Label

MEMANUSIAKAN MANUSIA: INILAH JATIDIRI MANUSIA YANG SESUNGGUHNYA (79) SETAN HARUS JADI PECUNDANG: DIRI PEMENANG (68) SEBUAH PENGALAMAN PRIBADI MENGAJAR KETAUHIDAN DI LAPAS CIPINANG (65) INILAH ALQURAN YANG SESUNGGUHNYA (60) ROUTE TO 1.6.799 JALAN MENUJU MAKRIFATULLAH (59) MUTIARA-MUTIARA KEHIDUPAN: JALAN MENUJU KERIDHAAN ALLAH SWT (54) PUASA SEBAGAI KEBUTUHAN ORANG BERIMAN (50) ENERGI UNTUK MEMOTIVASI DIRI & MENJAGA KEFITRAHAN JIWA (44) RUMUS KEHIDUPAN: TAHU DIRI TAHU ATURAN MAIN DAN TAHU TUJUAN AKHIR (38) TAUHID ILMU YANG WAJIB KITA MILIKI (36) THE ART OF DYING: DATANG FITRAH KEMBALI FITRAH (33) JIWA YANG TENANG LAGI BAHAGIA (27) BUKU PANDUAN UMROH (26) SHALAT ADALAH KEBUTUHAN DIRI (25) HAJI DAN UMROH : JADIKAN DIRI TAMU YANG SUDAH DINANTIKAN KEDATANGANNYA OLEH TUAN RUMAH (24) IKHSAN: INILAH CERMINAN DIRI KITA (24) RUKUN IMAN ADALAH PONDASI DASAR DIINUL ISLAM (23) ZAKAT ADALAH HAK ALLAH SWT YANG HARUS DITUNAIKAN (20) KUMPULAN NASEHAT UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK (19) MUTIARA HIKMAH DARI GENERASI TABI'IN DAN TABI'UT TABIIN (18) INSPRIRASI KESEHATAN DIRI (15) SYAHADAT SEBAGAI SEBUAH PERNYATAAN SIKAP (14) DIINUL ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH (13) KUMPULAN DOA-DOA (10) BEBERAPA MUKJIZAT RASULULLAH SAW (5) DOSA DAN JUGA KEJAHATAN (5) DZIKIR UNTUK KEBAIKAN DIRI (4) INSPIRASI DARI PARA SAHABAT NABI (4) INILAH IBADAH YANG DISUKAI NABI MUHAMMAD SAW (3) PEMIMPIN DA KEPEMIMPINAN (3) TAHU NABI MUHAMMAD SAW (3) DIALOQ TOKOH ISLAM (2) SABAR ILMU TINGKAT TINGGI (2) SURAT TERBUKA UNTUK PEROKOK dan KORUPTOR (2) IKHLAS DAN SYUKUR (1)

Rabu, 17 April 2024

PERTANYAAN YANG LAZIM DITANYAKAN TENTANG ALLAH SWT (PART 1 of 2)


Allah SWT adalah Dzat yang menamakan dirinya sendiri Allah SWT sebagaimana dikemukakan dalam firman-Nya: “Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku, dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku.”(surat Thaahaa (20) ayat 14). Dimana Dzat yang menamakan dirinya Allah SWT adalah Tuhan bagi seluruh alam yang memiliki kebesaran dan kemahaaan yang sangat luar biasa, sebagaimana telah kami kemukakan melalui pendekatan Route To 1.6.7. 99 di bab sebelum ini. Sebagai abd’ (hamba)Nya yang juga adalah khalifahNya di muka bumi ini tentu kita harus memiliki ilmu dan pemahaman tentang Allah SWT secara baik dan benar. Dan agar diri kita mampu memilikinya, berikut ini akan kami kemukakan pertanyaan pertanyaan yang sering ditanyakan tentang Allah SWT yang kesemuanya dalam kerangka diri kita belajar tentang Allah SWT melalui konsep tahu diri, tahu aturan main dan tahu tujuan akhir.

 

Untuk itu mari kita perhatikan dengan seksama apa yang dikemukakan oleh “Yasin T Al Jibouri’ dalam bukunya “Konsep Tuhan Menurut Islam” yang mengemukakan tentang pertanyaan- pertanyaan yang sering ditanyakan oleh kebanyakan orang tentang Allah SWT yang dilanjutkan dengan jawaban secara singkat atas pertanyaan di maksud. Dimana jawaban dari pertanyaan- pertanyaan di bawah ini akan dijawab sendiri oleh Allah SWT melalui kumpulan dari firman-Nya sendiri yang terdapat di dalam AlQuran.

 

A.     MANA MUNGKIN KITA BISA MELUKISKANNYA?

 

Sekarang mampukah kita melukiskan atau menggambarkan tentang keberadaan Allah SWT melalui kemahaan dan kebesaran yang dimilikinya seperti yang menghidupkan dan yang mematikan? Allah SWT memberikan jawabanNya melalui argumentasi Nabi Ibrahim as, yaitu: “Tuhanku adalah yang menghidupkan dan yang mematikan” sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 258  berikut ini: “Apakah kamu tidak memperhatikan orang[163] yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan".[164]Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, Maka terbitkanlah Dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” Sekarang mampukah kita melukiskan atau mampukah kita menggambarkan tentang keberadaan Allah SWT melalui kemahaan yang dimilikinya yaitu yang menghidupkan dan yang mematikan? Jawabannya adalah mustahil di akal manusia bisa melukiskannya.

 

[163] Yaitu Namrudz dari Babilonia.

[164] Maksudnya raja Namrudz dengan menghidupkan ialah membiarkan hidup, dan yang dimaksudnya dengan mematikan ialah membunuh. Perkataan itu untuk mengejek Nabi Ibrahim a.s.

 

Lain halnya Nabi Musa as, ia memberikan jawaban melalui argumentasinya kepada yang bertanya dapatkah Allah SWT dilukiskan, “Tuhan kamu dan Tuhan nenek nenek moyang kamu yang dahulu:. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Asy Syu’araa (26) yayat 26 berikut ini: “Musa berkata (pula): "Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu".  Lalu Nabi Musa as, juga memberikan argumentasi yang lainnya yaitu, Tuhan yang telah memberikan kepada sesuatu bentuk kejadiannya” sebagaimana dikemukakan dalam surat Thaahaa (20) ayat 50 berikut ini: “Musa berkata: "Tuhan Kami ialah (tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk[925].”

 

[925] Maksudnya: memberikan akal, instink (naluri) dan kodrat alamiyah untuk kelanjutan hidupnya masing-masing.

 

Setelah mengetahui dua argumentasi yang berasal dari Nabi Ibrahim as, dan juga Nabi Musa as, lalu mampukah kita melukiskan keberadaan Allah SWT melalui pernyataan Dialah Tuhan Masryik (Tuhan Timur) dan Tuhan Maghrib (Tuhan Barat) yang ada pada surat Al Muzzammil (73) ayat 9 berikut ini, (Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Maka ambillah Dia sebagai Pelindung.”  Berdasarkan empat buah jawaban yang telah kami kemukakan di atas, mustahil di akal ada orang yang mampu melukiskan Allah SWT berdasarkan keterangan di atas.

 

B. DAPATKAH  ALLAH SWT DIGAMBARKAN DENGAN SEJELAS JELASNYA?

 

Sekarang bisakah kita menggambarkan Allah SWT dengan sejelas jelasnya jika Allah SWT sendiri telah memberikan pernyataan tidak ada sesuatupun yang serupa denganNya, melalui surat Asy Syuura (42) ayat 11 berikut ini: “(dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat.” Tanpa adanya keserupaan dengan sesuatu, maka mustahil di akal jika ada orang atau ada makhluk lain yang bisa menggambarkan Allah SWT dengan sejelas jelasnya karena tidak adanya patokan untuk melukiskannya ke dalam sebuah media gambar tertentu. Apalagi yang mau digambarkan memiliki kemahaan berupa Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

 

C.     DAPATKAH KITA BERTANYA: BAGAIMANA DIA?

 

Dapatkah kita bertanya dengan pertanyaan bagaimanakah Allah SWT? Tidak ada larangan kita mempertanyakan Allah SWT seperti itu. Namun yang harus kita pahami mampukah kita mencerna dan memahami jawaban yang diberikan Allah SWT melalui argumentasi Nabi Musa as, seperti termaktub di dalam surat Asy Syu’araa (26) ayat 23 sampai 26 berikut ini: “Fir'aun bertanya: "Siapa Tuhan semesta alam itu?" Musa menjawab: "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (Itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya". berkata Fir'aun kepada orang-orang sekelilingnya: "Apakah kamu tidak mendengarkan?" Musa berkata (pula): "Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu". Ayat ini mengemukakan, bertanya Fir’aun kepada Musa, “Siapa Tuhan semesta alam itu”? Musa menjawab: “Tuhan kamu dan Tuhan nenek nenek moyang kamu yang dahulu” Ini sebuah jawaban yang tidak bisa menggambarkan seperti apa dan bagaimana keadaan Allah SWT.

 

Jika Tuhan Allah SWT dikatakan Tuhan pencipta langit dan bumi serta apa apa yang diantara keduanya itulah Tuhanmu, maka Tuhan nenek nenek moyang kamu juga yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya pula. Jadi tidak ada beda diantara keduanya, yaitu tetap sama Allah SWT. Untuk itu sebaiknya kita memperhatikan nasehat dari Ali bin Abi Thalib ra, berikut ini: “Jangan berfikir tentang Allah, namun berfikirlah tentang ciptaanNya.Tidak ada jalan untuk mengenalNya dengan menggambarkan dengan sejelas jelasnya “siapa” Dia itu. Namun orang dapat melihat bukti bukti yang menunjukkan bahwa Allah SWT eskis, berkuasa, Maga Tahu, Maha Arif, Maha Pengasih dan Penyayang, bahwa Dia adalah yang menciptakan segala sesuatu.

 

 

D.    APAKAH ALLAH SWT SATU ATAU LEBIH ?

 

Ada berapakah Allah SWT? Allah SWT sendiri yang memberikan jawaban atas pertanyaan berapakah jumlah Allah SWT. Jumlah Allah SWT selamanya hanya ada satu, tidak akan pernah ada tuhan selain Allah SWT lebih dari satu. Untuk itu mari kita perhatikan 3 (tiga) jawaban dari Allah SWT tentang jumlah Allah SWT sebagaimana dikemukakan dalam surat Al Baqarah (2) ayat 163 berikut ini: “dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” Kemudian Allah SWT juga memberikan jawaban melalui surat Al Anbiyaa (21) ayat 22 sebagaimana berikut ini: Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan”. Serta melalui surat Al Ikhlas (112) ayat 1 yang kami kemukakan berikut ini:  “Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.”  

 

Dan jika sekarang Allah SWT sudah menyatakan bahwa hanya satu, Yang Maha Esa, maka kita tidak boleh menyatakan sampai kapanpun juga bahwa Allah SWT berjumlah lebih dari satu. Jika sampai kita lakukan berarti kita telah keluar dari keimanan kepada Allah SWT masuk ke dalam perbuatan syirik lagi musyrik. Jangan sampai kita terlibat dalam syirik dan musyrik karena kebodohan diri kita sendiri yang tidak mau belajar tentang Allah SWT secara baik dan benar.

 

Ingat, Allah itu satu, tetapi Dia akan terlihat dalam banyak modus (keadaan) yang berbeda, persis seperti sebuah benda tercermin dalam beragam cara melalui sejumlah cermin. Ada yang memantulkan bayangan yang lurus, ada yang baur, ada yang jelas, ada yang kabur. Hati atau cermin yang kotor dan rusak bisa jadi akan mengubah tampilan benda yang indah menjadi tampak buruk. Begitu pula manusia yang datang ke akhirat dengan hati yang kotor, rusak dan gelap. Sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan bagi orang lain justru membuatnya sedih dan menderita.

 

E.      APAKAH ALLAH SWT TERIKAT DENGAN TEMPAT?

 

Apakah Allah  SWT terikat dengan tempat? Jawabannya adalah Allah SWT tidak terikat dengan siapapun, tidak terikat dengan jarak, tidak pula terikat dengan ruang dan juga tidak terikat dengan waktu karena Allah SWT sangat berkuasa atas sekalian hamba hambaNya termasuk berkuasa atas langit dan bumi sehingga tidak ada yang bisa mengalahkanNya. Sebagaimana dikemukakan dalam surat Al An’am (6) ayat 18 berikut ini: dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.” Dan juga berdasarkan surat An Nahl (16) ayat 50 berikut ini: mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).”

 

Untuk menunjukkan hal tersebut Allah SWT berada di atas segalanya sehingga yang ada di bawah Allah SWT wajib tunduk patuh kepada Allah SWT, wajib melaksanakan apa apa yang telah diperintahkan Allah SWT dan wajib pula meninggalkan apa apa yang dilarang-Nya. Adanya hal ini menunjukkan bahwa Yang Maha Tinggi berada di atas hamba hamba-Nya dalam hal kekuatan, kekuasaan, kemuliaan, ketinggian, bukan berada di atas hamba hamba-Nya dalam tempat, ruang, area atau lokasi fisik. Ingat, tempat, ruang, area atau lokasi fisik tidak berlaku bagi-Nya. Seandainya Dia di tempat atau area tertentu, maka semua orang ini tidak akan ada bedanya antara yang satu dan yang lain dalam memandang-Nya pada waktu tertentu. Dia tidak terikat waktu atau arah: “Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah) (surat Al Hadid (57) ayat 1)

 

 

F.      KAPAN ALLAH SWT MULAI ADA?

 

Kapan Allah SWT mulai ada? Jawaban dari Allah SWT adalah Allah SWT Dialah yang awal dan yang akhir, Dialah yang Zhahir dan yang Bathin, hal ini menunjukkan kepada diri kita bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Ada, Dia ada tanpa ada yang mengadakan dan akan selamanya ada. Hal ini dikemukakan oleh Allah SWT melalui surat Al Haadiid (57) ayat 3 berikut ini: Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin[1452]; dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. (surat Al Haadiid (57) ayat 3)

 

[1452] Yang dimaksud dengan: yang Awal ialah, yang telah ada sebelum segala sesuatu ada, yang akhir ialah yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah, yang Zhahir ialah, yang nyata adanya karena banyak bukti- buktinya dan yang Bathin ialah yang tak dapat digambarkan hikmat zat-Nya oleh akal.

 

Lalu Allah SWT juga menyatakan bahwa Allah SWT tidak akan pernah binasa sehingga akan ada selamanya, sedangkan makhluk ataupun segala apa yang diciptakan oleh Allah SWT pasti akan binasa, sebagaimana dikemukakanNya dalam surat Al Qashash (28) ayat 88 di bawah ini, janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apapun yang lain. tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” Dan juga berdasarkan surat Ar Rahmaan (55) ayat 26-27 sebagaimana berikut ini: “semua yang ada di bumi itu akan binasa. dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”

 

Sekarang jika ada orang yang bertanya kapan Dia mulai ada, itu berarti orang tersebut berpandangan bahwa Dia pernah tidak ada, yaitu ada kehampaan yang mendahului eksistensiNya. Dia tidak “didahului” oleh siapapun atau apapun. Dia juga tidak “digantikan” oleh siapapun atau apapun. KeabadianNya tidak terikat waktu. EksistensiNya terlalu suci untuk terikat atau bergantung kepada waktu. “Didahului, “digantikan” dan terikat atau bergantung dengan waktu” adalah khas (ciri ciri) dari makhluk yang pasti akan binasa. Namun itu semua tidak berlaku bagiNya. Allah SWT mustahil berubah. Eksistensi Nya abadi.

 

G.    BAGAIMANAKAH KEKUASAAN ALLAH SWT?

 

Untuk dapat menggambarkan kekuasaan Allah SWT di alam semesta ini, Dia menunjukkan dan memperlihatkannya melalui surat Ali Imran (3) ayat 26 berikut ini:Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”  Ayat ini mengemukakan bahwa Dia, dan hanya Dia, Raja segala raja sehingga mampu berbuat sekehendakNya, baik memuliakan ataupun menghinakan siapapun. Sehingga dengan kekuasaanNya, Dia memberikan otoritas (kerajaan) kepada raja raja yang dikehendakiNya sebagaimana firmanNya berikut ini: “Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu (surat Al Mulk (67) ayat 1).

 

Lalu Allah SWT menunjukkan kekuasaanNya yang meluluhlantakkan kesombongan dan kepemilikan harta benda dari makhluk yang akan sirna tanpa membekas saat hari kiamat tiba, sebagaimana firmanNya dalam surat Ghafir (40) ayat 16 berikut ini: (yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatupun dari Keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (lalu Allah berfirman): "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" kepunyaan Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.”

 

H.    BAGAIMANAKAH PENGETAHUAN ALLAH SWT?

 

Allah SWT mengetahui yang ghaib dan yang nampak yang kemudian dipertegas dengan ada pada sisi Allah SWT lah segala kunci kunci semua yang ghaib serta tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. Hal ini dikemukakan oleh Allah SWT dalam firmanNya berikut ini: dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui. (surat Al An’am (6) ayat 73).” Dan juga dikemukakan dalam surat Al An’am (6) ayat 59 sebagaimana kami kemukakan berikut ini: dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” Adanya dua ayat ini, lalu siapa yang bisa mengalahkannya?

 

Kondisi di atas dipertegas oleh Allah SWT dalam surat Al Baqarah (2) ayat 255 yang berbunyi “Allah SWT tidak mengantuk dann tidak tidur” yang menunjukkan betapa luar biasanya kekuasaan dan kebesaranNya sehingga semua dalam pengawasanNya. Lalu Allah SWT mengemukakan sebuah pernyataan “tidaklah Tuhamu lupa” yang termaktub dalam surat Maryam (19) ayat 64 berikut ini: “dan tidaklah Kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.” serta Allah SWT juga mengatakan bahwa Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh) sebagaimana termaktub dalam surat Yunus (10) ayat 61) berikut ini: kamu tidak berada dalam suatu Keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” Jika ini kondisinya, mau kemana lagi diri kita pergi? Semua tempat telah dikuasai oleh Allah SWT.

 

I.        BAGAIMANAKAH FIRMAN ALLAH SWT?

 

Bagaimanakah firman Allah SWT itu? Allah SWT telah memberikan jawaban tentang kondisi firmanNya sebagaiamana berikut ini: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". Pernyataan ini ada pada surat Luqman (31) ayat 27 sebagaimana berikut ini: “dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah[1183]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

 

[1183] Yang dimaksud dengan kalimat Allah Ialah: ilmu-Nya dan Hikmat-Nya.

 

Dan juga pada surat Al Kahfi (18) ayat 109 yang kami kemukakan berikut ini: “Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". Sekarang sanggupkah kita menghitung berapa jumlah air yang ada di lautan yang akan kita jadikan tinta, lalu hitung pula berapa jumlah pohon yang akan kita jadikan pena, sanggupkah kita menghitungnya? Jika kedua hal ini saja tidak mampu kita lakukan lalu bagaimana kita akan menuliskan firman Allah SWT tersebut. Jika sudah seperti ini keadaannya, apa yang kita banggakan dihadapan Allah SWT. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar