7. Contoh Doa Yang
Terdapat di dalam AlQuran. Berikut ini akan kami kemukakan contoh-contoh doa yang
terdapat di dalam AlQuran, yang tidak lain adalah kata-kata Allah SWT yang akan
kita katakan kembali kepada Allah SWT saat diri kita berdoa kepada-Nya,
sebagaiamana berikut ini:
a. Doa Nabi Adam as,. doa mohon ampun setelah melakukan pelanggaran, sebagaimana
dikemukakan dalam surat Al A’raaf (7) ayat 23 berikut ini: “keduanya berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami
sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami,
niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi.
b. Doa Nabi Nuh as, ketika di atas bahtera, sebagaimana
dikemukakan dalam surat Al Mu’minuun (23) ayat 29 berikut ini: “dan berdoalah: Ya Tuhanku,
tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah Sebaik-baik yang
memberi tempat." Dan juga dikemukakan dalam surat Huud
(11) ayat 47 berikut ini: “Nuh
berkata: Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon
kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. dan Sekiranya
Engkau tidak memberi ampun kepadaKu, dan (tidak) menaruh belas kasihan
kepadaKu, niscaya aku akan Termasuk orang-orang yang merugi."
c. Doa Nabi Ibrahim as, doa mohon ampun bagi orang tua dan
orang-orang mukmin di hari kiamat, sebagaimana dikemukakan dalam surat
Ibrahim (14) ayat 41 berikut ini: “Ya
Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang
mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".
d. Doa Nabi Ibrahim as, doa mohon tetap mendirikan shalat begitu juga
untuk anak keturunan, sebagaimana dikemukakan dalam surat
Ibrahim (14) ayat 40 berikut ini: “Ya
Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan
shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.”
e. Doa Nabi Ibrahim as, Doa mohon negeri ini dijadikan negeri aman
dan anak keturunan dijauhkan dari menyembah berhala, sebagaimana
dikemukakan dalam surat Ibrahim (14) ayat 35 berikut ini: “dan (ingatlah), ketika Ibrahim
berkata: "Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan
jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.”
f. Doa Nabi Ibrahim as, doa mohon diberi hikmah dan dikumpulkan
dengan orang-orang yang shaleh serta dijadikan tutur kata yang baik, sebagaimana
dikemukakan dalam surat Asy Syu’araa (26) ayat 83-84-85 berikut ini: “(Ibrahim berdoa): "Ya Tuhanku,
berikanlah kepadaku Hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang
yang saleh, dan Jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang
datang) Kemudian, dan Jadikanlah aku Termasuk orang-orang yang mempusakai surga
yang penuh kenikmatan.”
g. Doa
Nabi Ibrahim as, agar diterima amal ibadah dan taubat,
sebagaimana dikemukakan dalam
surat Al Baqarah (2) ayat 127-128 berikut ini: “dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar
Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan Kami terimalah
daripada Kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi
Maha Mengetahui". Ya Tuhan Kami, Jadikanlah Kami berdua orang yang tunduk
patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu Kami umat yang tunduk
patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada Kami cara-cara dan tempat-tempat
ibadat haji Kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
h. Doa Nabi Yusuf as, doa mohon perlindungan kepada Allah di dunia
dan akhirat dan mohon diwafatkan bersama
orang-orang yang shaleh, sebagaimana dikemukakan dalam surat Yusuf
(12) ayat 101 berikut ini: “Ya
Tuhanku, Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan
dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (ya Tuhan) Pencipta
langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku
dalam Keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.”
i. Doa Nabi Luth as, mohon diberi perlindungan atas kaum yang berbuat
kerusakan, sebagaimana dikemukakan daam surat Al
Ankabuut (29) ayat 30 berikut ini: “Luth berdoa: "Ya Tuhanku, tolonglah aku
(dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu".
j. Doa Nabi
Syua’ib as, doa mohon diberi keputusan dengan adil dalam suatu perkara, sebagaimana dikemukakan dalam surat
Al A’raaf (7) ayat 89 berikut ini: “sungguh
Kami mengada-adakan kebohongan yang benar terhadap Allah, jika Kami kembali
kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan Kami dari padanya. dan tidaklah patut
Kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan Kami menghendaki(nya).
pengetahuan Tuhan Kami meliputi segala sesuatu. kepada Allah sajalah Kami
bertawakkal. Ya Tuhan Kami, berilah keputusan antara Kami dan kaum Kami dengan
hak (adil) dan Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.”
k. Doa Nabi Musa as, doa mohon dilapangkan dadanya, dimudahkan segala
urusannya dan tidak kaku lidahnya dalam menyampaikan sesuatu, sebagaimana
dikemukakan dalam surat Thaahaa (20) ayat 25-26-27-28 berikut ini: “berkata Musa: "Ya Tuhanku,
lapangkanlah untukku dadaku[915], dan mudahkanlah untukku urusanku, dan
lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.”
[915] Nabi Musa a.s. memohon kepada
Allah agar dadanya dilapangkan untuk menghadapi Fir'aun yang terkenal sebagai
seorang raja yang kejam.
Dan juga sebagaimana dikemukakan dalam surat Al
Qashsah (28) ayat 16 berikut ini: “Musa mendoa: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya
aku telah Menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah
mengampuninya, Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” Serta yang juga dikemukakan dalam surat Al Qashash (28)
ayat 21 berikut ini: “Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut
menunggu-nunggu[1117] dengan khawatir, Dia berdoa: "Ya Tuhanku,
selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu". (surat Al Qashash (28)
ayat 21)
[1117]
Maksudnya: merasa sangat khawatir, kalau-kalau ada orang yang menyusul untuk
menangkapnya.
l. Doa Nabi Yunus as, doa mohon dikeluarkan dari berbagai kesulitan
atau kegelapan, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al
Anbiyaa (21) ayat 87 berikut ini: “dan
(ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam Keadaan marah, lalu ia
menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), Maka ia
menyeru dalam Keadaan yang sangat gelap[967]: "Bahwa tidak ada Tuhan
selain Engkau. Maha suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah Termasuk orang-orang
yang zalim."
[967] Yang dimaksud dengan Keadaan
yang sangat gelap ialah didalam perut ikan, di dalam laut dan di malam hari.
m. Doa Nabi Sulaiman as, doa mohon dijadikan orang pandai mensyukuri
nikmat, sebagaimana dikemukakan dalam surat An Naml
(27) ayat 19 berikut ini: “Maka Dia
tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) Perkataan semut itu. dan Dia
berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu
yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan
untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan
rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
n. Doa Nabi Zakaria as, doa mohon diberi anak yang shaleh, sebagaimana
dikemukakan dalam surat Ali Imran (3) ayat 38 berikut ini: “di sanalah Zakariya mendoa kepada
Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang
anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa". Dan
yang juga dikemukakan dalam surat Al Anbiyaa sebagaimana berikut ini: “ dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru
Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang
diri[968] dan Engkaulah waris yang paling Baik[969].
[968]
Maksudnya: tidak mempunyai keturunan yang mewarisi
[969]
Maksudnya: andaikata Tuhan tidak mengabulkan doanya, Yakni memberi keturunan,
Zakaria menyerahkan dirinya kepada Tuhan, sebab Tuhan adalah waris yang paling
baik.
o. Doa Ashabul Kahfi, doa diberi rahmat dari sisi-Nya dan dapat
menyelesaikan urusan dengan cara yang benar, sebagaimana dikemukakan dalam surat
Al Kahfi (18) ayat 10 berikut ini: “(ingatlah)
tatkala Para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka
berdoa: "Wahai Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada Kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah bagi Kami petunjuk yang Lurus dalam urusan Kami (ini)."
p. Doa Setelah Selesai Shalat Tahajud , doa mohon dimasukkan dan
dikeluarkan dari segala urusan yang benar, sebagaimana dikemukakan dalam surat
Al Israa’ (17) ayat 80 berikut ini: “dan
Katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan
keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari
sisi Engkau kekuasaan yang menolong[866].”
[866]
Maksudnya: memohon kepada Allah supaya kita memasuki suatu ibadah dan selesai
daripadanya dengan niat yang baik dan penuh keikhlasan serta bersih dari ria
dan dari sesuatu yang merusakkan pahala. ayat ini juga mengisyaratkan kepada
Nabi supaya berhijrah dari Mekah ke Madinah. dan ada juga yang menafsirkan:
memohon kepada Allah s.w.t. supaya kita memasuki kubur dengan baik dan keluar
daripadanya waktu hari-hari berbangkit dengan baik pula.
q. Doa mohon diberi pasangan hidup dan anak keturuan yang
menyenangkan (penyejuk hati) dan menjadi pemimpin bagi orang-orang yang
bertaqwa, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al
Furqaan (25) ayat 74 berikut ini: “dan
orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami
isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan
Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
r. Doa mohon dilimpahkan kesabaran dan dikokohkan pendirian serta
mohon pertolongan-Nya di dalam menghadapi orang-orang kafir, sebagaimana
dikemukakan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 250 berikut ini: “tatkala Jalut dan tentaranya telah
nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan
Kami, tuangkanlah kesabaran atas diri Kami, dan kokohkanlah pendirian Kami dan
tolonglah Kami terhadap orang-orang kafir."
s. Doa mohon diampuni dosa-dosa dan tindakan-tindakan yang berlebihan
dalam segala urusan , dan mohon ditetapkan pendirian serta ditolong dalam
menghadapi orang-orang yang ingkar, sebagaimana dikemukakan dalam surat
Ali Imran (3) ayat 147 berikut ini: “tidak
ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa Kami dan
tindakan-tindakan Kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami[235] dan
tetapkanlah pendirian Kami, dan tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir".
[235]
Yaitu melampaui batas-batas hukum yang telah ditetapkan Allah s.w.t.
t. Doa mohon tidak dibebani beban yang berat yang tidak sanggup
memikulnya, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al
Baqarah (2) ayat 286 berikut ini: “Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah
Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah
Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami
apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum
yang kafir."
u. Doa mohon kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, sebagaimana
dikemukakan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 201 berikut ini: “dan
di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa
neraka"[127].
[127] Inilah doa yang sebaik-baiknya bagi
seorang Muslim.
v. Doa mohon perlindungan dari segala kejahatan makhluk dan semua
ciptaan-Nya, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al
Falaq (113) ayat 1-5 berikut ini: “Katakanlah:
"Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan
makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari
kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul[1609], dan
dari kejahatan pendengki bila ia dengki."
[1609]
Biasanya tukang-tukang sihir dalam melakukan sihirnya membikin buhul-buhul dari
tali lalu membacakan jampi-jampi dengan menghembus-hembuskan nafasnya ke buhul
tersebut.
w. Doa mohon perlindungan dari kejahatan jin dan manusia, sebagaimana
dikemukakan dalam surat An Naas (114) ayat 1-6 berikut ini: “Katakanlah: "Aku berlidung kepada
Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. raja manusia. sembahan manusia. dari
kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan)
ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”
Itulah
contoh contoh doa yang ada di dalam AlQuran dan semoga kita semua mampu berdoa
sesuai contoh dimaksud dan semoga Allah SWT mengabulkan permohonan doa yang
kita panjatkan kepada-Nya selama hayat masih di kandung badan.
G. IMANI BAHWA ALLAH SWT SAJA YANG MENURUNKAN AIR DAN
MENYUBURKAN BUMI
Air yang ada di alam semesta ini tidak mungkin ada dengan sendirinya. Air
pasti ada yang menciptakannya. Jika air ada yang menciptakan maka dapat
dipastikan yang menciptakan air, pasti memiliki Kehendak, pasti memiliki
Kemampuan dan pasti memiliki Ilmu yang sangat hebat. Sekarang lihatlah,
air yang ada di lautan, yang ada di
sungai, yang ada di danau, yang ada di gunung, yang ada di padang pasir serta
lihatlah tubuh kita sendiri yang banyak mengandung air, selanjutnya siapakah
yang mampu menciptakan air dengan segala kehebatan yang terkandung di dalamnya
serta dengan jumlah yang tidak akan mungkin manusia mampu menghitungnya?
Jika kita termasuk orang yang mempunyai hati nurani atau jika kita
termasuk orang yang telah diberi akal dan perasaan seperti yang dikemukakan
oleh Allah SWT dalam surat Az Zumar (39)
ayat 21 berikut ini: “Apakah kamu tidak
memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, Maka
diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air
itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu
melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal.” maka kita wajib
mengatakan dengan sejujurnya bahwa air pasti diciptakan bukan oleh manusia, air
pasti diciptakan bukan oleh langit dan bumi, air pasti diciptakan bukan oleh tumbuhan
dan hewan, Air pasti diciptakan bukan oleh jin/iblis/syaitan dan air pasti
diciptakan bukan oleh Malaikat. Jika apa yang kami kemukakan bukanlah pencipta air,
lalu siapakah yang menciptakan air?
Jika kita mengacu kepada surat Ibrahim (14) ayat 19 berikut ini: “Tidakkah kamu memerhatikan, bahwa
sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak (benar)? Jika
Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mendatangkan makhluk yang
baru (untuk menggantikan kamu). (surat Ibrahim (14) ayat 19).” Dan juga
mengacu kepada ketentuan surat Al Hajj (22) ayat 64) sebagaimana berikut ini: “MilikNyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Allah
benar benar Maha Kaya, Maha Terpuji. (surat Al Hajj (22) ayat 64), yang mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
ada di langit dan yang ada di bumi termasuk di dalamnya air, semuanya
diciptakan dan dimiliki oleh Allah SWT.
Selanjutnya apakah air yang diciptakan dan yang dimiliki oleh Allah SWT
itu hanya sekedar ciptaan belaka ataukah ada sesuatu yang lain di balik itu
semua? Setiap ciptaan Allah SWT, termasuk di dalamnya air, bukanlah hanya
sebatas ciptaan belaka. Namun setiap ciptaan Allah SWT juga merupakan “Tanda-Tanda
dari Kebesaran dan Kemahaan Allah SWT” serta Allah SWT tersembunyi dibalik
ciptaanNya sehingga setiap ciptaan tidak bisa melepaskan diri dari Alllah SWT, atau disetiap ciptaan yang
diciptakan oleh Allah SWT di sana ada ada Allah SWT. Semoga dengan adanya
keterangan ini mampu menghantarkan diri kita untuk mampu mengimani bahwa hanya
Allah SWT semata yang mampu menurunkan air dan juga yang menyuburkan tanah.
Sekarang mari kita perhatikan siklus air yang terdapat di muka bumi ini, dimana
air dari bawah bergerak ke atas dalam bentuk uap air karena adanya pengaruh sinar matahari dan
setelah terkumpul di atas maka air akan kembali lagi ke bawah melalui hujan.
Timbul pertanyaan, siapakah yang mampu mengatur, membuat siklus air seperti itu
atau apakah terjadinya hujan hanya akibat proses alam semata? Allah SWT selaku pencipta
dan pemilik dari langit dan bumi beserta segala isinya, maka Allah SWT pasti
berkuasa terhadap air yang diciptakannya. Adanya kondisi ini berarti jika air
yang ada di bawah bergerak ke atas lalu kembali ke bawah menjadi hujan
merupakan kehendak Allah SWT yang berlaku bagi air. Selanjutnya jika kita hanya
memandang terjadinya hujan akibat proses alam semata, secara kasat mata memang seperti itulah keadaanya. Akan tetapi
jika kita masih mempunyai akal dan perasasan yang masih sehat maka sebenarnya Allah SWT lah yang mengatur
dan yang membuat pergerakan air yang ada di bawah naik ke atas kembali lagi ke
bawah menjadi hujan.
Allah SWT menciptakan hujan dengan haq dalam kerangka menyuburkan
tanah-tanah, men-sirkulasi kelebihan air dari suatu tempat ke tempat lainnya
serta dalam kerangka menambah jumlah air yang ada di muka bumi yang sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sehingga dengan proses itulah akan terjadi
pemerataan kesuburan tanah di muka bumi. Suburnya tanah di muka akan memberikan
banyak manfaat bagi manusia atau akan memudahkan manusia menjadi abd’ (hamba)
yang juga adalah khalifah di muka bumi. Sekarang bagaimana jika seandainya Allah
SWT tidak menciptakan air atau Allah SWT tidak mempunyai ketentuan yang
mengatur tentang siklus air menjadi hujan? Jika ini yang terjadi tidak akan ada
kehidupan di muka bumi serta terjadilah apa yang dinamakan dengan
terkonsentrasinya air pada daerah tertentu saja, atau pemerataan air tidak
terjadi di muka bumi ini.
Allah SWT melalui hadits qudsi berikut ini: “Ibn Mas'ud ra, berkata: Nabi SAW bersabda; Allah ta'ala berfirman:"Sesungguhnya barangsiapa berkata: Hujan telah turun kepada kami karena bintang anu atau bintang anu, maka ia telah kufur kepada-Ku dan beriman kepada bintang itu dan barangsiapa berkata: Allah telah menurunkan hujan kepada kami, maka ia telah beriman kepada-Ku dan kufur kepada bintang itu". (Hadits Qudsi Riwayat Atthabarani, 272:33).” Telah memberikan peringatan kepada seluruh umat-Nya mengenai terjadinya hujan. Hujan dalam Kehendak, Kemampuan dan Ilmu Allah SWT bukan merupakan hasil dari suatu proses alam. Hujan merupakan bagian dari Kehendak, Kemampuan dan Ilmu Allah SWT untuk kepentingan makhluk-Nya yang ada di muka bumi. Apabila kita sebagai umat-Nya sampai salah di dalam menyikapi terjadinya hujan, Allah SWT akan memberikan sanksi kepada kita yang berani mengatakan bahwa hujan karena proses alam semata, atau karena adanya bintang anu dan bintang anu, sebagai manusia kufur. Allah SWT memberikan predikat seperti ini dikarenakan umatnya telah menyepelekan Allah SWT, seolah-olah Allah SWT tidak ada, seolah-olah Allah SWT bukanlah Pencipta dan Pemilik dari air, sehingga kita menganggap proses alamlah yang lebih tinggi dari pada Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar