Untuk melengkapi kisah Nabi Yahya as, yang melakukan
dialog dengan iblis, sebagaimana telah kami kemukakan di atas. Berikut ini akan
kami kemukakan sebuah kisah tentang “Dialog Nabi Muhammad SAW dengan Iblis”
sebagaimana dikemukakan dalam laman “Darunnajah.com”. Yang menurut kami
sangat bermanfaat untuk dijadikan sebuah renungan bagi diri kita sehingga kita
mampu menjadi pemenang di dalam melaksanakan hidup adalah sebuah permainan.
Diriwayatkan
dari Mu'adz bin Jabal r.a., dari Ibnu Abbas r.a. yang berkisah : Kami bersama
Rasulullah SAW dirumah salah seorang sahabat anshar, dimana saat itu kami
ditengah-tengah jamaah. Lalu ada suara orang memanggil dari luar, "Wahai
para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian butuh
kepadaku".
Rasulullah SAW bertanya kepada para jamaah, "Apakah kalian tahu, siapa
yang memanggil dari luar itu ?". Mereka menjawab, "Tentu Alllah SWT
dan Rasul-Nya lebih tahu". Lalu Rasulullah SAW menjelaskan, "ini
adalah iblis yang terkutuk -semoga Allah senantiasa melaknatnya".
Kemudian
Umar r.a. meminta izin kepada Rasulullah sembari berkata, "Ya Rasulullah,
apakah engkau mengizinkanku untuk membunuhnya?". Beliau Nabi SAW menjawab,
"bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia termasuk mahluk
yang tertunda kematiannya sampai batas waktu yang telah diketahui (hari
Kiamat)? Akan tetapi sekarang silahkan kalian membukakan pintu untuknya. Sebab
ia diperintahkan untuk datang kesini, maka pahamilah apa yang diucapkan dan
dengarkan apa yang bakal ia ceritakan kepada kalian."
Ibnu
Abbas berkata : Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk di tengah-tengah kami.
Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Ia
berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda.
Kedua kelopak matanya terbelah keatas tidak ke samping. Sedangkan kepalanya
seperti gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti babi.
Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau.
Ia
datang sambil memberi salam. "Assalamu'alaika ya Muhammad,
Assalamu'alaikum ya jamaa'atal-muslimim. " kata iblis.
Nabi
SAW menjawab, "Assalamu lillah ya la'iin (Keselamatan hanya milik Allah
wahai mahluk yang terkutuk). Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami.
Apa keperluan tersebut wahai iblis?".
"Wahai Muhammad, saya datang kesini bukan karena kemauanku sendiri, tapi
saya datang kesini karena terpaksa", tutur iblis.
"Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini wahai mahluk
terkutuk?" tanya Rasulullah SAW.
Iblis
menjawab, "Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan
Yang Maha Agung, dimana utusan itu berkata kepadaku, 'Sesungguhnya Allah SWT
memerintahmu untuk datang kepada Muhammad SAW sementara engkau adalah makhluk
yang rendah dan hina. Engkau harus memberi tahu kepadanya, bagaimana engkau
menggoda dan merekayasa anak-cucu Adam as, bagaimana engkau membujuk dan merayu
mereka. Lalu engkau harus menjawab segala apa yang ditanyakan Muhammad SAW
dengan jujur. Maka demi Kebesaran dan Keagungan Allah SWT, jika engkau menjawab
dengan bohong, sekalipun hanya sekali, sungguh engkau akan Allah SWT jadikan
debu yang bakal dihempaskan oleh angin kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa
senang'.
Wahai
Muhammad, maka sekarang saya datang kepadamu sebagaimana yang diperintahka
kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Kalau sampai saya tidak
menjawab dengan jujur, maka musuh-musuhku akan merasa senang atas musibah yang
bakal saya terima. Sementara tidak ada beban yang lebih berat bagiku daripada
bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang menimpa diriku".
Rasulullah
SAW mulai melemparkan pertanyaan kepada iblis, "Jika engkau bisa menjawab
dengan jujur, maka coba ceritakan kepadaku, siapa orang yang paling engkau
benci?"
Iblis
menjawab dengan jujur, "Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling
aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu."
"Lalu
siapa lagi yang palimg engkau benci?" tanya Rasulullah SAW.
"Seorang
pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allah SWT
", jawab iblis.
"Siapa
lagi?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang
alim yang wara' (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar," jawab iblis.
"Siapa
lagi?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang
yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, kecil,
dan najis)", tutur iblis.
"Siapa
lagi?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang
fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya
kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluhkan penderitaan yang
dialaminya," jawab iblis.
"Lalu
dari mana engkau tahu kalau ia bersabar?" tanya Rasulullah SAW kembali.
"Wahai
Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada mahluk
yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah SWT tidak akan mencatat
perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar," jelas iblis.
"Lalu
siapa lagi wahai iblis?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang
kaya yang bersyukur", tutur iblis.
"Lalu
apa yang bisa memberi tahu kepadamu, bahwa ia bersyukur?" Tanya Rasulullah
SAW.
"Bila
saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan
kemudian disalurkan pada tempatnya", tutur iblis.
"Bagaimana
kondisimu apabila ummatku menjalankan shalat?" Tanya Rasulullah SAW.
"Wahai
Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar," jawab iblis.
"Mengapa
wahai mahluk yang terkutuk?" tanya Rasulullah SAW. "Sesunguhnya
apabila seorang hamba bersujud kepada Allah SWT sekali sujud, maka Allah SWT
akan mengangkat satu derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka saya
terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik haji,
maka saya jadi gila. Apabila mereka membaca AlQuran, maka saya akan meleleh
(mencair) seperti timah yang dipanaskan dengan api. Apabila mereka bersedekah
maka seakan-akan orang yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu memotong
saya menjadi dua," jawab iblis.
"Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan iblis)?" tanya Rasulullah
SAW.
"Sebab
dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan; Dengan sedekah itu,
Allah SWT akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan ia disenangi
dikalangan mahluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allah SWT akan menjadikan suatu
penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan
penyakit," tutur iblis menjelaskan.
"Lalu bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar?" tanya Rasulullah SAW.
"Ia
sewaktu Jahiliyyah saja tidak pernah taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam
Islam", tutur iblis.
"Bagaimana
dengan Umar bin Khaththab?" tanya Rasulullah SAW.
"Demi
Allah SWT, setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari darinya,"
jawab iblis.
"Bagaimana
dengan Utsman?" tanya Rasulullah SAW.
"Saya
merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya", jawab
iblis.
"Lalu
bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?" tanya Rasulullah SAW.
"Andaikan
saya bisa selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, ia meninggalkanku
dan saya pun meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak pernah melakukan hal itu
sama sekali" tutur iblis.’
"Segala
puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu
sampai pada waktu yang ditentukan", tutur Rasulullah SAW.
"Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya
senantiasa hidup dan tidak mati sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu
bagaimana engkau bisa bahagia terhadap ummtmu, sementara saya bisa masuk kepada
mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak melihatku.
Demi
Tuhan yang telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada hari
mereka dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh saya akan menyesatkan mereka
seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa
membaca Al-Qur'an, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba
Allah SWT yang mukhlis (murni)," tutur iblis.
"Siapa
menurut engkau hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis itu?" Tanya Rasulullah
SAW. Iblis menjawab dengan panjang lebar, "Apakah engkau tidak tahu wahai
Muhammad, bahwa orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum
bisa murni karena Allah SWT. Apabila saya melihat seseorang sudah tidak
menyukai dirham dan dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia
adalah orang yang mukhlis karena Allah, lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya
seorang hamba selagi masih suka harta dan pujian, sedangkan hatinya selalu
bergantung pada kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku
daripada orang-orang yang telah saya jelaskan kepadamu.
Apakah
engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta harta itu termasuk dosa yang
paling besar? Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan
adalah termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu saya memiliki
tujuh puluh ribu anak, sedangkan setiap anak dari jumlah tersebut memiliki
tujuh puluh ribu setan. Diantara mereka ada yang sudah saya tugaskan untuk
menggoda ulama, ada yang saya tugaskan untuk menggoda para pemuda, ada yang
saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang sudah tua.
Anak-anak
muda bagi kami tidak masalah, sedangkan anak-anak kecil lebih mudah kami
permainkan sekehendak saya. Diantara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk
menggoda orang-orang yang tekun beribadah, dan ada juga yang saya tugaskan
untuk menggoda orang-orang zuhud. Mereka keluar-masuk dari kondisi ke kondisi
lain, dari satu pintu ke pintu lain, sehingga mereka berhasil dengan
menggunakan cara apapun. Saya ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam hatinya,
sehingga mereka beribadah kepada Allah dengan tidak ikhlas, sementara mereka
tidak merasakan hal itu.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa Barshish seorang rahib (pendeta)
yang berbuat ikhlas karena Allah selama tujuh puluh tahun, sehingga dengan
doanya ia sanggup menyelamatkan orang-orang yang sakit. Akan tetapi saya tidak
berhenti menggodanya sehingga ia sempat berbuat zina dengan seorang perempuan,
membunuh orang dan mati dalam kondisi kafir? Inilah yang disebutkan oleh Allah
SWT dalam kitab-Nya dengan firman-Nya: "(Bujukan orang-orang munafik itu
adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia : 'Kafirlah
kamu', maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, 'sesungguhnya aku cuci
tangan darimu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan Semesta
Alam". (QS.Al-Hasyr:16).
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu dari saya, saya
adalah yang berbohong pertama kali. Orang yang berbohong adalah temanku.
Barangsiapa bersumpah atas nama Allah dengan berbohong maka ia adalah
kekasihku.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah kepada
Adam dan Hawa dengan atas nama Allah, "Bahwa saya akan memberi nasihat
kepada kalian berdua'. Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku. Sedangkan
menggunjing dan mengadu domba adalah buah santapan dan kesukaanku. Kesaksian
dusta adalah penyejuk mataku dan kesenanganku. Barangsiapa bersumpah dengan
menceraikan istrinya (talak) maka hampir tidak akan bisa selamat, sekalipun
hanya sekali. Andaikan itu benar, yang karenanya orang membiasakan lidahnya
mengucapkan kata-kata tersebut, istrinya akan menjadi haram. Kemudian dari
pasangan tersebut menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat nanti yang semuanya
hasil dari anak-anak zina. Sehingga seluruhnya masuk neraka hanya gara-gara
satu ucapan.
Wahai
Muhammad, sesungguhnya diantara ummatmu ada orang yang menunda-nunda shalatnya
dari waktu ke waktu. Ketika ia hendak menjalankan shalat maka saya selalu
berada padanya dan mengganggu sembari berkata kepadanya, 'Masih ada waktu,
teruskan engkau sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang engkau lakukan' sehingga
ia menunda shalatnya, dan kemudian shalat diluar waktunya. Akibatnya dengan
shalat yang dikerjakan diluar waktunya itu akan dipukul di kepalanya. Kalau
saya merasa kalah, maka saya mengirim kepadanya salah seorang dari setan-setan
manusia yang akan menyibukkan waktunya. Kalau dengan usaha itu saya masih
kalah, maka saya tinggalkan sampai ia menjalankan shalat.
Ketika
dalam shalatnya saya berkata kepadanya, 'Lihatlah ke kanan dan ke kiri'.
Akhirnya ia melihat. Maka pada saat itu wajahnya saya usap dengan tangan saya,
kemudian saya menghadap didepan matanya sembari berkata, 'engkau telah
melakukan apa yang tidak akan menjadi baik lamanya'.
Wahai
Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang banyak menoleh dalam shalatnya, Allah
akan memukul kepalanya dengan shalat tersebut. Kalau dalam shalat ia sanggup
mengalahkan saya, sementara ia shalat sendirian, maka saya perintahkan untuk
tergesa-gesa.
Maka
ia mengerjakan shalat seperti ayam yang mencocok benih-benih untuk dimakan dan
segera meninggalkannya. Kalau ia sanggup mengalahkan saya, dan shalat
berjamaah, maka saya kalungkan rantai dilehernya. Ketika ia sedang ruku' saya
tarik kepalanya keatas sebelum imam bangun dari ruku' dan saya turunkan sebelum
imam turun. Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang melakukan shalat
seperti itu, maka batal shalatnya, dan di hari Kiamat nanti Allah akan menyalin
kepalanya dengan kepala keledai.
Kalau
dengan cara tersebut saya masih kalah, maka saya perintahkan meremas-remas
jari-jemarinya sehingga bersuara, sedangkan ia sedang shalat, karenanya ia
tidak termasuk orang-orang yang bertasbih kepadaku padahal ia sedang shalat.
Kalau
dengan cara tersebut masih juga tidak mempan, maka saya tiup hidungnya sehingga
ia menguap, sementara ia sedang shalat. Kalau ia tidak menutupi mulutnya dengan
tangannya maka setan masuk kedalam perutnya, sehingga ia semakin rakus dengan
dunia dan berbagai perangkapnya. Ia akan selalu mendengar dan taat kepadaku.
Bagaimana ummatmu bisa bahagia wahai muhammad, sementara saya memerintah
orang-orang miskin untuk meninggalkan shalat, dan saya berkata kepadanya,
'Shalat bukanlah kewajiban kalian, shalat hanya kewajiban orang-orang yang
diberi nikmat oleh Allah'. Saya pun berkata kepada orang yang sakit,
'Tinggalkan shalat, karena shalat bukanlah kewajibanmu. Shalat hanyalah
kewajiban orang-orang yang diberi nikmat kesehatan. Sebab Allah sudah
berfirman, '...dan tidak apa-apa bagi seorang yang sedang sakit...' (QS
An-Nur:61). Kalau engkau sudah sembuh baru melakukan shalat. Akhirnya ia mati
dalam kondisi kafir. Apabila ia mati dengan meninggalkan shalat ketika sedang
sakit, maka ia akan bertemu Allah dengan dimurkai.
Wahai
Muhammad, jika saya menyimpang dan berdusta kepadamu, maka hendaknya engkau
memohon kepada Allah agar saya dijadikan debu yang lembut. Wahai Muhammad,
apakah engkau masih juga merasa gembira terhadap ummatmu, sementara saya bisa
memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk keluar dari Islam?".
Kemudian
Rasulullah SAW meneruskan pertanyaannya, "Wahai mahluk yang terkutuk,
siapa teman dudukmu?". "Orang-orang yang suka makan riba", jawab
Iblis. "Lalu siapa teman dekatmu?", tanya Rasulullah SAW. "Orang
yang berzina", jawab Iblis. "Siapa teman tidurmu?", tanya
Rasulullah SAW. "Orang yang mabuk", jawab Iblis. "Siapa
tamumu?", tanya Rasulullah SAW. "Pencuri", jawab Iblis. "Siapa
utusanmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Tukang
sihir", jawab Iblis. "Apa yang menyenangkan di dalam pandangan
matamu?", tanya Rasulullah SAW. "Orang yang bersumpah dengan
talak", jawab Iblis. "Siapa kekasihmu?", tanya Rasulullah SAW. "Orang
yang meninggalkan shalat Jum'at", jawab Iblis. "Wahai makhluk yang
terkutuk, apa yang mengakibatkan punggungmu patah?", tanya Rasulullah SAW.
"Suara ringkik kuda untuk berperang membela agama Allah SWT", jawab
Iblis. "Apa yang membuat hatimu panas?", tanya Rasulullah SAW. "Banyak
beristighfar kepada Allah, baik di malam hari maupun di siang hari", jawab
Iblis. "Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?", tanya Rasulullah
SAW. "Sedekah secara rahasia", jawab Iblis.
"Apa
yang menjadikan matamu buta?", tanya Rasulullah SAW. "Shalat diwaktu
sahur", jawab Iblis.
"Apa
yang dapat mengendalikan kepalamu?", Tanya Rasulullah SAW. "Memperbanyak
shalat berjamaah", tutur Iblis.
"Siapa
orang yang paling membahagiakanmu?", tanya Rasulullah SAW. "Orang
yang sengaja meninggalkan shalat", tutur Iblis.
"Siapa
yang paling celaka menurut engkau?", tanya Rasulullah SAW. "Orang-orang
yang kikir", jawab Iblis.
"Apa
yang paling menyita pekerjaanmu?", tanya Rasulullah SAW. "Majelis
orang-orang alim", jawab Iblis
"Bagaimana
cara engkau makan?", tanya Rasulullah SAW. "Dengan tangan kiriku dan
jari-jemariku", jawab Iblis.
"Dimana
engkau mencari tempat berteduh untuk anak-anakmu di waktu panas?", tanya
Rasulullah SAW. "Dibawah kuku manusia", jawab Iblis.
"Berapa
kebutuhan yang pernah engkau minta kepada Tuhanmu?", Tanya Rasulullah SAW.
"Sepuluh macam", jawab Iblis. "Apa saja itu wahai mahluk
terkutuk?", tanya Rasulullah SAW. Iblis pun menjawab : "Saya
meminta-Nya agar saya bisa berserikat dengan anak-cucu Adam dalam harta
kekayaan dan anak-anak mereka. Akhirnya Allah mengizinkanku berserikat dalam
kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah SWT : 'Dan berserikatlah dengan mereka
pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang
dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka'.
(QS.Al-Isra' (17) ayat 64).
Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya
juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang
tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Setiap
orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika bersetubuh
dengan istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang
mendengar dan taat kepadaku.
Begitu
pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak
dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud firman Allah SWT: 'Dan
kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki'.
(QS.Al-Isra':64).
Saya
memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar mandi.
Saya
memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Saya memohon
agar saya punya Al-Qur'an, maka syair adalah Al-Qur'anku.
Saya
memohon agar saya punya adzan, maka terompet adalah penggilan adzanku.
Saya
memohon kepada-Nya agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah
tempat tidurku. Saya memohon agar saya memiliki teman-teman yang menolongku,
maka kelompok AlQadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku.
Dan
saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang
menginfakkan harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman dekatku. Itulah
maksud firman Allah SWT : 'Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya'.
(QS.Al-Isra':27) ".
Rasulullah
SAW berkata kepada Iblis, "Andaikan tidak setiap apa yang engkau ucapkan
itu didukung oleh ayat-ayat dari Kitab Allah tentu aku tidak akan
membenarkanmu". Lalu Iblis berkata lagi, "Wahai Muhammad, saya
memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam, sementara mereka
tidak bisa melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku bisa mengalir melalui
peredaran darah mereka. Diriku bisa berjalan kemanapun sesuai kemauan diriku
dan dengan cara bagaimana pun. Kalau saya mau dalam sesaat pun bisa. Kemudian
Allah berfirman kepadaku. 'Engkau bisa melakukan apa saja yang kau minta'.
Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari Kiamat. Sesungguhnya orang
yang mengikutiku lebih banyak daripada orang yang mengikutimu. Sebagian besar
anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari Kiamat".
Iblis melanjutkan lagi, "Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia
akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat
Isya'. Andaikan tidak karenanya tentu manusia tidak akan tidur terlebih dahulu
sebelum menjalankan shalat.
Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba
melakukan ketaatan (ibadah) dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak
saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan di tengah-tengah
manusia, sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh
sembilan dari seratus pahala. Sehingga yang tersisa hanya satu pahala. Sebab
setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala.
Saya
punya anak lagi yang bernama Kuhyal, dimana ia bertugas mengusapi celak mata
semua orang yang sedang berada di majelis pengajian dan ketika khatib sedang
berkuthbah. Sehingga mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak bisa
mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Mereka yang tertidur tidak akan
ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya".
Iblis
melanjutkan lagi, "Setiap kali ada perempuan keluar mesti ada setan yang
duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya.
Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua setan itu
kemudian berkata kepadanya, 'Keluarkan tanganmu'. Akhirnya ia mengeluarkan
tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya".
Iblis
melanjutkan lagi, "Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak bisa menyesatkan
sedikit pun. Akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikan
saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak membiarkan
segelintir manusia pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan dua
kalimat Syahadat, 'Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah
Utusan-Nya'. Tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa.
Sebagaimana
engkau wahai Muhammad, tidak berhak untuk memberikan hidayah sedikit pun kepada
siapa saja. Akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanat dari
Allah. Andaikan engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu
engkau tidak akan membiarkan segelintir orang kafir pun di muka bumi ini.
Engkau hanyalah sebagai argumentasi (Hujjah) Allah SWT terhadap mahluk-Nya.
Sementara saya hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah
dicap oleh Allah sebagai orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah
orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan
orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam
perut ibunya".
Rasulullah
SAW kemudian membacakan firman Allah SWT : "Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia
menjadikan manusia ummat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih
pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi Rahmat oleh Tuhanmu'.
(QS.Hud:118-119).
Kemudian
beliau Nabi SAW melanjutkan dengan firman Allah SWT : "Dan adalah ketetapan Allah
itu suatu ketetapan yang pasti berlaku". (QS.Al-Ahzab:38).
Lantas
Rasulullah SAW berkata lagi kepada iblis, "Wahai Abu Murrah (iblis),
apakah engkau masih mungkin bertobat dan kembali kepada Allah, sementara saya
akan menjaminmu masuk surga".
Iblis
menjawab, "Wahai Rasulullah, ketentuan telah memutuskan dan kalam pun
telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari Kiamat nanti. Maka
Maha Suci Allah Yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khathib para
penduduk syurga, Dia telah memilih dan mengkhususkan dirimu. Sementara Dia
telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang celaka dan khatib para penduduk neraka.
Saya adalah mahluk yang celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang
saya beritahukan kepadamu, dan saya mengatakan sejujurnya ".
Setelah mempelajari kisah Nabi Muhammad SAW bertemu
dengan iblis, apakah yang disampaikan oleh iblis omong kosong belaka, ataukah
sesuatu yang jelas nyata dalam kehidupan ini? Ayo jadikan hal yang kami
kemukakan di atas ini sebagai sebuah pembelajaran dan pengingat bahwa iblis
beserta balatentaranya memang benar ada dan siap melaksanakan aksinya kepada
umat manusia tanpa terkecuali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar