D. MAMPU MEMAHAMI RAHASIA/HIKMAH DARI IBADAH PUASA.
Agar
diri kita sukses melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan sehingga mampu
meraih taqwa, kembali fitrah, memperoleh dan merasakan malam seribu bulan serta
memperoleh bonus jasmani yang sehat. Kita harus paham akan rahasia dan juga
hikmah yang terdapat di balik perintah puasa. Adalah sesuatu yang sangat sulit
dimengerti jika kita yang akan melaksanakan puasa di bulan Ramadhan tidak
paham, tidak tahu, tidak mengerti rahasia dan hikmah yang terdapat di balik
ibadah yang akan kita laksanakan. Jika ini yang terjadi pada diri kita maka
dapat dipastikan kita hanya mampu melaksanakan puasa Ramadhan ala kadarnya, apa
adanya sehingga hasilnyapun ala kadarnya dan apa adanya pula, seperti yang
dikemukakan dalam surat An Najm (53) ayat 29, 30 berikut ini: “Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang
yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan
duniawi.Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah
yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang
paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”
Akhirnya
pemahaman terhadap apa yang akan kita laksanakan sangat memegang peranan
penting terhadap hasil akhir dari apa yang kita laksanakan. Semakin baik kita
memahami akan rahasia dan hikmah puasa Ramadhan semakin baik pula kita
melakukan dan merasakan manfaat dan hikmah yang ada dibalik perintah puasa
Ramadhan. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah pemahaman kita terhadap
perintah melaksanakan puasa Ramadhan semakin rendah pula kita melakukan dan
merasakan manfaat yang ada di balik perintah puasa Ramadhan.
Jika kita
merasa sangat membutuhkan manfaat dan hikmah yang ada di balik perintah puasa
wajib di bulan Ramadhan, maka tidak ada jalan lain kecuali kita harus paham,
kita harus mengerti rahasia yang terkandung di balik perintah puasa atau
memiliki ilmu tentang hikmah yang terdapat di balik perintah melaksanakan puasa
sehingga kita harus dapat mengetahui apa maksud dan tujuan yang sebenarnya
kenapa Allah SWT memerintahkan manusia yang ada di muka bumi untuk melaksanakan
puasa di setiap bulan Ramadhan. Adanya kemampuan diri kita memiliki ilmu tentang
hal ini maka akan memudahkan diri kita untuk melaksanakan puasa yang sesuai
dengan kehendak Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya
ilmu itu hanya diperoleh dengan belajar. (Hadits Riwayat Bukhari). Ayo segera belajar, belajar dan belajar
karena hanya inilah jalan keluar untuk memahami dan memaknai apa apa yang
terdapat di balik perintah melaksanakan puasa, terkecuali jika kita hanya ingin
memperoleh lapar, haus dan menahan syahwat semata dan jika ini yang terjadi
berarti perintahnya tidak pernah salah melainkan yang diperintahkan untuk
berpuasalah yang memiliki masalah.
Sekarang
mari kita renungi apa yang Allah SWT informasikan melalui AlQuran bahwa puasa
diwajibkan kepada kita dan umat sebelum kita agar memperoleh ketaqwaan yang
dapat mencegah dari berbuat maksiat dan dosa serta mencegh dari berbagai jenis
penyakit, baik phisik maupun psikis, sebagaimana hadits berikut ini: Rasulullah SAW bersabda: Puasa adalah
perlindungan. (Hadits Riwayat Muslim)
Berdasarkan
hadits di atas ini, bahwa puasa dapat melindungi dan memelihara pelakunya dari
banyak hal. Melalui sejumlah penelitian medis telah dibuktikan bahwa puasa
bermanfaat untuk mencegah dari berbagai macam penyakit, baik phisik ataupun
psikis. Sebagai orang yang membutuhkan puasa, atau sebagai orang yang masih
ragu tentang puasa, ada baiknya mempelajari, merenungi tentang apa apa yang
bisa di dapat dari berpuasa seperti yang kami kemukakan sebagai berikut:
1.
Puasa dapat meningkatkan kemampuan mekanisme
pencernaan dan penyerapan pada sistem pencernaan dalam melakukan fungsinya
dengan baik, yaitu dengan tidak memasukkan makanan dan minuman ke dalam makanan
yang sedang dicerna. Puasa dapat memberikan ketenangan fisiologis pada sistem
pencernaan dengan tidak mengkonsumsi makanan dan minuman selama 9 sampai 11 jam
setelah penyerapan makanan. Selain itu, alat alat penyerapan pada usus dapat
beristirahat selama masa puasa dan penyusutan penyusutan khusus dapat
membersihkan usus yang telah bekerja cukup lama dan terus menerus.
2.
Puasa dapat meningkatkan kemampuan kalenjar endokrin
yang berhubungan dengan proses metabolism pada periode setelah penyerapan dalam
melaksanakan fungsinya untuk mengatur dan mengeluarkan hormon hormone vital
secara sempurna, yaitu dengan mengaktifkan mekanisme penggagalan, mengingatkannya
setiap hari secara rutin dan berubah ubah selama setahun. Dengan demikian,
tercapai suatu keseimbangan antara hormon hormon yang kontradiktif, seperti
hormon ensolin sebagai hormone pembentuk di satu sisi serta hormon glukosan dan
hormon kortison sebagai hormon pemusnah di sisi lain. Keseimbangan yang tepat
antara hormon hormon itu adalah syarat utama demi terwujudnya konsentrasi zat
asam amina dalam darah dan keseimbangan metabolisme.
3.
Puasa dapat mengaktifkan mekanisme metabolisme atau
asimilasi dalam rangka pembentukan dan pemusnahan glukosa, lemak dan protein
pada sel agar dapat menjalankan fungsinya dengan sempurna.
4.
Puasa dapat memperbaiki tingkat kesuburan, baik pada
laki laki maupun pada perempuan.
5.
Seseorang yang menjalankan puasa akan memperoleh
banyak manfaat dari dahaga yang dirasakannya selama berpuasa karena rasa dahaga
tersebut dapat membantu menyuplai energi pada tubuh, meningkatkan kemampuan
belajar, dan memperkuat daya ingat.
6.
Jika tubuh hanya melakukan pembentukan saja dan
perhatiannya hanya tertumpu pada penimbunan makanan di dalamnya, mekanisme
pembentukan akan mengalahkan mekanisme pemusnahan. Sebagai akibatnya, mekanisme
terakhira akan mengalami kelemahan secara berangsung angsur. Gejalanya tampak
pada hilangnya nafsu makan secara drastic, baik pada saat sehat maupun sakit.
Selanjutnya, ada kemungkinan orang yang bersangkutan tidak akan dapat
melanjutkan hidup atau menahan penyakit.
7.
Ketika proses pemusnahan sel sel lebih mendominasi
daripada proses pembentukan selama puasa, sel sel yang sakit dan lemah akan
hancur dan timbul sel sel baru lagi selama periode pembentukan.
8.
Puasa adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah
SWT dengan harapan akan memperoleh ganjaran dan kebaikan dariNya. Puasa juga
merupakan sebuah bentuk ibadah yang memiliki banyak manfaat bagi manusia, baik
secara fisik maupun kejiwaan. Puasa dapat menimbulkan rasa tenang dalam jiwa,
yang berpengaruh positif terhadap metabolisme sehingga berjalan dengan mudah
dan baik yang hasilnya dapat dirasakan tubuh.
9.
Sebagai sebuah keyakinan pikiran dan pelaksanaan
praktis, puasa dapat memperkuat sisi sisi kejiwaan manusia, seperti kesabaran,
ketabahan, kemauan keras, dan pengendalian nafsu. Puasa juga menanamkan rasa
tenang, nrimo (menerima apa adanya), dan rasa gembira. Sehubungan dengan itu,
Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang
berpuasa mempunyai dua kegembiraan: kegembiraan ketika ia berbuka puasa dan
kegembiraan ketika ia menghadap Tuhannya dengan bekal puasanya”. (Hadits Riwayat Muslim)
10.
Melalui penelitian telah terbukti pula bahwa praktik
puasa seperti yang diajarkan Islam tidak mempunyai dampak negatif sama sekali
terhadap kerja otot dan tingkat ketahanan fisik.
Sekarang
kita telah memiliki informasi tentang puasa dengan segala apa yang ada di
dalamnya, yang kesemuanya untuk kebaikan
orang yang melaksanakannya. Alangkah enaknya, alangkah terasa indahnya kita
yang melaksanakan puasa jika pemahaman tentang puasa telah kita miliki sehingga
puasa yang kita laksanakan bukan menjadi beban melainkan sebagai sebuah
kebutuhan yang sudah diatur oleh Allah SWT bagi kepentingan diri kita, terutama
umat manusia yang beriman. Dan untuk lebih mempertegas tentang ibadah puasa
sebagai sebuah kebutuhan yang telah kami kemukakan di atas. Sekarang mari kita
perhatikan dengan seksama firman Allah SWT berikut ini: “Wahai orang orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (surat Al Baqarah
(2) ayat 183).
Di
dalam surat AlBaqarah (2) ayat 183 kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk
berpuasa, lalu tahukah kita bahwa dibalik perintah puasa yang dikemukakan oleh
Allah SWT dalam AlQuran tersimpan rahasia rahasia pengobatan yang sangat luar
biasa? Berikut ini akan kami kemukakan adanya rahasia dibalik perintah puasa
yang akan diperoleh secara maksimal bagi kesehatan tubuh/jasad/jasmani manusia,
apabila yang berpuasa adalah orang yang beriman, yaitu:
a.
Obati racun racun dalam tubuh dengan puasa;
b.
Obati tekanan tekanan jiwamu dengan puasa;
c.
Obati kelebihan berat badan (obesitas) dengan puasa;
d.
Obati nafsu seksual dengan puasa;
e.
Obati ketuanmu dengan puasa;
f.
Obati kebiasaan merokok dengan puasa;
g.
Obati penyakit penyakit sendi dengan puasa;
h.
Obati penyakit penyakit alat pencernaan dengan
puasa;
i.
Obati tekanan darah tinggi dengan puasa;
j.
Obati penyakit gila dengan puasa;
k.
Obati asma dengan puasa;
l.
Obati penyakit jantung dengan puasa;
m.
Obati hepatitis dengan puasa;
n.
Obat batu ginjal dengan puasa dan obati kanker
dengan puasa.
Begitu
luar biasa ibadah puasa bagi kesehatan manusia, yang mana Allah STW sudah
memberitahukannya kepada diri dan juga telah memerintahkan diri kita untuk
berpuasa wajib di bulan Ramadhan. Itulah sebagian dari pengobatan yang terdapat di dalam ibadah
puasa yang telah dikemukakan oleh Allah SWT di dalam AlQuran yang terbukti
dalam ilmu kesehatan. Lalu masihkah kita meragukan untuk berpuasa wajib di
bulan Ramadhan!
E. MAMPU
MEMAHAMI BAHAYA JIKA TIDAK MAU MELAKSANAKAN PUASA.
Agar kita mampu melaksanakan ibadah puasa wajib di bulan
Ramadhan sesuai dengan kehendak Allah SWT maka kita diharuskan untuk paham akan
bahaya jika tidak mau melaksanakan puasa yang telah diperintahkan Allah SWT.
Hal ini penting kami kemukakan karena dengan kita mengetahui adanya resiko atau
bahaya jika tidak mau melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan akan menjadikan
kita selalu mawas diri dan tidak sembarangan melaksanakan puasa yang telah
ditetapkan berlaku. Selain dengan adanya informasi tentang betapa bermanfaatnya
berpuasa yang telah dibuktikan secara medis dan teknologi, seharusnya
menjadikan pendorong bagi diri kita untuk sungguh sungguh melaksanakan puasa
karena apa yang di dapat dari berpusa tidak akan mampu kita kalkulasi dalam
bentuk mata uang.
Lalu seperti apakah bahaya atau resiko yang akan
ditanggung oleh orang yang tidak mau melaksanakan puasa Ramadhan setelah syarat
dan ketentuan berlaku kepada seseorang. Berdasarkan hadits yang kami kemukakan
di bawah ini, jika kita sangat berkepentingan dengan kesehatan jasmani, maka
kita diperintahkan untuk puasa. Namun apabila kita tidak mau melaksanakan puasa
bersiaplah merasakan penyakit yang timbul akibat diri kita tidak mau berpuasa
atau penyakit yang ditimbulkan dari tidak pernah diistirahatkannya alat alat
pencernaan makanan seperti usus dan lambung yang ada di dalam tubuh kita,
sebagaimana dua buah hadits berikut ini: “Berpuasalah, niscaya kalian sehat”. (Hadits
Riwayat Ahmad dan Abu Nu’aim)
Abu Darda ra, berkata: Nabi Saw bersabda: Allah
ta’ala berfirman: Allah SWT telah mewahyukan kepada orang orang Bani Israil,
bahwa barang siapa berpuasa karena
mengharap ridha Ku, niscaya Aku karuniai kesehatan badan dan pahala yang
banyak. (Hadits Qudsi Riwayat Abu Syeikh, Ad Dailami dan Ar Rafi’i; 272:234)
Bahaya
dan resiko yang lain jika kita tidak mau melaksanakan ibadah puasa yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT adalah siap siaplah melawan ahwa (hawa nafsu) dan
juga syaitan seorang diri yang mengakibatkan kefitrahan diri kita menjadi kotor
sedangkan kita wajib mempertahankan kefitrahan diri (ruh/jiwa) itu selama hayat
masih di kandung badan. Akhirnya yang terjadilah ruh/jiwa menjadi tidak fitrah
lagi yang diiringi dengan kesehatan jasmani menjadi rentan terhadap penyakit,
akibat ulah tidak mau melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan.
Sekarang timbul pertanyaan, butuhkah diri kita
dengan kesehatan jasmani, butuhkan diri kita dengan taqwa dan kefitrahan diri? Jika jawaban
dari pertanyaan di atas ini adalah kita sangat membutuhkan itu semua maka tidak
ada jalan lain untuk melaksanakan perintah ibadah puasa wajib di bulan Ramadhan
dengan sungguh-sungguh yang dilandasi dengan niat yang ikhlas. Dan jika sampai
kita tidak mau melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan berarti kita telah
menganiaya diri sendiri karena telah membuang atau telah mencampakkan dengan
sengaja manfaat yang sangat luar biasa bagi kepentingan ruh/ruhani diri kita
sendiri dan juga bagi jasmani diri kita sendiri.
Sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya
di muka bumi kita harus menyadari bahwa untuk mendapatkan dan merasakan apa-apa yang terdapat di balik
perintah menunaikan ibadah puasa Ramadhan, sangat terpulang kepada diri kita
sendiri yang melaksanakannya. Allah SWT tidak membutuhkan apapun dari apa yang
kita lakukan, melainkan kitalah yang membutuhkan apa-apa yang hakiki yaang
terdapat di balik perintah melaksanakan puasa Ramadhan yang sudah ditetapkan
berlaku di muka bumi ini dan juga sebagai bukti betapa Allah SWT sayang kepada
umat-Nya. Dan jika Allah SWT sudah menunjukkan sikap seperti ini lalu kita sendiri
yang tidak mau melaksanakan perintah puasa di bulan Ramadhan berarti diri kita
sendirilah yang menganiaya diri sendiri.
F. MAMPU
MEMAHAMI SIAPA KITA DAN SIAPA ALLAH SWT.
Prasyarat
yang harus kita miliki sebelum diri kita melaksanakan puasa di bulan Ramadhan
adalah kita harus siapa diri kita yang sesungguhnya dan tahu siapa Allah SWT
yang sesungguhnya. Allah SWT adalah pencipta dan pemilik dari alam semesta ini
sehingga segala peraturan, hukum, aturan yang berlaku alam semesta ini adalah
peraturan, hukum, atauran Allah SWT. Dan jika sekarang Allah SWT memerintahkan
orang yang beriman untuk melaksanakan puasa di bulan Ramadhan merupakan bentuk
manifestasi dari Allah SWT selaku pencipta dan pemilik alam semesta ini. Sedangkan diri kita adalah salah satu ciptaan
Allah SWT dan yang juga sedang menumpang di langit dan di bumi yang diciptakan
Allah SWT.
Sebagai
orang yang menumpang di langit dan di bumi maka sudah sepatutnya diri kita
melaksanakan segala peraturan, segala hukum, segala aturan yang telah
ditetapkan berlaku oleh Allah SWT. Kondisi dasar ini harus kita pahami dengan
baik dan benar karena dengan diri kita paham siapa diri kita yang sesungguhnya
dan paham siapa Allah SWT yang sesungguhnya akan terlihat siapa yang harus tahu
diri dan siapa yang harus unjuk diri serta jangan sampai orang yang menumpang
justru mengatur pemilik dan pencipta alam semesta ini dengan berperilaku
sejajar dengan Allah SWT. Yang diperintah untuk melaksanakan puasa di bulan
Ramadhan dan yang memerintahkan untuk melaksanakan puasa di bulan Ramadhan
bukanlah sesuatu yang sejajar.
Yang
diperintah untuk melaksanakan puasa haruslah melaksanakan perintah Allah SWT
tersebut, jika ia termasuk orang yang telah tahu diri yang sesungguhnya. Jika
sudah demikian keadaannya, terlihat dengan jelas bahwa kita bukanlah apa-apa
dibandingkan dengan Allah SWT, kita ada karena diciptakan oleh Allah SWT, kita
ada di muka bumi karena dijadikan Khalifah di muka bumi oleh Allah SWT. Sebagai
Khalifah yang menumpang di muka bumi tentu kita harus melaksanakan segala
perintah, atau melaksanakan segala ketentuan yang berlaku di muka bumi termasuk
melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Sekarang
perintah menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan sudah berlaku di muka bumi
berarti jika kita sangat membutuhkan ibadah puasa maka kita harus paham dan
mengerti terlebih dahulu tentang Allah SWT selaku yang memerintahkan
melaksanakan puasa, lalu ada hubungan apakah Allah SWT dengan diri kita
sehingga memerintahkan kita untuk berpuasa, serta atas dasar apakah Allah SWT memerintahkan diri kita untuk
berpuasa. Lalu sudahkah kita memiliki ilmu dan pemahaman tentang itu semua?
Semoga kita yang masih diberikan kesempatan hidup di muka bumi ini mampu
mengenal diri dan mengenal Allah SWT sehingga kesempatan untuk merasakan
hakekat yang ada di balik perintah puasa dapat menjadikan diri kita menjadi
orang yang bertaqwa dan kembali fitrah serta memperoleh bonus berupa kesehatan
jasmani.
G. MAMPU
MEMAHAMI PEKERJAAN/PERBUATAN SAAT BERPUASA.
Sebagai orang yang telah diperintahkan untuk
berpuasa maka sudah sepatutnya diri kita paham akan pekerjaan (perbuatan) yang
akan kita laksanakan saat berpuasa di bulan Ramadhan. Inilah salah satu syarat
yang harus kita miliki jika kita sangat membutuhkan puasa. Adalah sebuah
kejanggalan di dalam pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadhan jika kita yang
akan melaksanakannya justru tidak paham akan pekerjaan (perbuatan) yang
dilakukannya, lalu bagaimana mungkin kita akan memperoleh hasil taqwa dan
kembali fitrah? Selanjutnya jika kita memang membutuhkan puasa di bulan
Ramadhan maka kita harus paham akan pekerjaan, paham akan perbuatan, paham akan
aturan main, paham akan tujuan yang akan dicapai lalu sudahkah kita belajar
tentang itu semua sebelum diri kita melaksanakan perintah Allah SWT?
Ibadah puasa di bulan Ramadhan tidak bisa
dilaksanakan asal-asalan, tidak bisa dilaksanakan apa adanya, tidak bisa
dilakukan sekenanya saja. Ibadah puasa di bulan Ramadhan juga tidak bisa
dilaksanakan sebatas melaksanakan kewajiban semata, apalagi untuk mencari
pahala serta karena takut kepada Allah SWT. Ibadah puasa di bulan Ramadhan baru
akan menjadikan diri kita bertaqwa dan kembali fitrah, jika kita yang telah
diperintahkan berpuasa memiliki ilmu tentang puasa baik syariat maupun hekekat
yang kemudian dilaksanakan dengan keimanan kepada Allah SWT yang dilandasi
dengan niat yang ikhlas.
Puasa yang sesuai dengan kehendak Allah SWT bukanlah pekerjaan atau ibadah yang bersifat sim
salabim, harus kita raih melalui usaha dan kerja keras karena saat diri kita
ingin meraih dan merasakan taqwa dan kembali fitrah maka pada saat itu pula syaitan
akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengganggu manusia agar jangan sampai
merasakan dan mencapai predikat taqwa dan kembali fitrah. Ibadah puasa
harus dipersiapkan sebelum bulan Ramadhan tiba.
Ibadah puasa wajib harus dilaksanakan di bulan
Ramadhan dan juga harus ditunjukkan hasilnya setelah bulan Ramadhan berlalu
sebagai bukti dari hasil puasa yang telah kita laksanakan. Ketiganya tidak bisa
dipisahkan, ketiganya harus dalam satu kesatuan dalam istiqamah. Disinilah
letaknya perjuangan diri kita yang berniat untuk melaksanakan puasa sebagai
sebuah kebutuhan yang hakiki bagi kepentingan diri kita sendiri dan yang
bermanfaat bagi sesama. Ayo teruskan mempelajari buku ini sampai selesai,
semoga dengan buku yang singkat ini mampu memotivasi diri untuk bisa memahami
apa apa yang tersurat, apa apa yang tersirat dan apa apa yang tersembunyi dari
ibadah puasa di bulan Ramadhan yang telah diperintahkan oleh Allah SWT kepada
diri kita dan juga kepada seluruh umat manusia yang beriman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar