Allah SWT sebagai perencana yang sangat handal sudah merencanakan
hal itu dengan cara yang sebaik-baiknya. Untuk itulah kondisi dasar dari Muhammad bin Abdullah sengaja dikondisikan seperti tersebut di atas, dalam rangka
menjaga keaslian, kemurnian dan kesucian AlQuran hanya dari Allah SWT semata
tanpa ada masukan baru, tanpa ada pengurangan, atau tanpa ada masukan tambahan
sedikitpun yang berasal dari diri Muhammad bin Abdullah selaku
manusia biasa ke dalam wahyu yang diterimanya.
Selain 5(lima) kondisi dasar tentang Muhammad bin Abdullah
yang telah kami kemukakan di atas serta masih menurut sumber-sumber informasi
Islam lainnya Muhammad bin Abdullah memiliki kondisi lainnya seperti miskin
serta yatim sejak kecil. Namun demikian ada beberapa sifat dasar dari Muhammad
bin Abdullah yang diakui oleh banyak orang seperti jujur sejak kecil, berwibawa
sejak kecil, dihormati, rajin serta terpercaya. Dan berdasarkan data-data di
atas ini, maka dapat disimpulkan bahwa “kondisi dasar Muhammad bin Abdullah adalah seorang manusia biasa dengan kemampuan dasar sebagai
berikut: Ummi, Tidak Pernah Belajar, Tidak Bisa Menulis, Tidak Bisa
Membaca, Miskin, Yatim dari Kecil, Jujur
dari Kecil, Berwibawa dari Kecil, Dihormati, Rajin, serta Terpercaya”.
Sekarang berdasarkan informasi dasar yang telah kita miliki
tentang Muhammad bin Abdullah, mari kita bahas tentang kebenaran AlQuran adalah
wahyu Allah SWT. Dimana kita akan menghubungkan isi dan kandungan AlQuran
dengan kondisi dasar Muhammad bin Abdullah dengan mempertanyakan sebuah
pertanyaan yang mendasar yaitu: atas dasar apakah seorang Muhammad bin Abdullah dengan kondisi dasar adalah: Ummi, Tidak Pernah Belajar, Tidak Bisa Menulis,
Tidak Bisa Membaca, Miskin, Yatim dari
Kecil, Jujur dari Kecil, Berwibawa dari Kecil, Dihormati, Rajin, serta
Terpercaya” mampu menceritakan, mampu
menerangkan, mampu menjabarkan, mampu melaksanakan ajaran, mampu menjadi
panutan bagi seluruh umat manusia (suri tauladan), mampu mencontohkan suatu
ajaran, membuat hal-hal sebagai berikut menjadi sesuatu yang nyata dan mampu
dibuktikan secara ilmiah dikemudian hari, dan kumpulan dari itu semua ada
sampai dengan saat ini tanpa pernah ada perubahan sama sekali, dan juga tidak
ada satupun ayatnya yang saling bertolak belakang isinya.
1. Mampu
Menerangkan Sejarah Nabi Nabi Dan Umat Terdahulu. Berikut ini akan kami kemukakan sejarah nabi nabi
terdahulu.
a. Muhammad
bin Abdullah sebagai seorang manusia biasa dengan kemampuan seperti yang yang
telah kami kemukakan di atas, mampu menceritakan, mampu menerangkan, mampu
menjabarkan sejarah Nabi Isa as, yang mana
Nabi Isa as, dilahirkan tanpa seorang ayah sebab Nabi Isa as, hanya
mempunyai seorang Ibu dengan jarak kelahiran antara Nabi Isa as, dengan
Muhammad bin Abdullah kurang lebih 600 tahun lamanya, dengan sempurna. Lalu
atas dasar apakah Muhammad bin Abdullah mampu menceritakan dengan baik dan
benar tentang sejarah Nabi Isa as,?
b. Muhammad
bin Abdullah dapat pula menceritakan dengan jelas sejarah Nabi Musa as,
termasuk di dalamnya sejarah atau cerita tentang Fir’aun. Dimana menurut
sejarah, Fir’aun dimasa
Nabi Musa as, ialah Raja Mesir yang
bernama Menepthah yang hidup
tahun 1232 s/d 1224 sebelum masehi anak dari Raja Ramses. Lalu atas dasar apakah seorang Muhammad bin
Abdullah dengan kemampuan sebagaimana telah kami kemukakan di atas, mampu menceritakan,
mampu menerangkan serta mampu menjabarkan sejarah Nabi Musa a.s. dan juga
sejarah Fir’aun yang ditenggelamkan di laut dengan jarak antara keduanya
berkisar antara 1800 tahun sampai dengan 1850 tahun, dengan sempurna?
c. Yang
lebih ekstrem lagi, Muhammad bin Abdullah dapat pula menceritakan dengan jelas
sejarah Nabi Sulaiman as, ; Nabi Daud as, ;Nabi Nuh as, ;Nabi Idris as, ;Nabi
Yusuf as, Nabi Yunus as, ;Nabi Ibrahim as, bahkan Muhammad bin Abdullah juga
dapat menceritakan sejarah dari Nabi Adam as, yang mana jarak antara kelahiran
Muhammad bin Abdullah dengan nabi-nabi yang diceritakannya sangat sulit untuk
diukur berapa jarak sebenarnya, dengan sempurna. Lalu atas dasar apakah
Muhammad bin Abdullah mampu melakukan itu semua?
Adanya
kemampuan Muhammad bin Abdullah menerangkan kembali sejarah nabi nabi yang
pernah diutus oleh Allah SWT ke muka bumi menunjukkan Muhammad bin Abdullah
mampu mengkonfirmasi dan memferifikasi tentang keberadaan nabi nabi terdahulu.
Lalu atas dasar apakah Muhammad bin Abdullah mampu melakukan itu semua?
2. Kitab
Suci Dengan Tata Bahasa, Irama dan Syair Yang Sangat Indah. Seorang
lelaki yang bernama Muhammad bin Abdullah dengan kemampuan dasar sebagai
manusia biasa yang memiliki banyak keterbatasan, ternyata Beliau mampu serta dapat
menyampaikan isi dan kandungan dari sebuah kitab suci yang akan dijadikan
pedoman dan petunjuk bagi seluruh umat manusia yang merupakan penyempurna bagi
kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya (dalam hal ini adalah kita zabur, kitab taurat dan kitab injil).
Dimana kitab suci yang
disampaikannya tersebut memiliki Tata Bahasa, Isi dan Kandungan serta
Syair yang sangat indah ditambah irama
sangat menakjubkan jika dibaca dengan tartil
dan tajwid serta qiraat yang baik dan benar serta tidak akan menimbulkan
rasa bosan walaupun dibaca berulang-ulang, sehingga semakin dibaca semakin
mantap di hati karena kemukjizatan AlQuran mampu menembus hati. Selain
itu dari pada itu, bacaan AlQuran juga mampu menghilangkan dialek, logat,
cengkok bahasa seseorang, sepanjang
AlQuran dibaca dengan tartil dan tajwid serta Qiraat yang baik dan
benar.
Dilain
sisi pada saat AlQuran diturunkan tak satupun orang yang mampu membuat kitab
serupa dengan AlQuran walaupun telah diadakan perlombaan membuat syair atau
membuat pujian-pujian atau membuat tulisan-tulisan yang pada intinya untuk
menandingi kehebatan dari kitab suci AlQuan. Timbul pertanyaan, atas dasar
apakah Muhammad bin Abdullah mampu melakukan itu semua?
3. Kandungan
Kitab Suci AlQuran. Seseorang lelaki yang bernama Muhammad bin
Abdullah yang memiliki keterbatasan kemampuan, dalam hal ini adalah Ummi, tidak
bisa membaca dan menulis, ternyata mampu menyampaikan seluruh isi dan kandungan
kitab suci yang jumlah ayatnya sebanyak 6.666 (enam ribu enam ratus enam puluh
enam) dan di dalamnya juga terdapat ayat berisi zikir, doa, tasbih, tahmid, dan
istigfar.
Adapun
rincian dari kitab suci AlQuran menurut “Abdullah Ibnu Abbas ra”, dalam kitab
tafsirnya adalah: (a) 1.000 (seribu) ayat
menunjukkan perintah; (b) 1.000
(seribu) ayat larangan: (c) 1.000
(seribu) ayat ancaman; (d) 1.000
(seribu) ayat janji; (e) 1.000
(seribu) ayat yang menjelaskan tentang proses kejadian pada masa lampau dan
masa akan datang, dan; (f) 1.000 (seribu)
ayat contoh-contoh atau perumpamaan. Kemudian ada 500 (lima ratus) ayat yang menerangkan tentang halal dan haram, 100
(seratus) ayat nasikhmansukh, serta 66 (enam puluh enam) ayat zikir, doa,
tasbih, tahmid, dan istighfar, yang kesemua isinya tidak ada satupun yang
saling bertentangan, atau saling tumpang tindih. Timbul pertanyaan, atas dasar
apakah Muhammad bin Abdullah mampu melakukan itu semua?
Selain daripada itu, menurut “Prof
Dr Mahmud Syaitut” menyebutkan bahwa kandungan isi kitab AlQuran ada
enam macam, yaitu: (a) Akidah, yaitu
keimanan kepada Allah, malaikat, kitab, rasul dan hari akhir; (b) Akhlak untuk mendidik jiwa dan memperbaiki
kehidupan bermasyarakat; (c) Dorongan
untuk mengamati alam semesta sehingga dapat memperkuat keimanan atas kebesaran
Allah SWT; (d) Kisah orang terdahulu,
baik perseorangan maupun kaum atau bangsa agar dijadikan pelajaran bagi umat
yang datang dikemudian hari; (e) Janji
dan ancaman, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi; (f) Hukum hukum praktis, berupa tuntunan ibadah
dan muamalah. Adanya pengelompokkan ayat ayat sebagaimana kami kemukakan di
atas ini, timbul pertanyaan yang paling mendasar, atas dasar apakah Muhammad
bin Abdullah mampu membuat itu semua?
4. Ilmu
Syariat. Seorang lelaki yang bernama Muhammad bin Abdullah yang
memiliki kemampuan yang sangat terbatas, dapat mengajarkan, dapat menerangkan,
dapat menerapkan Ilmu Syariat dengan baik dan benar, dimana ilmu syariat itu
sendiri terdiri dari beberapa cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu tafsir, ilmu
hadits, ilmu fiqih, ilmu ushul fiqih, serta ilmu kalam dan lain sebagainya.
Lalu atas dasar apakah Muhammad bin Abdullah yang memiliki keterbatasan dapat
mengajarkan dan menerangkan serta menerapkan ilmu syariat itu dalam kehidupan
sehari-hari dan bahkan mampu berlaku sampai akhir jaman?
“Imam Suyuthi” menuturkan bahwa ayat
ayat AlQuran diklasifikasikan dalam dua bagian, yaitu: (a) Ayat yang turun sebagai ibtida (permulaan) maksudnya tidak ada
permasalahan atau sebab tertentu yang membuat ayat ayat itu turun; (b) Ayat yang diturunkan sebagai reaksi atau
suatu peristiwa tertentu atau sebagai jawaban atas pertanyaan, baik yang
diajukan oleh sahabat maupun kaum musyrik, kafir, Yahudi ataupun munafik.
Karena itu, kemudian muncul istilah asbabun nuzul (sebab turunnya ayat). Adanya
klasifikasi ayat sebagaimana di atas ini, timbul pertanyaan, atas dasar apakah
Muhammad bin Abdullah yang memiliki keterbatasan mampu mengklasifikasi ayat
ayat AlQuran menjadi dua klasifikasi?
5. AlHikmah
Dan Filsafat. Seorang lelaki yang bernama Muhammad bin
Abdullah yang memiliki keterbatasan kemampuan ternyata dapat mengajarkan, dapat
menerangkan Al-Hikmah dan Filsafat dengan baik dan benar, dimana Al Hikmat dan
Filsafat pada pokoknya mengandung empat
macam ilmu, yaitu ilmu manthiq, ilmu alam, ilmu pasti dan ilmu ketuhanan.
a. Yang
termasuk ilmu alam ialah ilmu kimia, ilmu kedokteran, ilmu genetika, ilmu
anatomi, farmasi, ilmu hewan, ilmu serangga, biologi, ilmu nutrisi, ilmu
antariksa dan ilmu pertanian. Berikut ini akan kami kemukakan contoh dari ilmu
kedokteran yang dikemukakan oleh Muhammad bin Abdullah, yaitu ada pada surat Al
Mu’minuun (23) ayat 14 berikut ini : “dan
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah
Allah, Pencipta yang paling baik.”
Dan juga pada
surat Al Hajj (22) ayat 5 seperti yang kami kemukakan berikut ini: “Hai
manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka
(ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu
dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (surat Al Hajj (22) ayat 5)
b.
Yang termasuk ilmu pasti ialah
berhitung, aljabar (statistik), ilmu ukur, ilmu mekanika, ilmu falak dan
geografi. Contohnya tentang bumi bulat mengelilingi matahari serta bulan yang
dengan itu lahirlah apa yang dinamakan waktu. Berikut ini akan kami kemukakan
ilmu falak yang dikemukakan oleh
Muhammad bin Abdullah, yaitu: “dan
matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha
Perkasa lagi Maha mengetahui. dan telah Kami tetapkan bagi bulan
manzilah-manzilah, sehingga (setelah Dia sampai ke manzilah yang terakhir)
Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang tua[1267]. tidaklah mungkin bagi
matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan
masing-masing beredar pada garis edarnya. (surat Yaasiin (36) ayat 38 sampai 40)
[1267]
Maksudnya: bulan-bulan itu pada Awal bulan, kecil berbentuk sabit, kemudian
sesudah menempati manzilah-manzilah, Dia menjadi purnama, kemudian pada
manzilah terakhir kelihatan seperti tandan kering yang melengkung.
c. Yang
termasuk ilmu ketuhanan ialah metafiksika yaitu pembahasan mengenai pencipta,
jiwa (ruh), jin, malaikat, masa lalu dan sebagainya. Berikut ini akan kami
kemukakan contoh ilmu metafisika tentang menampilkan berbagai peristiwa masa
lalu, yaitu :“pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala
kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah
dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang
jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. dan Allah sangat
Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. (surat Ali Imran (3) ayat 30).”
Berdasarkan
apa apa yang telah kami kemukakan di atas, timbul pertanyaan yang paling
mendasar, yaitu : atas dasar apakah Muhammad bin Abdullah yang memiliki
keterbatasan dapat mengajarkan, dapat menerangkan, dapat pula menerapkan ilmu
Alhikmah dan filsafat dengan baik dan benar yang kesemuanya bisa dibuktikan
secara ilmiah di abad modern ini sedangkan Muhammad bin Abdullah sendiri
memiliki keterbatasan?
Adanya
5(lima) hal yang telah kami kemukakan di atas, yang mampu dibuktikan, yang
mampu dijabarkan, yang mampu dilaksanakan oleh Muhammad bin Abdullah maka akal
sehat manusia tidak bisa menerima begitu saja. Lalu akan mempertanyakannya. Kenapa
hal itu bisa diterangkan dengan baik dan benar oleh Muhammad bin Abdullah
padahal Beliau memiliki banyak keterbatasan.
Dan
di lain sisi, segala apa-apa yang dikemukakan, segala apa-apa yang disampaikan,
segala apa-apa yang ditunjukkan oleh Muhammad bin Abdullah itu benar adanya dan
dapat dibuktikan secara ilmiah dan tidak ada yang mampu menyanggahnya serta
AlQuran yang diturunkan oleh Allah SWT itu sendiri ada dan sudah ada pula di
tangan kita. Adanya kondisi seperti yang kami kemukakan di atas tentu akan
menimbulkan beberapa pertanyaan dan pernyataan yang berasal dari akal sehat
manusia (dalil aqli), yaitu:
1.
Apabila ada informasi tentang masa lalu,
apakah itu sejarah tentang Nabi dan juga Rasul terdahulu ataupun peristiwa masa
lampau tentang umat umat terdahulu, tentu tidak demikian saja dapat diketahui
oleh seseorang jika tidak ada yang memberitahukannya. Hal yang samapun terjadi
pada diri Muhammad bin Abdullah dimana Beliau mampu menerangkan dan menjelaskan
adanya Nabi dan Rasul terdahulu atau Muhammad bin Abdullah mampu menerangkan
sejarah masa lampau termasuk umat umat terdahulu yang tentu tidak demikian saja
Beliau dapat mengetahuinya.
Lalu siapakah yang memberitahukannya,
apakah manusia yang ada saat itu mampu, apakah hewan mampu, apakah tumbuhan
mampu, apakah jin/iblis/syaitan mampu, apakah malaikat mampu memberitahukan dan
mengajarkannya? Jika
sekarang Muhammad bin Abdullah mampu mengetahuinya sejarah tentang Nabi dan
Rasul terdahulu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, tentu yang
memberitahukannya atau yang mengajarkannya pastilah sesuatu yang memiliki
pengetahuan yang sangat baik tentang Nabi dan Rasul yang terdahulu, jika tidak
bagaimana mungkin Muhammad bin Abdullah yang memiliki keterbatasan dapat
mengetahuinya? Sekarang siapakah yang
memiliki ilmu dan pengetahuan yang sangat luas itu?
2.
Apabila ada sebuah buku yang sangat baik
tata bahasanya, yang sangat baik isinya, yang sangat baik iramanya, yang isinya
tidak ada yang saling bertentangan, tentu dibalik buku yang hebabt tersebut
terdapat penulis, pemilik, pembuat tata bahasa, yang sangat hebat ilmunya. Hal
ini dikarenakan buku yang baik pasti berasal dari sesuatu yang baik dan hebat
pula. Sekarang bagaimana dengan AlQuran yang memiliki tata bahasa yang baik,
yang memiliki isi yang baik serta memiliki irama yang baik jika bukan berasal
dari sesuatu yang terbaik pula? Siapakah
yang terbaik itu, apakah manusia, apakah hewan, apakah tumbuhan, apakah
jin/iblis/syaitan, apakah malaikat, apakah kesemuanya mampu menjadi yang terbaik? Jika sekarang
Muhammad bin Abdullah mampu mengemukakan, mampu menerangkan buku yang terbaik,
dapat dikatakan sesuatu yang terbaik itulah yang memberitahukannya. Dan jika
tidak bagaimana mungkin Muhammad bin Abdullah yang memiliki keterbatasan dapat
mengemukakannya? Sekarang siapakah yang
terbaik itu yang berada dibalik atau yang selalu bersama Muhammad bin Abdullah?
3.
Apabila ada sebuah buku yang di dalamnya
terdapat ketentuan tentang adanya perintah-perintah yang harus dilaksanakan,
adanya hal-hal tertentu yang menunjukkan larangan-larangan, adanya hal-hal yang
menunjukkan ancaman, adanya janji-janji, adanya penjelasan tentang proses
kejadian pada masa lampau dan masa akan datang, adanya contoh-contoh atau
perumpamaan, adanya ketentuan tentang halal dan haram, adanya keterangan
tentang nasikhmansukh, serta adanya ketentuan tentang zikir, doa, tasbih,
tahmid, dan istighfar, tentu buku ini wajib berasal dari sesuatu yang sangat
berkuasa sebab di dalam buku itu terdapat aturan-aturan, atau hukum yang harus
dilaksanakan.
Sekarang siapakah yang berkuasa itu,
apakah manusia, apakah hewan, apakah tumbuhan, apakah jin/iblis/syaitan, apakah
malaikat? Jika
sekarang Muhammad bin Abdullah mampu mengemukakan, segala aturan, hukum,
ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan oleh semua orang, maka dapat dikatakan
sesuatu yang sangat berkuasalah yang menyampaikan hal tersebut sebab jika tidak
bagaimana mungkin Muhammad bin Abdullah yang memiliki banyak keterbatasan dapat
mengemuka kannya? Sekarang siapakah yang sangat berkuasa itu karena hanya yang paling
berkuasalah yang bisa menetapkan aturan main yang begitu rinci, jika tidak
bagaimana mungkin bisa menetapkan adanya perintah, larangan, ancaman dan janji
dan yang sekarang ada dibalik keberadaan Muhammad bin Abdullah?
4.
Apabila ada sebuah buku yang isi dan
kandungannya mampu menerangkan sesuatu yang belum pernah diterangkan atau yang
mampu menerangkan dan menjabarkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya,
seperti ilmu syariat, Al Hikmah dan Filsafat, tentu buku ini wajib berasal dari
sesuatu yang memiliki ilmu dan pengetahuan yang sangat hebat sebab di dalam
buku itu banyak terdapat hal-hal yang tidak diketahui atau terjangkau oleh
siapapun juga. Sekarang siapakah sesuatu yang memiliki ilmu dan pengetahuan yang
sangat hebat itu, apakah itu manusia, apakah itu hewan, apakah itu tumbuhan,
apakah itu jin/iblis/syaitan, apakah itu malaikat? Jika sekarang
Muhammad bin Abdullah mampu mengemukakan, mampu mengajarkan, mampu menerapkan,
mampu melaksanakan ilmu syariat, Al
Hikmah dan Filsafat maka dapat dikatakan sesuatu yang memiliki ilmu dan
pengetahuan yang sangat hebatlah yang mengajarkannya jika tidak bagaimana
mungkin Muhammad bin Abdullah yang memiliki keterbatasan dapat menerangkannya
dengan baik dan benar? Sekarang siapakah
yang memiliki ilmu itu?
Untuk membutktikan itu
semua, sekarang mari kita jawab 4(empat) buah pertanyaan di atas ini, dengan
mempertanyakan siapakah yang mampu melaksanakan itu semua dengan
sebaik-baiknya, yaitu:
1.
Apakah hewan dan tumbuhan memiliki
pengetahuan yang luas sehingga mampu menerangkan sejarah Nabi dan Rasul
terdahulu, atau apakah hewan dan tumbuhan mampu menjadi yang terbaik dengan
menjadikan sebuah buku yang memiliki irama dan tata bahasa yang terbaik, atau
apakah hewan dan tumbuhan mampu menjadikan dirinya penguasa sehingga mampu
membuat undang-undang dan ketentuan yang berlaku di alam semesta ini, atau apakah
hewan dan tumbuhan memiliki ilmu dan pengetahuan tentang syariat, AlHikmah dan
juga Filsafat? Berdasarkan akal sehat manusia (dalil aqli), mustahil di akal hewan
(binatang) dan tumbuhan dapat melakukan itu semua. Jika ini keadaannya
maka dapat dipastikan yang memiliki kemampuan itu semua pasti di luar hewan dan
pasti di luar tumbuhan.
2.
Apakah jin/iblis/syaitan dan juga malaikat memiliki ilmu dan
pengetahuan yang luas sehingga mampu menerangkan sejarah Nabi dan Rasul
terdahulu, atau apakah jin/iblis/syaitan serta malaikat mampu menjadi yang
terbaik dengan menjadikan sebuah buku yang memiliki irama dan tata bahasa yang
terbaik, atau apakah jin/iblis/syaitan serta malaikat mampu menjadikan dirinya
penguasa sehingga mampu membuat undang-undang dan ketentuan yang berlaku di
alam semesta ini, atau apakah jin/iblis/syaitan serta malaikat memiliki ilmu
dan pengetahuan tentang syariat, Al Hikmah dan juga Filsafat? Berdasarkan
akal sehat manusia (dalil aqli), mustahil di akal jin/iblis/syaitan serta malaikat mampu memiliki ilmu dan pengetahuan serta
mampu menjadikan dirinya sendiri sebagai penguasa atas segala sesuatu. Jika ini keadaannya maka yang memiliki
kemampuan serta kekuasaan pasti di luar jin/iblis/syaitan serta pasti di luar
malaikat.
3.
Apakah manusia memiliki pengetahuan yang
luas sehingga mampu menerangkan sejarah Nabi dan Rasul terdahulu, atau apakah
manusia mampu menjadi yang terbaik dengan menjadikan sebuah buku yang memiliki
irama dan tata bahasa yang terbaik, atau apakah manusia mampu menjadikan
dirinya penguasa sehingga mampu membuat undang-undang dan ketentuan yang
berlaku di alam semesta ini, atau apakah manusia memiliki ilmu dan pengetahuan
tentang syariat, Al Hikmah dan juga Filsafat? Berdasarkan akal sehat manusia,
mustahil di akal manusia dapat melakukan itu semua. Jika ini keadaannya
maka yang mampu memiliki dan yang mampu melaksanakan itu semua pasti adalah di
luar manusia.
Berdasarkan uraian yang kami kemukakan di atas ini,
didapat jawaban bahwa yang mampu melakukan itu semua adalah di luar hewan, di
luar tumbuhan, di luar jin/iblis/syaitan, di luar malaikat serta di luar
manusia itu sendiri termasuk juga di luar Muhammad bin Abdullah. Sekarang siapakah yang di luar itu semua? Menurut
surat Thaahaa (20) ayat 14 yang kami kemukakan berikut ini: “Sesungguhnya Aku
ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” didapat keterangan bahwa sesuatu yang berada di luar manusia, yang
berada di luar hewan dan tumbuhan, yang berada di luar jin/iblis/syaitan serta
yang berada di luar malaikat adalah Allah
SWT, dimana Allah SWT menerangkan sendiri siapakah Dia melalui pernyataannya
yang berbunyi "Aku adalah Allah,
Tiada Tuhan selain Aku".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar