Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Sabtu, 23 Maret 2024

AGAR HIDUP LEBIH TENANG, LEBIH TENTERAM DAN LEBIH BAHAGIA (PART 3 OF 3)

 

I.   HADAPILAH MUSUH-MUSUH KEBAIKAN HIDUP DENGAN BIJAKSANA.

 

Setiap manusia, tanpa terkecuali, apapun agamanya, siapapun orangnya, termasuk di dalamnya fir’aun, dapat dipastikan sangat menginginkan untuk memperoleh dan mendapatkan kebaikan hidup di dunia, kebaikan hidup di akhirat serta terpelihara dari siksa api neraka yang pada akhirnya masuk ke syurga. Inilah harapan semua orang, pertanyaannya adalah apakah mungkin setiap orang bisa memperolehnya? Jika kita hanya berpedoman pada ketentuan umum semata, maka kondisi ini bisa terlaksana.

 

Akan tetapi Allah SWT dalam surat Al Baqarah (2) ayat 201 berikut ini: dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka. (surat Al Baqarah (2) ayat 201).” menyatakan bahwa untuk memperoleh semuanya tidak bisa dengan ketentuan yang bersifat umum. Namun harus dengan ketentuan yang bersifat khusus. Sehingga hanya orang orang yang berkualifikasi khususlah yang bisa memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat serta terhindar dai siksa api neraka yang pada akhirnya masuk syurga.

 

Untuk bisa menemukan siapa yang bisa memperoleh itu semua, sekarang mari kita pelajari surat Al Baqarah (2) ayat 201 di atas ini secara lebih mendalam, lalu apa yang kita dapatkan? Berdasarkan ketentuan surat Al Baqarah (2) ayat 201 di atas maka akan kita dapatkan 3 (tiga) kemungkinan pencapaian seseorang, yaitu :

 

1.  Seseorang yang hanya memperoleh kebaikan hidup di dunia saja tanpa memperoleh kebaikan di akhirat kelak. Jika ini kondisinya berarti kemungkinan ia memperoleh dan merasakan siksa api neraka terbuka lebar dan pintu syurga tertutup baginya.

 

2.   Seseorang yang tidak memperoleh kebaikan hidup di dunia namun mampu memperoleh kebaikan hidup di akhirat kelak. Jika ini kondisinya berarti kemungkinan ia merasakan siksa api neraka tertutup sehingga ia mampu merasakan apa itu nikmatnya syurga.

 

3.   Seseorang yang  mampu memperoleh kebaikan hidup di dunia dan mampu pula memperoleh kebaikan hidup di akhirat kelak. Jika ini kondisinya berarti ia terbebas dari siksa api neraka dan mampu merasakan apa itu nikmatnya syurga.

 

Adanya tiga buah kemungkinan yang kami kemukakan di atas ini, ada di posisi manakah diri kita saat ini? Kami berharap minimal posisi kita ada di kemungkinan nomor 2 untuk menuju kemungkinan nomor 3. Lalu apa yang menyebabkan diri kita berada di kemungkinan nomor 1 sehingga hanya mampu memperoleh kebaikan di dunia semata, tanpa memperoleh kebaikan di akhirat serta merasakan panasnya api neraka? Banyak faktor yang menyebabkan seseorang hanya mampu sampai di kemungkinan nomor satu, yaitu karena berjiwa fujur padahal segalanya telah ia miliki, selain itu ia juga tidak mampu menghadapi musuh musuh kebahagiaan yang dihadapi dengan bijaksana. Ia justru menghadapi musuh musuh kebahagiaan dengan sembrono tanpa melibatkan hati.

 

Adapun musuh-musuh kebahagiaan itu dapat kami kemukakan sebagai berikut:

 

1. Takut Mati. Mati atau kematian adalah sebuah kepastian. Mati adalah sunnatullah yang berlaku bagi semua orang. Mati bukanlah akhir dari perjalanan hidup kita, melainkan salah satu tahapan yang harus dilalui oleh setiap manusia di dalam mata rantai kehidupan manusia untuk menuju kepada Allah SWT. Ketakutan akan kematian, merupakan musuh utama dari ketidakbahagiaan. Kematian bagi pemuja kenikmatan duniawi dipandang sebagai akhir dari segalanya, kehancuran dari kehidupannya.

 

Karena itu ia takut menghadapi, risau, galau. Semakin tua semakin menderita dan semakin tua semakin sakit semakin merana. Inilah dampak dari sikap hidup yang serba mengandalkan akal dan meninggalkan agama. Agama mengajarkan bahwa kematian adalah sebuah keniscayaan dan pintu masuk yang harus dilalui untuk menuju syurga. Jadi jika kita termasuk berjiwa muthmainnah tentu mampu bersikap bijaksana, penuh perhitungan serta memiliki persiapan yang matang untuk menghadapi kematian.

 

2.  Serakah Karena Takut Miskin. Menurut Napoleon Hill, penyebab utama ketidakbahagiaan, (dalam konteks masyarakat barat) adalah kemiskinan, bukan kematian. Tokoh ini menemukan 6 (enam) ketakutan dasar manusia dengan kombinasi tertentu yang sering menyerang orang secara bersamaan atau satu persatu, yaitu:

 

a.        Takut kepada kemiskinan;

b.       Takut kepada kritikan;

c.        Takut pada kesehatan yang buruk;

d.       Takut kehilangan cinta seseorang;

e.        Takut menjadi tua;

f.         Takut kepada kematian.

 

Rasa takut terhadap kemiskinan paling merusak dari keenam ketakutan dasar di atas dan paling sulit dikendalikan. Rasa takut pada kemiskinan tumbuh dari kecenderungan manusia memangsa manusia lainnya secara ekonomis.

 

Bila binatang dengan sesama binatang saling memangsa secara fisik, maka manusia dengan manusia lainnya dengan kekuatan intuisi superior dan kapasitas berfikir dan menggunakan akal sehat, tidak memangsa secara fisik tetapi memangsa mereka secara financial. Penyebab utama dari ketakutan terhadap kemiskinan yang menimbulkan keserakahan jiwa adalah disebabkan minimnya iman dan keyakinan seseorang bahwa Allah itu Maha Kaya dan rezeki manusia itu sudah ditetapkan Allah. Tugas manusia adalah bekerja yang terbaik untuk meraih ridha Allah dengan melayani segenap makhlukNya.

 

3.   Kekosongan Jiwa. Jiwa yang kosong bisa menyebabkan pemiliknya merasa terasing di tengan keramaian, kehilangan dan takut. Pernahkah anda merasakan keterasingan dalam hidup ini. Pernah anda merasa semua orang menjauhi anda. Itulah tanda dan pertanda jiwa anda sedang kosong. Situasi tersebut tentu saja membuat anda gelisah, tidak bahagia, dan merasa tidak berguna. Selain daripada itu adanya kekosongan jiwa memudahkan syaitan untuk melancarkan aksinya kepada manusia.

 

Selain 3(tiga) hal yang telah kami kemukakan tentang musuh-musuh kebahagiaan, masih ada beberapa musuh-musuh kebahagiaan yang harus kita hadapai sebagaimana adanya, yaitu:

 

1.       Kemaksiatan mengantarkan kepada ketidakbahagiaan;

2.       Hilangnya harapan;

3.       Tidak mampu berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan dengan baik;

4.       Tidak mampu mengikuti peradaban ataupun perubahan teknologi;

5.       Perselisihan dan permusuhan yang sudah mengakar;

6.       Pengetahuan agama yang tidak utuh dan rendahnya kualitas kepemimpinan (umur yang barokah)

 

Dunia tercipta dalam kondisi keruh, tapi dari sana engkau menghendakinya bersih.” Demikianlah kondisi dunia. Dunia disesaki berbagai kelezatan, banyak beban, hidup sulit, cepat berubah, berhias kekotoran, dan kita pun senantiasa dalam keadaan susah payah. Anak, istri, teman, sahabat, rumah dan pekerjaan, semuanya mendatangkan kekeruhan dan kadangkala menyulitkan. Karena itu, padamkan hawa panas keburukannya dengan hawa dingin kebaikannya agar kita selamat.

 

Allah berkehendak dunia berupa gabungan dari dua hal yang berlawanan, dua jenis, dua kelompok, dan dua pendapat. Yaitu baik dan buruk, saleh dan rusak, serta gembira dan sedih. Kemudian, kebaikan, kesalehan, dan kegembiraan murni hanya terdapat di syurga, sementara keburukan, kerusakan, dan kesedihan murni semuanya terkumpul di neraka. Dalam sebuah hadits disebutkan, “Dunia terlaknat dan terlaknat pula apapun di dalamnya kecuali dzikir, serta orang berilmu dan penuntut ilmu.

 

Karena itu, jalani kenyataan yang ada. Jangan melanglang buana ke alam khayalan dan idealisme. Hadapilah dunia sebagaimana adanya, hadapi musuh musuh kebahagiaan dengan bijaksana dan berinteraksilah dengannya dengan baik dan benar! Tidak ada teman tanpa cacat dan tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia. Sebab, kesucian dan kesempurnaan bukanlah karakter dan sifat dari kehidupan dunia.

 

J.       BERJALANLAH DI MUKA BUMI, LALU TEMUKANLAH ALLAH SWT.

 

Salah satu hal yang bisa melapangkan hati dan melenyapkan kerisauan adalah berjalan menyusuri sejumlah kampung dan negeri, berjalan di muka bumi yang luas, dan melihat kitab alam yang terhampar guna menyaksikan pena kekuasaan Tuhan. Di atas lembaran alam wujud tertulis tanda tanda keindahan-Nya agar Anda bisa melihat taman taman yang indah dan kebun yang rimbun.

 

Berjalan menyusuri bumi adalah wisata yang dianjurkan untuk mereka yang sedang galau serta diselimuti gelapnya kamar sempit. Marilah melanglang buana agar kita bahagia, gembira, berpikir dan merenung lalu mengambil hikmah yang luar biasa agar diri kita sukses dalam kehidupan dunia dan akhirat kelak. Keluarlah dari rumah, perhatikan alam sekitar di kanan kiri kita, naiklah ke atas pohon, reguklah air yang jernih, dan dekatilah ranting pohon melati. Di sana jiwa kita akan terasa lapang seperti burung yang berkicau yang terbang  di angkasa kebahagiaan. Keluarlah dari rumah, buanglah atau bukalah sesuatu yang selama ini menutupi mata kita.

 

Lalu, berjalanlah di bumi Allah yang luas ini seraya berdzikir dan bertasbih kepada-Nya. Menyendiri di kamar sempit tanpa melakukan aktivitas berguna merupakan jalan menuju bunuh diri. Kamar kita bukan alam dan kita bukan bukan satu satunya manusia. Dan agar manusia mau keluar dari rumah dan kamarnya masing masing, maka Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk bepergian untuk menjelajahi segala penjuru bumi ini, sebagaimana 8 (delapan) ayat yang akan kami kemukakan di bawah ini:

 

1.     Allah SWT memerintahkan kepada diri kita untuk menjelajahi segala penjuru bumi dalam kerangka menikmati keindahan ciptaanNya, dengan cara melihat langsung serta merasakan langsung ciptaanNya yang bergitu indah dan mempersona. Allah SWT berfirman: “Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah  sebagian dari rezekiNya. Dan hanya kepadaNyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”(surat Al Mulk (67) ayat 15)”. Selanjutnya jika ciptaanNya saja sudah begitu luar biasa indah dan mempersona maka dapat dipastikan yang menciptakan itu semua pasti sangat luar biasa. Tidakkah kita menyadarinya!

 

2.    Allah SWT memerintahkan kita mengadakan perjalanan di muka bumi agar diri kita memperhatikan, merenungkan dan mengambil pelajaran dari orang orang yang terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah SWT dengan cara melihat secara langsung situs situs sejarah yang ada. Allah SWT berfirman: “Maka apakah mereka tidak pernah mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang orang yang sebelum mereka. Allah telah membinasakan mereka, dan bagi orang orang kafir akan menerima (nasib) yang serupa itu. (surat Muhammad (47) ayat 10)”. Ingat, sejarah yang pernah terjadi tidak bisa berbohong, tinggal bagaimana kita mengambil pelajaran dari sejarah sejarah masa lalu yang pernah terjadi lalu bayangkan jika hal itu menimpa diri kita. Tidakkah kita mengambil pelajaran!

 

3.    Allah SWT memerintahkan diri kita keluar rumah dengan berpergian agar diri kita melihat bukti bukti secara langsung bagaimana kesudahan dari orang orang yang mendustakan Nabi/Rasul yang telah diutus Allah SWT kepada suatu kaum. Allah SWT berfirman: “Kami tidak mengutus sebelummu (Muhammad), melainkan seorang laki laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri. Tidakkah mereka bepergian di bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang orang sebelum mereka (yang mendustakan Rasul). Dan sungguh, negeri akhirat itu lebih baik bagu orang orang yang bertaqwa. Tidakkah kamu mengerti? (surat Yusuf (12) ayat 109)”.

 

4.  Allah SWT memerintahkan kita berjalan ke segenap penjuru bumi untuk memperhatikan, mempelajari, mengambil pelajaran atas sunnatullah yang berlaku di muka bumi ini serta mengambil pelajaran dari umat terdahulu yang melanggar ketentuan sunnatullah tersebut. Allah SWT berfirman: "Sungguh, telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah (Allah), karena itu berjalanlah kamu ke (segenap penjuru) bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul rasul). (surat Ali Imran (3) ayat 137)”. Sedangkan berdasarkan surat An-Naml (27) ayat 69 berikut ini:“Katakanlah (Muhammad), “Berjalanlah kamu di bumi, lalu perhatikanlah bagaimana kesudahan orang orang yang berdosa. (surat An Naml (27) ayat 69)”. Kita juga diperintahkan untuk mengambil hikmah dan pelajaran dari orang orang yang berdosa saat berjalan, saat menjelajahi muka bumi ini.

  

5. Berdasarkan surat Luqman (31) ayat 31 berikut ini: “Tidakkah engkau memerhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, agar diperlihatkanNya kepadamu sebagian dari tanda tanda (kebesaran)Nya bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur. (surat Luqman (31) ayat 31)”. Kita diperintahkan untuk melihat langsung tanda tanda dari kebesaran Allah SWT yang terdapat di alam semesta ini. Jika lautan itu adalah tanda tanda kebesaran Allah SWT berarti Allah SWT pasti ada di balik keberadaan tanda tanda kebesaranNya. Lalu yang harus kita jadikan pedoman adalah tanda tanda kebesaran Allah SWT itu bukanlah Allah SWT melainkan bukti nyata bahwa Allah SWT itu ada sehingga dengan adanya tanda tanda kebesaran Allah SWT maka Allah SWT tidak bisa dipisahkan dengan tanda tanda kebesaran itu.

 

Sekarang jika tanda tanda kebesaran Allah SWT berupa lautan yang luas seperti Samudra Hindia, Samudra Atlantik dan Samudra Pasific, sudah kita saksikan secara langsung dengan mata telanjang, masihkah kita tidak mempercayai bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Pencipta? Lalu apa yang membuat kita menyangsikan kemahaan dan kebesaran Allah SWT setelah melihat buktinya nyata ini?  

 

6.    Berdasarkan surah Ar-Rum (30) ayat 42 berikut ini: “Allah SWT berfirman: "Katakanlah (Muhammad), Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang orang yang mempersekutukan (Allah). (surat Ar Rum (30) ayat 42)”. Kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk bepergian untuk menjelajahi muka bumi ini, salah satunya bertujuan untuk melihat secara langsung sisa sisa peninggalan yang berasal dari generasi masa lalu yang memiliki masalah dengan Allah SWT. Dan kita bisa pergi ke Mesir untuk melihat secara langsung mumi Fir’aun yang ditenggelamkan di laut Merah, yang memang diskenariokan oleh Allah SWT untuk menjadi pelajaran bagi umat yang datang kemudian. Adanya mumi Fir’aun dengan piramidanya yang bisa kita saksikan secara langsung hari ini, menunjukkan bahwa Allah SWT mengajarkan dan memerintahkan kepada kita agar jangan berperilaku seperti Fir’aun, yang mayitnya (muminya) diperlihatkan kepada khalayak umum dan betapa banyak orang yang sudah melihatnya namun kesemuanya tidak pernah ada orang yang mendoakannya. Lain halnya jika orang yang berziarah ke makam orang orang yang shaleh, maka semakin banyak yang berdziarah, semakin banyak yang mendoakannya. Apakah kita tidak mau mengambil pelajaran!

 

7.  Berdasarkan surat  Ar-Rum (30) ayat 9 berikut ini: “Dan tidakkah mereka berpergian di bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang orang sebelum mereka (yang mendustakan Rasul)? Orang orang itu lebih kuat dari mereka (sendiri) dan mereka telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul rasul  mereka dengan membawa bukti bukti yang jelas. Maka Allah sama sekali tidak berlaku zalim kepada mereka, tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri mereka sendiri. (surat Ar Rum (30) ayat 9)”. Allah SWT memerintahkan kita untuk bepergian ke seantero bumi, bukan untuk pergi jalan jalan semata. Melainkan melihat, memperhatikan dan mengambil pelajaran dari umat umat terdahulu yang pernah mendustakan Nabi/Rasul. Berdasarkan informasi sejarah, rumah tempat tinggal Abu Jahal, salah satu orang yang mendustakan Nabi Muhammad SAW, dijadikan salah satu wc yang terdapat di Masjidil Haram. Bayangkan bagaimana Allah SWT mempermalukan sampai dengan hari kiamat kelak kepada Abu Jahal bahwa rumahnya dijadikan tempat pembuangan kotoran manusia yang datang untuk melaksanakan ibadah haji dan umroh. Ini adalah salah satu bentuk penghinaan yang telah dipertontonkan Allah SWT kepada manusia, lalu apakah hal ini tidak cukup menyadarkan diri kita kita untuk tidak berbuat seperti halnya Abu Jahal!.

 

8. Berdasarkan surat Al-An'am (6) ayat 11 berikut ini: “"Katakanlah (Muhammad), “Jelajahilah bumi, kemudian perhatikanlah bagiamana kesudahan orang orang yang mendustakan itu. (surat Al An’am (6) ayat 11)”. Allah SWT memerintahkah kepada kita agar menjelajahi bumi yang dilanjutkan dengan memperhatikan, mempelajari, menyimak, menjaga, merawat bumi ini dan kemudian mengambil pelajaran dari umat umat sebelumnya yang mendustakan nabi/rasul walaupun bukti nyata telah disampaikan kepada mereka semua.

 

Adanya perintah Allah SWT untuk menjelahi muka bumi ini, bukanlah untuk sekedar jalan- jalan semata. Akan tetapi harus bisa menjadikan keimanan dan ketaqwaan diri kita meningkat secara nyata setelah merasakan dan melihat langsung bukti-bukti sejarah yang memang sengaja Allah SWT jaga dari kehancurannya. Agar orang orang yang datang di kemudian hari mampu mengambil hikmah dan pelajaran di balik itu semua.

 

K.  INGATKAN TERUS DIRIMU DENGAN SYURGA SELUAS LANGIT DAN BUMI.

 

Orang yang paling cerdas adalah orang yang beramal untuk akhiratnya karena akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Sebaliknya, orang yang paling bodoh dan dungu adalah orang orang yang memandang dunia sebagai tempat tinggal dan angan angan terakhir mereka. Karenanya, mereka menjadi orang yang paling risau saat terkena musibah dan paling menyesal saat mendapat ujian serta pulang kampung tidak memiliki bekal apa apa selain penyesalan.

 

Andaikan mereka mau melepas hijab, atau penutup yang menutupi hati dan kebodohan yang membungkus mata dan telinga mereka, tentu mereka akan teringat dengan negeri abadi berikut segala kenikmatan dan istananya. Tentu mereka akan mampu mendengar dan memperhatikan firman Tuhan saat menggambarkannya. Sungguh ia merupakan negeri yang layak mendapat perhatian dan upaya manusia.

 

Apakah kita telah mengetahui gambaran tentang penduduk syurga bahwa mereka tidak sakit, tidak bersedih, tidak mati, senantiasa muda, serta pakaian mereka tidak pernah usang. Mereka berada dalam kamar kamar yang bagian luarnya terlihat dari dalam dan bagian dalamnya terlihat dari luar. Di dalam syurga terdapat sesuatu yang tidak pernah terlihat mata, tidak terdengar oleh telinga, serta tak terlintas dalam hati manusia. Tidak ada yang sama dengan apa yang ada di dunia kecuali nama nama orang. Sungguh kesenangan yang sempurna dan kegembiraan yang tak terkira. Lalu, mengapa kita tidak mau berpikir dan merenungkan tentang syurga yang kesemuanya itu dikhususkan untuk diri kita.

 

Allah SWT berfirman: “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang orang yang bertaqwa. (surat Ali Imran (3) ayat 133)”. Inilah yang dijanjikan oleh Allah SWT kepada orang orang yang bertaqwa, termasuk di dalamnya kepada diri kita, yaitu syurga  yang luasnya seluas langit dan bumi. Adanya janji Allah SWT tentang syurga seluas langit dan bumi maka kita harus mengingatkan terus menerus kepada diri, keluarga, anak dan keturunan, teman dan sahabat akan adanya syurga yang sangat luas, seluas langit dan bumi yang akan dianugerahkannya kepada umat-Nya. Janji dan fasilitas yang sudah dipersiapkan oleh Allah SWT itu hanyalah untuk orang yang bertaqwa yang mampu berinfak baik di waktu lapang maupun sempit, yang mampu menahan amarahnya dan mampu memaafkan kesalahan orang lain.

 

Agar diri konsisten dalam kehidupan ini serta untuk  menambah semangat menuju syurga yang telah dijanjikan oleh Allah SWT kepada diri kita, ketahuilah seperti inilah kondisi syurga yang dijanjikan Allah SWT itu: “Allah SWT berfirman, “Wahai manusia, bagaimana engkau mencintai dunia yang fana dan kehidupan yang sementara, padahal bagi mereka yang taat ada syurga? Mereka bisa masuk dari pintunya yang berjumlah delapan. Pada setiap syurga ada tujuh puluh ribu taman. Pada setiap taman ada tujuh puluh ribu istana yaqut. Pada setiap istana terdapat tujuh puluh ribu tempat tinggal dari zamrud. Pada setiap tempat tinggal ada tujuh puluh ribu rumah dari emas merah. Pada setiap rumah ada tujuh puluh ribu balai dari perak putih. Pada setiap balai ada tujuh puluh ribu meja makan. Di atas meja makan terdapat tujuh puluh ribu piring permata. Pada setiap piring terdapat tujuh puluh ribu aneka makanan. Di sekitar masing masing balai terdapat tujuh puluh ribu ranjang dari emas merah. Di atas setiap ranjang terdapat tujuh puluh ribu selimut dari sutera dan permadani. Di sekitar ranjang ada tujuh puluh ribu sungai dari air kehidupan, susu, madu, dan khamar. Di tengah tengah sungai terdapat tujuh puluh ribu aneka buah. Pada setiap rumah terdapat tujuh puluh ribu kemah dari pohon kayu kecil, Di atas setiap ranjang ada bidadari bidadari yang di hadapannya ada tujuh puluh ribu pelayan muda bagaikan kuningnya telur yang tersimpan. Di atas setiap istana ada tujuh puluh ribu kubah. Pada setiap kubah ada tujuh puluh ribu hadiah dari Tuhan yang tak pernah dilihat oleh mata, tak pernah di dengar oleh telinga, dan tak pernah terlintas dalam hati manusia. “dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. dan ada bidadari-bidadari bermata jeli,  laksana mutiara yang tersimpan baik. sebagai Balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. (surat Al Waaqiah (56) ayat 20, 21, 22, 23, 24). Mereka tidak mati dan tidak pernah tua. Mereka tidak sedih, tidak puasa, tidak shalat, tidak sakit, tidak pernah kencing, serta tidak pernah buang air besar. “mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya” (surat Al Hijr (15) ayat 48). Siapa yang menginginkannya, mengingat kemurahan-Ku, bertetangga dengan-Ku, serta nikmat-Ku, maka mendekatlah kepadaKu secara tulus seraya meremehkan dunia dan merasa cukup dengan yang sedikit.”  Begitu luar biasanya syurga yang dijanjikan oleh Allah SWT kepada diri kita, lalu bisakah kita membayangkannya jika bertempat tinggal disana kelak.

 

Untuk itu ketahuilah wahai saudaraku! Saat diri kita sudah menempati syurga yang sesuai dengan tingkatannya masing masih, ada satu episode yang paling luar biasa, yang paling mengesankan, yang paling dinantikan, yang paling monumental, yang hanya bisa diperoleh dan dirasakan oleh para ahli ahli syurga. Episode apakah itu? Berdasarkan hadits berikut ini: “Dari seorang sahabat yang mulia, Shuhaib bin Sinan ra, Rasulullah SAW bersabda, “Jika penghuni syurga telah masuk syurga, Allah ta’ala berfirman: “Apakah kalian mau tambahan nikmat (dari kenikmatan syurga yang telah kalian peroleh)? Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Dan Engkau telah memasukkan kami ke dalam syurga dan menyelamatkan kami dari neraka? Kemudian Allah singkap hijab (penutup wajahNya yang mulia), dan mereka mengatakan, “Tidak ada satupun kenikmatan yang lebih kami cintai dari memandang wajah Allah Ta’ala.” (Hadits Riwayat  Muslim)”.

 

Allah SWT berkesempatan untuk membuka singkap hijabNya (penutup wajah-Nya yang mulia) hanya kepada ahli ahli syurga yang sudah berada di dalam syurga. Lalu apa yang terjadi? Ahli ahli menyatakan Tidak ada satupun kenikmatan yang lebih kami cintai dari memandang wajah Allah SWT Inilah peristiwa yang paling monumental yang hanya bisa dinikmati oleh ahli ahli syurga yang sudah berada di dalam syurga, semoga kita semua bisa melihat wajah Allah SWT kelak di syurga. Semoga melihat wajah-Mu menjadi kenyataan.

 

Ya Allah, seperti apakah wajah-Mu,  Ya Allah, aku ingin melihatnya kelak! Ya Allah, bisakah dan sanggupkah aku melihat-Mu kelak. Aku tidak bisa membayangkan seperti apa kebahagian melihatMu dan seperti apa wajahMu dan yang pasti aku sangat berharap bisa melihat wajah-Mu secara langsung. Ya Allah, ada rasa tak mungkin namun mungkin, ada rasa tak sanggup namun sanggup, ada rasa percaya namun tak percaya, semuanya bercampur aduk dalam diriku, membayangkan kesempatan melihat wajah-Mu serta membayangkan wajah-Mu seperti apa. Bimbing aku, lindungi aku, masukkan aku terus di jalan yang lurus agar aku kelak menjadi kebanggaan-Mu saat bertemu dengan-Mu. Akhirnya, hanya dengan memohon kepada-Mu, perkenankan aku, istri/suamiku, kedua orangtuaku/mertuaku, anak dan keturunanku, bisa melihat wajah-Mu. Ya Allah, perkenankan doa dan harapanku ini. Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar