C. BERCERMIN KEPADA UMAT
TERDAHULU.
Sekarang kami akan mengajak jamaah sekalian untuk merenungkan pelajaran
dari umat umat yang terdahulu yang telah dihancurluluhlantakkan oleh Allah SWT
karena ulahnya yang tidak mau menerima risalah (ingkar dari kebenaran) yang
disampaikan oleh Nabi dan Rasul-Nya, sehingga mereka menjadi orang oang yang
dimurkai oleh Allah SWT.
1. Kaum Nabi Nuh as,. Nabi Nuh as,
berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang.
Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir
yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang ingkar, termasuk anak dan istri
Nabi Nuh as, itu sendiri. Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: “Dan
sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tingga bersama mereka
selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir
besar, sedangkan mereka adalah orang orang yang zalim.(surat Al-Ankabut (29)
ayat 14).
2. Kaum Nabi Hud as,. Nabi Hud diutus untuk
kaum 'Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Allah lalu mendatangkan angin
yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga mereka
tertimbun pasir dan akhirnya binasa, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: “Kaum
‘Ad pun telah mendustakan. Maka betapa dahsyatnya azabKu dan peringatanKu.
Sesungguhnya kami telah menghembuskan angina yang sangat kencang kepada mereka pada hari nahas yang terus
menerus, yang membuat manusia bergelimpangan, bagaikan pohon pohon kurma yang
tumbang dengan akar akarnya. (surat Al Qamar (54) ayat 18, 19, 20)
Berdasarkan
keterangan para ahli, kaum 'Ad diperkirakan hidup antara abad ke-20 SM. Di
dalam AlQuran disebutkan, kaum'Ad hidup sebelum kaum Nabi Luth dan Tsamud (Nabi
Saleh). Kaum Luth hidup sezaman dengan Nabi Ibrahim sekitar abad ke-17 sampai
ke-18 SM. Sedangkan, kaum Tsamud sekitar abad ke-8 SM. Kaum 'Ad memiliki
peradaban yang sangat tinggi. Di kota Iram, mereka membuat dan membangun
istana-istana dan benteng-benteng yang tinggi. Dengan hasil karya mereka, kaum 'Ad
merasa sebagai kaum yang tidak tertandingi kehebatannya sehingga mereka sombong
dan durhaka kepada Allah SWT. Kehebatan mereka telah disebutkan dalam AlQuran,
sebagaimana firman Allah SWT berikut: "(Yaitu) penduduk Iram yang mempunyai
bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti
itu, di negeri-negeri lain." (surat Al-Fajr (89) ayat 7-8) Dan
juga dikemukakan dalam firmanNya berikut ini: "Apakah kamu mendirikan pada
tiap-tiap tanah tinggi bangunan untukbermain-main, dan kamu membuat
benteng-benteng dengan maksud supaya kamu kekal (di dunia)?" (surat
Asy-Syu'araa (26) ayat 128-129). Kedua ayat tersebut di atas telah memberikan
petunjuk bahwa kaum 'Ad tinggal di kota Iram, dan mereka membuat bangunan yang
megah sebagai tempat tinggal mereka. Firman Allah Swt. tersebut terbukti
beberapa ribu tahun kemudian. Para peneliti berhasil menemukan berbagai
peninggalan umat Nabi Hud dan sisa-sisa kaum 'Ad.
3. Kaum Nabi Saleh as,. Nabi Saleh diutuskan
Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Saleh diberi sebuah mukjizat seekor unta betina
yang keluar dari celah batu. Namun, mereka membunuh unta betina tersebut
sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka, sebagaimana Allah SWT berfirman
berikut ini: “Kemudian suara yang mengguntur menimpa orang orang zalim itu, sehingga
mereka mati bergelimpangan di rumahnya. Seolah olah mereka belum pernah tinggal
di tempat itu. Ingatlah, kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah,
binasalah kaum Tsamud. (surat Huud (11) ayat 67, 68)
Bangsa Tsamud dikenal
sebagai arsitek dan pedagang yang hebat pada masanya. Gunung-gunung mereka
pahat lalu dijadikan sebagai tempat tinggal. Alquran banyak sekali mengulas
tentang hancurnya kaum Tsamud lantaran tidak mau mengikuti ajaran Nabi Saleh
untuk beriman kepada Allah SWT. Seperti umat nabi-nabi sebelumnya yakni Nabi
Nuh, Nabi Musa dan Nabi Ad, umat Nabi Saleh yang ingkar kepada Tuhan juga
mendapatkan azab berupa petir yang menyambar hingga meluluhlantakkan peradaban
kaum Tsamud. Semua penduduknya mati dan bangunan-bangunan hancur
berkeping-keping, menyisakan sedikit bangunan-bangunan rumah pahatan di
bebukitan yang hingga saat ini bisa disaksikan.Seperti dijelaskan dalam AlQuran
sebagaimana berikut ini: "Dan satu suara yang keras yang mengguntur
menimpa orang-orang yang zhalim itu, lalu mati bergelimpangan di tempat tinggal
mereka, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah,
sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi
kaum Tsamud," (surar Hud (11) ayat 67-68).
Kaum Tsamud pada
ribuan tahun yang lampau telah mendirikan sebuah kerajaan bersama bangsa arab
yang lain, yaitu Nabataeans. Hasil karya dua kaum inilah saat ini ditemukan
hasil arsitektur kuno berupa Lembah Petra di Jordania. Di sana dapat dilihat
berbagai contoh karya pahat batu yang terbaik dari kaum ini. AlQuran pun telah
menyebutkan bahwa kaum ini ahli pahat dan ukir batu-batu besar. Allah SWT
berfirman: “Dan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu khalifah khalifah setelah kaum
Ad dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang datar kamu dirikann istana
istana dan di bukit bukit kamu pahat menjadi rumah rumah. Maka ingatlah nikmat
nikmat Allah dan janganla kamu membuat kerusakan di bumi" (surat Al A’raaf
(7) ayat 74). Hasil studi pakar arkeologi dan sejarah juga berhasil
mengungkapkan keberadaan kau Tsamud, yakni di antara Yaman Selatan dan 440 km
arah utara kota Madinah, Arab Saudi, yang disebut dengan nama Madain Saleh.
Dalam Alquran disebutkan, kaum Tsamud biasa membuat rumah atau bangunan sesuai
dengan gaya hidup mereka. Sumber-sumber sejarah menyebut, kaum Tsamud
benar-benar ada, bukan cuma dijelaskan dalam kitab suci Alquran. Bangsa Yunani
juga menyebut kaum Tsamud ini sebagai Tamudaei, seperti yang ditulis oleh
Aristotales, Plyny dan Ptolemeus.
4. Kaum Nabi Luths as,. Salah satu kisah
dalam AlQuran yang harus menjadi pelajaran umat manusia adalah kisah umat Nabi
Luth as,. Sebagaimana dijelaskan dalam AlQuran, umat Nabi Luth as, dihancurkan
karena mereka melakukan perbuatan yang sangat dimurkai oleh Allah SWT, yakni
melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis (homoseksual). Walaupun sudah
diperingatkan oleh Nabi Luth, namun umatnya tak mau menuruti perintah tersebut,
hingga Allah menimpakan azab terhadap mereka. Kisah diazabnya umat Nabi
Luth AS terdapat dalam surat Al Anbiya (21) ayat 74-75, surat Hud (11) ayat 82-83, dan surat Al-Qamar (54) ayat 33-38
serta kisah kehancuran umat Luth as, ini juga diceritakan dalam Perjanjian
Lama.
Allah SWT berfirman: “Kemudian
kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka (dengan hujan batu), maka
betapa buruk hujan yang menimpa orang orang yang telah diberi peringatan itu.
(surat Asy Syu’ara (26) ayat 172, 173)
Dalam berbagai
penelitian yang dilakukan, peristiwa atau lokasi kejadian diazabnya umat Luth
AS ini adalah di Kota Sodom, di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Laut
Mati atau di danau Luth yang terletak di perbatasan antara Israel dan Yordania.
Berikut ini sekelumit cerita mengenai dihancurkannya umat Nabi Luth as, tersebut
dalam AlQuran, ''Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu
tinggalkan istri-istri yang dijadikan Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah
orang-orang yang melampaui batas.'' (surat Asy-Syu'araa (26) ayat 165-166).” Ajakan
dari Nabi Luth as, ini justru ditolak oleh umatnya. Bahkan, tatkala Allah SWT
mengutus dua orang malaikat dalam wujud manusia kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Luth
(surat Adz-Dzaariyaat (51) ayat 32, surat Hud (11) ayat 62-81, mereka malah
meminta Nabi Luth untuk menyerahkan kedua tamunya itu untuk dinikahkan kepada
mereka. Lalu, Allah menghancurkan umat Nabi Luth ini akibat perbuatannya. Dalam
surah Hud (11) ayat 82 dijelaskan, “Maka ketika keputusan Kami datang, Kami
menjungkirbalikkan kaum Luth, dan kami hujani mereka bertubi tubi dengan batu
dari tanah yan terbakar.” Akhirnya sesuatu yang terkubur selama ribuan
tahun, kini jejak atau sisa-sisa kehancuran umat Nabi Luth ini berhasil
ditemukan oleh para ahli arkeologi di sekitar Laut Mati.
5. Kaum Nabi Syuaib as,.Nabi Syuaib diutuskan
kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah karena mereka suka
melakukan penipuan dan kecurangan dalam perdagangan. Bila membeli, mereka minta
dilebihkan dan bila menjual selalu mengurangi. Sedangkan perintah Allah SWT
adalah sempurnakanlah takaran dan timbangan dan jangan merugikan orang lain
serta janganlah membuat kerusakan. Sebagaimana firmanNya berikut ini: “Dan
pemuka pemuka dari kaumnya Syuaib yang kafir berkata (kepada sesamanya),
“Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syuaib, tentu kamu menjadi orang orang yang
rugi. Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan merekapun mati bergelimpangan di
dalam reruntuhan rumah mereka. (surat Al A’raaf (7) ayat 90,91).
Tidak banyak sejarah
yang mengupas tentang siapa sebenarnya Ashabul Aikah, akan tetapi Allah Ta’ala
banyak menyebutkan tentang keberadaan mereka didalam AlQuran, sebagaimana
dikemukakan dalam firmanNya berikut ini:“dan penduduk Aikah serta kaum Tubba’,
semuanya telah mendustakan rasul rasul maka sudah semestinya mereka mendapat
hukuman yang sudah diancamkan” (surat Qaaf (50) ayat 14). Menurut
Sayyid Quthb ketika menafsirkan ayat ini, yang dimaksud dengan Aikah ialah
pohon yang rimbun dan berdaun lebat. Ashabul Aikah sendiri adalah kaum nabi
Syu’aib yang diadzab oleh Allah akibat dari kedzaliman mereka dan telah banyak
mendustakan para rasul. Allah SWT berfirman:”Penduduk Aikah telah mendustakan
para rasul”. (surat Asy-Syu’ara (26) ayat 176). Yang dimaksud
dengan”penduduk Aikah” ialah penduduk Madyan yaitu Kaum Nabi Syu’aib.
Di ayat lain, Allah SWT
juga berfirman sebagaimana berikut ini: “Dan Tsamud, kaum Luth dan penduduk Aikah,
mereka itulah golongan–golongan yang bersekutu (menantang para rasul. Mereka
itu tidak lain hanyalah mendustakan para rasul, maka pastilah (bagi mereka)
azab-Ku”.(surat Shaad (38) ayat 13,14). Nabi Syu’aib diutus Allah
supaya mengajar, menasehati kepada Ashabul Aikah dan penduduk Madyan. Keduanya
tidak mau beriman kepada Allah. Maka dari itu Allah kemudian menurunkan adzab
kepada mereka. Sesudah itu Allah SWT menjelaskan sebab-sebab mereka mendapat
siksa dan mengalami kehancuran, yaitu karena umat-umat terdahulu itu
mendustakan seruan Rasul-rasul Allah, maka sepantasnya mereka mendapat siksa
dan mengalami kehancuran. Ashabul Aikah akhirnya disiksa oleh Allah dengan
menurunkan hujan api ketika orang orang berteduh, sebab di kala itu cuacanya
sangat amatlah panas. Kemudian mereka mati seketika.
6. Firaun dan
Balatentaranya. Kaum
Bani Israil sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus Nabi Musa dan Harun
untuk memperingatkan Firaun akan azab Allah. Namun, Firaun malah mengaku
sebagai tuhan. Ia akhirnya tewas di Laut Merah dan jasadnya berhasil
diselamatkan sebagaimana termaktub dalam surat Yunus (10) ayat 92 berikut ini:
Allah SWT berfirman: “Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu
agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang yang datang setelahmu, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda tanda (kekuasaan) Kami. (surat
Yunus (10) ayat 92). Hingga kini
jasad Firaun yang ditenggelamkan oleh Allah SWT masih bisa disaksikan di museum
mumi di Mesir. Allah SWT berfirman: “Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut
untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Firaun dan)
pengikut pengikut Firaun, sedang kamu menyaksikan. (surat Al Baqarah (2) ayat
50)
7.
Ashab Al Sabt. Mereka adalah
segolongan fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat (Palestina). Mereka melanggar
perintah Allah untuk beribadah pada hari Sabtu. Allah menguji mereka dengan
memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan tidak ada ikan pada hari
lainnya. Sebagaimana firmanNya berikut ini: “Dan tanyakanlah kepada Bani
Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan
apda hari Sabat (yaitu) ketika datang kepada mereka ikan ikat (yang berada di
sekitar) mereka terapung apung di permukaan air, padahal pada hari hari yang
bukan Sabat ikan ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami menguji
mereka disebabkan mereka berlaku fasik (surat Al A’raaf (7) ayat 163).” Mereka meminta rasul Allah untuk
mengalihkan ibadah pada hari lain, selain Sabtu. Mereka akhirnya dibinasakan
dengan dilaknat Allah menjadi kera yang hina, sebagaiman firman Allah SWT
berikut ini: “Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang
Kami katakan kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina.” (surat Al A’raaf (7)
ayat 166)
8. Ashab Al Rass. Rass adalah nama
sebuah telaga yang kering airnya. Nama Al-Rass ditujukan pada suatu kaum.
Konon, nabi yang diutus kepada mereka adalah Nabi Saleh. Sebagaimana firmanNya
berikut ini: “Sebelum mereka, kaum Nuh, penduduk Rass dan Samud telah mendustakan
(rasul rasul). (surat Qaf (50) ayat 12).”
Allah SWT juga berfirman: “dan (telah kami binasakan) kaum ‘Ad dan
Samud dan penduduk Rass serta banyak lagi generasi di antara (kaum kaum) itu.
(surat Al Furqaan (25) ayat 38).” Namun, ada pula yang menyebutkan Nabi
Syuaib. Sementara itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama Handzalah
bin Shinwan (adapula yang menyebut bin Shofwan). Mereka menyembah patung. Ada
pula yang menyebutkan, pelanggaran yang mereka lakukan karena mencampakkan
utusan yang dikirim kepada mereka ke dalam sumur sehingga mereka dibinasakan
Allah SWT.
9. Ashab Al Ukhdudd. Ashab Al-Ukhdud
adalah sebuah kaum yang menggali parit dan menolak beriman kepada Allah,
termasuk rajanya. Sementara itu, sekelompok orang yang beriman diceburkan ke
dalam parit yang telah dibakar, termasuk seorang wanita yanga tengah
menggendong seorang bayi. Mereka dikutuk oleh Allah SWT, sebagaiman firman
Allah SWT berikut ini: “Binasalah orang orang yang membuat parit
(yaitu para pembesar Najran di Yaman), yang berapi (yang mempunyai kayu bakar),
ketika mereka duduk disekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka
perbuat terhadap orang orang mukmin. Dan mereka menyiksa orang orang mukmin itu
hanya karena (orang orang mukmin itu) beriman kepada Allah yang Mahaperkasa,
Mahaterpuji, yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Dan Allah Mahamenyaksikan
segala sesuatu. (surat Al Buruuj (85) ayat
4-9).
10.
Ashab Al Qaryah. Menurut sebagian ahli
tafsir, Ashab Al-Qaryah (suatu negeri) adalah penduduk Anthakiyah. Mereka
mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Allah membinasakan mereka
dengan sebuah suara yang sangat keras, sebagaimana termaktub dalam surat
Yaasiin (36) ayat 13, “Dan buatlah, suatu perumpamaan bagi mereka,
yaitu penduduk suatu negeri (ashabal qaryah), ketika utusan utusan datang
kepada mereka.”
11. Kaum Tubba. Tubaa' adalah nama
seorang raja bangsa Himyar yang beriman. Namun, kaumnya sangat ingkar kepada
Allah hingga melampaui batas. Maka, Allah menimpakan azab kepada mereka hingga
binasa. Peradaban mereka sangat maju. Salah satunya adalah bendungan air. Sebagaimana
dikemukakan Allah SWT dalam firmanNya
berikut ini; “Apakah mereka (kaum
musyrikin) yang lebih baik atau kaum Tubba’ dan orang orang yang sebelum mereka
yang telah kami binasakan karena mereka adalah orang orang yang sungguh
berdosa. (surat Adh Dukhan (44) ayat 37).” Sedangkan “Republika
Co.Id” pernah mengemukakan bahwa: Kaum Tubba’ atau Himyar adalah kaum Homerite
yang merupakan kaum di Arab Selatan kuno yang menggantikan kaum Saba. Konon,
kaum Himyar (Tubba’) ini sudah mempunyai peradaban sejak tahun 115 SM. Berbagai
peninggalan kaum Tubba’ di Himyar, menunjukkan mereka adalah entrepreneur yang
andal. Mereka mampu membangun pusat pengairan dan mengalirkannya ke area
persawahan. Selain itu air yang melimpah sebagiannya mereka alirkan ke
tangki-tangki penampung air untuk kebutuhan di musim kemarau.
Jamaah sekalian, itulah 11 (sebelas) kaum yang telah dihancur
luluhlantahkan oleh Allah SWT karena tidak mau mengikuti, tidak mau mengakui,
bahkan mendustakan ayat-ayat Allah STW yang sampai kepada mereka. Allah SWT
mengemukakan apa yang telah terjadi kepada 11 (sebelas) kaum di atas, agar diri
kita mengambil pelajaran, menjadi peringatan, agar jangan sampai hal itu
terjadi pada diri kita, pada keluarga dan anak keturunan kita. Dan jika
sekarang Allah SWT sudah menceritakan tentang perilaku umat umat terdahulu yang
durhaka kepadaNya dan juga kepada Nabi dan Rasul-Nya.
Dan untuk membuktikan tentang kebenaran apa yang telah dikemukakan oleh
Allah SWT dalam AlQuran terutama tentang umat terdahulu yang
dihancurluluhlantahkan oleh. Allah SWT. Maka Allah SWT menganjurkan kepada
umat-Nya, termasuk kepada diri kita diri kita untuk mengadakan perjalanan di
muka bumi ini, sebagaimana termaktub dalam firmanNya berikut ini: “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan
apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan
bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan. (surat Al
Qashash (28) ayat 77)
Berdasarkan ayat di atas ini, Allah SWT telah mengingatkan kepada diri
kita untuk jangan melupakan bagianmu di dunia, dalam hal ini salah satunya
adalah melakukan perjalanan di muka bumi. Lalu, untuk apakah kita melakukan
perjalanan ke muka bumi ini, apakah sekedar berjalan jalan semata, ataukah ada
pesan tersembunyi dibalik adanya anjuran untuk melakukan sebuah perjalanan.
Adapun latar belakang dianjurkannya umat manusia melakukan perjalanan di muka
bumi dapat kami kemukakan sebagai berikut:
1. Untuk melihat secara langsung
sisa sisa peninggalan umat terdahulu atau membuktikan kebenaran ayat ayat
AlQuran dengan mata kepala kita sendiri sehingga kebenaran AlQuran bukanlah
isapan jempol belaka, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: “Itulah beberapa berita tentang negeri negeri
(yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad). Diantara
negeri negeri itu sebagian ada bekas bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah.
(surat Hud (11) ayat 100).”
;
2. Saat diri kita melakukan
perjalanan perhatikanlah alam di sekitar
kita, tengok ke kanan, tengok ke kiri, naiklah ke atas pohon, reguklah air yang
jernih, dan dekatilah ranting pohon melati. Di sana jiwa kita akan terasa
lapang seperti burung yang berkicau yang terbang di angkasa kebahagiaan;
3. Saat
diri kita melakukan perjalanan keluar dari rumah, buanglah atau bukalah sesuatu
yang selama ini menutupi mata kita. Lalu, berjalanlah di bumi Allah yang luas
ini seraya berdzikir dan bertasbih kepadaNya. Menyendiri di kamar sempit tanpa
melakukan aktivitas yang berguna merupakan jalan menuju bunuh diri. Kamar kita
bukan alam dan kita bukan bukan satu satunya manusia;
4. Saat
diri kita melakukan perjalanan keluar rumah, maka secara langsung kita juga
membuktikan tentang keberadaan ayat ayat kauniyah (ayat alam semesta) dan
dengan itu Allah SWT berkehendak agar keimanan dan ketaqwaan diri kita
meningkat.
Itulah 4(empat) buah latar belakang tentang
dianjurkannya diri kita untuk melakukan perjalanan di muka bumi.
Berikut ini akan kami kemukakan 8 (delapan)
buah ayat yang memerintahkan dan yang mengajurkan diri kita untuk menjelahi
segala penjuru dunia, untuk menemukan tanda tanda kebesaran dan kemahaan Allah
SWT dan juga bertemu Allah SWT saat menjelahi ciptaanNya, yaitu:
1. Allah SWT memerintahkan kita mengadakan perjalanan di
muka bumi agar diri kita memperhatikan, merenungkan dan mengambil pelajaran
dari orang orang yang terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah SWT dengan
cara melihat secara langsung situs situs sejarah yang ada, sebagaimana firman-Nya
berikut ini:“Maka apakah mereka tidak pernah mengadakan perjalanan di muka bumi
sehingga dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang orang yang sebelum
mereka. Allah telah membinasakan mereka, dan bagi orang orang kafir akan
menerima (nasib) yang serupa itu. (surat Muhammad (47) ayat 10)”. Ingat,
sejarah yang pernah terjadi tidak bisa berbohong, tinggal bagaimana kita
mengambil pelajaran dari sejarah-sejarah masa lalu yang pernah terjadi lalu
bayangkan jika hal itu menimpa diri kita. Tidakkah kita mengambil pelajaran!
2. Allah SWT memerintahkan diri kita keluar rumah dengan
berpergian agar diri kita melihat bukti bukti secara langsung bagaimana
kesudahan dari orang orang yang mendustakan Nabi/Rasul yang telah diutus Allah
SWT kepada suatu kaum. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Allah SWT dalam
firman-Nya: “Kami tidak mengutus sebelummu (Muhammad), melainkan seorang laki laki
yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri. Tidakkah mereka
bepergian di bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang orang sebelum mereka
(yang mendustakan Rasul). Dan sungguh, negeri akhirat itu lebih baik bagu orang
orang yang bertaqwa. Tidakkah kamu mengerti? (surat Yusuf (12) ayat 109)”.
3. Allah SWT memerintahkan kita berjalan ke segenap penjuru
bumi untuk memperhatikan, mempelajari, mengambil pelajaran atas sunnatullah
yang berlaku di muka bumi ini serta mengambil pelajaran dari umat terdahulu
yang melanggar ketentuan sunnatullah tersebut. Sebagaimana dikemukakan dalam
firman-Nya berikut ini:"Sungguh, telah berlalu sebelum kamu
sunnah-sunnah (Allah), karena itu berjalanlah kamu ke (segenap penjuru) bumi
dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul rasul).
(surat Ali Imran (3) ayat 137)”. Sedangkan berdasarkan surat An-Naml
(27) ayat 69 berikut ini:“Katakanlah (Muhammad), “Berjalanlah kamu di
bumi, lalu perhatikanlah bagaimana kesudahan orang orang yang berdosa. (surat
An Naml (27) ayat 69)”. Kita juga diperintahkan untuk mengambil hikmah
dan pelajaran dari orang orang yang berdosa saat berjalan, saat menjelajahi
muka bumi ini.
4. Kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk bepergian untuk
menjelajahi muka bumi ini, salah satunya bertujuan untuk melihat secara
langsung sisa sisa peninggalan yang berasal dari generasi masa lalu yang
memiliki masalah dengan Allah SWT. Berdasarkan surah Ar-Rum (30) ayat 42
berikut ini: “Katakanlah (Muhammad), Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana
kesudahan orang orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang orang yang
mempersekutukan (Allah).” Kita
bisa pergi ke Mesir untuk melihat secara langsung mumi Fir’aun yang
ditenggelamkan di laut Merah, yang memang diskenariokan oleh Allah SWT untuk
menjadi pelajaran bagi umat yang datang kemudian.
Adanya mumi Fir’aun
dengan piramidanya yang bisa kita saksikan secara langsung hari ini,
menunjukkan bahwa Allah SWT mengajarkan dan memerintahkan kepada kita agar
jangan berperilaku seperti Fir’aun, yang mayitnya (muminya) diperlihatkan
kepada khalayak umum dan betapa banyak orang yang sudah melihatnya namun
kesemuanya tidak pernah ada orang yang mendoakannya. Lain halnya jika orang
yang berziarah ke makam orang orang yang shaleh, maka semakin banyak yang
berdziarah, semakin banyak yang mendoakannya. Apakah kita tidak mau mengambil
pelajaran!
5. Allah SWT memerintahkan kita untuk bepergian ke seantero
bumi, bukan untuk pergi jalan jalan semata. Melainkan melihat, memperhatikan
dan mengambil pelajaran dari umat umat terdahulu yang pernah mendustakan
Nabi/Rasul. Hal ini dikemukakan dalam firman-Nya dalam surat Ar-Rum (30) ayat 9 berikut ini: “Dan
tidakkah mereka berpergian di bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang orang
sebelum mereka (yang mendustakan Rasul)? Orang orang itu lebih kuat dari mereka
(sendiri) dan mereka telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkan. Dan telah
datang kepada mereka rasul rasul mereka
dengan membawa bukti bukti yang jelas. Maka Allah sama sekali tidak berlaku
zalim kepada mereka, tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri mereka
sendiri. (surat Ar Rum (30) ayat 9)”.
Berdasarkan informasi
sejarah Islam, rumah tempat tinggal Abu Jahal, salah satu orang yang
mendustakan Nabi Muhammad SAW, dijadikan salah satu wc yang terdapat di
Masjidil Haram. Bayangkan bagaimana Allah SWT mempermalukan sampai dengan hari
kiamat kelak kepada Abu Jahal bahwa rumahnya dijadikan tempat pembuangan
kotoran manusia yang datang untuk melaksanakan ibadah haji dan umroh. Ini
adalah salah satu bentuk penghinaan yang telah dipertontonkan Allah SWT kepada
manusia, lalu apakah hal ini tidak cukup menyadarkan diri kita kita untuk tidak
berbuat seperti halnya Abu Jahal!.
6. Allah SWT memerintahkah kepada kita agar menjelajahi bumi
yang dilanjutkan dengan memperhatikan, mempelajari, menyimak, menjaga, merawat
bumi ini dan kemudian mengambil pelajaran dari umat umat sebelumnya yang mendustakan
nabi & rasul walaupun bukti nyata telah disampaikan kepada mereka semua.
Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al-An'am (6) ayat 11 berikut ini: “"Katakanlah
(Muhammad), “Jelajahilah bumi, kemudian perhatikanlah bagiamana kesudahan orang
orang yang mendustakan itu. (surat Al An’am (6) ayat 11)”.
7. Allah SWT memerintahkan kepada diri kita untuk
menjelajahi segala penjuru bumi dalam kerangka menikmati keindahan ciptaan-Nya,
dengan cara melihat langsung serta merasakan langsung ciptaan-Nya yang bergitu
indah dan mempersona. Sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya berikut ini: “Dialah
yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi maka jelajahilah di
segala penjurunya dan makanlah sebagian
dari rezekiNya. Dan hanya kepadaNyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (surat
Al Mulk (67) ayat 15)”. Selanjutnya jika ciptaan-Nya saja sudah begitu
luar biasa indah dan mempersona maka dapat dipastikan yang menciptakan itu
semua pasti sangat luar biasa. Tidakkah kita menyadarinya!
8. Kita diperintahkan untuk melihat langsung tanda tanda
dari kebesaran Allah SWT yang terdapat di alam semesta ini. Jika lautan itu
adalah tanda tanda kebesaran Allah SWT berarti Allah SWT pasti ada di balik
keberadaan tanda tanda kebesaranNya. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Luqman
(31) ayat 31 berikut ini: “Tidakkah engkau memerhatikan bahwa
sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, agar
diperlihatkanNya kepadamu sebagian dari tanda tanda (kebesaran)Nya bagi setiap
orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur. (surat Luqman (31) ayat 31)”.
Lalu yang harus kita jadikan pedoman adalah tanda tanda kebesaran Allah SWT itu
bukanlah Allah SWT melainkan bukti nyata bahwa Allah SWT itu ada sehingga
dengan adanya tanda tanda kebesaran Allah SWT maka Allah SWT tidak bisa
dipisahkan dengan tanda tanda kebesaran itu.
Sebagai orang yang
telah beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT tentunya kita bisa dan mampu
membedakan antara yang baik dan yang buruk; antara yang haq dengan yang bathil;
antara yang benar dan yang salah; antara yang bermanfaat dan yang mudharat;
sehingga apa yang kami kemukakan di atas tentang umat umat terdahulu yang
dihancur luluhlantahkan oleh Allah SWT mampu kita jadikan pelajaran yang
berharga saat kita hidup di dunia ini. Hal ini termaktub dalam firman-Nya
berikut ini: “Wahai orang orang yang beriman! Jika kamu bertaqwa kepada Allah,
niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan untuk membedakan antara yang haq
dan bathil kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa
dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar. (surat Al Anfal (8) ayat 29).”
Sekarang jika tanda
tanda kebesaran Allah SWT berupa lautan yang luas seperti samudra Hindia,
samudra Atlantik dan samudra Pasific, sudah kita saksikan secara langsung
dengan mata telanjang, lalu masihkah kita tidak mempercayai bahwa Allah SWT
adalah Dzat Yang Maha Pencipta? Lalu apa
yang membuat kita menyangsikan kemahaan dan kebesaran Allah SWT setelah melihat
buktinya nyata ini? Apakah kita ingin merasakan azab yang telah ditimpakan
kepada umat yang terdahulu kepada diri kita?
Adanya perintah untuk
menjelahi muka bumi ini, bukanlah untuk sekedar jalan jalan semata. Akan tetapi
harus bisa menjadikan keimanan dan ketaqwaan diri kita meningkat secara nyata
setelah merasakan dan melihat langsung bukti bukti sejarah yang memang sengaja
Allah SWT jaga dari kehancurannya. Agar orang orang yang datang di kemudian
hari mampu mengambil hikmah dan pelajaran dibalik itu semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar