Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Senin, 01 April 2024

MUKADDIMAH INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (PART 1 of 2)

 

Jamaah dan pembaca sekalian, tulisan yang kemukakan ini tidak terlepas dari 2 (dua) buah pernyataan yang berasal: satu dari “William Ewart Gladstone” dan dua dari “Moshe Dayan” yang mana keduanya telah memberikan penilaian yang kami anggap bukanlah sesuatu yang biasa-biasa saja, melainkan sesuatu yang sangat luar biasa dampaknya bagi umat Islam dan juga bagi AlQuran. Adapun pernyataan dari keduanya dapat kami kemukakan sebagai berikut:

 

A.     Sekarang mari kita perhatikan dengan seksama apa yang dikemukakan oleh salah satu tokoh yang sangat membenci Islam dan kaum muslim, yang mana ia sangat mengenal kekuatan dan kelemahan umat Islam yaitu Perdana Menteri Inggris yang bernama “William Ewart  Gladstone” (1809-1898) yakni:

 

1.       so long as there is this book, there be no peace in the world” (selama ada AlQuran ini, maka tidak akan ada perdamaian di dunia).” Hal ini sebagaimana telah dikemukakan di dalam laman “muslimahtimes.com.”

 

2.       “Percuma kita memerangi umat Islam, dan tidak akan mampu menguasainya selama di dalam dada pemuda-pemuda Islam bertengger AlQuran. Tugas kita sekarang adalah mencabut AlQuran dari hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka. Minuman keras dan musik lebih menghancurkan umat Muhammad daripada seribu meriam. Oleh karena itu tanamkan ke dalam hati mereka rasa cinta terhadap materi dan seks.” Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam laman “Minanews.net” 

 

Dan bisa kita lihat sekarang ini, industri minuman keras, musik, hiburan dan seks yang merupakan budaya orang-orang yang tidak beriman lagi kafir, sudah menjadi bagian kehidupan bangsa dan umat Islam di seluruh dunia, kecuali orang-orang yang telah benar-benar mendapat perlindungan dari Allah.

 

Adanya 2 (dua) buah pernyataan yang berasal dari “William Ewart Gladstone” tentang AlQuran yang mana ucapannya sejalan dengan apa yang difirmankan oleh Allah SWT yang termaktub di dalam surat Fushilaat (41) ayat 26 berikut ini: “Dan orang orang yang kafir berkata, “Janganlah kamu mendengarkan (bacaan) AlQuran ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya agar kamu dapat mengalahkan mereka.” Dimana ayat ini mengemukakan bahwa orang yang kafir akan selalu berupaya dengan membuat kegaduhan terhadap AlQuran (dan juga kepada Diinul Islam) sehingga umat Islam mudah dikalahkan; mudah diadu-domba dengan sesamanya sehingga umat Islam mudah dipengaruhi tingkat keimanan dan ketaqwaannya.

 

Selain itu, ayat di atas juga menyiratkan bahwa orang-orang kafir telah mengetahui tentang sumber kekuatan dari umat Islam yaitu AlQuran dan untuk itulah mereka akan berusaha untuk menjauhkan umat Islam dengan AlQuran. Dan mereka pun tahu sepanjang umat Islam berpegang teguh kepada AlQuran maka selama itu pula umat Islam tidak akan bisa dikalahkan ataupun dipengaruhi tingkat keimanan dan ketaqwaannya. Dan sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga sekaligus khalifah-Nya di muka bumi sudahkah kita mengetahui tentang tabiat dari orang-orang kafir itu?

 

Jika kita hendak mengetahuinya maka kita harus memperhatikan apa yang dikemukakan oleh Ibnu Jarir rahimahullah yang menjelaskan tentang tabiat orang-orang kafir yang selalu melarang (menghalangi) manusia untuk mendengarkan AlQuran ketika dibacakan. Bayangkan, jika mendengar saja mereka larang, terlebih ketika seorang mukmin ingin berinteraksi dengan semua bentuk yang Allah perintahkan di dalam AlQuran. Hal ini dikarenakan orang-orang kafir telah tahu bahwa sekedar mendengar ayat-ayat AlQuran saja akan memberi efek hidayah dari Allah. Agar manusia enggan dan malas mendengarkan AlQuran, orang-orang kafir berupaya untuk menciptakan alternatif kegiatan lain yang dibuat dengan maksud menjauhkan perhatian manusia dari AlQuran.

 

Dari sebuah riwayat pernah diceritakan, saat AlQuran dibacakan pada masa Rasulullah SAW maka para kafir Quraisy sengaja membuat kegaduhan dengan berdendang ria dan bertepuk-tepuk tangan. untuk mengalihkan pendengaran dan perhatian manusia yang ada pada saat itu, agar mereka tidak mendengarkan AlQuran. Sedangkan pada zaman sekarang ini, kita bisa lihat dengan terang bagaimana umat terus-menerus disibukkan dengan sajian berbagai macam hiburan (youtube, instagram, wag, netflix, tiktok yang isinya terdiri dari:  food, film, fashion, sport, music, game, reality show, comedy, competition, finance dan lainnya). Yang mengakibatkan tidak hanya orang dewasa kecanduan, namun anak-anak lebih parah lagi terutama kecanduan games online lalu lupa waktu untuk aktifitas belajar dan melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.

 

Itulah upaya-upaya orang kafir (orang yang tidak bertanggungjawab) untuk mengalihkan perhatian umat Islam dari jalan yang diperintahkan Allah, yang mana kondisi ini selaras dengan firman-Nya berikut ini: “Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan percakapan kosong untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (surat Luqman (31) ayat ayat 6).” Dengan jauhnya umat Islam dari AlQuran, maka mereka akan menjadi kaum yang kehidupannya berakidah rapuh, tidak berbekal ilmu agama dan rendah akhlaknya. Dan semoga kita termasuk golongan yang terdepan dalam mengamalkan AlQuran dan juga sebagai orang-orang yang mewarisi AlQuran.

 

B.      Inilah analisa yang dilakukan oleh satu tokoh yang bernama “Moshe Dayan” terhadap umat Islam. “Moshe Dayan” adalah salah seorang jenderal Angkatan Darat yang sekaligus juga ex Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri Israel, yang mana ia pernah menulis tentang 3 (tiga) buah kelemahan umat Islam, sebagaimana telah dikemukakan dalam laman “mediakontroversi.co.id” berikut ini:

 

1.       Umat Islam umumnya tidak peduli dengan sejarah bahkan dengan sejarah umatnya sendiri.

2.       Kebanyakan umat Islam malas, bahkan tidak suka merancang sesuatu dengan detail (terperinci), termasuk untuk mengalahkan kita, negara Israel.

3.       Umat Islam sangat malas untuk membaca buku bahkan untuk membaca kitabnya sendiri.

 

Saat artikel analisanya ini dipublikasikan, banyak  warga Yahudi, terutama yang ada di Palestina dan Amerika Serikat protes keras. Mereka khawatir umat Islam akan segera membenahi kelemahan kelemahan yang diungkap oleh “Moshe Dayan”. Tetapi apa yang diungkap perwira senior Israel tersebut? Dia mengatakan “Jangan khawatir….umat Islam tetap akan lemah selamanya, karena mereka tetap dengan kemalasannya untuk membaca buku, malas baca kitabnya sendiri malah, malah ada yang sinis terhadap ajaran agamanya sendiri.” Dan walaupun “Moshe Dayan” sudah tiada sejak 1981, analisa tersebut bisa dibilang akurat dengan kondisi yang terjadi pada sebagian umat Islam saat ini. Apakah kita termasuk yang di dalamnya?

 

Adanya 2 (dua) buah pernyataan dari 2 (dua) orang tokoh yang berbeda jaman yang kami kemukakan di atas, hal ini bisa terjadi dikarenakan rendahnya pemahaman umat Islam terhadap kitabnya sendiri, termasuk terhadap agamanya sendiri serta masih banyaknya umat  Islam yang masih berkutat dengan urusan cara membaca AlQuran yang tidak pernah selesai (sibuk dengan urusan tajwid). Sehingga umat hanya sibuk urusan membaca AlQuran tanpa pernah tahu makna yang terkandung dari apa yang dibacanya.

 

Kondisi ini sangat memudahkan orang orang yang membenci Islam untuk melaksanakan kegaduhan, lalu  memanfaatkan energi umat Islam untuk kepentingan mereka dalam kerangka melemahkan umat Islam lewat umat Islam itu sendiri. Akhirnya energi umat ini terbuang  hanya untuk mengatasi kegaduhan yang seharusnya tidak terjadi yang pada akhirnya isi dan kandungan dari AlQuran tetap utuh di dalam kitab AlQuran itu sendiri.

 

Sebagaimana telah kita imani bahwa Allah SWT adalah pencipta dan pemilik dari langit dan bumi beserta segala isinya dan juga pencipta dan pemilik dari rencana besar kekhaliafahan yang ada di muka bumi ini. Agar keberadaan langit dan bumi serta rencana besar kekhalifahan yang telah diciptakan dan dimiliki-Nya mampu berjalan dengan baik dan benar serta untuk menunjukkan kasih sayang-Nya kepada manusia yang telah diangkat sebagai hamba-Nya yang juga adalah khalifah-Nya maka diutuslah para nabi dan rasul sebagai pemberi peringatan dan ancama, sebagai pemberi kabar gembira serta diturunkannya kitab-kitab dan suhuf kepada mereka sebagai cahaya dan petunjuk untuk menerangi jalan manusia menuju kesempurnaan serta membawa mereka mencapai petunjuk dan kebaikan di dunia dan juga di akhirat kelak.

 

Allah SWT menutup para Nabi dan rasul-Nya dengan penghulu mereka, yang di langit dikenal dengan nama Ahmad dan di bumi dengan nama Muhammad SAW. Allah SWT juga menutup kitab kitabNya dengan kitab yang kekal, undang undang yang utama, dan kitab suci yang mulia, yaitu AlQuran. AlQuran secara ilmu kebahasaan berakar dari kata ‘qaraa yaqrau qur’anan’ yang berarti bacaan atau yang dibaca. Secara umum AlQuran didefinisikan sebagai sebuah kitab yang berisi himpunan (kumpulan) dari kalam Allah, suatu mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf yang kemurniannya senantiasa terpelihara, dan membacanya merupakan amal ibadah. AlQuran juga merupakan pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia di dunia dan akhirat. Yang di dalamnya terkandung risalah yang kekal yang selalu sesuai dengan tantangan setiap zaman dan masa, yang selalu sesuai di setiap tempat dan negara.

 

AlQuran adalah mukjizat abadi yang tidak akan berakhir, baik dalam ilmu pengetahuan dan seni, kefasihan bahasa dan keindahan sastrawi, berita berita tentang hal ghaib, maupun dalam hal keberadaannya sebagai pusat berbagai ilmu dan sumber suci bagi setiap orang yang ingin mendapatkan kepuasan dalam memperoleh pengetahuan dan hikmah. Dan tidaklah benar kalau kemukjizatan AlQuran hanya dalam hal keindahan bahasa dan sastranya, tetapi kemukjizatan nya juga berlaku dalam segala ilmu ilmu  dan rahasia rahasia yang di kandungnya serta dalam fungsinya sebagai sumber cahaya, petunjuk, bukti dan pengetahuan karena AlQuran adalah kitab yang ayat ayatnya telah disusun dengan rapi dan kemudian dijelaskan secara terperinci, tanpa ada yang saling bertolak belakang isinya.

 

Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Hud (11) ayat ayat 1 berikut ini: “Alif Lam Ra, inilah kitab yang ayat ayatnya disusun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi Allah, Yang Mahabijaksana, Mahateliti.”   Dan juga berdasarkan firmanN yang termaktub dalam surat Fussilat (41) ayat 42 berikut ini: “Yang tidak akan didatangi oleh kabatilan baik dari depan maupun dari belakang (pada masa lalu dan yang akan datang), yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana Maha Terpuji.”

 

Saat ini dan seterusnya para ulama dan ilmuwan Islam, telah dan akan terus berusaha untuk menyingkap rahasia-rahasia yang terkandung dalam AlQuran serta berusaha menjelaskan ilmu dan pengetahuan yang tercangkup di dalamnya meliputi ilmu sosial, politik, pengetahuan agama, rahasia alam dan hukum hukum penciptaan yang kesemuanya bukanlah cerita atau dongengan yang dibuat buat. Akan tetapi AlQuran adalah pengajaran bagi orang yang berakal lagi beriman. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Yusuf (12) ayat 111 berikut ini: “Sungguh, pada kisah kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. AlQuran itu bukanlah cerita yang dibuat buat, tetapi membenarkan (kitab kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang orang yang beriman.” Adanya prasyarat berakal dan beriman yang ditetapkan oleh Allah SWT berarti hanya orang yang berakal (yang bisa membedakan yang baik (haq) dan yang buruk (bathil) yang sekaligus berimanlah yang akan bisa mempelajari, mendalami, memahami AlQuran sesuai dengan kehendak Allah SWT.

 

Seiring perjalanan waktu, manusia terus berusaha untuk menyingkap rahasia-rahasia baru dari sekian rahasia yang disimpannya dan menemukan ilmu baru dari sekian ilmu yang dicakupnya, yang kemudian mereka sarikan dan catat, sebagai usaha memperjelas yang samar dan menyingkap yang tersembunyi. Akan tetapi, bagaimana mungkin kita dapat mencakup hakikat dan inti dari AlQuran yang begitu luar biasa, dengan akal yang penuh kekurangan sehingga tidak akan mungkin dapat mencakup sesuatu yang sempurna! Dan agar diri kita mampu menyingkap rahasia-rahasia yang ada di dalam AlQuran, mampu pula merasakan petunjuk yang ada di dalamnya, syaratnya hanyalah bertaqwa kepada Allah SWT sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Kitab (AlQuran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (surat Al Baqarah (2) ayat 2). Lalu sudahkah kita bertaqwa!

 

Bagaimana mungkin manusia yang bodoh dapat mengetahui seluruh ilmu dan kandungan AlQuran, padahal ia adalah kitab yang turun dari Tuhan Yang Mahamulia untuk memberi petunjuk kepada seluruh umat manusia, mengatur segala aspek kehidupan, menjelaskan hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan antar manusia, dan hubungan manusia dengan masyarakat secara keseluruhan, serta meletakkan asas asas dan kaidah kaidah pokok dalam kehidupan sosial, politik, agama, moral serta ilmu dan seni lainnya?

 

Lalu, bagaimana mungkin makhluk yang adanya dalam posisi memiliki keterbatasan dapat mengetahui seluruh isi kalam Sang Pencipta? Inilah salah bentuk tantangan Allah SWT kepada diri kita untuk berusaha menjelajahi isi dan kandungan AlQuran yang kesemuanya sangat tergantung kepada niat dan kemauan serta kerja keras diri kita untuk berusaha meraih dan merasakan rasa bertuhankan kepada Allah SWT melalui pembelajaran AlQuran.

 

Di lain sisi, untuk satu ayat saja, para mufasir (ahli tafsir) menemukan beragam arti dan menyingkap sisi sisi yang berbeda, baik dari sisi lahiriah, sisi bathiniah, maupun penakwilan ayat itu, yang itu semua tidak akan dapat dihimpun oleh hanya seorang mufasir. Karena itu bermunculanlah tafsir-tafsir tematis AlQuran dengan berbagai kekhususan dan pikiran masing masing mufasir. Namun demikian, akal dan pandangan manusia tetap belum dapat mengungkap seluruhnya dan masih banyak rahasia AlQuran yang masih tersimpan dalam AlQuran itu sendiri karena keterbatasan manusia di dalam menafsirkan AlQuran yang sangat luar biasa isi dan kandungannya.

 

AlQuran itu agung dan mulia. Ia adalah kalam Allah (kata kata Allah yang telah dikatakan). AlQuran adalah wahyu Allah yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril. AlQuran merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW yang mulia.  Dimana ayat-ayatnya merupakan jaminan hidayah bagi manusia dalam segala urusan dan setiap keadaan serta jaminan bagi mereka (terutama bagi yang berakal, beriman dan bertaqwa) untuk memperoleh cita cita tertinggi dan kebahagiaan yang terbesar baik di dunia maupun di akhirat kelak.

 

AlQuran juga merupakan poros bagi persatuan umat Muslim yang paling besar dan kitab pemberi hidayah sepanjang masa yang akan berlaku sampai hari kiamat kelak. Itulah kondisi dan keadaan AlQuran yang seutuhnya yang diturunkan oleh Allah SWT untuk manusia yang telah dijadikan Allah SWT sebagai abd’ (hamba)-Nya yang juga khalifah-Nya di muka bumi. Namun apakah hal ini masih berlaku?

 

Saat ini, AlQuran sedang berada di tengah carut marutnya pemikiran pemikiran asing, atau bahkan menjadi sesuatu yang bersifat asing di tengah pola berpikir manusia dan bahkan semakin banyak orang yang sudah mengabaikannya walaupun mereka mengaku beragama Islam. AlQuran juga sedang berada di tengah tengah rendahnya minat baca (maksudnya AlQuran hanya dijadikan sekedar buku bacaan yang hanya dibaca saja tanpa pernah mengetahui apa isi dan makna yang terkadnung di dalamnya, atau AlQuran dibaca dalam kerangka menghapal tanpa makna) oleh orang Islam itu sendiri.

 

Kondisi ini, sudah dikhawatirkan oleh Nabi Muhammad SAW sejak Beliau masih hidup, sehingga Beliau mengeluhkan tentang pengabaian AlQuran ini kepada Allah sebagaimana termaktub dalam firmanNya berikut ini: “Dan Rasul (Muhammad) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan AlQuran ini diabaikan.” (surat Al Furqan (25) ayat 30). Ayat di atas ini, tampak dengan jelas adanya sebuah penyesalan dan kekhawatiran yang sangat mendalam dari Nabi Muhammad SAW, dimana kita diperintahkan untuk mengambil pelajaran dari pelajaran yang terdapat di dalam AlQuran untuk kehidupan kita dan merujuk kepadanya dalam masalah masalah yang terjadi dalam kehidupan ini. Dalam sebuah riwayat dikatakan, “Jika kalian telah diselimuti oleh fitnah- fitnah seperti di tengah malam yang gelap gulita, maka hendaklah kalian bergantung kepada AlQuran.

 

Dan di zaman sekarang ini, yang terjadi adalah AlQuran digunakan tidak lebih sebagai sarana untuk bersumpah (walau dalam kenyataannya yang bersumpah di bawah naungan AlQuran  tetap saja berdusta), selalu dibawa-bawa dalam perjalanan (walau dalam kenyataannya hanyalah sebagai pemenuh isi tas dan gaya gayaan), dibaca saat acara akad nikah, dibacakan saat pemakaman, untuk diperdagangkan, untuk berbangga-banggaan dan lainnya, yang intinya tidak sesuai dengan maksud dan tujuan AlQuran diturunkan Allah SWT ke muka bumi ini.

 

Di lain sisi, sebenarnya AlQuran sudah memperkenalkan dirinya sendiri dengan cukup jelas kepada seluruh manusia, sebagaimana matahari bersinar dengan cahayanya, sehingga orang orang Non Muslim pun banyak yang terpengaruh olehnya dan mengakui keagungannya, dan merekapun juga mengakui bahwa AlQuran merupakan obat penyembuh dan lembaran kebahagiaan bagi manusia.

 

Namun yang terjadi orang yang seharusnya menerima dan menjalankan apa apa yang ada di dalam AlQuran (dalam hal ini orang Muslim) justru mengabaikan, atau bahkan kurang berkenan dengan isi dan kandungan AlQuran karena dianggap menghambat aktivitas kegiatannya. Ia ingin bebas dari kungkungan aturan AlQuran walaupun ia telah mengaku beragama Islam dan hal ini sangat disayangkan terjadi di kalangan umat Muslim. Semoga hal ini jangan sampai terjadi pada diri kita, pada suami/istri kita dan juga pada anak keturunan kita.

 

Adalah sebuah tamparan sangat telak bagi diri kita yang mengaku seorang Muslim dengan apa yang dikemukakan oleh Borgese, seorang sejarawan Italia, yang mana ia pernah berkata: “Walaupun kaum Muslim merupakan pengikut AlQuran, membaca dan mengamalkan hukum hukumnya, akan tetapi mereka memiliki kelemahan pada diri mereka. Kekuatan kebahagiaan dan para malaikat kemuliaan menjauh dari mereka. Segala keagungan, kemuliaan dan keutamaan menyingkir dari mereka. Dan sebagai gantinya mereka berada dalam belenggu keburukan dan perbudakan. Kesempatan ini dipergunakan sebaik baiknya oleh musuh musuh mereka, dengan memerangi dan membelenggu mereka dengan cara menyebarkan virus virus sosial di tengah tengah mereka. Oleh karena itu, kaum Muslim sampai sekarang ini masih terbelenggu dan menjadi tawanan. Semua nasib buruk yang menimpa kaum Muslim ini muncul karena mereka tidak menjaga AlQuran dan aturan aturan serta hukum hukumnya. Salah jika keburukan keburukan tersebut kita tuduhkan kepada Islam (AlQuran). Karena pada hakekatnya, adakah kritik dan keberatan yang dapat diarahkan pada syariat yang suci itu?

 

Lalu apakah yang telah dikemukakan oleh Borgese ini akan terus terjadi pada diri kita, pada keluarga kita, pada anak dan keturunan kita, atau pada generasi yang datang di kemudian hari? Lalu, apa yang sudah kita sumbangsihkan kepada umat ini agar apa yang dikemukakan oleh Borgese tidak sampai terjadi pada umat Islam? 

 

Apakah diri kita sudah mendisiplinkan diri untuk mempelajari AlQuran sehingga mewajibkan diri sendiri minimal 1 (satu) jam sehari untuk mempelajari AlQuran? Apa yang karya nyata kita kepada umat Muslim sebagai wujud bagi kita adalah orang yang berguna bagi masyarakat setelah mempelajari AlQuran? Apakah kita hanya diam termenung dengan kejadian yang telah diungkap oleh Borgese ini, padahal Allah SWT sudah mengemukan melalui Nabi-Nya, “Sebaik baiknya yang belajar AlQuran adalah yang mampu mengajarkan AlQuran.”

 

Sebuah ungkapan yang sangat luar biasa maknanya, dimana Allah SWT menempatkan orang orang yang mampu mengajarkan AlQuran merupakan orang orang yang terbaik yang belajar AlQuran. Ingat, tidak cukup dengan mengatakan kami orang kecil bisa berbuat apa. Ya sudah kita berdoa saja semoga mereka sadar. Apakah hal itu cukup? Bertanyalah kepada rumput yang bergoyang jika apa yang kita anggap itu sudah cukup dan juga jangan lupa bahwa kita memiliki kewajiban menyampaikan kepada umat walaupun satu ayat yang berarti kita tidak bisa diam saja dengan keadaan yang terjadi.

 

Adanya kondisi yang kami kemukakan di atas, menunjukkan bahwa profesi mengajar bukanlah profesi yang hina dan rendah dihadapan Allah SWT karena dengan adanya profesi mengajar terjadilah regenerasi ilmu dan pengetahuan kepada generasi yang datang dikemudian hari. Sedangkan bagi yang mampu mengajarkan ilmunya kepada orang lain, ilmunya akan bertambah karena ditambah oleh Allah SWT melalui tambahan pemahaman terhadap pemahaman yang telah dimilikinya. Dan sebagai abd’ (hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya yang sangat membutuhkan AlQuran kita wajib untuk menghidupkan dan menggaungkan kembali ingatan dan peringatan kita terhadap apa apa yang telah dikemukakan dalam AlQuran.

 

Dan ingat apa yang telah dikemukakan oleh Borgese di atas bukanlah isapan jempol belaka karena sudah terjadi dihadapan diri kita dalam kurun waktu yang cukup lama dan juga terjadi secara massif di tengah masyarakat yang salah satunya disebabkan oleh rendahnya minat mempelajari AlQuran yang menunjukkan rendah pula minat baca di kalangan umat Islam itu sendiri, ditambah rendah pula kualitas pengajar AlQuran itu sendiri.

 

Untuk maksud itulah, kami berusaha untuk menjadikan buku ini sebagai salah satu upaya untuk mengingatkan kembali masyarakat terutama umat Muslim untuk segera belajar AlQuran yang sesuai dengan kehendak Allah SWT. Dengan belajar secara disiplin kepada Allah SWT melalui para guru, ustadz, ulama, kiyai, habib, syekh sebagai perantara di dalam melakukan pembelajaran tentang AlQuran. Semoga usaha ini dapat diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat bagi jamaah dan juga bagi umat Islam pada umumnya dan juga bagi generasi yang datang dikemudian hari.

 

Selain daripada itu, kami juga ingin mengajak kepada semua orang yang beragama Islam untuk melaksanakan salah satu ajaran Islam yaitu setelah belajar jangan lupa untuk mengajar walaupun hanya satu ayat. Hanya dengan mengajarkan apa apa yang telah kita tahu dan pahami maka kesinambungan pembelajaran dapat terjadi terus menerus. Tidak berhenti sampai kita belajar, namun kita harus pula mengestafetkan pelajaran yang telah kita peroleh dengan mengajarkan kepada siapapun, baik melalui program tatap muka ataupun melalui tulisan tulisan yang dipublikasikan baik online maupun offline. Sehingga generasi yang datang dikemudian hari mampu memperoleh informasi dan pembelajaran tentang Diinul Islam yang selalu terbaik.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar