Itulah 8 (delapan) ketentuan yang harus kita imani dari Allah SWT. Lalu, apakah hanya itu saja yang harus kita imani dari Allah SWT? Ternyata masih ada lagi yang harus kita imani dari Allah SWT sebagaimana kami kemukakan berikut ini:
1. Imani Hanya Allah SWT Yang Mengetahui Rahasia Hati. Imani hanya Allah SWT sajalah yang
sanggup mengetahui segala rahasia hati manusia atau rahasia yang masih
tersimpan di dalam hati manusia, sehingga selain Allah SWT tidak akan mampu
melakukannya. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Mujaadilah (58)
ayat 7 berikut ini: “tidakkah kamu perhatikan,
bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? tiada
pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada
(pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula)
pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia
berada bersama mereka di manapun mereka berada. kemudian Dia akan
memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”
Adanya kemampuan yang begitu hebat yang telah
dikemukakan oleh Allah SWT kepada diri kita, sekarang mau kemana diri kita
sembunyi, mau kemana kita melarikan diri, lalu dapatkah kita membohongi Allah
SWT sehingga kita bisa terbebas dari segala pertanggungjawaban sebagai abd’
(hamba)Nya yang juga khalifahNya di muka bumi?
2. Imani Hanya Allah SWT Yang Mampu Menghidup dan Mematikan. Kita harus bisa mengimani bahwa hanya Allah SWT sajalah yang mampu menghidupkan dan mematikan manusia
yang ada di muka bumi ini, tanpa terkecuali, lalu menghidupkannya kembali saat
hari Kiamat kelak, dalam rangka untuk
meminta pertanggungjawaban dari manusia yang telah dijadikan-Nya sebagai abd’
(hamba)Nya yang juga sekaligus khalifahNya di muka bumi serta untuk menentukan
siapakah yang berhak menempati syurga dan siapakah yang berhak menempati
neraka. Sebagaimana telah dikemukakan dalam surat Al Hajj (22) ayat 66 berikut
ini: “dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu,
kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), Sesungguhnya
manusia itu, benar-benar sangat mengingkari nikmat.”
3. Imani Hanya Allah SWT
Yang Mampu Menurunkan Azab. Kita juga harus
mengimani bahwa hanya Allah SWT sajalah yang mampu menurunkan azab, atau
memberikan siksa yang pedih bagi seluruh manusia yang durhaka, atau kepada
manusia yang kafir di muka bumi ini, seperti yang telah dialami oleh kaum
terdahulu, seperti kaum ‘Aad, kaum Tsamud, sebagaimana dikemukakan dalam surat
Al Fajr (89) ayat 6 berikut ini: “Apakah
kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad?.
4. Imani Hanya Allah SWT Yang Mampu Menuntun Manusia. Kita harus mengimani bahwa hanya Allah SWT sajalah
yang mampu menuntun seluruh umat manusia yang ada di muka bumi melalui Diinul
Islam, atau yang mampu menjadikan manusia sebagai makhluk yang terhormat di
muka bumi ini. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Az Zumar (39) ayat 22
berikut ini: “Maka Apakah orang-orang yang
dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya
dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang
besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. mereka
itu dalam kesesatan yang nyata.” Dan masih ada satu hal yang
harus kita jadikan pedoman saat diri kita mengimani Allah SWT bahwa hasil akhir
dari keimanan dan keyakinan diri kita kepada Allah SWT bukan untuk kepentingan
Allah SWT dan bukan pula untuk
kepentingan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT serta bukan pula untuk
kepentingan orang lain serta bukan pula untuk kepentingan penguasa. Akan tetapi
kesemuanya untuk kepentingan diri kita sendiri baik selaku abd’ (hamba)Nya dan
juga selaku khalifahNya di muka bumi.
5. Imani bahwa pencipta
dan pemilik alam raya ini adalah Tuhan yang Maha Bijaksana, Maha Kuasa, Maha
Mengetahui dan Maha Hidup. Hal ini dibuktikan dengan alam
ini bergerak dengan sebuah sistem yang sangat baik, teliti dan rapi. Setiap
bagian pada alam ini saling membutuhkan sehingga mustahil dapat bertahan dan
berlangsung tanpa aturan yang ditetapkan oleh Tuhan yang Maha Tinggi dan Maha
Kuasa. Hal ini termaktub dalam firmanNya berikut ini: “Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan tuhan selain
Allah, tentu keduanya telah binasa. Maha Suci Allah yang memiliki Arsy, dari
apa yang mereka sifatkan. (surat Al Anbiyaa (21) ayat 22).”
6. Imani bahwa Allah SWT
yang Maha Tinggi tidak menciptakan alam raya ini secara main main dan tanpa
tujuan, karena Dzat yang memiliki sifat yang Maha Sempurna tidak pantas menciptakan
sesuatu dengan main main. Selain itu, mustahil kita
dapat memahami maksud Allah dalam penciptaan alam ini dengan detail kecuali
melalui keterangan Rasul yang diutus olehNya atau melalui wahyu. Sebagaimana
termaktub dalam surat Al Mukminuun (23) ayat 115-116 berikut ini: “Maka apakah kamu mengira bahwa Kami
menciptakan kamu main main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak
ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (yang memiliki) Arsy yang
mulia.”
7. Imani bahwa Allah SWT
telah mengutus para Rasul dan menurunkan kitab kitab suci sebagai sarana agar manusia
mengenalNya sekaligus menjelaskan tujuan penciptaan diri mereka, asal usul, dan
tempat kembali mereka. Rasul terakhir yang diutus
olehNya adalah Muhammad SAW yang kedudukannya diperkuat oleh AlQuran, mukjizat
yang abadi. Sebagaimana firmanNya berikut ini: “Dan sungguh, kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk
menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah Taghut, kemudian diantara mereka
ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan.
Maka berjalanlah kamu di bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang orang yang mendustakan (rasul rasul).
(surat An Nahl (16) ayat 36).”
8. Imani bahwa tujuan
dari keberadaan manusia di dunia adalah mengenal Allah Azza wa Jalla dengan sifat sifat yang diterangkan langsung olehNya dan juga agar
manusia taat dan menyembahnya, sebagaimana dikemukakan dalam surat Adz
Dzariyaat (51) ayat 56-57-58 berikut ini: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepadaKu. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak
menghendaki agar mereka memberi makan kepadaKu. Sungguh Allah, Dialah Pemberi
rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.”
9. Imani bahwa orang
mukmin yang taat akan mendapat balasan syurga dan orang
kafir yang bermaksiat akan mendapat balasan neraka, sebagaimana dikemukakan
dalam surat Asy Syura’ (42) ayat 7 berikut ini: “……… Segolongan masuk syurga dan
segolongan masuk neraka.”
10. Imani bahwa manusia
melakukan amal yang baik dan buruk dengan pilihan dan kehendaknya sendiri. Namun, ia tidak bisa berbuat baik kecuali dengan petunjuk dan
pertolongan Allah. Dan, manusia terjerumus dalam kejahatan bukan karena Allah,
melainkan hanya batas kehendakNya, sebagaimana dikemukakan dalam surat Al
Mudaddassir (74) ayat 38 berikut ini: “Setiap
orang bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya.”
11. Imani bahwa hanya
Allah yang berhak membuat hukum dan siapapun tidak boleh melanggarnya. Ulama muslim boleh berijtihad untuk menentukan suatu hukum dalam
kerangka prinsip prinsip syariat yang ditetapkan oleh Allah, sebagaimana
dikemukakan dalam surat Asy Syura’ (42) ayat 10 berikut ini: “Dan apapun yang kamu perselisihkan padanya
tentang sesuatu, keputusannya (terserah) kepada Allah (Yang memiliki sifat
demikian) itulah Allah Tuhanku. KepadaNya aku bertawakkal dan kepadaNya aku
kembali.”
Sebagai abd’ (abd)-Nya yang juga adalah khalifah-Nya di muka bumi, sebagai
tamu yang sedang menumpang di langit dan di bumi Allah SWT, jangan pernah
sekalipun kita mengingkari Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak
disembah, atau jangan pernah sekalipun untuk tidak mengakui Kemahaan dan
Kebesaran Allah SWT atau jangan pernah
mengingkari bahwa Allah SWT adalah Pencipta dan Pemilik dari langit dan bumi,
jika kita tidak ingin dicap sebagai pembangkang seperti halnya Iblis yang
berani menantang perintah Allah SWT. Semoga dengan keimanan dan keyakinan kita
kepada Allah SWT mampu menghantarkan diri kita sukses menjadi abd’ (hamba)Nya
yang sekaligus khalifahNya di muka bumi
sehingga mampu merasakan betapa nikmatnya bertuhankan kepada Allah SWT
Dan agar diri kita mampu menjadi orang yang beriman (memiliki aqidah)
dari waktu ke waktu dalam kondisi yang prima, ada beberapa tuntunan yang harus
dilaksanakan, sebagaimana dikemukakan oleh “Dr Fathi Yakan”, dalam bukunya “Apa Bentuk Komitmen Saya Kepada Islam” berikut ini:
1. Berusaha mengenal Allah dengan mengetahui nama nama dan sifat-sifat yang
sesuai dengan kebesaran-Nya, sebagaimana hadits berikut ini: “Abu Hurairah ra, meriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya, Allah memiliki sembilan puluh sembilan
nama, yaitu seratus kurang satu. Siapapun yang memeliharanya maka akan masuk syurga.Allah adalah tunggal
dan Dia menyukai (bilangan) ganjil. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
2. Berusaha memikirkan makhluk ciptaan Allah dan tidak memikirkan Dzat-Nya,
sebagaimana dianjurkan oleh Rasulullah SAW, “Berpikirlah tentang ciptaan Allah dan jangan berpikir tentang Dzat
Allah karena sesungguhnya, kamu tidak akan mampu mengukurNya.”
3. Harus menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukanNya dengan apapun juga.
Ini merupakan bukti memenuhi panggilan Allah yang disampaikan melalui risalah
risalah para Rasul karena Allah menyeru mereka untuk menyembahNya semata dan
melarang mereka untuk tunduk kepada siapapun, selain kepadaNya.
4. Hanya takut kepada Allah dan tidak pernah takut kepada apapun selain
dariNya. Lalu, rasa takut itu menjadi motivasi untuk mendorong agar menjauhi
segala sesuatu yang dimurkai dan diharamkan oleh Allah.
5. Selalu mengingat Allah dan senantiasa berdzikir kepadaNya. Diam menjadi
wahana berpikir dan bicara menjadi momentum berdzikir. Dzikir kepada Allah adalah obat jiwa yang paling manjur dan senjata
yang paling ampuh untuk menghadapi berbagai tantangan zaman dan persoalan hidup.
Inilah perkara yang sangat dibutuhkan oleh seluruh umat manusia dewasa ini.
6. Cinta kepada Allah yang membuat diri semakin rindu kepada keagunganNya
dan hati mereka terpaut denganNya, sehingga terus memotivasi mereka melakukan
perbuatan yang baik dan memicu semangat berkorban serta berjihad di jalanNya.
Semua itu tidak terhalang oleh gemerlap dunia dan ikatan keluarga, sebagai
implementasi konkret atas firman Allah dan juga sebagai sarana merasakan
manisnya iman yang disinyalir oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Ada tiga perkara yang apabila dimiliki oleh
seseorang, maka dia telah merasakan manisnya iman. Tiga perkara itu adalah dia
lebih mencintai Allah dan RasulNya daripada yang lain; mencintai orang lain
hanya karena Allah; dan tidak suka kembali kepada kekafiran sebagaimana ia
tidak suka dilemparkan ke dalam api. (Hadits Riwayat Bukhari).”
7. Bertawakkal kepada Allah dalam segala urusan dan menyerahkannya kepada
Allah. Sikap ini akan menumbuhkan kekuatan dan semangat dalam diri sehingga
seberat apapun kesulitan yang dihadapi akan tetap dihadapinya. Dalam sebuah
pesan yang sangat mengesankan, Rasulullah SAW bersabda: “Peliharalah Allah maka Allah akan memeliharamu. Peliharalah Allah maka
kamu akan mendapatiNya dihadapanmu. Apabila kamu memohon, maka mohonlah kepada
Allah. Apabila kamu meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada
Allah. Ketahuilah, sesungguhnya, seandainya seluruh manusia sepakat untuk
memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan bisa memberinya kecuali
sebatas yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu. Dan sebaliknya, seandainya
mereka sepakat untuk mencelakaimu, kecuali sebatas apa yang telah ditetapkan
oleh Allah untukmu. Pena telah diangkat dan lembaran catatan telah kering.
(Hadits Riwayat Ath Thirmidzi)
8. Bersyukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya yang tidak terhitung, juga
atas karunia dan rahmat-Nya yang tidak terhingga. Bersyukur adalah bagian dari
etika yang ditunjukkan kepada Dzat yang telah memberi kenikmatan, berbuat baik
dan memberi karunia kepada diri kita.
9. Selalu memohon ampun kepada Allah. Istighfar dapat menghapus kesalahan,
memperbaharui taubat dan iman dan melahirkan ketenangan serta kedamaian,
sebagaiman firmanNya, “Dan barangsiapa
yang melakukan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia memohon ampun
kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(surat An Nisaa’ (4) ayat 110)
10. Selalu merasa diawasi oleh Allah, baik dalam kondisi tersembunyi maupun
terang terangan, sebagaimana firman-Nya berikut ini: “Tidakkah engkau perhatikan bahwa Allah mengetahui apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang
melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada pembicaraan antara lima orang
melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah)
yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka dimana
pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari
Kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu. (surat Al Mujadallah (58) ayat 7)
Semoga kita semua mampu menjaga dan memelihara keimanan yang sudah ada di
dalam diri ini dan mampu pula merasakan buah dari keimanan kepada Allah SWT
baik saat di dunia maupun kelak di akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar