Jamaah dan pembaca sekalian, tulisan
yang kemukakan ini tidak terlepas dari 2 (dua) buah pernyataan yang berasal:
satu dari “William Ewart Gladstone” dan dua dari “Moshe Dayan” yang mana
keduanya telah memberikan penilaian yang kami anggap bukanlah sesuatu yang
biasa-biasa saja, melainkan sesuatu yang sangat luar biasa dampaknya bagi umat
Islam dan juga bagi AlQuran. Adapun pernyataan dari keduanya dapat kami
kemukakan sebagai berikut:
A. Sekarang
mari kita perhatikan dengan seksama apa yang dikemukakan oleh salah satu tokoh
yang sangat membenci Islam dan kaum muslim, yang mana ia sangat mengenal
kekuatan dan kelemahan umat Islam yaitu Perdana Menteri Inggris yang bernama “William
Ewart Gladstone” (1809-1898)
yakni:
1. “so long as there is this book, there be no
peace in the world” (selama ada AlQuran ini, maka tidak akan ada perdamaian
di dunia).” Hal ini sebagaimana telah dikemukakan di dalam laman
“muslimahtimes.com.”
2. “Percuma
kita memerangi umat Islam, dan tidak akan mampu menguasainya selama di dalam
dada pemuda-pemuda Islam bertengger AlQuran. Tugas kita sekarang adalah
mencabut AlQuran dari hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka.
Minuman keras dan musik lebih menghancurkan umat Muhammad daripada seribu
meriam. Oleh karena itu tanamkan ke dalam hati mereka rasa cinta terhadap
materi dan seks.” Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam laman
“Minanews.net”
Dan
bisa kita lihat sekarang ini, industri minuman keras, musik, hiburan dan seks
yang merupakan budaya orang-orang yang tidak beriman lagi kafir, sudah menjadi
bagian kehidupan bangsa dan umat Islam di seluruh dunia, kecuali orang-orang
yang telah benar-benar mendapat perlindungan dari Allah.
Adanya
2 (dua) buah pernyataan yang berasal dari “William Ewart Gladstone” tentang
AlQuran yang mana ucapannya sejalan dengan apa yang difirmankan oleh Allah SWT
yang termaktub di dalam surat Fushilaat (41) ayat 26 berikut ini: “Dan
orang orang yang kafir berkata, “Janganlah kamu mendengarkan (bacaan) AlQuran
ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya agar kamu dapat mengalahkan mereka.”
Dimana ayat ini mengemukakan bahwa orang yang kafir akan selalu berupaya dengan
membuat kegaduhan terhadap AlQuran (dan juga kepada Diinul Islam) sehingga umat
Islam mudah dikalahkan; mudah diadu-domba dengan sesamanya sehingga umat Islam
mudah dipengaruhi tingkat keimanan dan ketaqwaannya.
Selain itu, ayat di atas
juga menyiratkan bahwa orang-orang kafir telah mengetahui tentang sumber
kekuatan dari umat Islam yaitu AlQuran dan untuk itulah mereka akan berusaha
untuk menjauhkan umat Islam dengan AlQuran. Dan mereka pun tahu
sepanjang umat Islam berpegang teguh kepada AlQuran maka selama itu pula umat
Islam tidak akan bisa dikalahkan ataupun dipengaruhi tingkat keimanan dan
ketaqwaannya. Dan sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga sekaligus khalifah-Nya di
muka bumi sudahkah kita mengetahui tentang tabiat dari orang-orang kafir itu?
Jika kita hendak
mengetahuinya maka kita harus memperhatikan apa yang dikemukakan oleh Ibnu
Jarir rahimahullah yang menjelaskan tentang tabiat orang-orang kafir yang selalu
melarang (menghalangi) manusia untuk mendengarkan AlQuran ketika dibacakan.
Bayangkan, jika mendengar saja mereka larang, terlebih ketika seorang mukmin
ingin berinteraksi dengan semua bentuk yang Allah perintahkan di dalam AlQuran.
Hal ini dikarenakan orang-orang kafir telah tahu bahwa sekedar mendengar
ayat-ayat AlQuran saja akan memberi efek hidayah dari Allah. Agar
manusia enggan dan malas mendengarkan AlQuran, orang-orang kafir berupaya untuk
menciptakan alternatif kegiatan lain yang dibuat dengan maksud menjauhkan
perhatian manusia dari AlQuran.
Dari
sebuah riwayat pernah diceritakan, saat AlQuran dibacakan pada masa Rasulullah
SAW maka para kafir Quraisy sengaja membuat kegaduhan dengan berdendang ria dan
bertepuk-tepuk tangan. untuk mengalihkan pendengaran dan perhatian manusia yang
ada pada saat itu, agar mereka tidak mendengarkan AlQuran. Sedangkan pada zaman sekarang ini, kita bisa lihat dengan terang
bagaimana umat terus-menerus disibukkan dengan sajian berbagai macam hiburan
(youtube, instagram, wag, netflix, tiktok yang isinya terdiri dari: food, film, fashion, sport, music, game,
reality show, comedy, competition, finance dan lainnya). Yang mengakibatkan
tidak hanya orang dewasa kecanduan, namun anak-anak lebih parah lagi terutama
kecanduan games online lalu lupa waktu untuk aktifitas belajar dan melaksanakan
ibadah kepada Allah SWT.
Itulah
upaya-upaya orang kafir (orang yang tidak bertanggungjawab) untuk mengalihkan
perhatian umat Islam dari jalan yang diperintahkan Allah, yang mana kondisi ini
selaras dengan firman-Nya berikut ini: “Dan di antara manusia (ada) orang yang
mempergunakan percakapan kosong untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah
tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang
menghinakan. (surat Luqman (31) ayat ayat 6).” Dengan jauhnya umat
Islam dari AlQuran, maka mereka akan menjadi kaum yang kehidupannya berakidah
rapuh, tidak berbekal ilmu agama dan rendah akhlaknya. Dan semoga kita termasuk
golongan yang terdepan dalam mengamalkan AlQuran dan juga sebagai orang-orang
yang mewarisi AlQuran.
B.
Inilah analisa yang dilakukan oleh satu
tokoh yang bernama “Moshe Dayan” terhadap umat Islam. “Moshe Dayan” adalah
salah seorang jenderal Angkatan Darat yang sekaligus juga ex Menteri Pertahanan
dan Menteri Luar Negeri Israel, yang mana ia pernah menulis tentang 3 (tiga)
buah kelemahan umat Islam, sebagaimana telah dikemukakan dalam laman “mediakontroversi.co.id” berikut ini:
1. Umat Islam umumnya tidak peduli dengan sejarah bahkan
dengan sejarah umatnya sendiri.
2. Kebanyakan umat Islam malas, bahkan tidak suka merancang
sesuatu dengan detail (terperinci), termasuk untuk mengalahkan kita, negara
Israel.
3. Umat Islam sangat malas untuk membaca buku bahkan
untuk membaca kitabnya sendiri.
Saat artikel analisanya ini dipublikasikan,
banyak warga Yahudi, terutama yang ada
di Palestina dan Amerika Serikat protes keras. Mereka khawatir umat Islam akan
segera membenahi kelemahan kelemahan yang diungkap oleh “Moshe Dayan”. Tetapi apa yang diungkap
perwira senior Israel tersebut? Dia mengatakan “Jangan khawatir….umat Islam tetap akan lemah selamanya, karena mereka
tetap dengan kemalasannya untuk membaca buku, malas baca kitabnya sendiri
malah, malah ada yang sinis terhadap ajaran agamanya sendiri.” Dan walaupun
“Moshe Dayan” sudah tiada
sejak 1981, analisa tersebut bisa dibilang akurat dengan kondisi yang terjadi
pada sebagian umat Islam saat ini. Apakah kita termasuk yang di dalamnya?
Adanya
2 (dua) buah pernyataan dari 2 (dua) orang tokoh yang berbeda jaman yang kami
kemukakan di atas, hal ini bisa terjadi dikarenakan rendahnya pemahaman umat
Islam terhadap kitabnya sendiri, termasuk terhadap agamanya sendiri serta masih
banyaknya umat Islam yang masih berkutat
dengan urusan cara membaca AlQuran yang tidak pernah selesai (sibuk dengan
urusan tajwid). Sehingga umat hanya sibuk urusan membaca AlQuran tanpa pernah
tahu makna yang terkandung dari apa yang dibacanya.
Kondisi
ini sangat memudahkan orang orang yang membenci Islam untuk melaksanakan
kegaduhan, lalu memanfaatkan energi umat
Islam untuk kepentingan mereka dalam kerangka melemahkan umat Islam lewat umat
Islam itu sendiri. Akhirnya energi umat ini terbuang hanya untuk mengatasi kegaduhan yang
seharusnya tidak terjadi yang pada akhirnya isi dan kandungan dari AlQuran
tetap utuh di dalam kitab AlQuran itu sendiri.
Sebagaimana
telah kita imani bahwa Allah SWT adalah pencipta dan pemilik dari langit dan
bumi beserta segala isinya dan juga pencipta dan pemilik dari rencana besar
kekhaliafahan yang ada di muka bumi ini. Agar keberadaan langit dan bumi serta
rencana besar kekhalifahan yang telah diciptakan dan dimiliki-Nya mampu
berjalan dengan baik dan benar serta untuk menunjukkan kasih sayang-Nya kepada
manusia yang telah diangkat sebagai hamba-Nya yang juga adalah khalifah-Nya
maka diutuslah para nabi dan rasul sebagai pemberi peringatan dan ancama,
sebagai pemberi kabar gembira serta diturunkannya kitab-kitab dan suhuf kepada
mereka sebagai cahaya dan petunjuk untuk menerangi jalan manusia menuju
kesempurnaan serta membawa mereka mencapai petunjuk dan kebaikan di dunia dan
juga di akhirat kelak.
Allah
SWT menutup para Nabi dan rasul-Nya dengan penghulu mereka, yang di langit
dikenal dengan nama Ahmad dan di bumi dengan nama Muhammad SAW. Allah SWT juga
menutup kitab kitabNya dengan kitab yang kekal, undang undang yang utama, dan
kitab suci yang mulia, yaitu AlQuran. AlQuran secara ilmu kebahasaan berakar
dari kata ‘qaraa yaqrau qur’anan’
yang berarti bacaan atau yang dibaca. Secara umum AlQuran didefinisikan sebagai
sebuah kitab yang berisi himpunan (kumpulan) dari kalam Allah, suatu mukjizat
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril,
ditulis dalam mushaf yang kemurniannya senantiasa terpelihara, dan membacanya
merupakan amal ibadah. AlQuran juga merupakan pedoman dan petunjuk hidup bagi
manusia di dunia dan akhirat. Yang di dalamnya terkandung risalah yang kekal
yang selalu sesuai dengan tantangan setiap zaman dan masa, yang selalu sesuai
di setiap tempat dan negara.
AlQuran
adalah mukjizat abadi yang tidak akan berakhir, baik dalam ilmu pengetahuan dan
seni, kefasihan bahasa dan keindahan sastrawi, berita berita tentang hal ghaib,
maupun dalam hal keberadaannya sebagai pusat berbagai ilmu dan sumber suci bagi
setiap orang yang ingin mendapatkan kepuasan dalam memperoleh pengetahuan dan
hikmah. Dan tidaklah benar kalau
kemukjizatan AlQuran hanya dalam hal keindahan bahasa dan sastranya, tetapi
kemukjizatan nya juga berlaku dalam segala ilmu ilmu dan rahasia rahasia yang di kandungnya serta
dalam fungsinya sebagai sumber cahaya, petunjuk, bukti dan pengetahuan karena
AlQuran adalah kitab yang ayat ayatnya telah disusun dengan rapi dan kemudian
dijelaskan secara terperinci, tanpa ada yang saling bertolak belakang isinya.
Hal
ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Hud (11) ayat ayat 1 berikut ini: “Alif
Lam Ra, inilah kitab yang ayat ayatnya disusun dengan rapi kemudian dijelaskan
secara terperinci, yang diturunkan dari sisi Allah, Yang Mahabijaksana, Mahateliti.”
Dan juga berdasarkan firmanN
yang termaktub dalam surat Fussilat (41) ayat 42 berikut ini: “Yang
tidak akan didatangi oleh kabatilan baik dari depan maupun dari belakang (pada
masa lalu dan yang akan datang), yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana
Maha Terpuji.”
Saat
ini dan seterusnya para ulama dan ilmuwan Islam, telah dan akan terus berusaha
untuk menyingkap rahasia-rahasia yang terkandung dalam AlQuran serta berusaha
menjelaskan ilmu dan pengetahuan yang tercangkup di dalamnya meliputi ilmu
sosial, politik, pengetahuan agama, rahasia alam dan hukum hukum penciptaan
yang kesemuanya bukanlah cerita atau dongengan yang dibuat buat. Akan tetapi
AlQuran adalah pengajaran bagi orang yang berakal lagi beriman. Hal ini
sebagaimana dikemukakan dalam surat Yusuf (12) ayat 111 berikut ini: “Sungguh,
pada kisah kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal.
AlQuran itu bukanlah cerita yang dibuat buat, tetapi membenarkan (kitab kitab)
yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat
bagi orang orang yang beriman.” Adanya prasyarat berakal dan beriman
yang ditetapkan oleh Allah SWT berarti hanya orang yang berakal (yang bisa
membedakan yang baik (haq) dan yang buruk (bathil) yang sekaligus berimanlah
yang akan bisa mempelajari, mendalami, memahami AlQuran sesuai dengan kehendak
Allah SWT.
Seiring
perjalanan waktu, manusia terus berusaha untuk menyingkap rahasia-rahasia baru
dari sekian rahasia yang disimpannya dan menemukan ilmu baru dari sekian ilmu
yang dicakupnya, yang kemudian mereka sarikan dan catat, sebagai usaha
memperjelas yang samar dan menyingkap yang tersembunyi. Akan tetapi, bagaimana
mungkin kita dapat mencakup hakikat dan inti dari AlQuran yang begitu luar
biasa, dengan akal yang penuh kekurangan sehingga tidak akan mungkin dapat
mencakup sesuatu yang sempurna! Dan agar diri kita mampu menyingkap
rahasia-rahasia yang ada di dalam AlQuran, mampu pula merasakan petunjuk yang
ada di dalamnya, syaratnya hanyalah bertaqwa kepada Allah SWT sebagaimana
firman-Nya berikut ini: “Kitab (AlQuran) ini tidak ada keraguan
padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (surat Al Baqarah (2) ayat 2). Lalu
sudahkah kita bertaqwa!
Bagaimana
mungkin manusia yang bodoh dapat mengetahui seluruh ilmu dan kandungan AlQuran,
padahal ia adalah kitab yang turun dari Tuhan Yang Mahamulia untuk memberi
petunjuk kepada seluruh umat manusia, mengatur segala aspek kehidupan,
menjelaskan hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan antar manusia, dan
hubungan manusia dengan masyarakat secara keseluruhan, serta meletakkan asas
asas dan kaidah kaidah pokok dalam kehidupan sosial, politik, agama, moral
serta ilmu dan seni lainnya?
Lalu,
bagaimana mungkin makhluk yang adanya dalam posisi memiliki keterbatasan dapat
mengetahui seluruh isi kalam Sang Pencipta? Inilah
salah bentuk tantangan Allah SWT kepada diri kita untuk berusaha menjelajahi
isi dan kandungan AlQuran yang kesemuanya sangat tergantung kepada niat dan
kemauan serta kerja keras diri kita untuk berusaha meraih dan merasakan rasa
bertuhankan kepada Allah SWT melalui pembelajaran AlQuran.
Di
lain sisi, untuk satu ayat saja, para mufasir (ahli tafsir) menemukan beragam
arti dan menyingkap sisi sisi yang berbeda, baik dari sisi lahiriah, sisi
bathiniah, maupun penakwilan ayat itu, yang itu semua tidak akan dapat dihimpun
oleh hanya seorang mufasir. Karena itu bermunculanlah tafsir-tafsir tematis
AlQuran dengan berbagai kekhususan dan pikiran masing masing mufasir. Namun
demikian, akal dan pandangan manusia tetap belum dapat mengungkap seluruhnya
dan masih banyak rahasia AlQuran yang masih tersimpan dalam AlQuran itu sendiri
karena keterbatasan manusia di dalam menafsirkan AlQuran yang sangat luar biasa
isi dan kandungannya.
AlQuran itu agung dan mulia. Ia adalah kalam
Allah (kata kata Allah yang telah dikatakan). AlQuran adalah wahyu Allah yang
telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril.
AlQuran merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW yang mulia. Dimana ayat-ayatnya merupakan jaminan hidayah
bagi manusia dalam segala urusan dan setiap keadaan serta jaminan bagi mereka
(terutama bagi yang berakal, beriman dan bertaqwa) untuk memperoleh cita cita
tertinggi dan kebahagiaan yang terbesar baik di dunia maupun di akhirat kelak.
AlQuran juga merupakan poros bagi
persatuan umat Muslim yang paling besar dan kitab pemberi hidayah sepanjang
masa yang akan berlaku sampai hari kiamat kelak.
Itulah kondisi dan keadaan AlQuran yang seutuhnya yang diturunkan oleh Allah
SWT untuk manusia yang telah dijadikan Allah SWT sebagai abd’ (hamba)-Nya yang
juga khalifah-Nya di muka bumi. Namun apakah hal ini masih berlaku?
Saat
ini, AlQuran sedang berada di tengah carut marutnya pemikiran pemikiran asing,
atau bahkan menjadi sesuatu yang bersifat asing di tengah pola berpikir manusia
dan bahkan semakin banyak orang yang sudah mengabaikannya walaupun mereka
mengaku beragama Islam. AlQuran juga sedang berada di tengah tengah rendahnya
minat baca (maksudnya AlQuran hanya
dijadikan sekedar buku bacaan yang hanya dibaca saja tanpa pernah mengetahui
apa isi dan makna yang terkadnung di dalamnya, atau AlQuran dibaca dalam
kerangka menghapal tanpa makna) oleh orang Islam itu sendiri.
Kondisi
ini, sudah dikhawatirkan oleh Nabi Muhammad SAW sejak Beliau masih hidup, sehingga
Beliau mengeluhkan tentang pengabaian AlQuran ini kepada Allah sebagaimana
termaktub dalam firmanNya berikut ini: “Dan Rasul (Muhammad) berkata, “Ya Tuhanku,
sesungguhnya kaumku telah menjadikan AlQuran ini diabaikan.” (surat Al Furqan
(25) ayat 30). Ayat di atas ini, tampak dengan jelas adanya sebuah
penyesalan dan kekhawatiran yang sangat mendalam dari Nabi Muhammad SAW, dimana
kita diperintahkan untuk mengambil pelajaran dari pelajaran yang terdapat di
dalam AlQuran untuk kehidupan kita dan merujuk kepadanya dalam masalah masalah
yang terjadi dalam kehidupan ini. Dalam sebuah riwayat dikatakan, “Jika
kalian telah diselimuti oleh fitnah- fitnah seperti di tengah malam yang gelap
gulita, maka hendaklah kalian bergantung kepada AlQuran.”
Dan
di zaman sekarang ini, yang terjadi adalah AlQuran digunakan tidak lebih
sebagai sarana untuk bersumpah (walau
dalam kenyataannya yang bersumpah di bawah naungan AlQuran tetap saja berdusta), selalu dibawa-bawa
dalam perjalanan (walau dalam
kenyataannya hanyalah sebagai pemenuh isi tas dan gaya gayaan), dibaca saat
acara akad nikah, dibacakan saat pemakaman, untuk diperdagangkan, untuk
berbangga-banggaan dan lainnya, yang intinya tidak sesuai dengan maksud dan
tujuan AlQuran diturunkan Allah SWT ke muka bumi ini.
Di
lain sisi, sebenarnya AlQuran sudah memperkenalkan dirinya sendiri dengan cukup
jelas kepada seluruh manusia, sebagaimana matahari bersinar dengan cahayanya,
sehingga orang orang Non Muslim pun banyak yang terpengaruh olehnya dan
mengakui keagungannya, dan merekapun juga mengakui bahwa AlQuran merupakan obat
penyembuh dan lembaran kebahagiaan bagi manusia.
Namun yang terjadi orang yang seharusnya
menerima dan menjalankan apa apa yang ada di dalam AlQuran (dalam hal ini orang
Muslim) justru mengabaikan, atau bahkan kurang berkenan dengan isi dan
kandungan AlQuran karena dianggap menghambat aktivitas kegiatannya. Ia
ingin bebas dari kungkungan aturan AlQuran walaupun ia telah mengaku beragama
Islam dan hal ini sangat disayangkan terjadi di kalangan umat Muslim. Semoga
hal ini jangan sampai terjadi pada diri kita, pada suami/istri kita dan juga
pada anak keturunan kita.
Adalah
sebuah tamparan sangat telak bagi diri kita yang mengaku seorang Muslim dengan
apa yang dikemukakan oleh Borgese, seorang sejarawan Italia, yang mana ia
pernah berkata: “Walaupun kaum Muslim merupakan pengikut AlQuran, membaca dan
mengamalkan hukum hukumnya, akan tetapi mereka memiliki kelemahan pada diri
mereka. Kekuatan kebahagiaan dan para malaikat kemuliaan menjauh dari mereka.
Segala keagungan, kemuliaan dan keutamaan menyingkir dari mereka. Dan sebagai
gantinya mereka berada dalam belenggu keburukan dan perbudakan. Kesempatan ini
dipergunakan sebaik baiknya oleh musuh musuh mereka, dengan memerangi dan
membelenggu mereka dengan cara menyebarkan virus virus sosial di tengah tengah
mereka. Oleh karena itu, kaum Muslim sampai sekarang ini masih terbelenggu dan
menjadi tawanan. Semua nasib buruk yang menimpa kaum Muslim ini muncul karena
mereka tidak menjaga AlQuran dan aturan aturan serta hukum hukumnya. Salah jika
keburukan keburukan tersebut kita tuduhkan kepada Islam (AlQuran). Karena pada
hakekatnya, adakah kritik dan keberatan yang dapat diarahkan pada syariat yang
suci itu?”
Lalu
apakah yang telah dikemukakan oleh Borgese ini akan terus terjadi pada diri
kita, pada keluarga kita, pada anak dan keturunan kita, atau pada generasi yang
datang di kemudian hari? Lalu, apa yang sudah kita sumbangsihkan kepada umat
ini agar apa yang dikemukakan oleh Borgese tidak sampai terjadi pada umat
Islam?
Apakah
diri kita sudah mendisiplinkan diri untuk mempelajari AlQuran sehingga
mewajibkan diri sendiri minimal 1 (satu) jam sehari untuk mempelajari AlQuran?
Apa yang karya nyata kita kepada umat Muslim sebagai wujud bagi kita adalah
orang yang berguna bagi masyarakat setelah mempelajari AlQuran? Apakah kita
hanya diam termenung dengan kejadian yang telah diungkap oleh Borgese ini,
padahal Allah SWT sudah mengemukan melalui Nabi-Nya, “Sebaik baiknya yang belajar
AlQuran adalah yang mampu mengajarkan AlQuran.”
Sebuah
ungkapan yang sangat luar biasa maknanya, dimana Allah SWT menempatkan orang
orang yang mampu mengajarkan AlQuran merupakan orang orang yang terbaik yang
belajar AlQuran. Ingat, tidak cukup dengan mengatakan kami orang kecil bisa
berbuat apa. Ya sudah kita berdoa saja semoga mereka sadar. Apakah hal itu
cukup? Bertanyalah kepada rumput yang bergoyang jika apa yang kita anggap itu
sudah cukup dan juga jangan lupa bahwa kita memiliki kewajiban menyampaikan
kepada umat walaupun satu ayat yang berarti kita tidak bisa diam saja dengan
keadaan yang terjadi.
Adanya
kondisi yang kami kemukakan di atas, menunjukkan bahwa profesi mengajar bukanlah profesi yang hina dan rendah dihadapan Allah
SWT karena dengan adanya profesi mengajar terjadilah regenerasi ilmu dan
pengetahuan kepada generasi yang datang dikemudian hari. Sedangkan bagi
yang mampu mengajarkan ilmunya kepada orang lain, ilmunya akan bertambah karena
ditambah oleh Allah SWT melalui tambahan pemahaman terhadap pemahaman yang
telah dimilikinya. Dan sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya
yang sangat membutuhkan AlQuran kita wajib untuk menghidupkan dan menggaungkan
kembali ingatan dan peringatan kita terhadap apa apa yang telah dikemukakan
dalam AlQuran.
Dan
ingat apa yang telah dikemukakan oleh Borgese di atas bukanlah isapan jempol
belaka karena sudah terjadi dihadapan diri kita dalam kurun waktu yang cukup
lama dan juga terjadi secara massif di tengah masyarakat yang salah satunya
disebabkan oleh rendahnya minat mempelajari AlQuran yang menunjukkan rendah
pula minat baca di kalangan umat Islam itu sendiri, ditambah rendah pula
kualitas pengajar AlQuran itu sendiri.
Untuk
maksud itulah, kami berusaha untuk menjadikan buku ini sebagai salah satu upaya
untuk mengingatkan kembali masyarakat terutama umat Muslim untuk segera belajar
AlQuran yang sesuai dengan kehendak Allah SWT. Dengan belajar secara disiplin
kepada Allah SWT melalui para guru, ustadz, ulama, kiyai, habib, syekh sebagai
perantara di dalam melakukan pembelajaran tentang AlQuran. Semoga usaha ini
dapat diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat bagi jamaah dan juga bagi
umat Islam pada umumnya dan juga bagi generasi yang datang dikemudian hari.
Selain daripada itu, kami juga ingin
mengajak kepada semua orang yang beragama Islam untuk melaksanakan salah satu
ajaran Islam yaitu setelah belajar jangan lupa untuk mengajar walaupun hanya
satu ayat. Hanya dengan mengajarkan apa apa yang telah kita tahu dan pahami
maka kesinambungan pembelajaran dapat terjadi terus menerus.
Tidak berhenti sampai kita belajar, namun kita harus pula mengestafetkan
pelajaran yang telah kita peroleh dengan mengajarkan kepada siapapun, baik
melalui program tatap muka ataupun melalui tulisan tulisan yang dipublikasikan
baik online maupun offline. Sehingga generasi yang datang dikemudian hari mampu
memperoleh informasi dan pembelajaran tentang Diinul Islam yang selalu
terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar