Berikut ini akan kami kemukakan tentang apa
itu AlQuran yang diturunkan oleh Allah SWT yang ditinjau dari sisi yang lainnya
sehingga kita memiliki pengertian dasar tentang AlQuran yang sangat mendalam
sebagaimana dikemukakan oleh “Muhammad Taqi Ja’fari” dalam
bukunya “Misteri Kehidupan: Rahasia
Dibalik Rahasia” sebagai berikut:
1. AlQuran adalah nasihat dan hidayah terbesar dari Allah
SWT yang disediakan untuk umat manusia, karena AlQuran adalah seperti tali
(pegangan) yang manusia dapat melekat dan bangkit ke tingkat tertinggi
keagungan dan kesempurnaan.
2. AlQuran itu sesungguhnya adalah: cahaya, bimbingan,
hidayah, obat, keberkahan, pesan dari Allah SWT selaku pencipta dan pemilik
dari alam semesta kepada seluruh hamba hamba-Nya.
3. AlQuran adalah kitab yang dapat membantu diri kita
menjadi manusia sejati (menjadi khalifah yang terhormat) dan naik ke martabat
Ilahiah, sehingga mampu pulang kampung ke tempat yang terhormat, yaitu syurga.
4. AlQuran adalah kitab yang memberitahu seluruh kebenaran
tentang umat manusia yang bermakna, bermartabat, terhormat dan tetap dalam
kefitrahan serta alam semesta yang tidak sia sia.
5. AlQuran adalah penyuara (penjawab pertanyaan) yang tidak
akan pernah diam, karena adanya pertanyaan pertanyaan serius yang berasal dari
manusia soal kehidupan yang tidak akan pernah berakhir.
6. AlQuran bukanlah kitab yang dibuat oleh otak manusia yang
terbatas, yang hanya dapat menjelaskan satu aspek dan gagal mempertimbangkan
aspek lain. Sehingga AlQuran bukanlah sesuatu yang menyuruh manusia hanya
melihat dan mengucapkan. Setiap ayat AlQuran adalah kalimat utama yang tidak
dapat dipahami sepenuhnya kecuali jika kita menguasai segala sesuatu tentang
hal itu sebelumnya.
7. AlQuran adalah tempat dimana tanda- tanda Allah dapat
dilihat sejujurnya dan seterang terangnya. Meskipun orang orang mustahil
melihat Allah ketika Rasulullah diutus kepada mereka. Firman Allah dalam
AlQuran memungkinkan mereka untuk menemukan-Nya secara intuitif melalui potensi
potensi fitrah mencari Tuhan. Selain
itu, firman Allah dalam AlQuran menginterpretasikan begitu jelas bagaimana
berbagai masyarakat atau kaum jatuh bangun; sehingga siapapun yang bijak dapat
melihat tatanan dan keselarasan alam semesta di dalamnya, dan merasa benar
benar yakin bahwa "mesin” yang tengah berputar ini harus memiliki
operator.
8. AlQuran merupakan langkah bimbingan untuk menuju
berkurangnya kebodohan dan kebutaan melalui isi dan kandungannya. Hal ini
dikarenakan aspek ilmiah AlQuran sangat menakjubkan. AlQuran sejatinya adalah
ultra ilmiah karena kebenaran AlQuran mencakup keunggulan yang lebih tinggi
dengan apa yang kita lihat dalam kehidupan sehari hari.
9. AlQuran adalah kitab rujukan hidayah yang paling
fundamental dalam Islam, memberikan semua aturan dan ketentuan tentang etika
moral, ideologi, hukum, tugas individu dan sosial yang ditunjukkan dalam banyak
hadits Nabi SAW dan para Imam maksum as.
10. AlQuran adalah sebuah kitab yang memberikan kehidupan
yang berisi aturan aturan yang memberikan kesempatan bagi manusia mengarungi
hidupnya, dan memberitahukan apa yang bisa menghalangi hidup yang berkesadaran.
Sebagaimana kita baca pada permulaan surat Al Baqarah (2) ayat 2 yaitu “AlQuran
adalah petunjuk bagi orang orang yang bertaqwa.”
11. AlQuran bukanlah kumpulan dari perkataan seorang penyair
dan bukan pula perkataan tukang tenung, sebagaimana firman Allah SWT berikut
ini: “Dan
ia (AlQuran) bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman
kepadanya. Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil
pelajaran darinya. (surat Al Ma’arij (70) ayat 40, 41).”
12. AlQuran adalah pelajaran bagi orang orang yang bertaqwa
sebagaimana firmanNya berikut ini: “ Dan sungguh, AlQuran itu pelajaran bagi
orang orang yang bertaqwa.” (surat Al Ma’arij (70) ayat 48)
13. AlQuran juga merupakan penyesalan bagi orang orang kafir
di akhirat dan kelak dan AlQuran juga kebenaran yang sangat meyakinkan. Hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT berikut ini: “Dan sungguh, AlQuran itu akan
menimbulkan penyesalan bagi orang orang kafir (di akhirat). Dan sungguh,
AlQuran itu adalah kebenaran yang meyakinkan. (surat Al Ma’arij (70) ayat 50,
51)
14. AlQuran adalah sebuah kitab yang menyatakan: “Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar benar berada dalam kerugian, kecuali orang
yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya menaati
kebenaran dan nasehat menasehati untuk menetapi kesebaran.(surat Al Ahsr (103)
ayat 1 sampai 5). Sehingga dengan adanya pernyataan ini tidak akan
pernah ada orang yang jatuh ke dalam kemerosotan atau kebisuan. Tidak akan!
15. AlQuran adalah Kemuliaan yang berasal dari Allah SWT atau AlQuran adalah
penunjuk ke jalan yang lurus yang berasal dari Allah SWT untuk kepentingan
kekhalifahan di muka bumi. Allah SWT berfirman dalam surat Az Zukhruf (43) ayat
43, 44 berikut ini: “Maka berpegang teguhlah kamu
kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas
jalan yang lurus.dan Sesungguhnya AlQuran itu benar-benar adalah suatu
kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta
pertanggunganjawab.” Hal ini dikarenakan Allah SWT tidak butuh
dengan AlQuran akan tetapi manusialah yang membutuhkan AlQuran. Sekarang
tergantung diri kita mau menerima ataukah menolak AlQuran?
16. AlQuran adalah hikmah yang banyak mengandung pelajaran, ilmu maupun
pengetahuan, yang pada gilirannya akan memudahkan manusia menjadi abd’
(hamba)-Nya yang sekaligus khalifah-Nya di muka bumi serta mampu menghantarkan
diri kita pulang kampung ke tempat yang terhormat untuk bertemu dengan Yang
Maha Terhormat, hal ini sebagaimana firman Allah SWT yang terdapat dalam surat Yunus
(10) ayat 1 berikut ini: Alif laam raa[668]. Inilah
ayat-ayat AlQuran yang mengandung hikmah.”
[668] Ialah huruf-huruf abjad
yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat AlQuran seperti: Alif
laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara
Ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena
dipandang Termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya.
golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada
pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik
perhatian Para Pendengar supaya memperhatikan AlQuran itu, dan untuk
mengisyaratkan bahwa AlQuran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang
tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa AlQuran
diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka
cobalah mereka buat semacam AlQuran itu.
17. AlQuran adalah untuk seluruh alam, untuk seluruh umat manusia, termasuk
untuk diri, anak dan keturunan kita, sepanjang diri kita mau menerima, mau
mengamalkan dan mau pula melaksanakan apa-apa yang terkandung di dalam AlQuran.
Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Shaad (38) ayat 87, 88 berikut ini:“AlQuran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. dan
Sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita AlQuran setelah beberapa
waktu lagi[1305].”
[1305] Kebenaran
berita-berita Al Quran itu ada yang terlaksana di dunia dan ada pula yang
terlaksana di akhirat; yang terlaksana di dunia seperti kebenaran janji Allah
kepada orang-orang mukmin bahwa mereka akan menang dalam peperangan dengan kaum
musyrikin, dan yang terlaksana di akhirat seperti kebenaran janji Allah tentang
Balasan atau perhitungan yang akan dilakukan terhadap manusia.
18. AlQuran itu adalah mudah dan akan dimudahkan oleh Allah SWT jika kita mau
mempelajarinya atau jika kita mau menelaahnya atau jika kita mau mengamalkannya
sehingga semuanya terpulang kepada diri kita sendiri. Hal ini sebagaimana
dikemukakan dalam surat Al Qamar (54) ayat 22 berikut ini: “dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan AlQuran untuk pelajaran, Maka
Adakah orang yang mengambil pelajaran?.”
19. AlQuran adalah kebenaran yang meyakinkan Sehingga tidak ada keraguan lagi
di dalamnya sehingga apa apa yang dikemukakan di dalamnya mengikat para pihak
dengan kepastian. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Ma’arij (70)
ayat 51 berikut ini: “Dan sungguh,
AlQuran itu adalah kebenaran yang meyakinkan.”
Sekarang kita semua
sudah tahu tentang ketentuan untuk apa AlQuran diturunkan oleh Allah SWT ke muka bumi ini, lalu sebagai
penerima AlQuran yang berasal dari Allah SWT lalu apa sikap kita:
1. Apakah AlQuran ini akan kita sia-siakan begitu saja
sehingga isi dan kandungan AlQuran tetap tersimpan di dalam lemari buku, atau;
hanya sekedar dibaca saja tanpa pernah tahu apa isi yang terkandung di dalamnya
karena isi wahyu pertamanya adalah perintah baca, atau;
2. Apakah kita hanya mampu menjadi pengagum akan
kebesaran AlQuran, atau
3. Apakah kita hanya mampu menjadi komentaror yang
mengkomentari AlQuran saja tanpa pernah merasakan rasa dari untuk apa AlQuran
diturunkan.
Inilah yang sering
terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, kita sering membaca AlQuran tetapi
tanpa pernah tahu isi AlQuran yang kita baca, seperti halnya kita membaca surat
kabar tanpa pernah tahu apa isi berita yang ada di dalam surat kabar itu. Kita
hanya sibuk mempelajari bagaimana cara melantunkan AlQuran tanpa pernah tahu
apa isi dari AlQuran yang kita lantunkan padahal kebesaran AlQuran bukan hanya terletak
pada lantunannya saja melainkan pada isi dan makna yang terkandung di dalamnya
yang sangat luar biasa.
Sekali lagi kami
tegaskan bahwa AlQuran diturunkan untuk
kemaslahatan dan kebaikan umat manusia karena Allah SWT tidak butuh dengan
AlQuran. Kenyataan yang terjadi adalah masih terdapat orang orang yang
berpaling dari AlQuran, walaupun AlQuran sudah ada dihadapan mereka. Banyak
sekali jawaban yang bisa menjelaskan kenapa manusia berpaling dari AlQuran,
yang kesemuanya dapat dikatakan sebagai alasan yang dibuat buat yang tidak
dapat diterima oleh Allah SWT. Sebagai penjelasan awal, bahwa orang orang yang
berpaling dari AlQuran itu terdiri dari beberapa golongan sehingga golongan
golongan yang kami kemukakan di bawah ini harus berhati hati dalam perilaku
kehidupannya. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh “Syaikh Muhammad Abdussalam” dalam bukunya “Bid’ah Bid’ah yang dianggap Sunnah”,
sebagaimana berikut ini:
1. Golongan pertama adalah yang harus berhati hati adalah para ulama. Mereka bisa berpaling
dari AlQuran karena dua alasan:
a. Buku-buku yang mereka baca dan pelajari tidak menghantarkan mereka
mendapat hidayah, tidak menguakkan cahaya ilahi kedalam hatinya, tidak
membukakan pintu rahasia kebesaran yang Maha Perkasa, nasehat yang Maha Rahman
dan bimbingan-Nya yang menyentuh tidak memahamkan makna rangsangan dan ancaman,
dan tidak menjelaskan tentang kisah kisahnya, keajaiban keajaibannya, dan
perhitungan perhitungannya. Padahal kalau saja Allah menurunkan AlQuran ini, “kepada sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah,” (surat Al
Hasyr (59) ayat 21).”
Perhatian mereka hanya fokus kepada masalah masalah logika dan keindahan
sastranya, sebaliknya, hidayah dan dalil yang menunjukkan keberadaan Allah dan
ajaran agama malah mereka abaikan.
b. Kedudukan yang tinggi dan harta yang banyak. Semakin tinggi dan besar
penghasilan seseorang maka akan secara otomatis mengubah pola makan, minum dan
cara berpakaiannya, mengubah gaya hidup dalam berumah tangga, tempat tinggal,
mobil dan garasi, mengembangkan harta, memperluas tanah milik dan ladang,
membangun istana, merenovasi dan meremajakan dan melebarkan tempat tinggal.
Semua ini tentunya akan semakin membuang waktu yang lebih banyak.
2. Golongan kedua adalah orang orang yang kaya tapi kikir, yang disibukkan oleh kekayaan
dan ambisi. Mereka termasuk golongan orang orang yang dinyatakan Allah sebagai:
“Tidakkah kamu perhatikan orang orang
yang menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah
kebinasaan.” (surat Ibrahim (14) ayat 28).” Mereka enggan membayar
zakat yang wajib, apalagi sedekah yang sunnah. Mereka berpaling dari AlQuran
dan peringatan yang bijaksana. Maka Allah SWT mengirimkan syaitan untuk
menaklukkan mereka, untuk menyeret mereka kepada kejahatan, memerintahkan
kepada kekejian dan melarang perbuatan yang baik.
Mereka dihalangi untuk menunaikan shalat jum’at dan shalat berjemaah,
dihalangi mendengarkan AlQuran dan khutbah khutbah. Akhirnya mereka berjihad di
jalan syaitan dengan harta dan jiwa mereka, mereka telah berpaling dari
kebenaran. “Barangsiapa yang berpaling
dari pengajaran (Rabb) yang Maha Pemurah (AlQuran), Kami adakan baginya syaitan
(yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.”
(surat Az Zukhruf (43) ayat 36)
3. Golongan ketiga adalah yang harus berhati hati adalah para qari yang membaca AlQuran demi
kenikmatan duniawi, yaitu mereka yang membaca AlQuran pada acara pesta pesta,
perlombaaan perlombaan dan malam malam peringatan yang meriah. Mereka banyak
belajar berbagai macam qiraat hanya demi penghasilan dan lebih popular, yang
itu artinya, penghasilan yang lebih besar.
4. Golongan keempat adalah yang harus berhati hati ialah orang orang sufi. Mengapa mereka
berpaling dari AlQuran? Jawabannya karena mereka terlalu sibuk dengan doa-doa
dan wirid-wirid dari syaikh mereka,
terlalu syahdu dengan barzansi, malam perayaan, khataman, maulit, hadrat, mimpi
dan wangsit.
5. Golongan kelima adalah yang harus berhati hati ialah orang-orang kebaratbaratan dan para
pegawai. Mereka terlalu memanjakan diri mereka dengan surat kabar yang membahas
masalah politik, majalah majalah hiburan, buku buku cerita, novel, sastra,
puisi dan lainnya. Mereka banyak tahu masalah masalah politik yang pelik,
hikayat dan kisah kisah, anekdot dan puisi dan yang lainnya. Tetapi mereka
tidak memahami sedikitpun ilmu tentang Islam, bahkan mereka menganggap orang
yang bersemangat memahami Islam dan mengamalkannya sebagai orang gila dan orang
terbelakang. Semua ayat AlQuran yang turun tentang orang orang yang berpaling
dari AlQuran serasa menampar ubun-ubun mereka. Allah SWT berfirman: “Dan siapakah yang lebih zhalim daripada
orang yang telah diperingatkan dengan ayat ayat dari Rabbnya lalu dia berpaling
daripadanya dan melupakan apa yang dikerjakan oleh kedua tangannya. (surat Al
Kahfi (18) ayat57).”
6. Golongan keenam adalah orang yang harus berhati-hati ialah orang-orang yang buta huruf.
Bahkan ada orang yang hafal ratusan dongeng, ratusan cerita dan berbagai macam
puisi. Mereka mampu menceritakan semua yang mereka dengar dan yang dibacakan
dihadapannya. Namun, jika engkau mengingatkan kepadanya tentang bacaan AlQuran
agar shalatnya lebih baik, ia akan segera berkelit bahwa mereka tidak mampu
membaca dan menulis. Mereka fasih bicara
dengan orang barat dengan bahasa mereka. Mereka buta terhadap AlQuran namun
mahir membaca dan menulis bahasa asing. Ironisnya mereka tidak mampu melafazkan
surat Alfatihah sekalipun. Masalahnya kembali kepada keinginan dan
kesungguhan. Jika “orang yang buta huruf” itu sungguh sungguh menghafal
perintah dan larangan agama, ayat ayat AlQuran dan Sunnah Nabi yang dia dengar
sebagaimana halnya mereka menghafal pelajaran pelajaran bahasa asing, terntu
mereka akan mampu menghafal ayat ayat AlQuran dan ajaran agama. Bahkan, jika
mereka mau, mereka pasti mampu menghafal seluruh AlQuran dan seribu hadits Nabi
dengan mudah.
7. Golongan ketujuh adalah orang orang yang suka duduk di warung-warung sambil meneguk
minuman keras dan main musik; orang orang yang suka duduk di warung kopi sambil
main kartu, gaple, domino, para pencandu narkoba, rokok, ganja dan lain. Semua
itu hina dan terlaknat, sangat membahayakan dan merusak mental generasi muda.
Berapa banyak rumah tangga dan gedung
hancur gara gara narkoba.
Dan ini pulalah yang telah banyak menghancur kan keharmonisan keluarga
dan rumah tangga serta anak anak generasi penerus. Salah satu jalan yang bisa
kita tempuh untuk mengatasinya adalah melalui kesepakatan para ulama dan juga
masyarakat untuk mengambil peran masing masing untuk saling bahu membahu dalam
menyeru kepada Allah, melalui kitab-Nya dan sunnah Nabi-Nya, dengan penuh
kesungguhan dan kesabaran, dengan santun, nasehat yang baik, dan berdebat
dengan cara yang bijaksana bersama yang tersesat, bersama korban, bersama ahli
bid’ah dan bersama orang orang bodoh.
Dan jika perlu kita membuat sebuah komunitas komunitas yang bertajuk
“wakaf waktu mengajar seminggu sekali” secara konsisten dari waktu ke waktu
kepada masyarakat yang membutuhkan yang sesuai dengan keahlian diri kita masing
masing, yang tidak harus mengajarkan ilmu agama semata, namun kita bisa
mengajarkan apapun selama ilmu itu berguna bagi masyarakat luas. Untuk itu ketahuilah bahwa mengajar itu ada
3(tiga) tingkatan, yaitu:
a. Mengajar tingkat pertama adalah mengajar
kepada umat (masyarakat) baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan
informal yang pada intinya menyuruh orang baik menjadi lebih baik lagi;
b. Mengajar tingkat kedua adalah mengajar di
tempat tertentu baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal
yang menyuruh dan membimbing orang orang yang berkebutuhan khusus serta sedang
terpuruk karena pengaruh narkoba atau sedang menjadi narapidana untuk kita
jadikan mereka menjadi manusia manusia yang berguna di masyarakat seperti mengajar
di Sekolah Luar Biasa, mengajar di Lembaga Pemasyarakatan, mengajar di Rumah
Tahanan, mengajar di panti panti rehabilitasi narkoba, anak jalanan, panti
panti disabilitas dan lain sebagainya;
c. Mengajar tingkat tiga adalah mengajar di tempat
tertentu terutama mengajarkan orang orang yang tidak waras (gila) sehingga saat
kita mengajar tidak bisa mempergunakan bahasa kita namun dengan mempergunakan
bahasa orang yang tidak waras (gila) lalu mampu menjadikan mereka hidup normal
kembali.
Ayo segera mengambil
peran masing masing di masyarakat yang terbaik yang sesuai dengan minat, bakat
dan kemampuan anda masing masing yang tidak sebatas hanya pengetahuan agama
semata. Ingat, ilmu Allah SWT sangat luar biasa. Semoga Allah SWT memudahkan
apa yang kita lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar