Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Rabu, 10 April 2024

INILAH RESIKO, ANCAMAN DAN TANTANGAN BAGI ORANG YG TIDAK MENGAKUI ALQURAN (PART 4 of 4)

 

C.    BERCERMIN KEPADA UMAT TERDAHULU.

 

Sekarang kami akan mengajak jamaah sekalian untuk merenungkan pelajaran dari umat umat yang terdahulu yang telah dihancurluluhlantakkan oleh Allah SWT karena ulahnya yang tidak mau menerima risalah (ingkar dari kebenaran) yang disampaikan oleh Nabi dan Rasul-Nya, sehingga mereka menjadi orang oang yang dimurkai oleh Allah SWT.

 

1.    Kaum Nabi Nuh as,. Nabi Nuh as, berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang ingkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh as, itu sendiri. Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: “Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tingga bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang orang yang zalim.(surat Al-Ankabut (29) ayat 14).

 

2.    Kaum Nabi Hud as,. Nabi Hud diutus untuk kaum 'Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Allah lalu mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: “Kaum ‘Ad pun telah mendustakan. Maka betapa dahsyatnya azabKu dan peringatanKu. Sesungguhnya kami telah menghembuskan angina yang sangat kencang  kepada mereka pada hari nahas yang terus menerus, yang membuat manusia bergelimpangan, bagaikan pohon pohon kurma yang tumbang dengan akar akarnya. (surat Al Qamar (54) ayat 18, 19, 20)

 

Berdasarkan keterangan para ahli, kaum 'Ad diperkirakan hidup antara abad ke-20 SM. Di dalam AlQuran disebutkan, kaum'Ad hidup sebelum kaum Nabi Luth dan Tsamud (Nabi Saleh). Kaum Luth hidup sezaman dengan Nabi Ibrahim sekitar abad ke-17 sampai ke-18 SM. Sedangkan, kaum Tsamud sekitar abad ke-8 SM. Kaum 'Ad memiliki peradaban yang sangat tinggi. Di kota Iram, mereka membuat dan membangun istana-istana dan benteng-benteng yang tinggi. Dengan hasil karya mereka, kaum 'Ad merasa sebagai kaum yang tidak tertandingi kehebatannya sehingga mereka sombong dan durhaka kepada Allah SWT. Kehebatan mereka telah disebutkan dalam AlQuran, sebagaimana firman Allah SWT berikut: "(Yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain." (surat Al-Fajr (89) ayat 7-8) Dan juga dikemukakan dalam firmanNya berikut ini: "Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untukbermain-main, dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud supaya kamu kekal (di dunia)?" (surat Asy-Syu'araa (26) ayat 128-129). Kedua ayat tersebut di atas telah memberikan petunjuk bahwa kaum 'Ad tinggal di kota Iram, dan mereka membuat bangunan yang megah sebagai tempat tinggal mereka. Firman Allah Swt. tersebut terbukti beberapa ribu tahun kemudian. Para peneliti berhasil menemukan berbagai peninggalan umat Nabi Hud dan sisa-sisa kaum 'Ad.

 

3.  Kaum Nabi Saleh as,. Nabi Saleh diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Saleh diberi sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Namun, mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka, sebagaimana Allah SWT berfirman berikut ini: “Kemudian suara yang mengguntur menimpa orang orang zalim itu, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya. Seolah olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu. Ingatlah, kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, binasalah kaum Tsamud. (surat Huud (11) ayat 67, 68)

 

Bangsa Tsamud dikenal sebagai arsitek dan pedagang yang hebat pada masanya. Gunung-gunung mereka pahat lalu dijadikan sebagai tempat tinggal. Alquran banyak sekali mengulas tentang hancurnya kaum Tsamud lantaran tidak mau mengikuti ajaran Nabi Saleh untuk beriman kepada Allah SWT. Seperti umat nabi-nabi sebelumnya yakni Nabi Nuh, Nabi Musa dan Nabi Ad, umat Nabi Saleh yang ingkar kepada Tuhan juga mendapatkan azab berupa petir yang menyambar hingga meluluhlantakkan peradaban kaum Tsamud. Semua penduduknya mati dan bangunan-bangunan hancur berkeping-keping, menyisakan sedikit bangunan-bangunan rumah pahatan di bebukitan yang hingga saat ini bisa disaksikan.Seperti dijelaskan dalam AlQuran sebagaimana berikut ini: "Dan satu suara yang keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zhalim itu, lalu mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud," (surar Hud (11) ayat 67-68).

 

Kaum Tsamud pada ribuan tahun yang lampau telah mendirikan sebuah kerajaan bersama bangsa arab yang lain, yaitu Nabataeans. Hasil karya dua kaum inilah saat ini ditemukan hasil arsitektur kuno berupa Lembah Petra di Jordania. Di sana dapat dilihat berbagai contoh karya pahat batu yang terbaik dari kaum ini. AlQuran pun telah menyebutkan bahwa kaum ini ahli pahat dan ukir batu-batu besar. Allah SWT berfirman: “Dan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu khalifah khalifah setelah kaum Ad dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang datar kamu dirikann istana istana dan di bukit bukit kamu pahat menjadi rumah rumah. Maka ingatlah nikmat nikmat Allah dan janganla kamu membuat kerusakan di bumi" (surat Al A’raaf (7) ayat 74). Hasil studi pakar arkeologi dan sejarah juga berhasil mengungkapkan keberadaan kau Tsamud, yakni di antara Yaman Selatan dan 440 km arah utara kota Madinah, Arab Saudi, yang disebut dengan nama Madain Saleh. Dalam Alquran disebutkan, kaum Tsamud biasa membuat rumah atau bangunan sesuai dengan gaya hidup mereka. Sumber-sumber sejarah menyebut, kaum Tsamud benar-benar ada, bukan cuma dijelaskan dalam kitab suci Alquran. Bangsa Yunani juga menyebut kaum Tsamud ini sebagai Tamudaei, seperti yang ditulis oleh Aristotales, Plyny dan Ptolemeus.

 

4.   Kaum Nabi Luths as,. Salah satu kisah dalam AlQuran yang harus menjadi pelajaran umat manusia adalah kisah umat Nabi Luth as,. Sebagaimana dijelaskan dalam AlQuran, umat Nabi Luth as, dihancurkan karena mereka melakukan perbuatan yang sangat dimurkai oleh Allah SWT, yakni melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis (homoseksual). Walaupun sudah diperingatkan oleh Nabi Luth, namun umatnya tak mau menuruti perintah tersebut, hingga Allah menimpakan azab terhadap mereka.  Kisah diazabnya umat Nabi Luth AS terdapat dalam surat Al Anbiya (21) ayat  74-75, surat Hud (11) ayat  82-83, dan surat Al-Qamar (54) ayat 33-38 serta kisah kehancuran umat Luth as, ini juga diceritakan dalam Perjanjian Lama.

 

Allah SWT berfirman: “Kemudian kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka (dengan hujan batu), maka betapa buruk hujan yang menimpa orang orang yang telah diberi peringatan itu. (surat Asy Syu’ara (26) ayat 172, 173)

 

Dalam berbagai penelitian yang dilakukan, peristiwa atau lokasi kejadian diazabnya umat Luth AS ini adalah di Kota Sodom, di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Laut Mati atau di danau Luth yang terletak di perbatasan antara Israel dan Yordania. Berikut ini sekelumit cerita mengenai dihancurkannya umat Nabi Luth as, tersebut dalam AlQuran, ''Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.'' (surat Asy-Syu'araa (26) ayat 165-166).” Ajakan dari Nabi Luth as, ini justru ditolak oleh umatnya. Bahkan, tatkala Allah SWT mengutus dua orang malaikat dalam wujud manusia kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Luth (surat Adz-Dzaariyaat (51) ayat 32, surat Hud (11) ayat 62-81, mereka malah meminta Nabi Luth untuk menyerahkan kedua tamunya itu untuk dinikahkan kepada mereka. Lalu, Allah menghancurkan umat Nabi Luth ini akibat perbuatannya. Dalam surah Hud (11) ayat 82 dijelaskan, “Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan kaum Luth, dan kami hujani mereka bertubi tubi dengan batu dari tanah yan terbakar.” Akhirnya sesuatu yang terkubur selama ribuan tahun, kini jejak atau sisa-sisa kehancuran umat Nabi Luth ini berhasil ditemukan oleh para ahli arkeologi di sekitar Laut Mati.

 

5.    Kaum Nabi Syuaib as,.Nabi Syuaib diutuskan kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah karena mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam perdagangan. Bila membeli, mereka minta dilebihkan dan bila menjual selalu mengurangi. Sedangkan perintah Allah SWT adalah sempurnakanlah takaran dan timbangan dan jangan merugikan orang lain serta janganlah membuat kerusakan. Sebagaimana firmanNya berikut ini: “Dan pemuka pemuka dari kaumnya Syuaib yang kafir berkata (kepada sesamanya), “Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syuaib, tentu kamu menjadi orang orang yang rugi. Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan merekapun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka. (surat Al A’raaf (7) ayat 90,91).

 

Tidak banyak sejarah yang mengupas tentang siapa sebenarnya Ashabul Aikah, akan tetapi Allah Ta’ala banyak menyebutkan tentang keberadaan mereka didalam AlQuran, sebagaimana dikemukakan dalam firmanNya berikut ini:“dan penduduk Aikah serta kaum Tubba’, semuanya telah mendustakan rasul rasul maka sudah semestinya mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan” (surat Qaaf (50) ayat 14). Menurut Sayyid Quthb ketika menafsirkan ayat ini, yang dimaksud dengan Aikah ialah pohon yang rimbun dan berdaun lebat. Ashabul Aikah sendiri adalah kaum nabi Syu’aib yang diadzab oleh Allah akibat dari kedzaliman mereka dan telah banyak mendustakan para rasul. Allah SWT berfirman:”Penduduk Aikah telah mendustakan para rasul”. (surat Asy-Syu’ara (26) ayat 176). Yang dimaksud dengan”penduduk Aikah” ialah penduduk Madyan yaitu Kaum Nabi Syu’aib.

 

Di ayat lain, Allah SWT juga berfirman sebagaimana berikut ini: “Dan Tsamud, kaum Luth dan penduduk Aikah, mereka itulah golongan–golongan yang bersekutu (menantang para rasul. Mereka itu tidak lain hanyalah mendustakan para rasul, maka pastilah (bagi mereka) azab-Ku”.(surat Shaad (38) ayat 13,14). Nabi Syu’aib diutus Allah supaya mengajar, menasehati kepada Ashabul Aikah dan penduduk Madyan. Keduanya tidak mau beriman kepada Allah. Maka dari itu Allah kemudian menurunkan adzab kepada mereka. Sesudah itu Allah SWT menjelaskan sebab-sebab mereka mendapat siksa dan mengalami kehancuran, yaitu karena umat-umat terdahulu itu mendustakan seruan Rasul-rasul Allah, maka sepantasnya mereka mendapat siksa dan mengalami kehancuran. Ashabul Aikah akhirnya disiksa oleh Allah dengan menurunkan hujan api ketika orang orang berteduh, sebab di kala itu cuacanya sangat amatlah panas. Kemudian mereka mati seketika.

 

6.   Firaun dan Balatentaranya. Kaum Bani Israil sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus Nabi Musa dan Harun untuk memperingatkan Firaun akan azab Allah. Namun, Firaun malah mengaku sebagai tuhan. Ia akhirnya tewas di Laut Merah dan jasadnya berhasil diselamatkan sebagaimana termaktub dalam surat Yunus (10) ayat 92 berikut ini: Allah SWT berfirman: “Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda tanda (kekuasaan) Kami. (surat Yunus (10) ayat 92).  Hingga kini jasad Firaun yang ditenggelamkan oleh Allah SWT masih bisa disaksikan di museum mumi di Mesir. Allah SWT berfirman: “Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Firaun dan) pengikut pengikut Firaun, sedang kamu menyaksikan. (surat Al Baqarah (2) ayat 50)

 

7.       Ashab Al Sabt. Mereka adalah segolongan fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat (Palestina). Mereka melanggar perintah Allah untuk beribadah pada hari Sabtu. Allah menguji mereka dengan memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan tidak ada ikan pada hari lainnya. Sebagaimana firmanNya berikut ini: “Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan apda hari Sabat (yaitu) ketika datang kepada mereka ikan ikat (yang berada di sekitar) mereka terapung apung di permukaan air, padahal pada hari hari yang bukan Sabat ikan ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami menguji mereka disebabkan mereka berlaku fasik (surat Al A’raaf (7) ayat 163).”  Mereka meminta rasul Allah untuk mengalihkan ibadah pada hari lain, selain Sabtu. Mereka akhirnya dibinasakan dengan dilaknat Allah menjadi kera yang hina, sebagaiman firman Allah SWT berikut ini: “Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang Kami katakan kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina.” (surat Al A’raaf (7) ayat 166)

 

8.    Ashab Al Rass. Rass adalah nama sebuah telaga yang kering airnya. Nama Al-Rass ditujukan pada suatu kaum. Konon, nabi yang diutus kepada mereka adalah Nabi Saleh. Sebagaimana firmanNya berikut ini: “Sebelum mereka, kaum Nuh, penduduk Rass dan Samud telah mendustakan (rasul rasul). (surat Qaf (50) ayat 12).”  Allah SWT juga berfirman: “dan (telah kami binasakan) kaum ‘Ad dan Samud dan penduduk Rass serta banyak lagi generasi di antara (kaum kaum) itu. (surat Al Furqaan (25) ayat 38).” Namun, ada pula yang menyebutkan Nabi Syuaib. Sementara itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama Handzalah bin Shinwan (adapula yang menyebut bin Shofwan). Mereka menyembah patung. Ada pula yang menyebutkan, pelanggaran yang mereka lakukan karena mencampakkan utusan yang dikirim kepada mereka ke dalam sumur sehingga mereka dibinasakan Allah SWT.

 

9.   Ashab Al Ukhdudd. Ashab Al-Ukhdud adalah sebuah kaum yang menggali parit dan menolak beriman kepada Allah, termasuk rajanya. Sementara itu, sekelompok orang yang beriman diceburkan ke dalam parit yang telah dibakar, termasuk seorang wanita yanga tengah menggendong seorang bayi. Mereka dikutuk oleh Allah SWT, sebagaiman firman Allah SWT berikut ini: “Binasalah orang orang yang membuat parit (yaitu para pembesar Najran di Yaman), yang berapi (yang mempunyai kayu bakar), ketika mereka duduk disekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang orang mukmin. Dan mereka menyiksa orang orang mukmin itu hanya karena (orang orang mukmin itu) beriman kepada Allah yang Mahaperkasa, Mahaterpuji, yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Dan Allah Mahamenyaksikan segala sesuatu. (surat Al Buruuj (85) ayat  4-9).

 

10.  Ashab Al Qaryah. Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab Al-Qaryah (suatu negeri) adalah penduduk Anthakiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras, sebagaimana termaktub dalam surat Yaasiin (36) ayat 13, “Dan buatlah, suatu perumpamaan bagi mereka, yaitu penduduk suatu negeri (ashabal qaryah), ketika utusan utusan datang kepada mereka.”

 

11. Kaum Tubba. Tubaa' adalah nama seorang raja bangsa Himyar yang beriman. Namun, kaumnya sangat ingkar kepada Allah hingga melampaui batas. Maka, Allah menimpakan azab kepada mereka hingga binasa. Peradaban mereka sangat maju. Salah satunya adalah bendungan air. Sebagaimana dikemukakan Allah SWT dalam firmanNya berikut ini; “Apakah mereka (kaum musyrikin) yang lebih baik atau kaum Tubba’ dan orang orang yang sebelum mereka yang telah kami binasakan karena mereka adalah orang orang yang sungguh berdosa. (surat Adh Dukhan (44) ayat 37).” Sedangkan “Republika Co.Id” pernah mengemukakan bahwa: Kaum Tubba’ atau Himyar adalah kaum Homerite yang merupakan kaum di Arab Selatan kuno yang menggantikan kaum Saba. Konon, kaum Himyar (Tubba’) ini sudah mempunyai peradaban sejak tahun 115 SM. Berbagai peninggalan kaum Tubba’ di Himyar, menunjukkan mereka adalah entrepreneur yang andal. Mereka mampu membangun pusat pengairan dan mengalirkannya ke area persawahan. Selain itu air yang melimpah sebagiannya mereka alirkan ke tangki-tangki penampung air untuk kebutuhan di musim kemarau.

 

Jamaah sekalian, itulah 11 (sebelas) kaum yang telah dihancur luluhlantahkan oleh Allah SWT karena tidak mau mengikuti, tidak mau mengakui, bahkan mendustakan ayat-ayat Allah STW yang sampai kepada mereka. Allah SWT mengemukakan apa yang telah terjadi kepada 11 (sebelas) kaum di atas, agar diri kita mengambil pelajaran, menjadi peringatan, agar jangan sampai hal itu terjadi pada diri kita, pada keluarga dan anak keturunan kita. Dan jika sekarang Allah SWT sudah menceritakan tentang perilaku umat umat terdahulu yang durhaka kepadaNya dan juga kepada Nabi dan Rasul-Nya.

 

Dan untuk membuktikan tentang kebenaran apa yang telah dikemukakan oleh Allah SWT dalam AlQuran terutama tentang umat terdahulu yang dihancurluluhlantahkan oleh. Allah SWT. Maka Allah SWT menganjurkan kepada umat-Nya, termasuk kepada diri kita diri kita untuk mengadakan perjalanan di muka bumi ini, sebagaimana termaktub dalam firmanNya berikut ini: “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan. (surat Al Qashash (28) ayat 77)

 

Berdasarkan ayat di atas ini, Allah SWT telah mengingatkan kepada diri kita untuk jangan melupakan bagianmu di dunia, dalam hal ini salah satunya adalah melakukan perjalanan di muka bumi. Lalu, untuk apakah kita melakukan perjalanan ke muka bumi ini, apakah sekedar berjalan jalan semata, ataukah ada pesan tersembunyi dibalik adanya anjuran untuk melakukan sebuah perjalanan. Adapun latar belakang dianjurkannya umat manusia melakukan perjalanan di muka bumi dapat kami kemukakan sebagai berikut:

 

1.  Untuk melihat secara langsung sisa sisa peninggalan umat terdahulu atau membuktikan kebenaran ayat ayat AlQuran dengan mata kepala kita sendiri sehingga kebenaran AlQuran bukanlah isapan jempol belaka, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: “Itulah beberapa berita tentang negeri negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad). Diantara negeri negeri itu sebagian ada bekas bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah. (surat Hud (11) ayat 100).” ;

 

2.     Saat diri kita melakukan perjalanan perhatikanlah alam di sekitar kita, tengok ke kanan, tengok ke kiri, naiklah ke atas pohon, reguklah air yang jernih, dan dekatilah ranting pohon melati. Di sana jiwa kita akan terasa lapang seperti burung yang berkicau yang terbang di angkasa kebahagiaan;

 

3.    Saat diri kita melakukan perjalanan keluar dari rumah, buanglah atau bukalah sesuatu yang selama ini menutupi mata kita. Lalu, berjalanlah di bumi Allah yang luas ini seraya berdzikir dan bertasbih kepadaNya. Menyendiri di kamar sempit tanpa melakukan aktivitas yang berguna merupakan jalan menuju bunuh diri. Kamar kita bukan alam dan kita bukan bukan satu satunya manusia;

 

4.     Saat diri kita melakukan perjalanan keluar rumah, maka secara langsung kita juga membuktikan tentang keberadaan ayat ayat kauniyah (ayat alam semesta) dan dengan itu Allah SWT berkehendak agar keimanan dan ketaqwaan diri kita meningkat.

 

Itulah 4(empat) buah latar belakang tentang dianjurkannya diri kita untuk melakukan perjalanan di muka bumi.

 

Berikut ini akan kami kemukakan 8 (delapan) buah ayat yang memerintahkan dan yang mengajurkan diri kita untuk menjelahi segala penjuru dunia, untuk menemukan tanda tanda kebesaran dan kemahaan Allah SWT dan juga bertemu Allah SWT saat menjelahi ciptaanNya, yaitu:

 

1.    Allah SWT memerintahkan kita mengadakan perjalanan di muka bumi agar diri kita memperhatikan, merenungkan dan mengambil pelajaran dari orang orang yang terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah SWT dengan cara melihat secara langsung situs situs sejarah yang ada, sebagaimana firman-Nya berikut ini:“Maka apakah mereka tidak pernah mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang orang yang sebelum mereka. Allah telah membinasakan mereka, dan bagi orang orang kafir akan menerima (nasib) yang serupa itu. (surat Muhammad (47) ayat 10)”. Ingat, sejarah yang pernah terjadi tidak bisa berbohong, tinggal bagaimana kita mengambil pelajaran dari sejarah-sejarah masa lalu yang pernah terjadi lalu bayangkan jika hal itu menimpa diri kita. Tidakkah kita mengambil pelajaran!

 

2.   Allah SWT memerintahkan diri kita keluar rumah dengan berpergian agar diri kita melihat bukti bukti secara langsung bagaimana kesudahan dari orang orang yang mendustakan Nabi/Rasul yang telah diutus Allah SWT kepada suatu kaum. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya: “Kami tidak mengutus sebelummu (Muhammad), melainkan seorang laki laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri. Tidakkah mereka bepergian di bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang orang sebelum mereka (yang mendustakan Rasul). Dan sungguh, negeri akhirat itu lebih baik bagu orang orang yang bertaqwa. Tidakkah kamu mengerti? (surat Yusuf (12) ayat 109)”.

 

3.  Allah SWT memerintahkan kita berjalan ke segenap penjuru bumi untuk memperhatikan, mempelajari, mengambil pelajaran atas sunnatullah yang berlaku di muka bumi ini serta mengambil pelajaran dari umat terdahulu yang melanggar ketentuan sunnatullah tersebut. Sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya berikut ini:"Sungguh, telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah (Allah), karena itu berjalanlah kamu ke (segenap penjuru) bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul rasul). (surat Ali Imran (3) ayat 137)”. Sedangkan berdasarkan surat An-Naml (27) ayat 69 berikut ini:“Katakanlah (Muhammad), “Berjalanlah kamu di bumi, lalu perhatikanlah bagaimana kesudahan orang orang yang berdosa. (surat An Naml (27) ayat 69)”. Kita juga diperintahkan untuk mengambil hikmah dan pelajaran dari orang orang yang berdosa saat berjalan, saat menjelajahi muka bumi ini.

 

4.     Kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk bepergian untuk menjelajahi muka bumi ini, salah satunya bertujuan untuk melihat secara langsung sisa sisa peninggalan yang berasal dari generasi masa lalu yang memiliki masalah dengan Allah SWT. Berdasarkan surah Ar-Rum (30) ayat 42 berikut ini: Katakanlah (Muhammad), Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang orang yang mempersekutukan (Allah).”  Kita bisa pergi ke Mesir untuk melihat secara langsung mumi Fir’aun yang ditenggelamkan di laut Merah, yang memang diskenariokan oleh Allah SWT untuk menjadi pelajaran bagi umat yang datang kemudian.

 

Adanya mumi Fir’aun dengan piramidanya yang bisa kita saksikan secara langsung hari ini, menunjukkan bahwa Allah SWT mengajarkan dan memerintahkan kepada kita agar jangan berperilaku seperti Fir’aun, yang mayitnya (muminya) diperlihatkan kepada khalayak umum dan betapa banyak orang yang sudah melihatnya namun kesemuanya tidak pernah ada orang yang mendoakannya. Lain halnya jika orang yang berziarah ke makam orang orang yang shaleh, maka semakin banyak yang berdziarah, semakin banyak yang mendoakannya. Apakah kita tidak mau mengambil pelajaran!

 

5.  Allah SWT memerintahkan kita untuk bepergian ke seantero bumi, bukan untuk pergi jalan jalan semata. Melainkan melihat, memperhatikan dan mengambil pelajaran dari umat umat terdahulu yang pernah mendustakan Nabi/Rasul. Hal ini dikemukakan dalam firman-Nya dalam surat  Ar-Rum (30) ayat 9 berikut ini: “Dan tidakkah mereka berpergian di bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang orang sebelum mereka (yang mendustakan Rasul)? Orang orang itu lebih kuat dari mereka (sendiri) dan mereka telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul rasul  mereka dengan membawa bukti bukti yang jelas. Maka Allah sama sekali tidak berlaku zalim kepada mereka, tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri mereka sendiri. (surat Ar Rum (30) ayat 9)”.  

 

Berdasarkan informasi sejarah Islam, rumah tempat tinggal Abu Jahal, salah satu orang yang mendustakan Nabi Muhammad SAW, dijadikan salah satu wc yang terdapat di Masjidil Haram. Bayangkan bagaimana Allah SWT mempermalukan sampai dengan hari kiamat kelak kepada Abu Jahal bahwa rumahnya dijadikan tempat pembuangan kotoran manusia yang datang untuk melaksanakan ibadah haji dan umroh. Ini adalah salah satu bentuk penghinaan yang telah dipertontonkan Allah SWT kepada manusia, lalu apakah hal ini tidak cukup menyadarkan diri kita kita untuk tidak berbuat seperti halnya Abu Jahal!.

 

6. Allah SWT memerintahkah kepada kita agar menjelajahi bumi yang dilanjutkan dengan memperhatikan, mempelajari, menyimak, menjaga, merawat bumi ini dan kemudian mengambil pelajaran dari umat umat sebelumnya yang mendustakan nabi & rasul walaupun bukti nyata telah disampaikan kepada mereka semua. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al-An'am (6) ayat 11 berikut ini: “"Katakanlah (Muhammad), “Jelajahilah bumi, kemudian perhatikanlah bagiamana kesudahan orang orang yang mendustakan itu. (surat Al An’am (6) ayat 11)”.

 

7.      Allah SWT memerintahkan kepada diri kita untuk menjelajahi segala penjuru bumi dalam kerangka menikmati keindahan ciptaan-Nya, dengan cara melihat langsung serta merasakan langsung ciptaan-Nya yang bergitu indah dan mempersona. Sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya berikut ini: “Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah  sebagian dari rezekiNya. Dan hanya kepadaNyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (surat Al Mulk (67) ayat 15)”. Selanjutnya jika ciptaan-Nya saja sudah begitu luar biasa indah dan mempersona maka dapat dipastikan yang menciptakan itu semua pasti sangat luar biasa. Tidakkah kita menyadarinya!

 

8.    Kita diperintahkan untuk melihat langsung tanda tanda dari kebesaran Allah SWT yang terdapat di alam semesta ini. Jika lautan itu adalah tanda tanda kebesaran Allah SWT berarti Allah SWT pasti ada di balik keberadaan tanda tanda kebesaranNya. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Luqman (31) ayat 31 berikut ini: “Tidakkah engkau memerhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, agar diperlihatkanNya kepadamu sebagian dari tanda tanda (kebesaran)Nya bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur. (surat Luqman (31) ayat 31)”. Lalu yang harus kita jadikan pedoman adalah tanda tanda kebesaran Allah SWT itu bukanlah Allah SWT melainkan bukti nyata bahwa Allah SWT itu ada sehingga dengan adanya tanda tanda kebesaran Allah SWT maka Allah SWT tidak bisa dipisahkan dengan tanda tanda kebesaran itu.

 

Sebagai orang yang telah beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT tentunya kita bisa dan mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk; antara yang haq dengan yang bathil; antara yang benar dan yang salah; antara yang bermanfaat dan yang mudharat; sehingga apa yang kami kemukakan di atas tentang umat umat terdahulu yang dihancur luluhlantahkan oleh Allah SWT mampu kita jadikan pelajaran yang berharga saat kita hidup di dunia ini. Hal ini termaktub dalam firman-Nya berikut ini: “Wahai orang orang yang beriman! Jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan untuk membedakan antara yang haq dan bathil kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar. (surat Al Anfal (8) ayat 29).”

 

Sekarang jika tanda tanda kebesaran Allah SWT berupa lautan yang luas seperti samudra Hindia, samudra Atlantik dan samudra Pasific, sudah kita saksikan secara langsung dengan mata telanjang, lalu masihkah kita tidak mempercayai bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Pencipta? Lalu apa yang membuat kita menyangsikan kemahaan dan kebesaran Allah SWT setelah melihat buktinya nyata ini? Apakah kita ingin merasakan azab yang telah ditimpakan kepada umat yang terdahulu kepada diri kita?

 

Adanya perintah untuk menjelahi muka bumi ini, bukanlah untuk sekedar jalan jalan semata. Akan tetapi harus bisa menjadikan keimanan dan ketaqwaan diri kita meningkat secara nyata setelah merasakan dan melihat langsung bukti bukti sejarah yang memang sengaja Allah SWT jaga dari kehancurannya. Agar orang orang yang datang di kemudian hari mampu mengambil hikmah dan pelajaran dibalik itu semua.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar