Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Senin, 11 Maret 2024

DIMENSI PUASA DAN SEHATNYA JASMANI (PART 3 of 3)

G.    OBATKU PUASA.

Dr Lord Stodart dalam bukunya “The New World of Islam” menyebutkan Muhammad adalah pembangun ruhani yang hebat, seorang ahli strategi, pemimpin umat, politikus ulung, ekonom serta seorang yang sosial democrat, beliau menolak segala pujian yang diberikan atas diri pribadinya. Sedangkan Thomas Carlyle dalam buku “Hero is a Prophet” mengumakan, “umat Islam yang telah menerima pimpinan bimbingan Nabi Muhammad SAW kemudian berhasil mendirikan pemerintahan di Spanyol yang sangat mengagumkan di abad pertengahan, sedangkan bangsa Eropa kala itu masih diliputi kebodohan”.

 

Prof Vaswani dalam bukunya “The Law Quartely” mengatakan: “Dengan wahyu Allah Yang Maha Pemurah, agama Islam menjadi suluh kemajuan di Afrika, China, Asia, Eropa, Persia, dan Hidustan, sedang Eropa masih tidur nyenyak, kemudian umat Islam membangkitkan dan memberi bimbingan bagi mereka”. Sedangkan dalam New Internationale Encyclopaedie disebut “Dunia sekarang harus banyak berterima kasih kepada Islam sebab merekalah yang mempelopori kepandaian dunia.”

 

Umat Islam telah membangun gedung gedung yang mengagumkan dunia seperti Taj Mahal dan Al Hambra yang kondang. Mereka itulah yang mula-mula menemukan ilmu Aljabar, Ilmu Hitung, Kimia dan obat obatan. Mereka yang pertama kalinya mendirikan universitas di Baghdad, sehingga rombongan daru luar negeri, utamanya dari Eropa datang kesana untuk menjadi murid umat Islam.

 

Dalam Encyclopedia Britanica juga menyebutkan, “Islam telah lebih dahulu mengarang bermacam macam buku yang kemudian dikutif orang seantero jagad hingga sekarang. Di Cairo mereka telah mendirikan perpustakaan yang kondang di dunia, sedangkan di masa itu London sebagai tempat yang kotor dan jelek serta jalan jalannya berbau busuk, padahal orang Islam mendirikan Cordova yang terkenal lantaran keindahan gedung gedung dan kebun kebunnya yang menawan. Dr. Kernkamf menulis; Orang Islam menjadi dokter yang pandai dan ahli ilmu pengetahuan. Mereka itulah yang pertama kali mengarang angka satu sampai sepuluh yang digunakan hingga sekarang. Mereka sudah berhasil membuat dan meracik obat obatan, menciptakan penerangan (lampu) di jalan, mendirikan masjid dan istana yang indah, bercocok tanam, sedangkan orang Eropa pada waktu mendapat beras dari orang Islam.

 

Demikianlah hasil karya yang diperoleh dari kecakapan otak lahir dan kecerdasan otak bathin (hati ruhani yang fitrah) yang dimiliki oleh umat Islam di zaman Rasulullah dan Khulafaurrasyidin serta ahli falsafah dengan melakukan puasa yang dilandasi keimanan yang diikat dengan niat yang ikhlas. Cobalah kita simak dan teliti biografi orang orang besar dan kalangan intelektual yang jenius, tentu akan diketahui bahwa dalam hidupnya senantiasa berpuasa. Inilah rahasia puasa yang sanggup mencetak manusia menjadi intelek dan berkeprimanusiaan yang tinggi dan berkepribadian menuju kebahagiaan lahir dan bathin yang sangat besar sekali manfaatnya kepada sesama makhluk hidup, masyarakat, bangsa dan negara.

 

Seorang ahli kesehatan berkata: Pencernaan itu adalah pusat penyakit dan berpantang itu adalah obat’. Ada yang berpendapat bahwa susunan kata tersebut adalah hadits Nabi sehingga sementara ulamapun berpendapat demikian, sebenarnya bukan sabda Nabi, melainkan pitutur seorang shalih pada zaman dahulu. Imam Zarkasyi berkata, ucapan itu tidak bersumber daripada pada sabda Nabi, melainkan ucapan seorang tabib. Peribaha latin menyebutkan: Plenus Venter non student it benter yang artinya: perut yang penuh makanan sukar belajar. Dan itulah sebabnya Napoleon Bonaparte mengatakan “Obatku adalah Puasa”. Inilah ungkapan yang jujur yang dikemukakan oleh seorang Napoleon Bonaparte, yang tentunya tidak main main saat hal ini diungkapkannya.

 

Berbagai penelitian telah mengungkap adanya makna yang hakiki dari  puasa ditinjau dari perspektif medis modern bagi kepentingan Jasmani. Dalam penelitian ilmiah, tidak ditemukan efek merugikan dari ibadah puasa di bulan Ramadhan pada jantung, paru, hati, ginjal, mata, profil endokrin, hematologi dan fungsi neuropsikiatri. Penelitian meta analisis atau penelitian terhadap berbagai Abstrak Terkait ini diperoleh dari Medline dan jurnal lokal di negara-negara Islam 1960-2009. Seratus tiga belas artikel yang memenuhi kriteria untuk pemilihan kertas dikaji secara mendalam untuk mengidentifikasi rincian bahan terkait.

 

Hasilnya, terdapat manfaat luar biasa dan tidak disangka sebelumnya oleh para ilmuwan tentang adanya manfaat yang hakiki dari puasa Ramadhan bagi kesehatan manusia. Meskipun puasa Ramadhan aman untuk semua orang sehat dan beberapa kondisi sakit tertentu, namun dalam keadaan penyakit tertentu seseorang harus berkonsultasi dengan dokter dan mengikuti rekomendasi ilmiah, sebagaimana firmanNya berikut ini: (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan[114], Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (surat Al Baqarah (2) ayat 184)

 

[114] Maksudnya memberi Makan lebih dari seorang miskin untuk satu hari.

 

Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling dinanti oleh umat muslim. Saat itu, dianggap sebagai bulan yang penuh berkah dan rahmah. Semua umat muslim yang sehat dan sudah akil baligh diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh. Meskipun untuk sebagian orang ibadah puasa cukup berat, tetapi terdapat keistimewaan untuk mendapatkan hikmah dari Allah SWT berupa kebahagiaan, pahala berlipat, dan bahkan kesehatan jasmani, sebagaimana hadits berikut ini: Abu Darda ra, berkata: Nabi Saw bersabda: Allah ta’ala berfirman: Allah SWT telah mewahyukan kepada orang orang Bani Israil, bahwa barang siapa  berpuasa karena mengharap ridha Ku, niscaya Aku karuniai kesehatan badan dan pahala yang banyak. (Hadits Qudsi Riwayat Abu Syeikh, Ad Dailami dan Ar Rafi’i; 272:234)

 

Allah SWT selaku pemberi perintah dan juga pemilik dan pencipta alam semesta ini telah berjanji akan memberikan berkah kepada orang yang berpuasa. Seperti ditegaskan dalam sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu Nu’aim: "Berpuasalah maka kamu akan sehat." Dengan berpuasa, akan diperoleh manfaat secara biopsikososial berupa sehat jasmani, rohani dan sosial. Rahasia kesehatan yang dijanjikan dalam berpuasa inilah yang menjadi daya tarik ilmuwan untuk meneliti berbagai aspek kesehatan puasa secara psikobiologis, imunopatofisilogis dan biomolekular.

 

Para pakar nutrisi dunia mendefinisikan puasa atau kelaparan (starvasi) sebagai pantangan mengkonsumsi nutrisi baik secara total atau sebagian dalam jangka panjang atau jangka pendek. Sedangkan konsep puasa dalam Islam secara substansial adalah menahan diri tidak makan, minum dan berhubungan suami istri mulai terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat sehingga puasa memiliki perbedaan dibandingkan starvasi biasa. Hal yang harus kita jadikan pedoman adalah selama Jasmani dipuasakan dalam kurun waktu tertentu, maka pada saat yang bersamaan ruh/ruhani sebagai jati diri manusia yang sesungguhnya jangan pula turut dipuasakan. Ruh/ruhani harus diberi makan dengan ibadah wajib dan sunnah sebanyak banyaknya. Apalagi ada ketentuan yang khusus berlaku bagi ruh/ruhani yaitu ibadah sunnah menjadi ibadah wajib dan ibadah wajib dilipatgandakan oleh Allah SWT dimana fasilitas ini khusus untuk ruh/ruhani diri kita.

 

Pasifnya jasmani karena dipuasakan dalam kurun waktu tertentu, berarti dalam kurun waktu tertentu pula kita mengistirahatkan aktivitas pencernaan yang ada di dalam Jasmani sehingga terjadilah apa yang dinamakan dengan regenerasi sel sel tubuh yang rusak dengan yang baru. Dimana hal ini hanya bisa terjadi jika jasmani diistirahatkan dalam kurun waktu tertentu. Di lain sisi pada saat yang bersamaan terjadilah apa yang dinamakan dengan naiknya kualitas Ruh/Ruhani karena diberi kesempatan yang luas untuk beribadah kepada Allah SWT sehingga terjadilah sinergi langsung antara ruh/ruhani dengan Allah SWT yang mengakibatkan terjadinya pancaran kekuatan Nur Ilahi dari ruh/ruhani kepada jasmani yang sedang dipuasakan. Kemampuan radiasi Nur Ilahi yang berasal dari ruh/ruhani inilah yang sangat membantu bagi kesehatan jasmani.

 

Adanya kondisi ini akan menunjukkan kepada diri kita bahwa sehatnya ruh/ruhani akan membantu dan menolong jasmani yang sakit atau mengalami gangguan sehingga menjadi sehat kembali. Sedangkan apabila jasmani sehat tidak akan serta merta menjadikan ruh/ruhani menjadi sehat. Apa yang kami kemukakan tidak akan pernah terjadi jika kita tidak mau melaksanakan puasa yang sesuai dengan kehendak Allah SWT dan yang juga harus kita perhatikan saat berpuasa adalah segala makanan dan minuman yang kita konsumsi harus memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku, yaitu menenuhi ketentuan yang berlaku seperti yang kami kemukakan berikut ini: Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. (surat Abasa (80) ayat 24). Allah SWT berfirman: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (surat Al Baqarah (2) ayat 168)

 

Ibnu Abbas ra, berkata: Nabi Saw bersabda: Allah ta’ala berfirman: Berkata Iblis, Ya Tuhan, semua makhluk Mu telah engkau tentukan rezekinya, maka manakah rezeki ku. Allah berfirman: Rezekimu adalah makanan yang tidak disebut nama Ku padanya”. (Hadits Qudsi Riwayat Abussyeikh, 272:259)

 

Jika sampai pada saat berpuasa di bulan Ramadhan, justru makanan dan minuman yang kita konsumsi terkontaminasi dengan penghasilan dari yang haram atau makanan dan minuman yang kita konsumsi masuk dalam kategori haram berarti kita sendirilah yang membatalkan atau yang menggagalkan fasilitas dari Allah SWT berupa keberkahan bagi diri kita akibat ulah kita sendiri.

 

Berbagai kajian ilmiah melalui penelitian medis telah menunjukkan bahwa ternyata puasa sebulan penuh saat bulan Ramadhan bermanfaat sangat luar biasa bagi tubuh manusia. Sebaliknya banyak penelitian menunjukkan bahwa puasa berbeda dengan starvasi biasa, secara umum tidak akan mengganggu tubuh manusia. Dalam mencermati temuan ilmiah tersebut akan lebih diyakini bahwa berkah kesehatan yang dijanjikan dalam berpuasa ternyata bukan sekedar teori dan opini. Manfaat puasa bagi kesehatan sebagian telah terbukti secara ilmiah. Wajar saja, bahwa puasa adalah saat yang paling dinantikan oleh kaum muslim karena memang terbukti secara ilmiah menjanjikan berkah dan kesehatan bagi ruh dan juga jasmani. Dan untuk menambah pengetahuan kita tentang ibadah puasa yang berhubungan dengan kesehatan jasmani, berikut ini akan kami kemukakan beberapa hikmah puasa yang lainnya yang berhubungan dengan kesehatan jasmani, yaitu :

 

1.  Mengurangi makan dapat menerbitkan kesucian hati dan pikiran seseorang. Sedangkan banyak makan dan kekenyangan menimbulkan keadaan yang serupa dengan keadaan orang mabuk, berupa reaksi indera yang menurun, kekuatannya menyerap pemahaman melemah, yang karena itu mengakibatkan buta hati. Rasa lapar dalam puasa dapat menjadikan pikiran tajam (peka), memberikan kemudahan memahami realitas dan terjaga dengan kesadaran sehingga hati siap menerima makrifat. “Barangsiapa yang perutnya menahan lapar (berpuasa), pikirannya akan sanggup menaiki tangga tangga tinggi (hakekat) sehingga refleksi dan perenungannya menjadi lebih kuat”.

 

2.      Mengurangi makan akan dapat menimbulkan kerendahahatian, kemurahhatian dan pematangan diri dari setiap hal yang menjauhkan dari Allah SWT. Seorang yang berpuasa bisa terbebas dari efek buruk pelanggaran batas dan penyembahan keliru terhadap Allah SWT seperti arogansi, egoism dan kesombonga. Melalui rasa lapar, orang akan mampu membebaskan diri dari berbagai malapeteka kemanusian (penindasan, egoism dan kesombongan), sekaligus akan dapat menyiapkan dirinya untuk rendah hati, taat, dan tunduk dihadapan Allah SWT.

 

3.   Mengurangi makan akan menurunkan intensitas gairah sensual dan motivasi motivasi lain yang mengajak manusia kepada dosa dan penyimpangan. Seperti kita maklumi, dari sebagian besar dosa dan pelanggaran batas agama yang dilakukan seseorang merupakan akibat dari perbincangan yang penuh nafsu dan motivasi motivasi sensual lainnya. Oleh sebab itu, dengan merasakan lapar dalam berpuasa itu kita akan mampu mengendalikan hasrat hasrat sensual, dan bisa membebaskan diri dari keterjebakan pada banyak situasi yang membahayakan.

4. Mengurangi makan akan mengurangi tidur. Kita mengetahui, banyak tidur merupakan salah satu faktor utama dalam penyianyiaan waktu. Banyak tidur akan mengurangi kesempatan dan jumlah akurat umur sebagai sarana yang membantu manusia memenuhi urusan urusan akhirat. Dengan berpuasa kita bisa mengurangi tidur, sehingga memberikan kesempatan pada kita untuk mampu berjaga pada malam hari, pada saat segala rahmat dan karunia diturunkan dari langit, saat saat yang memberikan kesempatan dan membantu setiap manusia untuk beribadah dan berdoa guna membantu setiap manusia untuk beribadah dan berdoa  guna menapaki tangga ilahiah menuju kedudukan spiritual yang sangat terpuji (maqamam mahmudan).

 

5.        Pengaruh lain dari mengurangi makan adalah kesenangan beribadah karena orang yang biasa mengurangi makan akan mempunyai banyak waktu. Berlawanan dengan orang yang gemar makan, waktunya pasti dihabiskan untuk menyusun rencana rencana pembelian makanan, memasak, jamuan makan, dan bersantai santai. Waktu yang lain dihabiskan untuk perawatan medis karena dalam banyak kasus, penyakit yang diidap manusia disebabkan oleh mengonsumsi banyak makanan. Karena itu, ia (orang yang berpuasa) akan lebih mudah menggunakan semua waktu yang tersedia itu untuk beribadah. Dengan kata lain, ia terbebas dari kesibukan menata makanan lezat dan pengobatan, sehingga memiliki banyak waktu luang dan kesempatan yang tenang dan nyaman dalam melakukan ibadah.

 

6.      Pengaruh yang lain lagi dari mengurangi makan adalah pada kemampuan seseorang secara financial, yakni dapat mengalokasikan dana untuk bersedekah, berziarah, menyemarakkan kebaikan dan pelaksanaan amala amal ibadah lain yang memerlukan biaya. Dengan mengurangi makan berarti ia akan terhindar dari pemborosan biaya menyediakan jenis jenis makanan yang tidak perlu atau untuk pengobatan. Ia pun bisa memanfaatkan kelebihan finansialnya untuk ibadah ibadah yang disebutkan di atas, sebagaimana nasehat dari Ibn Qayyim Al Jawjiyah berikut ini: “Aturan utama pengobatan tubuh ada tiga, yaitu: Menjaga kesehatan, melindungi diri dari hal yang menyebabkan sakit, dan mengosongkan diri dari segala macam materi yang merusak”. (Ibn Qayyim Al Jauziyah)

 

Selain ke enam hal yang telah kami kemukakan di atas, masih ada hikmah lain yang terdapat di balik perintah melaksanakan puasa yang berhubungan dengan kesehatan jasmani, yaitu:   

 

a.     Selama berpuasa, tubuh sangat bergantung pada lemak lemak yang tersimpan dalam organ tubuh dan yang berhenti selama masa puasa hanyalah proses pencernaan makanan, bukan proses penutrisian tubuh.

b.        Puasa dapat melatih tubuh untuk menggunakan lemak lemak yang tersimpan dalam tubuh secara ekonomis sampai pada tingkatan yang sangat signifikan.

c.    Puasa sama sekali tidak memiliki efek samping terhadap organ organ inti tubuh, sehingga serendah apapun penurunan berat badan yang dialami mamupun perubahan kondisi tubuh pada orang orang yang menderita sakit otak, paru paru dan hati (lever) tetap berjalan secara normal, kecuali pada kasus kasus penyakit yang menyerang organ organnya, misalnya sakit paru paru.

d.  Ketika tidak melakukan proses pencernaan, tubuh menggunakan waktu yang biasanya dikhususkan untuk proses pencernaan makanan untuk menjalan fungsi pembersihan dan sterilisasi tubuh secara total.

e.     Selama puasa, jaringan jaringan tubuh mengalami proses konsumsi dan pelepasan energy dalam kadar yang mencerminkan urgensi jaringan jaringan ini.

f.       Ada tiga manfaat puasa bagi kesehatan jantung: (1) puasa melawan tekanan tekanan yang selalu mendera jantung; (2) puasa memberikan kesempatan bagi jantung untuk istirahat; (3) puasa dapat menseterilkan darah. Dengan demikian puasa memberikan kesempatan bagi jantung untuk mengkonsumsi darah bersih.

g.    Jantung kita berdenyut 80 kali/menit atau dengan 115.200 kali per 24 Jam. Pada hari hari pertama puasa memang terjadi penurunan jumlah denyutan jantung hingga mencapai kurang dari 60 kali/menit, namun selanjutnya jantung berdenyut secara stabil pada angka 60 kali/menit sepanjang hari selama puasa.

h.       Penurunan jumlah detak jantung ini menghemat 28.800 detak per 24 jam. Ini berarti jantung dapat beristirahat dan menghemat seperempat paruh waktu kerja yang ditempuhnya pada hari hari biasa di luar puasa.

i.  Puasa memberikan kesempatan kepada lambung untuk meremajakan diri dan mengembalikan kinerjanya.

j.        Proses pemulihan luka dan hilangnya sejumlah radang di organ tubuh berjalan lebih cepat dan maksimal selama masa puasa.

 

Selain dari pada itu menurut penelitian Dr Isham Al Uryan di Mesir terhadap orang yang berpuasa, baik laki dan perempuan, dengan usia yang bervariasi menunjukkan bahwa puasa dapat membantu kesehatan lahir bathin mereka. Berdasarkan pendapat para dokter yang di muat di sejumlah surat kabar dan majalah terkait dengan bulan Ramadhan, Muhammad Ibrahim Salim (2007: 104 sampai 105) menyimpulkan bahwa puasa sangat bermanfaat untuk mengatasi beberapa penyakit antara lain:

 

a.     Obesitas dan perut buncit, kedua penyakit ini biasa diderita oleh orang orang yang gemar makan, pemalas dan terbiasa hidup mewah.

b.        Penyakit encok/senggal atau disebut juga asam urat.

c.        Arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah)

d.       Penyakit penyakit hati (liver), kandung kemih akibat peradangan dan batu empedu.

e.       Radang ginjal akut dan kencing batu.

f.    Penyakit jantung kronis yang menyertai obesitas dan tekanan darah tinggi (hipertensi)

g.   Penyakit gangguan pencernaan yang disertai dengan asam lambung pada zat zat albuminous dan zat pati (amylum).

h. Penyakit gula (diabetes), sebelum ditemukannya insulin, penyakit ini hanya disembuhkan dengan puasa dan diet.

i.         Penyakit penyakit otonom maupun turunan yang dikenal oleh para dokter.

 

Sekarang kita sudah mengetahui begitu banyak hikmah dari puasa yang berhubungan dengan kesehatan jasmani bagi yang mau melaksanakan puasa. Hal yang harus kita pahami dengan baik dan benar adalah adanya kesehatan jasmani yang kita peroleh melalui ibadah puasa bukanlah tujuan yang paling hakiki dari perintah melaksanakan puasa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT.

 

Selanjutnya untuk lebih mempertegas dimensi puasa dengan kesehatan jasmani (tubuh) berikut ini akan kami kemukakan manfaat puasa yang diteliti oleh Prof Yoshinori Ohsumi sang peraih nobel bidang kedokteran 2016 sebagaimana berikut ini: Peraih Nobel tahun ini menemukan dan menjelaskan mekanisme yang mendasari autophagy, sebuah proses mendasar untuk mendegradasi dan mendaur ulang komponen seluler. 

Kata autophagy berasal dari kata Yunani auto- yang berarti “diri” dan phagein yang berarti “makan” . Jadi, autophagy berarti “makan sendiri”. Konsep ini muncul pada tahun 1960-an, ketika para peneliti pertama kali mengamati bahwa sel dapat menghancurkan isinya sendiri dengan membungkusnya dalam membran, membentuk vesikel seperti karung yang diangkut ke kompartemen daur ulang, yang disebut lisosom , untuk didegradasi. Kesulitan dalam mempelajari fenomena ini berarti bahwa hanya sedikit yang diketahui sampai, dalam serangkaian percobaan brilian di awal tahun 1990-an, Yoshinori Ohsumi menggunakan ragi roti untuk mengidentifikasi gen-gen yang penting untuk autophagy. Dia kemudian menjelaskan mekanisme yang mendasari autophagy pada ragi dan menunjukkan bahwa mesin canggih serupa juga digunakan dalam sel kita. 

Penemuan Ohsumi membawa paradigma baru dalam pemahaman kita tentang bagaimana sel mendaur ulang isinya. Penemuannya membuka jalan untuk memahami pentingnya autophagy dalam banyak proses fisiologis, seperti adaptasi terhadap kelaparan atau respons terhadap infeksi. Mutasi pada gen autophagy dapat menyebabkan penyakit, dan proses autophagic terlibat dalam beberapa kondisi termasuk kanker dan penyakit neurologis. 

Degradasi – fungsi sentral dalam semua sel hidup.

Pada pertengahan tahun 1950-an para ilmuwan mengamati kompartemen seluler khusus baru, yang disebut organel, yang mengandung enzim yang mencerna protein, karbohidrat, dan lipid. Kompartemen khusus ini disebut sebagai “ lisosom ” dan berfungsi sebagai tempat kerja untuk degradasi konstituen seluler. Ilmuwan Belgia Christian de Duve dianugerahi Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1974 atas penemuan lisosom. Pengamatan baru pada tahun 1960-an menunjukkan bahwa sejumlah besar kandungan seluler, dan bahkan seluruh organel, terkadang dapat ditemukan di dalam lisosom. Oleh karena itu, sel tersebut tampaknya memiliki strategi untuk mengirimkan muatan besar ke lisosom. Analisis biokimia dan mikroskopis lebih lanjut mengungkapkan jenis vesikel baru yang mengangkut muatan seluler ke lisosom untuk degradasi (Gambar 1). Christian de Duve, ilmuwan di balik penemuan lisosom, menciptakan istilah autophagy, “makan sendiri”, untuk menggambarkan proses ini. Vesikel baru diberi nama autofagosom .

Autofagosom.

Gambar 1: Sel kita memiliki kompartemen khusus yang berbeda. Lisosom merupakan salah satu kompartemen tersebut dan mengandung enzim untuk pencernaan isi sel. Jenis vesikel baru yang disebut autofagosom diamati di dalam sel. Ketika autofagosom terbentuk, ia menelan isi seluler, seperti protein dan organel yang rusak. Akhirnya, ia menyatu dengan lisosom, di mana isinya terdegradasi menjadi unsur-unsur yang lebih kecil. Proses ini memberi sel nutrisi dan bahan pembangun untuk pembaharuan.

 

Selama tahun 1970-an dan 1980-an para peneliti fokus pada penjelasan sistem lain yang digunakan untuk mendegradasi protein, yaitu “proteasome”. Dalam bidang penelitian ini Aaron Ciechanover, Avram Hershko dan Irwin Rose dianugerahi Hadiah Nobel Kimia tahun 2004 untuk “penemuan degradasi protein yang dimediasi ubiquitin”. Proteasome secara efisien mendegradasi protein satu per satu, namun mekanisme ini tidak menjelaskan bagaimana sel menyingkirkan kompleks protein yang lebih besar dan organel yang rusak. Mungkinkah proses autophagy menjadi jawabannya dan, jika ya, bagaimana mekanismenya?

 

Eksperimen yang inovatif

 

Yoshinori Ohsumi telah aktif di berbagai bidang penelitian, namun setelah memulai laboratoriumnya sendiri pada tahun 1988, ia memfokuskan upayanya pada degradasi protein dalam vakuola , sebuah organel yang berhubungan dengan lisosom dalam sel manusia. Sel ragi relatif mudah dipelajari dan oleh karena itu sering digunakan sebagai model sel manusia. Mereka sangat berguna untuk mengidentifikasi gen yang penting dalam jalur seluler yang kompleks. Namun Ohsumi menghadapi tantangan besar; sel ragi berukuran kecil dan struktur dalamnya tidak mudah dibedakan di bawah mikroskop sehingga dia tidak yakin apakah autophagy ada pada organisme ini. Ohsumi beralasan jika ia dapat mengganggu proses degradasi di vakuola saat proses autophagy aktif, maka autophagosom akan terakumulasi di dalam vakuola dan terlihat di bawah mikroskop. 

 

Oleh karena itu, dia membiakkan ragi yang bermutasi yang kekurangan enzim degradasi vakuolar dan secara bersamaan merangsang autophagy dengan membuat sel kelaparan. Hasilnya sungguh menakjubkan! Dalam beberapa jam, vakuola terisi dengan vesikel kecil yang belum terdegradasi (Gambar 2). Vesikel tersebut merupakan autofagosom dan percobaan Ohsumi membuktikan bahwa autofagasi ada dalam sel ragi. Namun yang lebih penting lagi, dia kini memiliki metode untuk mengidentifikasi dan mengkarakterisasi gen-gen kunci yang terlibat dalam proses ini. Ini merupakan terobosan besar dan Ohsumi mempublikasikan hasilnya pada tahun 1992.

Ragi.

Gambar 2: Pada ragi (panel kiri) terdapat kompartemen besar yang disebut vakuola yang berhubungan dengan lisosom pada sel mamalia. Ohsumi menghasilkan ragi yang kekurangan enzim degradasi vakuolar. Ketika sel-sel ragi ini kekurangan, autofagosom dengan cepat terakumulasi dalam vakuola (panel tengah). Eksperimennya menunjukkan bahwa autophagy ada pada ragi. Sebagai langkah selanjutnya, Ohsumi mempelajari ribuan mutan ragi (panel kanan) dan mengidentifikasi 15 gen yang penting untuk autophagy.

 

Gen autophagy ditemukan

Ohsumi sekarang memanfaatkan strain ragi hasil rekayasa di mana autofagosom terakumulasi selama kelaparan. Akumulasi ini seharusnya tidak terjadi jika gen yang penting untuk autophagy dinonaktifkan. Ohsumi memaparkan sel-sel ragi pada bahan kimia yang secara acak menyebabkan mutasi pada banyak gen, dan kemudian dia menginduksi autophagy. Strateginya berhasil! Dalam waktu satu tahun setelah penemuan autophagy pada ragi, Ohsumi telah mengidentifikasi gen pertama yang penting untuk autophagy. Dalam rangkaian penelitian elegan berikutnya, protein yang dikodekan oleh gen-gen ini dikarakterisasi secara fungsional. Hasilnya menunjukkan bahwa autophagy dikendalikan oleh rangkaian protein dan kompleks protein, masing-masing mengatur tahap inisiasi dan pembentukan autophagosome yang berbeda (Gambar 3).

Tahapan pembentukan autofagosom

Gambar 3: Ohsumi mempelajari fungsi protein yang dikodekan oleh gen autophagy utama. Dia menggambarkan bagaimana sinyal stres memulai autophagy dan mekanisme dimana protein dan kompleks protein mendorong tahapan pembentukan autophagosome yang berbeda.

 

Autophagy – mekanisme penting dalam sel kita

Setelah identifikasi mesin autophagy dalam ragi, masih ada pertanyaan kunci. Apakah ada mekanisme yang sesuai untuk mengendalikan proses ini pada organisme lain? Segera menjadi jelas bahwa mekanisme yang hampir sama terjadi di sel kita sendiri. Alat penelitian yang diperlukan untuk menyelidiki pentingnya autophagy pada manusia kini telah tersedia.

 

Berkat Ohsumi dan orang lain yang mengikuti jejaknya, kita sekarang tahu bahwa autophagy mengontrol fungsi fisiologis penting di mana komponen seluler perlu didegradasi dan didaur ulang. Autophagy dapat dengan cepat menyediakan bahan bakar untuk energi dan bahan penyusun pembaruan komponen seluler, dan oleh karena itu penting untuk respons seluler terhadap kelaparan dan jenis stres lainnya. Setelah infeksi, autophagy dapat menghilangkan bakteri dan virus yang menyerang intraseluler. Autophagy berkontribusi pada perkembangan embrio dan diferensiasi sel. Sel juga menggunakan autophagy untuk menghilangkan protein dan organel yang rusak, sebuah mekanisme kontrol kualitas yang sangat penting untuk melawan konsekuensi negatif penuaan.

 

Autophagy yang terganggu telah dikaitkan dengan penyakit Parkinson, diabetes tipe 2, dan kelainan lain yang muncul pada lansia. Mutasi pada gen autophagy dapat menyebabkan penyakit genetik. Gangguan pada mesin autophagic juga dikaitkan dengan kanker. Penelitian intensif kini sedang berlangsung untuk mengembangkan obat yang dapat menargetkan autophagy pada berbagai penyakit.

 

Autophagy telah dikenal selama lebih dari 50 tahun tetapi kepentingan mendasarnya dalam fisiologi dan kedokteran baru diketahui setelah penelitian perubahan paradigma oleh Yoshinori Ohsumi pada tahun 1990-an. Atas penemuannya, ia dianugerahi Hadiah Nobel tahun ini di bidang fisiologi atau kedokteran.

 

Karena umat Islam akan memasuki bulan puasa Ramadhan, ini bisa menjadi kesempatan yang baik untuk meningkatkan autophagy dalam tubuh mereka. Selama puasa, orang Islam menahan diri dari makanan, minuman, dan perilaku buruk dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Namun, cara berpuasa yang benar juga penting untuk memastikan bahwa autophagy teraktivasi secara efektif dalam tubuh.

Beberapa cara untuk berpuasa dengan metode autophagy antara lain:

 

1.       Tidak makan atau minum selama periode berpuasa yang telah ditentukan

2.  Menghindari makanan dan minuman manis atau berkalori tinggi, termasuk minuman bersoda dan jus buah

3.  Meningkatkan asupan makanan yang mengandung serat dan protein, seperti sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan

4.  Menerapkan pola makan intermittent fasting atau puasa bergilir, di mana seseorang mengatur jendela makan dalam satu atau dua periode dalam sehari

5. Dalam puasa Ramadhan, saat berbuka dan sahur, sebaiknya mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, menghindari makanan cepat saji atau makanan yang terlalu berlemak, dan memperbanyak konsumsi makanan yang tinggi serat seperti buah dan sayuran.

Melakukan puasa dengan benar dan sehat dapat membantu meningkatkan autophagy dalam tubuh, yang berkontribusi pada kesehatan dan keseimbangan sel-sel dalam tubuh. Hal ini dapat membantu mencegah dan mengurangi risiko penyakit seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Dalam hal ini, puasa bukan hanya merupakan praktik keagamaan, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan yang signifikan bagi tubuh.

Sekali lagi kami tegaskan bahwa sehatnya jasmani melalui ibadah puasa bukanlah tujuan akhir kita melaksanakan ibadah puasa sehingga bukan berarti karena puasa mampu menyehatkan jasmani lalu menjadikan diri kita melaksanakan ibadah puasa Ramadhan sesuai dengan kehendak Allah SWT. Allah SWT selaku pemberi perintah melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan telah menunjukkan kepada diri kita bahwa tujuan berpuasa adalah untuk menjadikan diri kita menjadi orang yang bertaqwa, kembali fitrah, menjadi orang yang bersyukur yang kemudian tercermin dalam budi pekerti. Sedangkan sehatnya jasmani merupakan bonus bagi orang yang mau melaksanakan ibadah puasa yang sesuai dengan kehendak Allah SWT. Sekarang terpulang kepada diri kita sendiri, maukah kita berpuasa ataukah tidak dan jika tidak berarti kita telah mendzalimi diri sendiri.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar