4. Ilmu Kesehatan
Makanan (Nutrisi). Air
susu yang pertama kali diterima seorang bayi, selama dua hari pertama setelah kelahirannya, mengantung protein khusus dengan
kadar tinggi. Protein ini dapat melawan pertumbuhan kuman kuman yang
mendatangkan penyakit. Protein ini disebut juga dengan anti bodi, sebagaimana
firmanNya berikut ini: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya
selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan
kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma’ruf.
Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah
seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena
anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih
(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak
ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain,
Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang
patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat
apa yang kamu kerjakan. (surat Al Baqarah (2) ayat 233).”
Selain dari pada itu,
Allah SWT juga telah menunjukkan kepada diri kita tentang aturan makan dan
minum, yaitu yang terdapat dalam surat Al A’raf (7) ayat 31 berikut ini: “Hai
anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) masjid[534],
Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[535]. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (surat Al A’raf (7) ayat 31)
[534] Maksudnya: tiap-tiap akan mengerjakan sembahyang
atau thawaf keliling ka’bah atau ibadat-ibadat yang lain.
[535] Maksudnya: janganlah melampaui batas yang
dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang
dihalalkan.
Berdasarkan teori
ilmiah, kita tidak membutuhkan kuantitas (jumlah) makanan yang kita makan.
Tetapi kita membutuhkan makanan yang seimbang dan beraneka ragam. Pola makan
yang sehat tidak hanya bergantung pada satu macam makanan tertentu ataupun
jumlah terbatas darinya.Namun sangat tergantung pada adanya keseimbangan pada
makanan yang masuk ke rongga manusia.
5. Ilmu Kedokteran
Preventif. Adanya
pelarangan atau pengharaman daging babi karena daging babi ialah biang kerok
terserangnya manusia oleh berbagai penyakit seperti penyakit sebangsa cacing,
cacing pita, peradangan lapisan otak, disentri babi, influensa babi, racun
makanan babi, ular perut babi, cacing lambung bernanah, cacing paru babi,
disentri amuba babi, sebagaimana dikemukakan dalam firmanNya berikut ini:“diharamkan
bagimu (memakan) bangkai, darah[394], daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh,
yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya[395], dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan
(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah[396], (mengundi nasib dengan
anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini[397] orang-orang kafir telah
putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam
itu Jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa[398] karena kelaparan tanpa
sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(surat Al Maaidah (5) ayat 3)
[394] Ialah: darah yang keluar dari tubuh, sebagaimana
tersebut dalam surat Al An-aam ayat 145.
[395] Maksudnya Ialah: binatang yang tercekik, yang
dipukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas adalah halal
kalau sempat disembelih sebelum mati.
[396] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai
bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk
menentukan Apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya
Ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis
masing-masing Yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga
tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam
Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru
kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah mereka
akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah
yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya,
Maka undian diulang sekali lagi.
[397] Yang dimaksud dengan hari Ialah: masa, Yaitu: masa
haji wada', haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi Muhammad s.a.w.
[398] Maksudnya: dibolehkan memakan makanan yang
diharamkan oleh ayat ini jika terpaksa.
Secara ilmiah telah
terbukti bahwa tubuh bangkai di dalam terdapat darah beku dengan segala ekses
negatifnya dan racunnya. Karena semua bangkai berubah menjadi sarang rusak bagi
penyakit dan berkumpulnya virus atau mikroba jahat yang karena inilah kita dilarang makan
bangkai, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 173 berikut
ini: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging
babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah[108].
tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
[108] Haram juga
menurut ayat ini daging yang berasal dari sembelihan yang menyebut nama Allah
tetapi disebut pula nama selain Allah.
6. Ilmu Pengobatan Jiwa
(Psikoterapi). Para
dokter jiwa sepakat bahwa gejala stress (at tawattur al ashaby) itu bisa hilang
dengan cara curhat (curahan hati) kepada teman atau orang terdekat. Kalau tidak
ada orang yang dijadikan tempat untuk itu, maka setidaknya cukuplah Allah SWT
sebagai tambatan (pengaduan) dan penolong, sebagaimana firman-Nya berikut ini:“Jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (surat Al Baqarah (2) ayat 45).” Ilmu
modern telah menetapkan bahwa kesuksesan (hidup) di dunia merupakan buah hasil
bagi ketenangan jiwa. Hal ini menjadi obsesi kebanyakan orang sakit saat ini
yang sedang tertimpa kerusakan. Sedangkan kegelisahan jiwa (hati) adalah
sebagai pertanda dan preseden buruk untuk masa sekarang.
Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan Allah SWT dalam firmanNya: “(yaitu) orang-orang yang beriman
dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (surat Ar Ra’d (13) ayat 28).” serta
berdasarkan firmanNya melalui surat Al Jumuah (62) ayat 10 berikut ini: “apabila
telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (surat Al
Jumuah (62) ayat 10)
Para pakar sosiologi
menyatakan bahwa dasar kesehatan hubungan dan keterpaduan antar individu dalam
masyarakat adalah partisipasi manusia di dalam kegiatan sosial dan menganggap
itu akan memberi manfaat bagi masyarakat. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam
surat Al Baqarah (2) ayat 208 berikut ini:
“dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah
tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang)
itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” Dan juga dikemukakan
dalam surat Al Baqarah (2) ayat 271 berikut ini: “jika kamu Menampakkan sedekah(mu)[172],
Maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya[173] dan kamu
berikan kepada orang-orang fakir, Maka Menyembunyikan itu lebih baik bagimu.
dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (surat Al Baqarah (2) ayat 271)
[172] Menampakkan sedekah dengan tujuan
supaya dicontoh orang lain.
[173] Menyembunyikan sedekah itu lebih baik
dari menampakkannya, karena Menampakkan itu dapat menimbulkan riya pada diri si
pemberi dan dapat pula menyakitkan hati orang yang diberi.
Seperti yang kita
ketahui bersama bahwa kimia adalah central of science, dan dunia teknik
kimia adalah dunia di mana central of science tersebut dapat
teraplikasikan dalam skala besar untuk kesejahteraan umat di dunia. Dunia
teknik kimia menjadi sebuah dunia yang mempunyai peran vital bagi kehidupan
umat manusia di muka bumi. Dan hampir seluruh produk yang kita gunakan
merupakan produk hasil rekayasa teknik kimia baik secara sederhana maupun
secara kompleks. Misalnya kain yang kita gunakan adalah hasil polimerisasi baik
secara alami maupun secara sintetis dari monomer-monomer senyawa kimia
tertentu. Demikian pula dengan gelas yang kita pakai adalah salah satu contoh
produk.
Dan yang sangat
sering kita dengar akhir-akhir ini yaitu tentang salah satu sumber energi
alternatif yang disebut biodiesel. Bahkan bahan bakar sebelum biodiesel yang
sering kita pakai juga seperti minyak tanah, bensin, gas, dan lainnya
merupakan hasil pengolahan bahan berbasis ilmu kimia tentunya dalam skala
besar. Beberapa ayat yang menyatakan proses teknik kimia misalnya dalam
pengolahan besi dan pakaian yang terjemahnya berikut ini: “Berilah Aku potongan-potongan besi”. hingga apabila besi itu Telah
sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: “Tiuplah
(api itu)”. hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun
berkata: “Berilah Aku tembaga (yang mendidih) agar Aku kutuangkan ke atas besi
panas itu. (surat Al Kahfi (18) ayat 96).” dan juga dikemukakan pula dalam firman-Nya sebagaimana berikut ini: “Sesungguhnya
kami Telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan
Telah kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya
manusia dapat melaksanakan keadilan. dan kami ciptakan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka
mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong
(agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. Al Hadiid ayat 25)
Ayat-ayat AlQuran di
atas menyatakan betapa Allah mengatur hal-hal sedemikian rupa sampai besi pun
Allah tundukkan untuk kepentingan umat manusia. Proses pengolahan besi itu
dibahas cukup detil dalam teknik kimia, misalnya bagaimana besi diperoleh dari
batuan dan bijihnya sampai dapat digunakan untuk reaktor-reaktor skala besar
dalam produksi senyawa-senyawa kimia lain yang dibutuhkan. Selain itu Allah SWT juga berfirman melalui surat Sabaa (34) ayat 10 berikut ini: “Dan
Sesungguhnya Telah kami berikan kepada Daud kurnia dari kami. (Kami berfirman):
“Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama
Daud”, dan kami Telah melunakkan besi untuknya.” Selanjutnya Allah
SWT juga berfirman: “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang Telah dia
ciptakan, dan dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan
dia jadikan bagimu Pakaian yang memeliharamu dari panas dan Pakaian (baju besi)
yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan
nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya). (surat An Nahl (16)
ayat 81)
Adapula ayat yang
menceritakan kemahatahuan Allah SWT bahkan terhadap sebuah atom sekalipun.
Sebagaimana firmanNya berikut ini: “Kamu tidak berada
dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari AlQuran dan kamu tidak
mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu
melakukannya. tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah
(atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula)
yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam Kitab yang nyata
(Lauh mahfuzh). (surat Yunus (10) ayat 61)’.
Selama ini, yang
menguasai ilmu-ilmu vital seperti ini kebanyakan adalah orang-orang yang
berasal dari golongan non-muslim bahkan yang memusuhi Islam dan menjadikan
keilmuannya sebagai senjata untuk menghancurkan Islam secara langsung maupun
tidak langsung. Sehingga menjadi wajib bagi sebagian umat muslim menguasai dan
berhasil memaksimalkan kemampuan teknik kimia untuk kemaslahatan umat dalam
rangka mencapai Islam sebagai rahmatan lil’alamin. Karena pada dasarnya
ilmu-ilmu teknik kimia tersirat juga dalam AlQuran, petunjuk yang Allah berikan
untuk kita.
Bahwa Allah sudah
mengatur semuanya dalam AlQuran memang dapat dirasakan sendiri. Petunjuk
Allah kepada seluruh umat manusia memang bisa kita temukan asalkan kita mau
menggali, memahami AlQuran serta mau mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Manusia terbaik adalah manusia yang paling berguna untuk orang
lain, dan salah satu amalan yang tidak akan pernah hilang meskipun kita sudah
berada dalam kubur adalah ilmu yang bermanfaat. Dan teknik kimia adalah salah satu
pilihan tepat bagi umat Muslim yang ingin bermanfaat bagi orang lain dan
mendapat keberkahan ilmu atas kemanfaatan yang dirasakan oleh umat manusia.
Sebagai abd’
(hamba)-Nya dan yang juga khalifah-Nya di muka bumi yang telah diberikan akal,
pikiran, ilmu dan kemampuan yang lebih, maka kita harus bisa menjadikan ayat
ayat Kauniyah sebagai pelajaran dan juga mendorong kita untuk selalu belajar
dan belajar dari waktu ke waktu yang pada akhirnya menjadikan keimanan diri
kita berkualitas dari waktu ke waktu pula. Selain itu, saat diri kita
menjalankan tugas sebagai abd’ (hamba)-Nya dan juga khalifah-Nya di muka bumi,
maka kita tidak bisa dipisahkan dengan apa apa yang telah diciptakan oleh Allah
SWT seperti matahari, bulan, bintang, gunung, pohon, binatang, air, udara dan
lain sebagainya.
Lalu tahukah kita
bahwa berdasarkan ketentuan surat Al Hajj (22) ayat 18 sebagaimana berikut ini:
“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah
bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung,
pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada
manusia? dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. dan
Barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang memuliakannya.
Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” Dan juga berdasarkan surat Al Hadiid (57)
ayat 1 sebagaimana berikut ini: “semua yang berada di langit
dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah).
dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Berdasarkan ayat di atas ini kesemuanya bersujud, bertasbih, patuh dan taat
kepada Allah SWT yang caranya tidak kita ketahui, sebagaimana dikemukakan oleh
Allah SWT dalam surat Al Israa (17) ayat 44 berikut ini: “langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada
Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu
sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun
lagi Maha Pengampun.”
Sekarang jika kita
merasa abd’ (hamba)-Nya yang juga adalah khalifah-Nya di muka bumi, sudahkah
diri kita bersujud, bertasbih, patuh dan taat kepada Allah SWT seperti makhluk
Allah SWT yang lainnya saat melaksanakan tugas di muka bumi ini? Jika belum
berarti kedudukan diri kita lebih rendah dibandingkan dengan kedudukan
matahari, bulan, bintang, gunung, pohon, binatang, air, udara dan lain
sebagainya karena ia mampu bersujud, bertasbih, patuh dan taat kepada Allah SWT
tidak seperti diri kita. Segera perbaiki diri dengan melakukan taubatan nasuha
sebelum semuanya terlambat, sebelum Ruh tiba dikerongkongan. Manfaatkan
kesempatan waktu yang tersisa saat ini juga.
Sebagai penutup akan
kami kemukakan beberapa manfaat yang dapat kita peroleh jika kita mempelajari
ayat-ayat Kauniyah. Manfaat dan hikmah dari ayat-ayat kauniyah yang kita
pelajari akan menunjukkan betapa luasnya rahmat Allah SWT, betapa hebatnya
kasih dan sayang Allah SWT, betapa Allah SWT sayang kepada diri kita. Dan
inilah manfaat yang dapat kita jadikan pedoman dalam hidup dan kehidupan melalui
ayat- ayat Kauniyah, yaitu:
1. Merasakan kebesaran Allah SWT akan menunjukkan betapa
lemah dan kecilnya diri kita. Pengagungan akan kebesaran Allah SWT akan
melahirkan kecintaan, rasa takut untuk mendurhakai-Nya, juga berharap hanya
kepada Allah SWT. Sedangkan menyadari kelemahan diri akan membuat diri kita
selalu merendahkan diri dihadapan Allah SWT, mengembalikan urusan kepada Allah,
bertawakkal hanya kepada-Nya dan menjauhkan diri dari sifat congkak dan
sombong.
2. Setiap makhluk yang berada di muka bumi ini menjadi
sumber inspirasi bagi manusia untuk mendapatkan maslahat duniawi dan ukhrawi.
Bukankah terciptanya pesawat dan helikopter itu karena inspirasi dari burung
dan capung? Manusia juga bisa mendapat pelajaran dari mujahadahnya semut,
tawakalnya seekor burung dan masih banyak lagi. Setiap makhluk menjadi sumber
inspirasi, sebagaimana firmanNya berikut ini: “(yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (surat Ali Imran (3)
ayat 191)
3. Mendorong manusia untuk bersyukur. Karena tidak satupun
makhluk yang diciptakan oleh Allah melainkan faedah bagi manusia. Satu contoh
andai saja manusia harus membayar pajak untuk penerangan matahari, berapa biaya
harus dikeluarkan oleh manusia atau andaikan manusia harus membayar oksigen
yang kita hirup, sanggupkah kita membayarnya? Kenyataan ini melahirkan rasa
syukur dan pengakuan kepada Allah SWT yang pada akhirnya harus melahirkan
keimanan kepada Allah SWT.
4. Allah SWT melalui ciptaan yang telah diciptakan Nya,
Allah SWT berkehendak untuk menunjukkan
kepada diri kita bahwa apa apa yang telah diciptakan oleh Allah SWT hanyalah
tanda tanda dari keberadaan Nya dan itu bukanlah sesuatu yang hebat. Akan
tetapi yang hebat dari semua adalah Allah SWT itu sendiri sepanjang kita mau
berfikir.
5.
Adanya ayat ayat Kauniyah menunjukkan Allah SWT bukanlah
sesuatu yang ghaib, akan tetapi menunjukkan bahwa Allah SWT benar benar ada.
Sekarang, jika sudah ada tanda tanda adanya Allah SWT melalui ayat ayat
Kauniyah yang ditunjukkannya kepada diri kita maka mustahil di akal jika Allah
SWT tidak ada dan menunjukkan pula Allah SWT selalu ada bersama tanda tandaNya
selamanya.
Hal yang paling utama yang harus kita jadikan
pedoman adalah segala sesuatu yang ada langit dan di muka bumi ini hanyalah
tanda tanda dari kemahaan dan kebesaran Allah SWT semata. Selanjutnya kita
diperintahkan oleh Allah SWT untuk berfikir bahwa tanda tanda Allah SWT
bukanlah apa apa jika dibandingkan dengan Allah SWT itu sendiri sehingga kita
harus bisa melihat, bisa merasakan, bisa mengambil sikap, bisa menyatakan
dengan keimanan bahwa yang hebat dan maha itu adalah Allah SWT karena Allah SWT
lah yang menciptakan itu semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar