B.
ALQURAN DITINJAU DARI
JUMLAH PENGULANGAN KATA.
Selain angka 19 yang
memiliki 10 makna sebagaiman telah kami kemukakan di atas, masih ada ilmu
matematika di dalam AlQuran terutama dalam jumlah pengulangan kata dalam AlQuran
yang tidak akan mungkin kita dapatkan melalui aktifitas membaca semata,
melainkan harus mempergunakan ilmu lainnya dalam hal ini ilmu matematika dan
juga ilmu statistik. Mari kita simak satu persatu hal berikut ini yang
menunjukkan AlQuran berasal dari Allah SWT semata, yaitu:
1. Hari (yawm)" diulang 365 kali dalam bentuk tunggal,
sementara dalam bentuk jamak dan rangkap dua "Hari (ayyam dan
yawmayn)" secara bersamaan diulang 30 kali. Jumlah pengulangan kata
"bulan" (shahar) adalah 12 kali.
2. Jumlah pengulangan kata “tumbuhan” 26 kali. Jumlah
pengulangan kata “pohon” 26 kali.
3. Kata "bayaran atau pahala" diulang 117 kali,
sementara ungkapan "maaf" (mughfirah), yang merupakan salah satu
pesan moral utama Quran diulang sebanyak dua kalinya yakni 234.
4. Kata (iman) (tanpa genitif) diulang sebanyak 25 kali
seperti halnya kata “kafir”(kufr).
5. Ketika kami menghitung kata "Kata" kami
menemukannya muncul 332 kali. Kami menemui jumlah yang sama ketika kami
menghitung frasa "Mereka berkata"
6. Kata “dunia”(dunya) dan "akhirat"(akhira)
diulang dalam jumlah yang sama: 115
7. Kata “setan”(shaitan) terdapat dalam Quran sebanyak 88,
sama halnya dengan kata "malaikat"(malaikat).
8. Kata "zakah" diulang dalam Quran 32 kali
dan pengulangan kata berkat (barakah) juga diulang sebanyak 32 kali.
9.
Kata "syurga" dan "neraka"
masing-masing diulang 77 kali.
10.
Ungkapan "berbudi" (al-abraar) diulang sebanyak
6 kali tetapi kata "jahat" (al-fujjaar)diulang sebanyak setengahnya
yakni 3 kali.
11.
Banyaknya kata "Hawa panas" dan"Hawa
dingin" diulang sama 5 kali.
12.
Kata "minuman keras" (khamr) dan
"mabuk" (saqara) dalam Quran diulang sebanyak 6 kali.
13.
Kata "akal" dan "cahaya" sama: 49.
14.
Kata "lidah" dan "nasehat" dua-duanya
diulang 25 kali.
15.
Kata "manfaat" dan "rusak" dua-duanya
muncul 50 kali.
16.
Kata "Pahala" (ajr) dan"aksi" (fail)
dua-duanya diulang 107 kali.
17.
Kata "Cinta" (al-mahabbah) dan
"Ketaatan" (al-ta'ah) Juga muncul dalam jumlah yang sama: 83
18.
Kata "tempat berlindung" (maseer) dan
"selamanya" (abadan) sama-sama muncul 28 kali.
19.
Kata "musibah" (al-musibah) dan "terima
kasih" (al-shukr) muncul dalam Quran dengan jumlah yang sama: 75.
20.
Kata "Matahari" (shams) dan "cahaya"
(nur) dua-duanya muncul 33 kali dalam Qur'an. {Dalam penghitungan kata
"cahaya" hanya bentuk simpelnya yang dimasukkan.}
21.
Jumlah kata "pedoman yang benar" (al-huda) dan
"kasih" (al-rahma) sama: 79
22.
Kata "susah" dan"damai" dua-duanya
diulang 13 kali dalam Qur'an.
23.
Kata "laki" dan "perempuan" juga
setara: 23 kali. Jumlah pengulangan kata "laki" dan
"perempuan" yang diulang dalam Quran sebanyak 23 kali, sama
jumlahnya dengan kromosom dari sel sperma dan sel telur dalam pembentukan
embrio manusia. Total jumlah kromosom manusia adalah 46, dimana setiap 23nya
berasal dari ibu dan ayah.
24.
Kata "Khianat" (khiyanah) diulang 16 kali,
sementara kata "curang" (khabith) juga 16 kali.
25.
Ungkapan mengenai hal yang menyangkut "Kehidupan
manusia" digunakan 65 kali, yang mana merupakan jumlah keseluruhan tahapan
kehidupan rata-rata manusia normal yang terdiri dari Tanah (turab) : 17
kali; Tetesan Sperma (nutfah) : 12 kali; Embrio ('alaq): 6 kali; Gumpalan
daging setengah terbentuk(mudghah): 3 kali; Tulang('idham): 15 kali; Daging (lahm):
12 kali; Total : 65 kali
26.
Kata "shalawat" muncul lima kali dalam AlQuran,
dan Allah memerintahkan umat manusia untuk ibadah shalat lima waktu.
27.
Kata "Daratan" muncul 13 kali dalam Qur'an dan
kata"Lautan" 32 kali. Total keseluruhan adalah 45. Jika kita membuat
persentase kata “daratan” & “lautan”, Kita akan mendapatkan hitungan : kata
“daratan” : 28.888888888889% sedangkan
kata ”lautan” : 71.111111111111%. Luar biasanya, jumlah tersebut
menunjukkan perbandingan yang tepat antara daratan dan lautan di bumi saat ini.
Itulah 27 (dua puluh
tujuh) buah bentuk pengulangan yang terdapat di dalam AlQuran yang dapat kami
kemukakan, dan mungkin masih banyak lagi. Adanya 27 (dua puluh tujuh) bentuk
pengulangan menunjukkan AlQuran disusun oleh Allah SWT secara sempurna dan yang
menunjukkan pula bahwa kemukjizatan AlQuran benar adanya.
Sekarang kami ingin
mengajak jamaah sekalian untuk belajar tentang konsep matematika sebagai
pelajaran untuk kehidupan ini, yang kesemuanya sangat berkesuaian dengan ajaran
Islam, yaitu:
1. Mengapa plus dikalikan dengan plus hasilnya plus?
2. Mengapa minus dikalikan dengan plus atau sebaliknya hasilnya minus?
3. Mengapa minus dikalikan dengan minus hasilnya plus?
Untuk menjawab
pertanyaan di atas sehingga menjadi pelajaran untuk kehidupan. Untuk itu kami mengambil asumsi sebagai berikut: “Plus
adalah benar” sedangkan “minus adalah salah” lalu berdasarkan asumsi ini maka kita akan
dapatkan hikmah sebagai berikut: (a) Mengatakan sesuatu yang benar terhadap sesuatu hal yang benar adalah
suatu tindakan yang benar; (b) Mengatakan
sesuatu yang benar terhadap sesuatu yang salah, atau sebaliknya mengatakan
sesuatu yang salah terhadap sesuatu yang benar adalah suatu tindakan yang
salah; (c) Mengatakan sesuatu yang
salah terhadap sesuatu yang salah adalah suatu tindakan yang benar. Pelajaran matematika diatas
ternyata sarat makna dalam kehidupan. Kebenarannya adalah pasti (exact) yang
bisa kita ambil sebagai pelajaran hidup dan kehidupan.
Sekarang bagaimana
dengan matematika pembagian? Matematika pembagian dapat kami kemukakan sebagai
berikut: 1 : 1 =1 ; 1 : 2 =1/2 ; 1 : 10 = 1/10 ; 1 : 100 = 1/100, sedangkan 1:
0 hasilnya tidak terhingga. Lalu apa maknanya dari rumus matematika pembagian
sebagaiman kami kemukakan di atas ini? Adapun maknanya adalah jika diri kita
melakukan perbuatan baik kemudian kita mengharap balasan dari perbuatan itu,
maka semakin kita banyak berharap hasilnya akan semakin kecil (1/100 dan
seterusnya). Akan tetapi ketika kita melakukan kebaikan dengan ikhlas tanpa
mengharapkan sesuatu imbalan apapun atas perbuatan yang kita lakukan atau 1 : 0
maka hasilnya akan tak terhingga. Dan akhirnya rumus kehidupan di bawah ini
berlaku kepada diri kita, yaitu:
1. Ketika engkau menginginkan kebaikan untuk orang lain,
maka kebaikan itu akan datang kepadamu dari arah yang tidak engkau duga-duga.
2. Disaat kita hidup untuk membuat orang lain bahagia. Maka
Allah menjadikan orang lain membahagiakan kita.
3. Maka carilah selalu celah untuk memberi, bukan untuk
meminta. Dan setiap kali engkau memberi di saat itulah engkau diberi (oleh
Allah) tanpa engkau meminta kepadaNya. Sehingga bukan lagi “Take
and Give”, tetapi belajarlah untuk “Just Give Only”.
Sebagai abd’
(hamba)-Nya yang juga adalah khalifah-Nya yang sedang menjalankan tugas di muka
bumi dan yang juga telah memperoleh AlQuran
dari Allah SWT, apakah kita akan menyianyiakan dengan begitu saja cahaya,
petunjuk, hikmah, pengajaran, karunia yang besar yang berasal dari Allah SWT yang terdapat di dalam AlQuran yang kesemuanya untuk kebaikan
manusia! Sedangkan Allah SWT dengan tegas telah mengemukakan bahwa: “Maka
Apakah mereka tidak memperhatikan AlQuran? kalau kiranya AlQuran itu bukan dari
sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (surat
An Nisaa (4) ayat 82).” Jika
kita tidak mampu melaksanakan apa apa yang dikehendaki oleh Allah SWT atas
diturunkannya AlQuran kepada diri kita maka sia-sialah AlQuran diturunkan oleh
Allah SWT lalu bersiaplah menghadapi ahwa (hawa nafsu) dan syaitan seorang diri
kita karena kita tidak memiliki cara yang ampuh untuk menghadapi itu semua.
Sekarang, dalam posisi yang manakah diri kita memahami arti dan
makna yang terkandung dalam AlQuran?
Untuk itu jangan sampai diri kita hanya mampu membaca AlQuran sebatas tahu apa
yang tertera di dalam AlQuran namun kita tahu dan tidak mengerti maksud dan
tujuan dari diturunkannya AlQuran kepada umat manusia (hanya tahu yang tersurat
saja, tanpa tahu apa yang tersirat dan yang tersembunyi) sehingga kita akhirnya
hanya bisa menghapal AlQuran tanpa makna. Kemudian jangan pula setelah kita
mampu membaca AlQuran akan tetapi kita tidak pernah paham isi dan kandungan
AlQuran sehingga kita tidak pernah mendapatkan cahaya, petunjuk, hikmah,
pelajaran apapun dari AlQuran. Jika ini yang terjadi pada diri kita maka
sia-sialah hidup yang sedang kita laksanakan sebab hal itu belum sesuai dengan kehendak
Allah SWT.
Dan harapan kami, jangan pernah jadikan AlQuran sebagai buku bacaan
semata. Jangan pernah menjadikan AlQuran sebatas pajangan lemari perpustakaan
buku saja sehingga kita malas membacanya, atau bahkan tidak mampu membacanya
sehingga apa-apa yang terdapat di dalam AlQuran terpendam selamanya sampai kita
meninggal dunia. Jangan pernah memisahkan
ayat-ayat kauliyah dengan ayat-ayat kauniyah. Dan jangan pernah pula setelah
belajar AlQuran lalu kita malas untuk mengajarkannya kepada sesama umat
manusia. Dan jangan pula kita menghapalkan AlQuran tanpa makna. Semoga hal
ini tidak pernah menimpa diri kita dan juga pada anak keturunan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar