Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Selasa, 23 April 2024

PUPUK KEIMANAN KEPADA ALLAH SWT (PART 3 of 4)

 

2.   Dalam Hal  Apa  Kita  Harus  Sabar. Sabar  berdasarkan  definisi  umum diartikan sebagai suatu sikap menahan emosi dari keinginan, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Sabar merupakan kemampuan untuk mengendalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang yang memilikinya. Semakin tinggi kesabaran seseorang maka semakin kokoh ia dalam menghadapi segala macam masalah yang terjadi dalam kehidupan. Sabar juga sering dikatakan sebagai tingkah laku positif yang ditonjolkan oleh seseorang. Lalu dalam hal apakah kita harus sabar atau memiliki kesabaran?

 

a.   Sikap  sabar  harus  kita lakukan saat diri kita mencari keridhaan Allah SWT, saat mendirikan shalat (saat melaksanakan perintah Allah SWT), saat menafkahkan sebahagian rezeki di jalan Allah SWT seperti infaq, sedekah (atau saat membuat karya nyata untuk merealisasikan visi akhirat) serta saat menolak kejahatan dengan kebaikan. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Ar Rad (13) ayat 22 berikut ini: “dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik).” Sedangkan berdasarkan surat Luqman (31) ayat 17 berikut ini: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” Kita diwajibkan untuk bersabar saat mendirikan shalat, saat menyuruh mengerjakan yang baik, saat mencegah perbuatan mungkar serta saat diri kita tertimpa musibah atau bencana.


 b.   Kesabaran sangat dibutuhkan saat diri kita mengalami cobaan atau ujian dari Allah SWT berupa sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan (makanan dan minuman). Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 155, 156, 157 berikut ini: “dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[101]. mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (surat Al Baqarah (2) ayat 155,156,157)

 

[101] Artinya: Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali. kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.

 

c.  Kita diperintahkan  untuk  bersikap sabar saat ditimpa musibah atau penyakit atau problem keluarga, seperti yang dialami oleh Nabi Ayyub as,. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Shaad (38) ayat 44 berikut ini: “dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), Maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati Dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah Sebaik-baik hamba. Sesungguhnya Dia Amat taat (kepada Tuhan-nya)[1303].”

 

[1303] Nabi Ayyub a.s. menderita penyakit kulit beberapa waktu lamanya dan Dia memohon pertolongan kepada Allah s.w.t. Allah kemudian memperkenankan doanya dan memerintahkan agar Dia menghentakkan kakinya ke bumi. Ayyub mentaati perintah itu Maka keluarlah air dari bekas kakinya atas petunjuk Allah, Ayyub pun mandi dan minum dari air itu, sehingga sembuhlah Dia dari penyakitnya dan Dia dapat berkumpul kembali dengan keluarganya. Maka mereka kemudia berkembang biak sampai jumlah mereka dua kali lipat dari jumlah sebelumnya. pada suatu ketika Ayyub teringat akan sumpahnya, bahwa Dia akan memukul isterinya bilamana sakitnya sembuh disebabkan isterinya pernah lalai mengurusinya sewaktu Dia masih sakit. akan tetapi timbul dalam hatinya rasa hiba dan sayang kepada isterinya sehingga Dia tidak dapat memenuhi sumpahnya. oleh sebab itu turunlah perintah Allah seperti yang tercantum dalam ayat 44 di atas, agar Dia dapat memenuhi sumpahnya dengan tidak menyakiti isterinya Yaitu memukulnya dengan dengan seikat rumput.

 

d.  Kita wajib memiliki sifat sabar saat diri kita memohon pertolongan, memohon ampunan, memohon perlindungan kepada Allah SWT. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al A’raaf (7) ayat 128 berikut ini: “Musa berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”.

 

e.   Sifat sabar sangat diperlukan saat diri kita melakukan dakwah atau saat menyampaikan risalah Allah SWT kepada pihak ke tiga dengan berlaku sabar atas apa yang mereka katakan, termasuk di dalamnya saat diri kita belajar untuk meningkatkan kemampuan diri kita,atau untuk menjadikan diri kita menjadi lebih baik melalui proses belajar. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Shaad (38) ayat 17 berikut ini: “bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; Sesungguhnya Dia Amat taat (kepada Tuhan).”

 

f.   Kesabaran harus kita miliki saat diri kita melaksanakan urusan rumah tangga yang serba kekurangan atau saat mengalami cobaan hidup, termasuk di dalamnya persoalan pekerjaan, persoalan rumah tangga, persoalan anak dan lain sebagainya. Sebagaimana dikemukakan dalam surat An Nisaa’ (4) ayat 25 berikut ini: “dan Barangsiapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain[285], karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka, dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang merekapun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka melakukan perbuatan yang keji (zina), Maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-orang yang takut kepada kemasyakatan menjaga diri (dari perbuatan zina) di antara kamu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (surat An Nisaa’ (4) ayat 25)

 

[285] Maksudnya: orang merdeka dan budak yang dikawininya itu adalah sama-sama keturunan Adam dan hawa dan sama-sama beriman.

 

g.  Kesabaran sangat dibutuhkan saat diri kita menghadapi (memerangi) musuh, dalam hal ini syaitanyang tidak pernah menyerah untuk menggoda, mengganggu atau mengalihkan perhatian kita. Untuk itu kita diperkenankan oleh Allah SWT untuk memperbanyak dzikir dan doa untuk menghadapinya. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Anfaal (8) ayat 45, 46 berikut ini: “Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

 

Itulah 7 (tujuh) kondisi dasar (keadaan) yang harus dihadapi dengan sabar (memerlukan kesabaran) untuk menghadapinya, jika tidak bisa merusak hidup dan kehidupan yang kita jalani saat ini.

 

3.  Untuk Apa Sifat Sabar Bagi Diri Kita. Sekarang mari kita bahas tentang untuk apa kita harus bersabar saat hidup di muka bumi. Jika kita mengacu bahwa sifat sabar sudah menjadi sifat ruh diri kita berarti sifat sabar harus menjadi perilaku diri kita. Dan ini berarti ada sesuatu yang luar biasa jika kita mampu sabar. Lalu untuk apakah sifat sabar itu? Berikut ini akan kami kemukakan beberapa tujuan utama dari kita bersabar, yaitu:

 

a.    Salah satu tujuan dari kita mampu sabar yaitu agar kita menjadi ahli ahli syurga yang bermartabat tinggi serta disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat saat memasuki syurga. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Furqaan (25) ayat 75 dan 76 berikut ini: “mereka Itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang Tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan Ucapan selamat di dalamnya, mereka kekal di dalamnya. syurga itu Sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.”   

 

b.  Tujuan lain dari sabar adalah akan diberikan oleh Allah SWT kebaikan hidup di dunia atau Allah SWT akan memberikan tempat, kedudukan, posisi tang bagus kepada orang yang mampu bersabar dan bertawakkal hanya kepada Allah SWT semata. Sebagaimana dikemukakan dalam surat An Nahl (16) ayat 41 dan 42 berikut ini: “dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. dan Sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.”

 

c.  Sabar yang diikuti dengan shalat yang dilandasi keimanan akan dapat menghantarkan diri kita ditolong oleh Allah SWT. Hal ini dipertegas dengan pernyataan Allah SWT beserta atau bersama dengan orang orang yang sabar. Ingat, sabar dan shalat, bukan shalat tetapi tidak sabar atau sabar tetapi tidak shalat. Sebagaimana dikemukakan dalam  surat Al Baqarah (2) ayat 45 dan ayat 153 yang kami kemukakan di bawah ini, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (surat Al Baqarah (2) ayat 45); Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (surat Al Baqarah (2) ayat 153).”

 

d.   Tujuan lain dari kita mampu bersabar yang diiringi dengan ketakwaan, untuk menolak tipu daya yang ditujukan kepada diri kita sehingga kita terhindar dari kemudharatan yang bersumber dari tipu daya tersebut. Ingat, gangguan yang kita hadapi tidak hanya dari manusia semata, namun juga ada yang berasal dari jin serta manusia yang sudah berubah wujud menjadi jin. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Ali Imran (3) ayat 120 berikut ini: “Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.”

 

e.   Orang yang bersabar yang diiringi dengan mengerjakan amal amal yang shaleh akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar dari Allah SWT. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Huud (11) ayat 11 berikut ini: “kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.”

 

f.   Tujuan berikutnya dari berperilaku sabar yang diikuti dengan menolak kejahatan dengan kebaikan akan memperoleh balasan dari Allah SWT dua kali lipat. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Qashash (28) ayat 54 berikut ini: “mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka, mereka nafkahkan.”

g.  Orang orang yang sabar dalam kesempitan yang diikuti tetap teguh di dalam keimanan (tetap dalam hidup yang berkeseimbangan) itulah bukti dari orang orang yang bertaqwa (bukti taqwa). Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 177 berikut ini: “bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.”

 

Itulah tujuh buah tujuan untuk apa kita sabar dalam hidup dan kehidupan kita saat ini, lalu sudahkah kita mampu merasakan buah dari kesabaran yang telah kita lakukan? Semoga kita mampu merasakannya dari waktu ke waktu. Amiin.

 

4.  Penyebab Tidak Mampu Sabar. Setelah diri kita tahu dan paham tentang untuk apa kita harus sabar saat hidup di dunia ini, sekarang kita harus tahu pula penyebab kita tidak mampu untuk sabar dalam kehidupan ini, yaitu:

 

a.  Hal yang menyebabkan kita tidak mampu untuk bersabar adalah tidak merasa puas dalam hidup atau tidak mau bersyukur terhadap apa yang telah kita miliki. Sehingga mementingkan diri sendiri, keluarga, kelompok tertentu menjadi dominan tanpa mengindahkan orang lain yang berbeda pemahaman. Sebagaimana dikemukakan dalam  surat Al Baqarah (2) ayat 61 berikut ini: “dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, Kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. sebab itu mohonkanlah untuk Kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi Kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, Yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi yang memang tidak dibenarkan. demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.”

 

Sedangkan berdasarkan ketentuan surat Al Kahfi (18) ayat 28 yang kami kemukakan berikut ini: “dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (surat Al Kahfi (18) ayat 28). Terjadinya ketidaksabaran dalam diri timbul karena kita mengharapkan perhiasan dunia karena menuruti kemauan hawa nafsu, atau dipengaruhi oleh orang orang yang telah dilalaikan dari mengingat Allah SWT.

 

b.  Ketidaksabaran  dalam diri timbul karena adanya sikap egois, individualisme serta  tidak ingat akan kekuasaan Allah SWT sehingga hidup dalam kesombongan, tanpa bisa memandang adanya perbedaan karakter, budaya yang berbeda beda di tengah tengah heterogenitas. Berdasarkan surat Al Balad (90) ayat 1 sampai 7 berikut ini:“aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Mekah), dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Mekah ini,dan demi bapak dan anaknya.Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang berkuasa atasnya? dan mengatakan: "Aku telah menghabiskan harta yang banyak". Apakah Dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya?”.

 

c. Penyebab lain yang mengakibatkan diri kita tidak mampu sabar dikarenakan tertipu bujuk dan rayuan syaitan sang laknatullah. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Ibrahim (14) ayat 22 berikut ini:  “dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.”  

 

d.   Ketidaksabaran timbul dalam diri dikarenakan kita ingin mencapai sesuatu cepat tercapai, atau cepat terpenuhi tanpa harus menunggu waktu yang lama (tidak mau berlama lama untuk mencapai tujuan). Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Qalam (68) ayat 44 sampai 48 berikut ini: “Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan Perkataan ini (Al Quran). nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui, dan aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku Amat tangguh. Apakah kamu meminta upah kepada mereka, lalu mereka diberati dengan hutang? ataukah ada pada mereka ilmu tentang yang ghaib lalu mereka menulis (padanya apa yang mereka tetapkan)?Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam Keadaan marah (kepada kaumnya).”

 

e.    Ketidaksabaran dalam diri kita timbul karena sikap sombong dengan apa apa yang telah dimilikinya seperti harta, jabatan, pangkat, kedudukan, sehingga hidup dalam kemaksiatan, termasuk di dalamnya merasa pintar, merasa terhormat, dan lain sebagainya sehingga orang lain dianggap kecil dan tidak ada apa apanya dibandingkan dengan dirinya. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Mu’min (40) ayat 75,76,77 berikut ini: “yang demikian itu disebabkan karena kamu bersuka ria di muka bumi dengan tidak benar dan karena kamu selalu bersuka ria (dalam kemaksiatan). Dikatakan kepada mereka): "Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka Itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong ". Maka bersabarlah kamu, Sesungguhnya janji Allah adalah benar; Maka meskipun Kami perlihatkan kepadamu sebagian siksa yang Kami ancamkan kepada mereka ataupun Kami wafatkan kamu (sebelum ajal menimpa mereka), Namun kepada Kami sajalah mereka dikembalikan. (surat Al Mu’min (40) ayat 75,76, 77).”

 

Itulah 5 (lima) buah penyebab yang menyebabkan diri kita tidak mampu sabar sehingga ketidaksabaran timbul dalam diri, semoga kita mampu mengalahkannya.

 

5.  Sabar Hanya Bisa Dilakukan Dengan. Agar diri kita selalu mampu sabar dalam hidup dan kehidupan ini, ketahuilah sabar (kesabaran) tidak bisa berdiri sendiri, melainkan harus diiringi dengan hal hal sebagai berikut:

 

a.  Sikap sabar atau kesabaran dalam diri harus diiringi dengan ilmu yang cukup dikarenakan dengan ilmu inilah kita tahu cara sabar yang dikehendaki Allah SWT, untuk apa kita bersabar, apa yang akan kita raih dan rasakan dari sabar serta tahu atau paham harus bagaimana keluar dari ketidaksabaran yang terjadi pada diri kita. Sebagaimana dikemukakan dalam  surat Al Kahfi (18) ayat 67 dan 68 berikut ini: “Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku.dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" serta berdasarkan surat Al Kahfi (18) ayat 82 berikut ini: “Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang Ayahnya adalah seorang yang saleh, Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya".  

 

b.  Sikap sabar atau kesabaran harus diiringi dengan mentaati ketetapan, ketentuan, aturan, hukum yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dengan tidak mengabaikan hukum positif yang berlaku. Dengan kata lain, orang yang sabar harus melaksanakan hukum yang berasal dari Allah SWT dan juga hukum positif yang berlaku di suatu negeri. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Insaan (76) ayat 24,25,26 berikut ini: “Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar mereka.dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.dan pada sebagian dari malam, Maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.” kesabaran harus diiringi dengan mentaati ketetapan, ketentuan, aturan, hukum yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dengan tidak mengabaikan hukum positif yang berlaku. Dengan kata lain, orang yang sabar harus melaksanakan hukum yang berasal dari Allah SWT dan juga hukum positif yang berlaku di suatu negeri.

 

c.   Saat diri kita sabar maka kita harus mengingat bahwa dibalik kesabaran yang kita lakukan ada ganjaran yang siap diberikan Allah SWTkepada diri kita lalu jadikan hal ini sebagai memotivasi diri untuk mencapai hasil atau merasakan buah dari kesabaran. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Qashash (28) ayat 80 berikut ini: “berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar".

 

d.   Saat diri kita bersabar maka kita harus tetap melaksanakan ibadah yang sesuai dengan kehendak Allah SWT (melaksanakan Diinul Islam secara kaffah) yang diiringi dengan komitmen untuk tidak tergoda akan kehidupan dunia. Sebagaimana dikemukakan dalam  surat Thaahaa (20) ayat 130, 131, 132 berikut ini: “Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang, dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”   

 

e.  Kesabaran baru akan berbuah kebahagiaan sepanjang diri kita yang bersabar mengiringi kesabaran dengan menyerahkan diri kita kepada Allah SWT semata. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Hajj (22) ayat 34, 35 berikut ini: “dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, Maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka.”

 

f.   Kesabaran tidak akan bisa berbuah kemenangan tanpa ada pertolongan dari Allah SWT melalui doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT. Ini berarti sabar harus diiringi dengan doa dan permohonan kepada Allah SWT. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 250 berikut ini: “tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan Kami, tuangkanlah kesabaran atas diri Kami, dan kokohkanlah pendirian Kami dan tolonglah Kami terhadap orang-orang kafir." dan berdasarkan surat An Nahl (16) ayat 127 yang kami kemukakan berikut ini: “bersabarlah (hai Muhammad) dan Tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.”

 

g.  Kesabaran yang kita laksanakan harus diiringi dengan menjauhkan diri dari orang orang yang suka berdusta dengan cara yang baik. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Muzzammil (73) ayat 10,11,12,13 berikut ini: “dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik. dan biarkanlah aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.karena Sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala.dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.” .

 

h.   Saat diri kita melakukan kesabaran maka pada saat yang bersamaan kita harus pula memohon ampunan dan perlindungan kepada Allah SWT karena syaitanpun berusaha agar kita gagal untuk sabar (melakukan) kesabaran saat berbuat dan bertindak bagi kebaikan diri, keluarga, anak dan keturunan. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Mu’min (40) ayat 55,56 berikut ini: “Maka bersabarlah kamu, karena Sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.Sesungguhhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, Maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha mendengar lagi Maha melihat.”

 

Selanjutnya untuk mempertegas tentang sabar atau kesabaran yang harus menjadi perilaku ruh diri kita, berikut ini akan kami kemukakan beberapa ciri ciri dari orang yang mampu sabar dalam hidup dan kehidupannya, yaitu: (a) tidak mudah tersinggung oleh perlakuan atau perkataan orang lain yang berbeda pandangan, berbeda karakteristik dan latar belakang budaya; (b) Selalu tegar dalam menghadapi ujian atau cobaan dari Allah SWT; (c) Tekun dan terus berusaha untuk meraih apa yang ingin diraih, dalam hal ini berani membayar mahal karya nyata saat hidup di dunia untuk mewujudkan visi akhirat; (d) Orang yang sabar tidak pengecut atau lemah mental; (e) Berpendirian teguh; (f) Tidak lesu dari sisi penampilan; (g) Tidak menyerah atau tunduk dari segi aktivitas; (h) selalu meminta perlindungan dari gangguan syaitan kepada Allah SWT. Selain itu orang yang sabar memiliki etika, adab, sopan santun dalam hidup dan kehidupannya, sehingga ia tahu diri dan tahu aturan main yang berlaku serta tahu tujuan akhir.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar