Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Sabtu, 02 Maret 2024

PRASYARAT MENUJU PUASA YANG SESUAI DENGAN KEHENDAK ALLAH SWT (PART 3 OF 3)

D.     MAMPU MEMAHAMI RAHASIA/HIKMAH DARI IBADAH PUASA.

 

Agar diri kita sukses melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan sehingga mampu meraih taqwa, kembali fitrah, memperoleh dan merasakan malam seribu bulan serta memperoleh bonus jasmani yang sehat. Kita harus paham akan rahasia dan juga hikmah yang terdapat di balik perintah puasa. Adalah sesuatu yang sangat sulit dimengerti jika kita yang akan melaksanakan puasa di bulan Ramadhan tidak paham, tidak tahu, tidak mengerti rahasia dan hikmah yang terdapat di balik ibadah yang akan kita laksanakan. Jika ini yang terjadi pada diri kita maka dapat dipastikan kita hanya mampu melaksanakan puasa Ramadhan ala kadarnya, apa adanya sehingga hasilnyapun ala kadarnya dan apa adanya pula, seperti yang dikemukakan dalam surat An Najm (53) ayat 29, 30 berikut ini: “Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi.Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”

 

Akhirnya pemahaman terhadap apa yang akan kita laksanakan sangat memegang peranan penting terhadap hasil akhir dari apa yang kita laksanakan. Semakin baik kita memahami akan rahasia dan hikmah puasa Ramadhan semakin baik pula kita melakukan dan merasakan manfaat dan hikmah yang ada dibalik perintah puasa Ramadhan. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah pemahaman kita terhadap perintah melaksanakan puasa Ramadhan semakin rendah pula kita melakukan dan merasakan manfaat yang ada di balik perintah puasa Ramadhan.

 

Jika kita merasa sangat membutuhkan manfaat dan hikmah yang ada di balik perintah puasa wajib di bulan Ramadhan, maka tidak ada jalan lain kecuali kita harus paham, kita harus mengerti rahasia yang terkandung di balik perintah puasa atau memiliki ilmu tentang hikmah yang terdapat di balik perintah melaksanakan puasa sehingga kita harus dapat mengetahui apa maksud dan tujuan yang sebenarnya kenapa Allah SWT memerintahkan manusia yang ada di muka bumi untuk melaksanakan puasa di setiap bulan Ramadhan. Adanya kemampuan diri kita memiliki ilmu tentang hal ini maka akan memudahkan diri kita untuk melaksanakan puasa yang sesuai dengan kehendak Allah SWT.

 

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya ilmu itu hanya diperoleh dengan belajar. (Hadits Riwayat Bukhari). Ayo segera belajar, belajar dan belajar karena hanya inilah jalan keluar untuk memahami dan memaknai apa apa yang terdapat di balik perintah melaksanakan puasa, terkecuali jika kita hanya ingin memperoleh lapar, haus dan menahan syahwat semata dan jika ini yang terjadi berarti perintahnya tidak pernah salah melainkan yang diperintahkan untuk berpuasalah yang memiliki masalah.

 

Sekarang mari kita renungi apa yang Allah SWT informasikan melalui AlQuran bahwa puasa diwajibkan kepada kita dan umat sebelum kita agar memperoleh ketaqwaan yang dapat mencegah dari berbuat maksiat dan dosa serta mencegh dari berbagai jenis penyakit, baik phisik maupun psikis, sebagaimana hadits berikut ini: Rasulullah SAW bersabda: Puasa adalah perlindungan. (Hadits Riwayat Muslim)

 

Berdasarkan hadits di atas ini, bahwa puasa dapat melindungi dan memelihara pelakunya dari banyak hal. Melalui sejumlah penelitian medis telah dibuktikan bahwa puasa bermanfaat untuk mencegah dari berbagai macam penyakit, baik phisik ataupun psikis. Sebagai orang yang membutuhkan puasa, atau sebagai orang yang masih ragu tentang puasa, ada baiknya mempelajari, merenungi tentang apa apa yang bisa di dapat dari berpuasa seperti yang kami kemukakan sebagai berikut:

 

1.        Puasa dapat meningkatkan kemampuan mekanisme pencernaan dan penyerapan pada sistem pencernaan dalam melakukan fungsinya dengan baik, yaitu dengan tidak memasukkan makanan dan minuman ke dalam makanan yang sedang dicerna. Puasa dapat memberikan ketenangan fisiologis pada sistem pencernaan dengan tidak mengkonsumsi makanan dan minuman selama 9 sampai 11 jam setelah penyerapan makanan. Selain itu, alat alat penyerapan pada usus dapat beristirahat selama masa puasa dan penyusutan penyusutan khusus dapat membersihkan usus yang telah bekerja cukup lama dan terus menerus.

 

2.        Puasa dapat meningkatkan kemampuan kalenjar endokrin yang berhubungan dengan proses metabolism pada periode setelah penyerapan dalam melaksanakan fungsinya untuk mengatur dan mengeluarkan hormon hormone vital secara sempurna, yaitu dengan mengaktifkan mekanisme penggagalan, mengingatkannya setiap hari secara rutin dan berubah ubah selama setahun. Dengan demikian, tercapai suatu keseimbangan antara hormon hormon yang kontradiktif, seperti hormon ensolin sebagai hormone pembentuk di satu sisi serta hormon glukosan dan hormon kortison sebagai hormon pemusnah di sisi lain. Keseimbangan yang tepat antara hormon hormon itu adalah syarat utama demi terwujudnya konsentrasi zat asam amina dalam darah dan keseimbangan metabolisme.

 

3.        Puasa dapat mengaktifkan mekanisme metabolisme atau asimilasi dalam rangka pembentukan dan pemusnahan glukosa, lemak dan protein pada sel agar dapat menjalankan fungsinya dengan sempurna.

 

4.        Puasa dapat memperbaiki tingkat kesuburan, baik pada laki laki maupun pada perempuan.

 

5.        Seseorang yang menjalankan puasa akan memperoleh banyak manfaat dari dahaga yang dirasakannya selama berpuasa karena rasa dahaga tersebut dapat membantu menyuplai energi pada tubuh, meningkatkan kemampuan belajar, dan memperkuat daya ingat.

 

6.        Jika tubuh hanya melakukan pembentukan saja dan perhatiannya hanya tertumpu pada penimbunan makanan di dalamnya, mekanisme pembentukan akan mengalahkan mekanisme pemusnahan. Sebagai akibatnya, mekanisme terakhira akan mengalami kelemahan secara berangsung angsur. Gejalanya tampak pada hilangnya nafsu makan secara drastic, baik pada saat sehat maupun sakit. Selanjutnya, ada kemungkinan orang yang bersangkutan tidak akan dapat melanjutkan hidup atau menahan penyakit.

 

7.        Ketika proses pemusnahan sel sel lebih mendominasi daripada proses pembentukan selama puasa, sel sel yang sakit dan lemah akan hancur dan timbul sel sel baru lagi selama periode pembentukan.

 

8.        Puasa adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah SWT dengan harapan akan memperoleh ganjaran dan kebaikan dariNya. Puasa juga merupakan sebuah bentuk ibadah yang memiliki banyak manfaat bagi manusia, baik secara fisik maupun kejiwaan. Puasa dapat menimbulkan rasa tenang dalam jiwa, yang berpengaruh positif terhadap metabolisme sehingga berjalan dengan mudah dan baik yang hasilnya dapat dirasakan tubuh.

 

9.        Sebagai sebuah keyakinan pikiran dan pelaksanaan praktis, puasa dapat memperkuat sisi sisi kejiwaan manusia, seperti kesabaran, ketabahan, kemauan keras, dan pengendalian nafsu. Puasa juga menanamkan rasa tenang, nrimo (menerima apa adanya), dan rasa gembira. Sehubungan dengan itu, Rasulullah SAW bersabda: Orang yang berpuasa mempunyai dua kegembiraan: kegembiraan ketika ia berbuka puasa dan kegembiraan ketika ia menghadap Tuhannya dengan bekal puasanya”. (Hadits Riwayat Muslim)

 

10.    Melalui penelitian telah terbukti pula bahwa praktik puasa seperti yang diajarkan Islam tidak mempunyai dampak negatif sama sekali terhadap kerja otot dan tingkat ketahanan fisik.

 

Sekarang kita telah memiliki informasi tentang puasa dengan segala apa yang ada di dalamnya,  yang kesemuanya untuk kebaikan orang yang melaksanakannya. Alangkah enaknya, alangkah terasa indahnya kita yang melaksanakan puasa jika pemahaman tentang puasa telah kita miliki sehingga puasa yang kita laksanakan bukan menjadi beban melainkan sebagai sebuah kebutuhan yang sudah diatur oleh Allah SWT bagi kepentingan diri kita, terutama umat manusia yang beriman. Dan untuk lebih mempertegas tentang ibadah puasa sebagai sebuah kebutuhan yang telah kami kemukakan di atas. Sekarang mari kita perhatikan dengan seksama firman Allah SWT berikut ini: “Wahai orang orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (surat Al Baqarah (2) ayat 183).

 

Di dalam surat AlBaqarah (2) ayat 183 kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk berpuasa, lalu tahukah kita bahwa dibalik perintah puasa yang dikemukakan oleh Allah SWT dalam AlQuran tersimpan rahasia rahasia pengobatan yang sangat luar biasa? Berikut ini akan kami kemukakan adanya rahasia dibalik perintah puasa yang akan diperoleh secara maksimal bagi kesehatan tubuh/jasad/jasmani manusia, apabila yang berpuasa adalah orang yang beriman, yaitu:

 

a.        Obati racun racun dalam tubuh dengan puasa;

b.        Obati tekanan tekanan jiwamu dengan puasa;

c.        Obati kelebihan berat badan (obesitas) dengan puasa;

d.       Obati nafsu seksual dengan puasa;

e.        Obati ketuanmu dengan puasa;

f.         Obati kebiasaan merokok dengan puasa;

g.        Obati penyakit penyakit sendi dengan puasa;

h.       Obati penyakit penyakit alat pencernaan dengan puasa;

i.         Obati tekanan darah tinggi dengan puasa;

j.          Obati penyakit gila dengan puasa;

k.        Obati asma dengan puasa;

l.          Obati penyakit jantung dengan puasa;

m.     Obati hepatitis dengan puasa;

n.       Obat batu ginjal dengan puasa dan obati kanker dengan puasa.

 

Begitu luar biasa ibadah puasa bagi kesehatan manusia, yang mana Allah STW sudah memberitahukannya kepada diri dan juga telah memerintahkan diri kita untuk berpuasa wajib di bulan Ramadhan. Itulah sebagian  dari pengobatan yang terdapat di dalam ibadah puasa yang telah dikemukakan oleh Allah SWT di dalam AlQuran yang terbukti dalam ilmu kesehatan. Lalu masihkah kita meragukan untuk berpuasa wajib di bulan Ramadhan!

 

E.      MAMPU MEMAHAMI BAHAYA JIKA TIDAK MAU MELAKSANAKAN PUASA.

 

Agar kita mampu melaksanakan ibadah puasa wajib di bulan Ramadhan sesuai dengan kehendak Allah SWT maka kita diharuskan untuk paham akan bahaya jika tidak mau melaksanakan puasa yang telah diperintahkan Allah SWT. Hal ini penting kami kemukakan karena dengan kita mengetahui adanya resiko atau bahaya jika tidak mau melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan akan menjadikan kita selalu mawas diri dan tidak sembarangan melaksanakan puasa yang telah ditetapkan berlaku. Selain dengan adanya informasi tentang betapa bermanfaatnya berpuasa yang telah dibuktikan secara medis dan teknologi, seharusnya menjadikan pendorong bagi diri kita untuk sungguh sungguh melaksanakan puasa karena apa yang di dapat dari berpusa tidak akan mampu kita kalkulasi dalam bentuk mata uang.  

 

Lalu seperti apakah bahaya atau resiko yang akan ditanggung oleh orang yang tidak mau melaksanakan puasa Ramadhan setelah syarat dan ketentuan berlaku kepada seseorang. Berdasarkan hadits yang kami kemukakan di bawah ini, jika kita sangat berkepentingan dengan kesehatan jasmani, maka kita diperintahkan untuk puasa. Namun apabila kita tidak mau melaksanakan puasa bersiaplah merasakan penyakit yang timbul akibat diri kita tidak mau berpuasa atau penyakit yang ditimbulkan dari tidak pernah diistirahatkannya alat alat pencernaan makanan seperti usus dan lambung yang ada di dalam tubuh kita, sebagaimana dua buah hadits berikut ini: “Berpuasalah, niscaya kalian sehat”. (Hadits Riwayat Ahmad dan Abu Nu’aim)

 

Abu Darda ra, berkata: Nabi Saw bersabda: Allah ta’ala berfirman: Allah SWT telah mewahyukan kepada orang orang Bani Israil, bahwa barang siapa  berpuasa karena mengharap ridha Ku, niscaya Aku karuniai kesehatan badan dan pahala yang banyak. (Hadits Qudsi Riwayat Abu Syeikh, Ad Dailami dan Ar Rafi’i; 272:234)

 

Bahaya dan resiko yang lain jika kita tidak mau melaksanakan ibadah puasa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT adalah siap siaplah melawan ahwa (hawa nafsu) dan juga syaitan seorang diri yang mengakibatkan kefitrahan diri kita menjadi kotor sedangkan kita wajib mempertahankan kefitrahan diri (ruh/jiwa) itu selama hayat masih di kandung badan. Akhirnya yang terjadilah ruh/jiwa menjadi tidak fitrah lagi yang diiringi dengan kesehatan jasmani menjadi rentan terhadap penyakit, akibat ulah tidak mau melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan.

 

Sekarang timbul pertanyaan, butuhkah diri kita dengan kesehatan jasmani, butuhkan diri kita dengan taqwa dan kefitrahan diri? Jika jawaban dari pertanyaan di atas ini adalah kita sangat membutuhkan itu semua maka tidak ada jalan lain untuk melaksanakan perintah ibadah puasa wajib di bulan Ramadhan dengan sungguh-sungguh yang dilandasi dengan niat yang ikhlas. Dan jika sampai kita tidak mau melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan berarti kita telah menganiaya diri sendiri karena telah membuang atau telah mencampakkan dengan sengaja manfaat yang sangat luar biasa bagi kepentingan ruh/ruhani diri kita sendiri dan juga bagi jasmani diri kita sendiri.

 

Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi kita harus menyadari bahwa untuk mendapatkan dan  merasakan apa-apa yang terdapat di balik perintah menunaikan ibadah puasa Ramadhan, sangat terpulang kepada diri kita sendiri yang melaksanakannya. Allah SWT tidak membutuhkan apapun dari apa yang kita lakukan, melainkan kitalah yang membutuhkan apa-apa yang hakiki yaang terdapat di balik perintah melaksanakan puasa Ramadhan yang sudah ditetapkan berlaku di muka bumi ini dan juga sebagai bukti betapa Allah SWT sayang kepada umat-Nya. Dan jika Allah SWT sudah menunjukkan sikap seperti ini lalu kita sendiri yang tidak mau melaksanakan perintah puasa di bulan Ramadhan berarti diri kita sendirilah yang menganiaya diri sendiri.  

 

F.       MAMPU MEMAHAMI SIAPA KITA DAN SIAPA ALLAH SWT.

 

Prasyarat yang harus kita miliki sebelum diri kita melaksanakan puasa di bulan Ramadhan adalah kita harus siapa diri kita yang sesungguhnya dan tahu siapa Allah SWT yang sesungguhnya. Allah SWT adalah pencipta dan pemilik dari alam semesta ini sehingga segala peraturan, hukum, aturan yang berlaku alam semesta ini adalah peraturan, hukum, atauran Allah SWT. Dan jika sekarang Allah SWT memerintahkan orang yang beriman untuk melaksanakan puasa di bulan Ramadhan merupakan bentuk manifestasi dari Allah SWT selaku pencipta dan pemilik alam semesta ini.  Sedangkan diri kita adalah salah satu ciptaan Allah SWT dan yang juga sedang menumpang di langit dan di bumi yang diciptakan Allah SWT.

 

Sebagai orang yang menumpang di langit dan di bumi maka sudah sepatutnya diri kita melaksanakan segala peraturan, segala hukum, segala aturan yang telah ditetapkan berlaku oleh Allah SWT. Kondisi dasar ini harus kita pahami dengan baik dan benar karena dengan diri kita paham siapa diri kita yang sesungguhnya dan paham siapa Allah SWT yang sesungguhnya akan terlihat siapa yang harus tahu diri dan siapa yang harus unjuk diri serta jangan sampai orang yang menumpang justru mengatur pemilik dan pencipta alam semesta ini dengan berperilaku sejajar dengan Allah SWT. Yang diperintah untuk melaksanakan puasa di bulan Ramadhan dan yang memerintahkan untuk melaksanakan puasa di bulan Ramadhan bukanlah sesuatu yang sejajar.

 

Yang diperintah untuk melaksanakan puasa haruslah melaksanakan perintah Allah SWT tersebut, jika ia termasuk orang yang telah tahu diri yang sesungguhnya. Jika sudah demikian keadaannya, terlihat dengan jelas bahwa kita bukanlah apa-apa dibandingkan dengan Allah SWT, kita ada karena diciptakan oleh Allah SWT, kita ada di muka bumi karena dijadikan Khalifah di muka bumi oleh Allah SWT. Sebagai Khalifah yang menumpang di muka bumi tentu kita harus melaksanakan segala perintah, atau melaksanakan segala ketentuan yang berlaku di muka bumi termasuk melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

 

Sekarang perintah menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan sudah berlaku di muka bumi berarti jika kita sangat membutuhkan ibadah puasa maka kita harus paham dan mengerti terlebih dahulu tentang Allah SWT selaku yang memerintahkan melaksanakan puasa, lalu ada hubungan apakah Allah SWT dengan diri kita sehingga memerintahkan kita untuk berpuasa, serta atas dasar apakah  Allah SWT memerintahkan diri kita untuk berpuasa. Lalu sudahkah kita memiliki ilmu dan pemahaman tentang itu semua? Semoga kita yang masih diberikan kesempatan hidup di muka bumi ini mampu mengenal diri dan mengenal Allah SWT sehingga kesempatan untuk merasakan hakekat yang ada di balik perintah puasa dapat menjadikan diri kita menjadi orang yang bertaqwa dan kembali fitrah serta memperoleh bonus berupa kesehatan jasmani. 

 

G.     MAMPU MEMAHAMI PEKERJAAN/PERBUATAN SAAT BERPUASA.

 

Sebagai orang yang telah diperintahkan untuk berpuasa maka sudah sepatutnya diri kita paham akan pekerjaan (perbuatan) yang akan kita laksanakan saat berpuasa di bulan Ramadhan. Inilah salah satu syarat yang harus kita miliki jika kita sangat membutuhkan puasa. Adalah sebuah kejanggalan di dalam pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadhan jika kita yang akan melaksanakannya justru tidak paham akan pekerjaan (perbuatan) yang dilakukannya, lalu bagaimana mungkin kita akan memperoleh hasil taqwa dan kembali fitrah? Selanjutnya jika kita memang membutuhkan puasa di bulan Ramadhan maka kita harus paham akan pekerjaan, paham akan perbuatan, paham akan aturan main, paham akan tujuan yang akan dicapai lalu sudahkah kita belajar tentang itu semua sebelum diri kita melaksanakan perintah Allah SWT?

 

Ibadah puasa di bulan Ramadhan tidak bisa dilaksanakan asal-asalan, tidak bisa dilaksanakan apa adanya, tidak bisa dilakukan sekenanya saja. Ibadah puasa di bulan Ramadhan juga tidak bisa dilaksanakan sebatas melaksanakan kewajiban semata, apalagi untuk mencari pahala serta karena takut kepada Allah SWT. Ibadah puasa di bulan Ramadhan baru akan menjadikan diri kita bertaqwa dan kembali fitrah, jika kita yang telah diperintahkan berpuasa memiliki ilmu tentang puasa baik syariat maupun hekekat yang kemudian dilaksanakan dengan keimanan kepada Allah SWT yang dilandasi dengan niat yang ikhlas.

 

Puasa yang sesuai dengan kehendak Allah SWT bukanlah  pekerjaan atau ibadah yang bersifat sim salabim, harus kita raih melalui usaha dan kerja keras karena saat diri kita ingin meraih dan merasakan taqwa dan kembali fitrah maka pada saat itu pula syaitan akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengganggu manusia agar jangan sampai merasakan dan mencapai predikat taqwa dan kembali fitrah. Ibadah puasa harus dipersiapkan sebelum bulan Ramadhan tiba.

 

Ibadah puasa wajib harus dilaksanakan di bulan Ramadhan dan juga harus ditunjukkan hasilnya setelah bulan Ramadhan berlalu sebagai bukti dari hasil puasa yang telah kita laksanakan. Ketiganya tidak bisa dipisahkan, ketiganya harus dalam satu kesatuan dalam istiqamah. Disinilah letaknya perjuangan diri kita yang berniat untuk melaksanakan puasa sebagai sebuah kebutuhan yang hakiki bagi kepentingan diri kita sendiri dan yang bermanfaat bagi sesama. Ayo teruskan mempelajari buku ini sampai selesai, semoga dengan buku yang singkat ini mampu memotivasi diri untuk bisa memahami apa apa yang tersurat, apa apa yang tersirat dan apa apa yang tersembunyi dari ibadah puasa di bulan Ramadhan yang telah diperintahkan oleh Allah SWT kepada diri kita dan juga kepada seluruh umat manusia yang beriman.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar