B. TANTANGAN BAGI YANG
TIDAK MENGAKUI (MENGABAIKAN) ALQURAN.
AlQuran mengandung
nilai-nilai dan ajaran yang benar dan sangat aplikatif serta konstekstual yang
menjadi petunjuk dan pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. AlQuran juga tidak
berisikan tumpukan teori yang memadati pikiran belaka. AlQuran juga tidak
mengajarkan hal-hal yang tidak mungkin, hal-hal aneh yang mustahil untuk
dicapai. AlQuran telah menerima manusia sebagaimana adanya dan kemudian
mendorongnya untuk mencapai sesuatu yang bisa dicapai.AlQuran tidak sama dengan
hadits. AlHadits ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik
berupa perkataan, perbuatan, pernyataan, dan taqrir.
Untuk menambah
pengetahuan tentang hadits, berikut ini akan kami kemukakan beberapa istilah
hadits yang sering dipakai dalam Asy-Syariah yang kesemuanya tidak dikenal di
dalam AlQuran sehingga AlQuran tidak mengenal hal-hal yang kami kemukakan
berikut ini, seperti:
1. Mutawatir yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah
perawi hadits dari sejumlah lainnya yang menurut adat kebiasaan mustahil untuk
secara ramai ramai bersekongkol untuk berbohong;
2.
Ahad yang artinya hadits
yang tidak mencapai derajat mutawatir;
3. Sahih (sehat), yang artinya hadis
yang dinukilkan oleh orang yang adil (muslim, baligh, berakal, bebas dari
kefasikan yaitu melakukan dosa besar atau selalu melakukan dosa kecil, dan
bebas dari sesuatu yang menjatuhkan muru’ah/kewibawaan) dan sempurna
hafalan/penjagaan kitabnya terhadap hadits itu, dari orang yang semacam itu
juga dengan sanad yang bersambung, tidak memiliki ‘illah (penyakit/kelemahan)
dan tidak menyelisihi yang lebih kuat. Hadits sahih hukumnya diterima dan
berfungsi sebagai hujjah;
4. Hasan (baik) yang artinya hadits
yang sama dengan hadis sahih kecuali pada sifat rawinya di mana
hafalan/penjagaan kitabnya terhadap hadits tidak sempurna, yakni lebih rendah.
Hadis hasan hukumnya diterima;
5. Dhaif yang artinya hadits
yang tidak memenuhi syarat-syarat hadis sahih atau hasan. Hadits dhaif hukumnya
ditolak;
6. Maudhu’ (palsu) yang artinya
Hadis yang didustakan atas nama Nabi SAW padahal beliau tidak pernah
mengatakannya, hukumnya ditolak;
7. Mursal, yaitu seorang tabiin
menyandarkan suatu ucapan atau perbuatan kepada Nabi SAW. Hukumnya tertolak
karena ada rawi yang hilang antara tabiin tersebut dan Nabi SAW dan mungkin
yang hilang itu adalah rawi yang lemah;
8. Syadz, yaitu hadits yang
sanadnya sahih atau hasan namun isinya menyelisihi riwayat yang lebih kuat dari
hadits itu sendiri, karena hadits yang sanadnya dhaif dan isinya menyelisihi
riwayat yang sahih atau hasan dari hadits itu sendiri, hukumnya juga tertolak;
9. Munqathi’, yaitu hadits yang terputus sanadnya secara umum, artinya
hilang salah satu rawinya atau lebih dalam sanad, bukan di awalnya dan bukan di
akhirnya dan tidak pula hilangnya secara berurutan. Hukumnya tertolak;
10.
Sanad, yaitu rangkaian
para rawi yang berakhir dengan matan;
11.
Matan yaitu ucapan rawi
atau redaksi hadits yang terakhir dalam sanad;
12.
Rawi, yaitu Orang yang
meriwayatkan atau membawakan hadits;
13.
Atsar, yaitu suatu ucapan
atau perbuatan yang disandarkan kepada selain Rasulullah yakni kepada para
sahabat dan tabiin.
AlQuran hanya
mengenal Allah SWT selaku narasumber utama, Nabi Muhammad SAW selaku penerima
wahyu dan Malaikat Jibril as selaku penyampai wahyu, dan AlQuran adalah
kumpulan wahyu yang diturunkan Allah SWT yang menjadikan AlQuran sebagai
mukjizat yang terbesar dan AlQuran hanya mengenal apa yang dinamakan dengan
asbabunnuzul (sebab sebab turunnya ayat ayat AlQuran) dikarenakan turunnya
AlQuran secara berangsur angsur, tidak secara sekaligus.
AlQuran merupakan
kalam Allah yang bersifat abadi karena Allah SWT yang menurunkan dan Allah SWT
pula yang memeliharanya, sebagaimana firman-Nya berikut ini: ‘’Sesungguhnya
Kamilah yang menurunkan Alquran, dan pasti kami pula yang benar benar memeliharanya.’’ (surat Al-Hijr (15) ayat 9).”
Adanya konsep keaslian yang menjadi ciri yang paling utama dari AlQuran
maka AlQuran merupakan bukti wahyu yang benar karena mampu memberikan kepastian
hukum kepada umat manusia. Bukti kebenaran Alquran lainnya adalah hingga saat
ini tidak ada yang bisa membuat kitab yang menyamai Alquran.
Walaupun AlQuran
adalah kitab tanpa perubahan yang akan memberikan kepastian hukum kepada umat
manusia, namun masih saja ada umat yang
belum bisa menerima AlQuran, masih saja ada umat yang mengabaikan
AlQuran dan bahkan ada umat yang mendustakan AlQuran serta bahkan ada umat yang
mengganti AlQuran dengan kitab lain buatan manusia karena dianggap sudah
ketinggalan jaman. Allah SWT selaku pemilik dan pencipta kekhalifahan yang ada
di muka bumi dan juga sebagai narasumber utama dari AlQuran bukanlah sesuatu
yang membutuhkan AlQuran. Akan tetapi manusialah yang sangat membutuhkan AlQuran.
Dan apabila ada umat
manusia yang tidak mau menerima dan menjadikan AlQuran sebagai buku pedoman dan
panduan di dalam melaksanakan tugas penghambaan kepada Allah SWT dan juga tugas
kekhalifahan muka bumi ini. Ketahuilah Allah SWT telah memberikan tantangan
kepada umat manusia yang tidak mau mengimani AlQuran untuk membuat kitab
seperti AlQuran.
Adapun tantangan
Allah SWT itu dapat kami bedakan menjadi tiga kategori tantangan, sebagaiman
berikut ini:
1. Allah SWT menantang manusia untuk membuat satu kitab
seperti AlQuran, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Katakanlah, “Sesungguhnya jika
manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) AlQuran ini,
mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling
membantu satu sama lain. (surat Al Israa’ (17) ayat 88)
2. Allah SWT juga telah menantang manusia untuk membuat 10
(sepuluh) surat yang seperti AlQuran, sebagaaimana firman-Nya berikut ini: “Bahkan
mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) telah membuat buat AlQuran itu.” Katakanlah,
(kalau demikian) datangkanlah sepuluh surat semisal dengannya (AlQuran) yang
dibuat buat, dan ajaklah siapa saja di antara kamu yang sanggup selain Allah,
jika kamu orang yang benar. Maka jika mereka tidak memenuhi (tantanganmu), maka
(katakanlah), “Ketahuilah, bahwa (AlQuran) itu diturunkan dengan ilmu Allah dan
bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (masuk
Islam)?” (surat Hud (11) ayat 13, 14)
3. Allah SWT juga menantang untuk membuat satu surat yang
seperti surat dalam AlQuran, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Apakah
pantas mereka mengatakan dia (Muhammad) yang telah membuat buatnya? Katakanlah,
“Buatlah sebuah surah yang semisal dengan surah (AlQuran), dan ajaklah siapa
saja diantara kamu orang yang mampu (membuatnya) selain Allah, jika kamu orang
orang yang benar. (surat Yunus (10) ayat 38)
Sebagai abd’ (hamba)
yang juga dalah khalifah di muka bumi, ketahuilah 3(tiga) buah tantangan di
atas ini, masih tetap berlaku kepada siapapun juga dan akan terus berlaku sampai
dengan hari kiamat tiba. Beranikah kita mengambil tantangan ini?
Saat ini, sudah
sekitar 14 abad lamanya belum ada dan tidak akan mungkin ada, umat manusia baik
sendiri-sendiri, ataupaun berkelompok lalu dibantu oleh jin, yang mampu
menjawab 3(tiga) buah tantangan Allah
SWT di atas sehingga isi dan kandungan AlQuran ada tandingannnya. Dan yang ada
saat ini adalah adanya kegiatan orang orang tertentu yang tidak
bertanggungjawab yang hanya mampu merubah dengan cara menambah, merubah dengan
cara mengurangi, merubah dengan memilah milah ayat, merubah dengan meniadakan
tanda-tanda baca dan ayat-ayat yang ada di AlQuran sehingga seolah-olah
tantangan dari Allah SWT mampu dijawab, padahal merubah, menambah, memilah
milah atau mengurangi isi dan kandungan AlQuran bukanlah jawaban atas tantangan
untuk membuat tandingan AlQuran. Namun
upaya untuk membuat gaduh, upaya untuk membuat energi umat terbuang secara
percuma serta menyesatkan umat manusia
dari kebenaran AlQuran benar adanya.
Sekarang mari kita
perhatikan firman Allah SWT berikut ini:“Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan
dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang
orang yang bertaqwa. Tidakkah kamu mengerti? (surat Al An’am (6) ayat 32).” Hidup
yang kita jalani saat ini adalah sebuah permainan sehingga kitalah yang menjadi
pemainnya. Sebagai pemain dalam permainan kehidupan maka ketahuilah bahwa hasil
akhir dari permainan hanya ada dua kemungkinan, yaitu mampu menjadi seorang
pemenang ataukah menjadi seorang pecundang.
Adanya pilihan menjadi pemenang dan juga menjadi
pecundang menunjukkan bahwa hidup ini adalah pilihan. Jika kita
berkehendak menjadi pemenang berarti kita wajib melaksanakan buku pedoman
(manual handbook) yang dikehendaki Allah SWT yaitu AlQuran dan jika sampai diri
kita menjadi pecundang berarti ada yang salah dalam diri kita, yaitu tidak mau
mengakui AlQuran, tidak mau menjalankan isi dan kandungan AlQuran, bahkan ada
yang mendustakan AlQuran dengan mengatakan bahwa AlQuran adalah dongengan umat terdahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar