Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Jumat, 05 April 2024

INILAH MUKJIZAT DAN KEBESARAN SERTA KISAH KEAJAIBAN ALQURAN (PART 1 of 7)

 

AlQuran merupakan buku pedoman (manual handbook) yang diturunkan oleh Allah SWT  dalam kerangka mensukseskan rencana besar penghambaan kepada-Nya dan juga program kekhalifahan yang ada di muka bumi. AlQuran sebagai buku manual yang berasal dari Allah SWT berarti AlQuran adalah sesuatu yang bersifat original tanpa ada masukan dari siapapun juga termasuk dari diri Nabi Muhammad SAW ke dalamnya.

 

Sebagai kitab suci yang bersifat original hanya dari Allah SWT maka kebesaran dan kemahaan Allah SWT selaku narasumber utama dan satu satunya dalam AlQuran maka segala isi dan kandungannya dapat dipastikan memiliki sesuatu yang istimewa dan juga menakjubkan. AlQuran jika diteliti lebih dalam akan membuat takjub serta mendapatkan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya. Kondisi dan keadaan inilah yang kami istilahkan dengan mukjizat dan kebesaran AlQuran.

 

Salah satu bentuk mukjizat dan kebesaran AlQuran adalah: Ayat-ayat AlQuran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril bukan melalui pendekatan tulisan, melainkan melalui pendekatan lisan. Namun disinilah letak kemukjizatan AlQuran itu, walaupun diturunkan melalui pendekatan lisan, ayat-ayatnya mampu saling menafsirkan antara satu sama lainnya dan tidak ada ayatnya yang saling kontradiksi (saling menjatuhkan) dan alasan untuk hal itu adalah:

 

1.  Ayat ayat AlQuran diturunkan/sampaikan oleh Allah SWT. Ayat apapun yang kita perhatikan, bukan hanya tidak bertentangan antara satu ayat dengan ayat yang lain, bahkan di antara ayat ayatnya saling melengkapi dan memperkaya, karena tiap tiap ayat tersebut menggambarkan bagian dari kebenaran tentang Allah SWT dan alam semesta terkait dengan “manusia sebagaimana dia” dan “manusia sebagaimana seharusnya”. Jika ada pertentangan antara ayat ayat AlQuran, kesatuan maknanya akan berantakan dan efek kemukjizatannya akan lenyap.

 

2.   AlQuran telah dipelajari oleh para kritikus dan ahli kothbah. Jika mereka memang menemukan, bahkan sekecil apapun, perselisihan atau pertentangan di dalamnya, mereka pasti telah menyampaikannya kepada masyarakat, terutama pada saat Islam baru muncul; dan kekuasaan keberhalaan bisa membalas dengan melakukan yang terbaik untuk menghancurkannya, karena mereka telah kehilangan semua kepercayaan, kekayaan, sejarah, dan budaya mereka disebabkan oleh kehadiran agama Islam. Namun faktanya, mereka tak mampu menampilkan kontrakdiksi sedikitpun dalam AlQuran. Jika mereka punya, itu akan memberikan kemenangan mudah bagi mereka, dan tidak perlu sampai terjadi peperangan dan keributan yang berlarut larut.

 

3.   Kesatuan dan struktur sistematis AlQuran dalam menyajikan banyak fakta tentang teologi, ilmu pengetahuan alam, manusia dan alam semesta, keputusan dan perintah, etika moral, dan kisah kisah, tidak meninggalkan keraguan bahwa ayat ayatnya bisa saling menafsirkan satu sama lain tanpa ada kontradiksi.

 

Berdasarkan tiga uraian di atas, terlihat adanya bukti bahwa AlQuran adalah buku Ilahiah (buku  yang berasal dari Allah SWT semata) yang bersifat original dikarenakan belum ada satu bukupun yang ditulis manusia mengenai kebenaran manusia dan alam semesta yang tidak mengalami keterbatasan dan kekurangan, semuanya mengalami adanya keterbatasan dan semuanya ada kekurangan karena penulisnya memiliki keterbatasan kemampuan. Ada beberapa alasan yang membuktikan bahwa AlQuran adalah buku Ilahiah yang bersifat original hanya dari Allah SWT semata, yaitu:

 

1.   Adanya makna dominasi dan kendali absolut. Tidak ditemukan satu karya (buku) buatan manusia seperti AlQuran. Ini adalah salah satu dari kualitas AlQuran yang paling luar biasa. Untuk itu pertimbangkanlah dan renungkanlah dua ayat AlQuran sebagaimana berikut ini: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia. (surat Al Isra’ (17) ayat 23).” Dan juga sebagaimana dikemukakan dalam firmanNya berikut ini: “Dan Tuhanmua telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia. (surat Al Insyiqaq (84) ayat 6).”  Kedua ayat ini memiliki konteks membahas bahwa seluruh alam semesta ini di bawah kontrol dan penguasaan Allah SWT sehingga Allah SWT mampu mengawasi dan menguasai seluruh umat manusia.

 

Kalimat yang luar biasa ini, yang terdapat dalam ayat di atas, Allah SWT sajalah yang mampu menentukan dengan kekuasaan dan pengendalian total terhadap sifat dan tindak tanduk manusia, menentukan tujuan akhir dan jalan yang harus dilalui oleh manusia. Pernyataan seperti itu tidak mungkin dikatakan oleh manusia. Kalimat seperti itu tidak mungkin tanpa dengan kekuasaan mutlak atas ide, cita-cita, pikiran dan penyelewengan manusia. Lalu Allah SWT berfirman: “Maka ke manakah kamu akan pergi (surat At Takwir (81) ayat 26). Pertanyaan “Kemanakah kamu akan pergi?” tentu saja diajukan dari posisi yang memiliki kekuasaan mutlak dan kontrol atas asal (dari mana) manusia, kemana dia pergi setelah di sini dan mengapa dia datang ke sini.

 

Sekarang mari kita perhatikan firman Allah SWT berikut ini: “Dan kami hujani mereka dengan hujan (batu). Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang orang yang berbuat dosa itu.(surat Al A’raf (7) ayat 84).” Pernyataan “perhatikanlah bagaimana kesudahan orang orang yang berbuat dosa” menunjukkan bahwa Allah SWT memiliki kekuasaan mutlak terhadap orang orang yang berdosa. Hukum yang mendominasi keinginan baik dan buruk dari manusia adalah latar belakang yang disiapkan oleh Allah SWT demi mengalirnya hukum hukum alam semesta, tempat di mana kehendak Tuhan ditampilkan. Lalu, masihkah diri kita berlaku angkuh dan sombong saat hidup di dunia?

 

2.   Tidak adanya kontradiksi dalam Ayat-Ayat AlQuran. Adalah sebuah fakta bahwa konflik dan kontradiksi sama sekali tidak ada diantara ayat-ayat AlQuran sehingga akan sangat membantu dan memudahkan diri kita untuk mengetahui isi dan kandungan AlQuran secara lebih baik. Meskipun ayat ayat AlQuran telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW pada saat saat Beliau sibuk dalam hidupnya yang penuh suka dan duka, seperti pada awal misinya, akhir misinya, periode ketika umat Islam didera kesulitan yang menyakitkan, ketika Islam telah menaklukkan seluruh tanah Arab, di saat kemenangan dan kekalahan, suka dan duka, faktanya tidak ada tanda-tanda pertentangan atau konflik antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya.

 

Padahal kita tahu bahwa ayat-ayat AlQuran yang diturunkan oleh Allah SWT melalui perantaraan Malaikat Jibrila as, kepada Nabi Muhammad SAW melalui budaya lisan. Namun setelah semuanya dikumpulkan lalu dibukukan yang diawasi oleh Nabi Muhammad SAW secara langsung hasilnya sangat luar biasa, yaitu tidak ada satupun ayat di dalam AlQuran yang saling kontradiksi dan itu berlaku sampai dengan hari kiamat kelak. Bayangkan budaya lisan saat dibukukan menjadi budaya tulisan, hasilnya sangat sempurna. Inilah salah satu mukjizat dan kebesaran AlQuran yang sangat luar biasa dan yang menunjukkan bahwa AlQuran original hanya dari Allah SWT semata.

 

Berikut ini akan kami kemukakan beberapa contoh yang menunjukkan ayat-ayat AlQuran tidak memiliki kelemahan terutama dari sisi tidak adanya kontradiksi di dalam ayat ayatnya, yaitu:

Contoh pertama, Nabi Musa as, dan Nabi Isa as, adalah dua nabi yang diutus untuk umat Bani Israil dan pada saat yang bersamaan berlaku ketentuan azas patriakat atau garis keturunan bapak.  Saat Nabi Musa as, menyampaikan sesuatu, Ia selalu mengatakan “wahai kaumku” karena Nabi Musa as, bahagian atau anak keturunan dari Bani Israil sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: “Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku! Mengapa kamu menyakitiku, padahal kamu sungguh mengetahui bahwa sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu? (surat As Saff (61) ayat 5).”  

 

Akan tetapi saat Nabi Isa as, menyampaikan sesuatu, Nabi Isa as, tidak mengatakan wahai kaumku, melainkan “wahai Bani Israil’, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini: “Dan ingatlah ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Namun ketika rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata” (surat As Saff (61) ayat 6).” Hal ini dikarenakan Nabi Isa as, bukanlah bagian atau anak keturunan dari Bani Israil, melainkan Isa adalah putra Maryam. Contoh ini menunjukkan bahwa Allah SWT selaku narasumber utama AlQuran sudah mempertimbangkan kondisi ini dengan sebaik baiknya sehingga tidak menimbulkan kontradiksi dikalangan Bani Israil saat itu sampai dengan hari kiamat kelak.

 

Contoh kedua, ada pada surat Al A’raf (7) ayat 17 berikut ini: “Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”  Untuk bisa melihat kesempurnaan AlQuran, kita harus mempelajarinya melalui “kata dari depan dan kata dari belakang” pada dasarnya hampir sama jaraknya dengan “kata dari kanan dan kata dari kiri” sehingga keempat kata ini seharusnya diawali dengan kata “mim” namun kenyataannya tidak. Kata “mim”dipergunakan untuk posisi depan dan belakang, sedangkan untuk kanan dan kiri mempergunakan kata “wa’an”. Lalu apa yang sebenarnya terjadi dengan perbedaan kata “mim” dan “wa’an” ini? Hal ini dikarenakan di kanan dan di kiri manusia, terdapat malaikat penjaga manusia sehingga jarak syaitan ke kanan dan ke kiri manusia memiliki perbedaan dibandingkan dengan jarak dari depan dan dari belakang karena di kanan dan di kiri manusia ada malaikat penjaga. Maha Sempurna Allah SWT di dalam meniadakan kontradiksi yang terdapat di dalam AlQuran. 

 

Contoh ke tiga, ada pada surat Al Baqarah (2) ayat 109 dan surat Al Baqarah (2) ayat 110 di mana kedua ayat ini bisa saling berlawanan jika kita melihat dan mempelajarinya secara sendiri sendiri. Maksudnya surat Al Baqarah (2) ayat 109 jika dipelajari berdiri sendiri  sendiri dan surat Al Baqarah (2) ayat 110 juga dipelajari berdiri sendiri sendiri. Namun jika kita memadukan antara ayat 109 dalam surat Al Baqarah dengan ayat 110 dalam surat Al Baqarah akan terdapat keserasian diantara keduanya. Untuk itu perhatikanlah firmanNya berikut ini: “Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka maafkanlah dan berlapang dadalah, sampai Allah memberikan perintahNya. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (surat Al Baqarah (2) ayat 109).

 

Ayat ini mengemukakan tentang reaksi para Ahli Kitab kepada orang yang beriman, yang mana mereka akan berusaha untuk mengembalikan orang yang beriman menjadi kafir kembali. Dan jika kita bereaksi kepada sikap Ahli Kitab terjadilah permusuhan diantara kita dengan mereka. Namun, Allah SWT menjawabnya melalui surat Al Baqarah (2) ayat 110 berikut ini: “Dan laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.

 

Agar upaya Ahli Kitab tidak terlaksana, atau gagal mengembalikan orang yang beriman menjadi kafir lagi, atau agar tidak terjadi permusuhan di antara kita dengan para Ahli Kitab, maka Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk mendirikan shalat dan menunaikan zakat dalam satu kesatuan sehingga dengan diri kita mampu mendirikan shalat dan menunaikan zakat berarti kita telah mampu melaksanakan habbluminallah dan juga habblumminannas secara satu kesatuan. Akhirnya dengan diri kita mampu mendirikan shalat dan menunaikan zakat secara satu kesatuan, maka usaha Ahli Kitab dengan sendirinya tidak akan mampu menggoyahkan orang yang beriman agar kembali kepada kekafirannya yang dahulu. Adanya contoh ini menunjukkan kepada diri kita begitu luar biasanya isi dan kandungan AlQuran itu. Lalu apakah kondisi ini akan kita sia siakan saja? 

 

Contoh ke empat, ada pada surat Al Mudaddsir (74) ayat 3 yang jika dibaca dari belakang (terbalik) maka huruf hurufnya sebagaimana aslinya yaitu “rabbaka fakabbir.” Jika dari depan huruf dibaca “rabbaka fakabbir” dan dari belakang (terbalik) juga bisa dibaca “rabbaka fakabbir.” yang artinya “Dan agungkanlah Tuhanmu.” Sebuah kata yang sangat luar biasa yang tidak akan mungkin bisa dibuat oleh manusia. Apalagi kata “rabbaka fakabbir” pertama kali diturunkan melalui pendekatan lisan, yang kemudian setelah dituliskan terlihat kehebatanannya.

 

Untuk lebih mempertegas bahwa AlQuran adalah wahyu (kata kata) yang berasal dari Allah SWT semata yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang memiliki banyak keajaiban keajaiban yang menunjukkan kemukjizatan AlQuran, maka kita harus memiliki ilmu dan pengetahuan tentang mukjizat AlQuran. Mukjizat AlQuran tidak boleh dibatasi oleh pemahaman yang kita miliki, akan tetapi pemahaman kitalah yang terbatas sehingga membatasi kemampuan kita untuk memahami kemukjizatan AlQuran. AlQuran memang sudah menjadi mukjizat yang posisinya sudah berada di atas pemahaman diri kita sehingga AlQuran tidak bisa dibatasi kemukjizatannya oleh sebab apapun juga. Jika kita mampu menghargai AlQuran dengan segala kemukjizatan yang ada di dalamnya berarti kita telah mampu menghargai kebesaran dan kemahaan Allah SWT selaku narasumber tunggal AlQuran.

 

Lalu untuk apa kita harus mempelajari mukjizat AlQuran? Mempelajari kemukjizatan AlQuran sangatlah penting bagi diri kita. Hal ini dikarenakan apabila kita hanya mendengarkan AlQuran, atau kita mempelajari bacaan AlQuran kita baru sampai pada tahap mendengarkan atau mempelajari pesan yang disampaikan oleh Allah SWT kepada umat manusia. Namun, jika hanya pesan saja yang sampai kepada diri kita maka pesan tersebut belum tentu sampai menjadi pemahaman diri kita karena pesan yang masuk ke kuping kanan bisa keluar ke kuping kiri atau sebaliknya.

 

Akan tetapi jika kita mampu mengetahui dan memahami kemukjizatan AlQuran yang kita pelajari maka kita mulai memiliki pemahaman AlQuran melalui mukjizatnya masuk ke dalam hati kita. Disinilah letaknya kita wajib mempelajari kemukjizatan AlQuran karena dengan masuknya kemukjizaran AlQuran ke dalam hati kita maka sedikit demi sedikit pemahaman AlQuran sudah mulai kita miliki yang pada akhirnya akan menambah keimanan dan ketaqwaann diri kita. Lalu, semakin tenteram hati kita, semakin tenang hidup kita, dan semakin yakin dan percaya kepada AlQuran, yang pada akhirnya kita mampu menerima AlQuran sebagai cahaya, petunjuk dan pedoman hidup yang memang diturunkan oleh Allah SWT untuk kepentingan umat manusia.

 

Dan hal yang harus kita ketahui tentang hal ini adalah ketertutupan diri kita kepada AlQuran atau terkuncinya hati kita kepada AlQuran, akan menyulitkan masuknya pesan yang ada di dalam AlQuran. Jika pesan yang ada di dalam AlQuran tidak bisa masuk ke dalam hati kita, lalu bagaimana mungkin kemukjizatan AlQuran bisa masuk ke dalam diri lalu memantapkan dan menentramkan hati ini karena ulah diri kita sendiri.

 

Ayo segera persiapkan diri (hati yang bersih) untuk menerima kemukjizatan AlQuran sehingga secara otomatis kita mampu menerima pesan terdalam yang terdapat di dalam AlQuran lalu masuk ke dalam relung hati nurani. Sekarang mari kita bahas tentang kemukjizatan, kebesaran serta kisah kisah tentang keajaiban AlQuran, yang akan kami kemukakan berikut ini: 

 

A.     YANG DIATASNYA ADA SEMBILAN BELAS.

 

Adanya tinjauan terhadap isi dan kandungan AlQuran yang dihubungkan dengan ilmu matematika maka akan menghantarkan diri kita pada sebuah kesimpulan bahwa AlQuran itu bukanlah sesuatu yang dibuat oleh Muhammad bin Abdullah, atau sesuatu yang berasal dari hasil pemikiran Muhammad bin Abdullah karena kemampuan dasar yang dimilikinya sangat bertolak belakang dengan isi dan kandungan AlQuran. Terdapat banyak sekali contoh yang membuktikan bahwa AlQuran itu sangat mengagumkan karena berasal dari Allah SWT dan juga menunjukkan sebagai sebuah mukjizat yang mulia bagi Nabi Muhammad SAW.

 

Sekarang kami ingin mengajak jamaah sekalian untuk mengkaji, merenungkan dan lalu membuktikan sendiri tentang ada apa di balik angka sembilan belas yang terdapat di dalam surat Al Muddassir (74) ayat 30, “Di atasnya ada sembilan belas.” Angka 19 adalah angka sederhana. Angka 19 adalah sepuluh ditambah sembilan (10 + 9). Dari pengungkapan tentang angka 19 yang diperoleh sejak 14 abad yang lalu sampai hari ini apakah ada yang berubah? Tidak ada! Sembilan belas tetap saja angka 19 = 10 + 9.  Dan inilah beberapa rahasia yang terdapat di dalam angka 19 itu, terutama yang berhubungan dengan wahyu pertama, wahyu kedua, wahyu ketiga dan wahyu keempat, serta ayat ayat yang lainnya sebagaimana berikut ini:

 

1.  Angka 19 melambangkan jumlah kata yang terdapat dalam wahyu yang pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang termaktud dalam surat  Al Alaq (96) ayat 1 sampai 5.

 

2.    Angka 19 juga melambangkan jumlah huruf dari wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT sebagaimana tertuang dalam surat Al Alaq (96) ayat 1 sampai 5 yang berjumlah 76 huruf yang merupakan perlambang dari kelipatan angka 19 dikalikan 4 yaitu 76.

 

3.    Angka 19 juga merupakan perlambang dari jumlah seluruh ayat yang terdapat di dalam  surat Al Alaq, dimana surat Al Alaq merupakan surat ke 96 dalam susunan AlQuran.

 

4.   Angka 19 melambangkan jumlah seluruh surat yang ada di dalam AlQuran yaitu 114 yang tidak lain adalah 19 dikalikan dengan 6.

 

5.   Surat Al Alaq merupakan surat yang ke 96 ini jika kita mulai menghitung ke belakang dari surah terakhir yaitu 114, ke 113, ke 112, ke 111 dan seterusnya, maka apabila sampai ke surah 96 ini, ternyata adalah surah ke 19 dari penghabisan surah surah yang ada di dalam AlQuran.

 

6.    Jumlah huruf yang ada di dalam kata Bismillahirahmanirrahim berjumlah 19 (sembilan belas) huruf yang berarti 19 dikalikan 1.

 

7.  Kata Allah dalam arti Tuhan yang Maha Esa, di dalam AlQuran disebut sebanyak 2.698 kali yang berarti 19 dikalikan 142.

 

8.  Kata Arrahman dalam arti Maha Pengasih di dalam AlQuran disebut sebanyak 57 kali yang berarti 19 dikalikan 3.

 

9.  Kata Arrahiem dalama arti Maha Penyayang, di dalam AlQuran disebut sebanyak 114 kali yang berarti 19 dikalikan 6.

 

10.  Jumlah kata Bismillahirahmanirrahim berjumlah 114 kali yang di dapat dari 113 kali di awal surah dalam AlQuran dan satu kali di dalam surat An Naml (27) ayat 30 yang berarti 19 dikalikan 6.

 

Adanya 10 (sepuluh) kondisi yang kami kemukakan tentang angka 19 di atas ini, apakah hal ini sebuah kebetulan belaka ataukah Allah SWT berkehendak untuk menunjukkan inilah mukjizat AlQuran kepada seluruh umat manusia? Jika kita berpedoman kepada kondisi dasar Muhammad bin Abdullah adalah sesuatu yang mustahil di akal jika seseorang yang memiliki kemampuan terbatas seperti manusia biasa, ummi, tidak bisa membaca, tidak bisa menulis  mampu mengarang atau membuat kitab yang dikemudian hari bisa menampilkan 10 (sepuluh) buah kebetulan yang luar biasa dari angka 19 ini. Disinilah salah satu letak kemukjizatan AlQuran yang hendak Allah SWT tunjukkan kepada seluruh umat manusia hanya melalui angka 19 yang terdapat di dalam surat Al Muddassir (74) ayat 30. Akhirnya tidaklah janggal apabila orang orang Muslim selalu mengulang ulang kalimat “yang atasnya ada sembilan belas” selama 14 abad.

 

Angka 19 dari AlQuran tidak mencemarkan. Sembilan belas tetap sembilan belas. Oleh karena nomor ini diberikan adalah dalam rangka menjawab kata kata: “Muhammad yang telah menulis buku tersebut!” namun kenyataannya adalah Allah SWT berasal dari Allah SWT untuk kepentingan manusia. Mengapa harus angka sembilan belas? Karena mudah mengerjakannya? Bukan! Bahkan lebih sukar, karena tidak ada persamaan persamaannya. Bukan seperti nomor yang satu lebih rendah dibawahnya, yaitu 18 yang dapat dibagi dengan 2, 3, 6, dan 9 dan satu angka yang lebih tinggi yaitu 20 yang dapat dibagi dengan 2, 4, 5, dan 10.  Angka Sembilan belas adalah angka yang tidak dapat dibagi yang disebut invisible number, atau angka primer dalam ilmu matematika dan juga angka yang unik karena dimulai dengan angka satu yaitu angka yang terendah dalam sistem perhitungan dan diakhiri dengan angka sembilan angka yang terakhir dalam sistem perhitungan kita (alpha dan omega). Akhirnya kita bisa membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW bukanlah pengarang dan pembuat AlQuran, akan tetapi Beliau hanyalah pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan kepada seluruh umat manusia.

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar