E. ADANYA KOMBINASI
KALIMAT-KALIMAT DALAM AYAT KURSY
YANG SANGAT MEMUKAU.
Untuk bisa
mempelajari dan merenungkan isi dan kandungan ayat Kursy yang sangat memukau,
maka kita harus membaginya menjadi 9 (sembilan) kalimat, yang terdiri dari:
a. Kalimat
pertama, “Allahu la ilaha illa huw(a) al hayyul qayyum(u)” yang artinya
Tidak ada tuhan selain Dia Yang Mahahidup, yang terus menerus mengurus
(makhlukNya);
b. Kalimat kedua, “la
ta’khuzuhu sinatuw wa la naum(un)” yang artinya tidak mengantuk dan
tidak tidur;
c. Kalimat
ketiga, “lahu ma fis samawati wama fi lard (i)” yang artinya milikNya
lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi;
d. Kalimat ke empat, “man
zal lazi yasfa’u indahu olla bi’iznih(i)”, yang artinya Tidak ada yang
dapat memberi syafaat di sisiNya tanpa izinNya;
e. Kalimat
ke lima, “ya’lamu ma baina aidihim wa ma khalfahum.” Yang artinya Dia
mengetahui apa yang dihadapan mereka dan apa yang di belakang mereka;
f. Kalimat
yang ke enam, “wa la yuhituna bisyai’im mim ilmihi illa bima sya’(a)” yang
artinya dan mereka tidak mengetahui sesuatu apapun tentang ilmuNya melainkan
apa yang Dia kehendaki;
g. Kalimat
yang ke tujuh, “wasi’a kursiyyuhus samawati wal ard(a)” yang artinya Kursi-Nya
meliputi langit dan bumi;
h. Kalimat ke delapan, “wa la
ya’uduhu hifzuhuma” yang artinya dan Dia tidak merasa berat memelihara
keduanya;
i. Kalimat
ke sembilan, “wa huwal ‘aliyyul azim(u)” yang artinya dan Dia Mahatinggi,
Maha Besar.
Itulah 9 (sembilan) buah
kalimat yang terdapat di dalam surat Al Baqarah (2) ayat 255.
Sekarang mari kita
renungkan dengan seksama, kalimat pertama yang dikombinasikan dengan kalimat
yang ke sembilan, “Allahu la ilaha illa huw(a) al hayyul qayyum(u)” yang artinya,
“Tidak ada tuhan selain Dia Yang
Mahahidup, yang terus menerus mengurus (makhlukNya)”. Apa yang dikemukakan
dengan tegas pada kalimat pertama dijawab dengan dipertegas kembali dengan
pernyataan, “wa huwal ‘aliyyul azim(u)” yang artinya, “dan Dia Mahatinggi, Maha Besar”. Sebuah kombinasi yang bukan
sembarang kombinasi, kombinasi ini sungguh luar biasa arti dan maknanya yang
menunjukkan betapa sangat berkuasanya Allah SWT.
Kombinasi ini juga
bisa kita lakukan yakni dengan mengkombinasikan kalimat yang ke sembilan dengan
kalimat yang pertama, yang hasilnya juga menunjukkan betapa berkuasanya Allah
SWT di langit dan di muka bumi ini. Adanya kemampuan Allah SWT selaku Dzat Yang
Maha Tinggi lagi Maha Besar maka Allah SWT mampu mengurus, menjaga, memelihara
secara terus menerus seluruh makhlukNya yang telah diciptakanNya tanpa
terkecuali. Apakah hal ini belum cukup menyadarkan diri kita! Apakah hal ini
tidak bisa menjadikan kita lebih beriman kepada Allah SWT!
Berikutnya,
kombinasikan antara kalimat yang ke dua dengan kalimat yang ke delapan, “la
ta’khuzuhu sinatuw wa la naum(un)” yang artinya, “tidak mengantuk dan tidak tidur”; Allah SWT mengemukakan bahwa
tidak mengantuk dan tidak tidur yang berarti Allah SWT selalu siap sedia
kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun untuk mengurus makhlukNya.
Kondisi ini sejalan, serta saling menguatkan dengan kalimat pertama yang
dikombinasikan dengan kalimat ke sembilan diatas. Lalu lihat dan perhatikan kalimat yang
delapan “wa la ya’uduhu hifzuhuma” yang artinya, “dan
Dia tidak merasa berat memelihara keduanya”. Sebuah pernyataan yang saling
mendukung antara pernyataan, “tidak
mengantuk dan tidak tidur” dengan “Dia
tidak merasa berat memelihara keduanya”. Bayangkan jika sampai terjadi
Allah SWT mengantuk sekejab saja dan/atau Allah SWT tidur sebentar saja maka
mengakibatkan Allah SWT merasa berat memelihara kedunya (langit dan bumi
beserta isinya).Tidak terbayangkan betapa kacau balaunya alam semesta ini,
semua apa yang telah digariskan dan apa yang telah ditetapkan berlaku oleh
Allah SWT menjadi berantakan. Matahari, bulan, bintang, bumi keluar dari orbitnya
masing masing, alam dunia sungguh tak terbayangkan seperti apa.
Kombinasi kalimat
yang ke delapan dengan kalimat yang kedua, juga menunjukkan bahwa kombinasi
yang tidak kalah hebatnya dimana Allah SWT benar benar Dzat Yang Maha Kuat,
lagi Maha Hebat karena tidak merasa berat memelihara langit dan bumi yang
sesuai dengan konsep yang telah ditetapkanNya. Akhirnya dengan kemahaanNya
menjaga, memelihara segala yang diciptakan dari waktu ke waktu tanpa henti
menunjukka bahwa Allah SWT tidak mengantuk dan tidak tidur. Sungguh luar biasa
Allah SWT, apakah hal ini tidak bisa kita pahami sehingga kita masih juga
bersikap tidak membutuhkan Allah SWT dan juga AlQuran?
Kombinasi berikutnya
adalah kalimat yang ke tiga dikombinasi dengan kalimat yang ke tujuh, “lahu
ma fis samawati wama fil ard(i)” yang artinya, “milikNya lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi”;
Sebagai pemilik dari langit dan bumi maka dapat dipastikan Allah SWT berkuasa
penuh di langit dan di bumi yang dimilikinya sehingga segala ketentuan dan
aturan yang berlaku di langit dan di bumi pastilah ketentuan dan aturan dari
Allah SWT selaku pemilik. Sekarang mari
kita perhatian kalimat yang ke tujuh dimana Allah SWT mengemukakan dengan
pernyataanNya “wasi’a kursiyyuhus samawati wal ard(a)” yang artinya, “KursiNya meliputi langit dan bumi”.
Kondisi ini memang sepatutnya berlaku karena pencipta yang sekaligus pemilik
alam semesta ini sehingga kekuasaanNya meliputi segala apa yang diciptakan dan
yang dimilikiNya. Kondisi ini juga berlaku saat kalimat yang ke tujuh
dikombinasikan dengan kalimat uang ke tiga, yang hasilnya menunjukkkan
kekuasaan Allah SWT ada di mana mana. Apakah hal ini tidak bisa menghantarkan
diri kita beriman kepada Allah SWT!
Kombinasi berikutnya
adalah kalimat yang ke empat dengan kalimat yang enam, “man zal lazi yasfa’u indahu illa
bi’iznih(i)”, yang artinya, “Tidak
ada yang dapat memberi syafaat di sisiNya tanpa izinNya; ini berarti hanya
Allah SWT sajalah memiliki syafaat, semuanya tidak memiliki termasuk Nabi
Muhammad SAW juga tidak memiliki hak untuk memberi syafaat terkecuali Allah SWT
mengizinkannya. Jika Nabi Muhammad SAW saja tidak memiliki hak untuk memberi
syafaat adalah sesuatu yang wajar karena Nabi Muhammad SAW tidak memiliki ilmu
seperti yang dimiliki Allah SWT. Adanya kekuasaan penuh atas syafaat merupakan
sesuatu yang seharusnya terjadi karena kalimat yang ke enam menjadi jawabannya,
“wa
la yuhituna bisyai’im mim ilmihi illa bima sya’(a)” yang artinya “dan mereka tidak mengetahui sesuatu apapun
tentang ilmuNya melainkan apa yang Dia kehendaki”. Sekarang siapakah yang
mampu mengetahui dan yang memiliki ilmu
tentang langit dan bumi beserta isinya lalu siapa pula yang tahu tentang
kebutuhan umat manusia dengan terperinci, jika bukan Allah SWT. Apalagi jika kejadiannya
pada saat hari berhisab, semuanya tidak bisa apa apa, semuanya hanya bisa diam,
karena saat itu Allah SWT sajalah yang berkuasa.
Dan kalimat yang
kelima, kalimat yang berdiri sendiri, dimana Allah SWT menegaskan tentang
kemahaan dan kebesaran yang dimilikiNya dengan mengatakan “ya’lamu ma baina aidihim wa ma
khalfahum.” Yang artinya “Dia
mengetahui apa yang dihadapan mereka dan apa yang di belakang mereka”.
Dialah Allah SWT Yang Maha Tahu, Yang Maha Ahli, Yang Maha Memahami, lalu
adakah makhluk yang lebih hebat dibandingkan dengan Allah SWT? Dan jika
sekarang Allah SWT mengemukakan mengetahui apa yang dihadapan mereka dan apa
yang dibelakang mereka maka dapat dikatakan semua makhluk yang diciptakan tidak
mengetahui dan tidak memiliki kemampuan apapun termasuk tidak mengetahui
tentang penciptaan dirinya sendiri.
Adanya ayat Kursy
yang sangat memukau, yang terlihat dari sisi kombinasi kalimat kalimatnya serta
menjadikan isi dan kandungannya sangat luar biasa, maka tidak berlebihan jika
syaitan memberitahukan atau membocorkan rahasia tentang ayat Kursy sebagai salah
satu ayat AlQuran yang paling ditakutkan oleh syaitan sehingga diketahuilah
salah satu kelemahan dari syaitan yang berasal dari informasi syaitan itu
sendiri. Hal ini termaktub dalam hadits yang kami kemukakan berikut ini: “Abu Hurairah r.a. berkata: “Rasulullah SAW pernah menugaskan diriku
untuk menjaga kurma zakat, lalu tugas itu aku jalankan. Ketika aku sedang
bertugas, tiba-tiba muncullah seorang lelaki yang sudah tua mendahuluiku, lalu
mengambil kurma dan memasukkannya ke dalam wadahnya. Aku tangkap dia,tetapi dia
mengadu kepadaku yang membuatnya berbuat demikian adalah anak-anaknya
kelaparan, sedang dia orang miskin dan tidak mampu. Akhirnya, aku kasihan juga
kepadanya dan kulepaskan dia dengan
syarat tidak mengulangi lagi perbuatannya. Pada malam ke dua ia datang dan
mengambil kurma lagi, maka aku pegang pakaiannya dan aku berniat untuk
melaporkannya kepada Rasulullah SAW. Akan tetapi, ia mengadu kepadaku dan
menggerutu tentang kemiskinan dan kebutuhan yang dialaminya, sedang
anak-anaknya banyak. Akhirnya, ia kulepaskan lagi. Pada malam ketiga dia datang
lagi, lalu aku tangkap dia. Ia mengadu lagi, tetapi kali ini dia tidak
kubiarkan dan aku bertekad akan menyerahkannya kepada Rasulullah SAW. Lelaki
itu berkata:”Lepaskanlah aku! Aku akan mengajarkan kepadamu suatu ayat bila
kamu membacanya pada malam harimu, maka akan ada penjaga yang memelihara kamu dari gangguan
syaitan.” Para shahabat adalah orang yang sangat getol kepada kebaikan. Oleh
karena itu, Abu Hurairah bertanya:”Ayat apakah itu? Syaitan pun membaca ayat
Kursy. Sesudah itu, Abu Hurairah melepaskannya. Selanjutnya, Abu Hurairah pergi
dan menceritakannya kepada Rasul SAW, lalu Rasul SAW tersenyum dan bersabda:”Tahukah
kamu, siapakah yang kamu ajak bicara sejak tiga malam terakhir, hai Abu Hurairah?”
Abu Hurairah menjawab:”Tidak wahai Rasulullah.” Rasulullah SAW bersabda:”Dia
adalah syaitan. Ketahuilah dia berkata benar kepadamu, sedang dia adalah
pendusta”.(Hadits Riwayat Bukhari, Muslim).” Berdasarkan hadits ini, syaitan telah mengajarkan kepada diri kita bahwa
untuk mengalahkan musuh (mengalahkan syaitan) harus melalui kelemahan musuh,
bukan dengan mengalahkan musuh melalui kekuatan musuh.
Untuk itu jika kita ingin mengalahkan musuh abadi diri kita (syaitan) maka
kita harus melakukan sesuatu yang telah dikatakan oleh syaitan itu sendiri,
dalam hal ini syaitan telah mengemukakan salah satu kelemahannya yaitu syaitan
tidak suka dengan ayat Kursy (maksudnya surat Al Baqarah (2) ayat 255) yang
dibacakan kepadanya. Inilah salah satu
ajaran syaitan yang dapat kita lakukan untuk mengalahkan syaitan. Akan
tetapi ada hal yang harus kita pahami dengan benar bahwa syaitan tidak akan
pernah takut dengan stiker ayat Kursy, atau tulisan tulisan ayat Kursy, atau
lukisan tentang ayat Kursy, atau gambar tentang ayat Kursy. Yang paling ditakuti oleh syaitan adalah
pancaran gelombang bunyi yang dihasilkan dari bacaan ayat Kursy yang dibacakan
langsung oleh diri kita sendiri kepada syaitan. Semakin kita menghayati
bacaan ayat Kursy maka semakin berkualitas pancaran dari gelombang bunyi
(gelombang elektro magenetik) dari bacaan ayat Kursy yang kita baca yang kita
hadapkan kepada syaitan. Semoga kita memahaminya!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar