F. MAMPU MENAMPILKAN
PERILAKU YANG SESUAI DENGAN KEHENDAK ALLAH SWT.
Hikmah yang diperoleh dari orang yang telah mampu mengimani AlQuran yang
diikuti dengan mampu mempelajari,
memahami, mengamalkan, mendak-wahkan, serta mampu menyebarluaskan dan menjadikan
AlQuran sebagai akhlaknya, maka ia mampu menampilkan penampilan yang yang sesuai dengan kehendak Allah SWT,
yaitu:
1. Mampu bertasbih
dengan memuji Allah SWT melebihi tasbihnya makhluk ciptaan Allah SWT yang
lainnya,
sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Hadiid (57) ayat 1 berikut ini: “semua
yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah
(menyatakan kebesaran Allah). dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” Selain mampu bertasbih melebihi bertasbihnya makhluk,
perilaku selanjutnya adalah mampu sujud dan patuh serta taat kepada kepada
Allah SWT, sebagaimana ketentuan surat
Al Hajj (22) ayat 18 berikut ini: “Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada
Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang,
gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar
daripada manusia? dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab
atasnya. dan Barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang
memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” Adanya persamaan perilaku dan
perbuatan antara diri kita dengan makhluk Allah SWT yang ada di langit dan di
bumi terjadilah kesesusaian perilaku
diantara diri kita dengan makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya yang pada
akhirnya terjadilah keharmonisan hidup antara manusia dengan alam semesta
sehingga kerusakan tidak terjadi.
2. Mampu menampilkan penampilan yang mencerminkan nilai
nilai kebaikan sebagaimana akhlak Allah SWT, dalam hal ini adalah menampilkan
konsep Asmaul Husna dalam perilaku kehidupannya.
3. Mampu menampilkan konsep ilmu padi dalam diri, semakin
berisi maka semakin merunduk dengan semakin rendah hati dihadapan Allah SWT.
Semakin banyak belajar akan timbul perasaan semakin bodoh serta semakin kecil
dihadapan Allah SWT yang dilanjutkan dengan terus belajar tanpa mengenal usia.
4. Tidak mau menyakiti sesama makhluk Allah SWT baik melalui
perilaku ataupun perlakuan kepada apa apa yang ada di langit dan di muka bumi
terutama kepada sesuatu yang kita manfaatkan bagi kepentingan diri kita seperti
hewan yang kita konsumsi, tumbuhan yang kita kita konsumsi, udara yang kita
hirup serta air yang sangat kita butuhkan.
5. Selalu membaca Basmallah sebelum mengkonsumsi makanan dan
minuman yang berasal dari ciptaan Allah SWT sehingga makanan dan minuman
(hewan, tumbuhan, air) yang kita konsumsi mau memberikan kebaikan yang
dimilikinya kepada kita dengan suka rela ridha karena Allah SWT.
6. Saling menghargai diantara sesama makhluk ciptaan Allah
SWT yang tidak hanya pada sesama manusia tetapi juga dengan sesama makhluk
ciptaan Allah STW. Apalagi ada sebahagian makhluk yang diciptakan Allah SWT
kita butuhkan seperti pohon, air, udara, hewan dan lain sebagainya.
7. Tidak pernah membangga banggakan keturunan, suku, ras,
kedudukan, pangkat, jabatan, kekayaan yang dimilikinya dan selalu menempatkan
diri sebagai orang yang keshalehan pribadinya tercermin dalam kesalehan sosial.
Tidak mencaci, tidak memaki, tidak merasa dirinya yang paling benar.
Selain dari 7 (tujuh)
hal di atas, orang yang mampu menampilkan
penampilan yang sesuai dengan kehendak Allah SWT, ia tidak pernah alergi dengan
apa yang dinamakan dengan perubahan. Hal ini dikarenakan makna yang hakiki
dari perubahan menjadi tolak ukur untuk mempertahankan atau untuk lebih
meningkatkan kualitas diri. Lalu apa itu yang dimaksud dengan perubahan?
Perubahan menggandung arti atau gerakan menuju kepada kesempurnaan atau
kualitas hidup yang lebih baik dan lebih baik lagi. Dan ingat, seseorang dapat
dikatakan telah berubah jika telah bergeser atau bergerak dari posisi semula
sehingga jika tanpa ada pergeseran atau pergerakan maka tidak akan terjadi
makna perubahan. Perubahan menjadi penting dalam peri kehidupan kita saat ini
karena:
1. Perubahan merupakan
tanda kehidupan, hal ini dikarenakan jika hidup tanpa perubahan sama dengan kematian;
2. Perubahan merupakan
watak alam ini, hal ini ditunjukkan dengan setiap benda, termasuk diri kita
pasti terkena dengan hukum perubahan. Tidak ada yang tidak ada yang tidak
berubah di ala mini, kecuali perubahan itu sendiri;
3. Dibalik setiap
perubahan terkandung harapan sehingga di setiap perubahan timbul harapan semoga
kita lebih baik dari sebelumnya.
Perubahan dalam diri
seseorang tidak akan terjadi dengan sendirinya serta tidak turun dari langit
begitu saja (taken for granted). Perubahan adalah proses yang harus kita
lakukan dengan kesadaran diri untuk merubah apa apa yang ada pada diri kita.
Dan agar perubahan
yang kita lakukan menjadi sebuah perubahan yang besar seperti yang termaktub
dalam surat Al Anfaal (8) ayat 53 berikut ini: “(siksaan) yang demikian itu
adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat
yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa
yang ada pada diri mereka sendiri, dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi
Maha mengetahui.” maka perubahan harus didukung dengan hal hal sebagai
berikut:
1. pola pikir (mindset)
dan niat yang kuat untuk maju dan berubah sehingga kita mampu menjadi pemenang
(winner), terkecuali jika kita berharap menjadi pecundang (looser);
2. Ilmu sebagai landasan
perubahan dan memiliki program unggulan yang sesuai dengan ilmu dan pengetahuan
yang dimiliki;
3. Tindakan yang dapat
mengubah kemungkinan menjadi kenyataan serta sikap pantang menyerah.
Rencana perubahan
gagal di tengah jalan atau berumur pendek sering kali hanya karena kita tidak
memiliki sifat yang satu ini, yaitu sabar dan shalat selalu menyertai saat
melakukan perubahan, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: “Jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (surat Al Baqarah (2) ayat 45)
Ayo segera lakukan
perubahan saat ini juga, jangan menunggu untuk dirubah karena kesempatan untuk
berubah hanya ada pada saat ini karena waktu tidak menunggu diri kita untuk
berubah serta satu satunya jalan untuk menjadi lebih baik dan lebih baik dari
waktu ke waktu hanya melalui jalan perubahan (hijrah).
Jamaah sekalian, itulah
tujuh hikmah yang siap diberikan Allah SWT kepada diri kita dan juga kepada
setiap orang yang mampu mengimani AlQuran sebagai satu satunya buku panduan
yang berisi petunjuk dan pedoman yang berasal dari Allah SWT semata lalu mampu
mempelajarinya, memahaminya, menghafalkannya, mengamalkannya, mendakwah kannya,
menyebarluaskannya yang diiringi dengan mampu pula menjadikan AlQuran sebagai
akhlak bagi dirinya, yang mana aktifitas aktifitas di atas ini harus
dilaksanakan dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Ingat, kita tidak
bisa hanya mengimani AlQuran saja tanpa mempelajarinya, atau kita tidak bisa
hanya mempelajarinya tanpa memahami dan mengamalkannya, dan seterusnya.
Lalu, apakah hanya
itu saja hikmah yang akan diberikan oleh Allah SWT kepada diri kita? Masih ada
lagi hikmah yang siap diberikan Allah SWT kepada diri kita, yaitu:
1. Dinaikkan Derajatnya oleh Allah SWT. Allah SWT akan menaikkan derajat seseorang menjadi lebih baik lagi dari waktu waktu yang
sebelumnya sehingga diri kita kita menjadi sesuai lagi dengan kehendak Allah
SWT, atau diri kita dikembalikan lagi sesuai dengan kehendak Allah SWT, atau
kefitrahan diri kita menjadi sesuai kembali dengan kehendak Allah SWT yaitu
menjadi umat yang terbaik diantara makhluk Allah SWT yang lainnya atau menjadi
makhluk terhormat yang dapat pulang kampung ke tempat yang terhormat.
Sebagaimana dikemukakan dalam surat Ali Imran (3) ayat 110 yang kami kemukakan
berikut ini: “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Sebagai bahan perbandingan, jika kita adalah seorang
pekerja yang bekerja di dalam suatu perusahaan yang mampu melaksanakan segala
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada diri kita, tentu perusahaan
tidak akan berdiam diri atas keberhasilan kita. Hal yang samapun berlaku saat
diri kita berhasil menjalankan kekhalifahan di muka bumi maka Allah SWT pun
tidak tinggal diam saja kepada diri kita sepanjang diri kita mampu melaksanakn
kewajiban dimaksud berdasarkan ketentuan yang tertulis di dalam AlQuran.
Untuk itu bercerminlah atas apa-apa yang telah kita lakukan dengan
mempertanyakan sudah sesuaikah perbuatan dan perilaku diri kita dengan
ketentuan yang terdapat di dalam AlQuran? Jika sudah mudah-mudahan tiket masuk ke syurga
sudah kita peroleh, akan tetapi jika belum segeralah bertaubat terkecuali kita
memilih pulang kampung ke Neraka untuk hidup bertetangga dengan syaitan.
Kondisi ini dimungkinkan karena kita adalah orang
yang menumpang di langit dan di bumi
Allah SWT mampu melaksanakan segala ketentuan yang tertulis yang
terdapat di dalam AlQuran sesuai dengan kehendak Allah SWT. Sekarang maukah
kita dinaikkan derajat diri kita oleh Allah SWT saat hidup di dunia ini?
Jawaban dari pertanyaan ini terpulang kepada diri kita sendiri, karena yang
butuh dengat derajat dinaikkan adalah diri kita sendiri, bukan Allah SWT.
2. Dibersihkan Dari
Pengaruh Ahwa (Hawa Nafsu) dan Syaitan oleh Allah SWT. Allah SWT akan membersihkan jiwa dan pikiran kita dari pengaruh ahwa
(hawa nafsu) maupun akibat pengaruh syaitan serta akibat dari perbuatan dosa
yang kita perbuat saat menjalankan tugas sebagai khalifah di muka bumi. Yang mana baik ahwa (hawa nafsu) dan juga
syaitan ada karena adanya kehendak Allah SWT. Dan jika keduanya ada karena
kehendak Allah SWT maka hanya Allah SWT lah yang paling bisa mengatasi pengaruh
keduanya kepada diri kita.
Untuk itu jika kita ingin dibersihkan, atau ingin
mengalahkan pengaruh buruk dari ahwa
(hawa nafsu) dan juga syaitan maka kita harus bertuhankan Allah SWT melalui
petunjuk AlQuran barulah kita bisa
ditolong oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Ali Imran
(3) ayat 164 yang kami kemukakan berikut ini: “sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman
ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka
sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa)
mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya
sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang
nyata.”
Sebagai abd’ (hamba)-Nya dan yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi yang
sedang menumpang, bisakah kita seorang diri melawan ahwa (hawa nafsu) dan juga syaitan
sedangkan ahwa (hawa nafsu) dan juga syaitan ada karena adanya kehendak Allah
SWT. Adanya kondisi ini berarti kita harus menghadapi ahwa (hawa nafsu) dan
juga syaitan harus bersama dengan Allah SWT lah baru kita bisa menghadapi dan juga
mengalahkan pengaruh buruk dari ahwa (hawa nafsu) juga syaitan.
Sekarang apa jadinya jika kita yang tidak mampu menghadapi ahwa (hawa nafsu) dan juga syaitan seorang diri
lalu kita justru tidak mau mengakui AlQuran, tidak mau melaksanakan apa-apa yang
ada di dalam AlQuran? Hal yang pasti terjadi adalah Allah SWT lepas tangan
dengan diri kita lalu hadapilah sendiri ahwa (hawa nafsu) dan juga syaitan
sehingga hasil akhir dari ini semua adalah jiwa kita dimasukkan ke dalam kategori jiwa fujur serta pulang
kampungnya ke kampung kesengsaraan dan kebinasaan alias neraka jahannam.
3. Dilindungi, Dipelihara, Dijaga oleh Allah SWT. Allah SWT akan melindungi, atau kita akan dipelihara dan dijaga oleh
Allah SWT dari pengaruh buruk ahwa (hawa nafsu) dan syaitan serta dari
orang-orang yang tidak suka dengan diri kita sewaktu menjalankan tugas sebagai
khalifah di muka bumi. Dan yang harus kita perhatikan adalah selama diri kita
masih bernama manusia, atau masih terdiri dari jasmani dan ruh maka selama itu
pula kita butuh dilindungi, dipelihara dan dijaga oleh Allah SWT karena hanya
Allah SWT sajalah yang mampu melindungi diri kita dari pengaruh langsung
ataupun tidak langsung dari ahwa (hawa nafsu) dan juga syaitan serta pengaruh
dari orang orang yang sudah dipengaruhi oleh ahwa (hawa nafsu) dan juga telah
menjadi syaitan yang berwujud manusia.
Hal ini Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Maaidah (5) ayat 67 berikut
ini:“Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan
itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari
(gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak ember petunjuk kepada orang-orang
yang kafir.” dan juga berdasarkan ketentuan
surat Al A’raaf (7) ayat 196 sebagaimana kami kemukakan berikut ini: “Sesungguhnya pelindungku ialah yang telah menurunkan Al kitab
(AlQuran) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.”
4. Hidup Subur Makmur di dunia dan di akhirat. Hikmah lain yang siap diberikan Allah SWT kepada diri kita adalah hidup
subur makmur di dunia dan di akhirat kelak akan masuk syurga. Adanya jaminan
dari Allah SWT kepada diri kita, berarti orang yang mampu meletakkan dan
menempatkan AlQuran sesuai dengan kehendak Allah SWT atau orang mampu
melaksanakan Diinul Islam secara kaffah tidak akan mengalami kesusahan dalam
hidup, tidak akan pernah miskin, apalagi kekurangan saat hidup di dunia ini.
Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Allah SWT dalam surat Al Maaidah (5) ayat
66 berikut ini: “dan Sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan
(hukum) Taurat dan Injil dan (AlQuran) yang diturunkan kepada mereka dari
Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki
mereka[428]. diantara mereka ada golongan yang pertengahan[429]. dan Alangkah
buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.”
[428] Maksudnya: Allah akan
melimpahkan rahmat-Nya dari langit dengan menurunkan hujan dan menimbulkan rahmat-Nya
dari bumi dengan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang buahnya melimpah ruah.
[429] Maksudnya: orang yang
Berlaku jujur dan Lurus dan tidak menyimpang dari kebenaran.
Selanjutnya jika saat ini hidup kita kekurangan, susah, dan juga miskin,
dapat dipastikan ada sesuatu yang salah di dalam diri kita. Untuk itu segeralah
introspeksi diri kita lalu lakukan taubatan nasuha saat ini juga karena waktu
tidak bisa diputar ulang dan ingat di dunia ini tidak ada istilah menyesal ada
di muka. Hal ini dikarenakan kita telah tidak sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh Allah SWT dan untuk itu lakukalah proses hijrah agar diri kita
kembali ke jalur yang sebenarnya.
5. Mengokohkan pendirian dan pemahaman. Allah SWT
akan mengokohkan pendirian dan juga pemahaman kepada orang yang beriman kepada
AlQuran sebagai bagian pelaksanaan Diinul Islam sehingga tidak mudah goyah atau
tidak mudah digelincirkan oleh ahwa (hawa nafsu) dan syaitan sehingga ia selalu
berada di dalam kehendak Allah SWT dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun
juga. Sebagaimana dikemukakan dalam surat An Nahl (16) ayat 102 berikut ini: “Katakanlah, “Ruhulkudus (Jibril) menurunkan
AlQuran itu dari Tuhanmu dengan kebenaran, untuk meneguhkan (hati) orang yang
telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang yang
berserah diri (kepada Allah).”
Adanya pemahaman yang diberikan kepada Allah SWT kepada diri kita maka
AlQuran mampu menjadi nasehat yang memasuki relung hati manusia, sehingga mampu
menjadikan diri manusia menjadi tenteram, tenang, kokoh, tidak mudah digoyahkan
oleh situasi yang kurang menguntungkan ataupun kurang mengenakkan, atau saat
menghadapi ujian dan cobaan hidup.
Namun jika yang sampai kepada manusia hanya sekedar pesan yang terdapat
di dalam AlQuran maka ketahuilah bahwa pesan yang ada di dalam AlQuran bukanlah
sesuatu hal yang bisa memasuki relung hati seseorang. Pesan yang terdapat di
dalam AlQuran hanyalah sekedar informasi atau pemberitahuan yang berasal dari
AlQuran yang diterima oleh telinga manusia, atau hanya sampai di telinga
manusia karena tidak bisa masuk ke dalam relung hati manusia.
Inilah hikmah-hikmah dari diturunkannya AlQuran kepada umat manusia dan
masih banyak lagi. Dan hikmah yang kami kemukakan diatas, kesemuanya siap diberikan
oleh Allah SWT kepada siapapun juga yang mampu meletakkan, menempatkan,
mengakui, menerima, melaksanakan AlQuran sesuai dengan kehendak Allah SWT.Hal
yang harus kita perhatikan adalah hikmah hikmah yang kami kemukakan di atas,
kesemuanya tidak dikehendaki oleh musuh abadi diri kita, dalam hal ini syaitan
sang laknatullah. Syaitan dengan segala kemampuan yang dimilikinya akan selalu
berusaha menggagalkan diri kita, keluarga kita, anak keturunan kita untuk
memperoleh hikmah dimaksud dan hanya bersama Allah SWT lah kita mampu
mengalahkan ahwa (hawa nafsu) dan juga syaitan serta yang mampu menghantarkan
kita pulang kampung ke syurga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar