Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Selasa, 02 April 2024

AYO KITA BUKTIKAN BAHWA ALQURAN ADALAH WAHYU ALLAH SWT (PART 4 of 6)

 

Selain dua hal yang telah kami kemukakan di atas, yaitu tentang mayat firaun dan juga air laut dan air tawar yang bersisian, masih terdapat beberapa hal lainnya tentang hal hal yang ilmiah dikemukakan di dalam AlQuran yang kemudian dibuktikan secara ilmiah pula oleh para ilmuwan tingkat dunia, yakni:

 

1. Prof. Yoshihide Kozai. Dia adalah seorang Direktur Gunma Astronomical Observatory, mantan direktur National Astronomical Observatory of Japan. Dia menghabiskan hampir separuh hidupnya untuk meneliti dinamika langit hingga dikenal sebagai Mekanisme Kozai. Mekanisme ini menggambarkan titik orbit asteroid, yang sekarang digunakan dalam studi tabrakan galaksi dan exoplanets. Dalam pengamatannya terhadap pembentukan bintang, dia berasumsi bahwa bintang terbentuk dari asap. Asap berkumpul di bagian luar yang terlihat kemerah-merahan sebagai awal dari kumpulan panas. Asap yang berkumpul dengan kepadatannya yang tinggi menghasilkan sinar. Karena itu, bintang yang bersinar seperti yang kita lihat sekarang terbentuk dari asap yang menghiasi alam semesta.

 

Para ilmuwan lain menyatakan itu adalah asap yang berkabut. Namun Kozai mengatakan kabut tidaklah cocok untuk menggambarkan asap tersebut, sebab kabut memiliki sifat dingin yang khas dingin, sedangkan asap kosmis agak panas. Bertemulah Kozai dengan Sheikh Abdul-Majeed A. Zindani yang menyajikan sejumlah ayat AlQuran yang menjelaskan awal mula alam semesta dan langit, serta hubungan bumi dan langit. Allah SWT berfirman: “kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati". Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. (surat Fushshilat (41) ayat 11 dan 12).”

 

Ayat di atas ini membuat Kozai heran sekaligus takjub, apalagi setelah mengatahui bahwa AlQuran diturunkan pada 1400 tahun yang lalu. Menurut dia, AlQuran menggambarkan alam semesta seperti yang terlihat dari titik pengamatan tertinggi. Allah SWT berfirman: “dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara[959], sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya. (surat Al Anbiyaa’ (21) ayat 32)

 

[959] Maksudnya: yang ada di langit itu sebagai atap dan yang dimaksud dengan terpelihara ialah segala yang berada di langit itu dijaga oleh Allah dengan peraturan dan hukum-hukum yang menyebabkan dapat berjalannya dengan teratur dan tertib.

"

Saya sangat terkesan dengan menemukan fakta-fakta astronomi yang benar dalam AlQuran, dan bagi kami para astronom modern yang telah mempelajari potongan-potongan yang sangat kecil dari semesta. Kami telah memusatkan upaya kami untuk memahami bagian yang sangat kecil. Karena dengan menggunakan teleskop, kita dapat melihat hanya sedikit bagian dari langit tanpa berpikir tentang seluruh alam semesta. Jadi, dengan membaca AlQuran dan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan, saya pikir saya dapat menemukan jalan masa depan saya untuk investigasi alam semesta," kata Kozai. Karena itu, Kozai percaya bahwa “AlQuran tidak mungkin berasal dari manusia, tapi sang pencipta.” Profesor itu kemudian memusatkan penelitiannya berdasarkan sumber AlQuran.

 

2.  Dr. TVN Persaud. Dia adalah ahli Anatomi, Profesor of Pediatrics and Child Health, dan Profesor Obstetri, Ginekologi, dan Ilmu Reproduksi di Universitas Manitoba, Winnipeg, Manitoba, Kanada. Di sana, ia menjadi Ketua Departemen Anatomi selama 16 tahun. Persaud sangat terkenal di bidangnya. Dia adalah penulis atau editor dari 22 buku dan menerbitkan lebih dari 180 karya ilmiah. Pada tahun 1991, ia menerima penghargaan paling terkemuka di bidang anatomi di Kanada, the JCB Grant Award from the Canadian Association of Anatomists. Uniknya, Profesor Persaud memasukan beberapa ayat Alquran dan hadits di beberapa buku-bukunya. Dia juga kerap mengungkapkan ayat-ayat dan hadits di beberapa konferensi. Ketika ia ditanya tentang keajaiban ilmiah dalam AlQuran yang telah diteliti.

 

Dan inilah dua ayat AlQuran yang dimaksud, yaitu: “Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? bukan demikian, sebenarnya Kami Kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna. (Surat Al Qiyaamah (75) ayat 3 dan 4) dan yang kedua adalah surat Az Zumar (39) ayat 6 yang kami kemukakan berikut ini: “Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan[1306]. yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain dia; Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?.

 

[1306] Tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim.

 

Inilah pernyataan takjub sang profesor tersebut: "Muhammad hanya orang biasa, dia tidak dapat membaca atau menulis, dia seorang yang buta huruf, dan kita berbicara mengenai seseorang yang hidup 1200 atau 1300 tahun yang lalu, namun dapat mengeluarkan satu pernyataan tegas mengenai ilmu pengetahuan alam yang secara ajaib ternyata sesuai dengan ilmu pengetahuan. Saya pikir ini tidak mungkin bisa disebut kebetulan, terlalu banyak keakuratan (yang terdapat di dalam AlQuran). Jadi, tidak sulit bagi saya menerima bahwa ini adalah semacam ilham yang diterimanya yang membuatnya mampu menyampaikan pernyataan itu.

 

3.  Prof. E. Marshall Johnson. Dia adalah profesor dan Ketua Departemen Anatomi dan Perkembangan Biologi. Johnson juga merupakan Direktur Institut Daniel Baugh, Thomas Jefferson University, Philadelphia, Pennsylvania, USA. Johnson pun telah menulis lebih dari 200 karya yang telah dipublikasikan. Profesor Johnson mulai tertarik pada tanda-tanda ilmiah dalam AlQuran saat menghadiri Saudi Medical Conference ketujuh tahun 1982, ketika sebuah komite khusus dibentuk untuk menyelidiki tanda-tanda ilmiah dalam AlQuran dan Hadits.

 

Pada awalnya, Profesor Johnson tidak menerima bahwa ada ayat-ayat yang menjelaskan tentang perkembangan biologi dalam AlQuran dan Hadits. Tapi setelah diskusi dengan Sheikh Zindani, ia mulai berminat dan berkonsentrasi meneliti terkait tahap internal serta pengembangan eksternal janin dalam tubuh manusia. Melalui serangkain penelitian itulah dia berdecak kagum pada apa yang tertulis pada kitab berumur 1400 tahun yang lalu. “Sebagai ilmuwan, saya hanya berurusan dengan sesuatu yang secara spesifik dapat saya lihat. Saya bisa memahami tentang embriologi, tahap perkembangan makhluk hidup, saya dapat memahami tentang kata-kata yang diterjemahkan kepada saya yang berasal dari AlQuran. Sebagaimana saya telah berikan contoh sebelumnya, seandainya saya dapat kembali ke masa itu (zaman Nabi Muhammad), dengan pengetahuan yang saya miliki sekarang, dan saya harus menjelaskan semua itu, saya tetap tidak dapat menjelaskannya.

 

Saya tidak melihat ada bukti yang kuat yang bisa digunakan untuk menyangkal konsep bahwa Muhammad telah mendapatkan informasi ini dari suatu tempat. Jadi saya melihat bahwa sebuah campur tangan ketuhanan telah menjelaskan hal-hal besar yang kemudian diungkap oleh ilmu pengetahuan saat ini. “Mengingat bahwa dia (Muhammad saw) adalah seorang yang buta huruf," katanya. Dia melanjutkan. "Dalam beberapa ayat AlQuran, tercantum penggambaran yang jelas mengenai perkembangan manusia sejak masa tercampurnya Gamet melalui proses organogenesis. Tidak ada catatan yang lengkap dan jelas tentang perkembangan manusia, seperti klasifikasi, istilah dan penggambaran nya, yang ada sebelum ini. Secara keseluruhannya, penggambaran (dalam AlQuran) ini mendahului beberapa abad dalam hal penggambaran mengenai berbagai tahap embrio manusia dan perkembangan janin yang terdapat dalam literatur ilmiah yang ada.

 

4.   Prof. Keith L. Moore. Dia adalah Presiden American Association of Clinical Anatomi (AACA) pada 1989. Juga seorang ilmuawan Anatomi dan Embriologi dengan puluhan kedudukan dan gelar kehormatan dalam bidang sains. Dia menulis bersama profesor Arthur F. Dalley II, Clinically Oriented Anatomy, yang merupakan literatur berbahasa Inggris paling populer dan menjadi buku kedokteran pegangan di seluruh dunia. Buku mereka juga digunakan oleh para ilmuwan, dokter, fisioterapi dan siswa seluruh dunia. Pada tahun 1980, Moore diundang ke Arab Saudi untuk memberikan kuliah anatomi dan embriologi di Universitas King Abdulaziz.

 

Di sana, Moore didekati oleh Komite Embriologi dari Universitas agar membantu menafsirkan ayat-ayat tertentu dalam AlQuran dan Hadits tentang reproduksi manusia dan perkembangan embriologi. Selama tiga tahun bekerja bersama Komite Embriologi tersebut, dia telah membantu menafsirkan banyak pernyataan dalam Alquran dan Sunnah yang mengacu pada reproduksi manusia dan perkembangan janin, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: “kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (surat Al Mu’minuun (23) ayat 13 dan 14).”

 

Sang profesor awalnya mengaku heran dengan akurasi isi surat yang terekam pada abad ke-7 tersebut, sebelum ilmu embriologi didirikan. “Tidak mungkin ayat ini ditulis pada tahun 7 Masehi, karena apa yang terkandung di dalam ayat tersebut adalah fakta ilmiah yang baru diketahui oleh ilmu pengetahuan modern! Ini tidak mungkin, Muhammad pasti menggunakan mikroskop!,” katanya. Namun, dia mengatakan ungkapan mikroskop itu hanya candaan. "Saya hanya bercanda, tidak mungkin Muhammad yang mengarang ayat seperti ini.” Moore mengungkapkan kebahagiaannya karena telah menemukan kebenaran saat dia membantu mengklarifikasi isi ayat AlQquran tersebut. "Jelas bagi saya bahwa pernyataan AlQuran ini telah diterima Muhammad dari Tuhan atau Allah. Karena semua hal ini tidak terungkapkan hingga berabad-abad kemudian. Hal ini membuktikan kepada saya bahwa Muhammad pasti seorang Rasul atau utusan Tuhan atau Allah.

 

5.  Profesor William Brown. Dia adalah seorang pendidik dan pemimpin di Carnegie Mellon University, di mana dia adalah seorang profesor ilmu biologi. Brown adalah anggota dari komunitas Carnegie Mellon sejak tahun 1973, ketika ia bergabung dengan fakultas sebagai asisten profesor ilmu biologi di Mellon College of Science (MCS). Pada 1981, terbit Journal of Plant Molecular Biologies yang mengungkapkan hasil penelitian sebuah tim ilmuwan Amerika Serikat yang dipimpin Profesor William Brown. Itu tentang suara halus yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa (ulstrasonik), yang keluar dari tumbuhan.

 

Suara itu berulang lebih dari 1.000 kali tiap detiknya. Tim berhasil merekam suara itu menggunakan alat perekam canggih. Dari alat perekam itu, getaran ultrasonik kemudian diubah menjadi gelombang elektrik optik yang dapat ditampilkan ke layar monitor. Dengan teknologi ini, getaran ultrasonik tersebut dapat dibaca dan dipahami, karena suara yang terekam menjadi terlihat pada layar monitor dalam bentuk rangkaian garis. Para ilmuwan ini lalu membawa hasil penemuan mereka ke hadapan tim peneliti Inggris, di mana salah seorangnya adalah peneliti muslim. Yang mengejutkan, getaran halus ultrasonik yang tertransfer dari alat perekam menggambarkan garis-garis yang membentuk lafadz Allah dalam layar.

 

Para ilmuwan Inggris ini lantas terkagum-kagum dengan apa yang mereka saksikan. Lalu peniliti muslim mengatakan bahwa temuan tersebut sesuai dengan keyakinan kaum Muslimin sejak 1400 tahun yang lalu. Allah SWT berfirman: “langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (surat Al Isra’ (17) ayat 44).” Setelah menjelaskan tentang Islam dan ayat tersebut, sang peneliti muslim itu memberikan hadiah AlQuran dan terjemahanya kepada Profesor William. "Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi, satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam AlQuran. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan Syahadatain," kata William beberapa hari setelah mendapatkan terjemahan AlQuran.

 

6. Albert Einstein. Banyak yang menganggap Albert Einstein yang lahir dari keluarga Yahudi Jerman adalah seseorang yang tak mengenal agama. Namun, beberapa catatan mensyaratkan ilmuwan besar abad 20 dan penemu teori relativitas itu dekat dengan agama. Melalui surat yang ditujukan kepada temannya, Guy H. Raner Jr. pada Juli 1945 dan September 1949, Einstein menyatakan dengan gamblang terkait pemikirannya tentang Tuhan dan agama. "Dari sudut pandang seorang atheis, itu selalu menyesatkan ketika menggunakan konsep anthropomorphical dalam menangani hal terluar dari lingkungan manusia. Analogi yang kekanak-kanakan," bunyi petikan surat Einstein kepada Raner.

 

Einstein, dalam makalah terakhirnya 'Die Erklarung' (Deklarasi) yang ditulis pada tahun 1954 di Amerika Serikat dalam bahasa Jerman menelaah teori relativitas dalam ayat-ayat AlQuran dan ucapan Imam Ali bin Abi Thalib dalam kitab Nahjul Balaghah. Einstein menyebut penjelasan Imam Ali tentang mimpi perjalanan Mi’raj jasmani Nabi Muhammad ke langit dan alam malaikat yang hanya dilakukan dalam beberapa detik sebagai penjelasan paling bernilai. Einstain juga disebut pernah menyurati ulama Iran, Ayatollah Al Udzma Sayid Hossein Boroujerdi, terkait pandangannya terhadap Islam dan menyatakan ketertarikan terhadap konsep ajaran agama yang dibawa nabi Muhammad SAW. Hal itu dilaporkan Radio Israel pada Maret 2014.

 

Laporan tersebut mengutip video dari Ketua Majelis Ahli Iran, Ayatollah Mahadavi Kani. Ia menjelaskan ketika Einstein mendengar tentang peristiwa kenaikan Nabi Muhammad, sebuah proses yang lebih cepat daripada kecepatan cahaya, dia menyadari hal ini merupakan gerakan relativitas yang sama dengan apa yang Einstein telah pahami. "Einstein berkata, 'ketika saya mendengar tentang kisah Nabi Muhammad dan tentang Ahlul Bait (keluarga nabi), saya menyadari mereka mengerti hal ini jauh sebelum kita," kata Kani, mengutip perkataan Einstein. Namun tidak ada satu bukti autentik yang menyatakan Einstein menerima Islam dan memeluk agama Islam.

 

Saat ini apa apa yang telah dikemukakan oleh Muhammad bin Abdullah sudah ada yaitu ada di dalam kitab suci AlQuran dan apa-apa yang telah dikemukakannya pun sudah dibuktikan secara ilmiah dan terbukti keilmiahannya serta tidak terbantahkan kebenarannya. Jika sudah seperti ini keadaannya, masihkah kita meragukan kebenaran AlQuran adalah wahyu Allah SWT! Semoga dengan adanya keterangan dan pembelajaran ini, kita sekarang mampu mengatakan bahwa benar AlQuran adalah wahyu Allah SWT, kata kita sendiri berikut hujjahnya.

 

Sekarang mari kita hubungkan antara kebenaran AlQuran adalah wahyu Allah SWT dengan pelaksanaan syahadat terutama persaksian Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT. Untuk itu mari kita pelajari terlebih dahulu tentang kemahaan dan kebesaran Allah SWT berikut ini:

 

1.       Dzat Allah SWT Tidak Bisa Dilihat Dengan Mata Manusia. Kita tidak bisa melihat Allah SWT dengan langsung, kita hanya dapat melihat cahaya dari cahaya yang berasal ciptaan-Nya saja, seperti matahari dan bintang. Inilah kehebatan dan kedasyatan dari DzatNya Allah SWT sehingga tidak akan ada yang sanggup melihatnya akan tetapi Allah SWT dapat melihat apapun juga dalam kondisi apapun juga. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al An’am (6) ayat 103 berikut ini: “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”

 

2. Nabi Musa a.s. Pingsan Melihatnya. Nabi Musa as, ingin membuktikan keberadaan Allah SWT, untuk itu Nabi Musa as, memohon kepada Allah SWT untuk memperlihatkan wujud asli Allah SWT secara langsung. Nabi Musa as. melakukan hal ini bukan karena ia tidak mempercayai akan adanya Allah SWT. Akan tetapi Nabi Musa as, ingin lebih percaya kepada Allah SWT atau lebih beriman lagi kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam firmanNya berikut ini: “dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". tatkala Tuhannya Menampakkan diri kepada gunung itu[565], dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, Dia berkata: "Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman". (surat Al A’raaf (7) ayat 143)

 

[565] Para mufassirin ada yang mengartikan yang nampak oleh gunung itu ialah kebesaran dan kekuasaan Allah, dan ada pula yang menafsirkan bahwa yang nampak itu hanyalah cahaya Allah. Bagaimanapun juga nampaknya Tuhan itu bukanlah nampak makhluk, hanyalah nampak yang sesuai sifat-sifat Tuhan yang tidak dapat diukur dengan ukuran manusia.

 

Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Allah SWT belum sampai memperlihatkan Kebesaran dan Kemahaan yang dimiliki-Nya secara langsung kepada Nabi Musa as, Allah SWT baru sekedar membuka sebahagian kecil dari hijab Nur-Nya saja, Nabi Musa as,. langsung pingsan tidak sadarkan diri serta Bukit Tursina hancur tidak sanggup menahan atau tidak sanggup menerima secara langsung Kebesaran dan Kemahaan dari Allah SWT.

 

Sekarang apa jadinya jika kebesaran dan kemahaan Allah SWT diperlihatkan langsung kepada langit dan bumi sedangkan langit dan bumi itu sendiri adalah tempat bagi kekhalifahan yang diciptakan oleh Allah SWT itu sendiri? Yang pasti kekhalifahan yang diciptakan oleh Allah SWT tidak bisa melaksanakan tugasnya di langit dan di bumi dan seluruh rencana Allah SWT menjadi batal.

 

3.    Gunung Hancur Karena Nur-Nya. Saking hebat dan dasyatnya kemampuan yang dimiliki oleh Allah SWT mengakibatkan gunungpun tidak sanggup melihat apalagi menandingi kebesaran dan kemahaan Allah SWT. Hancur, luluh lantah yang dialami oleh gunung disebabkan takut akan kebesaran dan kemahaan Allah SWT. Jika gunung saja yang kelihatannya kuat sampai takut kepada Allah SWT,  kenapa justru kita berani menantang Allah SWT dengan cara tidak mempercayai adanya Tuhan selain Allah SWT, padahal kita menumpang di langit dan di bumi Allah SWT! Sebagaimana dikemukakan dalam firmanNya berikut ini: “Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia  supaya mereka berfikir. (surat Al Hasyr (59) ayat 21).”

 

4.  Manusia Tidak Bisa Berbicara Dengan-Nya Karena Kehebatan Kalam-Nya. Kalam yang dimiliki oleh Allah SWT memiliki kemampuan dan kehebatan yang tiada taranya sehingga membuat manusia tidak dapat berbicara secara langsung kepada Allah SWT. Untuk itu Allah SWT mengutus Malaikat Jibril a.s. sebagai perantara di dalam menyampaikan kalam (wahyu) Allah SWT kepada Nabi-Nya. Sebagaimana firman-Nya berikut ini:  “Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu di wahyukan kepadanya dengan seizinNya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.(surat Asy Syuura (42) ayat 51).”   

 

Adanya peran malaikat atau adanya tugas malaikat, dalam hal ini Malaikat Jibril as, di dalam menyampaikan kalam (wahyu) Allah SWT kepada seorang Nabi, hal ini  menunjukkan kepada kita bahwa Allah SWT sayang kepada umat manusia, termasuk kepada diri kita dan juga dalam rangka menjaga keutuhan langit dan bumi akibat dari ketidakmampuan nya melihat secara langsung kemahaan dan kebesaran yang dimiliki oleh Allah SWT.

 

5.   Binasa Alam Dan Segala Isinya Karena Melihat-Nya. Jika sampai Allah SWT memperlihatkan Dzatnya maka hancurlah seluruh alam semesta ini. Untuk itulah Allah SWT tetap berada di Arsy sehingga kehancuran dan kebinasaan alam tidak terjadi, sebagaimana dikemukakan dalam hadits berikut ini: Ibnu Abbas  r.a berkata: “Nabi SAW bersabda: Allah ta’ala berfirman:“Wahai Musa. Engkau tidak dapat melihatKu. Sesungguhnya tidaklah akan melihatKu suatu makhluk hidup melainkan ia mati dan suatu makhluk yang kering melainkan ia tergelincir dan makhluk yang basah melainkan ia bercerai-berai. Sesungguhnya hanyalah ahli syurga yang tidak kehilangan pandangan dan tidak rusak/hancur jasadnya  dapat melihatKu”. (Hadits Qudsi Riwayat  Al Hakim, 272:202).” 

 

Melihat kondisi kemampuan dari kemahaan dan kehebatan Allah SWT yang tidak akan mungkin diperlihatkan kepada langit dan bumi secara langsung, atau kepada segala ciptaan-Nya secara langsung maka Allah SWT telah menetapkan hal-hal sebagai berikut sebagai wujud tanggung jawab Allah SWT dan sayang-Nya kepada seluruh makhluknya dan juga terhadap rencana besar kekhalifahan di muka bumi, terutama kepada manusia yang telah dijadikannya sebagai hamba dan khalifah, yaitu:

 

1.   Adanya AlQuran sebagai tuntunan tertulis merupakan sebuah media atau alat bantu dan juga sebagai sarana untuk memperkenalkan diri-Nya sendiri baik sebagai Allah SWT yang mempunyai kemampuan serta kehebatan yang tiada banding maupun sebagai inisiator, pencipta dan pemilik alam semesta;

2.  Adanya utusan atau manusia-manusia pilihan atau  adanya Nabi dan Rasul sebagai sarana atau alat bantu untuk menerangkan keberadaan Allah SWT serta segala ciptaan-Nya;

3.       Adanya malaikat sebagai perantara untuk menyampaikan wahyu atau kalam-Nya kepada utusan yang telah dipilihnya.

 

Sekarang jika tidak ada 3(tiga) hal yang kami kemukakan di atas ini, dapatkah keberadaan Allah SWT diketahui dan selanjutnya dapatkah diimani oleh seluruh umat manusia? Tanpa adanya kitab suci AlQuran sebagai pegangan dan tuntunan tertulis dan adanya nabi dan rasul sebagai utusan untuk menerangkan keberadaan Allah SWT serta adanya malaikat sebagai perantara turunnya wahyu maka apa yang Allah SWT kehendaki tidak akan dapat terlaksana. Dan jika sekarang kita diwajibkan untuk melaksanakan rukun iman yang enam dalam satu kesatuan maka sesuailah apa yang di kehendaki oleh Allah SWT sebab sarana untuk itu telah ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar