidak akan bisa
sampai ke tujuan akhir yang sesungguhnya adalah syurga. Untuk itu segera
manfaatkan waktu yang tersisa untuk mempelajari itu semua dengan sebaik baiknya
lalu melaksanakan apa apa yang telah kita pelajari saat ini juga.
Agar
diri kita mampu menjadi abd’ (hamba)-Nya yang juga khalifah-Nya di muka bumi
yang sesuai dengan kehendak Allah SWT. Langkah pertama yang harus kita ketahui
dan pahami adalah bahwa di langit dan di muka bumi ada aturan mainnya, yang
mana aturan main ini sudah ditetapkan oleh Allah SWT selaku pencipta dan
pemilik. Adapun aturan main yang utama adalah Diinul
Islam adalah satu satunya Agama yang diridhai oleh Allah SWT. Sebagaimana
firman-Nya berikut ini: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi
Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab,
kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada)
di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka
Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (surat Ali Imran (3) ayat 19)”. Selanjutnya
Diinul Islam harus dilaksanakan secara kaffah atau secara keseluruhan, tanpa
dipilih-pilih dan dipilah-pilah, sebagaimana firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman,
masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
(surat Al Baqarah (2) ayat 208)”.
Adanya
ketentuan bahwa hanya Diinul Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhai
oleh Allah SWT maka dapat dikatakan bahwa:
1. Diinul
Islam adalah satu-satunya sistem hidup yang dibebankan kepada seluruh umat
manusia baik di barat atau di timur, di utara atau di selatan tanpa mengenal
warna kulit;
2. Diinul
Islam adalah satu-satunya jawaban yang benar dan bersih terhadap seluruh
persoalan manusia;
3. Diinul
Islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi keyakinan, ibadah,
syariat dan syiar-syiar.
4. Diinul
Islam merupakan cara dan methode yang diperkenankan oleh Allah SWT untuk
menghadapi setan sang musuh abadi manusia.
Dan
bila seseorang melaksanakan Diinul Islam secara kaffah, berarti ia telah
menyerah secara mutlak kepada Allah SWT dalam semua persoalan yang mencakup
semua aspek kehidupan, termasuk yang
berhubungan dengan jiwa, akal, hati, ruh, perasaan, emosi, perbuatan,
pemikiran, kepercayaan dan peribadatan. Akhirnya Diinul Islam merupakan satu
sistem yang sempurna dan lengkap karena ia mencakup sistem politik, sosial,
ekonomi dan moral. Sehingga setiap kaum muslimin dibebani kewajiban menegakkan
Kalimatullah agar Islam menjadi satu-satunya Agama yang tegak di muka bumi ini.
Selanjutnya
untuk mempertegas tentang Diinul Islam dan juga tentang Allah SWT adalah
satu-satunya pencipta dan pemilik langit dan bumi sehingga di langit dan di
bumi ini, masih ada pedoman dasar telah ditetapkan berlaku oleh Allah SWT,
dalam hal ini:
1. Setiap manusia diwajibkan
untuk mengimani, mempelajari, memahami serta mengamal-kan AlQuran yang tidak
lain adalah kumpulan dari aturan, hukum, undang-undang, serta ketentuan yang
berlaku di langit dan di muka bumi yang berasal dari Allah SWT selaku pencipta
dan pemilik langit dan bumi.
2. Setiap
makhluk yang ada di langit dan di muka bumi ini hanya tunduk kepada Allah SWT
semata. Dan setiap makhluk yang telah diciptakan oleh Allah SWT dijadikan Allah
SWT dengan kadar (ukuran-ukuran)
tertentu serta setiap makhluk yang diciptakan Allah SWT tunduk dengan sunnatullah
sesuai dengan taqdirnya. Dan sesuai dengan taqdirnya maka makhluk itu menunduki
sunnatullah secara terpaksa dan secara sukarela sehingga Tidak ada hukum selain
daripada sunnatullah.
3. Manusia
itu adalah makhluk yang terdiri dari unsur badaniyah (jasmani) dan unsur
ruhaniyah (ruh). Jasmani manusia bersifat fana sedangkan ruh bersifat kekal.
Jasmani terikat dengan makanan dan minuman yang halal lagi baik (halalan wa
tayyiban) sedangkan ruh terikat dengan kesucian (kefitrahan).
4. Eksisitensi
Ruhaniyah manusia hanya dapat berkembang baik dalam kehidupan bermasyarakat
secara ilahiah.
5. Dan
setiap usaha manusia yang menggunakan sistem pikir dan sistem akhlak mempunyai
akibat ganda yaitu dunia dan akhirat. Dunia hanyalah fana, sedangkan akhirat
itu lebih baik dan kekal.
Lalu kepada siapakah kita
belajar aturan yang berlaku di langit dan di muka bumi ini? Belajar tentang
aturan, hukum, undang undang, ketentuan yang berlaku di muka bumi harus kepada pencipta dan pemilik langit dan
bumi ini, dalam hal ini adalah Allah SWT. Serta mampu menempatkan guru (ulama)
bukanlah narasumber AlQuran melainkan hanya sebagai perpanjangan tangan Allah
SWT sewaktu mempelajari AlQuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar