9. Penjudi, Pemabuk, Tidak bertanggung
Jawab. Apakah kita saat ini masih suka berjudi, masih
suka mabuk minuman keras atau mempergunakan narkoba dan juga masih suka tidak
bertanggung jawab? Apabila kita masih suka melakukan hal-hal yang kami
kemukakan di atas berarti kita telah melanggar ketentuan yang telah Allah SWT
yang termaktub dalam surat Al Maaidah (5) ayat 90-91 berikut ini: “Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah perbutan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan
dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu
(dari mengerjakan pekerjaan itu).” Dan jika kita telah melakukan
perbuatan yang dikategorikan keji sebab sudah termasuk perbuatan yang sangat
diidam-idamkan oleh setan.
Jika suatu
perbuatan sudah memenuhi unsur yang dapat menghasilkan dosa maka dampak yang
akan ditimbulkan adalah rusaknya hati nurani manusia, atau menjadikan hati nurani
manusia tidak fitrah lagi. Apabila hati nurani manusia telah rusak akibat
perbuatan dosa, maka bimbingan Allah SWT, petunjuk Allah SWT, ketenangan bathin
akan sangat sulit didapatkan oleh manusia. Jika kondisi ini terus dan terus
terjadi di dalam diri manusia maka manusia telah gagal menjadi abd’ (hamba)-Nya
yang juga khalifah-Nya yang sesuai dengan kehendak Allah. Lalu adakah upaya
lain yang dapat dilakukan oleh manusia untuk mengembalikan kebersihan hati nurani?
Sepanjang ruh belum berpisah dengan jasmani berarti diri kita masih diberi
kesempatan oleh Allah SWT untuk bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat. Hanya
melalui pintu taubatlah hati ruh dapat kembali bersinar terang dan dapat
menjangkau Allah SWT.
Untuk itu
manfaatkanlah sisa waktu yang masih tersedia untuk taubat. Lalu seperti apakah
taubat yang diterima oleh Allah SWT? Taubat yang diterima oleh Allah SWT bagi orang yang
berakal hendaknya ia mengerjakan hal-hal sebagai berikut, yaitu:
a.
Lisannya yang selalu membaca istighfar;
b.
Hatinya menyesali dosa yang dikerjakan;
c.
Jiwanya meninggalkan segala bentuk perbuatan dosa;
d.
Berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan dosanya
untuk selamanya;
e.
Mencintai dan mengutamakan akhirat;
f.
Tidak cinta duniawi;
g.
Sedikit bicara;
h.
Sedikit makan dan minum;
i.
Tekun dalam mendalami ilmu dan beribadah serta
sedikit tidur.
Sekarang apakah
taubat yang telah kita lakukan sudah seperti apa yang kami kemukakan di atas?
10. Pelupa.
Untuk menggagalkan manusia memperoleh hidayah dari Allah SWT atau untuk
mengacaukan manusia melaksanakan perintah Allah SWT atau untuk menjadikan
manusia lalai terhadap kewajibannya menjalankan syariat agama, setan membuat
dan membikin suatu keadaan yang dapat menjadikan manusia menjadi pelupa.
Sebagaimana dikemukan dalam surat Al An’am (6) ayat 68 berikut ini: “Dan
apabila kamu melihat orang-orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka
tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan
jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk
bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” Timbulnya
pelupa di dalam diri manusia, biasanya diketahui tanpa sadar dan justru disaat
lupa itulah seitan melakukan ulahnya yang licik dengan mengatakan jika kita
lupa lakukan saja perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat sebab Allah SWT
pasti akan membebaskan kita jika kita memang lupa.
Allah SWT
memang memberikan dispensasi jika kita lupa akan sesuatu, akan tetapi jika lupa
yang sengaja diperbuat atau lupa yang dibuat-buat atau lupa yang berulang-ulang
dilakukan maka dispensasi dari Allah SWT tidak berlaku lagi. Untuk dapat
menghindari keadaan lupa ataupun pelupa di dalam diri manusia ada cara yang
mudah untuk mengobatinya yaitu dengan sering-seringlah melakukan dzikir untuk
mengingat Allah SWT. Insya Allah penyakit pelupa yang kita alami akan berkurang,
atau bertanyalah kepada keledai yang tidak akan masuk ke dalam lubang yang sama
untuk kedua kalinya.
11.
Biang Kejahatan. Setan selalu
ingin menjadikan manusia unggul di dalam bidang kejahatan, atau setan akan
selalu melanggengkan manusia untuk berkiprah di dalam perbuatan jahat, sebab dengan
demikian setan merasa mempunyai kaki tangan yang selalu bertambah banyak dari
waktu ke waktu, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan,
maka sesungguhnya setan itu menyuruh perbuatan yang keji dan yang mungkar.
Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian,
niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan
mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (surat An Nuur
(24) ayat 21)
Untuk
menghindarkan perbuatan keji dan mungkar yang di ajarkan dan dikembangkan oleh
setan, tidak ada cara lain selain mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Allah
SWT dengan kemahaan yang dimiliki-Nya mampu berbuat apapun juga untuk menolong
dan membersihkan perbuatan keji dan mungkar kepada siapapun yang
dikehendaki-Nya.
Selanjutnya
apakah diri kita sudah termasuk orang-orang yang dikehendaki oleh Allah SWT?
Untuk menjadikan diri kita termasuk orang-orang yang dikehendaki oleh Allah SWT
maka sesuaikanlah gelombang dan saluran, yang ada pada diri kita dengan
gelombang dan saluran yang Allah SWT
kehendaki. Sebagai contoh untuk mendapat-kan siaran radio atau internet yang
sesuai dengan keinginan kita maka kita harus menyesuaikan frekuensi pesawat
radio atau internet yang kita miliki barulah siaran radio atau internet dapat
kita nikmati. Hal yang sama juga berlaku di dalam hubungan manusia dengan Allah
SWT dan
jika Allah SWT menghendaki kita beriman hanya kepada-Nya dan menyuruh
kita mengerjakan amal shaleh maka kitapun wajib beriman kepada-Nya dan
mengerjakan amal shaleh pula maka barulah petunjuk diberikan oleh Allah SWT dan
dengan petunjuk inilah pengaruh setan dapat kita kalahkan dan hilangkan.
12. Durhaka.
Setan akan selalu menginginkan dan mendorong manusia untuk melakukan
perbuatan durhaka kepada siapapun juga, termasuk durhaka kepada orang tua
ataupun durhaka kepada Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Wahai
bapakku, janganlah kamu menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka kepada
Tuhan Yang Maha Pemurah. (surat Maryam (19) ayat 44). Setan selalu
mengajarkan perbuatan durhaka kepada manusia dikarenakan setan sudah
mempraktekkan terlebih dahulu perbuatan durhaka kepada Allah SWT.
Jika
sekarang setan menjadi pelopor perbuatan durhaka, ini berarti tindakan setan
hanyalah pengulangan dari tindakan setan sebelumnya. Tidak ada yang istimewa
bagi setan jika ia menjadi pelopor bagi manusia untuk melakukan tindakan
durhaka. Setan baru dapat dikatakan melakukan perbuatan
istimewa jika ia mengajak manusia kembali ke jalan yang lurus, atau menjadikan
diri kita sebagai calon penghuni syurga, hal ini tidak akan mungkin terjadi.
13. Takut,
Penakut. Salah satu upaya setan untuk menjerumuskan manusia ke jalan yang sesat
yaitu selalu menakut-nakuti manusia dengan keadaan tertentu. Adanya ketakutan
yang ada di dalam diri manusia, maka manusia akan berusaha untuk keluar dari
ketakutan yang dialaminya atau yang dideritanya. Di saat manusia berusaha untuk
keluar dari ketakutan yang dialaminya, maka setan pun menghembuskan berbagai
macam jalan keluar yang dapat ditempuh oleh manusia. Sebagaimana firman-Nya
berikut ini: “Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti
(kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu
janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu
benar-benar orang yang beriman. (surat Ali ‘Imran (3) ayat 175).”
Selanjutnya
jika manusia menerima alternatif yang diajukan oleh setan maka terjerumus-lah
manusia ke jalan yang sesat. Apabila kita tidak ingin terjerumus ke jalan yang
sesat, maka yang harus kita lakukan adalah jangan pernah merasa takut kepada
selain Allah SWT akan tetapi takutlah hanya kepada Allah SWT semata. Jika kita dapat melakukan hal itu maka pertolongan
dan petunjuk Allah SWT akan dapat dijadikan pedoman bagi kita untuk keluar dari
ketakutan.
14. Hati
menjadi Keras, Musyrik. Upaya setan untuk menjerumuskan manusia ke jalan
sesat tidak akan pernah berhenti kecuali telah tiba hari kiamat kelak. Setan
akan merasa puas, akan merasa senang, akan merasa gembira jika manusia dapat
melaksanakan perintah-perintahnya, atau manusia telah melakukan perbuatan syrik
dan musyrik atau telah menjadikan hati nurani manusia keras seperti batu,
sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain
hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka
tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka. Yang dila’nati Allah dan setan
itu mengatakan: “Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau
bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya). (surat An Nisaa’ (4) ayat 117-118).”
Dan jika manusia telah melakukan perbuatan syirik dan musyrik maka Allah SWT
tidak akan mengampuni perbuatan manusia tersebut.
Sedangkan
jika hati nurani manusia telah keras seperti batu maka kebesaran dan kemahaan
Allah SWT tidak akan dapat dijangkau oleh manusia sehingga petunjuk dan
pertolongan dari Allah SWT tidak akan mungkin diperoleh oleh manusia,
sebagaimana dikemukakan dalam surat Al An’am (6) ayat 43 berikut ini: “Maka
mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri
ketika datang siksaan
Kami kepada mereka, bahkan
hati mereka telah
menjadi keras dan setan pun menampakkan
kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. Selanjutnya
apa yang dapat diperoleh lagi oleh manusia tersebut tidak lain adalah azab yang
pedih dan pulang kampung bersama setan ke neraka Jahannam.
Itulah 14
(empat belas) sifat-sifat dari umat manusia yang telah diperdaya oleh setan
sehingga hal ini menjadi penampilan (karakter) sang pecundang lagi celaka. Dan
jangan sampai sifat ini menjadi sifat diri kita dan juga sifat dari anak
keturunan kita. Hal ini akan menghantarkan diri kita hidup di neraka bersama
setan kelak.
Sebagai
penutup, sekali lagi kami mengingatkan kepada jamaah dan pembaca sekalian masih
ada beberapa hal yang harus kita perhatikan saat menghadapi, saat berusaha
untuk mengalahkan setan sang musuh abadi manusia, yaitu :
1.
Jangan pernah menganggap remeh tentang musuh yang
kita hadapi. Jangan pernah menganggap kalau kita sudah mampu melaksanakan
Diinul Islam secara kaffah maka kita bisa terbebas dari serangan musuh. Setan sebagai musuh akan terus menyerang
musuhnya sampai dengan proses “sakratul maut” tiba. Jika setan sudah tidak
bisa menyerang lagi diri kita karena kita sudah termasuk manusia yang mukhlis,
maka setan akan menyerang melalui anak keturunan kita.
Setan akan
terus menyerang melalui harta kekayaan kita. Setan juga akan menyerang melalui
suami atau istri kita serta melalui keikhlasan kita di dalam melalukan ibadah.
Ingat, Prinsip perang adalah jangan pernah
mengasumsikan musuh tidak akan datang, melainkan bersiaplah menyambut
kedatangannya. Jangan menduga musuh tidak akan menyerang, melainkan buatlah
agar posisi anda tidak bisa diserang. (Sun Tzu dalam bukunya the Art
of War)
2.
Jangan pernah berhenti melawan musuh, karena musuh
kita akan terus menyerang musuhnya sampai kapanpun juga sepanjang diri kita
masih dinamakan dengan manusia. Sebagai musuh dari iblis/syaitan jangan pernah
menganggap kita dibiarkan begitu saja oleh musuh kita. Musuh tetaplah musuh dan
musuh harus terus kita kalahkan karena kita harus menjadi pemenang.
3.
Jumlah jin, iblis dan setan saat ini sudah lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah manusia, dikarenakan setelah ruh berpisah
dari jasmani, setan yang menyertai diri kita tidak serta merta ikut meninggal
dunia ditambah ada manusia-manusia yang telah berubah menjadi setan. Jika jumlah
jin, iblis/setan sudah lebih banyak dari jumlah manusia, berarti Nilai-Nilai
Keburukan saat ini pasti lebih mendominasi di dalam kehidupan. Untuk itu
kita tidak bisa sendirian menghadapinya, kita sangat membutuhkan Allah SWT
untuk mengalahkan jin, iblis/setan yang jumlahnya sudah lebih banyak dari
jumlah manusia yang hidup. Yang menjadi persoalan adalah sudahkah diri kita
sesuai dengan kehendak Allah SWT jika membutuhkan Allah SWT?
4.
Allah SWT sudah mempersiapkan 2(dua) buah tempat
kembali bagi manusia, yaitu syurga dan neraka. Jika syurga dan neraka sudah
ditetapkan oleh Allah SWT berarti saat ini ada calon penghuni neraka dan calon
penghuni syurga. Adanya kondisi ini tidak hanya calon penghuni syurga saja
yang memiliki “Hak Hidup” di muka bumi ini,
akan tetapi calon penghuni neraka juga memiliki “Hak Hidup” yang sama di
muka bumi ini. Jika calon penghuni neraka dan calon penghuni
syurga sama-sama memiliki hak hidup, maka kita tidak boleh saling mencaci maki,
tidak boleh saling bunuh membunuh, saling benar sendiri.
5.
Setan yang sudah ditetapkan sebagai musuh, maka sebagai
musuh manusia, setan tidak akan pernah senang kepada musuhnya. Musuh akan
selalu bertindak dan berbuat untuk
mengalahkan, menjatuhkan musuhnya. Untuk itu kita harus dapat mengalahkan
serta melumpuhkan musuh tersebut sebab
tanpa melalui musuh kita tidak akan pernah memperoleh kemenangan yang pada
akhirnya akan menghantarkan diri kita ke kampung Kebahagiaan.
6.
Dan sebagai musuh dari iblis/setan, kita tidak bisa
mengalahkan musuh sendirian karena diri kita tidak memiliki ilmu dan pemahaman
tentang musuh. Dikarenakan musuh diri kita Allah SWT yang menciptakan. Jika ini
keadaannya maka kita harus bersama-sama Allah SWT untuk mengalahkan musuh abadi
diri kita serta hanya dengan cara inilah kita bisa mengalahkan musuh secara
bermartabat.
Mudah-mudahan diri kita mampu mengatasi setan baik
dalam wujud aslinya maupun yang sudah berubah wujud menjadi manusia, atau
manusia yang telah berubah menjadi setan melalui bantuan dan pertolongan Allah SWT yang pada akhirnya dapat
menghantarkan diri kita sesuai dengan kehendak Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar